Anda di halaman 1dari 17

Tugas Agama

Bayi Tabung Menurut Islam


Oleh: Kelompok 4
Delvia Siska Ikhwan
Khamsatul Putri
Noza Martavia
Rozzi Novrisikna Basril
Widya Rahmawati Hadi

STIKes Mercubaktijaya Padang


TP 2015/2016
Pengertian
Bayi tabung atau pembuahan in vitro adalah
sebuah teknik pembuahan yang sel telur (ovum)
dibuahi di luar tubuh wanita. Dalam istilah
kerennya in vitro vertilization (IVF). In vitro
adalah bahasa latin yang berarti dalam
gelas/tabung gelas (nyambung juga kan dengan
kata tabung) dan vertilization adalah bahasa
Inggrisnya pembuahan.
Proses bayi tabung

adalah proses dimana sel telur wanita dan sel


sperma pria diambil untuk menjalani proses
pembuahan. Proses pembuahan sperma dengan
ovum dipertemukan di luar kandungan pada
satu tabung yang dirancang secara khusus.
Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi zygot
kemudian dimasukkan ke dalam rahim sampai
dilahirkan.
Proses

1. perjuangan sperma
menembus sel telur
2. perkembangan sel telur
3. Injeksi
4. Pelepasan sel telur
5. Sperma beku
6. Menciptakan embrio
7. Embrio berumur 2 hari
8. Pemindahan embrio
9. Inflanted fetus
Hukum Tentang Bayi Tabung
“Tidak boleh karena proses pengambilan mani tersebut
berkonsekuensi minimal sang dokter akan melihat aurat wanita
lain. Dan melihat aurat wanita lain hukumnya adalah haram
menurut pandangan syariat sehingga tidak boleh dilakukan
kecuali dalam keadaan darurat.
Sementara tidak terbayangkan sama sekali keadaan darurat yang
mengharuskan seorang lelaki memindahkan mani ke istri dengan
cara yang haram ini. Bahkan terkadang berkonsekuensi sang
dokter melihat aurat suami wanita tersebut dan ini pun tidak
boleh.
Perbedaan Pendapat Para Ulama’
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya pada tanggal 13 Juni 1979
menetapkan 4 keputusan terkait masalah bayi tabung, diantaranya :

1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan


suami-istri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab ini
termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama.
2. Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami
yang telah meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan
kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab, hal ini akan menimbulkan
masalah yang pelik baik kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam hal kewarisan.
3. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal
dari pasangan suami-istri yang sah hal tersebut juga
hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan
hubungan kelamin antar lawan jenis diluar pernikahan yang
sah alias perzinahan.
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa
terkait masalah dalam Forum Munas di Kaliurang,
Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan yang
ditetapkan ulama NU terkait masalah Bayi Tabung,
diantaranya :

1. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan


kedalam rahim wanita tersebut ternyata bukan mani
suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram.
Hal itu didasarkan pada sebuah hadist yang diriwayatkan
Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada
dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan
Allah SWT, dibandingkan dengan perbuatan seorang lelaki
yang meletakkan spermanya (berzina) didalam rahim
perempuan yang tidak halal baginya.”
2. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-
istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak muhtaram, maka
hukumnya juga haram. Mani Muhtaram adalah mani yang
keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh
syara’. Terkait mani yang dikeluarkan secara muhtaram,
para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul
Akhyar II/113. “Seandainya seorang lelaki berusaha
mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan
tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena
istri memang tempat atau wahana yang diperbolehkan
untuk bersenang-senang.”

3. Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri


yang sah dan cara mengeluarkannya termasuk muhtaram,
serta dimasukkan ke dalam rahim istri sendiri, maka
hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh)
Berikut ini dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi landasan
hukum untuk mengharamkan inseminasi buatan
dengan donor, ialah sebagai berikut:
Surat Al-Isra ayat 70 :
“Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami
angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
Surat At-Tin ayat 4 :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”.

Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan


sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi
makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan
manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya
sendiri dan juga menghormati martabat sesama manusia. Sebaliknya
inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat
manusia (human dignity) sejajar dengan hewan yang diinseminasi.
Ulama Saudi Arabia

• Menurut salah satu putusan Fatwa Ulama Saudi Arabia,


disebutkan bahwa Alim ulama di lembaga riset
pembahasan ilmiyah, fatwa, dakwah dan bimbingan
Islam di Kerajaan Saudi Arabia telah mengeluarkan
fatwa pelarangan praktek bayi tabung. Karena praktek
tersebut akan menyebabkan terbukanya aurat,
tersentuhnya kemaluan dan terjamahnya rahim.
Kendatipun mani yang disuntikkan ke rahim wanita
tersebut adalah mani suaminya. Menurut pendapat
saya, hendaknya seseorang ridha dengan keputusan
Allah Ta’ala, sebab Dia-lah yang berfirman dalam kitab-
Nya: “Dia menjadikan mandul siapa yang Dia
dikehendaki”. (QS. 42:50)
Ulama di Malaysia

Ulama di Malaysia yang tergabung dalam Jabatan Kemajuan Islam


Malaysia memberi fatwa tentang bayi tabung yang menghasilkan
keputusan sebagai berikut:

• Keputusan 1
a. Bayi Tabung Uji dari benih suami isteri yang dicantumkan secara
“terhormat” adalah sah di sisi Islam. Sebaliknya benih yang diambil
dari bukan suami isteri yang sah bayi tabung itu adalah tidak sah.
b. .Bayi yang dilahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan
berhak menerima harta pesaka dari keluarga yang berhak.
c. .Sekiranya benih dari suami atau isteri yang dikeluarkan dengan cara
yang tidak bertentangan dengan Islam, maka ianya dikira sebagai cara
terhormat.
• Keputusan 2

a. Bayi Tabung Uji dari benih suami isteri yang


dicantumkan secara “terhormat” adalah sah di sisi
Islam. Sebaliknya benih yang diambil dari bukan
suami isteri yang sah bayi tabung itu adalah tidak
sah.
b. Bayi yang dilahirkan melalui tabung uji itu boleh
menjadi wali dan berhak menerima harta pesaka
dari keluarga yang berhak.
c. Sekiranya benih dari suami atau isteri yang
dikeluarkan dengan cara yang tidak bertentangan
dengan Islam, maka ianya dikira sebagai cara
terhormat.
Mutharat Teknik Bayi Tabung
1. Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS), merupakan
komplikasi dari proses stimulasi perkembangan telur dimana banyak
folikel yang dihasilkan sehingga terjadi akumulasi cairan di perut.
2. Kehamilan kembar, bukan merupakan rahasia lagi kalau proses
bayi tabung bisa menghasilkan lebih dari satu bayi. Kelihatannya enak
punya anak kembar, tapi katanya resiko melahirkannya lebih tinggi dari
kalau hanya satu bayi
3. Keguguran. Ini memang bisa juga terjadi pada kehamilan normal.
Tingkat keguguran kehamilan bayi tabung sekitar 20%.
4. Kehamilan diluar kandungan atau kehamilan ektopik,
kemungkinan terjadi sekitar 5%.
5. Resiko pendarahan pada saat pengambilan sel telur (Ovum Pick
Up), sangat jarang terjadi. Karena prosedurnya menggunakan jarum
khusus yang dimasukkan ke dalam rahim, resiko pendarahan bisa
terjadi yang tentunya membutuhkan perawatan lebih lanjut.
6. Percampuran nasab, padahal Islam sangat menjada
kesucian/kehormatan kelamin dan kemurnian nasab, karena nasab itu
ada kaitannya dengan kemahraman dan kewarisan.
7. Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
8. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena
terjadi percampuran sperma pria dengan ovum wanita tanpa
perkawinan yang sah.
9. Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik
dalam rumah tanggal.
10. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami,
terutama bagi bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya
kepada pasangan suami-isteri yang punya benihnya sesuai dengan
kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami. (QS. Luqman:14
dan Al-Ahqaf:14).
11. Munculnya persewaan rahim dan permasalahannya.
12. Bertentangan dengan kodrat dan fitrah manusia sebagai mahluk
tuhan.
13. Kemajuan teknologi telah memperbudak manusia.
14. Memerlukan biaya yang besar sehingga hanya dapat dijangkau
oleh kalangan tertentu.
Maslahah teknik Bayi Tabung
Adapun maslahah dari teknik bayi tabung, antara lain :
1. Memberi harapan kepada pasangan suami istri yang
lambat punya anak atau mandul.
2. Memberikan harapan bagi kesejahteraan umat
manusia.
3. Menghindari penyakit (seperti penyakit
menurun/genetis, sehingga untuk kedepan akan terlahir
manusia yang sehat dan bebas dari penyakit keturunan.
4. Menuntut manusia untuk menciptakan sesuatu yang
baru.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari
suami istri sendiri dan tidak ditransfer embrionya kedalam
rahim wanita lain(ibu titipan) diperbolehkan oleh islam, jika
keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar
memerlukan. Dan status anak hasil inseminasi macam ini sah
menurut Islam.
2. Inseminasi buatan dengan sperma dan ovum
donor diharamkan oleh Islam. Hukumnya sama dengan Zina
dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam ini statusnya
sama dengan anak yang lahir diluar perkawinan yang sah
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai