Anda di halaman 1dari 95

LAPORANAKHIRPENELITIAN

TENTANG
ASPEKHUKUMPELAKSANAAN
ABORSIAKIBATPERKOSAAN

DisusunOlehTim

DibawahPimpinan

Dr.MienRukmini,S.H.,M.S.

BADANPEMBINAANHUKUMNASIONAL
DEPARTEMENKEHAKIMANDANHAKASASIMANUSIA

PENELITIANTENTANGASPEKHUKUM
PELAKSANAANABORSIAKIBATPERKOSAAN

Editor:
SyaifulWatni,S.H.
NursalamSianipar,S.H.
TheodrikSimorangkir,S.H.,M.H.
Sutriya

;-::::-:;ouSTAKAAN HUKUM

PUSAT DOKUMENENIAi.; L r;; !~1 ~0RMASI HUKUM NASIOt!Al


BPHN DEP. HUKUt! C).'! ~AM

NO. !NDUK

I? o'}_Cf_
(J.

TANGGAL

NJ. KELAS

I+ I

~'

C:!_t/rt/'~D~AH

('..;pyKE
<"''>....,

- II

--

..-----

<1-o (..o

261./0

I fAn
~~-,..

...

'

BADANPEMBINAANHUKUMNASIONAL
DEPARTEMENKEHAKIMANDANHAKASASIMANUSIA

KATA PENGANTAR

Masalah"Aborsi"danhukumnyamerupakanpermasalahanyangtak
kunjungtuntasdibicarakan.Karenadalamkenyataannyaperkembangan
teknologidanbudayamanusiamakinlamamakinbanyakmerubahmoral
dan prilaku manusia dan karena itu aborsi makin banyak dilakukan
manusia;diseluruhdunia,tidakterkecualidiIndonesia.
Penulisan yang dipimpin oleh Dr. Mien Rukmini, S.H., M.S., ini
melihat bagaimana upaya pemerintah untuk menyelesaikan persoalan
pelakuaborsiakibatperkosaan,mengingatsampaisaatinimasihterdapat
ketidakpastian hukum pidana yang mengatur masalah tersebut, artinya
masih adanya kesimpangsiuran interpretasi yang akibatnya terhadap
dualismepandanganterhadapaturanaborsiyangadasekarang,danpada
akhimyaakandapatmenyulitkandalampenegakanhukumnya.
Kepada Ketua Tim dan Anggotaanggotanya yang telah
berpartisipasidalammelakukanpenelitianinikamiucapkanterimakasih.

Jakarta,

Juli2004

--

RomliAtmasasmita,S.H.,LL.M.

KATAPENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT penyusunan


laporanakhirPenelitianHukumTentang"AspekHukumPelaksanaanAborsi
Akibat Perkosaan" sebagaimana ditugaskan Badan Pembinaan Hukum
Nasional Departemen KehakimandanHakAsasi ManusiaRI,Nomor:Gl
HP.Ol.0341,tanggal15April2002,dapatdiselesaikandenganbaik.
Laporan Penelitian ini memuat berbagai masalah hukum berkaitan
dengan perbuatan aborsi yang melibatkan berbagai pihak dalam
pelaksanaannyasertapenanggulanganpelaksanaanaborsiyangtimbulakibat
perkosaandalamhukumpositifdiIndonesia.
Penyusunan laporan tim penelitian dapat berhasil dilaksanakan berkat
bantuan dan kerjasama yang baik antara anggota tim serta responden dari
pihak/instansi yang telah memberikan informasi kepada tim khususnya dr.
KartonoMohamadselakuNaraSumber,untukitukamimengucapkanterima
kasih.
PenghargaandanucapanterimakasihjugadisampaikankepadaKepala
BadanPembinaanHukumNasionalDepartemenKehakimandanHakAsasi
Manusia RI yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
memimpinpelaksanaanpenelitianini.
Timmenyadari,bahwahasilpenyusunanTiminibelumsempuma,untuk
itukamimohonmaaf,kritikataupunsaranuntukperbaikanakankamiterima.

