Islamic Studies of Contemporary

Reproductive Issue
( IVF, insemination, surrogate mother,
contraception)

dr.Rahmanita Sinaga,MKed(OG),SpOG
 QS.Ar Rum ayat 21
‫َأْنُفِس ُك ْم َأْز َو اًج ا ِلَتْس ُكُنوا ِإَلْيَها َو َجَعَل‬ ‫وَِم ْن آَياِتِه َأْن َخ َلَق َلُك ْم ِم ْن‬
‫َبْيَنُك ْم‬
)٢١( ‫ِفي َذ ِلَك آلَياٍت ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن‬ ‫َم َو َّد ًة َو َر ْح َم ًة ِإَّن‬

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia

menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia
menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang berfikir.
Q.S An-Nisa: 1
‫َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َنْفٍس َو اِح َد ٍة َو َخ َلَق‬
‫ِم ْنَها َز ْو َجَها َو َبَّث ِم ْنُهَم ا ِر َج ااًل َك ِثيًر ا َو ِنَس اًء ۚ َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذ ي‬
‫َتَس اَء ُلوَن ِبِه َو اَأْلْر َح اَم ۚ ِإَّن َهَّللا َك اَن َع َلْيُك ْم َر ِقيًبا‬
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah)
menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang
dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah)
hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu
Infertility is a global health issue that affects
approximately 80 million people worldwide, more than
half of whom are Muslims [Boivin J, Bunting L, Collins JA, Nygren KG.
International estimates of infertility prevalence and treatment-seeking: potential need and demand
for infertility medical care.2007)
 Kondisi infertilitas yang terjadi pada pasangan suami istri
merupakan kuasa Allah yang ingin menguji hambanya dengan tidak
memberikan keturunan

berusaha dan tidak berputus asa atas nikmat Allah

adalah kewajiban bagi setiap manusia
sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa
Allah akan memberikan keturunan melalui jalan yang tidak diduga-
duga.

Firman Allah dalam Al Qur’an:Q.S. Yusuf (12):87

‫ۖ َٰي َبِنَّى ٱْذ َهُبو۟ا َفَتَح َّسُس و۟ا ِم ن ُيوُس َف َو َأِخ يِه َو اَل َت۟ا ْئَـُس و۟ا ِم ن َّر ْو ِح ٱِهَّلل‬
‫ِإَّن ۥُه اَل َي۟ا ْئَـُس ِم ن َّر ْو ِح ٱِهَّلل ِإاَّل ٱْلَقْو ُم ٱْلَٰك ِفُر وَن‬
“ Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir".
 Assisted reproductive technologies
(ART)
encompass all techniques involving direct manipulation of
oocytes outside of the body.

• These techniques include IVF, ICSI, gamete intrafallopian

transfer (GIFT), zygote intrafallopian transfer (ZIFT),
cryopreserved embryo transfers, and the use of donor
oocytes.
• The first and still most common form of ART is in vitro
fertilization (IVF)
• In most cases, IVF is used to help an infertile couple conceive
their own biological child, but donor sperm, donor oocytes,
and gestational surrogates can also be used, alone or in
combinations, as circumstances require.
Indication of IVF
• IVF was first developed as a means to overcome infertility
resulting from irreparable tubal disease  but it is now
applied much more broadly for the treatment of almost all
causes of infertility.

• IVF is also often the best treatment for couples with

multifactor infertility because the method can effectively
address all contributing causes at the same time.

• IVF is a legitimate treatment option for women with age-

related or otherwise unexplained subfertility and represents
the treatment of last resort for those in whom all other
treatments have failed.
 Different objectives of ART today

• as a succor to childless/infertile couples.

