A. BAYI TABUNG
1. Pengertian Bayi Tabung
Menurut Al-Munawar. S.A, ( 2004:115 ) Bayi tabung dalam istilah
ilmiah adalah usaha manusa untuk mengadakan pembuahan dengan
menyatukan atau mempertemukan antara sel telur wanita (ovum) dengan
spermatozoa pria dalam sebuah tabung gelas. Proses pembuahan seperti ini
disebut dengan In Vivo. Sedangkan proses pembuahan secara alamiah
disebut dengan In Vitro. Bayi tabung dilakukan untuk mengatasi
kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil.
Bayi tabung dapat diupayakan dengan mengambil telur (ovum)
wanita, dengan menggunakan sebuah alat yang disebut “Transvaginal
Transculer Ultra Sound” yang bentuknya pipih memanjang sebesar dua
jari untuk orang dewasa. Perpaduan ke dua sel tersebut lalu disimpan
dalam cawan pembiakan selama beberapa hari. Kemudian dipindahkan ke
dalam rahim seorang ibu bila sudah kelihatan ada tanda-tanda akan
menjadi bakal janin.1
2. Proses Pembuatan Bayi Tabung
a. Pengambilan sel telur
Pengambilan sel telur dilakukan dengan dua cara. Pertama :
indung telur di pegang dengan penjepit dan dilakukan pengisapan.
Cairan folikel yang berisi sel telur di periksa di mikroskop untuk
ditemukan sel telur. Kedua : di USG folikel yang tampak di layar
ditusuk dengan jarum melalui vagina kemudian dilakukan pengisapan
folikel yang berisi sel telur seperti pengisapan laparoskopi.
Menurut pendapat Yusuf Qardawi dikutip oleh Abdul Hamid
Hakim, dalam keadaan darurat atau hajat melihat atau memegang aurat
1
Mahjuddin. (1990). Masailul Fiqhiyah, Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum Islam
Masa Kini Jilid 1. Jakarta: Kalam Mulia. Hal. 2
diperbolehkan dengan syarat keamanan dan nafsu dapat dijaga. Hal ini
sejalan dengan kaidah hukum fiqih :2
ُ ْوراتُ تُبِ ْي ُح ال َمح
" ظ ْو َرات َ " الض َُّر
“Kebutuhan yang sangat penting itu diperlakukan seperti keadaan
terpaksa (darurat). Dan keadaan darurat itu membolehkan hal-hal
yang dilarang”.
b. Pengambilan sel sperma
Untuk mendapatkan sperma laki- laki dapat ditempuh dengan cara :
1) Istimna’ ( onani ).
2) Azl ( senggama terputus).
3) Dihisap dari pelir ( testis).
4) Jima’ dengan memakai kondom.
5) Sperma yang ditumpahkan kedalam vagina yang disedot dengan
spuit.
6) Sperma mimpi basah.
Diantara ke enam cara tersebut, cara yang dipandang baik
adalah dengan cara onani ( mastrubasi) yang dilakukan di rumah sakit.
Namun, Menurut buku Mazjfuk Zuhdi beberapa ulama berpendapat
tentang hal tersebut.3 Yaitu :
1) Ulama Malikiyah, Syafi’iyah, Zaidiyah, mengharamkan secara
multak berdasarkan Al-Qur’an surat Al- Mu’minun ayat 5-7,
dimana Allah telah memerintahkan manusia untuk menjaga
kehormatan kelamin dalam setiap keadaan, kecuali terhadap istri
dan budak.
2) Ulama Hanabilah mengharamkan onani, kecuali khawatir berbuat
zina atau terganggu kesehatannya, sedang ia tidak punya istri atau
tidak mampu kawin. Yusuf Qardawi juga sependapat dengan
ulama Hanabilah.
3) Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa istimna’ pada prinsipnya
diharamkan, namun istimna’ diperbolehkan dalam keadaan tertentu
2
Qardhawi,Yusuf. (1995). Fatwa-fatwa Kontemporer Jilid 3. Jakarta: Gema Insani Press.
Hal. 33
3
Masjfuk Zuhdi. (1997). Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Hal. 25
bahkan wajib, jika dikhawatirkan jatuh kepada perbuatan zina. Hal
ini didasari oleh kaidah ushul fiqih :
َ ب ْال َم
ِصا ِلح ِ دَ ْر ُء ْال َمفَا ِس ِد ُمقَدَّ ٌم َعلَى َج ْل
“Menghindari madarat (bahaya) harus didahulukan atas mencari
(menarik) maslahah (kebaikan).”