Jakarta,November2002
PenelitianAspekHukumPelaksanaan
AborsiAkibatPerkosaan
Ketua,
ttd.
Dr.MienRukmini,S.H.,M.S.
v

DAFTARISI
Him
KATAPENGANTAR.........................................................................................v

DAFTARISI.................................................................................................XII
BABI PENDAHULUAN.................................................................
A. LatarBelakangPenelitian.......................................................................1
B. IdentifikasiMasalah................................................. ...........9
C. TujuanPenelitian....................................................................9
D. KontribusiPenelitian..............................................................10
E. KerangkaPemikiran..............................................................10
F. MetodePenelitian....................................................................13
G. WaktudanLokasiPenelitian................................................16
H. SistematikaLaporanPenelitian.............................................16
BABII TINJAUANTEORITIS..............................................................18
A. PengertianAborsi..................................................................18
B. MacammacamAborsi...........................................................20
C. AborsiAkibatPerkosaan....................................................22
D. CaraPelaksanaanAborsi.......................................................23
E. SejarahSingkatAborsi........................................................25
F. AborsiSebagaiMasalahEtisSosial.....................................28
G. AborsidariSudutPandangHukum.........................................30
BABIIIHASILPENELITIAN................................................................35
A. DataYuridis.........................................................................35

1.MasalahHukumApaYangMunculDariAborsi
YangTimbulAkibatPerkosaan......................................35
2.BagaimanaHukumPidanaIndonesiaMenang
gulagiAborsiyangTimbulAkibatPerkosaan...............39
3.KebijakanHukumYangBisaDilakukanUntuk
MenanggulangiPersoalanAborsiKarenaPerko
saan....................................................................................47

VI
I

B.

DataEmpiris............................................................ 53
I.
PandanganPsikolog...........................................
2.
LembagaBantuanHukum.................................
3.
Kriminolog........................................................
4.
Kejaksaan...........................................................
5.
Hakim............................................................
6.
Kepolisian..........................................................
7. DokterKandungan............................................

53
54
55
56
57
59
61

BABIVANALISAHASILPENELITIAN................................. 62
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.PandanganPsikolog.................................................
LembagaBantuanHukum.......................................
Kriminolog...............................................................
Kejaksaan.................................................................
Hakim.......................................................................
Kepolisian................................................................
DokterKandungan...................................................

62
65
67
70
71
71
73

BABVPENUTUP...................................................................... 79
a.
b.

Kesimpulan.............................................................. 79
Saran.................................................................... 79

DAFfARPUSTAK.A..................................................................... 81

XIII

BABI

PENDAHULUAN
A. LatarBelakangPenelitian
Aborsi,1ataulebihseringdisebutdenganistilah"pengguguran janin"
merupakan fenomena sosial yang semakin hari semakin memprihatinkan.
Keprihatinanitubukantanpaalasan,karenasejauhiniperilakuaborsibanyak
menimbulkanefeknegatifbaikuntukdiripelakujugaterhadap masyarakat
luas.Abdul Bari Saifuddinpadasaat itumenjabat KetuaUmum PBPOGI
(PersatuanObstetridanGinekologiIndonesia),padaacarapengukuhanjabatan
gurubesamyadiUniversitasIndonesiamengungkapkan,
"bahwasetiaptahunadasekitar50(limapuluh)jutawanitamelakukan
aborsididunia.Angka50(limapuluh)jutainidiperkirakanakanterus
meningkatdiberbagainegara,termasukdiIndonesia,lebihlebihsebagai
akibatmeningkatnyaangkaangkakehamilandiluarnikah".2
Kehamilandiluarnikahmemilikikorelasidengankasusaborsi,artinya
aborsiitudilakukankarenakondisikehamilanyangdiprodukmelaluiikatan
pergaulan adultry,baikyangbermoduspromiskuitas(hubunganseksdengan
bergantigantipasangan)maupunkarena"kumpulkebo"(samenIeven).
I.

AborsiProvocatusadalahistilahlatinyangsecararesmidipakaidalamkalangankedokterandan
hukum.maksudnyaadalahdengansengajamengakhirikehidupankandungandalamrahimseorang
perempuanhamil.Namunperludiperhatikanuntukperistilahaninibahwaaborsiprovocatusharus
dibedakan dengan aborsi spontaneus, di mana kandungan seseorang perempuan hamil dengan
spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara "aborsi yang disengaja dan aborsi spontan. Dalam
bahwa Indonesia yang pertarna kita sebut 'pengguguran kandungan", sedangkan yang kedua
dinamai"keguguran".Untukrnenunjukkanpenggugurankandungan,istilahyangpalingpopuler
sekarang adalah "aborsi", yang tentunya dibentuk berdasarkan kata lnggris abortion. Lihat K
bertens,AborsisebagaiMasa/ahErika.PTGrarnediaWidiasaranaIndonesia,Jakarta,2002,hal.I

2. Abd.Wahid,ModusModusKejahatanModern,Tarsito,Jakarta,I993,hal.I2.

Hal demikian semakin meresahkan masyarakat, terutama mereka


(keluarga) yang memiliki anak gadis (remaja/belum menikah) 3 Berbagai
hasil penelitianmemperlihatkan bahwaaborsi banyakdilakukanolehanak
gadis(remaja/belummenikah)/"denganpenyebabyangbervariasi,mulaidari4
alasantidakmampumerawatbayisampaikepadaketidakrnampuanekonomi.
Dapat dirinci bahwa faktor yang mendorong seseorang melakukan aborsi
adalah:
1.
Kondisiusiamasihmudaataumenurutnyabelumlayakmemilikianak,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.

Maludiketahuiolehorangtuaataukeluargadanmasyarakat,
Priayangmenghamilinyatidakbertanggungjawab(kabur),
Masihsekolah,
Kondisiekonomiyangtidakmencukupi,
Janinyangdikandungdarikasusperkosaan,
Dorongandarikeluarga(orangtua)ataulainnya. 5
Menurut majalah Time tanggal9 Desember, pelaku aborsi di beberapa negara di Luar Indonesia
dilakukanolehpararemaja,misalnyadiAmerikaSerikat,bahwatingkatkehamilanperseriburernaja10
(5diantaranyadigugurkan),Inggris4,5(1,75digugurkan),Kanada
4,5(I,8digugurkan),Perancis4,5(I,8digugurkan),Swedia3,5(2,Idigugurkan)danBeIandaI ,5(0,5
digugurkan). Di AmerikaSerikatsekitar80%anaksekolahtelahrnelakukanhubunganseks.Menurut
CatatanBiroPusatStatisrikkeluargadanPelayananSosialdiAmerika,jumlah

anak haram telah rnencapai 4 (empat)juta setiap tahun (Lihat harian media Dakwah, Oktober
1992).DiIndonesiasepertiyangdiungkapkanolehHarianPelitaTanggal4Februari1992,praktek
aborsidikalanganrernajajugacukupmemprihatinkan,misalnyaKepolisianDaerahSurnaterayang
berhasilrnembongkarpraktekaborsiyangdilakukanolehperawatwanitaDinasKesehatanKota
(DKK)temyatakonsumennyabanyakyangpelajarSLTAdanrnahasiswayangkehamilannya
dihasilkandanhubunganseksdiluarnikah.BegitupulahasilpelacakanmajalahEditor29Agustus
1992,bahwakhususuntukkotaJakartasajaada5000(limaribu)orangyangmelakukanaborsi,
48%umur20tahunkeatas,46%umur1619tahundan 5,5%umur1213tahunsetiapbulannya.
SedangkandiBalitahun1990adaseratusrernajaperbulannyayangmelakukanaborsi.

4.

