Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah DosenPembimbing

Fiqih Kasmidin,Lc,M.Ag

MASALAH HAID DALAM ISLAM

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Juliza Seliani: (12030225320)
Muhammad Al Farhan: (12020515394)
Rizky Nazaruddin: (12020515341)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak
lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah yang berjudul “Masalah Haid Dalam Islam” bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah FIQIH, selain itu kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembacanya.
Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak
Dr.H.KASMIDIN,LC,MA selaku Dosen mata kuliah FIQIH. Tugas yang telah di berikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnan makalah ini.

Pekanbaru,09 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Haid


1.2 Asalusul Darah Haid
1.3 Hukumperempuan Haid dan Larangan-larangan bagi perempuan Haid

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG

Islam merupakan agama yang Rahmatanlil’aalamiin, yang artinya Islam


merupakansatu-satunya agama yang di ridhoi Allah, dankitasebagaiumat Islam
harusberpegangteguhpada Al-Qur’an danshunnah,
mengapakitajugaberpedomanpadaShunnah? Sedangkan Al-Qur’an sudahada,
mengapademikian?Itu di karenakanbahasa Al-Qur’an meruapakanbahasa yang Universal
atauumum, contohnyaperintah “DIRIKAN LAH SHALAT” Al Qur’an
hanyamemerintahkankepadakitauntukmendirikanshalat, tidakada di dalam Al Qur’an
bagaimanagerakan-gerakanshalatitu yang haruskitakerjakan, dan di
sinilahfungsidarihadistRasulatausunnah-sunnahRasul, di dalamHadistkita di
ajarkanbagaimana gerakan2 shalatitu yang haruskitakerjakan, sepertiperintahRasul
“SHOLLU KAMAA RAAITUMUUNII USOLLII”
(Shalatlahsebagaimanaengkaumelihatkushalat), danHaidpadawanitajuga di
jelaskandalam Islam melaluihadist-hadistNabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihiwasallam

Haidsecarabahasaadalahmengalirnyasesuatu.DalamMunjid fi al lughoh -
tanpamenjelaskanasalusuldanpadanannyaberasaldari kata hada-haidan yang
diartikandengankeluarnyadarahdalamwaktudanjenistertentu.
Secarasyara’, Haidadalahdarah yang keluardari Rahim
perempuandalamkeadaansehatdantidakkarenamelahirkanatausakitpadawaktutertentu.
Dan penjelasan detail mengenaiHaidakan di jelaskan di bawahini;

1.2RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Haid?
2. Bagaimana Asal usul darah Haid?
3. Bagaimana hukum perempuan haid dan apa saja larangan bagi perempuan haid?

1.3TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Haid
2. Mengetahui Asal usul darah Haid
3. Mengetahui hukum perempuan Haid dan mengetahui larangan bagi perempuan haid
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Haid
Haid secara bahasa adalah mengalirnya sesuatu. Dalam munjidfiallugah kata haid -
tanpa menjelaskan asal usul dan padanannya- berasal dari kata ḥaḍa-ḥaiḍan yang diartikan
dengan keluarnya darah dalam waktu dan jenis tertentu. SedangkanSecara syara', haid adalah
darah yang keluar dari rahim perempuan dalam keadaan sehat dan tidak karena melahirkan
atau sakit pada waktu tertentu. firman Allah surat Al Baqarah ayat 222 yang artinya:

” Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ”Haid itu adalah kotoran.” oleh sebab itu,
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang telah
ditentukan oleh Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertobat dan menyukai
orang yang menyucikan diri.”

Biasanya perempuan pertama kali haid ketika berumur duabelas sampai lima belas
tahun. Terkadang ada juga perempuan yang sudah mengalami haid sebelum atau setelah
umur tersebut. Keadaan ini tergantung kondisi fisik dan psikisnya.
Para ulama berbeda pendapat mengenai batasan umur untuk perempuan haid,
sehingga ketika ada perempuan yang mengalami haid sebelum atau sesudah batasan usia
tersebut bisa dipastikan darah yang keluar dari rahim perempuan adalah darah penyakit dan
bukan darah haid. Perbedaan itu disebabkan tidak adanya penjelasan dari nash mengenai hal
itu. Para ulama menetapkan batasan itu dengan melihat kebiasaan dan keadaan perempuan.
Sesungguhnya haid disifati dengan sifat yang asli, salah satunya haid adalah darah
yang keluar dari rahim. Seperti firman allah dalam surat Al Baqarah:228 yang arrtinya :

”.....tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan allah dalam rahimnya, jika
mereka beriman kepada allah dan hari akhirat....”

