Anda di halaman 1dari 31

Inseminasi Buatan

dan
Bayi Tabung
Kelompok VII
Siti Khodijah Mulya Sari (1102015226)
Siti Mutia (1102015227)
Siti Rodhia Darwin (1102015228)
1. Pendahuluan
Berproduksi termasuk fitrah yang dianjurkan
Bereproduksi dengan cara yang dibenarkan
Menciptakan kemaslahatan dalam merealisasikan tujuan syariat
Islam
Menjaga keturunan (nasab) atau kehormatan
Bayi tabung dan inseminasi buatan merupakan solusi untuk
mendapatkan keturunan dari teknologi kedokteran terkini
Permasalahan yang muncul kemudian
Segi teknis : pelaksanaan, batasan-batasannya, aurat dan darurat
Segi pelaksanaan : tidak alamiah
Segi sumber ovun atau sperma : kerancuan pemiliknya
Segi hukum : nasabnya
2. Pengertian Inseminasi Buatan dan Bayi
Tabung

Inseminasi Inseminasi Fertilisasi Fertilisasi in Kloning Proses


Bahasa; buatan Bersatunya sel vitro (Bayi reproduksi
pemasukan mani Proses mani dengan tabung) sejumlah
individu secara
ke dalam liang pemasukan usaha fertilisasi genetik indentik.
sanggama sperma ke dalam yang dilakukan
saluran kelamin di luar tubuh a. Seksual :
fertilisasi
b. Aseksual : sel
somatis
Tahapan Bayi Tabung
Skema Pelaksanaan Bayi Tabung Dengan Donor
Sperma
3. Inseminasi Buatan Pada Hewan
Tujuan:
untuk menghasilkan hewan sehat, unggul, dan
lebih produktif.
Hukumnya mubah, bahkan bisa Sunnah
Belum dibahas dalam fikih klasik, tetapi intinya
adalah tentang sperma jantan yang diinjeksikan
ke Rahim betina, yang dilakukan secara gratis
atau dengan membayar harga.
Sperma pejantan haram hukumnya di
perjualbelikan karena merupakan sesuatu yang
tidak bisa dinilai oleh syarak.
Pada jaman dahulu, perkawinan hewan
dilaukan secara alami, tidak diketahui kuantitas,
kualitas dari hasil yang akan didapatkan.
Imam SyafiI dan Imam Malik menyatakan
bahwa pemilik hewan pejantan boleh
mengambil upah
Ulama Hanafi dan Zhahir memperbolehkan jual
beli barang najis yang ada manfaatnya
(kotoran binatang untuk pupuk)
4. Implikasi Penerapan Teknologi
Reproduksi
A. Dampak social dalam masyarakat
Hubungan fundamental antar manusia
Hubungan perkawinan
Hak dan kewajiban anak dan
B. Dampak terburuk dari mother hoster;
Kerancuan nasab,
Kepastian posisi nasab dan silsilah anak
menjadi simpang siur dan tidak jelas,
Terjadi perebutan bayi antara pihak yang
menitipkan embrio dan mother hoster
5. Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung Pada
Manusia

a. Benihnya dari pasangan suami istri, embrio


diimplantasikan ke rahim istri atau rahim wanita
lain
b. Salah satu benihnya dari donor, embrio
diimplantasikan ke rahim istri atau rahim wanita
lain
c. Semua benihnya dari donor, embrio
diimplantasikan ke rahim wanita bersuami atau
rahim seorang gadis
6. Hukum Melakukan Inseminasi Buatan dan
Bayi Tabung
Merupakan isu kontemporer, belum pernah ada
di masa Rasulullaj saw
Dalam menentukan hukum boleh tidaknnya
inseminasi buatan dan bayi tabung pada
manusia mengacu pada pertimbangan
kemaslahatan atau mafsadah khususnya bagi
suami istri
Dalam islam melakukan inseminasi buatan dan
bayi tabung itu boleh asal masih dalam ikatan
pernikahan
7. Alasan Bolehnya Inseminasi Buatan
dan Bayi Tabung
Sebagai bentuk pengobatan
Sebagian ulama
Darurat
Rukhsah
Sebagian ulama yang lain
Hajat, sehinggan untuk yang kedua
kalinya di haramkan
8. Syarat Bolehnya Inseminasi Buatan
Sperma dan sel telur berasal dari
pasangan suami istri
Saat embrio diimplantasikan dalam Rahim,
suami istri tersebut masih dalam ikatan
perkawinan
Diniatkan dengan tujuan yang luhur.
9. Keterlibatan Donor
Hukumnya Haram; Proses reproduksi manusia dengan spema
bukan milik suaminya atau ovum bukan milik istrinya
Secara substatif sama dengan zina , anak yang lahir tidak
bernasab kepada ayah biologis ( penyumbang sperma)
Hukum islam mengharamkan inseminasi
buatan beraal dari donor karena
cocok tanam hanya di ladang isterinya
Hadis Nabi yang melarang menyiramkan airnya
ke ladang (rahim) orang lain
10. Dokter Ahli Yang Melakukan Inseminasi
Buatan
Menurut para ulama yang membolehkan
inseminasi buatan pada manusia dengan
syarat tertentu, yaitu harus dilakukan oleh
dokter yang benar benar ahli di bidang itu
dan sangat dianjurkan oleh dokter yang
sejenis.
11. Pendapat ang Menolak Dilakukan
Inseminasi Buatan
Lembaga Riset dan Fatwa Saudi Arabia
Alasannya karena dalam prosesnya harus membuka aurat,
harus menjamah aurat dan rahimnya -> rela dengan qadla dan
qadar
Syaikh Bin Jibrin
Walaupun sperma yang disuntikan adalah sperma suaminya,
tetap tidak boleh -> hendaknya seorang ridha dengan
keputusan Allah sebab Dia-lah yang berfirman dalam Al-Quran
:
12. Hukum Penggunaan Teknologi
Reproduksi Manusia
Pada umumnya, para ulama memandang tidak ada
masalah dengan terjadinya pembuahan di laboratorium,
tetapi masalahnya adalah berbeda dengan proses alami.
Dari segi teknologi, Beberapa ulama kontemporer
memandang sah proses pembuahan di laboratorium.

Majlis majma al-Fiqh al-Islami berfatwa tentang hokum


inseminasi buatan (yang diharamkan dan diperbolehkan).
Yang Diharamkan: Yang diperbolehkan:jika
Sperma yang diambil dari pihak
lelaki diinseminasikan dengan sangat
indung telur wanita yang bukan
istrinya dan diimplantasikan ke
rahim istrinya. dibutuhkan
Indung telur yang diambil Sperma diambil dari suami
wanita diinseminasikan dengan
sperma yang diambil dari lelaki dan indung telurnya
yang bukan suaminya lalu diambil dari istrinya
diimplantasikan ke Rahim
wanita yang bukan isterinya. kemudian diimplantasikan
Sperma dan indung telur ke Rahim istrinya itu.
diambil dari suami-istri dan
diimplantasikan ke Rahim Sperma suami
wanita lain. diinseminasikan ke saluran
Sperma dan indung telur yang
diinseminasikan berasal dari Rahim istrinya atau
lelaki dan wanita lain kemudian langsung ke dalam Rahim
di diimplantasikan ke Rahim istri.
istrinya.
Sperma dan indung telur
diambil dari suami-istri,
kemudian diimplantasikan ke
Rahim istrinya yang lain.
13. Fatwa Ulama Indonesia Tentang
Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung
Menurut lima lembaga fatwa di Indonesia (MPKS, MTM, MUI, NU, PERSIS)
hukumnya Mubah. MUI menilai dengan dasar ikhtiar karena kondisi
darurat.

Secara garis besar dari kelima lembaga fatwa, hal yang harus
diperhatikan dalam inseminasi buatan yang hukumnya halal :

1. Mani yang dimasukan ke dalam rahim wanita harus dari pasangan


suami istri yang sah dan masih terikat hubungan pernikahan
2. Mani tersebut dikeluarkan secara muhtarom
3. Mani tidak boleh dititipkan ke dalam rahim istri lain walaupun masih
dalam satu lingkup keluarga
14. Surrogate Mother

Surrogate mother lazim pula disebut dengan istilah sewa rahim,


Mother Hoster, ibu tumpang atau ibu pengganti tersebut.
Disebut sewa rahim karena biasanya pasangan suami isteri yang
ingin memiliki anak akan membayar ibu tumpang dan syarat si ibu
tumpang tersebut akan menyerahkan anak tersebut setelah dilahirkan
atau pada masa yang dijanjikan.
Surrogate mother mashlahah dan mudarat
Mashlahah-nya adalah untuk menyelamatkan kelebihan embrio dari
tindakan pemusnahan karena dianggap tidak menghormati kehidupan
insane dan merupakan pembunuhan dengan sengaja.
Mudaratnya antara lain:
1. Kehadiran anak itu dapat menjadi sumber konflik antara pihak penyewa
rahim dengan pemilik rahim,
2. Kemungkinan terjadinya komersialisasi rahim sehingga seorang wanita
cantik dan lansing tidak mau mengandung takut tubuhnya menjadi rusak
dan kegemukan
3. Tidak terjalin hubungan keibuan antara anak dengan ibu yang menyewa
rahim, hal ini tidak sejalan dengan ayat Alquran
Mayoritas ulama menolak praktik surrogate mother alasan utamanya
karena menimbulkan persoalan hukum yang krusial,intinya pada
keracunan nasab, bahkan dapat terjadi perebutan bayi antara
pasangan suami isteri yang menitipkan embrionya dalam rahim orang
lain.
16. Implantasi Zigot Pasca-Cerai
Biladiantara mereka sudah bercerai hidup ataupun
mati, tidak dibenarkan zigot diimplantasikan ke dalam
rahimnya.
Hukumnya sama dengan melakukan hubungan seksual
pasca bercerai.
17. Hukuman Pidana bagi Pelaku Donor
Sperma atau Ovum
Menurut empat imam mazhab, inseminasi buatan tidak termasuk jenis
zina yang dikenakan had. Had adalah suatu bentuk hukuman pidana
Islam, dalam hal ini had perzinahan dengan rajam/cambuk 100x