3. Hukum bayi tabung menurut pandangan Islam
Masjfuk Zuhdi, memaparkan bahwa Majlis Tarjih Muhammadiyah
dalam Muktamarnya tahun 1980 mengharamkan bayi tabung dengan
sperma donor sebagaimana diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor
514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih Islam Organisasi
Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986
mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan
membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari
isteri sendiri.4
Dua hal yang menyebutkan bahwa bayi tabung itu halal, yaitu :
a. Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari
istrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim
istrinya.
b. Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran
rahim istrinya atau langsung ke dalam rahim istrinya untuk
disemaikan.
Hal tersebut dibolehkan asal keadaan suami isteri tersebut benar-
benar memerlukan bayi tabung untuk membantu pasangan suami isteri
tersebut memperoleh keturunan. Sebaliknya ada Lima hal yang membuat
bayi tabung menjadi haram. Yaitu :
a. Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung
telur pihak wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke
dalam rahim istrinya.
b. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada
sperma yang diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian
dicangkokkan ke dalam rahim si wanita.
4
Masjfuk Zuhdi. (1997). Masail Fiqhiyah, ... Hal 25
c. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari
sepasang suami istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita
lain yang bersedia mengandung persemaian benih mereka tersebut.
d. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan
wanita lain kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.
e. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari
seorang suami dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim
istrinya yang lain.
Berdasarkan keterangan tersebut, Jumhur ulama menghukuminya
haram. Karena sama hukumnya dengan zina yang akan mencampur
adukkan nashab dan akibatnya hukum anak tersebut tidak sah dan
nasabnya hanya terhubung dengan ibu yang melahirkan. Sesuai firman
Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70:
ت َّ
ِ الطيِِّبَا ََولَقَ ْد َك َّر ْمنَا َبنِي آدَ َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِي ْالبَ ِ ِّر َو ْالبَ ْح ِر َو َرزَ ْقنَا ُه ْم ِمن
ضيال ِ ير ِم َّم ْن َخلَ ْقنَا ت َ ْف َ َوفَض َّْلنَا ُه ْم
ٍ ِعلَى َكث
Artinya :“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S. Al-
Isra’ : 70)
Q.S. At-Tiin ayat 4 :
B. KLONING
1. Pengertian Kloning
Kloning secara etimologi klon (bahasa yunani) sebagai kata benda,
yang artinya agregat progeni yaitu suatu individu yang dihasilkan secara
aseksual atau suatu individu yang berasal dari sel somatik tunggal orang
tuanya dan secara genetik ia identik. Sebagai kata kerja klon (cloning)
diartikan sebagai upaya memperbanyak bentuk klon, mengopi dan
menghasilkan klon. Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan
dengan kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia.
Sedangkan menurut Hasbiyallah dan Maslani, Kloning berasal dari
bahasa Yunani, yaitu klon atau twig yang didefinisikan sebagai proses
menciptakan suatu copy makhluk hidup yang identik secara genetik
dengan tetuanya (aslinya atau orisinalnya). Berdasarkan definisi tersebut,
kloning (klonasi) adalah tekhnik membuat keturunan dengan kode genetik
yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa
tumbuhan, hewan, maupun manusia.5
Kloning manusia adalah tekhnik membuat keturunan dengan kode
genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Pada saat ini
dikenal dua macam kloning melalui DNA sel dewasa. Yaitu :
a. Teknik Roslin yang diperkenalkan oleh Ian Wilmut dari Institut Roslin
di Skotlandia untuk mengkonstruksi domba dolly.
b. Teknik Honolulu yang dikembangkan oleh kelompok peneliti kloning
mencit di Universitas Hawai.
Menurut Mahjudin, dalam teori ilmiah mengemukakan bahwa
proses kelahiran (reproduksi) manusia berdasarkan persenyawaan gen
laki-laki dengan gen perempuan. Bila yang dominan adalah gen laki-laki,
yang akan lahir adalah jenis laki-laki, dan begitu juga sebaliknya. Lalu
setiap jenis kelamin, selalu ada padanya gen laki-laki maupun perempuan.6
Pembuahan dan inseminasi buatan dalam proses kloning manusia
terjadi pada sel-sel tubuh manusia (sel somatic) bukan sel-sel kelaminnya.
Seperti diketahui dalam tubuh manusia terdapat milyaran bahkan trilyunan
5
Maslani, Hasbiyallah. (2012), Masail Fiqhiyah Al-Haditsah. Bandung: Sega Arsy. Hal.
171
6
Mahjudin. (2010). Masailul Fiqhiyah, Surabaya: Kalam Mulia. Hal. 9
sel. Dalam setiap sel terdapat 46 kromosom (materi genetik yang
mengandung seluruh sifat yang diturunkan pada manusia), kecuali sel-sel
kelamin yang terdapat dalam testis laki-laki dan dalam indung telur
(ovary) perempuan. Sel-sel kelamin ini mengandung 23 kromosom, yaitu
setengah dari jumlah kromosom pada sel-sel tubuh.
Pada pembuahan alami, sel sperma laki-laki yang mengandung 23
kromosom bertemu dengan sel telur perempuan yang juga mengandung 23
kromosom. Pada saat terjadi pembuahan antara sel sperma dengan sel
telur, jumlah kromosom akan menjadi 46 buah, yakni setengahnya berasal
dari laki-laki dan setengahnya lagi berasal dari perempuan. Jadi anak yang
dilahirkan akan mempunyai ciri-ciri yang berasal dari kedua induknya baik
yang laki-laki maupun yang perempuan.
Adapun dalam proses kloning manusia, sel yang diambil dari tubuh
seseorang telah mengandung 46 buah kromosom, atau telah mengandung
seluruh sifat-sifat yang akan diwariskan yang dimiliki seseorang. Dengan
demikian, anak yang dihasilkan dari proses kloning ini akan mempunyai
ciri-ciri hanya dari orang yang menjadi sumber pengambilan inti sel tubuh.
Anak tersebut merupakan keturunan yang berkode genetik sama persis
dengan induknya, yang dapat diumpamakan dengan hasil fotocopy
selembar kertas.
Proses pembuahan yang alamiah tidak dapat berlangsung kecuali
dengan adanya laki-laki dan perempuan, dan dengan adanya sel-sel
kelamin. Namun proses kloning manusia dapat berlangsung dengan
adanya laki-laki atau tanpa adanya laki-laki, dan terjadi pada sel-sel tubuh,
bukan sel-sel kelamin.
Proses ini dilaksana dengan cara mengambil sel tubuh seorang
perempuan dalam kondisi tanpa adanya laki-laki. kemudian diambil inti
selnya yang mengandung 46 kromosom. Inti sel ini kemudian ditanamkan
dalam sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Selanjutnya, sel
telur ini dipindahkan ke dalam rahim seorang perempuan setelah terjadi
proses penggabungan antara inti sel tubuh dengan sel telur yang telah
dibuang inti selnya.
Dengan penanaman sel telur ke dalam rahim perempuan, sel telur
tadi akan mulai memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan
berubah menjadi janin. Janin ini akan menjadi sempurna dan akhirnya
dilahirkan ke dunia. Anak yang dilahirkan merupakan keturunan dengan
kode genetik yang persis sama dengan perempuan yang menjadi sumber
asal pengambilan sel tubuh, dengan demikian, proses kloning dalam
kondisi seperti ini dapat berlangsung sempurna pada seluruh tahapnya
tanpa perlu adanya seorang laki-laki.
Proses pewarisan sifat pada pembuahan alami akan terjadi dari
pihak ayah dan ibu. Oleh karena itu, anak-anak mereka tidak akan
mempunyai corak yang sama. Dan kemiripan di antara anak-anak, ayah
dan saudara-saudara laki-lakinya, ibu dan saudara-saudara perempuannya,
begitu pula kemiripan di antara sesama saudara kandung, akan tetap
menunjukkan nuansa perbedaan dalam penampilan fisiknya, misalnya dari
segi warna kulit, tinggi, dan lebar badan. Begitu pula mereka akan
berbeda-beda dari segi potensi-potensi akal dan kejiwaan yang sifatnya
asli (bukan hasil usaha).
Menurut Hasbiyallah dan Maslani, Prestasi ilmu pengetahuan yang
sampai pada penemuan proses kloning, sesungguhnya telah
menyingkapkan sebuah hukum alam yang ditetapkan Allah SWT. Pada
sel-sel tubuh manusia dan hewan, karena proses kloning telah menyingkap
fakta bahwa pada sel tubuh manusia dan hewan terdapat potensi
menghasilkan keturunan, jika inti sel tubuh tersebut ditanamkan pada sel
telur perempuan yang telah dihilangkan inti selnya.7 Jadi, sifat inti sel
tubuh itu tak ubahnya seperti sel sperma laki-laki yang dapat membuahi
sel telur perempuan.
7
Maslani, Hasbiyallah. (2012), Masail Fiqhiyah Al-Haditsah. ... hal 174
Dikutip dari sebuah blog UIN Malang bahwa dalam menyikapi
berbagai macam masalah mengenai kloning manusia, bisa memakai
pertimbangan sebagai berikut :
a. Dampak Kloning
Perdebatan tentang kloning dikalangan ilmuwan barat terus
terjadi, bahkan dalam hal kloning binatang sekalipun, apalagi dalam
hal kloning manusia. Kelompok kontra kloning diwakili oleh George
Annos (seorang pengacara kesehatan di universitas Boston) dan pdt.
