Anda di halaman 1dari 28

Makalah Seminar Ilmiah

“Urgensi Haidl Perspektif Fikih Dan Kesehatan”


LBM Al-Waqi'iyyah IKASAMA
Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri

Pemateri : Agus M. Ulul Bashoir.


Penulis : M. fazaal Ula Alawy.
Fahreza Bima Danesta.
Layout : M. Ainul Yaqin.
Abdurrohman.
Design Cover : Fauzan Tiofani.

Disampaikan dalam acara:


Seminar Ilmiah LBM IKASAMA Al-Waqi’iyyah
Hari Sabtu, 24 Februari 2024 M. / 14 Sya'ban 1945 H.
Bertempat di Masjid Pondok Pesantren Modern Al-Rifa'i II, Gondanglegi-
Malang.
Daftar isi

Daftar isi .................................................................................................................. i

A. Haidl ................................................................................................................ 1

1. Definis haidl ................................................................................................. 1

2. Dalil tentang Haidl ...................................................................................... 1

3. Hukum mempelajari Haidl .......................................................................... 3

4. Usia minimal dan maksimal haidl .............................................................. 3

5. Ketentuan darah haidl.................................................................................. 4

6. Fase / Siklus haidl ........................................................................................ 6

7. Gejala saat Haidl .......................................................................................... 8

a. Gejala Pramenstruasi (PMS) ................................................................... 8

b. Gejala saat Menstruasi............................................................................. 8

8. Gangguan saat haidl dan pencegahanya..................................................... 9

a. Gangguan menstruasi .............................................................................. 9

b. Pencegahan Gangguan Menstruasi ....................................................... 12

B. Nifas ............................................................................................................... 13

1. Definisi Nifas ............................................................................................. 13

2. Ketentuan darah nifas ................................................................................ 13

C. Hukum yang berkaitan dengan haidl dan nifas ..................................... 14

Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) |i
1. Hal-hal yang diharamkan sebab haidl dan nifas ...................................... 14

a. Sholat ...................................................................................................... 14

b. Puasa ....................................................................................................... 15

c. Thawaf .................................................................................................... 15

d. Membaca Al-Qur’an .............................................................................. 16

e. Menyentuh atau membawa mushaf ...................................................... 17

f. Lewat atau berdiam diri didalam masjid .............................................. 17

g. Bersentuhan kulit dengan suami diantara pusar dan lutut ................... 18

2. Hal-hal yang disunnahkan sebab haidl dan nifas .................................... 18

A. tidak memotong kuku, rambut dan semacamnya................................. 18

B. Membersihkan vagina ........................................................................... 19

C. Bershodaqoh........................................................................................... 19

D. Istihadloh ...................................................................................................... 19

1. Definisi Istihadloh ..................................................................................... 19

8. Klasifikasi Wanita ..................................................................................... 21

9. Kondisi Wanita saat Istihadloh ................................................................. 21

Bibliografi............................................................................................................. 23

ii | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN

A. Haidl
1. Definis haidl
Menurut syariat, Haidl adalah sebuah darah yang keluar melalui vagina
Wanita yang sudah mencapai usia tertentu, dan keluar secara alamiah bukan
disebabkan penyakit atau melahirkan.1 Sedangkan menurut ilmu kedokteran
haid atau Menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina yang terjadi
sebagai dampak perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi
secara berkala (tiap bulan) dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Haid
bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang wanita sudah memasuki
masa suburnya. Karena secara fisiologis, haid menandakan telah
terbuangnya sel telur yang sudah matang. Haid merupakan bagian dari
proses mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya untuk kehamilan,
Organ reproduksi wanita akan mempersiapkan kehamilan setiap bulannya.
Persiapan ini ditandai dengan terjadinya penebalan pada dinding rahim
(endometrium) yang berisi pembuluh darah. Apabila kehamilan tidak
terjadi, endometrium akan luruh dan keluar bersama darah melalui vagina.

2. Dalil tentang Haidl


Haidl merupakan salah satu aktifitas alami dan kodrat Wanita yang
tidak bisa dihindari. Dalam sejarahnya, para kaum di era jahiliyyah
menganggap jijik dan memperlakuakan istri mereka yang sedang haidl
dengan perlakuan yang tidak manusiawi, tidak mau mengajak makan

1
Ibnu Al-Qosim Al-Ghaziy. fath Al-Qorib. Dar Ihya’ Al-Kitab, jus 1, hal. 113.
Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) |1
minum dan tidur Bersama bahkan mengusirnya dari rumah dan enggan
menafkahi,2 kemudian agama islam datang seraya meluruskan sebuah
anggapan yang sesat dan salah kaprah itu. Yakni suami tatap harus
memperlakukan istrinya sebagaimana mestinya hanya saja Allah SWT
memberikan beberapa Batasan saat haidl masih berlangsung.3 Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an:

َ َ َ ُ ُ‫َو ََلَتَ ۡق َرب‬ ۡ َ َٗ َُ ُۡ


َ ‫ٱع ََتلُواَْٱلن َسآءََِفَٱل ۡ َمحيض‬ ۡ َ ُ
َ ‫َي ۡط ُه ۡرنََۖفإذا‬ ٰ َّ ‫َح‬
َ ‫َّت‬ َ ‫وه َّن‬ ‫ك َ َعنَ َٱل َمحَيضَِۖقلَهوَأذىَف‬
ََ ‫ﵟ َوي َ ۡس َـلون‬

َ ‫بَٱل ۡ ُمتَ َطهر‬


ُّ ‫َويُح‬ َ ‫بَٱتلَّ َّٰوب‬
َ ‫ني‬ ُ َ َّ َّ ُ َّ ُ ُ َ َ َ ُ ۡ َ ۡ َّ ُ ُ ۡ َ َ ۡ َّ َ َ
ُّ ‫َُي‬
‫ﵟ‬٢٢٢َ‫ين‬ ‫نَٱّلل‬
َ ‫َٱّللَإ‬
ُۚ ‫تطهرنَفأتوهنَمنَحيثَأمركم‬

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidl, ucakapkanlah wahai


Muhammad haidl itu adalah penyakit, maka tahanlah diri kalian dari istri
kalian disaat haidl dan janganlah kalian medekati mereka sebelum mereka
suci. Apabila mereka telah suci maka gaulilah mereka dengan cara yang
diperbolehkan. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan orang-orang yang mensucikan diri”. (Q.S Al-Baqoroh - 222)

Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

‫هذا يشء كتبه اهلل ىلع بنات أدم‬

“Ini (haidl) merupakan sesuatu yang telah ditakdirkan Allah pada


cucu-cucu Wanita adam” (HR. Bukhori muslim)

2
Al-Mawardy. Al-Hawiy Al-Kabir, Dar Al-fikr, (jus 1, hal 465)
3
Fakhr Ar-Raziy. Mafatih Al-Ghoib. Dar Al-fikr, (jus 6, hal 67)
2 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
Dari beberapa dalil seperti diatas inilah para ulama’ merumuskan
hukum-hukum yang berkaitan dengan haidl. Imam Syafi’i dalam
merumuskan hukmunya tidak hanya berpaku pada diksi nash saja, namun
hebatnya beliau juga melakuakan observasi langsung terhadap para Wanita
dari berbagai daerah dan usia.4

3. Hukum mempelajari Haidl


Pada dasarnya mempelajari ilmu fikih terbagi menjadi dua yakni:

✓ Untuk ilmu fikih yang benar-benar diperlukan, dalam arti menjadi


penentu keabsahan ibadah-ibadah yang hukumnya fardhu ‘ain maka
hukum mempelajarinya adalah fardhu ‘ain pula.
✓ Untuk ilmu fikih yang tidak menjadi penentu keabsahan ibadah maka
hukumnya hanya fardhu kifayah.

Dari sini dapat kita ketahui bahwa setiap Wanita yang sudah baligh
fardhu ain hukumnya mempelajari hukum seputar permasalahan haidl, nifas
dan istihadhoh. Untuk laki-laki hukum mempelajarinya adalah fardhu
kifayah, hanya untuk keperluan pengadilan dan berfatwa.5

4. Usia minimal dan maksimal haidl


Berdasarkan observasi yang dilakukan imam syafi’i, usia minimal
Wanita yang mengeluarkan darah haidl adalah 9 tahun. Perlu diperhatikan
bahwa 9 tahun disini tidak menggunakan kalender syamsiyah/masehi,

4
Muhammad bin Idris As-Syafi’i. Al-Um li As-Syafi’i, Dar As-Sya’bi, (jus 1 hal 55)
5
Abu Bakar Syato Ad-Dimyati. Hasyiyah I’anatu At-Tholibin, Dar ihya Al-Kitab, (jus 4
hal 181)
Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) |3
namun menggunakan kalender qomariyah, sebab dalam ranah fikih
penanggalan yang dipakai adalah berdasarkan perputaran bulan bukan
matahari. Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah batas minimal ini tidak 9
tahun secara tepat, namun 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit (tidak genap
16 hari). Atau mudahnya minimal usia Wanita mengeluarkan darah haidl
adalah 8 tahun 11 bulan 14 hari lebih sedikit. Maka dari itu apabila darah
keluar sebelum usia diatas bukan dinamakan darah haidl namun dinamakan
darah istihadhoh. Apabila Sebagian darah keluar didalam usia haidl dan
Sebagian yang lain sebelum usia haidl maka yang dihukuni darah haidl
hanyalah yang keluar setelah usia haidl, Adapun sebelumnya dinamakan
istihadhoh. Dan tidak ada usia maksimal dalam mengeluarkan darah haidil.
Itu artinya berapapun usia Wanita apabila masih mengeluarkan darah yang
sesuai dengan ketentuan ini maka ia tetap dihukumi haidl, namun umumnya
Wanita mengalami menopause pada usia 62 tahun. 6

5. Ketentuan darah haidl


Untuk mengetahui darah yang keluar adalah darah haidl perlu
memperhatikan beberapa ketentuan sebagimana berikut:7

a. Seorang Wanita mengeluarkan darah Ketika sudah mencapai usia


minimalnya sebagaimana yang telah dijelaskan yakni 8 tahun qomariyah
11 bulan 14 hari lebih sedikit

6
Sulaiman bin Umar Al-Jamal. Hasyiyah Al-Jamal, Dar Al-Fikr, (jus 1 hal 235)
7
Zakaria Al-Anshori. Fath Al-Wahab ‘Ala Syarh Manhaj At-Thulab, Dar ihya Al-Kitab,
(jus 1 hal 26)
4 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
b. Darah yang keluar minimal satu satu malam jika keluar secara terus
menerus atau totalnya mencapai 24 jam jika keluar secara terputus putus
selama tidak melampaui batas maksimal keluar haidl yakni 15 hari 15
malam.
Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud keluar secara terus menerus
bukan berarti darah keluar tanpa henti tapi asalkan jika dimasukkan
semacam kapas masih terdapat bercak darah.
c. Darah yang keluar tidak melebihi 15 hari 15 malam.
d. Keluar setelah minimal masa suci yakni 15 hari 15 malam terhitung dari
haidl sebelumnya.

Apabila darah yang keluar tidak sesuai dengan salah satu dari keempat
syarat diatas maka tidak bisa disebut darah haidl melainkan disebut darah
istihadhoh.

Dari keempat syarat diatas dapat kita ketahui bahwa batas minimal haidl
(aqollul haidl) adalah satu hari satu malam atau 24 jam dan batas maksimal
haidl (aktsarul haidl) adalah 15 hari 15 malam. Pada umumnya Wanita dapat
mengeluarkan haidl 6 atau 7 hari disetiap bulanya, namun tidak menutup
kemungkina dalam satu bulan Wanita tidak mengalami haidl sama sekali,
nahkan ada yang tidak mengalami haidl sama sekali dalam seumur hidupnya
seperti sayyidatuna Fatimah Az-Zahra.8 sedangkan batas minimal masa suci
antara kedua hiadl adalah 15 hari 15 malam dan tidak ada batas maksimal

8
Ibrohim Al-Baijuri. Hasyiyah Al-Bajuriy ‘ala Fath Al-Qorib Al-Mujib, Dar ihya Al-
Kitab, (jus 1 hal 112)
Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) |5
masa suci. Sehingga tidak menutup kemungkinan Wanita dapat mengalami
haidl sebanyak dua kali dalam sebulan, seperti contoh dibawah ini:

Tanggal 1 – 4 : keluar darah

Tanggal 5 – 24 : darah berhenti

Tanggal 25 – 29 : keluar darah lagi

Maka untuk 4 hari pertama keluar darah disebut darah haidl, untuk 19 hari
setelahnya tidak keluar darah disebut masa suci pemisah, dan untuk 4 hari
yang terakhir disebut darah haidl yang kedua kalinya.

Catatan: untuk bisa memastikan berhentinya darah bisa dengan cara


memasukkan benda semacam kapas, apabila kapas yang keluar sudah bersih
dari bercak darah maka sudah bisa dipastikan darah berhenti.9

6. Fase / Siklus haidl


Meskipun batas minimal usia haidl adalah 8 tahun qomariyyah 11 bulan
14 hari lebih sedikit, Namun siklus menstruasi pertama, rata-rata dimulai
pada usia 12 tahun atau 2 sampai 3 tahun setelah payudara tumbuh. Siklus
menstruasi ini akan terus berlangsung hingga memasuki masa menopause

Siklus menstruasi terbagi menjadi empat fase, yaitu:

a. Fase Menstruasi

9
Ibnu Hajar Al-Haitami. Tuhfah Al-Muhtaj fi Syarh Al-Minhaj, Dar Al-Fikr, (jus 1 hal
421)
6 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
Fase menstruasi ditandai dengan luruhnya endometrium atau dinding
rahim yang berisi pembuluh darah dan cairan lendir. Fase ini dimulai
sejak hari pertama menstruasi dan berlangsung selama 4 sampai 6 hari.

b. Fase Folikuler

Memasuki fase folikuler, ovarium akan membentuk folikel yang


berisi sel telur yang belum matang. Folikel dan sel telur tersebut akan
tumbuh dan merangsang penebalan pada dinding rahim. Fase ini
biasanya berlangsung selama 11 sampai 27 hari bergantung pada siklus
untuk setiap wanita.

c. Fase Ovulasi

Fase ovulasi terjadi saat ovarium melepas sel telur yang sudah
matang dan siap dibuahi oleh sperma di bagian saluran indung telur.
Akan tetapi, apabila tidak terjadi pembuahan, sel telur akan melebur
dalam waktu 24 jam setelah fase ovulasi. Fase ini biasanya terjadi di hari
ke-14 siklus menstruasi.

d. Fase Luteal

Fase luteal ditandai dengan sel telur yang berubah menjadi jaringan
yang disebut korpus luteum. Jaringan ini akan mengeluarkan hormon
yang membuat dinding rahim menjadi lebih tebal. Namun, apabila tidak
terjadi pembuahan, korpus luteum akan menyusut dan kembali diserap.
Selanjutnya, lapisan rahim akan luruh selama menstruasi. Fase luteal
terjadi selama 11 sampai 17 hari.

Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) |7
7. Gejala saat Haidl
Selama berlangsungnya siklus menstruasi, setiap wanita bisa merasakan
munculnya gejala tertentu pada dua fase, yaitu menjelang datangnya
menstruasi dan ketika menstruasi berlangsung. Berikut penjelasannya:

a. Gejala Pramenstruasi (PMS)


Selama siklus menstruasi, kadar hormon di dalam tubuh wanita akan
mengalami perubahan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik
dan emosi wanita selama beberapa hari sebelum menstruasi. Gejala ini
dikenal dengan sebutan sindrom pramenstruasi atau premenstrual
syndrome (PMS).

Beberapa tanda dan gejala yang kerap muncul ketika memasuki masa
pramenstruasi antara lain:

✓ Sakit kepala;
✓ Payudara mengencang dan terasa sakit;
✓ Muncul jerawat;
✓ Perut terasa kembung;
✓ Suasana hati yang mudah berubah (mood swing);
✓ Mengalami perubahan terhadap gairah seks.

Gejala pramenstruasi ini bisa berlangsung selama 6 hingga 7 hari, yaitu


selama 4 hari sebelum menstruasi dan 2 hingga 3 hari setelah menstruasi.

b. Gejala saat Menstruasi


Ketika menstruasi berlangsung, otot bagian rahim akan mengalami
kontraksi yang lebih kuat supaya dapat melepaskan lapisannya. Perubahan
8 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
hormon yang terjadi pada fase menstruasi juga bisa menimbulkan gejala
menstruasi, yang biasanya berlangsung selama 1 sampai 3 hari.

Adapun, tanda dan gejala yang kerap dirasakan saat fase menstruasi
antara lain:

✓ Nyeri pada perut.


✓ Terasa seperti ditekan di bagian perut.
✓ Terasa nyeri pada bagian pinggul, punggung bagian bawah, dan
paha bagian dalam.
✓ Sakit kepala.
✓ Mual.
✓ Diare.

Gejala menstruasi tersebut akan semakin berkurang seiring


bertambahnya usia wanita. Bahkan, gejala bisa menghilang saat wanita
sudah pernah melahirkan.

8. Gangguan saat haidl dan pencegahanya


a. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi yang tidak segera mendapatkan penanganan
berisiko menimbulkan beberapa komplikasi, yaitu:

1) Keputihan10

10
Adji Darma dan FX. Budiyanto, Keputihan (3,33,41,51,63)
Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) |9
Keputihan adalah lendir yang keluar dari vagina. Keputihan ada dua
macam:

a) Normal
Keputihan normal biasanya terjadi setiap bulan menjelang
menstruasi, sesudah menstruasi atau pada masa subur. Ciri keputihan
normal adalah cairan tidak berwarna (bening), tidak lengket ataupun
encer, tidak gatal serta tidak berbau. Sebagian besar cairan tersebut
berasal dari leher Rahim (servik uteri), dan ada juga yang berasal
dari vagina yang terinveksi.
b) Tidak normal
Keputihan ini dapat disebabkan oleh infeksi. Biasanya disertai
dengan rasa gatal didalam vagina dan disekitar bibir vagina bagian
luar yang mengakibatkan iritasi pada vagina. Penyebab umum
keputihan ini antara lain: bakteri, virus, jamur atau juga parasit.
Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran
kencing, sehingga menimbulkan rasa perih saat buang air kecil.
Ciri keputihan ini adalah keluarnya cairan berwarna putih pekat,
putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu dari saluran
vagina. Cairan ini biasanya encer atau kental, lengket dan terkadang
berbusa serta berbau menyengat.
Penyebab timbulnya keputihan diantaranya adalah:
✓ Menopause, atau masa yang sudah tidak keluar darah haidl;
✓ Pil penghambat atau penyubur kehamilan;
✓ Efek dari kontrasepsi dalam Rahim;

10 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
✓ Stress;
✓ Celana yang terbuat dari nilon;
✓ Celana ketat;
✓ Sabun bubuk pembersih.
2) Anemia

Perdarahan menstruasi yang berlebihan dan berlangsung dalam


waktu yang lama bisa mengakibatkan kekurangan darah (anemia) dan
zat besi. Kondisi ini juga dapat diikuti dengan gejala lainnya, seperti
lesu dan mudah lelah.

3) Risiko Gangguan Kesuburan

Siklus menstruasi yang tidak teratur, perdarahan berlebihan, atau


tidak mengalami menstruasi dalam waktu yang lama dapat
mengganggu proses ovulasi. Apabila hal ini terjadi, pengidap bisa
berisiko mengalami gangguan kesuburan.

4) Penyakit lepra (judzam)


Menurut pakar kedokteran, melakukan persetubuhan saat haidl
masih berlangsung akan menimbulkan banyak dampak negative yang
diantaranya adalah ditakutkan bayi yang lahir mengidap penyakit
lepra.11

11
Hasyiyah Al-Bajuriy, Dar ihya Al-Kitab, (jus 1 hal 115)
Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) | 11
b. Pencegahan Gangguan Menstruasi
Gejala yang muncul dalam siklus menstruasi memang sulit
dihindari. Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
membantu meringankan rasa sakit pada siklus menstruasi, yaitu:

✓ Mengganti asupan karbohidrat dengan karbohidrat kompleks, seperti


nasi merah, gandum utuh, atau sereal;
✓ Memperbanyak asupan makanan dan minuman dengan kandungan
kalsium tinggi, seperti yoghurt dan sayuran hijau;
✓ Mengurangi konsumsi gula, garam, dan makanan dengan lemak tinggi;
✓ Membatasi konsumsi minuman yang mengandung kafein dan alkohol;
✓ Tidak merokok;
✓ Mengelola stres dengan baik;
✓ Istirahat dengan cukup dan teratur;
✓ Berolahraga secara teratur dengan intensitas ringan atau sedang dan
menjauhi aktifitas yang berlebihan;
✓ Menjaga kebersihan dengan Memelihara kesejukan daerah sekitar
vagina (genital);
✓ Mencuci pakaian dengan air mendidih tanpa sabun.

Dan terkhusus pada keputihan dapat dilakukan pengobatan dengan


ramuan-ramuan alami sebagaimana berikut:

✓ Merendam kurang lebih 8 butir bawang putih dalam air cuka selama 2
hari sampai minyak bawang putih terurai, kemudian ambil satu sendok

12 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
makan dan campur dengan kurang lebih satu liter air putih. Gunakan
dua hari sekali dalam satu minggu untuk pembersih vagina.
✓ Ambil satu butir bawang putih iris jadi dua bagian lalu dibungkus
dalam kain yang memiliki pori-pori renggang, kemudian masukkan
dalam vagina dan biarkan selama kira-kira semalam.

B. Nifas
1. Definisi Nifas
Nifas menurut Bahasa adalah melahirkan, sedangkan menurut istilah
syara’ adalah darah yang keluar melalui farji Wanita setelah melahirkan atau
belum melebihi 15 hari setelah melahirkan bila darah tidak langsung
keluar.12

2. Ketentuan darah nifas


Minimal masa nifas adalah sebentar walaupun sekejap, maksimalnya
adalah 60 hari 60 malam, dan umumnya adalah 40 hari 40 malam.13

Penghitungan masa maksimal nifas (60 hari 60 malam) terhitung mulai


dari keluarnya semua anggota tubuh bayi dari Rahim (sempurna
melahirkan), meskipun bayi yang keluar masih berupa gumpalan darah atau
gumpalan daging. Sedangkan yang dihukumi nifas adalah mulai dari
keluarnya darah, dengan syarat darah tersebut keluar sebelum 15 hari 15
malam dari kelahiran bayi, sehingga andai saja ada seorang ibu melahirkan
pada tanggal 1 kemudian pada tanggal 5 baru mengeluarkan darah maka

12
Hasyiyah Al-Bajuriy, Dar ihya Al-Kitab, (jus 1 hal 109)
13
Ibid 111-112.
Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) | 13
penghitungan masa maksimal nifas dihitung mulai tanggal 1 dan yang
dihukumi nifas terhitung mulai tanggal 5, Adapun waktu antara lahirnya
bayi dan keluarnya darah dihukumi suci.14

Sedangkan Masa suci pemisah antara haid dan nifas, nifas dan haidl, atau
nifas dan nifas yang lain tidak disyaratkan harus 15 hari 15 malam, namun
bisa jadi hanya sehari semalam atau justru kurang dari satu hari. Bahkan
antara haidl dan nifas tidak disyaratkan ada waktu suci yang memisah. Hal
ini berbeda dengan masa suci yang memisah antara haidl dengan haidl yang
disyaratkan harus mencapai 15 hari 15 malam.15

C. Hukum yang berkaitan dengan haidl dan nifas


1. Hal-hal yang diharamkan sebab haidl dan nifas
Ada bebrapa hal yang diharamkan apabila seorang Wanita mengalami
haidl atau nifas.

a. Sholat
Rasulullah SAW bersabda:

‫إذا أقبلت احليضة فديع الصالة‬

“jika seorang Wanita mengalami haidl maka tinggalkanlah sholat”


(HR Bukhori)

14
Hasyiyah Al-Bujairimiy, Dar ihya Al-Kitab, (jus 1 hal 351)
15
Hasyiyah Al-Jamal, Dar Al-Fikr, (jus 1 hal 237)
14 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
Seorang Wanita yang sedang, mengalami haidl atau nifas
hukumnya haram melaksakan semua jenis sholat baik yang fardhu
maupun sunnah. Dan haram hukumnya mengqodlo’ sholat yang
ditinggalkan sebab haidl atau nifas.16

b. Puasa
Keharaman ini berdasarkan sabda nabi SAW:

‫أليس اذا حاضت املراة ال تصىل وال تصوم‬

"bukankah perempuan sedang haidl tidak boleh sholat dan puasa ? "
(HR Bukhori muslim).17

Perlu diketahui apabila seorang wanita maninggalkan puasa


Ramadhan sebab haidl atau nifas maka ia harus mengqodlo’inya, lain
halnya dengan sholat fardhu.

c. Thawaf
Seorang Wanita yang sedang haidl atau nifas tidak diperbolehkan
melakukan thawaf baik thawaf yang hukumnya fardhu atau sunnah, hal
ini berdasarkan sabda nabi SAW:

‫الطواف صالة إال أن اهلل أحل فيه الالكم‬

16
Jalal Ad-Din Al-Mahalli. Kanz Ar-Roghibin:Al-Mahalliy, Dar ihya Al-Kitab, (jus 1 hal
100)
17
Abu Al-Fadl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar Al-Asqolani. Bulugh
Al-Maram min Adillah Al-Ahkam, Dar ihya Al-Kitab, hal 30-31
Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) | 15
“sejatinya thawaf itu adalah sholat, hanya saja Allah
memperbolehkan didalamnya berbicara”

Catatan: semua rukun dan kewajiban ibadah haji dan umroh


boleh dilakukan Wanita yang sedang haidl atau nifas kecuali thawaf dan
sholat sunnah thawaf.

d. Membaca Al-Qur’an
Salah satu keharaman yang harus dihindari seorang Wanita yang
sedang haidl dan nifas adalah membaca Al-Qur’an,18 Rasulullah
bersabda:

‫ال يقرأ اجلنب وال احلائض شيأ من القرأن‬

“seseorang yang sedang junub atau haidl tidak diperbolehkan


membaca Al-Qur’an” (HR At-Turmudzi)

Namun muncul permasalhan bagi seorang hafidzah yang setiap


harinya harus nglalar (mudzakarah) hafalan Al-Qur’anya, dan ditakutkan
lupa apabila meninggalkanya. Dalam madzhab imam Syafi’i seorang
yang sedang berhadts besar tidak diperbolehkan sama sekali membaca
Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat atau bahkan satu huruf. Adapun
dalam madzhab lain seperti madzhab abu hanifah mengharamkan
membaca Al-Qur’an apabila yang dibaca adalah keseluruhan, jika hanya
Sebagian saja maka diperbolehkan. Bahkan dalam madzhab imam Sa’id

18
Sulaiman Al-Bujairomi. Hasyiyah Al-Bujairimiy ‘ala Al-Khotib, Dar Al-Fikr, (jus 1 hal
356)
16 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
bin Musayyib dan ibnu Abbas mengatakan bahwa membaca Al-Qur’an
bagi seorang yang sedang mengalami haidl mutlak diperbolehkan,
Sebagian atau seluruhnya. Pendapat-pendapat diatas agaknya dapat
dijadikan solusi bagi mereka yang ingin tetap mudzakarah Al-Qur’an
dimasa haidl 19

e. Menyentuh atau membawa mushaf


Mushaf disini tidak harus Al-Qur’an secara penuh namun semua
tulisan yang terdapat ayat Al-Qur’an dan ditulis dengan tujuan untuk
dibaca adalah mushaf, yang artinya haram disentuh dan dibawa. Namun
apabila mushaf dibawa bersamaan dengan barang yang lain misalnya
dimasukkan kedalam tas maka hukumnya diperbolehkan selama tidak
berniat hanya membawa mushaf saja.20 Sebagaimana firman Allah SWT:

-77 :‫ ﵟ [الواقعة‬٧٩ ‫ َّّل يَ َمسُّهُۥ ِإ َّّل ۡٱل ُمطَ َّه ُرو َن‬٧٨ ‫ فِي ِك َٰت َب َّم ۡكنُون‬٧٧ ‫ﵟ ِإنَّهُۥ لَقُ ۡر َءان ك َِريم‬
]79

“sesunggahnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulya, pada


kitab yang terpelihara, tidak boleh menyentuhnya kecuali hamba yang
disucikan”

f. Lewat atau berdiam diri didalam masjid


Nabi Muhammad SAW bersabda:

‫إين ال أحل املسجد حلائض وال جنب‬

19
Ibnu Rusyd Al-Qurthuby Al-Maliki, Bughyatul muqtashid.
20
Zain Ad-Din Al-Malibari. Fath Al-Mu’in, Dar ihya Al-Kitab, (jus 1 hal 65-66)
Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) | 17
“saya tidak menghalalkan masjid bagi seorang yang sedang haidl dan
junub”

Hikmah dibalik keharaman ini adalah seorang Wanita yang


sedang mengalami haidl ibaratnya ia sedang menanggung sebuah
kotoran sehingga haram baginya berdiam diri didalam rumah Allah.
Apabila sekedar melewati dan tidak ditakutkan mengotori masjid,
semisal dengan memakai pembalut maka diperbolehkan.21

g. Bersentuhan kulit dengan suami diantara pusar dan lutut


Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:

]222 :‫يض َو َّل ت َۡق َربُوهُ َّن َحت َّ َٰى يَ ۡط ُه ۡر َۖ َن ﵟ [البقرة‬


ِ ِ‫ٱعت َِزلُوا ٱلنِسَا َء فِي ۡٱل َم ح‬
ۡ َ‫ﵟف‬

“hendaklah kamu menjauhkan diri dari Wanita diwaktu haidl dan


janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci”

Para ulama’ menyimpulkan bahwa haram hukumnya melakukan


persetubuhan disaat haid. Namun apabila hanya menyentuh bagian selain
antara pusar dan lutut maka diperbolehkan.22

2. Hal-hal yang disunnahkan sebab haidl dan nifas


A. tidak memotong kuku, rambut dan semacamnya
Bagi seorang Wanita yang mengalami haidl disunnahkan untuk
tidak memotong kuku, rambut dan semacamnya, namun apabila sudah
terlanjur dipotong maka yang wajib dibasuh adalah bekas anggota yang

21
Hasyiyah Al-Jamal, Dar Al-Fikr, (jus 1 hal 238-239)
22
Hasyiyah Al-Bujairimiy, Dar Al-Fikr, (jus 1 hal 363-365)
18 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
dipotong bukan potongan dari anggota itu. Sebab ada Riwayat yang
mengatakan bahwa dihari akhir kelak anggota yang terpotong dimasa
junub akan Kembali lagi dalam keadaan belum disucikan.23

B. Membersihkan vagina
Bagi Wanita yang darah haidlnya berhenti dan belum sempat
mandi, jika ingin tidur, makan atau minum disunnahkan untuk
membersihkan vaginanya terlebih dahulu kemudian berwudlu.

C. Bershodaqoh 24
Apabila seorang suami terlanjur melakukan persetubuhan dengan
istrinya saat haidl maka ia disunnahkan untuk bersodaqoh satu dinar
emas (3,88 gram) jika darah keluar deras saat bersetubuh, jika tidak maka
disunnahkan bersodaqoh setengah dinar emas (1,97 gram).

D. Istihadloh
1. Definisi Istihadloh
Pengertian istihadhah secara bahasa memiliki arti mengalir atau aliran
dan secara istilah, adalah darah yang dikeluarkan wanita dari permukaan
rahim pada waktu dilain masa haidh dan nifas. Istihadhoh adalah hadas yang
tidak mewajibkan mandi besar, akan tetapi mebatalkan wudhu, oleh karena
itu orang yang mengalami istihadhoh (mustahadhoh) memiliki kewajiban
untuk mengerjakam sholat dan puasa. hal tersebut dijelaskan dalam hadis nabi
saat fatimah binti hubais bertanya “ya rosulullah aku sekarang sedang

23
Nawawi Al-Bantani. Nihayat Az-Zain, Thoha Putra, (hal 31)
24
Wahbah Az-Zuhaili. Al-Fiqh Al-Islamiy, Dar Al-Fikr, (jus 1 hal 475)
Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) | 19
istihadhoh dan berarti aku tidak suci apakah aku boleh meninggalkan sholat?”
lalu nabi jawab “tidak boleh, itu hanyalah darah fasad (irqun) bukan darah
haid, dan apabila tiba masa haid maka tinggalkanlah sholat, dan jika darahnya
bersih maka mandilah dan sholatlah” (HR an-Nasa’i).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang istihadloh


sebelum melakukan wudhu yakni:

1. membersihkan Kemaluan;

2. Menaruh kapas di mulut vagina, perkara ini tidak diwajib apabila wanita
yakin darahnya tidak terlalu deras;

3. Memakai pembalut, walaupun darah tetap tembus keluar setelah memakai


pembalut, sehingga akan dima’fu kecuali hal itu disebabkan karena
kecerobohannya;

4. Pelaksanaan wudhu dilakukan setelah masuk waktunya shalat;

5. Berniat untuk diperbolehkanya shalat sama seperti orang yang berhadats


terus menerus yaitu orang yang tidak berniat menghilangkan hadats,
karena pada hakikatnya hadats tersebut masih ada;

6. Bersegera melaksanakan sholat Setelah berwudhu;

7. Wanita yang mengalami istihadloh harus mengganti pembalutnya dan


mengulangi wudhu setiap kali hendak melaksanakan sholat fardhu.
Sedangkan ketika hendak melaksanakan sholat sunah maka tidak perlu
lagi untuk berwudhu jika wundhunya masih dan belum batal. Apabila

20 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
dalam pertengahan wudhu atau waktu mengerjakan shalat darah tersebut
terhenti dan terhentinya cukup untuk digunakan berwudhu dan shalat,
maka mereka wajib untuk mengulangi kembali wudhu dan shalatnya.

8. Klasifikasi Wanita
Beberapa dari wanita bisa mengetahui dan sudah memperhatikan adat haid
perbulan, jadi dapat bisa diketahui kapan terjadi dan menstruasi itu terjadi
berapa lama, dari sebagian orang yang lain ada yang cuma mengingat
kebiasaannya lama haidnya, keseringan wanita lupa kapan waktu mulai haid,
dan bahkan juga ada yang lupa semua, dari masalah tersebut ulama membagi
menjadi tujuh gambaran mustahdhoh atau golongan yakni:

1. Mubtada’ah mumayyizah;

2. Mubtad’ah ghairu mumayyizah Mu’tadah mumayyizah;

4. mu’tadah ghairu mumayyizah zdaakirah li’adaatihaa qadran wa waqtan;

5. Mu’tadah ghairu mumayyizah lnasuyah li’adatiha qodron laa waqtan;

6. Mu’tadah ghairu mumayyizah zdaakirah li’adatiha qodron laa waqtan;

7. mu’tadah ghairu mumayyizah zdaakirah li’adatiha waqthan laa qadran.

9. Kondisi Wanita saat Istihadloh


Kondisi seorang wanita ketika istihadhoh ada tiga, yakni:

a. Sebelum mengalami istihadhah, ia telah mempunyai waktu haid yang jelas.


Dalam kondisi seperti itu, hendaklah ia berpedoman kepada jadwal haidnya
yang telah diketahui sebelumnya. Maka pada masa itu dihitung sebagai haid

Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) | 21
dan berlaku baginya hukum-hukum haid. Adapun selain masa tersebut maka
itu merupakan istihadhah yang berlaku baginya hukum-hukum istihadhah.
b. Tidak mempunyai waktu haid yang jelas sebelum istihadhah, sementara ia
mengalaminya terus-menerus mulai dari saat pertama kali ia melihat darah.
Dalam kondisi ini, hendaklah ia melakukan pembedaan (tamyiz), seperti
jika darahnya berwarna hitam atau kental atau berbau, maka yang terjadi itu
adalah haid dan berlaku baginya hukum- hukum haid. Dan jika tidak
demikian, maka yang terjadi itu adalah istihadhah dan berlaku baginya
hukum-hukum istihadhah.
c. Tidak mempunyai waktu haid yang jelas dan tidak bisa membedakan
darahnya secara tepat. seperti terjadi terus-menerus mulai dari saat pertama
kali melihat darah, sementara darahnya memiliki satu sifat saja atau
berubah-ubah dan tidak mungkin dianggap sebagai darah haid. Dalam
kondisi seperti ini, hendaklah ia mengambil kebiasaan wanita pada
umumnya. Jadi masa haidnya adalah enam atau tujuh hari pada setiap bulan,
dihitung mulai dari saat pertama kali mendapati darah. Sedang selebihnya
adalah istihadhah. Bila ia lupa hari pertama haidnya, maka ia memulainya
pada awal bulan.

22 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)
Bibliografi
Al-Ghaziy, Ibnu Al-Qosim. fath Al-Qorib Al-Mujib ‘Ala Matni Ghoyah At-
Taqrib. Dar Ihya’ Al-Kitab.

Al-Mawardy. Al-Hawiy Al-Kabir, Dar Al-fikr.


Ar-Raziy, Fakhr Ad-Din. Mafatih Al-Ghoib: At-Tafsir Al-Kabir. Dar Al-fikr.
As-Syafi’I, Muhammad bin Idris. Al-Um li As-Syafi’i, Dar As-Sya’bi.
Ad-Dimyati, Abu Bakar Syato. Hasyiyah I’anatu At-Tholibin, Dar ihya Al-
Kitab.
Al-Jamal, Sulaiman bin Umar. Hasyiyah Al-Jamal, Dar Al-Fikr.
Al-Anshori, Zakaria. Fath Al-Wahab ‘Ala Syarh Manhaj At-Thulab, Dar ihya
Al-Kitab.
Al-Baijuri. Ibrohim. Hasyiyah Al-Bajuriy ‘ala Fath Al-Qorib Al-Mujib, Dar ihya
Al-Kitab.
Al-Haitami, Ibnu Hajar. Tuhfah Al-Muhtaj fi Syarh Al-Minhaj, Dar Al-Fikr.
Darma, Adji dan FX. Budiyanto, Keputihan.
Al-Mahalli, Jalal Ad-Din. Kanz Ar-Roghibin:Al-Mahalliy, Dar ihya Al-Kitab.
Al-Asqolani, Abu Al-Fadl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar.
Bulugh Al-Maram min Adillah Al-Ahkam, Dar ihya Al-Kitab.
Al-Bujairomi, Sulaiman. Hasyiyah Al-Bujairimiy ‘ala Al-Khotib, Dar Al-Fikr.
Al-Qurthuby, Ibnu Rusyd Al-Maliki, Bughyatul muqtashid.
Al-Malibari, Zain Ad-Din. Fath Al-Mu’in, Dar ihya Al-Kitab.
Al-Bantani, Nawawi. Nihayat Az-Zain, Thoha Putra.
Az-Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh Al-Islamiy, Dar Al-Fikr,

Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN) | 23
Catatan:________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
24 | Seminar Ilmiyah LBM IKASAMA (URGENSI HAIDL PERSPEKTIF FIKIH DAN KESEHATAN)

Anda mungkin juga menyukai