HellyPSutjiptodanFatorrachrnandariPusatPenelitianKependudukanUniversitasGadjahMadapemah
menelititentang"SikapRernajaterhadapAborsi".Respondendiambildarirernajabelummenikah(1424
tahun)sebanyak1.435orang.Pandangannyaterhadapkehamilandiluarnikah,73,7%(pria)dan76,8%
(wanita) menyetujui janinyangdikandung tetapdipelihara hiduphidup,setuju digugurkansebanyak
6,4%(pria)danI0,7%(wanita).
Tetapisecarageneralterungkapbesamyatoleransirernajapadaaborsidenganalasansepertitidakrnampu
merawat bayi (23,1%), umur ibu masih terlalu muda (25,1%). pria yang menghamilinya tidak
bertanggungjawab(29,I%),pemerkosaan(54,8%).ekonomiyangtidakmencukupidancaJonibunya
masihsekolah(34,32%).UraianlengkapmengenaihasilpenelitianinibisadilihatdiTempo,2Juni,tahun
1990.

Terdapat kecenderungan cukup tinggi untuk melakukan aborsi yang


disebabkanperbuatanpemerkosaankarenajaninyangdikandungcenderungtidak
dikehendakiuntukdilahirkan.

Aborsi,dibeberapanegaramasihmerupakanwacanayangdilematis
danmengundangbanyakperdebatan,apakahaborsimerupakankejahatan
atausebaliknyasebagaisesuatuhakyangharusdilindungiolehhukum.
Nafis Sadik selaku Direktur EksekutifNFPA (badan PBB untuk Dana
Kependudukan)padapenutupanKonferensiKependudukanAsiaPasific
ke 4 di Nusa Dua Bali mengatakan bahwa PBB tidak pemah mereko
mendasi aborsi (aborsi) sebagai bagian dari metode family planning.
NamundemikianPBBjugatidakpemahbisasecarategastegasmelarang
anggotanya yang melakukan praktek aborsi, karena belum6 adanya
kesepakatan hukum yang melarang atau memperbolehkannya.
Profesi
medissendiridengantegasmenolakaborsi.7
Kontroversiitusetidaknyadilatarbelakangipersoalanberikut:
1.

Pengaruh ajaran agama yang masih kuat berakar yang pada umumnya
memberikanlandasannormatifmengenaiaspekproteksiterhadapeksistensi
janindansekaligusmenentangkerasadanyapraktekaborsi;

2.

Pengakuan bahwa aborsi itu termasuk metode pengendalian fertilitas


(pembiakanangkakelahiranumatmanusia)yangtertuadanamatpragtis
pragmatisdimukabumi.BahkanmenurutNewsletteredisiAgustus1992,
dipaparkanbahwaaborsiitumerupakanmetodeterbanyakyangdilakukan
manusia.

3.

Kondisi modem atas gaya hidup manusia (human life style) yang sudah
terseretolehgelombangdoktrintipikalsekuleryang

5.
6.
7.

Abd.Wahid,ModusModusKejahatanModern.Op.,C'it.hal.15.
LihatdalamHarianPelita,September1992.
Di Amerika suara para dokter berkurnandang dengan lebih jelas sejak mereka, berhimpun dalam
organisasiprofesiyangresmi.MisalnyaAmericanMedicalAssociation(AMA)yangdidirikanpadatahun
1847, dalam muktamamya yang perdana mengeluarkan pernyataan anti aborsi yang keras. Sikap anti
aborsiinimenandaijugaikatanikatandokeryangterbentukdinegaranegaralaindandapatdimengerti
merekaberdampakkuatalaskebijakanncgaramasingmasing.LihatKBertens,AborsisebagaiMasalah
Etika,Op.,Cit,hal,5.

memperbolehkan aborsi dengan dalihdalih yang klise, seperti demi


pengembangankarierwanita,usiamasihmuda,mengancamprestisedari
statussosiallainnya;
4.

Praktekaborsiilegalyangmengakibatkankematianbagiibu.Misalnya
saja untukAlbaniadan
Bangladesh50% kematian ibuterjadi karena
tindakaborsi.8
Jika dirinci menurut status negara maju dan berkembang maka tidak
semua negara maju yang disurvei membolehkan atau melegalkan aborsi
dengan hampir semua indikasi justifikasi, kecuali indikasi atas dasar
permintaan, yang baru mencapai 67 %. Sebaliknya ada 38 negara
berkembang yangtelahmengizinkanaborsi denganalasanlebihdarisatu.
Untungnyadari43(87%)negaraberkembangmembolehkanaborsidengan
alasanuntukmenyelamatkanjiwa,hanya13%yangmembolehkandengan
alasan sosial ekonomi. Lebih jauh hanya 5% negara berkembang
membolehkanaborsiataspermintaanpasien.
Negaranegara yang membolehkan aborsi dengan alasan untuk
menyelamatkan jiwa ibu (kehidupan wanita) seperti Afghanistan,
Bangladesh, Brunei Darusalam, Angola, Antigua, Barbuda, Benin, Brazil,
BostwanadanDominika.BahkandiBangladesh,aborsidipandangsebagai
bagiandariregulasimenstruasiwanita(ProgramKB)danbolehdilakukan
sepanjang masa gestasi (usia kehamilan tidak lebih dari enam bulan).
Sekalipun demi keselamatanjiwa, akan tetapi secara formal aborsi tetap
dilarang di beberapa negara, seperti Chili, Afrika Tengah dan Mesir,
Sedangkanadasepuluhnegarayangsecaraformalmembolehkanaborsiatas
permintaan pasien. Negara kategori ini adalah Albania, Austria, Belarus,
Bulgaria,Canada,Cina,Kuba,Cekoslovakia,DenmarkdanEstonia.
Apabiladitelusuriperilakuaborsiberkaitaneratdenganposisiwanita
yangcenderungseringmenjadikorban dariperilakukekerasanseksual,baik
dikalangankeluarga,atauorangorangdekatmereka.Pelecehanseksualdan
pemerkosaan merupakan dorongan mengapa seorang wanita melakukan
tindakanaborsi.Khususterhadaptindakaborsiyangteijadi
8.

Abd.Wahid,ModusModusKejohotonModern,Op.Cit.hal.9.

karena pemerkosaan, hampirdipastikanbahwa si wanitadankeluarganya


tidak menghendaki kelahiran bayi karena berbagai alasan. Misalnya aib
keluarga,pribadidanlingkungansekitar.Pelecehanseksualataupemerkosaan
bisa tetjadi dalam lingkungan paling tersembunyi sekalipun bahkan dalam
lingkungan keluarga, di mana yang lebih mengenaskan pelakunya adalah
merekayangseharusnyaberadapadaposisipelindungkaumperempuan,yaitu
ayahkandungnya,pamanataukakeknya.
Di Amerika Serikat yang merupakan negara maju dengan segala
perangkat hukurnnya ternyata masalah pelecehan dan kekerasan seksual
terhadapanakanak (sexualchildabuse) masihmerupakanpersoalanbesar,
daninisecaraumumdikenalsebagaitragedirumahtanggayangtersembunyi.
Dalam laporan yangdikutipdari buku "kekerasan seksual padaanak dan
remaja"terungkapdatayangmendukungpemyataantersebutsebagaiberikut
1.

Diperkirakan 25% wanita dewasa pemah mengalami pelecehan seksual


semasakecilnya.

2.

Diperkirakan40%pelakupencabulanterhadapanakdibawahumurini
adalahorangtuanyasendiri,sepertiayahkandung,ayahtiriatauayah
angkat.

3.

Diperkirakan 80% si pelaku adalah orang yang dikenal oleh si korban,


misalnyaorangtuanya,kakaknya,pamannya,ternanternan

dekatdarikeduaorangtuanyadantetangganya.9

Perilakukekerasanataukejahatanyangterjaditerhadapanakperempuan
dalamkeluargaolehmasyarakatpadaumurnnyaseringtidakdilihatsebagai
suatukejahatan.Kekerasanyangdilakukanolehanggotakeluargahinggasaat
ini seringdiartikan sebagai urusan intern keluarga itusendiri, danbahkan
seringkali dipahami bahwa 10apa yang dilakukan tersebut dalam rangka
mendidikanakanakmereka. Jikademikianpersoalannyamakabukantidak
mungkinapabilakejadiankejadian
9.

M.MuntajiBillah,KekerasanSeksua/padaAnakAnakdanRemaja,LAKDESDAM,1977,hal.34.

I0.LitaPumarna,KekerasanTerhadapAnakPerempuan.jumalPerempuan,Edisi16,YayasanJumal
Perempuan,2001,hal.39.

sepertipemerkosaanterhadapanakperempuanyangdilakukanolehanggota
keluarga terdekat juga dianggap sebagai sesuatu permasalahan dalam
keluarga, dan tidak ada kaitannya dengan masyarakat atau pemerintah.
SebagaiilustrasibisadiangkatapayangterjadipadaDina,gadisberusia15
tahunyangmengakudiperkosaolehpamanpamannyasejakberusia9tahun.
Simak apa yang dituturkan dalam wawancara dengan Radio Jurnal
Perempuan,
"WaktuituDinamasihkecilterusadikbapaknyayangbemamaDaniel
menodai Dina, ia sering mengancam Dina dengan pisau, kalau Dina
ngadu Dina akan dibunuh katanya, lalu yang nomor 2 Hendri yang
melakukannya siang hari waktu11ia pulang kerja dia juga mengancam
Dinaakandibinuhkalaungadu".
Menurut Rita Serena Kolibonso, Direktur Eksekutif Mitra
Perempuan, Yayasan Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan "Jika
pelakumemilikihubungankeluargadengankorban,apalagiiaadalahayah
korbansendiri,makinsulituntukmenjangkaukorbanapalagimemprosesnya
secarahukum.Orangtuacendrungmenjagakorbanuntuktidakmenjalani
proseshukum.Ibukorbanjugasulitdiharapkanuntukmembantukarenatakut
kepadasuamidankeluarga.Padahaldalamproseshukumseoranganakyang
berusiakurangdari12tahunharusdidampingiorangtuaatauwali."Situasi
diperparah dengan idiologi jaga praja, atau menjaga ketat kerahasiaan
keluarga, khususnya dalam budaya jawa "membuka aib dalam keluarga
berarti membuka aib diri sendiri ", situasi demikian menurut Harkristuti
Harkrisnowo dalam berbagaikesempatanmenyebabkantingginyathe dark
12
number karena tidak dilaporkan. Padahal dampak dari perilaku yang
demikian memang cenderung merusak mental korban bahkan seringkali
mengalamiketerbelakanganmental.MisalnyaseoranganakTKberusialima
tahun diperkosa tetangganya, anak tersebut memerlukan waktu berbulan
bulan untuk bisa bekerja sama dengan bantuan konseling psikologi dan
psikiatri.Setelahbisadiajakkerjasamapuntidakpulihsepertisemu1a.

II.RadioJumalPerempuan,"PemerkosaanTerhadapAnakPerempuan'"No.33,2000.12.
Kompas18Oktober2000,dalamartikel"JanganKirimiAkuBunga.

Adaperubahanperilakusukamengguntingrambutdanmenolakmemakairok. 13
Bahkandampaklainadalahaborsiapabilaperbuatanitumenghasilkanjaninyang
dikandugolehsikorban.

Edwin M. Schur menyebutkan bahwa aborsi merupakan perbuatan


yang sulit untuk dideteksi karena itu masuk kepada apa yang olehnya
diistilahkan dengan "kejahatan tanpa korban". Pengistilahan itu didasarkan
pada pandangan bahwa baik pelaku kejahatan dan korban masingmasing
membutuhkan, sehingga masingmasing merasa tidak dirugikan, seperti
dijelaskanolehnya,
"Pertamatama pantas dicatat bahwa kejahatan tanpa korban ini selalu
berlangsunglewattransaksiyanglangsung,danbiasanyatidakadasatu
orangpunyangdapatmengadukan'kejahataninipadahukum".Penting
puladiperhatikanbahwadisiniunsurkerugianataupenderitaan(kalau
memang ada) selalu menimpa diri sipelaku sendiri, dan tidak pernah
menimpa orang lain. Juga disini pendapat umum masih terbelah
mengenai sikap apa yang seharusnya diambil oleh hukum untuk
menghadapi kejahatan macam ini. Sekalipun studi kejahatan tanpa
korban yang pemah penulis kerjakan itu hanya terbatas mengenai
tigajenis saja (yaitu penggugguran kandungan, homoseksdan pecandu
narkotika),namunjelasbahwamasihbanyaklagiyangbisadimasukan
dalam kategori ini.Dapat disebutkanantaralain,pelacuran,perjudian,
danberbagaimacampelanggarandibidangseks."14
Persoalanaborsimerupakanpersoalanyangcukuprumit,diIndonesiamasih
terdapatpandanganyangsimpangsiurmeskipunKUHPidanatelahmemuataturan
(beberapapasal)mengenaiaborsidemikianpuladalamUndangundangNo.23
tahun 1992 tentang Kesehatan, baik karena persoalan perselisihan pandangan
terhadapbeberapaaturanmengenaiaborsijugapersoalanaborsiitusendiri. 1s
13. Kornpas,27Oktober2000.
14. EdwinMSchur,LawandSociety.NewYork,RandomHouse,1967,hal.127135.
15. Bagi pandangan yang menyetujui aborsi, pendekatan hak adalah jalur pemikiran yang paling banyak

ditempuh. Mereka menekankan babwa perempuan hamil mempunyai hak untuk menguasai tubuhnya
sendiri.Perempuanberhakuntukmengambilkeputusanmau

Namunbukanitupersoalanyanghendakdikedepankandalampenelitian
ini,penelitianinibermaksuduntukmengkajisecaramendalamaspekhukum
yangmunculdariperilakuaborsiyangdiakibatkanolehpemerkosaan.Karena
pada posisi demikian pelaku aborsi adalah pelaku tindak pidana yang
sekaligus merupakan korban dari perilaku tindak pidana lain dan secara
prinsipkeduatindakpidanaituberdirisendiridalamKUHPidana.
Tidakdipungkiripemerkosaanmerupakankejadianyangamattraumatis
untukwanitayangmenjadikorban.Banyakkorbanperkosaanmembutuhkan
waktulamauntukmengatasi pengalaman ini,danmungkinadajugayang
tidakpemahlagidalamkeadaannormalsepertisebelumnya.Jikaperkosaan
itumengakibatkankehamilan,makapengalamantraumatisakanbertambah
besar.
Apakah pemerkosaan bisa dijadikan alasan agar si wanita itu bisa
melakukan aborsi, apakah pemerkosaan bisa dijadikan alasan medik atau
terapeutik, persoalan ini merupakan persoalan yang harus dijawab, harus
diakui sejauh ini hukum belum bisa menjelaskan fenomena itu sehingga
mampu melindungi korban lebih baik. Misalnya sebuah polemik muncul
ketikapadasaatsesudahterjadinyakerusuhanMei1998diJakartadanSolo,
timbuldiskusidalammasyarakattentangbolehtidaknyadilakukanaborsibagi
korban pemerkosaan yang menjadi hamil akibat peristiwaperistiwa yang
mengerikanitu.BeritaIkatanDokterIndo
melanjutkankehamilannya atau sebaliknya, mau menghentikannya orang lain tidak boleh ikut
campur. Jika argumentasi ini dikemukakan dengan cara ekstrem, hak atas aborsi ini sering
dimengertisebagaihakmutlak.Tetapijikaargumentasiinidikemukakanlebihmoderat,hakatas
aborsibisadipertimbangkanlagiterhadapfaktorfaktorlain.Pandanganlainmenyangkuthakjanin
bukansajaibuhamilyangmempunyaihak,janindalamkandunganpunmempunyaihak,yaituhak
untukhidup.Argumentasiinibanyakdipakaiuntukmenolakaborsi.DiAmerikaSerikatsendiri
saatinimunculapayangdisebutdengangerakanprolife,yangmenekankanhakjaninuntuk
hidup,bagimerekayangmengaborsijaninsamadenganpembunuhan.Keduaadagerakanpro
choice,mengedepankanpilihansiperempuanrnaumelanjutkankehamilannyaataumengakhirinya
dengan aborsi. Kedua aliran ini bersifat ekstreem. Ada juga yang berkornentar tidak jelasnya
peraturansertabeberapaperaturanpelaksanayangbelurnadamenyebabkanpersoalanaborsitidak
bisadiselesaikansecaratuntassebagaicontohmisalnyamasihterdapatnyaperbedaanmenafsirkan
terhadapperbuatanaborsimedicalisdankriminalis.LihatK.Bertens, AborsiSebagaiMasalah
Etikn.Op.Cit.hal.2631.