Russel E. Saltzman (pendeta gereja lutheran). menurut George Annos,
kloning akan memiliki dampak buruk bagi kehidupan, antara lain :
1) Merusak peradaban manusia.
2) Memperlakukan manusia sebagai objek.
3) Jika kloning dilakukan, manusia seolah barang mekanis yang bisa
dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi
nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
4) Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu
kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya
dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan
dibidang tertentu. Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia
awam yang tidak memiliki keistimewaan. Misalnya kloning
Einstein, kloning Beethoven maupun tokoh-tokoh yang lain. Hal
ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil
kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika
manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya
karena keunggulan mereka dalam berbagai bidang.
b. Manfaat Kloning
Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada
manusia, khususnya di bidang medis. Beberapa di antara keuntungan
dari teknologi kloning dapat diringkas sebagai berikut :
1) Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur
untuk mendapatkan anak.
2) Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan
sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri,
sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan.
3) Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan
jaringan-jaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan
jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti
jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh
embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak
dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan
ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel hasil
kloning.
4) Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk
menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi
ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada
sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses
penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning.
5) Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan
penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi
kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat
kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang,
lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok
dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah
kecantikan.
Landasan Hukum
A. Al-Quran
12. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami
jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik. (QS. Al-Mukmin: 12-14)
B. Hadis
ف ْاْلُبُ َّوةِ َو ْاْل ُ ُم ْو َم ِة ََل تَت َ َحقَّ ُق فِ ْي َما يَت َ َعلَّ ُق ِبالنَّ ْس َل ِإ ََّل ِإذَا َكانَ َهذَا ِ َو ِإ ْن َع َو
َ اط
َوالت َّ ْل ِق ْي ُح.ف
ِ ي ِ ْال َم ْعلُ ْو َّ ق
ِّ الط ِب ْي ِع َّ النَّ ْس ُل قَ ْدتا ُك ْو ُن َوخ ََر َج ِإلَى ْال َح َياةِ ِب
ِ الط ِر ْي
ان ْال ِعفَّ ِة
ِ اء ِل َوأ َ ْر َك
ِ ض ُ ُ اف ِبأ
َ َص ْو ِل ْالف َ َِّان ْاْل ُ ْس َرة
ِ ْ و...
ِ َاَل ْستِ ْحف ِ ِي ِإلَى ِكي
ْ ِّيُ َؤد
(٢/٢١٩ (يسعلونك عن الدين والحياة.ف ِ ش َرَّ َوال
Sesungguhnya perasaan kebapakan dan keibuan itu tidak akan terwujud
dalam hal yang terkait dengan keturunannya, kecuali jika keturunan tersebut
telah ada dan hidup dengan cara yang alami. Perkawinan dapat menyebabkan
terbentuknya suatu keluarga dan mempermudah perolehan prinsip keutamaan,
kehormatan, dan kemuliaan.
8
http://8tunas8.wordpress.com /2011/01/14/ kloning-dalam-hukum-islam/, di akses pada
tanggal 10 November 2012
9
Abdul Muiz, Hukum Kloning Dalam Perspektif Islam, Artikel dalam http//
Abdulmuiz18. blogspot.com diakses pada tanggal 10 November 2012, pkl. 17.22WIB
10
PB UIN, 2003), hlm. 4
manusia, menantang Tuhan, dengan bermain tuhan-tuhanan, kehancuran moral,
budaya dan hukum.
Dari sudut agama dapat dikaitkan dengan masalah nasab yang menyangkut
masalah hak waris dan pernikahan (muhrim atau bukan), bila diingat anak hasil
kloning hanya mempunyai DNA dari donor nukleus saja, sehingga walaupun
nukleus berasal dari suami (ayah si anak), maka DNA yang ada dalam tubuh anak
tidak membawa DNA ibunya. Dia seperti bukan anak ibunya (tak ada hubungan
darah, hanya sebagai anak susuan) dan persis bapaknya (haram menikah dengan
saudara sepupunya, terlebih saudara sepupunya hasil kloning juga). Selain itu,
menyangkut masalah kejiwaan, bila melihat bahwa beberapa kelakuan abnormal
seperti kriminalitas, alkoholik dan homoseks disebabkan kelainan kromosan.
Demikian pula masalah kejiwaan bagi anak-anak yang diasuh oleh single parent,
barangkali akan lebih kompleks masalahnya bagi donor nukleus bukan dari suami
dan yang mengandung bukan ibunya11.
Secara umum, kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan akan
membawa kemanfaatan dan kemaslahatan bagi umat manusia.12
11
http://abraham4544.wordpress.com/umum/hukum-kloning-dalam-perspektif-agama-
islam/, di akses 27-11-2012, pkl. 09.24 WIB
12
Ma’ruf Amin, dkk, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2011), hlm. 651
DAFTAR PUSTAKA