Anda di halaman 1dari 22

Bayi Tabung dalam

Pandangan Islam
• Pada kasus pasangan yang sulit
mendapatkan anak mungkin kita sering
mendengar sebuah solusi yang
ditawarkan yaitu “bayi tabung”. Apa sih
bayi tabung itu? Bagaimana hukumnya
dalam Islam?

Allah telah menjanjikan setiap kesulitan


ada solusi (QS.Al-Insyirah:5-6)
termasuk kesulitan reproduksi manusia
dengan adanya kemajuan teknologi
Pengertian Bayi Tabung

• In vitro vertilization (IVF) atau yang


lebih dikenal dengan sebutan bayi
tabung adalah proses pembuahan sel
telur dan sperma di luar tubuh wanita.
In vitro adalah bahasa latin yang
berarti dalam gelas/tabung gelas dan
vertilization berasal dari bahasa
Inggris yang artinya pembuahan. Maka
dari itu disebut bayi tabung.
Pengertian Bayi Tabung

• Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT)


dengan cara mengambil sperma suami
dan ovum istri, dan setelah dicampur
terjadi pembuahan, maka segera
ditanam di saluran telur (tuba palupi)
Teknik kedua ini terlihat lebih alamiah,
sebab sperma hanya bisa membuahi
ovum di tuba palupi setelah terjadi
ejakulasi melalui hubungan seksual.
Tahapan Proses Bayi Tabung

• Seleksi pasien. Apakah suami-isteri tersebut layak mengikuti


program bayi tabung. Bila layak, baru bisa masuk dan
mengikuti program bayi tabung.
• Stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan
banyaknya sel telur. Secara alami, sel telur hanya satu. namun
untuk bayi tabung, perlu lebih dari sati sel telur untuk
memperoleh embrio.
• Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di
indung telur) melalui ultrasonografi. Tujuannya, melihat apakah
sel telur sudah cukup matang untuk ‘dipanen’.
• Mematangkan sel telur dengan menyuntikkan obat agar siap
‘dipanen’.

• Pengambilan sel telur, kemudian diproses di laboraturium.


Tahapan Proses Bayi Tabung
• Pengambilan sperma suami (pada hari yang sama).
Jika tidak ada masalah, pengambilan dilakukan
lewat masturbasi. Jika bermasalah, pengambilan
sperma langsung dari buah zakar melalu operasi.
• Pembuahan atau (fertilisasi) di dalam media kultur di
laboraturium. Hasilnya adalah embrio.
• Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi
kehamilan, setelah embrio terbentuk.
• Penunjang fase luteal untuk mempertahankan
dinding rahim. Dokter memberi obat untuk
mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi
kehamilan.
Tahapan Proses Bayi Tabung

Terakhir, proses simpan beku embrio. Jika


ada embrio lebih, bisa disimpan untuk
kehamilan selanjutnya.
Pengambilan sel telur
• Pengambilan sel telur dilakukan dengan dua cara, cara
pertama : indung telur di pegang dengan penjepit dan dilakukan
pengisapan. Cairan folikel yang berisi sel telur di periksa di
mikroskop untuk ditemukan sel telur. Sedangkan cara kedua (
USG) folikel yang tampak di layar ditusuk dengan jarum melalui
vagina kemudian dilakukan pengisapan folikel yang berisi sel
telur seperti pengisapan laparoskopi.
• pendapat ulama
• ·Yusuf Qardawi mengatakan dalam keadaan darurat atau hajat
melihat atau memegang aurat diperbolehkan dengan syarat
keamanan dan nafsu dapat dijaga. Hal ini sejalan dengan
kaidah ushul fiqih:
• “ Kebutuhan yang sangat penting itu diperlakukan seperti
keadaan terpaksa ( darurat). Dan keadaan darurat itu
membolehkan hal-hal yang dilarang”.
Pengambilan sel sperma
• Untuk mendapatkan sperma laki- laki dapat ditempuh dengan
cara :
~Istimna’ ( onani)
~Azl ( senggama terputus)
~Dihisap dari pelir ( testis)
~Jima’ dengan memakai kondom
~Sperma yang ditumpahkan kedalam vaginayang disedot tepat
dengan spuit
~Sperma mimpi malam
• Diantara kelima cara diatas, cara yang dipandang baik adalah
dengan cara onani ( mastrubasi) yang dilakukan di rumah sakit.
• pendapat ulama
• ·Ulama Malikiyah, Syafi’iyah, Zaidiyah, mengharamkan secara
multak berdasarkan Al-Qur’an surat Al- Mu’minun ayat 5-7,
dimana Allah telah memerintahkan manusia untuk menjaga
kehormatan kelamin dalam setiap keadaan, kecuali terhadap
istri dan budak
• Teknologi bayi tabung dan inseminasi
buatan merupakan hasil terapan sains
modern yang pada prinsipnya bersifat
netral sebagai bentuk kemajuan ilmu
kedokteran dan biologi. Sehingga
meskipun memiliki daya guna tinggi,
namun juga sangat rentan terhadap
penyalahgunaan dan kesalahan etika
bila dilakukan oleh orang yang tidak
beragama, beriman dan beretika
sehingga sangat potensial berdampak
negatif dan fatal. Oleh karena itu
Hukum Bayi Tabung Menurut
Pandangan Islam
Adapun pandangan islam tentang hukum
bayi tabung diantaranya :
• 1. Islam membenarkan bayi tabung /
inseminasi buatan apabila dilakukan
antara sel sperma dan ovum suami istri
yang sah dan tidak ditransfer
embrionya ke dalam rahim wanita lain
termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi
suami yang berpoligami), baik dengan
cara mengambil sperma suami
kemudian disuntikkan ke dalam vagina
• Hal ini sesuai dengan hukum Fiqih
Islam :
“Hajat (kebutuhan yang sangat penting
itu) diperlukan seperti dalam keadaan
terpaksa (emergency). Padahal keadaan
darurat/terpaksa itu membolehkan
melakukan hal-hal terlarang”.
• 2. Sebaliknya, islam mengharamkan
kalau inseminasi buatan itu dilakukan
dengan bantuan donor sperma dan
atau ovum, maka hukumnya sama
dengan zina (prostitusi). Sebagai akibat
hukumnya, anak hasil inseminasi
tersebut tidak sah dan nasabnya hanya
berhubungan dengan ibu yang
melahirkannya. Oleh karena itu
pemerintah harus melarang adanya
bank sperma atau donor spema karena
itu melanggar hukum islam.
• Menurut sumber yang saya dapatkan,
dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi
landasan hukum untuk mengharamkan
inseminasi buatan dengan donor, ialah
sebagai berikut :
• Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70 :
• “Dan sesungguhnya telah Kami
meliakan anak-anak Adam, Kami
angkat mereka di daratan dan di lautan,
Kami beri mereka rezeki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan
• Surat Al-Tin ayat 4 :
• “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik –baiknya”.

