Oleh :
NPM 20040022113
Sangat penting untuk diketahui bahwa tauhid merupakan perintah Allah Ta’ala yang terbesar.
Seluruh perintah Allah Ta’ala yang lainnya mengikuti perintah untuk bertauhid ini dan tidak
akan bermanfaat kecuali dengan bertauhid terlebih dahulu. Di antara bukti yang menunjukkan
bahwa tauhid merupakan perintah Allah Ta’ala yang terbesar adalah ayat-ayat berikut ini.
Allah Ta’ala berfirman,
َوا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َوال تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َشيْئا ً َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسانا ً َوبِ ِذي ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِكي ِن
ت َأ ْي َمانُ ُك ْم
ْ يل َو َما َملَ َك ِ ب بِ ْال َج ْن
ِ ِب َوا ْب ِن ال َّسب Tِ َّاح
ِ ب َوالص ِ ُار ْال ُجن
ِ ار ِذي ْالقُرْ بَى َو ْال َج ِ َو ْال َج
Sunnah atau sunnat merupakan perkara yang dianjurkan bagi umat Islam.
Artinya, jika dikerjakan maka akan mendapatkan pahala, namun jika tidak dikerjakan tidak apa-
apa.
Contohnya hukum Islam sunnah adalah salat sunnah dan puasa Senin-Kamis.
Macam-macam sunnah:
Sunnah muakkad: sunnah yang sangat dianjurkan, seperti salat Idulfitri, salat
tarawih, salat dhuha, puasa arofah, dan lainnya.
Sunnah gairu muakkad: misalnya memberi salam kepada orang lain.
Sunnah hajat: perkara di dalam salat yang sebaiknya dikerjakan, seperti mengangkat
tangan ketika takbir.
Sunnah abad: perkara dalam sholat yang harus dikerjakan ketika lupa, dan harus
melakukan sujud sahwi.
Sunnah hadyu: perbuatan yang dituntut melakukannya kareba begitu besar faidah yang
didapat dan orang yang meninggalkannya tercela seperti azan, salat berjamaah, salat hari
raya.
Sunnah zaidah: sunnah yang apabila dilakukan oleh mukalaf dinyatakan baik tapi bila
ditinggalkan tidak diberi sanksi apapun. Misalnya mengikuti yang biasa dilakukan nabi
sehari-hari seperti makan, minum, dan tidur.
Sunnah nafal: suatu perbuatan yang dituntut tambahan bagi perbuatan wajib seperti salat
tahajud.
Perintah tentang shalat berjamaah pun juga tercantum dalam QS. At Taubah ayat 18. Ayat ini
menjelaskan bahwa orang-orang yang rajin datang dan memakmurkan masjid merupakan orang-
orang yang beriman. “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat,
dan tidak takut selain kepada Allah.”
هّٰلل هّٰللا
َ اِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم ٰس ِج َد ِ َم ْن ٰا َم َن بِا ِ َو ْاليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ِر َواَقَا َم الص َّٰلوةَ َو ٰاتَى ال َّز ٰكوةَ َولَ ْم يَ ْخ
ش
ٰۤ ُ ٓ
ك اَ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا ِم َن ْال ُم ْهتَ ِدي َْن
َ ول ِٕى اِاَّل هّٰللا َ ۗفَ َع ٰسى ا
2. Dalam konteks hukum ada perdata dan pidana. Perdata sudah banyak dilakukan di
Indonesia. Namun pidana tidak, apa yang menjadi kendala hal tersebut terjadi
Buku Politik Dalam Islam karangan Prof. Dr. Abdurrahman, M.A. tahun 2015 membahas
tentang prinsip-prinsip bernegara dan tata pemerintahan dalam Islam. Diawali dengan sejarah
perkembangan Islam yang dimulai dengan hijrahnya Rasulullah ke Madinah, dimana beliau
membangun pondasi masyarakat muslim Madinah dan mempersatukan kaum Muhajirin dan
Ansar, yang dideklarasikan dalam Piagam Madinah. Secara umum, piagam Madinah berisikan
hak asasi manusia, hak kewajiban bernegara, hak perlindungan hukum, hingga toleransi
beragama yang disebut sebagai Manifesto Politik Pertama dalam Islam.
