Oleh:
Dr. Abd. Aziz Wahab, BA., M.Ag
Pengertian KB
أسنى المطالب
َواْلَع ْز ُل َتَح َّرٌز ِم َن اْلَو َلِد َمْك ُرْو ٌه َوِاْن َأِذ َنْت ِفْي ِه اْلَم ْع ُزْو ِل َعْنَه ا ُح َّرًة َك اَنْت َأْو َأَم ًة
. َاِلَّنًه َطِرْيٌق ِاَلى َقْطِع الَّنْس ِل
Artinya : Adapun al azl (mengeluarkan sperma
diluar rohim) adalah makruh walupun pihak wanita
mengizinkan baik sebagai wanita merdeka maupun
budak karena azl tersebut merupakan cara untuk
memutuskan keturunan (zakariya al Anshori :
186)”.
Dasar Hukum KB dalam Pandangan
Salafus Shalih
تلخص المراد
َأ ى ا َع ِد الَّس َالِم ا ُن ِبَأَّن اَل ِح ُّل ِلْل َأِة
َمْر َو ْبُن ُيْو َس ُه َي ْفَت ْبُن ْب
َأْن َتْس َتْع ِم َل َدَواًء َيْم َنُع اْلَح ْبَل َو َلْو ِبِرَض ا الَّزْوِج
Artinya : Ibnu Abdussalam dan Ibnu Yunus berfatwa
sesungguhnya tidak halal bagi istri menggunakan obat
anti kehamilan walaupun dengan persetujuan suami (
Abdurrahman bin Muhammad Ba’alawi : 247 )
Dasar Hukum KB dalam Pandangan
Salafus Shalih
حاشية الباجوري
ِلِه َأ ْق َط ِم ْلا ِط ِذ َّلا َّشال ِةَأ ِت
ْك
ْيَئ ْي َيْب ُئ َح ْب َل َو َي ُع ُه ْن ْص َفُي َرُه َوَك َذ ا اْس ْع َم َم ْر
ْلا ُل ا
ِفى اَأْلَّو ِل َو َيْح ُرُم ِفى الَّثاِني
Artinya : Demikian halnya wanita menggunkan
sesuatu (seperti alat kontrasepsi) yang
memperlambat dan memutus kehamilan , maka
hukumnya makruh yang pertama dan haram
yang kedua (Ibrahim AL Bajuri : Jilid II, hal 95)
Dasar Hukum KB dalam Pandangan
Salafus Shalih
Pendapat muktamar NU
ا
َذ َتَع َرَض ْت ا ِإ ِة َّي ِه ْق ِفْلا ِة ِع ا ْل ا ىَل ِة
ُرْو َر َفَع َق َد َّض ال ِد ِع
َو ْنَد ُوُج ْو
اْلَم ْف َس َد َتاِن ُرْو ِع َي َأْع َظُم ُه َم ا َض َراًرا ِباْرِتَك اِب َأَخ ِّف ِه َم ا
.َم ْف َس َد ًة
Artinya : Dan ketika darurat maka sesuai dengan
qidah fiqhiyah jika ada dua bahaya mengancam maka
diwaspadai yang lebih besar bahayanya dengan
melaksanakan yang paling ringan bahayanya.
Dasar Hukum KB dalam Pandangan
Salafus Shalih
َوَك َذ ا اْس ِتْع َم اُل اْلَم ْرَأِة الَّش ْيَئ اَّل ِذ ْي َيْبِط ُئ اْلَح ْب َل َو َيْق َطُع ُه ِم ْن َأْص ِلِه َفُيْك َرُه ِفى
اَأْلَّو ِل َو َيْح ُرُم ِفى الَّثاِني
Artinya : Begitu pula menggunakan obat yang
menunda atau memutus kehamilan sama sekali
(sehingga tidak hamil selamanya), maka
dimakruhkan dalam kasus pertama dan diharamkan
dalam kasus kedua. (Imam Ibrahim al Bajuri kitab
hasyiyah al bajuri ‘ala fathil qoribi jilid 2 hal. 95).
