Dosen Pembimbing:
Mardhiya Agustina, S. Th. I. M. Pd.I
Disusun Oleh:
MUHAMMAD NUR
20.12.5144
FAKULTAS TARBIYAH
MARTAPURA
2022/2023
3. HAID
١٣٥ . ﺣﺎﻝ،( ﻣﻄﺒﻌﺔ ﺑﻦ ﻫﻼﺑﻲ: )ﺗﺎﻳﻠﻨﺪ، ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻤﻬﺘﺪﻳﻦ ﻟﻠﺘﻔﻘﻪ ﻓﻲ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺪﻳﻦ،ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺃﺭﺷﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﷲ ﺍﻟﺒﻨﺠﺎﺭﻯ
1
2
Mohammed Osman El-Khosht, Fiqih Wanita: Dari Klasik sampai Modern, (Solo: Tinta
Medina, 2015). hal. 20
itu lima belas hari, maka sudah pasti sekurang-kurangnya suci itu lima belas
hari juga.3
C. Perbandingan Pemikiran Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari dengan
4 Imam Mazhab
Syekh Muhammad 1. Sebanyak-banyaknya masa haid itu lima belas
Arsyad Al-Banjari hari-lima belas malam
2. Sekurang-kurangnya yaitu Sehari Semalam.4
Imam Hanafi 1. Imam Abu Hanifah menilai waktu terpanjang haid
adalah sepuluh hari.
2. Masa terpendek haid adalah tiga hari.
Imam Malik 1. Waktu terpanjang haid adalah lima belas hari.
2. Adapun masa haid paling pendeknya tidak ada
batasannya, walaupun hanya keluar sekali lantas
dapat dikatakan sebagai haid.
Imam Syafi’i 1. Waktu terpanjang haid adalah lima belas hari.
2. Kemudian masa terpendeknya adalah sehari
semalam.5
Imam Hambali 1. Waktu haid paling lama lima belas hari.
2. Kemudian paling pendeknya adalah sehari
semalam.6
D. Permasalahan Kontemporer
Meminum Obat untuk mengatur siklus Haid
Pada zaman sekarang, menggunakan Obat (ntah itu pil KB) sudah
menjadi awam bagi kalangan remaja maupun orangtua, terutama menunda
haid. Karena itu banyak yang menggunakannya untuk mengatur siklus
haidnya sendiri, ingin dipercepat atau diperlambat. Dalam hal ini bertujuan
untuk melaksanakan ibadah secara Penuh, seperti puasa dan naik haji.
Ketika kita ingin melaksanakan haji, tentunya sangat berharap untuk tidak
haid dipertengahan, agar tidak batal hajinya, begitu juga dengan Puasa.
Mengenai pemakaian Obat untuk mengendalikan siklus haid
tersebut, didalam Kitab Sabilal Muhtadin hanya menjelaskan masa Haid
itu paling lama 15 hari 15 malam dalam 1 bulan, pendapat beliau sama
dengan pendapat Imam Syafi’i, yang mana para ulama menyepakati hal itu
dengan melihat kebiasaan/kebanyakan yang terjadi pada perempuan.
Karena pada hikmahnya haid itu sebagai bentuk pembersihan diri
3
ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺃﺭﺷﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﷲ ﺍﻟﺒﻨﺠﺎﺭﻯ, Op.Cit. ١٣٥ .ﺣﺎﻝ
4
Ibid
5
Ahmad Abu Al-Majd, Bidayatul Mujtahid, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007) hal. 105-107
6
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, (Jakarta: Lentera, 2004), hal. 35
perempuan dari hal-hal kotor yang mengundang penyakit melalui aliran
darah.
Saya sedikit merujuk pada fatwa MUI tanggal 12 Januari 1979
tentang keputusan mengenai hukum menggunakan Obat penunda haid
dengan Niat ingin menyempurnakan haji, itu dihukumkan Mubah, dan
apabila dengan niat ingin Sempurna puasanya, maka dihukumkan Makruh,
kecuali perempuan tersebut akan susah mengqadhanya di hari lain, maka
hukumnya jadi Mubah.7
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengatur
siklus haid secara Sengaja diperbolehkan saja, tergantung dengan niatnya,
apabila untuk hal yang mudharat, maka timbal baliknya pun menjadi
mudharat juga (bisa jadi dosa), kerena seperti yang sudah dijelaskan diatas,
bahwa Setiap Haid juga memiliki hikmahnya tersendiri, seperti membuang
hal-hal yang kotor dan mengandung penyakit bagi diri perempuan.
E. Kesimpulan
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari mengartikan Haid sebagai
darah perangai yang keluar dari penghujung Rahim perempuan ketika waktu
Sehat. Kemudian siklus haid paling lama menurut beliau adalah 15 hari
dengan masa suci 15 hari juga, dan paling sedikit nya yaitu 1x24 jam atau
Sehari semalam. Sama dengan Pendapat Imam Syafi’I dan Imam Hambali.
Mengenai permasalahan Kontemporer, yaitu mengatur siklus Haid
dengan Sengaja, itu dihukumkan Mubah/Boleh-boleh saja, tergantung dengan
Niatnya, namun akan menjadi Dosa apabila memudharatkan Diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
El-Khosht, Mohammed Osman, 2015. Fiqih Wanita: Dari Klasik sampai Modern,
Solo: Tinta Medina
Al-Majd, Ahmad Abu, 2007. Bidayatul Mujtahid, Jakarta: Pustaka Azzam
Mughniyah, Muhammad Jawad, 2004. Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera
Ghozali, Syukri. Pil anti Haid, Komisi Fatwa MUI, Jakarta: Januari, 12, 1979
ﻣﻄﺒﻌﺔ ﺑﻦ ﻫﻼﺑﻲ: ﺗﺎﻳﻠﻨﺪ، ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻤﻬﺘﺪﻳﻦ ﻟﻠﺘﻔﻘﻪ ﻓﻲ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺪﻳﻦ. ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺃﺭﺷﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪﷲ،ﺍﻟﺒﻨﺠﺎﺭﻯ
7
Syukri Ghozali, Pil anti Haid, Komisi Fatwa MUI, (Jakarta: Januari, 12, 1979)