Dalam perkembangannya, saat ini permasalahan yang dihadapi umat Islam meliputi aspek
akidah, ibadah, muamalah, ekonomi dan sosial, yang berakar dari kebijakan politik. Politik
sendiri adalah kekuatan dan kekuasaan, dimana masayarakat tidak dapat berdaya tanpa adanya
kekuasaan politik. Sehingga, merupakan kewajiban pemimpin politik islam untuk menegakkan
dan mengaplikasikan jihad dalam aspek politik.
Dalam bernegara, terdapat beberapa prinsip dalam Islam yang harus diterapkan, antara lain:
1. Tauhid
Tauhid merupakan pengesaan terhadap Allah SWT dan merupakan prinsip fundamental dalam
Islam. hal ini tampak jelas dalam Piagam Madinah yang menggabungkan antara ketauhidan dan
bernegara. Dalam aplikasinya di Indonesia, Tauhid dijalankan dengan pengambilan sumpah atas
nama Allah ketika seseorang akan menjabat, dan menjadi landasan spiritual bangsa Indonesia.
2. Amanah
Amanah berasal dari akar bahasa yang artinya dapat dipercaya, yang menjadikan pihak lain aman
dari pengkhianatan, penzaliman, dan penistaan dari dirinya. secara umum, amanah meliputi
urusan pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara.
3. Prinsip Keadilan
4. Musyawarah
Musyawarah merupakan prinsip penting dalam menegakkan kemaslahatan, baik yang bersifat
individual, sosial, maupun pemerintahan. Menurut istilah, musyawarah itu sebagai upaya untuk
mengambil dan mempertimbangkan pendapat orang lain terhadap masalah yang
dimusyawarahkan. Sehingga akan diketahui kebaikan dan keburukan dari sebuah perkara.
5. Musawah
Manusia merupakan mahluk Allah SWT yang diciptakan dan dimuliakan dari mahluk lainnya,
dan dijadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal satu sama lain, sehingga
terbuka peluang untuk saling mengambil manfaat. Hal ini agar tercipta kedamaian, kesejahteraan
hidup duniawi, dan kebahagiaan ukhrawi.
6. Ta'awun
Merupakan kebersamaan dan merupakan suatu keniscayaan karena manusia berinteraksi dengan
mahluk lain, baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa, karena manusia tidak bisa hidup
sendirian. Hal ini tercantum dalam semboyan bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, yang
menunjukkan kegotongroyongan dalam bangsa Indonesia.
7. Ukhuwah
Merupakan prinsip persaudaraan yang didasarkan pada islam sebagai ukhuwah Islamiyyah.
Dikatakan sebagai persaudaraan dikarenakan mengandung unsur-unsur persamaan, salah satunya
adalah persamaan akidah. Konsep ini dituangkan dalam ungkapan di Indonesia sebagai
"Saudara-saudara sebangsa dan setanah air."
Islam tidak memberikan batasan sistem pemerintahan, tetapi menyerahkan kepada umat
untuk memilih dengan bebas sistem yang sesuai dengan kultur, lingkungan, zaman serta
mengingat bahwa ajakan Islam adalah dakwah universal, cocok untuk segala zaman dan tempat.
Setiap sistem pemerintahan Islam tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip politik dan
perundang-undanganya pada al-Quran, karena al-Quran merupakan sumber pokok dari
perundang-undangan tersebut.
Selain kedua sumber hukum tersebut, dalam sistem politik Islam juga terdapat sumber
hukum hukum Qanuni, yang bersumber dari lembaga-lembaga pemerintahan.
Secara hirarki sumber hukum yang tertinggi dalam sistem ini adalah hukum yang
pertama. Karena itu kedaulatan hukum berada dalam al-Quran, karena di dalamnya terkandung
kehendak Allah tentang tertib kehidupan manusia khususnya dan tertib alam semesta pada
umumnya.