• Used to enable women without a malepartner to have
children by using sperm provided by a donor.
• Baby gender selection and the quest for a particular sex
(male or female) by fertile couples
• used to avoid genetic and chromosomal diseases by pre-
implantation diagnosis (PGD)
IVF Procedures

Ovarian Embryo
Luteal phase
stimulation cryopreservatio
support
regimen n

Embryo
Oocyte retrieval Result
transfer

Manage
fertilization Embryo culture Problems
/complication
 Islamic view of infertility method

• QS. Al Mukminun ayat 12-13

)١٢( ‫• َو َلَقْد َخ َلْقَنا اإلْنَس اَن ِم ْن ُسالَلٍة ِم ْن ِط يٍن‬

)١٣( ‫• ُثَّم َجَع ْلَناُه ُنْطَفًة ِفي َقَر اٍر َم ِكيٍن‬
• Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)
 Islamic view of infertility method
The Islamic Fiqh Council,1985 ( reviewing all the research submitted on in
vitro fertilization and after consulting experts in the field)  five forms of
in vitro fertilization are prohibited because result in confusion (ikhtilāṭ
al-ansāb) 

1. Fertilization that is the product of the sperm of a husband and the ovum of a
woman other than his wife, where the embryo is then implanted in his wife’s
uterus, e.g., egg donorship.
2. Fertilization that is the product of a woman’s ovum by the sperm of a man
other than her husband, where the embryo is subsequently implanted in the
woman’s own uterus, i.e., sperm donorship.
3. Fertilization that is the product of the sperm of a husband and the ovum of his
wife, where the embryo is implanted in the uterus of a surrogate mother.
4. Fertilization that is the product of the sperm and ovum of two individuals
other than the couple who want to conceive a baby, where the embryo is
implanted in the wife’s uterus, that is, egg and sperm donorship.
5. Fertilization that is the product of the sperm of a man who has two wives and
the ovum originates with one wife, while the embryo is implanted in the
uterus of the other wife.
The Islamic Fiqh Council,1985  two in vitro fertilization
procedures are lawful
1. Fertilization that is the product of the husband’s sperm and
the wife’s ovum (sahibay al-nutfa wal-buwayda) achieved
outside the body, where the embryo is then inserted into the
wife’s uterus.
2. Fertilization that is the product of the husband’s sperm being
mechanically inserted into his wife’s uterus so that the
fertilization takes place inside her body.
Surrogate mother
• Adapun hukum tentang memindahkan embrio ke dalam rahim
wanita lain adalah berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW:

• ِ َ‫ِهْر َي غَ ْع َر ُز َه اءَ مَ ِيْقَس يْ َن أِ ِرخْ اآلِ ْم َو ْيالَ وِ َّ الَِّل بُ ِنْم ُؤ يٍ ِئْر مِ الُّ ِلَح ي‬
)‫ال ( رواه أبو داود و الترمذى و قال حدث حسن‬

• Artinya : “Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada

Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada
tanaman orang lain (istri orang lain).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi
dan dipandang Shahih oleh Ibnu Hibban)”
• ‫لهّ ما من ذنب بعد الشرك أعظم من نطفة وضعها رجل في رحم ال يحل‬
• Artinya : “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik
dibandingkan seseorang yang menaruh spermanya di rahim
wanita yang tidak halal baginya.”(H.R Imam Nasa’i)
 Conclusion of opinion

• No objection to artificial insemination , provided there are

safeguards to ensure the sperm is the husband’s.
• In vitro fertilization is permissible as long as the semen and
ovum are from a man and woman who are legally married and
fertilization takes place during their marriage, not after divorce
or the death of the husband
• These opinions stipulate that in vitro fertilization is permissible
as long as the fertilized ovum placed in the womb of the
woman is an egg taken from her own ovaries, meaning that
there is no surrogate mother.
• The physician must be a trusted female Muslim physician wherever
possible and both the wife and her husband must consent to this kind of
fertilization

• Q.S An Nur ayat 31:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,
atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan
kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.
 ‫‪Q.S An Nur ayat 31:‬‬

‫َو ُقل ِّلْلُم ْؤ ِم َٰن ِت َيْغ ُض ْض َن ِم ْن َأْبَٰص ِرِهَّن َو َيْح َفْظَن ُفُروَج ُهَّن َو اَل ُيْبِد يَن ِزيَنَتُهَّن ِإاَّل َم ا َظَهَر ِم ْنَهاۖ ‬

‫َو ْلَيْض ِرْبَن ِبُخ ُم ِرِهَّن َع َلٰى ُجُيوِبِهَّن ۖ َو اَل ُيْبِد يَن ِزيَنَتُهَّن ِإاَّل ِلُبُعوَلِتِهَّن َأْو َء اَبٓاِئِهَّن َأْو َء اَبٓاِء ُبُعوَلِتِهَّن َأْو‬

‫َأْبَنٓاِئِهَّن َأْو َأْبَنٓاِء ُبُعوَلِتِهَّن َأْو ِإْخ َٰو ِنِهَّن َأْو َبِنٓى ِإْخ َٰو ِنِهَّن َأْو َبِنٓى َأَخ َٰو ِتِهَّن َأْو ِنَس ٓاِئِهَّن َأْو َم ا َم َلَك ْت َأْيَٰم ُنُهَّن‬

‫َأِو ٱلَّٰت ِبِع يَن َغْيِر ُأ۟و ِلى ٱِإْل ْر َبِة ِم َن ٱلِّر َج اِل َأِو ٱلِّطْفِل ٱَّلِذ يَن َلْم َيْظَهُرو۟ا َع َلٰى َعْو َٰر ِت ٱلِّنَس ٓاِء ۖ َو اَل َيْض ِرْبَن‬

‫ِبَأْر ُج ِلِهَّن ِلُيْع َلَم َم ا ُيْخ ِفيَن ِم ن ِزيَنِتِهَّن ۚ َو ُتوُبٓو ۟ا ِإَلى ٱِهَّلل َجِم يًعا َأُّيَه ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬
Gender selection
“The reproductive substance of man is white and that of woman
is yellow, and when they have sexual intercourse and the male’s
substance prevails upon the female’s substance, it is a male child
that is created by Allah’s decree, and when the substance of the
female prevails upon the substance contributed by the male, a
female child is formed by the decree of Allah” (Sahih Muslim
Kitab Al Hayd)

Gender selection  permitted if a particular sex predisposes to a

serious genetic condition ?
Islamic View of Contraception
Quran says nothing directly about birth spacing except for breastfeeding
 It is stated that a mother should breastfeed her child about 2 years
which is an equivalent to birth-to-birth intervals of 33 months taking
into consideration both the period of pregnancy and breastfeeding.

Q.S Luqman (14) :

‫َوَو َّص ْيَنا ٱِإْل نَٰس َن ِبَٰو ِلَد ْيِه َح َم َلْتُه ُأُّم ۥُه َو ْهًنا َع َلٰى َو ْهٍن َو ِفَٰص ُل ۥُه ِفى َع اَم ْيِن َأِن ٱْش ُك ْر ِلى َو ِلَٰو ِلَد ْيَك‬
‫ِإَلَّى ٱْلَم ِص يُر‬
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Quran Ar-Ra’d (13), verse 11, supports this move as it says verily,

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di

muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Folorunsho M.A (2007) interpretes this verse to mean that man

should plan for his livelihood as in the case of birth control
Hanya saja, Rasulullah menyarankan untuk
menikahi wanita subur
 Aim of contraception in Islam
Primary aim of birth control is to bring about wanted births. Birth control is an
attempt to plan for wanted or expected births i.e to make adequate preparation for
the incoming child. This preparation includes what the mother will need, how to take
care of the pregnancy to ensure its gradual and progressive development.

Wrong view of birth control?  refers to an attempt not to give birth to children or
that pregnancy should be aborted.
Islamic Method of Contraception
‘Azl as a measure to birth control
practiced among the Muslims and Prophet
Muhammad (SAW
• Menunda Kehamilan (Tanzimul ‘Azl) : untuk perencanaan kehamilan
 Diperbolehkan
• Membatasi Kehamilan (Tahdinul ‘Azl) Diharamkan jika tanpa indikasi
medis

KONTRASEPSI MANTAP

Tubektomi Vasektomi

Unislamic Methods of Birth Control

• Muslim jurists do not allow any type of permanent contraception except in
dire circumstances where there is a serious disease threatening the life or
health of the individual.
• Vasectomies are not allowed by Muslim jurists.
• Tubal ligation should not be resorted to in multiparous women who had one
or even two caesareans unless the dangers of conception are high.
• There are some drastic means which cause permanent contraception, e.g .•
hysterectomy, ovariectomy,orchidectomy. Such methods had never been
resorted to, for the sole purpose of contraception.
* (AI-Qara~awi, Y: "Al-I;Ialal wal-l;laram FilIslam"(The Lawful and the Prohibited in Islam). Translated by Kamal Al-l;lelbawy, M. M. Siddique, and
Syed ShukTy. Indianapolis, IN, USA: American Trust Publications, 1985; pp198-201.
• QS AL Baqarah :173

‫ِإَّنَم ا َح َّر َم َع َلْيُك ُم ٱْلَم ْيَتَة َو ٱلَّد َم َو َلْح َم ٱْلِخ نِز يِر َو َم ٓا ُأِهَّل ِبِهۦ ِلَغْيِر ٱِهَّللۖ َفَمِن ٱْض ُطَّر َغْيَر‬
‫َباٍغ َو اَل َع اٍد َفٓاَل ِإْثَم َع َلْيِهۚ ِإَّن ٱَهَّلل َغ ُفوٌر َّر ِح يٌم‬
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

• Q.S Al An’am : 119

‫ِإاَّل َم ا‬ ‫َو َم ا َلُك ْم َأاَّل َتْأُك ُلو۟ا ِمَّم ا ُذ ِكَر ٱْس ُم ٱِهَّلل َع َلْيِه َو َقْد َفَّص َل َلُك م َّم ا َح َّر َم َع َلْيُك ْم‬
‫َر َّبَك ُهَو َأْع َلُم‬ ‫ِبٱْلُم ْعَتِد يَن ٱْض ُطِرْر ُتْم ِإَلْيِهۗ َو ِإَّن َك ِثيًرا َّلُيِض ُّلوَن ِبَأْهَو ٓاِئِهم ِبَغْيِر ِع ْلٍم ۗ ِإَّن‬

Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut
nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan
kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu
memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak
menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui
batas.
 Fatwa Ulama di Indonesia mengenai Kontrasepsi Mantap

Fatwa Kedua Hasil Munas MUI Tanggal 20 Oktober 1983

 Melakukan vasektomi (usaha mengikat/memotong saluran benih

pria (vasdeferens), sehingga pria itu tidak dapat menghamilkan) dan
tubektomi (usaha mengikat atau memotong kedua saluran telur,
sehingga wanita itu pada umumnya tidak dapat hamil lagi)
bertentangan dengan hukum Islam (haram), kecuali dalam keadaan
sangat terpaksa (darurat) seperti untuk menghindarkan penularan
penyakit dari ibu/bapak terhadap anak keturunannya yang bakal
lahir atau terancamnya jiwa si janin bila ia mengandung atau
melahirkan lagi

• Fatwa kedua yang ditetapkan tahun 1983 lebih condong kepada

penggunaan prinsip maslahah. Dimana diberikannya rukhsah
(keringanan) kepada orang-orang tertentu untuk melakukan
rekanalisasi dengan tujuan memelihara jiwa.
 Fatwa Keempat Hasil Keputusan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa
SeIndonesia IV Tanggal 1 Juli 2012 tentang vasektomi
menghasilkan ketentuan hukum bahwa
Vasektomi hukumnya haram, kecuali:
a. Untuk tujuan yang tidak menyalahi syari‟at.
b. Tidak menimbulkan kemandulan permanen.
c. Ada jaminan dapat dilakukan rekanalisasi yang dapat
mengembalikan fungsi reproduksi seperti semula.
d. Tidak menimbulkan bahaya (mudlarat) bagi yang
bersangkutan.
e. Tidak dimasukkan ke dalam program dan metode kontrasepsi
mantap