memanfaatkan organ tubuh manusia. Dan karena air seni manusia termasuk benda
najis sehingga haram pula digunakan. Dalam Islam pengobatan juga dianjurkan
secara spesifik dan pasti dalam al-Qur an. Kondisi demikian melahirkan kesenjangan
antara nash al-Qur an dengan peristiwa-peristiwa yang terlahir sebagai produk dari
dan masyarakat yang memiliki pemahaman yang lebih terhadap agama harus mampu
peran yang cukup signifikan sebagai media atau instrumen untuk menjadi arahan
bagaiman sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh umat Islam. Dalam hal ini
majelis ulama Indonesia adalah sebuah lembaga yang berperan untuk memberikan
fatwa terhadap setiap permasalahan yang terjadi baik diminta ataupun tidak.159
Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan keputusan fatwa MUI tentang
pemecahannya. Berkisar pada keharaman penggunaan organ tubuh, ari-ari, air seni
manusia bagi kepentingan obat-obatan dan kosmetika kecuali dalam keadaan dharurat
serta sejauh mana batasan darurat tersebut bagi kepentingan obat-obatan dan
kosmetika.
tidak lepas dari kajian hujjah para ulama sebagai studi komparatif yang penulis
gunakan untuk mencapai suatu kesimpulan yang dapat menggambarkan fatwa secara
obyektif. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan apa yang dimaksud dengan
darurat, menurut Wahbah Al-Zuhaili darurat yaitu datangnya kondisi bahaya atau
kesulitan yang amat berat kepada tubuh, kehormatan, akal, harta dan yang berkaitan
dengannya. Ketika itu boleh atau tidak dapat tidak harus mengerjakan yang dilarang
dirinya selama tidak keluar dari syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’.160Dalam
keputusan fatwa MUI penulis sependapat dengan adanya fatwa yang telah
dikeluarkan oleh MUI tentang pengharaman penggunaan organ tubuh manusia bagi
kepntingan obat-obatan dan kosmetika. Hal ini mengingat hadist Nabi SWA:
o)روا.َمs¹َçَ ا¹ً َداٍءَواِﺡ
َ َدَواًءçَ¹َAُ ََو6َ َِداًءاşَSَ¹َçْşَ,َçْ َوa>َýّ ن”اªَ¹ِ اَوَوا¹َ ;َ
şْçَ “
(161داودQşأ
,شٍ Nْaَ¹>ِşْSُyşُ>َ¹”şِا¹ﻥşَçﺥ
ْ َا,ن
َ ُرْو¹َهşَýِşْ¹ُşْyُ :¹ﺙNِAِ,SyاQ¹َ َدَةا¹aُ⁄َ¹”aُْşُy>ُşَ¹:ََﺙ¹”ﺡ
َ
ْرَداِء¹¹”اşِyَأyْ >
َ
,ْرَداِء¹¹”اُِمااyْ >
َ
”,ِرىaَ¹ْﻥeَ اَناşِy>ِaْçَ َأLْ¹َşَªaُNْ¹ِçِ>َyَﺙy>
َ
şَLَSَ¹ِSS¹ِ َواءَو¹¹”اِءَوا¹¹”لَاýَ أَْﻥa اِن”اç¹N:>وaAş¹اay¹aلُاNُQلََرªَ¹:َلªَ¹
(162داودQşاoِم)رواşَِ⁄َçَ اَوْوا¹َ ;َ;َ6َ اَوْواَوªَ;َ¹َ َداِءَدَواَء
Artinya : ”Allah telah menurunkan penyakit dan obat, serta menjadikan obat
bagi setiap penyakit; oleh karena itu, berobatlah dan janganlah berobat dengan
benda yang haram” (HR. Abu Daud)
]
Dari hadist tersebut dapat kita pahami bahwa Islam sangat memperhatikan