Cita-cita politik seperti yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang beriman dan
beramal saleh yang terkandung dalam al-Quran adalah (1) Terwujudnya sebuah sistem politik.
(2) Berlakunya hukum Islam dalam masyarakat secara mantap. (3) Terwujudnya ketentraman
dalam kehidupan masyarakat.
Nilai-nilai politik yang konstitusional yang terdapat dalam al-Quran pada dasarnya terdiri
atas musyawarah, keadilan, kebebasan, persamaan, kewajiban untuk taat dan batas wewenang
dan hak penguasa.
Prinsip musyawarah ini sesuai dengan ayat al-Quran Surah Ali Imran ayat 159:
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkalah pada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertaqwa kepada Allah.
Agama Islam menempatkan aspek keadilan pada posisi yang amat tinggi dalam sistem
perundang-undangannya. Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang memerintahkan berbuat adil
dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti yang terkandung dalam surat An-Nahl ayat 90:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat. Dan Allah melarang dari perbuatan keji, munkar dan bermusuhan. Dia
member pelajaran agar kamu men gambil pelajaran.
Ayat tersebut diatas memerintahkan kepada umat Islam untuk berlaku adil, sebaliknya
melarang dan mengancam dengan sanksi hukum bagi orang yang berbuat sewenang-wenang.
Kewajiban berlaku adil dan menjauhi perbuatan zalim mempunyai tingkatan yang amat tinggi
dalam struktur kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Keadilan merupakan tujuan umum atau tujuan akhir dalam pemerintahan Islam. Dari segi
realitas sejarah, sejarah para Khulafaur Rashidin yang nota bene mencontohkan teladan nabi
adalah prototipe yang lengkap dan sangat hidup dalam memahami makna keadilan dan
memegang prinsipnya dalam kehidupan.
Yang dimaksud dengan kebebasan di sini bukanlah kebebasan bagi warganya untuk dapat
melaksanakan kewajibanya sebagai warga negara, tetapi kebebasan di sini mengandung makna
yang lebih positif, yaitu kebebasan bagi warga negara untuk memilih suatu yang lebih baik, atau
kebebasan berfikir yang lebih baik dan mana yang lebih buruk, sehingga proses berfikir ini dapat
melakukan perbuatan yang baik sesuai dengan pemikiranya.
Islam mengakui adanya kebebasan berfikir. Bahkan menjamin sepenuhnya dan dinilai
sebagai ahlak dasar setiap manusia. Dalam sistem perundang-undanganya Islam juga sangat
menghargai nilai-nilai kebebasan itu. Penghargaan sistem perundang-undangan Islam terhadap
kebebasan itu tidak dapat dibandingkan dengan sistem lainya yang diciptakan manusia.
Prinsip persamaan berarti bahwa setiap individu dalam masyarakat mempunyai hak yang
sama, juga mempunyai persamaan mendapatkan kebebasan dalam berpendapat, kebebasan,
tanggung jawab, dan tugas-tugas kemasyarakatan tanpa diskriminasi rasial, asal usul, bahasa dan
keyakinan.
Berdasarkan prinsip persamaan ini sebenarnya tidak ada rakyat yang diperintah secara
sewenang-wenang dan tidak ada penguasa yang memperbudak rakyatnya. Allah menciptakan
laki-laki dan perempuan dengan berbagai bangsa dan suku bukanlah untuk membuat jarak antara
mereka. Bahkan diantara mereka agar dapat saling tukar pengalaman. Al-Quran menegaskan
yang membedakan diantara manusia adalah hanya karena taqwanya. Sebagaimana firman Allah
Surat al-Hujurat ayat 13:
Hai manusia sesungguhnya kami menetapkan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling men
genal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertaqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha men getahui lagi maha mengenal.
Dari uraian tersebut diatas tidak disangsikan lagi kekuatan prinsip persamaan itu dalam
sistem hukum Islam. Pelaksanaanya berlaku menyeluruh dalam sistem hukum dan pemerintahan
Islam. Sebab sistem itu memang menjadi bagian yang integral dari ajaran Islam.