Anda di halaman 1dari 8

NAMA : SALSHABILLA DEVY R.

NIM : 191611018152463
FAK/JUR : EKONOMI/MANAJEMEN
UAS PEND. AGAMA ISLAM 2
DOSEN : DR. H. ZULFI MUBARAQ, MAg.

2. Apa yang dimaksud dengan hudud dan bagaimana tata cara menghukum, ketika
ada pelaku yang merasa diperlakukan tidak adil dengan hukuman tersebut?
Pengertian Hudud secara etimologi / bahasa adalah jamak dari kata had yang berarti
memisahkan salah satu barang atau (sesuatu) agar tidak tercampur dengan yang lain, dan
salah satunya tidak melampaui batas atas yang lainnya. Dalam kamus besar bahasa
indonesia, kata had bermakna batas hingga menghadkan berarti membatasi, menentukan
batasnya supaya tidak melebihi jumlah ukuran dan sebagainya yaitu mengkhususkan.
Berdasarkan pengertian diatas, secara etimologi dapat dirumuskan bahwa hudud adalah
suatu pemisahan atau pembatas yang tidakboleh dilewati karena suatu pelanggaran yang
mempunyai hukuman. Sedangkan secara terminologi, Muhammad Al-Jurjaniy memberi
definisi bahwa hudud adalah hukuman yang tertentu kadarnya yang wajib ditetapkan
karena merupakan hak Allah. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jurzariy, hudud adalah
larangan Allah yang diperintahkan kepada manusia untuk memeliharanya dan tidak
mendekatinya.

ُ ‫َوَأ ِن احْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َما َأ ْن َز َل هَّللا‬


“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah.” (AL-MAIDAH: 49)

‫اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل‬


ِ َّ‫َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَي َْن الن‬
“Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil.” (AN-NISA: 58)
1

Sabda Rasulullah SAW :

Tata cara mengukumnya yaitu :


- Larangan berzina, Hukuman terhadap muhsan atau orang yang sudah baligh, berakal,
merdeka, sudah pernah bercampur dengan jalan yang sah adalah rajam. (dilontar
dengan batu yang sederhana sampai mati). Sedangkan orang yang tidak muhsan
adalah didera seratus kali dan diasingkan ke luar negeri selama satu tahun.
- Larangan menuduh orang berzina, Orang merdeka didera delapan puluh kali, dan
hamba empat puluh kali dera, dengan beberapa syarat yang akan dibahas kemudian.
Syarat tuduhan yang mewajibkan dera 80 kali, yaitu : a). Orang yang menuduh sudah
baliq, berakal, dan bukan ibu, bapak, atau nenek dan seterusnya dari orang yang
dituduh. b). Orang yang dituduh adalah orang islam, sudah baliq, berakal, merdeka,
dan terpelihara (orang baik).

1
Rasyid,H.Sulaiman.FIQIH ISLAM (HUKUM FIQIH ISLAM). Bandar Lampung : PT. Sinarbaru
aglensindo
Bandung. 1986. Hal – 436.
- Larangan meminum minuman keras (memabukkan), Orang yang meminum minuman
keras wajib didera empat puluh kali apabila ada saksi dua orang laki-laki atau dia
mengaku sendiri.
- Larangan Mencuri, Mencuri adalah sebagian dari dosa besar.Orang yang mencuri
wajib dihukum yaitu dipotong tangannya. Apabila ia mencuri untuk yang petama
kalinya maka dipotong tangannya yang kanan (dari pergelanga tapak tangan). Bila
mencuri kedua kali, dipotong kaki kirinya (dari ruas tumit), mencuri yang ketiga
dipotong tangannya yang kiri, dan keempat dipotong kakinya yang kanan. Kalau dia
masih juga mencuri, dipenjarakan sampai ia tobat.
- Hukuman Bagi Perampok, hukumannya yaitu dibunuh,dipotong tangan, penyaliban
dan diasingkan ke luar negeri.
- Bugah, Cara memerangi bugah hendaklah dengan cara membela diri, sebagaimana
yang telah dijelaskan titik berarti dengan tertib mulai dari yang sering and ringannya,
karena yang dimaksud adalah supaya mereka kembali taat kepada imam dan
menyebabkan kejahatan mereka titik oleh karena itu, kaum bugah yang tertawan tidak
boleh dibunuh, harta mereka tidak dijadikan harta rampasan.
- Riddah, (murtad) adalah kembali atau berbaliknya seseorang dari keimanan. Dan dihukum
mati, ia tidak boleh dimandikan, tidak dishalatkan, dan tidak dikuburkan di perkuburan orang
islam.
- Meninggalkan Shalat, maka ia wajib dihukum mati seperti orangorang murtad, juga
tidak dimandikan, tidak dishalatkan, dan tidak dikuburkan di pekuburan orang Islam.

3. Apa yang dimaksud dengan makanan yang halal dan haram, serta bagaimana tata
cara memilah dan memilih makanan, antara yang halal dengan yang haram?
Pendapat saya makanan yang halal adalah makanan yang boleh dikonsumsi, dari hewan
ternak yang cara penyembelihannya sesuai dengan aturan agama.

َ ‫ۖ ُأ ِح َّل لَ ُك ْم‬
َ ‫ص ْي ُد ْالبَحْ ِر َوطَ َعا ُمهُ َمتَاعًا لَ ُك ْم َولِل َّسي‬
‫َّار ِة‬
"Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal)
darilaut sebagai makanan yang lezat bagimu dan bagi orang yang dalam
perjalanan." (AL-MÄ'IDAH: 96).

Dan makanan yang haram menurut pendapat saya adalah makanan yang tidak boleh
dikonsumsi dan jika dikonsumsi akan berdosa.
Diharamkan memakan sesuatu yang bukan binatang apabila memberi mudarat pada
badan atau akal, seperti racum, candu(opium), arak, batu, kaca, dan lain-lain. yang
menjadi pokok haramnya makanan dari lima: 1. nasdari Al-Qur’an danhadis 2. Karena
disuruh membunuhnya 3. Karena dilarang membunuhnya. 4. karena keji (kotor). 5.
Karena memberi mudarat.

firman Allah Swt .:


ُ‫ة‬y َ‫ ِه َو ْال ُم ْن َخنِق‬y ِ‫ر هَّللا ِ ب‬y ‫ُأ‬
ِ y‫ َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِزي‬y ‫ةُ َوال‬y َ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيت‬
ِ y‫ َّل لِ َغ ْي‬y ‫ا ِه‬yy‫ر َو َم‬y ْ ‫ ِّر َم‬y‫ُح‬
‫ا ُذبِ َح َعلَى‬yy‫ا َذ َّك ْيتُ ْم َو َم‬yy‫بُ ُع ِإاَّل َم‬y ‫الس‬ َ y‫ا َأ َك‬yy‫ ةُ َو َم‬y‫يح‬
َّ ‫ل‬y َ ‫ةُ َوالنَّ ِط‬y َ‫و َذةُ َو ْال ُمتَ َر ِّدي‬yyُ‫َو ْال َم ْوق‬
‫ب‬ ُ ُّ‫الن‬
ِ ‫ص‬
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala.”(AL-MA’IDAH:3).

Tata cara memilah dan memilih makanan yang halal dan haram yaitu menurut saya kita
harus mengetahui terlebih dahulu mana makanann yang diperoleh dengan cara yang
halall, dan saat kita pergi ke suatu tempat atau restoran pastika makanan tersebut berlabel
halal.2
2
Rasyid,H.Sulaiman.FIQIH ISLAM (HUKUM FIQIH ISLAM). Bandar Lampung : PT. Sinarbaru aglesindo
Bandung. 1986. Hal – 466.
Al-Qur’an dan terjemahannya Elektronik, Kemenag RI. QS. Al –Maidah : 96
Al-Qur’an dan terjemahannya Elektronik, Kemenag RI. QS. Al –Maidah :3.
4. Apa yang dimaksud dengan pengadilan dan bagaimana tata cara mengadili, ketika
orang tersebut, ternyata termasuk saudara kandungnya sendiri?
Jinayat merupakan kata jadian (mashdar) dari kata kerja jana-yajni-jinayatan. Jinayat
secara bahasa (etimologi) adalah nama bagi perbuatan seseorang yang buruk dan apa
yang diusahakan. Sedangkan jinayah menurut istilah (terminologi) adalah suatu
perbuatan yang dilarang syara‟, baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta, atau
lainnya.
Firman Allah Swt.:

ِ ‫ب هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َولَ َعنَهُ َوَأ َع َّد لَهُ َع َذابًا ع‬


‫َظي ًما‬ ِ ‫َو َم ْن يَ ْقتُلْ ُمْؤ ِمنًا ُمتَ َع ِّمدًا فَ َجزَاُؤ هُ َجهَنَّ ُم خَالِدًا فِيهَا َوغ‬
َ ‫َض‬
"Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,maka balasannya
ialah neraka jahanam, kekal ia di dalamnya, dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya, serta menyediakan azab yang besar baginya^ (AN-NISA': 93).

Apabila terjadi kejahatan berupa menghilangkan nyawa atau mencederai (al-jarh)


secara disengaja, pihak keluarga berhak menuntut qishash (hukuman setimpal). Pada
dasarnya, wali (keluarga) korban berhak menuntut qishash, apabila telah memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:22 a.) Orang yang membunuh itu sudah balig dan berakal.
b.) Yang membunuh bukan bapak dari yang dibunuh. c.) Orang yang dibunuh tidak
kurang derajatnya dari yang membunuh. Yang dimaksud dengan derajat di sini ialah
agama dan merdeka atau tidaknya, begitu juga anak dengan bapak. Oleh karenanya, bagi
orang Islam yang membunuh orang kafir tidak berlaku qisas; begitu juga orang merdeka,
tidak dibunuh sebab membunuh hamba, dan bapak tidak dibunuh sebab membunuh
anaknya. d.) Yang terbunuh itu adalah orang yang terpelihara darahnya, dengan Islam
atau dengan perjanjian.
Firman Allah SWT :
‫صاصُ فِي ْالقَ ْتلَى ۖ ْالحُرُّ ِب ْال ُح ِّر َو ْال َع ْب ُد بِ ْال َع ْب ِد‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ْالق‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َ ِ‫ين آ َمنُوا ُكت‬
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qisas berkenaan dengan
orang- orang yang dibunuh, orang merdeka, dengan orang merdeka, hamba dengan

hamba"(AL-BAQARAH: 178).

"Orang Islam tidak dibunuh sebab dia membunuh orang kafir.” (RIWAYAT BUKHARI)
"Bapak tidak dibunuh sebab dia membunuh anaknya." (RIWAYAT BAIHAQI).

Apabila yang berhak menuntut qishash atau sebagiannya adalah anak kecil atau gila, hak
penuntutan qishash tidak bisa diwakilkan walinya. Sebab pada qishash terdapat tujuan
memuaskan (keluarga korban) dan pembalasan. Dengan demikian, pelaksanaan qishash
wajib ditangguhkan, dengan memenjarakan pelaku pembunuhan menunggu sampai anak
kecil tersebut menjadi dewasa (baligh) atau orang gila tersebut sadar.

SYARAT PELAKSANAAN QISHASH :


1. Semua wali (keluarga) korban yang berhak menuntut qishash adalah mukalaf.
2. Ada kesepakatan antara para wali korban terbunuh dengan yang terlibat qishash
dalam eksekusi (pelaksanaannya).
3. Aman dalam pelaksanaannya dari tindakan yang dinilai melampaui batas kepada
selain pelaku pembunuhan.
3

5. Apa yang dimaksud dengan khilafah dan bagaimana tata cara memilih pemimpin
sesuai dengan al-Quran dan al-Hadits?
Pengertian khilafah : Khilafah (bahasa Arab: , Al-Khilāfah) didefinisikan sebagai sebuah
sistem kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menerapkan hokum
hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Secara bahasa
khilafah diambil dari kata : kholafa – yakhlufu – khilaafatan; yang artinya adalah mengganti.
Orang yang memimpinnya disebut Khalifah, dapat juga disebut Imam atau Amirul
Mukminin.
Telah menjadi kesepakatan ulama bahwa memilih khalifah adalah fardu kifayah atas ahlul
halli wal‟aqdi di kalangan umat. Hanya mereka berlainan paham dalam mengartikan kata
'ahlul halli wal 'aqdi" Siapakah dan bagaimanakah sifat ahlul halli wal 'aqdi itu? Apakah
mereka mesti ikut memilih, atau cukup dengan sebagian dari mereka saja? Yang lebih tepat
di antara pendapat-pendapat itu adalah: Yang dimaksud dengan ahlul halli wal 'aqdi ialah
para ulama, cerdik pandai, dan pemimpin-pemimpin yang mempunyai kedudukan dalam
masyarakat, dipercaya oleh seluruh rakyat sehingga peraturan mereka nanti akan ditaati serta
diikuti oleh seluruh rakyat. Berarti dengan pemilihan itu kedaulatan akan didukung oleh
seluruh umat.

۞ ‫اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا‬


ِ َّ‫ت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَي َْن الن‬ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا اَأْل َمانَا‬
‫صيرًا‬ ِ َ‫ان َس ِميعًا ب‬ َ ‫بِ ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َك‬
"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya
dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh,
Allah Maha Mendengar, Maha Melihat." (Q.S An-Nisa 4:58).

3
Rasyid,H.Sulaiman.FIQIH ISLAM (HUKUM FIQIH ISLAM). Bandar Lampung : PT. Sinarbaru aglesindo
Bandung. 1986. Hal –432.
4
H.R.Bukhari yang berbunyi : “Mendengarkan dan menta‟ati adalah kewajiban orang Islam,
apakah itu masalah yang ia sukai ataupun tidak, selagi tidak diperintahkan untuk melakukan
maksiat. Apabila diperintahkan untuk melakukan maksiat, maka tidak ada kewajiban untuk
mendengarkan (perintah) dan menta‟tainya”. Ayat di atas memberikan gambaran bahwa hukum
keta‟atan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah mutlak. Sedangkan hukum keta‟atan kepada
penguasa (al-hakim) diikat oleh keta‟atannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Sehingga, apabila
penguasa tersebut telah memerintahkan kepada perkara maksiat, maka tidak ada kewajiban untuk
dita‟ati, sebagaimana yang dinyatakan di dalam hadist di atas.

4
(PDF) Oksep Ardhayanto, “Khilafah dalam sistem pemerintahan Islam”. Jurnal Ilmu Politik dan
Ilmu Pemerintahan, Vol 1. 1. 2011. Hal 92.

Anda mungkin juga menyukai