PENDAHULUAN
diartikan terpecahnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan
keempat dari kehamilan).1 Sehingga kata aborsi atau pun abortus sebenarnya
memiliki arti yang sama yang kemudian istilah ini sering dipakai untuk
kandungan dari dalam rahim seorang wanita sebelum mencapai 22 minggu masa
mencapai 28 minggu dan dihitung sejak akhir wanita tersebut mengalami haid.2
Dalam literatur fiqh Islam, aborsi dikenal dengan sebutan Al-Jahdu atau
Al-Ijhaad yakni menurut bahasa merupakan bentuk masdar dari ajhadha yang
artinya wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum
sempurna penciptaannya. Atau secara bahasa juga bisa dikatakan lahirnya janin
karena dipaksa atau karena lahir dengan sendirinya. Sedangkan makna ijhaad
menurut para fuqaha tidak keluar jauh dari makna lughawi (bahasa) nya, akan
2 Dr. Faridah Zozo, Al-Ijhadh Dirosah Fiqhiyyah Maqhosidiyyah, (ttp.: t.p., t.t.), hlm.10
1
2
tetapi mayoritas diantara mereka mengungkapkan hal ini dengan beberapa istilah
)(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. (QS. Al-Isra’: 33
Kemudian dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda:
ب
ي ن َّايلنلوُةم ناِ َّانلطللف نة َّالثلن َّايللك نلوُلن َّالعللق نة َّابمثلنلل َّالذل ن ل
ك َّالثلن َّايللك نلوُلن ب ب
إبلن َّاأللح نلدلكلم َّا لليلمنلع َّالخللق نهل َّابفن َّابلطلنبن َّاألقم نه َّاأللربلع ل ل
ب َّابرلزقبنبه َّالوأللجلبنبه ك َّافلنينلننلفنخ َّافبينبه َّاالنروح َّاوي نؤمر َّا بنألرببع َّالكلبمنناِ ت
ت َّاَّ :ا بلكلتْن ب
ك َّالثلن َّاينللرلسنلل َّاإللينه َّااللملن ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل
ب ب ب
ضنغلة َّابمثلنلل َّالذلن ل
لم ل
غي نلرهل َّاإبلن َّاأللحنلدلكلم َّالليلنلعلمنلل َّا بلعلمنبل َّاأللهنبل َّاالللنلنبة َّالحلتن َّالمناِ َّايللكنلوُلن ب ب ب بب ب
لولعلمله َّالولشقيي َّاأللو َّالسعليدد َّافلنلوُ َّاال َّاالذيِ َّالل َّاإبلنهل َّا لل
ب َّافلنيلنلعلمن نلل َّا بلعلمن نبل َّاأللهن نبل َّاالنلنناِبر َّافلنينل نلدلخ للهاِ َّالوإبلن َّاأللحن نلدلكلم َّالليلنلعلمن نلل ب ب ب
بللنينننل نهل َّالوبللنيننلنلهن ناِ َّاإبلل َّاذلراعد َّافلنيللسن نبلق َّالعللين نه َّاالكتْلنناِ ل
فلنيللدلخللهاِ
)selama empat puluh hari dalam bentuk sperma, kemudian selama itu (40 hari
menjadi segumpal darah, kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal
daging kemudian diutuslah malaikat ditiupkan ruh dan dicatat empat hal,
rezekinya, ajalnya, amalnya, apakah ia beruntung atau celaka, demi Allah yang
tiada sesembahan yang haq selain Dia, sungguh diantara kalian ada yang
beramal denagan amalan penduduk syurga hingga antara dia dengan syurga
neraka hingga antara dia dengan neraka sejarak satu hasta kemudian ia
Allah Ta’ala begitu memuliakan jiwa manusia melalui syari’at Islam ini yang
mengarah kepada penjagaan setiap jiwa hamba-Nya. Hingga dalam kondisi masih
dimana manusia pada zaman ini dengan mudah dapat mengetahui kondisi janin
ketika masih berada dalam kandungan seorang ibu, yakni melalui suatu alat
khusus yang biasa kita kenal dengan USG, dari sini manusia dapat mengetahui
apakah janin tersebut dalam kondisi hidup dan sehat, sakit, mati, atau bahkan
dalam kondisi ia cacat sekali pun, kemudian dari sini muncul suatu permasalahan,
yang mana tidak banyak dari mereka para ibu atau keluarga yang bersangkutan
4 Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il Al-Bukhori, Shahih Bukhori, “Kitab Qodari”,
(Riyadh: Baitul Afkar Ad-dauliyah 1419 H/1998 M), hlm. 1060. hadits no. 2643
4
mengatakan ada kecacatan pada sang bayi, dan menjadikan si ibu ingin
melakukan aborsi.
Selatan. Virus ini ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Virus zika memiliki
kadar bahaya yang tak sepele. Jika menyerang ibu hamil, ada risiko besar sang
janin akan terlahir dengan kondisi mikrosefali (cacat pertumbuhan otak) pada bayi
baru lahir. Ukuran kepala bayi akan lebih kecil dari bayi normal.
menyebabkan kelemahan otot yang dimulai pada kaki yang kemudian menyebar
ke lengan dan wajah. Ancaman virus zika terhadap wanita hamil membuat banyak
Di sisi lain terdapat studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest
(1998) yang menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi karena perkosaan atau
incest (hubungan intim satu darah), 3% karena membahayakan nyawa calon ibu,
dan 3% karena janin akan bertumbuh dengan cacat tubuh. 6 Maka penulis
memandang bahwasanya hal ini sangatlah penting untuk dikaji, karena sebagai
tanggapan para ulama’ terkait dengan pembahasan ini, dengan keahlian mereka
5 http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/16/02/12/o2f1s520-aborsi-karena-
virus-zika-bolehkah, diakses 21 April 2016.
dalam bidang fiqih maka akan muncul hukum berdasarkan penelitian terhadap
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi persoalan mengenai
hukum aborsi janin cacat genetic dalam prespektif syar’i saja, rumusan masalah
dapat dijelaskan dalam bentuk pertanyaan: Bagaimana hukum aborsi janin cacat
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
a. Kajian ini bermanfaat memberikan kontribusi ilmu
penelitian berikutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi para da’i kajian ini dapat menjadi sebuah
E. KAJIAN PUSTAKA
Pembahasan tentang aborsi janin cacat genetik telah banyak
Pusat Nomer 4 Tahun 2005 Tentang Aborsi”. Dalam skripsinya membahas tentang
Aborsi secara umum sehingga di dalamnya pula dibahas tentang aborsi janin
beserta hujjah dari setiap pendapat terkait tentang diyat atas gugurnya janin baik
karena sengaja maupun tidak sengaja, maka di sini tidak dijelaskan bagaimana
pendapat ulama tentang hukum aborsi janin cacat genetik karena perkara ini
hidup si ibu, dan dilakukan dalam kondisi dhorurot, baik karena adanya penyakit
yang sulit disembuhkan seperti penyakit TBC dan kanker atau karena udzur
Yeni Farianto, “Pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yogyakarta Terhadap Fatwa
MUI Pusat Nomer 4 Tahun 2005 Tentang Aborsi”, Skripsi S1 (Yogyakarta: Fakultas Syari’ah,
Universitas islam Negeri Sunan Kalijaga 2009 M )
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, cet. Ke-6, (Beirut: Darul Ma’rifah,
1402 H/1982 M) hlm. 415
7
terhentinya air susu ibu sedang ia masih menyusui anaknya dan suaminya pun
yang membahas tentang hukum aborsi janin cacat genetik dalam prespektif syar’i
dan sejauh ini pula penulis juga belum menemukan skripsi yang membahas
tentang judul tersebut. Maka pembahasan ini sangat perlu untuk dikaji.
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Menurut jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library
baik berupa buku, jurnal, makalah-makalah atau literature lain mengenai materi-
yang diperoleh, kemudian dikelompokkan menjadi dua, yakni data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
Sumber data primer ialah sumber data yang diperoleh melalui
pengamatan dan analisa terhadap literatur-literatur pokok yang dipilih untuk dikaji
tinjauan ilmiah. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
7 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, cet. Ke-2, (Damaskus : Darul Fikr,
1985 H/1405 M), hlm. 557
8
Sumber data ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber bacaan yang
Sumber data seekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitab-kitab
analisa yang dilakukan dengan jalan contect analysis, yaitu analisa secara
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini kerangka penulisannya dibagi menjadi lima bab,
sebagai berikut:
Bab pertama, pendahuluan, bab ini sebagai sebuah pengantar dalam
menjadi pemahaman dasar dari tema yang akan dibahas. Bahwa aborsi bukanlah
perkara yang begitu saja bisa kita abaikan, karena aborsi merupakan tindakan keji
yang tidak pantas untuk dilestarikan dan merupakan tindakan yang berbahaya.
9
Bab ketiga, membahas tentang hukum aborsi janin cacat genetik, baik
sebelum ditiupkan ruh maupun setelah ditiupkannya ruh serta perbedaan pendapat
aborsi.
rangkuman penelitian dari hukum aborsi janin cacat genetik dalam prespektif
syar’i, yang telah ditelaah dari berbagai referensi dan sumber data yang ada
BAB II
LANDASAN TEORI
menggugurkan, ض
( َّا للمهن ن دMujhidhun) yaitu orang yang membuang anak sebelum
8 Ibnu Mandhur, Lisaanul ‘Arob, (Qahirah: Daarul Ma’arif, 1300 H/ 1882 M), hlm. 713
10
merupakan bentuk masdar dari ajhadha yang artinya wanita yang melahirkan
anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya atau secara
bahasa juga bisa dikatakan lahirnya janin karena dipaksa atau karena lahir dengan
sendirinya.12
b. Secara Istilah
Menurut istilah para fuqaha, makna aborsi tidak keluar jauh dari makna
lughawi (bahasa) nya, akan tetapi mayoritas diantara mereka mengungkapkan hal
mati).13
Menurut istilah kedokteran aborsi adalah penghentian kehamilan.
Melahirkan embrio atau janin sebelum janin bisa hidup di luar rahim, biasanya
diberi batasan sebelum 20 minggu kehamilan. Aborsi bisa bersifat spontan, kerap
9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Cet. Ke-2,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002 M), hlm. 3
10 Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, cet. ke-14, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), hlm. 219
11 Ibrahim Unais dkk, al-Mu’jamul Wasith, (ttp.: t.p., t.t.), Juz: 1-2, hlm. 164
12 Dr. Faridah Zozo, Al-Ijhadh Dirosah Fiqhiyyah Maqhosidiyyah, (ttp.: t.p., t.t.), hlm.10
13 Ibid,. hlm. 11
11
disebut keguguran, atau dirangsang seperti pada aborsi medis atau terapeutik yang
perbuatan kriminal.15
2. Sejarah Aborsi
sebuah pemikiran yang dipelopori oleh pendeta bernama Thomas Robert Malthus,
8, 16, 32, … dan seterusnya., sedangkan data devisa Negara hanya dapat
terancam kelaparan bila hal ini terus dilestarikan, maka ia mengajak kepada
pembatasan keturunan dengan jalan memakai gaya hidup rahib (tidak menikah),
14 Glade B. Curtis, Kehamilan Apa yang Anda Hadapi Minggu per Minggu, terj. Gianto
Widianto & Surya Satyanegara (Jakarta: Arcan, 1999 M), hlm. 276
15 Dr. Ibrahim ibn Muhammad Qasim, Ahkamul Ijhadh Al-Fiqhil Islami, cet. Pertama,
(Britania: Majalah Al-Hikmah 1423 H/2002 M), hlm. 77
12
pesat.
Awalnya mendapatkan protes dan pertentangan keras sampai terjadi perang Dunia
Amerika dan hal itu mendapatkan dukungan hangat dan respon positif masyarakat
resmi dan diikuti oleh beberapa negara lainnya, termasuk negara-negara Islam
juga.16
س َّاالبت َّالحلرلم َّااللهل َّاإبل َّا باِلللقق َّالولملن َّاقلتْبنلل َّالمظلللوُةمناِ َّافلنلقنلد َّالجلعلنلناِ َّالبنلوُلبيقبه َّالس للطاِنةاِ َّافللَ َّايللسنبر ل
ف لول َّاتَالنلقتْلنلوُا َّاالنلنلف ل
dibunuh secara zali, maka sungguh, kami telah memberi kekuasaan kepada wali
(ahli waris) nya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam
pembunuhan. Sungguh dia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (QS. Al-
Isra’: 33)17
yang masih dalam kandungan) hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman
Allah Ta’ala:
قللل َّاتَالنلعاِللوُا َّاألتَاللل َّالماِ َّالحلرلم َّالربرلكلم َّالعلليلكلم َّاألل َّاتَاللشبرلكوُا َّا بنبه َّالشنليئةاِ َّالوبباِللوُالبنلديلبن َّاإبلحلسنناِنةاِ َّالول َّاتَالنلقتْلنلنوُا َّاأللوللدلكنلم
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu
17 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anul ‘Adzhim, jilid. 5-6, (Qahirah: Al-Maktabatu At-
Taufiqiyah), hlm. 56
14
membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, kami akan memberi rezki
perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi,
melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar, demikian itu yang diperintahkan
untuk membunuh anak, yang mana larangan tersebut merupakan bentuk kasih
sayang Allah Ta’ala kepada hamba_Nya, dan kasih sayang Allah kepada hamba-
Nya lebih besar daripada kasih sayang orang tua kepada anak kandungnya. yakni
sebagai berikut:
لول َّاتَالنلقتْلنلوُا َّاأللوللدلكلم َّالخلشيلةل َّاإبلملَتق َّا للنلن َّانلنلرلزقلنلهلم َّالوإبلياِلكلم َّاإبلن َّاقلنلتْنللهلم َّالكاِلن َّابخطلئةاِ َّالكبةيا َّا
kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga
18 Wahbah az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir, jilid. 4, (Damaskus: Darul Fikr, 2003 M), hlm. 450
ب
بملننلهلم َّابلنلعلد َّالذل ل
ك َّابف َّااللر ب
ض َّاللملسبرلفوُلن
“Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia. Dan barang siapa yang
Tetapi kemudian banyak diantara mereka setelah itu melampaui batas di bumi ”
Ta’ala, Allah ciptakan manusia dari tanah, termasuk Nabi Adam, yang
َي َّاللكلم َّالونلبقر َّابف َّااللرلحاِبم َّالماِ َّانللشناِءل َّاإبللن َّاأللجنتل َّالملسنممىَ َّالثلن َّالنلبرلجلكنلم َّابطلفل تب بمن َّام ل ت ت
ضغلة َّالملللقة َّالولغ لبي َّالملللقة َّاللنبلن ق ل ل ل
20 Ibid., jilid 3-4, hlm. 68
16
ِلثلن َّالبللتْبنلغلنوُا َّاأللشنلدلكلم َّالوبملنلكنلم َّالمنلن َّاينلتْل نلوُلف َّالوبملنلكنلم َّالمنلن َّاينل لررد َّاإبللن َّاأللرلذبل َّاالعللمنبر َّالبلكليلَ َّايلنلعلنلم َّابمنلن َّابلنلعنبد َّابعلنتم َّالشنليةئا
sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepadamu.
Dan Selanjutnya kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak kami
sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim
usia dewasa, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) diantara
kamu yang dipanjangkan umurnya sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia
tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini
kering, lalu apabila telah kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu
Hukum asal aborsi yang dilakukan secara sengaja adalah haram, karena
22 Ali Thanthawi, Fatwa-fatwa Populer Ali Tahanthawi, terj. Tim Penerjemah Intermedia,
cet, Pertama, (Surakarta: Era Intermedia 1998 M) hlm. 338
17
b. Dalil-dalil As-Sunah
1. Hadist tentang fase penciptaan manusia ketika berupa janin di
dalam rahim. Dari Anas bin Malik ra dari Nabi SAW bersabda:
ب
ي ن َّايلنلوُةم ناِ َّانلطللف ن ة َّالثلن َّايللك نلوُلن َّالعللق ن ة َّابمثلنلل َّالذل ن ل
ك َّالثلن َّايللك نلوُلن ب ب
إبلن َّاأللح نلدلكلم َّا لليلمنلع َّالخللق نهل َّابفن َّابلطلنبن َّاألقم نه َّاأللربلع ل ل
ب َّابرلزقبنبه َّالوأللجلبنبه ك َّافلنينلننلفنخ َّافبينبه َّاالنروح َّاوي نؤمر َّا بنألرببع َّالكلبمنناِ ت
َّا بلكلتْن ب:ت َّا
ك َّالثلن َّاينللرلسنلل َّاإللينه َّااللملن ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل
ب ب ب
ضنغل ة َّابمثلنلل َّالذلن ل
لم ل
setelah genap 40 hari kedua, terbentuklah segumpal darah beku, maka genaplah
perkara, yaitu ditentukan rizki, waktu kematian, amal serta nasibnya, baik
Dalam hadits yang lain juga terdapat penjelasan tentang tahapan dalam
penciptaan manusia dengan konteks yang sedikit berbeda, dari Abu Abdurrahman
ب َّابرلزقبنبه َّالوأللجلبنبه ً َّاوي نؤمر َّا بنألرببع َّالكلبمناِ ت،ك َّافلنينلننلفنخ َّافبينبه َّاالنروح
َّا بلكلتْن ب:ت
ً َّالثلن َّاينللرلسنلل َّاإللينه َّااللملن ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل،ك
ب ب ب
ضغلة َّابمثللل َّالذلن ل
لم ل
غينلرهل َّاإبلن َّاأللحلدلكلم َّالليلنلعلملل َّا بلعلمبل َّاأللهنبل َّاالللنلنبة َّالحلتن َّالمناِ َّايللكنلوُلن ب ب ب بب ب
ٌ َّافلنلوُ َّاال َّاالذيِ َّالل َّاإبلهل َّا لل.لولعلمله َّالولشقيي َّاأللو َّالسعليدد
23Abil Husain Muslim bin Al-Hajaj, Shohih Muslim, “Kitab Al-Qodari” (Riyadh: Baitul
Afkar Ad-Dauliyah 1419 H/1998 M), hlm. 1061, hadits no. 2646
18
ً َّالوإبلن َّاأللح نلدلكلم َّالليلنلعلم نلل،ِب َّافلنيلنلعلم نلل َّا بلعلم نبل َّاألله نبل َّاالنلنناِبر َّافلنيلنلدلخ للها ب ب ب
بللنيننلنهل َّالوبللنيننلنله ناِ َّاإبلل َّاذلراعد َّافلنيللس نبلق َّالعللي نه َّاالكتْلنناِ ل
ِفلنيللدلخللها
“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut
ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi
setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging
selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu
ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara:
menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagianya. Demi Allah
yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang
melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal
sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan
ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian
ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan
neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia
melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga.” (HR.
Bukhari).24
tentang keadaan makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan
24 Imam Al-Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shohih Bukhori,
(Riyadh: Baitul Afkar Ad-Dauliyah Linnasyri 1419 H/ 1998 M), hlm. 1422, hadits no. 7454
19
Janin tidak dikatakan hidup sebelum berumur empat bulan, maka dari itu
usianya maka ia tidak perlu dimandikan, tidak dikafani dan juga tidak perlu
dikafani dan disholatkan begitu pula jika usia janin telah mencapai sembilan bulan
secara sempurna.
Kehidupan ada di Tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia
melakukan aborsi adalah tindakan yang terlarang, diantaranya ialah dari Abu
لعلليبه َّالو َّالسللم َّا بلفينلهاِ َّا بغللرةت َّالعلبدد َّاأللو َّالولبليلدةد
“Sesungguhnya ada dua wanita dari Bani Hudzail, salah satu dari
25 Muhyiyuddin yahya bin Syarfi Nawawi dkk, Syarh Arba’in An-Nawawi fil Ahadits As-
Shohihah An-Nabawiyah, (Qahirah: Darul Mustaqbal 1426 H/ 2005 M), hlm. 83
20
budak wanita.”26
Dalam riwayat yang lain terdapat atsar mengenai hukuman bagi seorang
merupakan tindakan yang terlarang, berikut atsarnya, dari Abu Hurairah ra. Ia
berkata:
“Seorang wanita dari Bani Lihyan memukul salah seorang wanita yang
lain, yang mana wanita tersebut sedang hamil sehingga wanita tersebut
tersebut dengan membayar diyat seorang budak laki-laki atau wanita” (HR.
Muslim).27
c. Dalil Ijma’
26Abil Husain Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim....,. 697. hadits no.1681. Al-Amir
‘Alauddin ‘Ali bin Balban Al-Farisi, Shohih Ibnu Hibban Bi Tartibi Ibnu Balban, Cet. ke-2, Jilid.
13, (Beirut: Muassasaturrisalah 1414 H/1993 M), hlm. 373, hadits no. 6017
27 Abil Husain Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim ....., hlm. 697. hadits no.1681.
21
melakukan aborsi setelah ditiupkannya ruh28, akan tetapi para ulama’ berselisih
pendapat tentang hukum aborsi yang dilakukan setelah ditiupkannya ruh ke dalam
janin.29
4. Macam-macam Aborsi
Aborsi dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni:
a. Abortus Spontaneus
Aborsi spontan (Abortus Spontaneus), yaitu aborsi secara tidak sengaja
dan berlangsung alami tanpa ada kehendak dari pihak-pihak tertentu. Masyarakat
kandungan.
Yang pertama kali muncul biasanya adalah pendarahan dari
29 Manshur bin Yunus bin Idris, Kisyaful Qina’ ‘an Matanil Iqna’, jilid 1 (Beirut: Alimul
Kutub 1417 H/1997 M), hlm. 220
22
b. Abortus Profocatus
Aborsi buatan (Abortus Profocatus), yaitu aborsi yang dilakukan secara
pengobatan.
2) Abortus Profocatus Criminalis
Abortus Profocatus Criminalis yakni abortus yang dilakukan
berlaku.
5. Motivasi Aborsi
Adanya larangan melakukan aborsi yang diancam dengan pidana, karena
merupakan tindak kejahatan ternyata tidak membuat jera bagi para wanita untuk
31 Ibid., hlm. 20
24
banyak para ibu yang memang tidak menginginkan lagi untuk melahirkan. Bagi
pernikahan belum dilaluinya, akibat pergaulan bebas tanpa kendali. Dan juga
sementara wanita yang hanya karena iseng gemar kenikmatan sekejap. Terkadang
aborsi:
a. Atas dasar indikasi medis, seperti:
1) Untuk menyelamatkan ibu, karena apabila
terjadi kehamilan.32
6. Teknik Aborsi
Secara umum aborsi dilakukan dengan dua cara berikut, yakni:
a. Cara Modern
Cara modern ini dilakukan dengan alat modern, metode ini dapat
rangsangan tadi.
5) Badan di bawah dan di rendam dengan air panas
33. Dr. Hj. Tina Asmarawati, S.H., M.H, Hukum dan Abortus, Cet. Pertama, (Yogyakarta:
Deepublish 2013 M), hlm. 10
27
7. Resiko Aborsi
Setelah melakukan aborsi, maka banyak resiko yang akan dihadapi oleh
sekitar kandungan.
4) Rahim yang sobek (uterine perforation).
5) Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang
disease).
13) Infeksi pada lapisan rahim (endometriosis).
b. Dari sisi kejiwaan
Selain dampak fisik di atas, terdapat pula efek negatif yang akan dialami
berikut:
(41%).
6) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
(59%).34
Jamaknya adalah ajinnatun dan ajnan yang yang artinya menutupi diri.
b. Menurut Istilah
Menurut para dokter, mereka menggunakan kata janin untuk menyebut
anak yang ada di dalam perut ibunya ketika telah muncul tanda-tanda bahwa anak
tersebut berbentuk manusia dengan anggota badannya yang lengkap, dan hal itu
terjadi setelah anak itu berumur tiga bulan di dalam perut hingga datang masa
kelahiran.37
terdapat kaitannya dengan aborsi, karena dari hadist mengenai pembahasan inilah
ulama’ pun berselisih pendapat mengenai hukum aborsi. 38 Kemudian daripada itu
34. @Peyemp, Peyempuan 1, 2, 3, Cet. Pertama, (Jakarta: TransMedia Pustaka 2013 M), hlm.
100-102
35. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, hlm. 458
ciptaan Allah, tentunya agar mereka mengetahui kekuasaan Allah dan agar
لشلىَتء َّاقلبديدر
"Katakanlah, “Berjalanlah di Bumi, maka perhatikanlah bagaimana
akhir. Sungguh, Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-‘Ankabut: 20)
At-Thariq: 5)
Lebih spesifik lagi, Allah Ta’ala memerintahkan kepada hamba-nya agar
reproduksi tanpa keliru sedikit pun. Sehingga manusia mengetahui bahwa mereka
ِلثلن َّالبللتْبنلغلنوُا َّاأللشنلدلكلم َّالوبملنلكنلم َّالمنلن َّاينلتْل نلوُلف َّالوبملنلكنلم َّالمنلن َّاينل لررد َّاإبللن َّاأللرلذبل َّاالعللمنبر َّالبلكليللَ َّايلنلعلنلم َّابمنلن َّابلنلعنبد َّابعلنتم َّالشنليةئا
kubur, maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes air mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna penciptaannya dan yang tidak sempurna, agar
kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan kemudian kami keluarkan kamu
dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula ) diantara kamu
yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun) sehingga dia tidak mengetahui
lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan lihat bumi ini kering, kemudian
apabila telah kami turunkan air (hujan)di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi
subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tumbuhan) yang indah”. (QS.
Al-Hajj: 5)
Dari ayat di atas, maka fase-fase pembentukan janin dalam rahim sesuai
keluar dari (kemaluan) laki-laki (bukan air kencing)39. Dalam Al-Qur’an, kata
nuthfah disebut berkali-kali, dan antara lain dalam firman Allah Ta’ala:
ك َّانلطللفة َّاقمن َّالم ب ن
ن َّاليللن ألللل َّايل ل
37)
Pada hakikatnya manusia tercipta dari setetes air mani yang hina. 40 Dan
ayat ini merupakan ayat pngingkaran, yang mana maksud dari ayat pengingkaran
telur sehingga terdapat satu sperma yang membuahinya. Pada saat itulah ia
menentukan janin yang akan dibentuk, apakah laki-laki atau perempuan. Namun,
dalam hal ini janin belum mengalami penyempurnaan karena organ tubuh akan
sperma dan ovum yang menjadi zat yang melekat pada dinding rahim. 43 Yakni
setelah melalui proses selama 40 hari, maka sperma tersebut kemudian menjadi
40 Ibnu Katsir, Al-Mishbahul Munir Fi Tahdzibi Tafsir Ibnu Katsir, (Riyadh: Darussalam,
2000 M), hlm. 1467
41 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, jilid. 10, (Qahirah:
Darussalam, 2009 M), hlm. 8352
42 Muhammad Izuddin Taufiq, Dalil Afaq Al-Qur’an dan Alam Semesta, (Solo: Tiga
Serangkai), hlm. 88
43 Drs. Ahsin W. Alhafidz, M.A, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Amzah 2007 M), hlm. 246
Lahman)
Berikutnya tampaklah Al-Izham (tulang), lalu tulang itu diselubungi oleh
daging (seperti daging segar). Hal demikian digambarkan Allah Ta’ala dalam
firman-Nya:
ِفللكلسلوُنلاِ َّاالعبلظاِلم َّالللةما
“Maka tulang belulang itu lalu kami bungkus dengan daging.” (QS. Al-
Mukminun: 14)
Demikianlah manusia menjadi takjub dan heran ketika mereka
C. CACAT GENETIK
Pewarisan sifat seperti warna mata dan bentuk hidung merupakan
pewarisan sifat yang tidak berbahaya. Pewarisan sifat menjadi masalah yang
Gen merupakan protein yang diwariskan oleh orang tua kepada bayinya. Adapun
fungsi dari gen selain membawa sifat-sifat fisik dari orang tua seperti warna kulit,
rambut, mata, tinggi badan, bentuk hidung, tetapi juga berfungsi untuk mengatur
45 Ibid,.
perubahan bentuk fisik (yakni bentuk badan maupun jenis kelamin) menjadi
pada bayi.47
Cacat genetik (genetic abnormality) merupakan penyimpangan dari sifat
umum atau sifat rata-rata manusia karena terjadi penyimpangan dari rata-rata
fenotip, orang yang mengalami cacat genetik biasanya jarang atau tidak umum
faktor-faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia.
penyakit anemia karena sel darah merah berbentuk bulan sabit dan penyakit
diklasifikasikan menjadi dua jenis atau tipe cacat lahir, yaitu cacat struktural dan
cacat metabolik. Cacat struktural merupakan cacat lahir dimana bagian tubuh atau
organ tertentu tidak ada sama sekali atau keradaanya tidak terbentuk dengan
47 Ivan Derutama, “Cacat Genetik Pada Bayi, Faktor Resiko dan Deteksi Dini”, dalam
http://www.kompasiana.com/ivanderutama/cacat-genetik-pada-bayi-faktor-resiko-dan-deteksi-dini,
diakses tanggal 16 februari 2016.
48 Diah Aryulina, Ph.D dkk, Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII, (Jakarta: Penerbit
Erlangga 2004 M), hlm. 165
34
tubuh, seperti enzim, hilang atau tidak terbentuk dengan benar. Beberapa contoh
galaktosemia,52 Down Sindrom,53 penyakit sel sabit atau anemia sel sabit,54
50 Hipospadia adalah suatu kondisi di mana pembukaan uretra berada pada posisi abnormal
di penis. Pembukaan uretra dapat terletak di bagian bawah penis, di dekat skrotum, atau di daerah
antara skrotum dan anus. (Kamus Kesehatan, dalam, http://kamuskesehatan.com/?s=Hipospadia,
diakses pada tanggal 16 februari 2016).
51 Phenylketonuria adalah kelainan metabolisme yang bersifat bawaan sejak lahir dan terjadi
akibat defisiensi atau defek pada enzim fenilalanin hidroksilase yang mengkatalisis konversi
fenilalanin menjadi tirosin. Kekurangan enzim ini menyebabkan akumulasi fenilalanin dan hasil
metaboliknya di dalam cairan tubuh. Akibatnya adalah retardasi mental, pigmentasi ringan dan
seterusnya. (W.B. Saunders Company, Kamus Kedokteran….., hlm. 1405)
52 Galaktosemia adalah kelainan bawaan di mana bayi tidak dapat memetabolisme galaktosa,
gula susu. (Ibid,. hlm. 752)
53 Sindrom Down (Down syndrome) dinamai menurut Dr John Down, yang pertama kali
secara resmi menggambarkan kondisinya. Disebut juga Trisomi 21, kondisi yang menyebabkan
sekumpulan gejala mental dan fisik khas ini disebabkan oleh kelainan gen di mana terdapat ekstra
salinan kromosom…(Ibid,. hlm. 1966)
54 Anemia sel sabit adalah penyakit keturunan di mana mutasi pada gen protein salah satu
hemoglobin menghasilkan molekul hemoglobin yang rusak, yang dikenal sebagai hemoglobin S.