masalah kesehatan. Kita dianjurkan berobat ketika sakit karena berobat termasuk
salah satu tujuan Islam yang dijaga yakni memelihara jiwa. Kesehatan merupakan
salah satu kenikmatan terbesar yang dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-
hamba-Nya, karena dengan badan dan akal yang sehat sesorang akan dapat
yang sakit, maka akan lemah untuk melaksanakan kewajibannya. Oleh karena itu
Dalam prinsip dasar Islam bahwa asal benda adalah mubah (boleh) selama
misalnya, pada dasarnya ia bukan benda haram, karena tidak ada ketetapan ataupun
dalil nash yang mengharamkan. Tetapi dalam Islam sangat menghormati dan
memuliakan manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Isra’ ayat 70 :
162
Ibid., hlm. 252
163
Yusuf Qaradlawi, Halal Haram Fil Islam., hlm. 14
◆®º%‰◆U
³k@◆‰
œ□'Q▪0⌧
…®◆B◆◆❒
”ŒºQœ‰
0 ³
AⒸ@□'¤®◆i⌧❑◆❒
oØXⒸ@□'Qغ➢◆◉◆❒c0◆◆(Qœ‰◆❒
]@◆”¤®·„◆¤◆❒ Š◆(”%^Sœ‰
œ□'QB■®º9
§#O☺ X
Œ06•S
>0■5◆
&aØœ#⌧%Ø„Qs◆5
atau air seni manusia dalam Islam adalah cairan najis karena air seni membatalkan
³ŒØ^Qœ‰
0§☺◆©Q{œ‰
œº☺9B
œ□ o®❒®◆©
‰❒❑'◆‰◆U
S}œ®~9!%œ‰◆❒ ŒØOQ%º☺Qœ‰◆❒
œhº☺◆
§# X
k▪§@◉
Ⓒ ◆Q➢!%œ‰◆❒
■❑(†◆d§@œœ◆¤ &#◆SQ©◉#œ‰
&„Øœ◆@❑◆®Qs€5AⒸUö◆®º€◆
Oleh karena itu MUI memberi keputusan atau fatwa tentang keharaman
penggunaan organ tubuh bagi kepentingan obat-obatan dan kosmetika hal itu mengingat
organ tubuh manusia adalah haram digunakan. Allah telah menurunkan penyakit dan
obatnya, dan menjadikan sebagian penyakit ada obatnya, karena itu kita disuruh berusaha
Dengan begitu organ tubuh manusia seperti ari-ari dan air seni tidak boleh
digunakan sekalipun untuk pengobatan. Walaupun ada yang mengatakan bahwa bisa
untuk mengobati tetapi belum ada bukti secara ilmiah pengaruhnya terhadap vitalis
Ulama madzab Syafi’i berkesimpulan dalam berobat dengan barang najis baru
diperbolehkan jika memang sama sekali tidak ada obat yang suci yang dapat
menyembuhkan penyakit tersebut. Itu pun dengan rekomendasi ahli pengobatan yang
Menurut Yusuf Qardhawi berobat dengan benda haram atau najis boleh dalam
keadaan dharurat. Dengan syarat tidak ada obat lain selain benda itu, dalam keadaan
diperbolehkan melakukan sesuatu yang dilarang dalam rangka menyelamatkan jiwa dari
kematian. Dapat disimpulkan bahwa bangkai, darah, air kencing, dan daging babi
(sesuatu yang diharamkan oleh syara’) adalah halal bagi seseorang yang khawatir dirinya
binasa akibat kelaparan, kehausan ataupun sakit. Melebihi dari itu hukumnya haram.
yang diharamkan itu, semata-mata demi untuk menghilangkan dharar (bahaya) dan
menjaga jiwa pelakunya. Kebolehan ini didasarkan hadits Nabi SAW, yang
dirumurkan oleh para ahli hukum Islam menjadi kaidah: bahaya itu harus dihilangkan.
