Anda di halaman 1dari 7

PANDANGAN ISLAM

TENTANG BAYI TABUNG

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


1. NURLAILATUL HAZRI
2. MULIANA LINDA GUSTINAWATI
3. JIHAN KHAFIDAN DINIARTI
4. NISRINA NOVIA RAMDYANTI
5. ZAHRAINI
PANDANGAN ISLMA TENTANG BAYI
TABUNG

 Dalam jurnal Al Mawarid dijelaskan, apabila


inseminasi buatan atau bayi tabung dilakukan saat
masih berada dalam ikatan suami istri, maka
metode tersebut diperbolehkan oleh kebanyakan
ulama kontemporer sekarang ini.
 Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri sudah
mengeluarkan fatwa soal Hukum Bayi Tabung.
 Dalam fatwa dinyatakan jika bayi tabung berasal
dari sperma dan sel telur pasangan suami istri sah
menurut hukum, maka mubah atau diperbolehkan.
PENGERTIAN BAYI TABUNG

 Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF)


adalah kehamilan yang terjadi dan diawali
dengan sel telur dibuahi oleh sperma di luar
tubuh. Pembuahan tersebut pun dilakukan di
dalam sebuah tabung. Prosedur ini dilakukan
bila kehamilan tidak kunjung terwujud meski
sudah mencoba berbagai macam cara, seperti
mengonsumsi obat-obatan dan melakukan
operasi atau inseminasi buatan.
Adapun hukum bayi tabung dalam Islam harus memenuhi persyaratan, berupa:

 Dilaksanakan atas ridho suami dan istri


 Inseminasi akan dilaksanakan saat masih berada
dalam status suami istri
 Dilaksanakan sebab keadaan yang darurat supaya
bisa hamil
 Perkiraan dari dokter yang kemungkinan besar akan
memberikan hasil dengan cara memakai metode
tersebut.
 Aurat perempuan hanya diperkenankan dibuka saat
keadaan darurat dan tidak lebih dari keadaan darurat.
Selain itu, tindakan yang membuatnya menjadi prosedur yang diharamkan antara lain:
 

 . Mengeluarkan Sperma dengan Cara


Muhtaram
 Memilih Jenis Kelamin Anak Sesuai Keinginan
 Istri dalam Masa Iddah
 Ovum dan Sperma dari Orang Lain
 Menitipkan Rahim
SYARAT-SYARAT MENGIKUTI PROGRAM “BAYI TABUNG” (FIV-ET)

 1. Perkawinan yang sah


 2. Sebaiknya usia isteri kurang dari 40 tahun
 3. Mengetahui resiko kegagalannya
 4. Melakukan pemeriksaan lengkap
 5. Sudah dilakukan penanganan secara
konvensional,tetapi tidak juga berhasil hamil
 6.Sebaiknya jumlah sel-sel sperma (5-20juta/cc),
pergerakan dan bentuknya mencukupi.
 
Prosedur pelaksanaan Ada beberapa tahap proses, yaitu (Hadi, 1991):

 1. Pemeriksaan persiapan
 2. Pemberian obat untuk memicu sel telur
 3. Petik ovum (Ovum Pick Up: OPU)
 4. Persiapan sperma
 5. Fertilisasi In Vitro (FIV)

Anda mungkin juga menyukai