(Kamus Kesehatan, dalam http://kamuskesehatan.com/?s=penyakit+sel+sabit, diakses pada
tanggal 16 februari 2016. W.B. Saunders Company, Kamus Kedokteran…,hlm. 93 ).
55 Fibrosis kistik (cystic fibrosis) adalah suatu penyakit keturunan yang disebabkan oleh
mutasi pada regulator konduktansi transmembran fibrosis kistik. Fibrosis kistik ditandai oleh
produksi sekresi abnormal yang mengarah ke akumulasi lendir di paru-paru, pankreas, dan usus.
(Ibid,. hlm. 705).
35
Dalam tubuh kita terdapat sel. Di dalam setiap sel tersusun gen yang khas
untuk setiap orang, yang membentuk kromosom. Ada ribuan gen yang dengan
variasi sangat banyak itu menentukan sifat tabiat manusia yang memilikinya. Sifat
tabiat itu muncul dalam bentuk fisik (phenotype) maupun dalam bentuk yang
factor genetik dan lingkungaan. Kedua factor ini saling berinteraksi sehingga anak
kelainan lainnya.
Manusia memiliki 46 kromosom atau 23 pasang. Dua puluh dua pasang
kromosom.
Cacat dalam faktor herediter dapat terjadi di dalam gen sendiri, zat
pembentuk kromosom. Dapat pula pada autosom atau pada kromosom seks
sendiri. Ada lebih dari 2.000 kelainan yang sudah berhasil dilacak akibat adanya
dengan sebagian autosom dan seks kromosom bapak, lahirlah anak yang
membawa sebagian autosom dan seks kromosom setiap orangtuanya. Sifat tabiat
anak akan mewariskan sifat tabiat ayah atau ibnya, sebesar berapa banyak
dominasi kromosom ayah atau ibu yang diwarisinya. Warisan ini baik untuk sifat-
cacat. Pertama, jika salah satu dari mereka membawa factor gen yang cacat.
56http://www.referensisehat.com/2015/03/jenis-jenis-dan-cara-pencegahan-cacat-lahir.html,
diakses pada tanggal 16 februari 2016.
36
Kedua, hasil pembauran dari pasangan tersebut membentuk tubuh yang cacat,
karena bertemunya kedua sifat lemah (terjadi perkawinan incest, antar saudara
sedarah).
Semua bagian tubuh yang tampak dan dapat diukur (matematis)
hidung, warna kulit, warna iris mata, sifat rambut, golongan darah, maupun
tingkat kecerdasan.
Faktor lingkungan berpengaruh pula terhadap faktor yang diwariskan ini.
Gen yang semula normal dapat berubah abnormal jika terjadi perubahan dalam
gen (mutasi genetik) akibat pengaruh radiasi, obat, atau segala sesuatu yang
berada di lingkungan, termasuk makanan. Dengan adanya mutasi genetik ini, gen
cacat tergantung pada jenis gen mana yang terkena, sebagai penentu sifat tubuh
kanker, mewariskan sifat lemah ini pada keturunannya. Jika suatu waktu terpapar
bahwa aborsi janin cacat genetik ialah pengguran janin secara sengaja oleh
seorang ibu yang setelah diadakan pemeriksaan oleh dokter dengan menggunakan
alat medis ternyata janin mengalami cacat genetik. Baik itu dengan cara modern
57 Dr. Handrawan Nadesul, Dari Balik Kamar Praktik Dokter, Cet, Pertama, (Jakarta:
Penerbit Libri, 2009 M), hlm. 64-65
37
GENETIK
mengetahui janin yang berada dalam kandungan pun merupakan hal yang tidak
sulit lagi untuk dilakukan, karena telah terbantu dengan adanya alat-alat modern
yang berasal dari sel telur yang sama yang sudah dibuahi, maka
biasanya tes ini dilakukan jika ada indikasi kehamilan yang beresiko:
jika ada sejarah penyakit genetika baik pada keluarga sang ibu maupun
triwulan pertama atau nuchal translucecy test,59 atau jika akan berusia
tiga puluh lima tahun atau lebih (meskipun dalam beberapa kasus usia
mendeteksi sampai dua ratus jenis cacat genetika yang berada denan
jaringan fibrosia, dan hemofilia), tes ini tidak mampu mendeteksi cacat
pada saluran saraf seperti sepina bifida, yang dapat dideteksi melalui
dari amniocentesis adalah tes CVS dapat dilakukan jauh lebih awal,
59 Nuchal translucency adalah pengukuran ketebalan cairan bawah kulit leher belakang janin
pada umur kehamilan 10 - 13 minggu dengan USG. Hal ini dilakukan untuk menilai kemungkinan
adanya kelainan kromosom, seperti trisomi 21 (sindrom down). angka deteksi skrining ini sekitar
70 %, sedangkan false positif sekitar 10 %. (Ummu Muhammad, “Pemeriksaan Nuchal
Translucency (NT)” dalam http://ummu-muhammad-al-
indunisi.blogspot.co.id/2011/02/pemeriksaan-nuchal-translucency-nt.html, diakses tanggal 16
februari 2016.)
39
perut, dengan menggunakan jarum biopsi. Apa pun yang terjadi, sang
ibu akan merasa sedikit kejang selama dan setelah prosedur tersebut,
kembali: jika pendarahan semakin banyak, ada cairan yang keluar dari
Dengan demikian, bisa diketahui lebih dini jika benar janin bertumbuh
cacat.
Cairan ketuban ini diperiksa secara kimiawi maupun mikroskopis
untuk melihat adanya sel atau reaksi kimiawi yang menyimpang dan
ke-16, pada masa di mana banyaknya cairan sudah cukup, dan masih
dapat dicegah. Demikian pula jika anak lahir dengan sindrom down
ini lebih besar dibandingkan pada ibu muda. Pemeriksaan ini juga
cacat.
Pemeriksaan amniosentesis dilakukan dengan cara memasukkan jarum
melalui dinding perut ibu setelah ditentukan lokasi yang paling tepat
lewat panduan USG. Jadi, tidak akan mencederai janin. Kulit yang
ibu, tetapi mengundang resiko bagi janin. Satu dari setiap seratus janin
lebih aman.
3. Biopsi korion dan fetoscope
Pada saat ini ada cara lebih canggih dalam mengetahui cacat janin
dalam kehamilan muda, yaitu dengan biopsi korion. Cara ini dapat
41
bagi janin.
Tes ini sudah dapat dikerjakan pada miggu ke-8 atau ke-9. Yang
ari-ari.
Cara lain yang lebih akurat dengan menggunakan alat teropong yang
kandungan.61
BAB III
A. HUKUM ABORSI
Mengenai hukum aborsi ini, tidak ada nash syar’i yang secara langsung
yang terdapat di dalam Al-Qur’an adalah tentang haramnya membunuh jiwa orang
lain tanpa hak, mencela perbuatan itu dan menghukum pelakunya dengan
61. Dr. Handrawan Nadesul, Dari Balik Kamar Praktik Dokter..…..hlm. 74-76
62 Dr. Muhammad Fadhil Ibrahim, Hukmu Isqathu Al-janin Al-Masyuh baina As-Syari’ah wa
Thibbi, (ttp.: t.p, t.t.), hlm. 384
42
ِب َّاالل نهل َّالعللينبه َّالوللعنلنهل َّالوأللعنلد َّالنهل َّالعنلذاةبا ب ب ب ب
لولمنن َّايلنلقتْلنلل َّالملؤمنةناِ َّارمتْلنلعقمنةدا َّافللجنلزالؤهل َّالجلهنلنلم َّالخاِلنةدا َّافيلهناِ َّالولغضن ل
ِلعبظيةما
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
kepadanya dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS.
An-Nisa’: 93)
Para ulama’ ahli fikih telah mendiskusikan tentang hukum melakukan
aborsi, dan mereka sangat menjaga hak janin hingga menuju sempurnanya
pertumbuhan. Yang kemudian janin dilahirkan lalu hidup sesuai dengan apa yang
di dalam rahim seorang ibu, maka tidak berhak bagi ibu dan ayahnya atau salah
janin tersebut hasil dari pernikahan secara syar’i atau karena sebab zina, kecuali
jika dalam keadaan dhorurat, yakni apabila membahayakan nyawa sang ibu.
merupakan cabangnya, jika ushulnya meninggal maka cabangnya pun juga akan
63 Abi Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al Maqarri, Al-Qowa’id, (Makkah:
Jami’ah ummul Qura), jilid. 2, hlm. 456. Ali bin Abdul Aziz bin Ibrahim Al Mathurudi, Tatbiqul
Qawa’id Al-Fiqhiyyqh alal Masa’il At-thibbiyah, (Riyadh:Jami’ah Al-Imam Muhammad bin Sa’ud
Al-Islamiyyah 1429 H), hlm. 30
43
sedangkan kehidupan janin masih belum pasti, dan hal yang pasti harus
ulama’ yang satu dengan yang lainnya, dalam hal ini ulama’ membedakannya
hukumnya boleh. Pendapat ini dianut oleh para ulama’ dari mazhab Hanafi 65,
bahwa sebelum empat bulan, ruh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum
65 Disebut dengan Mazhab Hanafi karena dinisbatkan kepada pendirinya, yaitu Abu Hanifah
an-Nu’man bin Tsabit bin Zauti at-Taimi al-Kufi. Adapun sumber rujukan mazhab ini ialah dari
nash Al-Qur’an maupun sunnah kemudian Ijma’ (konsensus/kesepakatan para ulama’) dan juga
menggunakan Qiyas. (Muhammad Ibnu Abidin, Raddul Mukhtar ‘Ala Daaril Mukhtar Syarh
TanwirAl-Abshar, (Riyadh: Daarul ‘Alamil Kutub 1423 H/2003 M), jilid. 1, hlm. 29)
disebutkan juga dalam kitab yang lain sumber rujukan mazhab ini juga menggunakan istihsan, urf
(kebiasaan masyarakat), pendapat sahabat dan syar’u man qablana (syari’at sebelum masa
Rasulullah SAW) dan lain-lain. Mazhab Hanafi banyak tersebar di Afghanistan, Pakistan, India,
Mesir dan negara-negara Asia pada umumnya. (Umar Sulaiman Al-Asyqar, Al Madkhol Ila
Dirosatil Madaris Al-Mazhab Al-Fiqhiyah, (Yordania: Darunnafa’is 1428 H/1998 M), hlm. 97-
100. Abdullah Hayder, Mazhab Fiqh: Kedudukan dan cara menyikapinya,terj. Erwandi Tarmizi,
LC, (Riyadh: Dar Khalid bin Al-Waleed for Pub. & Dist 1425 H/2004 M), hlm. 41).
66 Mazhab ini dinisbatkan kepada Muhammad bin Idris bin al Abbas bin Utsman bin Syafi’i
bin As-Shaa’ib bin Abdullah bin Ubaid bin Hasyim bin al-Muththalib bin Abdu manaf bin Qushai
al-Qurasyi al-mathlabi al-Hijazi al-Makki. Kemudian dikenal dengan Imam Syafi’i. nasab
keturunannya bertemu Rasulullah SAW pada Abdu Manaf. (Umar Sulaiman Al-Asyqar, Al
Madkhol Ila Dirosatil Madaris…, hlm. 134). Landasan mazhabnya ialah Al-Qur’an, As Sunnah,
Ijma’ dan Qiyas. Mazhab ini merupakan mazhab yang dianut mayoritas di Indonesia, Malaysia dan
Brunei Darussalam dan negeri sekitar Asia Tenggara. (Abdullah Hayder, Mazhab Fiqh…, hlm. 44-
46.)
67 Mazhab ini dinisbatkan kepada Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Abu Abdullah Asy-
Syaibani. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan Imam Ahmad bin Hanbal. Landasan
Mazhabnya ialah nash Al-Qur’an dan riwayat yang shahih dari Rasulullah SAW, fatwa sahabat,
menggunakan hadits Mursal dan Dha’if, hal tersebut diutamakan dari qiyas. Kemudian juga
menggunakan qiyas. Mazhab ini banyak tersebar di Jazirah Arabia, di dataran Mesir serta di
Damaskus (Suriyah). (Ibid,. hlm. 46-49)
68 Ibnu Hazm termasuk pengikut mazhab zhahiri. rujukan dalam metode pengambilan hukum
oleh mazhab ini menggunakan kezhohiran nash Al-Qur’an dan As-Sunnah saja dan tidak
menggunakan rujukan selain keduanya, baik itu qiyas, Mashlahah Mursalah, Istihsan dan
seterusnya. (Umar Sulaiman Al-Asyqar, Al Madkhol Ila Dirosatil Madaris….., hlm. 27-28)
45
haditsnya:
ب
ً َّالثل َّايللكلوُلن َّالعللقة َّابمثللل َّا َّا َّالذل ل،ي َّايلنلوُماِة َّانلطللفة
ً َّالثل َّايللكلوُلن،ك ب ب
إبلن َّاأللحلدلكلم َّا لليلملع َّالخللقهل َّابف َّابلطلبن َّاألقمه َّاأللربلع ل ل
ب َّابرلزقببه َّالوأللجلببه َّا ً َّاوينؤمر َّا بألرببع َّالكلبماِ ت،ك َّافلنينلننلفخ َّافبيبه َّاالروح
َّا بلكلتْ ب:ت بب
ً َّالثل َّاينللرلسلل َّاإلليه َّااللمل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل ل،ك
ب
ضغلة َّابمثللل َّالذل ل
لم ل
غينلرهل َّاإبلن َّاأللحلدلكلم َّالليلنلعلملل َّا بلعلمبل َّاأللهبل َّاالللنلبة َّالحلت َّالماِ َّايللكلوُلن ب ب ب بب ب
ٌ َّافلنلوُ َّاال َّاالذيِ َّالل َّاإبلهل َّا لل.لولعلمله َّالولشقيي َّاأللو َّالسعليدد
ً َّالوإبلن َّاأللحلدلكلم َّالليلنلعلملل َّا،ِب َّافلنيلنلعلملل َّا بلعلمبل َّاأللهبل َّااللناِبر َّافلنيللدلخللها ب ب ب
بللنيننلهل َّالوبللنيننلنلهاِ َّاإبلل َّاذلراعد َّافلنيللسبلق َّالعلليه َّاالكلتْاِ ل
ِفلنيللدلخللها
“Sesungguhnya fase penciptaan kalian dikumpulkan dalam perut ibunya
selama empat puluh hari dalam bentuk sperma, kemudian selama itu (40 hari)
menjadi segumpal darah, kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal
daging kemudian diutuslah malaikat ditiupkan ruh dan dicatat empat hal,
rezekinya, ajalnya, amalnya, apakah ia beruntung atau celaka, demi Allah yang
tiada sesembahan yang haq selain Dia, sungguh diantara kalian ada yang
beramal dengan amalan penduduk syurga hingga antara dia dengan syurga
69 ’Alauddin Abi Bakar bin Mas’ud Al Kasani Al Hanafi, Badai’ Shonai’ fie Tartibi Syaroi’,
(Beirut: Darul Kitab Al Arobi 1394 H/1974 M), jilid. 7, hlm. 325. Ar Ramli, Nihayatul Muhtaj ila
Syarh Al-Manhaj fi Fiqhil Islam ala Mazhabi Al-Imam Asy-Syafi’i, (Beirut: Darul Fikr 2009 M),
jilid. 8, hlm. 474. ‘Alauddin Abil Hasan Ali bin Sulaiman bin Ahmad Al Mardawi As-Sa’idi Al
Hanbali, Al Inshofu fie Ma’rifati Rojih Minal Hilafi ‘ala Mazhabi Al Imam Ahmad bin Hanbal,
(Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah 1418 H/1997 M), jilid. 10, hlm. 130. Ibnu Hazm, Al Muhalla,
(Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah 1424 H/ 2003 M), jilid. 11, hlm. 236.
46
neraka hingga antara dia dengan neraka sejarak satu hasta kemudian ia
hukum yang diterapkan para ulama yang terhormat (yang mengharamkan aborsi
sebelum ditiupkannya ruh) itu didasarkan atas pengetahuan mereka pada waktu
70 Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il Al-Bukhori, Shahih Bukhori, “Kitab Qodari”,
(Riyadh: Baitul Afkar Ad-dauliyah 1419 H/1998 M), hlm. 1060. hadits no. 2643
71 Dr. Yusuf Al-Qaradhawi adalah ulama yang sangat masyhur di dunia karena
kedalaman ilmu dan da’wahnya. Ia menjadi rujukan banyak kalangan karena kemampuannya
dalam menjawab segala masalah umat sesuai dengan tuntunan Alquran dan hadits. Nama
lengkapnya adalah Yusuf bin Abdullah bin Ali bin Yusuf. Sedangkan al-Qaradhawi merupakan
nama keluarga yang diambil dari nama daerah tempat mereka berasal, yakni al-Qardhah.
Beliau lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta pada
9 September 1926. Usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had
Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas
Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru dia peroleh pada tahun 1972 dengan
disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian di
sempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan
zakat dengan nuansa modern.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir
akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di
sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga
mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan
menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak
dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23
tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia
ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara
militer selama dua tahun.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai
khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan
opini umum tentang ketidak adilan rejim saat itu. (Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad: Sebuah Karya
Monumental Terlengkap Tentang Jihad Menurut Al-Qur’an dan Sunnah, Cet. Pertama, terj. Irfan
Maulana Hakim dkk, (Bandung: PT Mizan Pustaka 1431 H/ 2010 M), hlm. xxvii)
47
itu. Andai kata mereka mengetahui apa yang kita ketahui sekarang mengenai
wujud hidup yang membawa ciri-ciri keturunan (gen) kedua orang tuanya dan
keluarganya serta jenisnya, niscaya mereka akan mengubah hukum dan fatwa
yang mana hukum itu berputar menurut illat-nya, pada waktu ada dan tidak
adanya illat.”72
Syaikhul Islam Al-Hafizh Ibnu Hajar 73 di dalam Fathul-Bari
panjang lebar mengenai masalah azl (mencabut zakar untuk menumpakan sperma
di luar vagina pada waktu ejakulasi) serta perbedaan pendapat ulama tentang
boleh dan tidaknya melakukan hal itu, yang pada akhirnya beliau cenderung
72 Dr. Yusuf Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer, cet. Pertama, terj. Drs.As’ad Yasin,
(Jakarta: Gema Insani Press 1995 M), jilid. 2, hlm. 775
73 Beliau adalah Abu Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali Al-
Asqolani. Yang kemudian beliau terkenal dengan panggilan Ibnu Hajar. Beliau seorang ulama
besar madzhab Syafi’i, digelari dengan ketua para qadhi, syaikhul islam, hafizh Al-Muthlaq
(seorang hafizh secara mutlak), amirul mukminin dalam bidang hadist dan dijuluki syihabuddin
dengan nama pangilan (kunyah-nya) adalah Abu Al-Fadhl. Beliau juga dikenal dengan nama Abul
Hasan Ali dan lebih terkenal dengan nama Ibnu Hajar Nuruddin Asy-Syafi’i. Guru beliau,
Burhanuddin Ibrahim Al-Abnasi memberinya nama At-Taufiq dan sang penjaga tahqiq.
Beliau dilahirkan tanggal 12 Sya’ban tahun 773 Hijriah dipinggiran sungai Nil di Mesir
kuno. Tempat tersebut dekat dengan Dar An-Nuhas dekat masjid Al-Jadid.
Imam Ibnu Hajar juga melakukan rihlah (perjalanan tholabul ilmi) ke negeri Syam,
Hijaz dan Yaman dan ilmunya matang dalam usia muda himgga mayoritas ulama dizaman beliau
mengizinkan beliau untuk berfatwa dan mengajar.
Beliau mengajar di Markaz Ilmiah yang banyak diantaranya mengajar tafsir di Al-
madrasah Al-Husainiyah dan Al-Manshuriyah, mengajar hadits di Madaaris Al-Babrisiyah, Az-
Zainiyah dan Asy-Syaikhuniyah dan lainnya. Membuka majlis Tasmi’ Al-hadits di Al-Mahmudiyah
serta mengajarkan fikih di Al-Muayyudiyah dan selainnya. Beliau juga memegang masyikhakh
(semacam kepala para Syeikh) di Al-Madrasah Al-Baibrisiyah dan madrasah lainnya. (Ibnu Hajar,
Fathul Bari, (Qahirah: Darul Hadits 1424 H/2004 M), Muqaddimah. hlm. 5)
48
berkata:
“Dan terlepas dari hukum azl ialah hukum wanita menggunakan obat
Barangsiapa yang mengatakan hal ini terlarang, maka itulah yang lebih layak; dan
orang yang memperbolehkannya, maka hal itu dapat disamakan dengan azl. Tetapi
kedua kasus ini dapat juga dibedakan, bahwa tindakan perusakan nuthfah itu lebih
berat, karena azl itu dilakukan sebelum terjadinya sebab (kehidupan), sedangkan
haram. Ini adalah pendapat mayoritas Malikiyyah dan Imam Al-Ghazali 75 dan
dikuatkan oleh beberapa ulama yang lain. Diantara alasannya bahwa air mani
sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga
siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan.
Diantara ulama Hanafiyah juga ada yang menolak hukum yang
mengatakan halal, karena orang yang sedang ihram saja apabila memecahkan telur
buruan itu harus menggantinya, karena itulah hukum asal mengenai pembunuhan.
75 Beliau ialah Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali At-Thusi, Abu Hamid. Beliau belajar
dan bermulazamah kepada Imam al-Haramain. Imam Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat
cerdas. Adapun kitab “Ihya’ Ulumuddin” merupakan tulisan beliau yang sangat terkenal yang
mana di dalamnya terdapat pembahasan halal dan haram beserta perinciannya secara mendetail.
Dan masih banyak lagi karya beliau yang lain. (Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, (Beirut:
Daar Ibnu Hazm 1426 H/2005 M), hlm. 5)
Ibnu Arafah Ad-Dusuqi, Hasiyah Ad-Dusuqi Ala Syarhil Kabir, (Daar Ihya’ Al-Arabiyah),
jilid. 2, hlm. 267. Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin…., jilid. 2, hlm. 51.Syaikh Mahmud
Syalthut, Fatwa Dirasah Li Musykilah Al Muslim Al-Mu’ashirah fi Hayatihi Al-Yaumiyyah
Al-‘Ammah, (Qahirah: Darussyaruq 1424 H/2004 M), hlm. 250
49
Kalau orang yang melakukan ihram saja dikenakan hukuman pembalasan, maka
tidak kurang dosanya bagi orang yang menggugurkan kandungan tanpa udzur.”
Diantara mereka ada pula yang mengatakan makruh, karena air (sperma)
setelah masuk ke rahim belumlah hidup tapi mempunyai hukum sebagai manusia
hidup, seperti halnya telur binatang buruan pada waktu ihram. Karena itu ahli
karena dalam udzur, atau dengan pengertian bahwa ia tidak berdosa seperti
dosanya membunuh.”76
Mahmud Syaltut77 mengatakan, bahwa sejak bertemunya sel sperma
dengan ovum (sel telur), maka pengguguran adalah suatu tindak kejahatan dan
haram hukumnya, sekalipun janin belum diberi nyawa, sebab sudah ada
untuk menjadi manusia. Seperti alasan ulama pada umumnya, Mahmud Syaltut
menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari hal yang berbahaya itu
wajib (hukumnya).78
76 Ibnu Abidin, Ad-Durrul Mukhtr wa Hasyiyah Ibnu Abidin Alaih, (Terbitan Bulaq), jilid. 2,
hlm. 380
77 Syeikh Mahmud Syaltut lahir pada tahun 1310 H di Buhairah, Mesir. Setelah
menyelesaikan pendidikannya di universitas Iskandariah Mesir, beliau mengajar di universitas
tersebut lalu pindah ke universitas Al-Azhar. Di sana beliau terus berkembang dan maju hingga
pada akhirnya pada tahun 1378 H menjadi mufti umum al-Azhar. Beliau terus mengemban
tanggung-jawab ini hingga wafat pada tahun 1383 H. tetapi sayangnya dalam fatwa beliau, beliau
membenarkan mazhab Syiah sebagai salah satu mazhab yang sah dan boleh diikuti. Padahal,
sampai saat itu belum ada ulama besar dari Ahli Sunah maupun mufti Al-Azhar yang pernah
memberikan fatwa seperti itu. (http://www.eslam.de/arab/begriffe_arab/13shin/schaltut.htm,
diakses 17 April 2016 M)
“Jami’ul Ulum Wal Hikam”, Sebagian dari fuqaha’ berpendapat merupakan hal
yang rukhsoh untuk melakukan aborsi bagi janin yang belum ditiupkan ruh ke
dalamnya dan mengatakan bahwa hal tersebut kedudukannya seperti Azl, maka
pendapat ini kedudukannya adalah dho’if atau lemah, karena janin akan menjadi
seorang anak dengan mengikat janji dan ia telah terbentuk, sedangkan azl secara
ibu. Ketentuan ini berdasarkan hadits Ibnu Mas’ud bahwa Nabi SAW bersabda:
ب
ً َّالثل َّايللكلوُلن َّالعللقة َّابمثللل َّا َّا َّالذل ل،ي َّايلنلوُماِة َّانلطللفة
ً َّالثل َّايللكلوُلن،ك ب ب
إبلن َّاأللحلدلكلم َّا لليلملع َّالخللقهل َّابف َّابلطلبن َّاألقمه َّاأللربلع ل ل
penciptaannya di perut ibunya empat puluh hari sebagai air mani, kemudian
empat puluh hari berikutnya menjadi gumpalan darah, kemudian empat puluh
79 Beliau ialah Imam Al-Hafidz Al-Alamah Zainuddin Abdurrahman bin Ahmad bin
Abdirrahman bin Al Hasan bin Muhammad, yang kemudian beliau terkenal dengan nama
julukannya yakni Ibnu Rajab. Beliau lahir di Baghdad pada tahun 736 H. orang tuanya berusaha
menjaganya dalam penjagaan terhadap hafalan hadits, dengan cara berguru kepada para syaikh di
berbagai wilayah yang ada. yang kemudian beliau mendapatkan ijazah (izin dari para syaikh untuk
meriwayatkan hadits). (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Jami’ul Ulum wal Hikam, (Beirut:
Muassasaturrisalah 1419 H/1999 M), jilid. 1, hlm. 25)
menjadi seorang manusia sehingga haram untuk dibunuh. Allah Ta’ala berfirman:
س َّاالبت َّالحلرلم َّاالل َّاإبلل َّا باِلللقق
لوللتَالنلقتْلن لوُا َّاالنلنلف ل
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
33)
mengalami cacat genetik, tidaklah pernah terjadi pada zaman dahulu. Karena
zaman dahulu berbeda dengan zaman sekarang. Janin yang mengalami cacat
genetik ketika berada dalam kandungan hanya bisa diketahui dengan alat canggih.
Sedangkan alat canggih tersebut baru muncul pada pada zaman modern saat ini
81 Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il Al-Bukhori, Shahih Bukhori, “Kitab Qodari”,
(Riyadh: Baitul Afkar Ad-dauliyah 1419 H/1998 M), hlm. 1060. hadits no. 2643
82 Burhanuddin Abil Ma’ali Mahmud bin Ahmad bin Abdul Aziz bin Mazah Al-Bukhori Al
Hanafi, Al-Muhithu Al-Burhani Fil Fiqhi Nu’man Fiqhi Al Imam Abi Hanifah radhiyaallahu
‘anhu, (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah 1423 H/2004 M), Jilid: 5, hlm 374. Shodiq Abdurrahman
Al-Ghoyani, Mudawwanatul Fiqhil Maliki wa Adillatuhu, (Beirut: Muasasah Aroyyan 1423
H/2002 M), jilid. 2, hlm. 625. Ibnu Hazm, Al Muhalla….. jilid. 11, hlm. 236. Zainab Abdussalam
Abu Al Fadhl, ‘Inayatul Qur’an Bi Huquqil Insan Dirasah Maudhu’iyah Wa Fiqhiyyah, jilid.
Pertama, hlm. 494. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu, jilid. 4, hlm. 2646. Syaikh
Mahmud Syalthut, Fatwa Dirasah Li Musykilah Al Muslim Al-Mu’ashirah…., hlm. 249
52
khalaf (sekarang) mengenai hukum aborsi secara umum serta perbedaan pendapat
diantaranya ada yang memperbolehkan aborsi janin cacat genetik dan ada pula
Ulama yang memperbolehkan aborsi janin cacat genetik ini ialah Syaikh
fatwanya bahwa ada banyak sebab cacatnya janin dan kebanyakan sebabnya akan
terjadi. Ajaran Islam mendorong agar menjaga kesehatan dan menjaga janin serta
83 Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid adalah seorang ulama di Saudi Arabia. Beliau
memiliki pendidikan sampai di Strata S1, Bachelor Manajemen Industri. Beliau telah belajar dari
banyak ulama, di antaranya: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Muhammad bin
Sholih Al Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin, dan banyak mengkaji dengan
membaca pada Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrok, juga beliau membetulkan qiroah Quran
pada Syaikh Sa’id Ali Abdullah. Ulama lain yang beliau ambil faedah adalah Syaikh Sholih bin
Fauzan bin Abdillah Al Fauzan, Syaikh Abdullah bin Muhammad Al Ghunaiman, Syaikh Abdul
Muhsin Az Zamil, dan Syaikh Abdurrahman bin Sholih Al Mahmud. Namun ulama yang banyak
beliau ambil faedah adalah Syaikh Abdul Aziz bin Baz, mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa
silam. Beliau punya hubungan yang erat dengan Syaikh Ibnu Baz hingga 15 tahun lamanya.
Syaikh Ibnu Baz-lah yang mendorong Syaikh Al Munajjid untuk mengajar ilmu syar’i, hingga ia
berada di Markaz Dakwah dan Pembimbingan di kota Dammam (sebelah timur Saudi Arabia).
Karena sebab Syaikh Ibnu Baz-lah, beliau menjadi imam, khotib dan pengisi kajian Islam. Beliau
saat ini menjadi imam dan khotib di Masjid Jaami’ Umar bin Abdul Aziz di daerah Khobar (dekat
dengan kota Dammam). (Muhammad Abduh Tuasikal, Msc, Ilmuan yang Menjadi Ulama (2),
https://rumaysho.com/2996-ilmuwan-yang-menjadi-ulama-2.html, diakses 3 April 2016)
53
menjaganya dari berbagai penyakit yang penyebabnya adalah jauh dari ajaran
Islam, terjerumus dalam maksiat seperti zina, minum khamr, merokok dan
Jika telah pasti cacat janin dengan gambaran yang rinci dan nyata, tidak
diragukan lagi melalui tim dokter yang terpercaya. Dan cacat tersebut tidak bisa
diobati melalui penanganan dokter spesialis. Maka yang rajih menurut beliau ialah
berusia 120 hari dari kehamilan. Dengan menimbang apa yang akan didapatkan
berupa kesulitan dan kesusahan dalam hidupnya dan tentunya hal ini disertai
dengan izin dari kedua pasangan suami istri tersebut. Sedangkan apabila telah
wanita yang sedang hamil yang mana ia disarankan oleh dokter untuk
dalam keadaan cacat, maka beliau menjawab: “Jika janin sudah ditiupkan ruh
meski dengan resiko kematian ibunya atau lahir dalam keadaan sakit, karena janin
tersebut merupakan jiwa yang haram untuk dibunuh. Janin yang sudah berumur
empat bulan dalam kandungan maka itulah saat dimana ditiupkan kepadanya ruh,
sengsara. Sedangkan apabila janin belum berumur empat bulan dan yang
boleh, karena janin tersebut belum sampai pada fase mempunyai jiwa. Bila kita
meyakini bahwa janin dalam keadaan sebagaimana dikatakan oleh para dokter
85 Syaikh Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Utsaimin al-Wuhaiby at-Tamimi
(bahasa Arab: )الشيخ محمد بن صالح العثيمينadalah seorang ulama era kontemporer yang ahli dalam
sains fiqh. Lebih dikenal dengan nama Syaikh Ibn Utsaimin atau Syaikh Utsaimin. Dilahirkan di
kota Unaizah pada tahun 1928. Pernah menjabat sebagai ketua di Hai'ah Kibarul Ulama (semacam
MUI di Kerajaan Arab Saudi). Dia wafat pada tahun 2001 di Jeddah, disholatkan di Masjidil
Haram, dan dimakamkan di pemakaman Al-Adl Makkah, Arab Saudi.
Syaikh Utsaimin kecil mulai belajar membaca Al-Qur'an kepada kakeknya (ayah dari ibunya)
yaitu Syaikh Abdurrahman bin Sulaiman Ali ad-Damigh, hingga dia hafal. Sesudah itu dia mulai
mencari ilmu dan belajar khat (ilmu tulis menulis), ilmu hitung, dan beberapa bidang ilmu sastra
kepada kakeknya tersebut. Kemudian Syaikh Utsaimin melanjutkan belajarnya di Maktab (sekolah
kecil) Syaikh Abdurrahman as-Sa'di, Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menugaskan kepada dua orang
orang muridnya untuk mengajar para junior (murid-muridnya yang masih kecil). Dua murid
tersebut adalah Syaikh Ali ash-Shalihin dan Syaikh Muhammad bin Abdil Aziz al-Muthawwi'.
Kepada yang terakhir ini (Syaikh Muhammad bin Abdil Aziz al-Muthawwi') dia Syaikh Utsaimin
mempelajari kitab "Mukhtasar Al-Aqidah Al-Wasithiyah" dan "Minhaju Salikhin fil Fiqh" karya
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di. Disamping itu, Syaikh Utsaimin juga belajar ilmu faraidh (waris)
dan fiqh kepada Syaikh Abdurrahman bin Ali bin 'Audan. Sedangkan kepada guru utama dia yaitu
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, dia mengkaji masalah tauhid, tafsir, hadits, fiqh, ushul
fiqh, faraidh, musthalahul hadits (ilmu-ilmu hadits), nahwu, dan sharaf.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Shalih_al-Utsaimin, diakses 19 April 2016)
55
akan lahir dalam keadaan cacat, dan akan menjadi beban baginya dan bagi
ialah Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah87, bahkan beliau melarang secara
mutlak tindakan aborsi dalam segala keadaan, dan menjelaskan dalam fatwanya
bahwa terkadang Allah Azza wa Jalla merubahnya. Banyak para dokter telah
dugaan mereka, anak terlahir dengan selamat. Dan Allah Azza wa Jalla menguji
para hamba-Nya dengan kesenangan dan juga dengan kesusahan. Jadi tidak boleh
menggugurkan kandungan karena dugaan cacat dari seorang dokter, bahkan janin
itu tetap harus dibiarkan. Jika dia memang cacat, maka alhamdulillah orang
tuanya bisa mendidiknya dan tetap bersabar mengurusinya. Kedua orang tuanya
akan mendapatkan pahala yang besar. Mereka juga bisa menyerahkannya ke panti-
panti rehabilitasi yang didirikan oleh pemerintah untuk tujuan ini. Kedua orang
pada bulan kelima atau keenam, kondisinya berubah normal, Allah Azza wa Jalla
86 Muhammad Shalih Al-Utsaimin dkk, Fatwa-fatwa Tentang Wanita 3, terj. Ahmad Amin
Syihab (Jakarta: Darul Haq 1429 H/2008 M), hlm. 241
87 Beliau merupakan pimpinan dari Al-Lajnah Daimah yang mana di dalamnya membahas
tentang berbagai disiplin ilmu dan fatwa-fatwa yang kemudian muncullah fatwa-fatwa yang
terkumpul dan sebagai rujukan bagi kaum muslimin. Beliau telah menghafal Al-Qur’an diusianya
yang masih kecil dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu kepada para ulama yang berada
di Riyadh. (Abdul Aziz bin Baz dkk, Fatwa Al-Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta’,
cet. Pertama, (Riyadh: Darul Mu’id 1424 H), jilid. 1, hlm. 4)
56
hilang.88
(kuat) menurut penulis ialah pendapat Abdullah bin Baz, yang mana beliau selaku
ketua pimpian dari Majlis Al Majma’ Al-Fiqhi Al-Islami bi Rabithatil Alimi Al-
dihadiri oleh para ulama pun menetapkan bahwa hukum aborsi janin cacat genetik
janin tersebut mengalami cacat pada tubuhnya. Kecuali jika para dokter spesialis
menetapkan jika janin tersebut tetap dipertahankan maka hal tersebut benar-benar
akan mendatangkan bahaya yang sangat besar bagi sang ibu, dalam keadaan ini,
spesialis menetapkan akan kecacatan pada janin, maka dibangun atas undang-
undang yang ada, dan dengan adanya bukti yang dihasilkan dengan menggunakan
alat yang canggih untuk penelitian sehingga hasilnya ialah janin secara pasti
disembuhkan, yang mana hal tersebut mengakibatkan kesulitan bagi janin dan
juga keluarganya, maka dengan beberapa sebab ini, aborsi pun diperbolehkan
tentunya hal ini dilakukan atas permintaan kedua orang tuanya. Dan semua pihak
88 Ibid., jilid. 21, hlm. 440, fatwa no. 15961
57
menyepakati hal ini. Di akhir pembahasan mereka yakni para ulama’ juga
berpesan untuk para dokter dan para orang tua agar senantiasa bertaqwa kepada
yang kuat, diantaranya ialah larangan keras untuk melakukan pembunuhan pada
ِب َّاالل نهل َّالعللينبه َّالوللعنلنهل َّالوأللعنلد َّالنهل َّالعنلذاةبا ب ب ب ب
لولمنن َّايلنلقتْلنلل َّالملؤمنةناِ َّارمتْلنلعقمنةدا َّافللجنلزالؤهل َّالجلهنلنلم َّالخاِلنةدا َّافيلهناِ َّالولغضن ل
ِلعبظيةما
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
kepadanya dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS.
An-Nisa’: 93)
Adapun janin termasuk dalam kategori jiwa, terlebih ketika berumur 120
hari, karena pada saat itu janin telah ditiupkan ruh, sedangkan sebelumnya, ia
merupakan satu bakal yang siap untuk hidup. Sehingga pengguguran janin tanpa
alasan yang dibenarkan oleh syari’at hukumnya adalah haram dan merupakan
tindak kriminal. Hujjah ini sesuai dengan pendapat Malikiyah dan Imam Al-
selama empat puluh hari dalam bentuk sperma, kemudian selama itu (40 hari)
menjadi segumpal darah, kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal
89 Abdul Aziz Abdullah bin Baz dkk, Majlis Al Majma’ Al-Fiqhi Al-Islami bi Rabithatil Alimi
Al-Islami, (ttp.: t.p., t.t.), hlm. 277
58
daging kemudian diutuslah malaikat ditiupkan ruh dan dicatat empat hal,
rezekinya, ajalnya, amalnya, apakah ia beruntung atau celaka, demi Allah yang
tiada sesembahan yang haq selain Dia, sungguh diantara kalian ada yang
beramal dengan amalan penduduk syurga hingga antara dia dengan syurga
neraka hingga antara dia dengan neraka sejarak satu hasta kemudian ia
atau nyawa ibu yang harus dipertahankan, maka wajib untuk menempuh bahaya
yang lebih ringan, dalam hal ini jika kecacatan pada anak mengakibatkan bahaya
yang besar bagi nyawa sang ibu, maka sudah seharusnya yang diselamatkan
adalah sang ibu, karena jika ibu meninggal, janin pun ikut meninggal tapi jika
janin digugurkan, nyawa sang ibu akan selamat. Dan inilah bentuk pilihan
terhadap bahaya yang lebih ringan. Adapun cacat genetik pada janin tidak boleh
dijadikan sebagai alasan untuk menggugurkan janin kecuali dengan alasan yang
90 Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il Al-Bukhori, Shahih Bukhori....., hlm. 1060. hadits
no. 2643
91 Abi Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al Maqarri, Al-Qowa’id....., jilid. 2,
hlm. 456. Ali bin Abdul Aziz bin Ibrahim Al Mathurudi, Tatbiqul Qawa’id Al-Fiqhiyyqh......., hlm.
30
59
sangat kuat dan tidak dilakukan setelah peniupan ruh. Akhir kata dari penulis,
substansi dari larangan ini semata-mata sebagai bentuk kehati-hatian atas larangan
Allah Ta’ala, dan menjauhi dari sifat peremehan terhadap larangan-Nya. Wallahu
A’lam.
B. KAFARAT ABORSI
Sesungguhnya Allah Ta’ala menetapkan wajibnya membayar kafarat
budak atau berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Maka para ulama’ ahli fiqih
bersepakat jika janin mengalami keguguran dengan sebab tindak kriminal yang
sebelumnya ia hidup kemudian mati, maka si pelaku harus membayar diyat92 dan
kafarat (tebusan), hal ini dibangun atas dalil yang bersumber dari nash Al-Qur’an,
صلدقلوُال َّافلبإن َّالكاِلن َّابمن َّاقلنلوُتم َّالعلدنو َّاللكلم َّالولهلوُ َّالملؤبمدن َّافلنتْللحبريلر َّالرقلنبلنتة َّارملؤبمنلنتة َّالوإبن َّالكنناِلن
رملسللمةد َّاإبلل َّاأللهلببه َّاإبلل َّاألن َّايل ل
بمن َّاقلنوُتم َّابنيننللكم َّاوبنيننلنهنم َّاقميثلناِدق َّافلبدينةد َّارمس لمةد َّاإبللن َّاألهلبنبه َّاوللتبرينر َّارقلنبنتة َّارملؤبمنل ة َّافلمنن َّاللن َّا لبينلد َّافل ب
صنلياِمل َّالش لهلريلبن ل ل ل ل ل لل ل ل ل ل لل ل ل ل ل ل ل
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja) dan barangsiapa membunuh
92 Rasulullah SAW menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan diyat janin dalam lafadz di
sini ialah gurrah yakni berupa pembebasan budak laki-laki atau budak perempuan. (Ibnu Hazm,
Al-Muhalla, jilid. 11, hlm. 237)
Abdullah Al Buqiri, Ahkamul Janin wa Tifli fil Fiqhil Islami, (Makkah: Jami’ah Ummul Qura
1990 M), jilid.1, hlm. 187
60
sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya
(si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si
terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari Allah. dan
adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’: 92)
Sebagaimana juga disebutkan dalam hadits riwayat Abu Hurairah, yakni
sebagai berikut:
“Dua orang perempuan dari Bani Hudzail beradu pukul. Janin salah
satu dari mereka akhirnya tidak selamat. Nabi SAW kemudian memutuskan
Muslim dan Abu Dawud). Hadits ini disebutkan oleh Imam Malik di dalam
kitabnya Al-Muwatha’.93
93 Abil Husain Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim...., hlm. 697. hadits no.1681. Imam
Malik, Al-Muwatha’, “Kitab Al-Uqul” (Beirut: Daarul Fikr 1432 H/2011 M), hlm. 432-433. hadits
no. 1608
61
Kemudian jika janin tersebut terlahir dalam keadaan mati maka dalam
hal ini ulama berbeda pendapat dalam kewajiban kafarat atas janin tersebut,
maka tidak wajib atas pelaku untuk membayar kafarat, akan tetapi Hanafiyah
dan kehati-hatian.95
Dalil-dalil yang digunakan sebagai hujjah oleh mazhab pertama ini
صلدقلوُال َّافلبإن َّالكاِلن َّابمن َّاقلنلوُتم َّالعلدنو َّاللكلم َّالولهلوُ َّالملؤبمدن َّافلنتْللحبريلر َّالرقلنبلنتة َّارملؤبمنلنتة َّالوإبن َّالكنناِلن
رملسللمةد َّاإبلل َّاأللهلببه َّاإبلل َّاألن َّايل ل
بمن َّاقلنوُتم َّابنيننللكم َّاوبنيننلنهنم َّاقميثلناِدق َّافلبدينةد َّارمس لمةد َّاإبللن َّاألهلبنبه َّاوللتبرينر َّارقلنبنتة َّارملؤبمنل ة َّافلمنن َّاللن َّا لبينلد َّافل ب
صنلياِمل َّالش لهلريلبن ل ل ل ل ل لل ل ل ل ل لل ل ل ل ل ل ل
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja) dan barangsiapa membunuh
sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya
(si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si
terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan
94 Abdullah Al Buqiri, Ahkamul Janin wa Tifli…, hlm. 187
95 ’Alauddin Abi Bakar bin Mas’ud Al Kasani Al Hanafi, Badai’ Shonai’ fie Tartibi Syaroi’,
jilid. 7, hlm. 326. An-Nawawi, Kitab Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzab Li Syirazi, (Jeddah:
Maktabah Al-Irsyad), jilid. 19, hlm. 56-57
62
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari Allah. dan
adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’: 92)
Maksud dari ayat mulia ini ialah adanya kewajiban membayar kafarat
karena adanya illat (sebab hukum) yakni berupa pembunuhan dan juga dilihat dari
status korban yang dibunuh, akan tetapi status sang janin belumlah diketahui
apakah ia termasuk orang mukmin atau kafir karena hal tersebut hanya bisa
diketahui jika ia hidup sedangkan hal itu tidaklah bisa diketahui karena ia telah
mati.
Terdapat sebuah hadits yakni dari Abu Hurairah ra, beliau berkata:
“Sesungguhnya ada dua wanita dari Bani Hudzail, salah satu dari
Alauddin Abi Bakar bin Mas’ud Al-Kasani Al-Hanafi, Bada i’ Shona i’ fi Tartibi Syaro i’,
jilid.7, hlm. 326
63
budak wanita.”96
Dalam hal ini Rasulullah SAW hanya menyebutkan gurrah saja tanpa
menyebutkan kafarat. Kemudian terdapat juga dalil secara logika ialah sebagai
berikut:
membayar kafarat.97
2. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam nash bahwa
kewajiban kafarat ialah atas jiwa yang mutlak yakni jiwa tersebut
pada itu, sehingga kafarat tidaklah diwajibkan atas jiwa yang tidak
96 Abil Husain Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim,.....hlm. 697. hadits no.1681
97 ’Alauddin Abi Bakar bin Mas’ud Al Kasani Al Hanafi, Badai’ Shonai’ fie Tartibi Syaroi’,
jilid. 7, hlm. 326
64
qiyas tidak bisa diterapkan dalam hal hukuman. Para ulama’ pun
dengan jiwa yang mutlak juga didapati dalil tentang tidak wajibnya
membayar diyat secara sempurna atas janin, akan tetapi wajib atasnya
gurrah.98
3. Janin merupakan sebagian dari suatu bentuk, adapun sifat
raguan. Dibangun atas inilah sehingga tidak ada kafarat atas janin.99
Namun kemudian dari beberapa pemaparan pendapat diatas ternyata
keadaan hidup ataupun mati. Karena janin termasuk jiwa, maka wajib
dalamnya. dari sini perlu diketahui bahwa dari jalur yang lain
98 Ibid
saja, bukan untuk sebaliknya (jiwa yang tidak sempurna). Begitu pula
tidaknya diyat bukan dilihat dari sempuna atau tidaknya jiwa, akan
berfirman:
101 Abdullah Al Buqiri, Ahkamul Janin wa Tifli fil Fiqhil Islami, jilid. 1, hlm. 190-191
66
sebagai jiwa yang sempurna atau tidak, dan begitu juga tidak ada
dalam keadaan mati, maka dalam kondisi ini sang pelaku harus membayar kafarat.
Syaikh Al-Fauzan berkata: Jika kehamilan telah ditiupkan ruh dan telah
bergerak kemudian sang ibu menggugurkan kandungannya dan sang janin pun
lahir dalam keadaan mati, maka hal tersebut dihukumi telah membunuh jiwa.
102 Ibnu Qudama Al-Hanbali, Al-Mughni, (Riyadh: Darul Alam Al-Kutub 1417 H/1997 M),
jilid 7 hlm 815-816
103 Abdullah Al Buqiri, Ahkamul Janin wa Tifli fil Fiqhil Islami, jilid. 1, hlm. 192.
104 Syamsuddin Muhammad bin Al-Khattib As-Syarbini, Mughni A-Muhtaj ila Ma’rifati
Ma’ani Alfadh Al-Manhaji, (Beirut: Darul Ma’rifah 1418 H/1997 M), jilid. 4, hlm. 108. Ibnu
Qudamah Al Hanbali, Al Kafi, (ttp. T.p., t.t), jilid. 4, hlm. 156. Ibnu Rusydi, Bidayatul Mujtahid
wa Nihayatul Muqtashid, (Beirut: Darul Ma’rifah 1402 H/1982 M), jilid. 2, hlm. 416-417
67
tidak bisa maka hendaknya ia berpuasa selama dua bulan berturut-turut sebagai
bentuk taubat kepada Allah Ta’ala. Adapun peniupan ruh pada janin terjadi pada
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa
para ulama fiqh baik ulama’ klasik maupun kontemporer sepakat bahwa hukum
hukum sebaliknya, yaitu boleh atau makruh, tetapi tidak sampai pada tingkatan
haram.
Kalangan ulama’ kontemporer berpendapat bahwa kondisi-kondisi
hanya sebatas mengancam jiwa dan keselamatan ibu hamil saja, tetapi ketika
bahaya tersebut mengancam jiwa si janin yakni janin mengalami cacat genetik,
sehingga dengan pertimbangan syar’i dan dengan kesepakatan dari berbagai pihak
maka aborsi pun boleh dilakukan sebelum ditiupkannya ruh, adapun setelahnya,
105 Al-Fauzan dkk, Al-fatawa Al-Jami’ah Lil mar’ati Al-Muslimah, (ttp.: t.p., t.t.), jilid. 3,
hlm 1052
68
maka tidak diperkenankan untuk aborsi, kecuali jika hal itu membahayakan nyawa
berbagai usaha sebelumnya, maka kafarat pun hendaknya tetap ditunaikan sebagai
aborsi janin cacat genetik dalam perspektif syar’i, maka kami menyadari bahwa
tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, seperti kurangnya pemaparan
pendapat para ulama dengan jelas, ataupun dalam masalah referensi yang tidak
sekarang kita bisa mengetahui bagaimana hukumnya secara jelas. Wallahu a’lam
bi Showab.
C. Penutup
Alhamdulillahilladzi bi ni’ matihi tatimus Shalihat….
Semakin tinggi pohon, maka semakin kencang pula tiupan angin,
disekeliling saya, akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan juga. Besar
69
harapan penulis akan adanya pihak yang dapat melengkapi, mengkoreksi, dan