A. PENGERTIAN ABORSI
Aborsi atau abortus adalah tindakan untuk mengakhiri kehamilan atau hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Adapun tehnik aborsi dapat dilakukan melalui:
1. Curattage and dilatage (C & D)
2. Dengan melebarkan mulut rahim kemudian janin dikiret dengan alat tertentu
3. Dengan aspirasi atau penyedotan isi rahim
4. Melalui operasi (hysterotomi)
Menurut Porf. DR. Fu’ad Al-Hafnawi (Direktur Pusat Study dan Riset Kependudukan
Islam Internasional) di Al-Azhar University mengatakan:
“Penolakan aborsi sebab tergolong pembunuhan, karena manusia terbentuk sejak di
rahim yang mulanya dari air yang setetes dari laki-laki dan perempuan.”
Menurut keputusan Majlis Ulama Se-Dunia bahwa aborsi dikategorikan sebagai
pembunuhan terselubung (al-Wa’du al-Khofi).
Dibeberapa Negara Islam seperti Turki, Tunisia dan India aborsi diperbolehkan sejak
tahun 1970.
Legalitas aborsi di Tunisia diperbolehkan sebelum masa kandungan 120 hari, hal ini
didasarkan pada al-Qur’an dalam surat al-Mukmin ayat 12-14 sebagai berikut: “dan
sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang
belulang,lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan
dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa janin disebutkan bernyawa setelah berusia 4 bulan
atau sama dengan 120 hari.
Di Turki aborsi boleh dilakukan atas kandungan di bawah umur 10 pekan atau sama
dengan 70 hari.
PERTEMUAN KE XIII
PANDANGAN ISLAM TERHADAP BAYI TABUNG DAN INSEMINASI BUATAN
A. Sejarah Munculnya
Sejarah munculnya bayi tabung dan inseminasi buatan yaitu setelah Dr. Patrick
Steptoe dan Dr Robert Erwards (Inggris) pada tahun 1978 berhasil melakukan tehnik
yang spektakuler “fertilisasi in Vitro”. Pada waktu itu dunia kedokteran mengalami
perkembangan yang sangat pesat dalam masalah Infertilitas (ketidaksuburan) dan
bidang rekayasa genetika manusia. Dari inilah selanjutnya dikenal dengan istilah
“BAYI TABUNG” dan akhirnya berkembang ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Istilah bayi tabung (Test tube Baby) dalam bahasa kedokteran dikenal dengan
sebutan “In Vitro fertilization and Embryo Transfer” (IVF-ET) atau dalam khazanah
Islam (Arab) dikenal dengan “Thif al-Anabib” atau “Athfal al-anbubah”.
Adapun Inseminasi buatan atau dikenal dengan Artificial insemination atau dalam
Islam (Arab) disebut dengan Al-talqih al-Shina’I yaitu mengambil sperma dari suami
dengan alat tertentu kemudian disuntikkan ke dalam rahim istri sehingga terjadi
pembuahan.
Biasanya medium yang digunakan adalah “tabung khusus”. Setelah beberapa hari,
hasil pembuahan yang berupa embrio atau Zygote itu dipindahkan ke dalam rahim,
bisa istrinya sendiri atau orang lain/penitipan.
Melihat asal sperma dan ovum serta media pembuatannya dapat dilihat melalui
tabel berikut:
NO TEHNIK ASAL ASAL OVUM MEDIA
SPERMA PEMBUATAN
1. Bayi tabung Suami Istri Rahim istri
(IVF-ET)
Jenis I
2. Bayi Tabung Suami Istri Rahim orang lain/titipan
(IVF-ET) /sewaan
Jenis II
3. Bayi Tabung suami Orang lain/ Rahim istri
(IVF-ET) Donor/Bank
Jenis III Ovum
4. Bayi Tabung suami Orang lain/ Rahim orang lain/titipan
(IVF-ET) Donor/Bank /sewaan
Jenis IV Ovum
5. Bayi Tabung Orang lain/ Istri Rahim istri
(IVF-ET) Donor/Bank
Jenis V Sperma
6 Bayi Tabung Orang lain/ Istri Rahim orang lain/titipan
(IVT-ET) Donor/Bank /sewaan
Jenis VI Sperma
7 Bayi Tabung Orang lain/ Orang lain/ Rahim istri sebagai titipan
(IVF-ET) Donor/Bank Donor/Bank /sewaan
Jenis VII Sperma Ovum
8 Bayi Tabung suami Istri Istri yang lain (Istri ke dua,
(IVF-ET) ketiga atau ke empat)
Jenis VIII
9 Inseminasi buatan Suami Istri Rahim Istri
dengan sperma
suami
10 Inseminasi buatan Donor Istri Rahim istri
dengan sperma
donor
Untuk melihat hokum bayi tabung dan inseminasi buatan lebih detail, kita juga
harus memperhatikan asal-usul sperma, ovum dan rahim yang digunakan:
Perhatikan table berikut:
NO TEHNIK ASAL ASAL MEDIA HUKUM ALASAN
SPERMA OVUM PEMBUATAN
1. Bayi Suami Istri Rahim istri Halal Tidak
tabung (boleh) melibatkan
(IVF-ET) orang lain
Jenis I
2. Bayi Suami Istri Rahim orang Haram Melibatkan
Tabung lain/titipan (tdk orang lain dan
(IVF-ET) /sewaan Boleh) dianalogikan
Jenis II zina
3. Bayi suami Orang lain/ Rahim istri Haram Melibatkan
Tabung Donor/Ban (tdk orang lain dan
(IVF-ET) k boleh) dianalogikan
Jenis III Ovum zina
Dari table di atas tampak bahwa tehnik bayi tabung dan inseminasi buatan yang
diperbolehkan menurut hokum Islam adalah yang tidak melibatkan orang lain.