Dasar Hukum KB
ِع
أََّما اْس ِتْع َم اُل الَّرُج ِل َواْلَمْر َأِة َد َواٌء ِلَم ْنِع اْلَح ْبِل َفَق ْد ُس ِئَل َعْنَه ا الَّش ْيُخ ُّز الِّد ْيِن َفَق اَل اَل َيُجْو ُز ِلْلَمْر َأِة َذِلَك َو َظاِه ُرُه الَّتْح ِرْيُم َو ِبِه َأْفَتى اْلِعَم اُد
اهـ َو َق ْد.ْبِن ُيْو ُنِس َفُس ِئَل َعَّم ا ِإَذا َتَراَض ى الَّزْوَج اِن اْلُح َّراِن َعَلى َتْر ِك اْلَح ْب ِل َه ْل َيُج ْو ُز الَّت َد اِوي ِلَم ْنِعِه َبْع َد ُطْه ِر اْلَح ْيِض َأَج اَب اَل َيُج ْو ُز
ُيَق اُل ُه َو اَل َيِزْيُد َعَلى اْلَع ْز ِل َو َلْيَس ِفْي ِه ِس َو ى َس ِّد َباِب الَّنْس ِل َظًّنا َو ِإَّن الَّظَّن اَل ُيْغِنى ِم َن اْلَح ِّق َش ْيًئا َو َعَلى اْلَق ْو ِل ِباْلَم ْنِع َفَلْو َفَّرَق َبْيَن َم ا
. اهـ َك َالُم الَّزْرَك ِش ي.َيْم َنُع ِبالُك ِّلَّيِة َو َبْيَن َما َيْم َنُع ِفى َو ْقٍت ُدْو َن َو ْقٍت َفَيُك ْو ُن َك اْلَعْز ِل َلَك اَن ُمَّتِج ًه ا َو ِفي َش ْر ِح الَّتْنِبْيِه ِلْلَباِلِس ّي َنْح ُو َه َذ ا
Artinya : Adapun penggunaan obat seorang pria dan wanita untuk mencegah kehamilan,
maka Syekh Izzuddin telah ditanyakan tentang hal itu lalu ia menjawab “bagi wanita hal
itu tidak boleh”, maka lahiriyah jawaban itu maka mengharamkan. Al Imad bin Yunus
berfatwa dengan hukum haram kemudian Syekh Izzuddin ditanya bila kedua suami istri
yang merdeka saling menyetujui untuk menghindari hamil apakah boleh mengkonsumsi
obat untuk mencegahnya setelah suci dari haid? Beliau menjawab “tidak boleh” sampai
disini ungkapan beliau. Dan terkadang bisa disanggah : “cara tersebut tidak melebihi ‘azl,
dan dalam cara itu hanya menutup adanya keturunan secara dzon (prasangka). Sedangkan
dzon sama sekali tidak selevel dengan kenyataan.” Berdasar pendapat yang mencegah, bila
antara obat yang mencegah kehamilan secara total dan obat yang mencegahnya sementara
waktu dibedakan hukumnya, maka perbedaan itu cukup kuat. Dalam syarah at tanbih karya
Al Balisi terdapat pertimbangan semacam ini. (Imam Muhammad bin Syihabuddin ar-Romli
kitab nihayatul muhtaj ila syarhil minhaj jilid 8 ; 443).
Pengertian Transfusi Darah
. السيوطى األسباح والنظائر: الَح اَج ُة َتْنِزُل َم ْنِزَلَة الَّضُرْو َرِة َعاَّمًة َك اَنْت َأْو َخ اَّصًة
Artinya : “ Perkara hajat ( kebutuhan ) memempati
posisi darurat (dalam menetapkan) hukum islam baik
yang sifat umum maupun yang khusus.
.َالَح َراَم َمَع الَّضُرْو َرِة َواَل َك َراَه َة ِم َن اْلَح اَج ِة
Artinya : “ Tidak ada yang haram bila berhadapan
dengan keadaan darurat dan tidak ada yang makruh
bila berhadapan dengan hajat (kebutuhan).
Pengertian Transplantasi Organ
1. Donor dalam keadaan hidup sehat, tipe ini memerlukan seleksi yang
cermat dan general chek up (pemeriksaan kesehatan yang lengkap) baik
terhadap donor maupun terhadap si penerima (resipian) demi menghindari
kegagalan transplantasi.
2. Donor dalam keadaan hidup koma atau diduga kuat akan meninggal
segera, tipe ini pengambilan organ tubuh pendonor memerlukan alat
kontrol dan penunjang kehidupan untuk mengetahui proses pengambilan
organ tubuh, kemudian dapat mengetahui kereteria mati secara klinis dan
yuridis khawatir tranplanstasi termasuk pembunuhan berencana yang dapat
di tuntut oleh pihak keluarga.
3. Donor dalam keadaan mati, tipe ini merupakan tipe ideal, sebab secara
medis tinggal menunggu penentuan kapan pendonor di anggap meninggal
secara medis atau yuridis dan harus di perhatikan daya tahan organ tubuh
yang mau di ambil untuk transplantasi.
Hukum Transplantasi Organ
ِإَّن َك ْس َر َعْظِم اْلَم ِّيِت ِم ْث ُل َك ْس ِر َعْظَم ٍة َح ًّي ا (رواه أحم د وابو دود وابن
)ماجه عن عائشة
Artinya : sesungguhnya pecahnya tulang mayat (bila di koyak-kkoyak)
seperti (sakitnya di rasakan mayat) ketika pecah tulangnya di waktu ia
masih hidup. ( HR. Ahmad, Abu Daud, DAN Ibn Majah, dari dewi
a’isyah ).”
190 : البقرة: َواَل ُتْلُقْو ا ِبَاْيِد ْيُك ْم ِاَلى الَّتْه ُلَك ِة
Artinya : janganlah kamu menjatuhkan diri mu sendiri dalam
kebinasaan” (Q.S, Al Baqarah : 190).
Hukum Transplantasi Organ
Memandikan
Mengafani
Menyolati
Menguburkan
Perwatan Janazah COVID 19
َّم َالَف ِء ا ْل ا ِّب ِب ِط َق َال َن ا َك ْنِإ
ُيَتَي ُم َب ْل َم َيْن ُع ُص
ْغ ِب ِّب اْل اِء ِبُد ِن َدْلٍك
ُي َس ُل ُص َم ْو
Artinya, “Adapun jika (tidak dikhawatirkan)
akan rontok bila sekadar dituangi air, maka
tidak boleh ditayamumi, namun harus
dimandikan dengan cara dituangi air tanpa
digosok," (Abdurrahman Al-Juzairi, Al-Fiqhu
‘alal Madzahibil Arba’ah, [Beirut, Darul Fikr:
1996 M], jilid I, halaman 476)
Perwatan Janazah COVID 19
. السيوطى األسباح والنظائر: الَح اَج ُة َتْنِزُل َم ْنِزَلَة الَّضُرْو َرِة َعاَّمًة َك اَنْت َأْو َخ اَّصًة
Artinya : “Perkara hajat ( kebutuhan ) memempati posisi
darurat (dalam menetapkan) hukum islam baik yang sifat
umum maupun yang khusus.
.َالَح َراَم َمَع الَّضُرْو َرِة َواَل َك َراَه َة ِم َن اْلَح اَج ِة
Artinya : “Tidak ada yang haram bila berhadapan dengan
keadaan darurat dan tidak ada yang makruh bila
berhadapan dengan hajat (kebutuhan).
Terimakasih