Anda di halaman 1dari 9

A. .

BAYI TABUNG
1. Pengertian Bayi Tabung

Menurut Al-Munawar. S.A. (2004:115) Bayi tabung dalam istilah ilmiah adalah usaha
manusa untuk mengadakan pembuahan dengan menyatukan atau mempertemukan antara sel telur
wanita (ovum) dengan spermatozoa pria dalam sebuah tabung gelas. Proses pembuahan seperti
ini disebut dengan In Vivo. Sedangkan proses pembuahan secara alamiah disebut dengan In
Vitro. Bayi tabung dilakukan untuk mengatasi kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil.

Bayi tabung dapat diupayakan dengan mengambil telur (ovum) wanita, dengan
menggunakan sebuah alat yang disebut "Transvaginal Transculer Ultra Sound" yang bentuknya
pipih memanjang sebesar dua jari untuk orang dewasa. Perpaduan ke dua sel tersebut lalu
disimpan dalam cawan pembiakan selama beberapa hari. Kemudian dipindahkan ke dalam rahim
seorang ibu bila sudah kelihatan ada tanda-tanda akan menjadi bakal janin.

2. Proses Pembuatan Bayi Tabung

a. pengambilan sel telur

Pengambilan sel telur dilakukan dengan dua cara. Pertama : indung telur di pegang
dengan penjepit dan dilakukan pengisapan. Cairan folikel yang berisi sel telur di periksa di
mikroskop untuk ditemukan sel telur. Kedua di USG folikel yang tampak di layar ditusuk dengan
jarum melalui vagina kemudian dilakukan pengisapan folikel yang berisi sel telur seperti
pengisapan laparoskopi.

Menurut pendapat Yusuf Qardawi dikutip oleh Abdul Hamid Hakim, dalam keadaan
darurat atau hajat melihat atau memegang aurat diperbolehkan dengan syarat keamanan dan nafsu
dapat dijaga. Hal ini sejalan dengan kaidah hukum fiqih

" ‫" الضرورات تبيح المخطورات‬

"Kebutuhan yang sangat penting itu diperlakukan seperti keadaan terpaksa (darurat). Dan
keadaan darurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang".

b. Pengambilan sel sperma

Untuk mendapatkan sperma laki-laki dapat ditempuh dengan cara :

1) Istimna' (onani).

2) Azl (senggama terputus).

3) Dihisap dari pelir (testis).

4) Jima dengan memakai kondom.

5) Sperma yang ditumpahkan kedalam vagina yang disedot dengan spuit.


6) Sperma mimpi basah.

Diantara ke enam cara tersebut, cara yang dipandang baik adalah dengan cara onani
(mastrubasi) yang dilakukan di rumah sakit. Namun, Menurut buku Mazjfuk Zuhdi beberapa
ulama berpendapat. tentang hal tersebut. Yaitu:

a. Ulama Malikiyah. Syafi'iyah, Zaidiyah, mengharamkan secara multak berdasarkan Al-Qur'an


surat Al- Mu'minun ayat 5-7. dimana Allah telah memerintahkan manusia untuk menjaga
kehormatan kelamin dalam setiap keadaan, kecuali terhadap istri dan budak.

b. Ulama Hanabilah mengharamkan onani, kecuali khawatir berbuat zina atau terganggu
kesehatannya, sedang ia tidak punya istri atau tidak mampu kawin. Yusuf Qardawi juga
sependapat dengan ulama Hanabilah.

c. Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa istimna pada prinsipnya diharamkan, namun istimna'
diperbolehkan dalam keadaan tertentu bahkan wajib, jika dikhawatirkan jatuh kepada
perbuatan zina. Hal ini didasari oleh kaidah ushul fiqih: "Menghindari madarat (bahaya)
harus didahulukan atas mencari (menarik) maslahah (kebaikan)."

‫درة المقاسد مقدم على جلب المصالح‬

3. Hukum bayi tabung menurut pandangan Islam

Masjfuk Zuhdi, memaparkan bahwa Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya


tahun 1980 mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh Panji
Masyarakat edisi nomor 514 tanggal September 1986. Lembaga Fiqih Islam Organisasi
Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tabung
dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami
dan ovum dari isteri sendiri.

