Anda di halaman 1dari 10

ABORSI

dalam
pandangan
Islam
Aborsi adalah menggugurkan kandungan (janin)
sebelum sempurna masa kehamilan, baik dengan obat-
obatan atau lainnya. Banyak di antara pelaku aborsi
adalah mereka yang melakukan pergaulan bebas atau
hamil tanpa didahului akad pernikahan. Namun, ada
pula pasangan yang terpaksa melakukan aborsi karena
adanya risiko buruk bagi ibu atau janin. Keadaan
perekonomian keluarga juga dapat menjadi alasan
untuk melakukan praktik aborsi. Alasan-alasan ini yang
membuat pembahasan mengenai aborsi menjadi hal
yang banyak di singgung di beberapa negara.
Dalam pandangan Mazhab Hanafi, aborsi hanya dibolehkan sebelum
empat bulan usia kandungan. Akan tetapi, bukan berarti pengguguran
tersebut tidak mengakibatkan dosa, tetapi dosanya tidak sebesar dosa
membunuh manusia. Alasan dilakukannya aborsi yang dapat diterima,
antara lain, apabila sang ibu merasa tak kuat mengandung terlebih
melahirkan, baik karena alasan sakit atau lainnya.
Sedangkan, dalam pandangan Mazhab Maliki, aborsi sangat jelas
dilarang. Bahkan, mazhab ini melarang dilakukannya aborsi meski
umur janin masih kurang dari 40 hari setelah bertemunya sperma
dan ovum. Berbeda dengan mazhab Maliki, ulama mazhab Syafi'i
memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang boleh tidaknya
menggugurkan kandungan setelah pertemuan sperma dan ovum
dalam batas 40 hari."Namun, ulama Mazhab Syafi'i sepakat
tentang haramnya aborsi setelah empat bulan masa kandungan,"
tulis Quraish Shihab dalam bab Aborsi.
Di lain sisi, Mazhab Hanbali menilai, aborsi mubah
(dibolehkan) selama kandungan belum berlaku 40
hari dan dilakukan dengan obat yang dibenarkan.
Meski berbeda-beda, seluruh mazhab sepakat
bahwa haram menggugurkan kandungan setelah
empat bulan kehamilan. Jika dilakukan maka yang
bersangkutan dinilai berdosa dan wajib membayar
diyah (denda) sebesar seperdua puluh dari diyah
pembunuhan.Walau demikian, ulama juga
menyepakati dibolehkannya aborsi jika dokter
yang terpercaya menyatakan bahwa janin yang
dikandung dapat membahayakan nyawa sang ibu.
Beberapa ulama bahkan menilai kasus semacam
Uraian Alquran
tentang Aborsi
Uraian Alquran tentang proses pembuahan tidak diungkapkan
secar terinci, mulai dari awal sampai akhir, melainkan dikemukakan
secara umum dan global. Ayat yang biasa dijadikan acuan ketika
berbicara mengenai aborsi antara lain, sebagai berikut :
Redaksi ayat dalam QS. al-Isra’ (17): 31 dan 33, dikemukakan:
 
َ ‫َول َا تَقْتُلُوٓا۟ أ َ ْول َ َٰدك ُْم َخ ْشي َ َة ِإ ْمل َ ٍٰق ۖ ن ّ َْح ُن ن َ ْر ُزق ُُه ْم َو ِإيَّاك ُْم ۚ ِإ ّ َن َقتْل َُه ْم ك‬
‫َان ِخ ْطٔـأًًـ ك َ ِب ًيرا‬
 
Terjemahnya :
Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
Kami yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
ً ‫سل َّ ِتى َح َّر َم ٱلل َّ ُه ِإلَّا ِبٱل َْح ِ ّق ۗ َو َمن ُق ِت َل َم ْظل‬
‫ُوما َفقَ ْد َج َعلْنَا لِ َولِ ِيّ ِهۦ ُسل َْٰطنًا‬ ‫َول َا تَقْتُل ُوا۟ ٱلنَّفْ َ ٱ‬
‫َفل َا‬
‫نص ًورا‬ُ ‫َان َم‬ َ ‫ي ُ ْس ِرف ِّفى ٱل ْ َقتْ ِل ۖ ِإن ّ َُهۥ ك‬

Terjemah:
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan)
yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka
sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli
warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas
dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan.
Pandangan Ulama tentang
Aborsi
a. Aborsi sebelum ditiupkan rohKalangan Ulama fiqhi berbeda pendapat dalam menetapkan
hukum terhadap aborsi yang dilakukan sebelum ditiupkan roh. Hal ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
 
1. Dibolehkan secara mutlak tanpa dikaitkan dengan uzur sama sekali. Pendapat ini
dikemukakan oleh ulama mazhab Zaidiyah, sebagian mazhab Hanafi, dan sebagian
mazhab Syafi‟i.

2. Dibolehkan apabila ada uzur, dan makruh hukumnya apabila tanpa uzur. Uzur yang
dimaksudkan adalah mengeringnya air susu ibu ketika kehamilan sudah mulai
kelihatan, sementara sang ayah tidak mampu membiayai anaknya untuk menyusu
kepada wanita lain apabila anaknya lahir nanti. Pendapat ini dikemukakan oleh
sebagian mazhab Hanafi dan sebagian mazhab Syafi‟i.

3. Makruh secara mutlak apabila belum ditiupkan roh. Pendapat ini dikemukakan oleh
mazhab Maliki.

4. Haram melakukan aborsi, sekalipun belum ditiupkan roh, karena air mani apabila
b. Aborsi setelah ditiupkan roh
Ulama fiqhi sepakat bahwa melakukan aborsi terhadap kandungan yang telah menerima
roh hukumnya haram.

c. Aborsi karena darurat


Aborsi yang dilakukan apabila ada uzur yang benar-benar tidak mungkin dihindari, yang
dalam istilah fiqhi disebut keadaan “darurat”, seperti apabila janin dibiarkan tumbuh
dalam rahim akan berakibat kematian ibu. Ulama sepakat bahwa aborsi dalam hal ini
hukumnya mubah. Kebolehannya ini guna menyelamatkan nyawa sang ibu.
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai