Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN HIPERTENSI DALAM

KEHAMILAN DENGAN PRE EKLAMPSIA


DAN EKLAMPSIA
No.Dokumen : SOP/UKP/ /UPT PKM Lara I

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4
MAHA AMIN, SKM
UPT PUSKESMAS
NIP: 19741203
LARA I
199503 1 001
1. Pengertian Pre eklampsia adalah patologi kehamilan yang ditandai
dengan TRIAS hipertensi, edema dan proteinuria yang
terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu sampai segera
setelah persalinan
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mencegah pre eklampsia ringan
berlanjut menjadi preeaklampsia berat.
3. Kebijakan
SK Kepala Puskesmas tentang Standar Layanan Klinis

4. Referensi Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.


2022
5. Prosedur/ 1. Penanganan pre eklampsia ringan
Langkah-
a. Kehamilan kurang dari 37 minggu
langkah
Lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat
jalan
 Pantau tekanan darah, protein urine, reflex
patella dan kondisi janin
 Konseling pasien dengan tanda-tanda bahaya
dan gejala pre eklampsia dan eklampsia
 Lebih banyak istirahat
 Diet biasa
 Jika tekanan darah naik maka pasien perlu
dirawat
 Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin
terhambat pertimbangan terminasi kehamilan,
jika tidak rawat sampai aterm
 Jika protein urine meningkat tangani sebagai
preekmlampsi berat
b. Kehamilan lebih dari 37 minggu
 Lakukan terminasi kehamilan dengan induksi
atau SC
2. Penanganan pre eklampsia berat dan eklampsia
Penanganan pre eklampsia berat dan eklampsia sama,
kecuali bahwa persalinan barus berlangsung 12 jam
setelah timbulnya kejang pada eklampsia, semua
kasus pre eklampsia berat harus ditangani secara aktif,
penanganan konservatif tidak dilanjutkan.
3. Penanganan kejang
a. Beri obat anti konvulsan
b. Perlengkapan untuk penanganan kejang
c. Oksigen 6 lpm
d. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
e. Baringkan pasien pada sisi kri untuk menghindari
resiko aspirasi
f. Setelah kejang aspirasi mulut dan tenggorokan jika
di perlukan
4. Penanganan umum
a. Jika tekanan diastolic lebih dari 110 mmHg, berikan
obat antihipertensi, sampai tekanan diastolic
diantara 90-110 mmHg
b. Pasang infus dengan jarum ukuran besar
c. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload
d. Pasang kateter urin untuk memantau pengeluaran
urin dan proteinurin
e. Reflex patella +/+
f. Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam (minimal
0,5 cc/kg/BB/jam)
 Hantikan pemberian MgSO4 dan berikan cairan
IV (NaCl 0,9% atau RL) dengan kecepatan tetesan
1 liter / 8 jam
 Pantau kemungkinan edema paru
g. Observasi tanda-tanda vital dan denyut jantung
janin tiap jam
h. Jika terjadi edema paru berikan injeksi fureosemide
40 mg IV
i. Tersedia Ca Glukosa 10%
5. Anti konvulsan
6. Segera rujuk dan tetap menjaga tanda vital
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang 1. Melakukan Informed consent
perlu
2. melakukan stabilisasi pada pasien
diperhatikan

1. Rekam Medik

8. Unit Terkait 2. Rujukan


3. Obat
9. Dokumen 1. Rekam Medis Pasien
Terkait
2. Buku KIA
3. Buku Register

10.Rekaman Tanggal mulai


No Yang diubah Isi perubahan
Historis diberlakukan
perubahan

2/2

Anda mungkin juga menyukai