Hukuman pidana terjadi apabila terpenuhinya unsur zina.


a) Mazhab Maliki : Jimak dengan sengaja oleh seorang mukalaf
pada faraj manusia tidak diragukan lagi bahwa ia bukan istrinya
b) Mazhab Hanafi : Jima seorang laki laki pada faraj perempuan
yang bukan haknya atau yang diragukan haknya
c) Mazhab Syafii : memasukan zakar ke dalam faraj perempuan
yang diharamkan, yang diingini menurut tabiat yang sehat dari
perempuan yang diharamkan dicampuri dan tidak ada subhat
d) Mazhab Hanbali : melakukan perbuatan cabul dalam faraj
18. Pemusnahan Sisa Embrio
Apabila terjadi konsepsi dalam Rahim dan siap menerima
kehidupan, penggugurannya merupakan dosa besar dan
merupakan dosa pembunuhan.
Pandangan hukumnya, mayoritas ulama memperbolehkan jika
pemusnahan sisa embrio adalah hasil pembuahan dari
tabung.

Disimpulkan bahwa pemusnahan sperma atau sel telur


tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dikalangan Mazhab
Syafii, hukumnya ada tiga pendapat:
a) Boleh dan tidak haram, karena embrio itu belum bernyawa,
menurut Imam Ramli.
b) Makruh, karena janin sedang mengalami pertumbuhan.
19. Pembuahan dengan Sperma
yang Dibekukan
Jika pembuahan terjadi pada saat suami masih hidup ->
boleh
Jika dilakukan ketika suami sudah meninggal
-> haram menurut syarak
Dari ayat tersebut bahwa para isteri wajib menjalani
masa iddah selama empat blan sepuluh hari. Setelah
itu, mereka boleh menikah lagi. Artinya isteri itu
sebenarnya telah bercerai saat suaminya meninggal,
sejak itulah statusnya bukan suami istri lagi.
20. Merelakan Istri Dibuahi Sperma
Donor
Jika istri dimelakukan inseminasi buatan dengan
sperma donor, atau tanpa sepengetahuan suaminya berzina
hingga hamil maka anak tersebut BUKAN anak kandung
suamina dan tidak bernasab kepada suaminya.


{(2) }

Dan tolong- menolonglah kamu dalam ( mengerjakan )


kebaikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran..(Q.s.al-Maidah(5):2)
Terdapat dua kontradiksi nasab yang terjadi :
21. Nasab Anak Mother Hoster
Pendapat ahli medis: anak yang dilahirkan melalui mother
hoster tetap mengacu kepada pemilik ovum (ibu kandung) ,
karena secara genetika anak tersebut mewarisi sifat sifat dari
ibu kandungnya.

Pendapat ulama : anak yang dilahirkan merupakan jerih


payah mengandung selama beberapa bulan dan asupan
nutrisinya dari mother hoster tersebut, sehingga anak tersebut
kepemilikiannya terhadap pemilik rahim tersebut ialah mother
hoster.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)


kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
22. Kesimpulan

Inseminasi buatan pada hewan hukumnya mubah


bahkan sahkan diperlukan, karena tujuannya adalah
untuk meningkatkan produktivitas.
Inseminasi buatan dan bayi tabung jika dilakukan dari
pasangan suami isteri yang sah dan masih terikat
dengan perkawinan maka hukumnya boleh termasuk
anjuran berobat dan anjuran memiliki keturunan dalam
islam, termasuk mashlahah
Inseminasi buatan dan bayi tabung donor, atau
melibatkan ketiga melalu sewa/ titip rahim, atau yang
telah putus hubungan suami-isteri karena telah bercerai
hidup atau cerai mati, hukumnya haram.

Anda mungkin juga menyukai