Alasan tentang haramnya:
1. Surat al-Isra’: 32, “wala taqrabu al-zina Innahu kana Fahisyatan wa sa’a sabila”
artinya dan janganlan kamu mendekati perbuatan zina, sesungguhnya zina itu
perbuatan keji dan seburuk-buruknya jalan.
2. Hadits Rasul: Rasulullah Saw. Bersabda: Ma min danbin ba’da al-syirki a’dlamu ‘inda
Allahi min nuthfatin wa dha’aha rajulun fi rahimin la yahillu lahu”. Artinya tidak ada
suatu dosa lebih berat dari perbuatan syirik, melainkan dosa seorang yang
meletakkan “benih” di dalam rahim wanita yang tidak halal baginya”.
3. Dapat menyebabkan kaburnya keturunan
Wallahu A’lam
PERTEMUAN KE XIV
XIII. PANDANGAN AGAMA TERHADAP BEDAH/OPERASI PLASTIK
A. Pendahuluan
Pengertian Operasi plastic atau dikenal dengan “plastic surgery” (ing) atau dalam
bahasa Arab “Jirahah Tajmil” adalah bedah atau operasi yang dilakukan untuk
mempercantik atau memperbaiki bagian di dalam anggota badan, baik yang
nampak atau tidak, dengan cara ditambah, dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk
memperbaiki fungsi dan estetika (keindahan) tubuh.
Sebagian Ulama berpendapat bahwa hadits yang menyatakan bahwa tujuan dengan
operasi plastic itu ada dua:
1. Untuk mengobati aib (cacat) yang ada di badan atau dikarenakan kejadian yang
menimpanya seperti kecelakaan, kebakaran, atau yang lain.
2. Atau untuk mempercantik diri, dengan mencari bagian badan yang dianggap
mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang.
b. Tujuan operasi ini adalah untuk pengobatan, bukan untuk mengubah ciptaan
Allah dengan sengaja, walaupun pada akhirnya bertambah cantik atau indah
pada dirinya.
c. Pendapat Dr. Yusuf al-Qardlawy: “Adapun kalau ternyata orang tersebut
mempunyai cacat yang mungkin menjijikkan pandangan misalnya karena ada
daging tumbuh yang akan menyebabkan sakit jiwa dan perasaan, maka tidak
berdosa bagi orang itu untuk berobat selama dengan tujuan menghilangkan
kecacatan atau kesakitan yang boleh mengancam hidupnya, karena Allah tidak
menjadikan agama kita ini dengan penuh kesukaran.”
PERTEMUAN KE XIV
XIV. PANDANGAN AGAMA TERHADAP KELUARGA BERENCANA
A. Pendahuluan
Keluarga Berencana biasanya disingkat dengan KB. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1997), maksud dari pada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga
yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran." Dengan kata lain KB adalah
perencanaan jumlah keluarga.
Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah anak
dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai
dicanangkan pada tahun akhir 1970'an. Keluarga berencana (KB) kini
diidentifikasikan kembali dalam arti luas. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No
10 Tahun 1992 tentangPerkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, gerakan KB melangkah lebih maju lagi.
Ada dua istilah bahasa Arab (Islam) terkait dengan keluarga berencana atau
mengatur keluarga, yaitu:
a. Tahdidu al-nasl yang artinya membatasi keturunan atau tidak ingin mempunyai
keturunan.
b. Tandzimu al-nasl yang artinya mengatur kelahiran
MUI Pusat Hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia III 1430H/2009M pada
tanggal 24-26 Januari 2009 di Padang Panjang, menfatwa hukum penggunaan
vasektomi sebagai alat kontrasepsi kb (keluarga berencana) : Vasektomi sebagai
alat kontrasepsi KB sekarang ini dilakukan dengan memotong saluran sperma.
Hal itu berakibat terjadinya kemandulan tetap. Upaya rekanalisasi
(penyambungan kembali) tidak menjamin pulihnya tingkat kesuburan.
C. Penutup
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa KB yang dibolehkan syariat
adalah usaha pengaturan atau penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan
kehamilan sementara atas kesepakatan suami-istri karena situasi dan kondisi
tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga.
KB dalam pengertian yang telah disebutkan tadi, sudah banyak difatwakan oleh
individu ulama maupun lembaga-lembaga keislaman tingkat nasional dan
internasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebolehan KB dengan
pengertian atau batasan tersebut sudah hampir menjadi ijma ulama. Majelis Ulama
Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Munas Ulama
tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan pada 1983.
Meski secara teoritis telah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti
tanzim al nasl tetapi tetap harus memperhatikan jenis dan cara kerja alat atau
metode kontrasepsi yang akan digunakan untuk ber-KB.
Wallahu a’lam