2. Beberapa prinsip dalam hukum Islam yang secara umum dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Yang dimaksud dengan prinsip umum adalah prinsip
keseluruhan hukum Islam yang bersifat universal. Sedangkan prinsip khusus adalah prinsip-
prinsip setiap cabang hukum Islam. Secara garis besar prinsip umum hukum Islam ada tujuh
prinsip,
3. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam beragama, sebagai
seorang muslim yang baik
Makna Syariat dalam Islam : Pemaknaan syariat atau definisi syariat antar
ulama memiliki redaksi yang cukup berbeda. Imam al-Qurthubi misalnya, beliau
mendefinisikan syariat islam sebagai agama yang Allah syariatkan kepada hamba –
hambaNya. Definisi ini dituliskan dalam kitab Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an.
Sedangkan Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu’ Fatawa mendefinisikan syariat Islam
sebagai menaati Allah, menaati Rasul-Nya, dan para pemimpin dari kalangan orang
beriman. Dan Imam Ibnu Atsir Al-Jazari menyebutkan bahwa definisi syara’ dan syariat
lebih menitikberatkan kepada agama yang Allah syariatkan atas hamba-hamba-Nya. Yaitu
agama yang Allah tetapkan bagi mereka dan wajibkan atas mereka.Definisi Imam Ibnu
Atsir al-Jazari ini disampaikan dalam kitab an-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar.
Syariat dalam Makna Umum : Dalam makna umum, syariat mencakup seluruh hukum
yang menjadi ketetapan Allah dan diwajibkan kepada hamba-hamba-Nya. Hukum ini
disampaikan melalui wahyu yang turun atau melalui lisan rasul-Nya.
Syariat dalam Makna Khusus : Sedangkan syariat dalam makna khusus hanya mencakup
sebagian dari hukum – hukum syar’i karena adanya sebab dan kebutuhan tertentu.
Misalnya, pada saat kata syariat digunakan bersama dengan kata akidah.
ك َعلَ ٰى َش ِري َع ٍة ِم َن اَأْل ْم ِر فَاتَّبِ ْعهَا
َ ثُ َّم َج َع ْلنَا
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama itu)…” (QS. Al-Jatsiyah: 18)
َ ين َما َوص َّٰى بِ ِه نُوحًا َوالَّ ِذي َأ ْو َح ْينَا ِإلَ ْي
ك ِ َش َر َع لَ ُك ْم ِم َن ال ِّد
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu…” (QS. Asy-Syura: 13)
Hukum syariat yang pertama adalah “wajib”. Wajib merupakan perbuatan yang jika dikerjakan
akan mendapatkan pahala, namun jika ditinggalkan maka akan mendapatkan dosa. Contoh
hukum yang wajib adalah sholat lima waktu, menjalankan puasa saat bulan Ramadhan, serta
menggunakan hijab bagi perempuan beragama Islam.
Sunnah
Sunnah adalah perbuatan yang jika dikerjakan maka akan mendapatkan pahala, namun jika
ditinggalkan maka tidak akan mendapatkan dosa. Hukum sunnah dapat dibedakan menjadi
dua, yakni sunnah mu’akkad dan sunnah ghairu mu’akkad. Contoh amalan dalam hukum
sunnah adalah bersedekah, membaca Alquran, sholat sunnah (sholat istikharah dan sholat
tahajud), dan puasa sunnah (puasa senin-kamis).
Haram
Hukum haram adalah kebalikan dari wajib. Haram merupakan perbuatan yang jika
ditinggalkan akan mendapatkan pahala, namun jika dilanggar atau dilakukan maka akan
mendapatkan dosa. Contoh haram adalah berjudi, berzina, meminum alkohol, dan memakan
makanan haram (babi atau hewan yang disembelih tanpa syariat islam).
Makruh
Makruh adalah perbuatan yang dianjurkan untuk ditinggalkan. Jika ditinggalkan maka akan
mendapatkan pujian dan jika dilanggar maka tidak akan berdosa.
Mubah
Mubah adalah suatu hal yang tidak memiliki kaitan dengan perintah dan larangan. Seperti
contohnya memakan babi karena tidak ada makanan lain atau dalam keadaan darurat.
Prinsip Tauhid
Prinsip hukum Islam yang pertama adalah tauhid. Di mana tauhid sendiri adalah fondasi
dari ajaran Islam. Dalam artian bahwa manusia itu berada dalam satu ketetapan yang
sama, yakni tauhid melalui kalimat La illaha illa Allah (Tidak ada Tuhan selain Allah).
Allah SWT menciptakan segala sesuatunya di bumi ini pasti memiliki tujuan yang jelas.
Salah satu tujuan di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini karena
kehidupan di dunia ini tidaklah abadi. Sehingga ketika sudah tiba waktunya dipanggil oleh
Sang Pemilik Kehidupan, maka ibadah kitalah yang akan membantu perjalanan menuju
akhirat.
Prinsip tauhid ini dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya surat Ali Imran ayat 64 berikut
ini:
اللّهَ َواَل نُ ْش ِر َكبِ ٖه َش ْيـًٔا َّواَل يَتَّ ِخٰ قُ ْل ٰيٓاَهْاَل ْلك ٰتبتَعالَ ْواا ٰلى َكلم ٍةسو ۤا ۢ ٍءب ْينَنَاوب ْينَ ُكماَاَّل نَ ْعبُ َدااَّل
ِ ْ ََ َ ََ َِ ِ َ ِ ِ
ٰ ضنَاب ْعضًااَرْ بابًام ْن ُد ْون
اللّ ۗ ِهفَا ِ ْنتَ َولَّ ْوافَقُ ْولُواا ْشهَ ُد ْوابِاَنَّا ُم ْسلِ ُم ْو َـنِ ِّ َ َ ُ َذبَ ْع
Artinya: “ Katakanlah (Muhammad), “ Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada
satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak
menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan
bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka
berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “ Saksikanlah, bahwa kami adalah orang
Muslim.” (QS. Ali Imran: 64).
Prinsip Keadilan
Prinsip hukum Islam yang kedua adalah prinsip keadilan. Dari beberapa ayat, Allah SWT
memerintahkan kepada umat-Nya untuk bersikap adil. Salah satunya dalam surat Al-
Maidah ayat 8 berikut ini:
ْط َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَ ٰانُقَ ْو ٍم َع ٰلٓىاَاَّل تَ ْع ِدلُ ْو ۗا ِۖ ٰيٓاَيُّهَاالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْواقَ َّوا ِم ْينَلِ ٰلّ ِه ُشهَ َد ۤا َءبِ ْالقِس
ٰ َّوااللّ ۗهان
اللّهَ َخبِ ْي ۢ ٌربِ َماتَ ْع َملُ ْو َـن ٰ ُا ْعدلُ ْو ۗاهُواَ ْقربُللتَّ ْق ٰو ۖىواتَّق
َِ َ ِ َ َ ِ ِ
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan
karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap
suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 8).
Prinsip keadilan dalam hukum Islam ini ada beberapa aspek, diantaranya adalah hubungan
antara individu dengan dirinya sendiri, antara individu dengan masyarakat, antara individu
dengan hakim, dan sebagainya. Di mana selama prinsip hukum Islam keadilan ini
dimaknai sebagai prinsip moderasi.
Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar
Prinsip hukum Islam yang ketiga adalah prinsip amar makruf nahi munkar. Keberadaan
hukum Islam adalah untuk menggerakkan manusia mencapai tujuan yang baik dan benar
sesuai dengan yang diridai Allah SWT. Menurut Hasbi Ash Shiddieqy, prinsip amar makruf
nahi munkar diihat dari peran suatu negara dalam Islam.
Prinsip Kemerdekaan
Prinsip hukum Islam keempat adalah prinsip kemerdekaan atau kebebasan. Dalam hukum
Islam, prinsip kemerdekaan menginginkan supaya agama atau hukum Islam
disebarluaskan tidak dengan dasar paksaan, namun dengan dasar penjelasan, demonstrasi,
dan argumentasi.
Kebebasan untuk beragama dalam Islam pun dijamin dengan tidak adanya pemaksaan.
Sedangkan hak setiap manusia yang paling asasi adalah kebebasan dalam bertindak,
berekspresi, dan berimajinasi.
Prinsip Persamaan
Prinsip hukum Islam yang kelima adalah prinsip kesamaan. Prinsip kebebasan ini memiliki
peran yang sangat penting dalam pengembangan hukum Islam utnuk menggerakkan dan
mengontrol sosial. Prinsip kebebasan ini ditunjukkan dari dihapusnya perbudakan dan
penindasan manusia kepada manusia.
Dalam hukum Islam, setiap manusia mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan
hukum. Tidak ada yang akan didholimi atau pun mendapat keuntungan dengan alasan
apapun. Firman Allah SWT yang menjelaskan tentang prinsip kesamaan ini ada dalam
surat Al-Hujurat ayat 13 yang bunyinya sebagai berikut:
Prinsip Ta’awun
Prinsip hukum Islam yang keenam adalah prinsip ta’awun. Di mana prinsip ini adalah
saling menolong dengan sesama manusia dengan prinsip tauhid. Prinsip ta’awun ini
menginginkan supaya umat Islam saling tolong-menolong dalam hal kebaikan dan
ketakwaan.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadalah ayat 9 yang bunyinya
sebagai berikut:
ِ ٰيٓاَيُّهَاالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوااِ َذاتَنَا َج ْيتُ ْمفَاَل تَتَنَا َج ْوابِااْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َوانِ َو َمع
ُْصيَتِال َّرس ُْولِ َوتَنَا َج ْوابِ ْالبِرِّ َوالتَّ ْق ٰو ۗى َواتَّق
وااللّهَالَّ ِذ ْٓياِلَ ْي ِهتُحْ َشر ُْو َنٰ
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan
rahasia, janganlah kamu membicarakan perbuatan dosa, permusuhan dan durhaka
kepada Rasul. Tetapi bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan kembali.” (QS. Al-
Mujadalah: 9)
Prinsip Toleransi
Prinsip hukum Islam yang ketujuh atau yang terakhir adalah prinsip toleransi. Di mana
dalam hal ini sesuai dengan kehendak Islam adalah toleransi yang menjamin tidak adanya
pelanggaran akan hak-hak Islam dan umatnya. Lebih jelasnya, toleransi ini hanya bisa
diterima jika tidak mendatangkan kerugian pada agama Islam.
Toleransi atau disebut juga tasamuh dalam hukum Islam memiliki nilai yang lebih tinggi
daripada rukun dan damai. Toleransi dalam Islam berarti tidak memberikan paksaan atau
pun tidak merugikan orang lain.
Indonesia sendiri yaitu memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa
daerah, agama dan kepercayaan, ras maupun antargolongan. Cara kita menjalankan syariat
islam tentu saja harus sesuai apa yang sudah menjadi prinsip syariat islam itu sendiri
sebagaimana kita beragama islam yaitu tidak membeda-bedakan keberagaman tersebut,
adil tanpa pandang bulu, melaksanakan apa yang dikehendaki Allah menjalankan perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya, menghormati, tolong-menolong dan toleransi terhadap
siapapuntanpa membeda-bedakan suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama dan
kepercayaan, ras maupun antargolongan (keberagaman Indonesia).