Dua hal yang menyebutkan bahwa bayi tabung itu halal, yaitu:

a. Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari istrinya kemudian
disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.

b. Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim istrinya atau
langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan.

Hal tersebut dibolehkan asal keadaan suami isteri tersebut benar benar memerlukan bayi
tabung unkltuk membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh keturunan. Sebaliknya ada
Lima hal yang membuat bayi tabung menjadi haram. Yaitu:

a. Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung telur pihak wanita
yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.

b. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang diambil
dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si
wanita.
c. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami istri,
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung
persemaian benih mereka tersebut.

d. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki da wanita lain kemudian d
icangkokkan ke dalam rahim si istri.

e. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan
istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.

Berdasarkan keterangan tersebut. Jumhur ulama menghukuminya haram. Karena sama


hukumnya dengan zina yang akan mencampur adukkan nashab dan akibatnya hukum anak
tersebut tidak sah dan nasabnya hanya terhubung dengan ibu yang melahirkan. Sesuai firman
Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 70:

‫ࣖ َو َلَقْد َكَّر ْم َنا َبِنْٓي ٰا َد َم َو َح َم ْلٰن ُهْم ِفى اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر َو َر َز ْقٰن ُهْم ِّم َن الَّطِّيٰب ِت َو َفَّض ْلٰن ُهْم َع ٰل ى َك ِثْيٍر ِّمَّم ْن َخ َلْقَنا َتْفِض ْياًل‬

Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di
laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

Q.S. At-Tiin ayat 4:

‫لقد خلقنا اإلنسان في أحسن تقويم‬

Artinya: "sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
(Q.S.At-Tiin: 4)

Menurut Al-Munawar. S. (2004) masalah bayi tabung, jika sperma dan ovum yang
dipertemukan itu berasal dari suami-isteri yang sah, maka hal itu dibolehkan. Tetapi, jika sperma
dan ovum yang dipertemukan itu. bukan berasal dari suami-isteri yang sah maka hal itu tidak
dibenarkan bahkan dianggap sebagai perzinahan terselubung.

B. KLONING

1. Pengertian Kloning

Kloning secara etimologi klon (bahasa yunani) sebagai kata benda. yang artinya agregat progeni
yaitu suatu individu yang dihasilkan secara aseksual atau suatu individu yang berasal dari sel somatik
tunggal orang tuanya dan secara genetik ia identik. Sebagai kata kerja klon (cloning) diartikan
sebagai upaya memperbanyak bentuk klon, mengopi dan menghasilkan klon. Kloning manusia adalah
teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia.

Sedangkan menurut Hasbiyallah dan Maslani. Kloning berasal dari bahasa Yunani, yaitu klon
atau twig yang didefinisikan sebagai proses menciptakan suatu copy makhluk hidup yang identik
secara genetik dengan tetuanya (aslinya atau orisinalnya). Berdasarkan definisi tersebut, kloning
(klonasi) adalah tekhnik runan dengan genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup
tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.

Kloning manusia adalah tekhnik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan
induknya yang berupa manusia. Pada saat ini dikenal dua macam kloning melalui DNA sel dewasa.
Yaitu :

a. Teknik Roslin yang diperkenalkan oleh lan Wilmut dari Institut Roslin di Skotlandia untuk
mengkonstruksi domba dolly.

b. Teknik Honolulu yang dikembangkan oleh kelompok peneliti kloning mencit di Universitas
Hawai.

Menurut Mahjudin, dalam teori ilmiah mengemukakan bahwa proses kelahiran (reproduksi)
manusia berdasarkan persenyawaan gen laki-laki dengan gen perempuan. Bila yang dominan adalah gen
laki-laki, yang akan lahir adalah jenis laki-laki, dan begitu juga sebaliknya. Lalu

setiap jenis kelamin, selalu ada padanya gen laki-laki maupun perempuan." Pembuahan dan
inseminasi buatan dalam proses kloning manusia terjadi pada sel-sel tubuh manusia (sel somatic) bukan
sel-sel kelaminnya. Seperti diketahui dalam tubuh manusia dapat milyaran bahkan yunan sel. Dalam
setiap sel terdapat 46 kromosom (materi genetik yang mengandung seluruh sifat yang diturunkan pada
manusia), kecuali sel-sel kelamin yang terdapat dalam testis laki-laki dan dalam indung telur (ovary)
perempuan. Sel-sel kelamin ini mengandung 23 kromosom, yaitu setengah dari jumlah kromosom pada
sel-sel tubuh.

Pada pembuahan alami, sel sperma laki-laki yang mengandung 23 kromosom bertemu dengan sel
telur perempuan yang juga mengandung 23 kromosom. Pada saat terjadi pembuahan antara sel sperma
dengan sel telur, jumlah kromosom akan menjadi 46 buah, yakni setengahnya berasal dari laki-laki dan
setengahnya lagi berasal dari perempuan. Jadi anak yang dilahirkan akan mempunyai ciri-ciri yang
berasal dari kedua induknya baik yang laki-laki maupun yang perempuan,

Adapun dalam proses kloning manusia, sel yang diambil dari tubuh seseorang telah mengandung
46 buah kromosom, atau telah mengandung seluruh sifat-sifat yang akan diwariskan yang dimiliki
seseorang. Dengan demikian, anak yang dihasilkan dari proses kloning ini akan mempunyai ciri-ciri
hanya dari orang yang menjadi sumber pengambilan inti sel tubuh. Anak tersebut merupakan keturunan
yang berkode genetik sama persis dengan induknya, yang dapat diumpamakan dengan hasil fotocopy
selembar kertas.

Proses pembuahan yang alamiah tidak dapat berlangsung kecuali dengan adanya laki-laki dan
perempuan, dan dengan adanya sel-sel kelamin. Namun proses kloning manusia dapat berlangsung
dengan adanya laki-laki atau tanpa adanya laki-laki, dan terjadi pada sel-sel tubuh. bukan sel-sel kelamin.

Proses ini dilaksana dengan cara mengambil sel tubuh seorang perempuan dalam kondisi tanpa
adanya laki-laki. kemudian diambil inti selnya yang mengandung 46 kromosom. Inti sel ini kemudian
ditanamkan dalam sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Selanjutnya, sel telur ini
dipindahkan ke dalam rahim seorang perempuan setelah terjadi proses penggabungan antara inti sel tubuh
dengan sel telur yang telah dibuang inti selnya.
Dengan penanaman sel telur ke dalam rahim perempuan, sel telur tadi akan mulai m emperbanyak
diri, berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin. Janin ini akan menjadi sempurna dan
akhirnya dilahirkan ke dunia. Anak yang dilahirkan merupakan keturunan dengan kode genetik yang
persis sama dengan perempuan yang menjadi sumber asal pengambilan sel tubuh, dengan demikian,
proses kloning dalam kondisi seperti ini dapat berlangsung sempurna pada seluruh tahapnya tanpa perlu
adanya seorang laki-laki.

Proses pewarisan sifat pada pembuahan alami akan terjadi dari pihak ayah dan ibu. Oleh karena
itu, anak-anak mereka tidak akan empunyai corak yang sama. Dan kemiripan di antara anak-anak, ayah
dan saudara-saudara laki-lakinya, ibu dan saudara-saudara perempuannya, begitu pula kemiripan di antara
sesama saudara kandung, akan tetap menunjukkan nuansa perbedaan dalam penampilan fisiknya,
misalnya dari segi warna kulit, tinggi, dan lebar badan. Begitu pula mereka akan berbeda-beda dari segi
potensi-potensi akal dan kejiwaan yang sifatnya asli (bukan hasil usaha).

Menurut Hasbiyallah dan Maslani, Prestasi ilmu pengetahuan yang sampai pada penemuan proses
kloning, sesungguhnya telah menyingkapkan sebuah hukum alam yang ditetapkan Allah SWT. Pada sel-
sel tubuh manusia dan hewan, karena proses kloning telah menyingkap fakta bahwa pada sel tubuh
manusia dan hewan terdapat potensi menghasilkan keturunan, jika inti sel tubuh tersebut ditanamkan pada
sel telur perempuan yang telah dihilangkan inti selnya. Jadi, sifat inti sel tubuh itu tak ubahnya seperti sel
sperma laki-laki yang dapat membuahi sel telur perempuan.

2. Dampak dan Manfaat Kloning

Dikutip dari sebuah blog UIN Malang bahwa dalam menyikapi berbagai macam masalah mengenai
kloning manusia, bisa memakai pertimbangan sebagai berikut:

a. Dampak Kloning

Perdebatan tentang kloning dikalangan ilmuwan barat terus terjadi, bahkan dalam hal kloning
binatang sekalipun, apalagi dalam. hal kloning manusia. Kelompok kontra kloning diwakili oleh
George Annos (seorang pengacara kesehatan di universitas Boston) dan pdt. Russel E. Saltzman
(pendeta gereja lutheran), menurut George Annos. kloning akan memiliki dampak buruk bagi
kehidupan, antara lain :

1.Merusak peradaban manusia.

2.Memperlakukan manusia sebagai objek.

3.Jika kloning dilakukan, manusia seolah barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh
pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia
hasil kloning.

4.Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok
lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang
tertentu. Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki
keistimewaan. Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun tokoh-tokoh yang lain.
Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil kloning tersebut sehingga
bukan suatu kemustahilan ketika manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya.
karena keunggulan mereka dalam berbagai bidang.

b. Manfaat Kloning

Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia, khususnya di


bidang medis. Beberapa antara keuntungan dari teknologi kloning dapat diringkas sebagai
berikut :

1.Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak.

2.Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi
pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan.

3.Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak,
misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti
jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau
mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian
hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel hasil kloning.

4.Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel.
Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada
sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita
pelajari dari kloning.

5.Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit


keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat
kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang. lemak, jaringan penyambung, atau
tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah
kecantikan.

2. Kloning dalam Pandangan Hukum

Kloning, dalam ranah kloning manusia tidak bisa ditentukan secara pasti (halal dan haramnya)
karena ide tersebut masih dalam tataran ide dan belum diaplikasikan. Dalam hal ini segala bentuk
penelitian ilmiah hukumnya mubah atau boleh. Kita bisa mengambil kesimpulan keputusan
hukumnya setelah ide tersebut diaplikasikan dengan menimbang dampak dampaknya terhadap
kehidupan, tentang maslahat atau tidaknya hasil penelitian tersebut.

Jika kloning pada tumbuh-tumbuhan atau hewan asalkan memiliki daya guna (bermanfaat) bagi
kehidupan manusia maka hukumnya mubah atau halal. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa segala
sesuatu yang ada. di dunia ini diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Berdasarkan firman Allah
SWT. QS. Al-Baqoroh ayat 29.

‫ࣖ ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَق َلُك ْم َّم ا ِفى اَاْلْر ِض َجِم ْيًعا ُثَّم اْسَتٰٓو ى ِاَلى الَّس َم ۤا ِء َفَس ّٰو ىُهَّن َس ْبَع َس ٰم ٰو ٍتۗ َو ُهَو ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِلْيٌم‬
Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke
langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ada beberapa pendapat ulama tentang hukum kloning. Diantaranya :

a. Pendapat Sheikh Muhammad Thanthawi dan Sheikh Muhammad Jamil Hammud Al-'Amily
yang mengatakan bahwa "kloing dalam upaya mereproduksi manusia terdapat pelecehan
terhadap kehormatan manusia. Kloning mengarah kepada goncangnya sistem kekeluargaan
serta penghinaan dan pembatasan peranan perempuan. Ia bukan saja memutuskan silaturahim
tetapi juga mengikis habis cinta. Ia adalah mengubah ciptaan Allah dan bertentangan dengan
Sunatullah. Itu adalah pengaruh setan bahkan merupakan upayanya untuk menguasai dunia dan
manusia."

b. Sheikh Muhammad Ali al-Juzu (Mufti Lebanon yang beraliran Sunni) menyatakan bahwa
"kloning manusia akan mengakibatkan sendi kehidupan keluarga menjadi terancam hilang atau
hancur, karena manusia yang lahir melalui proses kloning tidak dikenal siapa ibu dan
bapaknya, atau dia adalah percampuran antara dua wanita atau lebih sehingga tidak diketahui
siapa ibunya. Selanjutnya kalau cloning dilakukan secara berulang-ulang, maka bagaimana kita
dapat membedakan seseorang dari yang lain yang juga mengambil bentuk dan rupa yang
sama."

c. Sheikh Farid Washil (mantan Mufti Mesir) menolak kloning reproduksi manusia karena
dinilainya bertentangan dengan empat dari limaMagashid asy-Syariah: pemeliharaan jiwa, akal,
keturunan, dan agama. Dalam hal ini kloning menyalahi pemeliharaan keturunan.

Dari beberapa pendapat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa cloning hukumnya
haram karena lebih berpotensi menghasilkan dampak buruk daripada dampak baiknya.
Keharaman cloning ini lebih didasarkan pada hilangnya salah satu hal yang harus dilindungi
manusia yaitu faktor keturunan. Hal ini kemudian disandarkan pada qaidah :

‫النفاسد لى لب المصالح‬

"Menghindari mudharat (bahaya) harus didahulukan atas mencari (menarik) maslahat


(kebaikan)".

Hilangnya garis keturunan manusia yang dikloning akan menghilangkan hak-hak


manusia tersebut, seperti misalnya hak untuk mendapatkan penghidupan dari keluarganya.
warisan, lebih parah lagi hak untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tua genetiknya, dan
hak-hak lain yang harus ia dapatkan.

Dari sana kita bisa menarik benang merah bahwa cloning yang bertujuan untuk
pengobatan, misalnya penggantian organ tubuh manusia dengan organ cloning diperbolehkan
sepanjang hal itu mendatangkan maslahah dan karena kondisi dharurat yang dialami oleh pasien
(Sheikh Farid Washil: 2003).
Menurut pendapat tersebut menurut beberapa ulama', mafsadat kloning lebih banyak
daripada yang dilakukan oleh karna itu, praktek kloning manusia bertentangan dengan hukum
Islam dengan demikian kloning manusia dalam islam hukumnya haram. Dalil-dalil keharamannya
berdasarkan Q.S. An-Najm ayat 45-46.

)46(‫) من ا ثمنى‬45( ‫لق الزوجين الذكر واألنثى‬

Artinya:"Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan pria dan wanita. (45) dari air
mani, dipancarkan.

Berdasarkan ayat tersebut maka, logika syari'at Islam dengan Nash-nashnya yang mutlak, aturan-
kaidahnya yang menyeluruh, dan berbagai tujuan umumnya, melarang praktik kloning pada
manusia. Karena jika kloning ini dilakukan pada manusia, maka akan mengakibatkan berbagai
kerusakan. Diantaranya:

a. Hilangnya bermacam-macam hukum di alam dunia.

b. Kerancuan hubungan antara orang yang di kloning dengan orang hasil kloningannya.

c. Kemungkinan kerusakan lainnya seperti terjangkit penyakit.

d. Kloning bertentangan dengan sunnah untuk berpasang-pasangan.

Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak hukum syara',
seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak dan anak,
waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, hubungan 'ashabah, dan lain-lain. Di samping itu
kloning akan mencampur adukkan dan menghilangkan nasab serta menyalahi fitrah yang telah
diciptakan Allah untuk manusia dalam masalah kelahiran anak. Kloning manusia merupakan
perbuatan keji yang akan dapat menjungkirbalikkan struktur kehidupan masyarakat.

Berdasarkan prinsip-kaidah itulah proses kloning manusia diharamkan menurut hukum Islam
dan tidak boleh dilaksanakan. Allah SWT berfirman mengenai perkataan Iblis terkutuk, yang
mengatakan: Artinya:..dan akan aku (Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), dan benar-
benar mengubah mereka." (QS. An Nisaa': 119)

Yang dimaksud dengan ciptaan Allah (khalqullah) dalam ayat tersebut adalah suatu fitrah
yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Dan fitrah dalam kelahiran dan berkembang biak
pada manusia adalah dengan adanya laki-laki dan perempuan, serta melalui jalan pembuahan sel
sperma laki-laki pada sel telur perempuan. Sementara itu Allah SWT telah menetapkan bahwa
proses pembuahan tersebut wajib terjadi antara seorang laki-laki dan perempuan yang diikat
dengan akad nikah yang sah.

Dengan demikian kelahiran dan perkembangbiakan anak melalui kloning termasuk fitrah.
Apalagi kalau prosesnya terjadi antara laki-laki dan perempuan yang tidak ditemukan dengan
akad nikah yang sah. Sedangkan Allah SWT. Berfirman dalam Q.S. Al-Israa' ayat 70 yang
menjelaskan bahwa manusia mempunyai keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk
lainnya. Dan Allah sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa
menghormati martabat sesama manusia

Anda mungkin juga menyukai