Anda di halaman 1dari 19

Keluarga berencana, inseminasi

buatan dalam islam


Kelompok 3
1.Faizah H. (2010070100036)
2.Elfira Maharani Siregar (2010070100037)
3.Advina Putri (2010070100043)
Pokok Bahasan
.
1. Pengertian kb dan insemasi buatan
2. Manfaat & mudharat kb dan insemasi buatan
3. Bentuk-bentuk hukum kb
4. Konsep ‘azal pada masa rasuullah saw
5. Hukum insemasi buatan
Pengertian KB dan Inseminasi Buatan
• KB yang merupakan singkatan dari Keluarga Berencana adalah gerakan untuk
.
membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.
• Pengertian KB lainnya adalah sebagai aktivitas individual untuk mencegah
kehamilan (man'u al hamli) dengan berbagai cara dan sarana (alat). Semisal, yakni
menggunakan alat kontrasepsi atau kondom, IUD/spiral KB, pil KB, suntikan dan
sebagainya. Pengertian KB ini disebut juga tanzhim an nasl (pengaturan kelahiran).
• Adapun hukum KB dalam arti tanzhim an nasl (pengaturan kelahiran) yaitu aktivitas
yang dijalankan oleh individu (bukan dijalankan karena program negara) untuk
mencegah kelahiran (man'u al hamli) dengan berbagai cara dan sarana dinilai
hukumnya mubah bagaimana pun juga motifnya. Ini sebagaimana disebutkan imam
Taqiyuddin an Nabhani dalam Annizham al Ijtima'i fi al Islam halaman 148.
Menurut Kiai Shiddiq, perbuatan azl sahabat diketahui Rasulullah meski begitu
Rasulullah tidak melarangnya. Meski  pengaturan kelahiran dibolehkan, Kiai
Shiddiq menjelaskan, kebolehannya itu dengan syarat tidak boleh menimbulkan
bahaya.
• . Hal ini sebagaimana kaidah fiqih bahwa segala bentuk bahaya wajib
dihilangkan. Contohnya seseorang yang menjalankan program KB dengan pil
tapi menimbulkan dampak pada terganggunya kesehatan seperti tidak
teraturnya sirkulasi haid dan lainnya maka termasuk kepada mudharat sehingga
tidak diperbolehkan.
• Inseminasi buatan adalah pemasukan secara sengaja sel sperma ke dalam
Rahim atau serviks seorang Wanita dengan tujuan memperoleh kehamilan
melalui inseminasi dengan cara selain hubungan seksual
Manfaat dan mudharat KB dan inseminasi buatan
Manfaat KB
• program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status
.
kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak
kelahiran mengurangi risiko kematian bayi.
• Menjaga kesehatan ibu dan bayi
• Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak
• Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
• Mencegah penyakit menular seksual
• Membentuk keluarga yang berkualitas
Mudharat KB
• Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala, mual, nyeri pada payudara,
dan perubahan mood yang drastis di awal-awal pemakaian.
• Terkadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada bulan-bulan pertama
pemakaian.
• Manfaat inseminasi buatan
• Bayi tabung dapat meningkatkan peluang hamil bagi pasangan dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti
kerusakan, penyumbatan, atau riwayat pengangkatan tuba falopi, gangguan ovulasi atau fungsi
sperma, endometriosis, serta disfungsi seksual.
• Memiliki peluang keberhasilan hamil lebih tinggi
.
• Memiliki peluang mendapatkan anak kembar
• Mendeteksi kelainan genetik
• Mendeteksi dini jenis kelamin
• Mudharat inseminasi buatan
• Pada beberapa wanita mungkin akan mengalami beberapa efek samping setelah melakukan proses bayi
tabung. Kondisi seperti ini mengharuskan mereka untuk beristirahat penuh setelah melewati berbagai
proses. Berikut beberapa efek samping yang bisa dialami setelah IVF (proses bayi tabung):
Sembelit,Perut kembung,Kram ringan.
• Namun ada juga efek samping yang memerlukan perhatian dokter, antara lain: Terdapat darah dalam
urin,Demam tinggi, lebih dari 38°C,Nyeri pada panggul, Perdarahan yang berat pada vagina. Ada juga efek
samping yang terkait dengan penggunaan obat kesuburan di awal prosedur bayi tabung seperti sakit
perut, perut kembung, sakit kepala, hot flashes, mood swings, dan lain-lain. Beberapa wanita bahkan ada
yang mengalami efek samping lebih parah, seperti pingsan, sesak napas, mual atau muntah, frekuensi
kencing berkurang, dan kenaikan berat badan yang cepat.
Bentuk hukum KB
KB memiliki . orientasi yang berbeda-beda. Ini juga dapat
menentukan hukum KB menurut Islam dilihat dari peruntukannya.
1. Hukum KB Dianggap Haram
• Dalam sebuah hadis, Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
‫تَ َز َّو ُجوا ا ْل َو ُدو َد ا ْل َولُو َد فَِإنِّي ُم َكاثِ ٌر بِ ُك ُم ْاالُ َم َم‬
Artinya: “Nikahilah perempuan yang penyayang dan banyak anak
karena aku akan berlomba dalam banyak jumlahnya umat,” (HR
Abu Daud).
2. Hukum KB Diperbolehkan dalam Islam
Hal ini berbeda jika tujuannya untuk kesehatan. Membatasi kelahiran demi
kesehatan tentu bisa berefek kepada kesehatan seorang istri atau ibu.
.
Di mana jika terjadi kehamilan dapat mengganggu kesehatan rahim, dan juga
berdampak pada aspek-aspek organ tubuh lainnya.
• Tapi jangan sampai alasan membatasi kelahiran disebabkan alasan ekonomi.
Sebab, Allah SWT berfirman:
• ‫ان ِخ ْطـًٔا َكبِي ًرا‬
َ ‫ق ۖ نَّ ْح ُن نَ ْر ُزقُ ُه ْم َوِإيَّا ُك ْم ۚ ِإنَّ قَ ْتلَ ُه ْم َك‬ َ ٰ ‫شيَةَ م‬
‫ل‬ ْ َ
‫خ‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫د‬
َ َ ٰ ‫واَل تَ ْقتُلُو ۟ا َأ ْو‬
‫ل‬
ٍ ْ ‫ِإ‬ ْ ٓ َ
"Wa lā taqtulū aulādakum khasy-yata imlāq, naḥnu narzuquhum wa iyyākum,
inna qatlahum kāna khiṭ`ang kabīrā."
Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga
kepadamu.
Pro Kontra KB dalam Keluarga Islam
pro .kontra yang menjadi dinamika penggunaan KB dalam Islam:
1. Islam Menganjurkan Banyak Keturunan
Islam menganjurkan umat untuk dapat memiliki banyak keturunan.
Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis oleh Imam Bukhari di
kitabnya yaitu di kitabnya Adabul Mufrad (no. 653), Nabi yang mulia
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakannya:
• ُ‫ش ْر َمالَهُ َو َولَ َدهُ َوَأ ِطل َحيَاتَهُ َوا ْغفِ ْرلَه‬
ِ ‫اَللَّ ُه َّم َأ ْك‬
Artinya: “Ya Allah! Banyakanlah hartanya dan anaknya, dan
panjangkanlah umurnya dan ampunkanlah ia,” (Derajad hadis ini Hasan).
2. Khawatir dalam Membesarkan Anak
• Pendapat selanjutnya adalah kekhawatiran dalam membesarkan anak yang
berkualitas.Pendapat-pendapat ulama yang masih memperbolehkan penggunaan KB
untuk alasan tertentu juga memikirkan masalah ini.
.
• Untuk itu, jika memang mampu maka berikhtiar sekuat mungkin untuk bisa memiliki
rezeki dan bukan untuk melakukan sterilisasi.Tetapi jika memang dibutuhkan dan karena
ketidakmampuan diri, maka bisa untuk melakukan KB. Hal ini juga didasari oleh ayat
berikut:
۟ ُ‫وا ٱهَّلل َ َو ْليَقُول‬
َ ‫وا قَ ْواًل‬
• ‫س ِدي ًدا‬ ۟ ُ‫وا َعلَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّق‬
۟ ُ‫ض ٰ َعفًا َخاف‬ ۟ ‫ين لَ ْو تَ َر ُك‬
ِ ً‫وا ِمنْ َخ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬
َ ‫ش ٱلَّ ِذ‬
"Walyakhsyallażīna lau tarakụ min khalfihim żurriyyatan ḍi'āfan khāfụ 'alaihim
falyattaqullāha walyaqụlụ qaulan sadīdā."
Artinya: “Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap
kesejahteraannya.
Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara
dengan tutur kata yang benar,” (QS. An-Nisa: 9).
Konsep `Azal pada masa Rasulullah SAW
• Berbagai
. metode dan model yang dilakukan dalam membatasi kelahiran
anak di antaranya keluarga berencana, minum pil (obat) dan lainnya, bahkan
yang tak kalah menariknya adalah melakukan ‘azl (senggama terputus).
Artinya, menarik zakar (kemaluan laki-laki) sebelum terjadinya pencaran
sperma, berarti senggama tidak lengkap atau terputus. Ini salah wujud
pencegahan kehamilan. Berikut pengertian ‘azl;
• Secara etimologi (bahasa), ‘azl berarti menjauh atau menyingkir.
• Azal dari wanita, maksudnya adalah menghindarkan diri dari adanya anak
(hamil).”
Al Jauhari berkata:
“Seseorang melakukan azal dengan mengalihkan sperma di luar vagina
ketika berjimak dengan hamba sahayanya agar tidak hamil.”
Konsep `Azal pada masa Rasulullah SAW
.
• Sedangkan makna azal secara terminologi (istilah) tidak jauh dari makna etimologi.
Gambarannya, ketika suami akan mengalami ejakulasi, kemaluan sengaja ditarik
keluar vagina sehingga sperma tumpah di luar. Hal ini bisa jadi dilakukan karena
ingin mencegah kehamilan, atau pertimbangan lain seperti  memperhatikan kesehatan
istri, janin atau anak yang sedang menyusui.
• Untuk zaman modern seperti saat ini, azal juga bisa dilakukan dengan menggunakan
pil kapsul, jelly atau menggunakan sarana-sarana lain yang ditemukan oleh para ahli
kedokteran. Masalah inilah yang pada zaman sekarang dikenal dengan gerakan
pembatasan kelahiran atau Keluarga Berencana (KB).
Dalam kehidupan bernegara, KB adalah suatu ikhtiar atau usaha manusia untuk
mengatur kehamilan dalam keluarga
Konsep `Azal pada masa Rasulullah SAW

• secara langsung Nabi saw. tidak pernah membicarakan soal Keluarga Berencana
secara
. tekstual seperti yang dipahami masyarakat masa sekarang. Beberapa hadis
berikut sering diangkat para ulama ketika membicarakan soal KB dalam perspektif
Islam, antara lain:
• ‫ْز ُل َعلَى َع ْه ِد النَّبِ ِّى – صلى هللا عليه وسلم‬
ِ ‫ – َع ْن َجابِ ٍر قَا َل ُكنَّا نَع‬.
• Artinya: Dari Jabir. Ia berkata: “Kami pernah melakukan ‘azl (berhubungan seks
dengan mengeluarkan mani di luar vagina, coitus interuptus) pada masa Nabi saw.
(HR. Bukhari, no. 5207).
• Dari Jabir, ia berkata: Kami pernah melakukan ‘azl (coitus interuptus) pada masa
Rasulullah saw. kemudian berita itu sampai kepada Nabi saw. namun Nabi saw. tidak
melarang kami. (HR. Muslim, no. 3634).
• Hadis-hadis di atas menegaskan tentang realitas praktik ‘azl di masa Nabi oleh
sejumlah sahabat. Praktik ‘azl tidak dilarang oleh Nabi. Ini menunjukkan bahwa jika
dipandang perlu atau mengandung kemaslahatan yang lebih besar, maka praktik ‘azl
antara seorang suami dan istri dapat diterima.
Hukum Inseminasi Buatan
• Inseminasi buatan apabila dilakukan dengan sel sperma dan ovum suami istri sendiri dan tidak
.
ditransfer embrionya kedalam rahim wanita lain, termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami
berpoligami), maka Islam membenarkan, baik dengan cara mengambil sperma suami, kemudian
disuntikkan kedalam vagina atau uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan diluar rahim,
kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam didalam rahim istri, asal keadaan kondisi suami istri
yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk memeroleh anak, karena
dengan cara lain yang sudah ditempuh dengan maksimal, belum berhasil memperoleh anak.
• Hal ini sesuai dengan kaidah hukum fiqh Islam: “Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu)
diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa (emergency). Padahal keadaan darurat/ terpaksa itu
membolehkan melakukan hal-hal yang terlarang”
• Cara inseminasi buatan seperti ini tidak mencederai kemuliaan Manusia sebagaimana firman Allah
Swt Q.S. Al Israa[17]:70

ٍ ِ‫ت َوفَض َّْلنَاهُ ْم َعلَ ٰى َكث‬


ِ ‫ير ِم َّم ْن َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
َ ‫ضياًل‬ ِ ‫لَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَاهُ ْم فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َر َز ْقنَاهُ ْم ِم َن الطَّيِّبَا‬
Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka didaratan dan
dilautan, kami beri rizki dari yang baikbaik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”. (QS. Al-Isra: 70)
‫ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬.ْ‫ان ِفي َأح‬
َ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا اِإْل ْن َس‬
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya”. (QS. At-Tin: 4)
• Sebaliknya inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya
merendahkan harkat manusia (human dignity) sejajar dengan hewan yang di
inseminasi. “Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari
akhir menyiramkan.
Pertanyaan :
.
.
.
.

Anda mungkin juga menyukai