Anda di halaman 1dari 4

PRE EKLAMPSI & EKLAMPSI

RSI SITI AISYAH MADIUN


Jl. Mayjend Sungkono No Dokumen : Revisi : Halaman:
No. 38 - 40 Madiun RSI-SA /189/SPO.KEP./I/VI/2018 01 1/4
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Direktur RSI Siti Aisyah Madiun
01 Juni 2018

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


Pengertian Pre eklampsi adalah patologi kehamilan yang ditandai dengan TRIAS
hipertensi, edema dan proteinuria yang terjadi setelah umur kehamilan
20 minggu sampai segera setelah persalinan.
Pre eklampsi Ringan ditandai dengan:
a. Tekanan darah : >140/90 mmHg – <170/110 mmHg
b. Protein uria : < 5 gr/liter dalam 24 jam (+2)
c. Edema : lokal atau general
Pre eklamsi Berat jika terdaat satu atau lebih tanda berikut :
a. Tekanan darah sistolik ≥170 mmHg
b. Tekanan darah diastolik ≥110 mmHg
c. Kenaikan tekanan sistolik >60 mmHg
d. Kenaikan tekanan diastolik >30 mmHg
e. Protein uria >5gr/l/24 jam atau +4 dalam pemeriksaan kualitatif
f. Oliguria <500 ml/24 jam
g. Nyeri kepala yang berat
h. Edema yang masif
i. Edema paru
j. Gangguan visus dan cerebral
k. Nyeri epigastrium/nyeri kuadran atas abdomen, muntah-muntah
l. Terdapat syndrome HELLP (Haemolysis, Elevated Liver
Enzymes and Low Platelet count)
Eklampsia adalah kejang atau koma yang menyertai keadaan
preeklampsi
Tujuan Bayi dan ibu selamat

Kebijakan Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun Nomor : RSI-
SA/587a/KEP/II.6.AU/A/IX/2018 tentang Kebijakan PONEK dalam
rangka meningkatkan kesiapan dalam melaksanakan fungsi pelayanan
obstetric dan neonatologi termasuk penanganan kegawatdaruratan
(PONEK 24 Jam)

20
PRE EKLAMPSI & EKLAMPSI
RSI SITI AISYAH MADIUN
Jl. Mayjend Sungkono No Dokumen : Revisi : Halaman:
No. 38 - 40 Madiun RSI-SA /189/SPO.KEP./I/VI/2018 01 2/4
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Direktur RSI Siti Aisyah Madiun
01 Juni 2018

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


Prosedur Pelaksanaan
Penanganan Pre Eklamsi Ringan:
Pada kehamilan <37 minggu lakukan penilaian 2x seminggu secara rawat
jalan
a. Ucapkan salam sapa pada pasien dan keluarga dan perkenalkan diri
b. Lakukan identifikasi pasien
c. Baca basmalah, bidan lalukan cuci tangan
d. Pantau tekanan darah, protein urin, refleks dan kondisi janin
e. Konseling pasien dengan tanda-tanda bahaya dan gejala pre eklamsi
dan eklamsi
f. Anjurkan lebih banyak istirahat
g. Diit biasa
h. Jika tekanan darah naik maka pasien perlu dirawat
i. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat,
pertimbangkan terminasi kehamilan, jika tidak dirawat sampai aterm
j. Jika protein urin meningkat tangani sebagai pre eklampsi berat
k. Ucapkan hamdallah
l. Lakukan cuci tangan
m. Dokumentasikan tindakan di status rekam medis pasien

Pada kehamilan >37 minggu


a. Jika serviks matang kolaborasi dengan tim medis untuk dilakukan
induksi persalinan
b. Jika serviks belum matang lakukan pematangan serviks dengan
prostaglandin atau tindakan sectio caesaria

Penanganan Pre Eklampsia berat dan Eklamsi


Penanganan Pre Eklampsia berat dan Eklampsia sama kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang

21
PRE EKLAMPSI & EKLAMPSI
RSI SITI AISYAH MADIUN
Jl. Mayjend Sungkono No Dokumen : Revisi : Halaman:
No. 38 - 40 Madiun RSI-SA /189/SPO.KEP./I/VI/2018 01 3/4
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Direktur RSI Siti Aisyah Madiun
01 Juni 2018

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


Penanganan kejang:
a. Berikan obat anti konvulsan, MgSO4
Cara pemberian MgSO4
 Dosis awal
 Ambil 4 gram larutan MgSO4 (10ml larutan MgSO4 40%)
dan larutkan dengan 10 ml akuades
 Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit
 Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 gram
MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM bokong kiri dan
(12,5 ml larutan MgSO4 40%) bokong kanan
 Dosis rumatan
 Ambil 6 gram MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan
larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat,
lalu berikan secara IV dengan kecepatan 28 tetes/menit
selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan
atau kejang berakhir (bila eklampsia)
 Syarat pemberian MgSO4
 Frekuensi pernafasan >16x/menit
 Reflek patela
 Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
 Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, reflek pattela dan jumlah
urine
 Bila frekuensi pernafasan <16 x/menit dan atau tidak di dapatkan
reflek tendon patela, dan atau terdapat oliguria (produksi urin <0,5
ml/kg BB/jam) segera hentikan pemberian MgSO4
 Bila terjadi depresi nafas, berikan Ca Glukonas 1 gr IV (10 ml
larutan 10%) bolus dalam 10 menit

22
PRE EKLAMPSI & EKLAMPSI
RSI SITI AISYAH MADIUN
Jl. Mayjend Sungkono No Dokumen : Revisi : Halaman:
No. 38 - 40 Madiun RSI-SA /189/SPO.KEP./I/VI/2018 01 4/4
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Direktur RSI Siti Aisyah Madiun
01 Juni 2018

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


 Apabila terjadi eklampsia, lakukan penilaian awal dan tata
laksana kegawatdaruratan. Berikan kembali MgSO4 2 gram IV
perlahan (15-20 menit). Bila setelah pemberian MgSO4 ulangan
masih terdapat kejang, dapat dipertimbangkan pemberian
diazepam 10 mg IV selama 2 menit.
b. Oksigen 4-5 lpm
c. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
d. Baringkan pasien pada sisi kiri untuk menghindari resiko aspirasi
e. Lakukan cuci tangan
f. Rapikan alat – alat
g. Ucapkan hamdalah
h. Dokumentasikan setiap tindakan di status rekam medis pasien
Unit Terkait 1. Ruang Bersalin
2. UGD

23

Anda mungkin juga menyukai