Hadits Nabi Saw yang mengatakan,


“tidak halal bagi seseorang yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir
menyiramkan airnya (sperma) pada
tanaman orang lain (istri orang lain).”
(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan
• 3. Jika inseminasi buatan dengan sel
sperma dan ovum dari suami istri yang
sah tetapi embrionya ditransfer ke
rahim wanita lain (ibu titipan),
diperbolehkan islam dengan catatan
keadaan / kondisi suami istri yang
bersangkutan benar-benar
memerlukannya (ada hajat, jadi bukan
untuk kelinci percobaanatau main-
main). Status anak hasil inseminasi
seperti ini sah menurut Islam.
• Sebagaimana kita ketahui bahwa
inseminasi buatan pada manusia
dengan donor sperma dan/atau ovum
lebih banyak mendatangkan mudharat
daripada maslahah. Maslahah yang
dibawa inseminasi buatan ialah
membantu suami-isteri yang mandul,
baik keduanya maupun salah satunya,
untuk mendapatkan keturunan atau
yang mengalami gangguan pembuahan
normal. Namun mudharat dan
mafsadahnya jauh lebih besar, antara
• Percampuran nasab, padahal Islam
sangat menjada kesucian/kehormatan
kelamin dan kemurnian nasab, karena
nasab itu ada kaitannya dengan
kemahraman dan kewarisan.
• Bertentangan dengan sunnatullah atau
hukum alam.
• Inseminasi pada hakikatnya sama
dengan prostitusi, karena terjadi
percampuran sperma pria dengan
ovum wanita tanpa perkawinan yang
• Adapun mengenai status anak hasil
inseminasi buatan dengan donor
sperma dan/atau ovum menurut hukum
Islam adalah tidak sah dan statusnya
sama dengan anak hasil prostitusi atau
hubungan perzinaan. Dan kalau kita
bandingkan dengan bunyi pasal 42 UU
Perkawinan No. 1 tahun 1974, “anak
yang sah adalah anak yang dilahirkan
dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sah” maka tampaknya memberi
pengertian bahwa anak hasil
Kesimpulan

• bayi tabung dibolehkan jika sel telur


dan sperma berasal dari pasangan
suami dan isteri yang sah serta setelah
pembuahan diluar rahim tersebut
berhasil, maka sel hasil pembuahan
tersebut dimasukan kembali kedalam
rahim isteri yang sah. apabila salah
satu sel (telur atau sperma) bukan
berasal dari pasangan suami isteri
yang sah maka itu diharamkan.

A2 FK USU 2010-2011

Pembimbing:
Uztad Amhar Nasution
Kelompok 1:
-Monika Ayuningrum
-Derizkalia Syahputri
-Dinda Hanifah Harahap
-Desi Ratna Sari
-Fikri Irsyadil

Anda mungkin juga menyukai