Ciri- ciri darah haid menurut Nabi adalah sebagai berikut,

a) Warnanya hitam

b) Pekat

c) Mencolok dikarenakan sangat panas

d) Keluarnya darah tersebut untuk memberikan manfaat

e) Baunya berbeda dengan darah- darah yang lain


f) Warnanya sangat merah

Masa Haid dan Masa Suci

Para ulama berbeda pendapat mengenai lamanya masa haid, menurut syafii dan ahmad
paling sedikitnya haid adalah sehari semalam dan paling lama adalah limabelas hari.
Sedangkan menurut Abu Hanifah paling sedikit tiga hari tiga malam dan jika kurang dari itu
disbut darah fasad dan paling lama haid adalah sepuluh hari. Menurut Maliki tidak ada
batasan minimal dan batas maksimal bagi haid, walau hanya keluar satu tetes sudah terhitung
haid.
Sedangkan sedikitnya masa suci diantara haid menurut jumhur ulama adalah limabelas
hari. Karena dalam satu bulan biasanya perempuan mengalami siklus haid dan suci,
sedangkan maksimal haid adalah limabelas hari sehingga minimal suci adalah limabelas hari
juga.

Menurut hanabilah sedikitnya suci diantara haid adalah tigabelas hari. Seperti yang
diriwayatkan Ahmad dari ‟Ali,” sesengguhnya seorang perempuan yang ditalak suaminya
datang kepada Ali. Dia berkata bahwa sedang haid dihari yang ketigabelas.

B. ASAL USUL DARAH HAID


Kata haid adalah istilah khusus yang digunakan dalam alquran. Istilah ini tidak
ditemukan dalam teks taurat ataupun injil. Istilah sebelumnya adalah menstruasi, kata
menstruasi (mens) berasal dari bahasa indo-eropa. Akar katanya dalahmanas, mana, atau
men, yang sering juga disingkat ma, artinya sesuatu yang berasal dari dunia gaib kemudian
menjadi makanan suciyang diberkahi lalu mengalir kedalam tubuh yang memberikan
kekuatan bukan hanya pada jiwa tapi juga fisik.
Mana juga berhubungan dengan kata mens(latin) yang keudian menjadi kata
mind(pikiran) dan moon(bulan). Keduanya memiliki makna yang berkonotasi spiritual.
Dalam bahasa yunanimen berarti month(bulan), sehingga perempuan yang mendapat
menstruasi sering kita sebut sedang datang bulan.
Dalam ajaran Islam darah haid disebut aladzan karena darah tersebut adalah darah yang
tidak sehat dan tidak diperlukan lagi oleh organ tubuh wanita. Bahkan kalau darah itu tinggal
dalam perut perempuan akan menimbulkan masalah, karena itu disebut adzan. Jadi darah
haid tidak ada hubungannya dengan dosa bawaan ataupun sesuatu yang bersifat mistis.

C. HUKUM PEREMPUAN HAID DAN LARANGAN-LARANGAN BAGI


PEREMPUAN HAID
1. Hukum Perempuan Haid
Dalam tradisi fiqh, terdapat lima hukum yang berkaitan dengan perempuan
haid, sebagaimana yang dirumuskan oleh para ahli fikih. Yakni:
a. Perempuan yang haid wajib mandi setelah selesai masa haidnya
b. Haid sebagai pertanda baligh.

c. Penentuan kosongnya rahim seorang perempuan pada masa iddah dengan haid. Sebab,
pada dasarnya hikmah iddah adalah untuk mengetahui kosongnya rahim.

d. Penghitungan mulainya masa iddah dengan haid, menurut madzab Hanafi dan Hanbali.
Karena mereka memaknai lafadhtslasataquru‟ dengan haid. Iddahnya perempuan yang
tidak hamil otomatis selesai dengan selesainya haid yang ketiga dan haid yang terjadi
ketika talak tidak terhitung. Sedangkan menurut madzabmaliki dan syafi‟iquru‟ berarti
atthuhru, maka penghitungan iddah dimulai dengan masa suci dan berakhirnya masa
iddah dengan mulainya haid yang ketiga. Masa suci saat jatuhnya talak terhitung dalam
hitungan tsalasataquru‟ walaupun cuma sebentar.

a. Ditetapkannya kafarah atau hukuman karena melakukan jima‟ pada masa haid

2. Larangan-Larangan Bagi Perempuan Haid

Ada delapan hal yang dilarang bagi perempuan haid, yakni sebagai berikut:
a) Shalat

b) Sujud tilawah

c) Menyentuh mushaf

d) Masuk masjid

e) Thawaf

f) I‟tikaf

g) Membaca alquran

h) Thalak

Dari beberapa larangan diatas tiga hal yang menjadi ikhtilaf para ulama yaitu,
1. Masuk Masjid
dalam hal ini ulama terbagi menjadi tiga pendapat, pendapat pertama
yanmelarag perempuan haid memasuki masjid secara muthlak dan ini adalah
pendapat madzabmaliki. Kedua, pendapat yang melarang melarang perempuan haid
memasuki masjid dan membolehkan jika sekedar lewat, dan ini adalah pendapat
syafii. Ketiga, pendapat yang membolehkan perempuan haid memasuki masjid dan ini
adalah pendapat ẓahiri.
2. Menyentuh Mushaf
Jumhur ulama mengakui kemu‟jizatanal Quran sehingga melarang menyentuh
al Quran bila tidak mempunyai wudhu, berhadas kecil saja dilarang apalagi yang
berhadas besar seperti haid. Sedangkan bagi Ẓahiri tidak dilarang menyentuh mushaf
walau tidak mempunyai wudhu. Perbedaan ini disebebakan perbedaan memahami ayat
dalam Qs. Al waqi‟ah:79 yang artinya :

“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan”

Menurut Daud alẒahirialquran yang dimaksud oleh ayat diatas bukanlah alquran
yang sekarang kita lihat, tetapi alquran yang bukan makhluk dan tersembunyi di lauh
almahfudh. Sedangkan mushaf yang kita pegang saat ini adalah makhluk, sehingga tak
perlu dalam keadaan suci tuk menyentuhnya dan orang haid maupun junub juga tidak
dilarang menyentuhnya.
3. Membaca al-Qur’an

Para ulama yang mengharamkan perempuan haid membaca alquran berpedoman


pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmiżi dan Ibnu Mājah dari Ibnu umar yang
berbunyi

َ ‫لَتقرأ ااِلئض‬
‫وِللانب شيئا من الق رآن‬
“Janganlah perempuan yang haid dan orang junub membaca sesuatupun dari al
Quran”.

Menurut sebagian yang lain hadits itu ḍa‟īf, sehingga tidak bisa dijadikan
landasan hukum. Ibnu Taimiyah berkata: melarang perempuan haid membaca al Quran
sama sekali bukanlah sunnah dari Nabi.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa “Haid adalah darah yang keluar dari kemaluan
wanita dalam kondisi sehat, tidak karena melahirkan atau pecahnya selaput darah”.
O Darah haid bersifat darah yang kehitam-hitaman dan baunya tidak sedap.
O Warna darah haid berbeda-beda, ada 6 warna yaitu : hitam, merah, kuning, keruh, hijau
dan abu-abu.
O Lamanya haid adalah tiga hari tiga malam dan pertengahannya lima hari dan sebanyk-
banyaknya sepuluh hari.
O Yang dilarang selama haid, melakukan shalat, puasa, masuk masjid, membaca Al-Qur’an
dan menyentuhnya melakukan thawaf dan berhubungan badan.

1.2 Saran
Akhir kata tidak ada hasil pemikiran yang baik kecuali memberikan manfaat bagi orang lain.
Penulis berharap semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari makalah ini dan
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan perbaikan bagi
penulis dalam penyusunan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

– M. Jamal Muhammad. 1999. Fiqih Muslimah. Jakarta : Pustaka Amani

https://www.slideshare.net/mobile/septianbarakati/makalah-haid-dalam-pandangan-islam-
42076080

Anda mungkin juga menyukai