Dari kaidah ini kemudian dimunculkan dan disepakati oleh para ulama kaidah: darurat
Dalam wacana ushul fiqh, kondisi demikian merupakan bagian dari kemaslahatan
yang bersifat daruriyah, yaitu suatu kemaslahatan primer dalam kehidupan manusia baik
di dunia maupun di akhirat, jika tidak terwujud maka rusak kehidupan dunia, dan
adalah tujuan syari’at yang sangat prinsipil. Dalam ushul fiqh, kemaslahatan dharuriyat
meliputi pemeliharaan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Keselamatan jiwa
adalah ukurannya. Inilah yang menjadi sebab adanya keringanan atau penghapusan beban
ditunggu, terpaksa mengkonsumsi sesuatu yang dilarang karena tidak ada alternatif yang
lain, membatasi diri hanya untuk menghilangkan kemadharatan dan dari rekomendasi
Dalam dunia fashion, ari-ari (plasenta) diyakini dapat berfungsi meregenerasi sel-
sel tubuh sehingga dapat mempertahankan kulit agar tetap sehat, segar, muda, dan cantik.
Juga mampu mengembalikan kemulusan kulit akibat luka atau penyakit kulit.
Sebab, plasenta mengandung sel-sel muda yang sedang tumbuh dan berkembang.
Bersama air ketuban, ekstrak plasenta manusia menjadi favorit bahan kosmetik, karena
Menurut peraturan menteri kesehatan RI tahun 1976, kosmetika adalah bahan atau
memelihara, menambah daya tarik dan mengubah rupa dan tidak termasuk golongan
obat.174
Sesuai ajaran Islam, yang perlu diperhatikan dalam kosmetika adalah halal dan
suci. Yayasan halalan thayyiban memberi petunjuk sejumlah titik habis haram kosmetika.
Pertama, sumber bahannya, bisa jadi hewan dan cara penyembelihan atau bagian tubuh
salah satu campuran emulsi sehingga membutuhkan bahan penstabil emulsi. Bahan
termasuk manusia. Plasenta yang sering digunakan untuk kosmetika atau untuk produk
kesehatan berasal dari hewan (kambing, sapi dan lain-lain) atau dari manusia.
menyatakan membuat kosmetika dari organ tubuh manusia yang sudah mati
haram.176Pertimbangannya firman Allah SWT, surat al Isra’ ayat 70 yang artinya : Allah
Telah menjadi kesepakatan jumhur ulama bahwa apabila terdapat suatu kejadian
yang memerlukan ketetapan hukum, pertama-tama hendaknya mencari dulu dalam al-Qur
an, kalau ketetapannya sesuai dengan yang ditunjuk oleh al-Qur an maka ditetapkanlah
menurut al-Qur an itu. Tetapi apabila ketetapan hukum itu tidak diketemukan dalam al-
Qur an, barulah meneliti sunnah. Jika sesuai, ditetapkanlah menurut as-sunnah itu jika
tidak nash as-sunnah yang menetapkan hukumnya maka barulah beralih kepada tahap
pemeriksaan utusan dari para mujtahid yang menjadi ijma’ (kesepakatan bersama) dari
masa ke masa tentang masalah yang sedang dicari ketetapan hukumnya itu kalau ada
dan daya pikir untuk melakukan ijtihad guna menetapkan dasar hukum peristiwa
tersebut.177
Dasar keputusan fatwa tentang penggunaan organ tubuh ari-ari dan air seni
manusia bagi kepentingan obat-obatan dan kosmetika adalah berdasarkan al-Qur an,
1. Fatwa MUI mengenai penggunaan organ tubuh manusia bagi kepentingan obat-
syar’iyah. Keadaan dharurat disini adalah keadaan darurat itu benar-benar telah
terjadi dalam arti bahwa seseorang benar-benar dapat diduga akan kehilangan
nyawa. Sehingga mau tidak mau harus terpaksa atau dharurat sebagai satu-
2. Dalam menetapkan fatwa, MUI menggunakan metode istinbath hukum qiyas yaitu
menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada nashnya kepada kejadian lain yang
ada nashnya. Dengan berdasarkan pada al-Qur’an as-sunnah, kaidah fiqh. MUI
termasuk salah satu dari lima tujuan tercapainya syar’iah oleh karena itu MUI
mengeluarkan fatwatersebut.