nesia(BID!)menyikapidiskusiitudengansebuahpemyataandariketuaUmum
PBIDIbahwaaborsipadawanitahamilakibattindakpemerkosaanhanyadapat
dilakukanbilamanaterdapatindikasimedisdanaborsitanpaindikasimedistetap
dilarang.Tetapihalitujustrumenjadipolemikberkepanjanganyangtidakbisa
diselesaikanhinggasekarang,karenaindikasimedisitusepenuhnyaberadapada
ahliahlikedokteranbaikkandungan,kejiwaan,danlainsebagainya.
Tetapi hal yang sangat menarik disini persoalan hukum apa yang bisa
muncul, atau dapatkan pemerkosaan dikategorikan a tau indikasikan sebagai
alasanterapeutikuntukmelakukanaborsi,karenapersoalanpsikologisiwanita,
aspekhukumapasajayangmunculsertabagaimanaupayapenanggulangannya
merupakanfokusutamaakandaripenelitian
llll.

B. IdentifikasiMasalah
Bertitik tolak dari Jatar belakang penelitian di atas untuk memudahkan
pokokkajianselanjutnyaakandikemukakanidentifikasimasalahsebagaiberikut:
1.
2.
3.

Masalah hukum apa yang bisa muncul dari perbuatan aborsi karena
pemerkosaan.
Bagaimana Hukum Pidana Positif di Indonesia menanggulangi perilaku
aborsiyangtimbulkarenapemerkosaan.
Kebijakan hukum yang bagaimana yang bisa dilakukan untuk
menanggulangi persoalan aborsi karena pemerkosaan terutama dikaitkan
denganupayapembaharuanhukumpidanamenyongsongRUUPidanabaru.

C. TujuanPenelitian
Penelitianinibertujuansebagaiberikut;
1.

Mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang masalah hukum


apayangbisamunculdariperilakuaborsikarenapemerkosaan.

2.

Memahami bagaimanahukum pidanapositif diIndonesia menanggulangi


perilakuAborsiyangtimbulkarenapemerkosaan;

3.

Sekaligusmenemukanmodelkebijakanhukumyangbagaimana yang
bisa dilakukan (pembentuk undangundang) untuk menanggulangi
persoalanaborsikarenapemerkosaanterutamadikaitkandenganupaya
pembaharuanhukumpidanamenyongsongRUUKUHPidanabaru.

D. KontribusiPenelitian
a.KontribusiTeoritis
Penelitianinidiharapkanmampumemberikangambaranmengenai
berbagai persoalan hukum diseputar perilaku Aborsi karena
pemerkosaan, pengaturan hukumnya serta kebijakan penanggulangan
dan perlindungan hukum yang bisa diberikan yang mudahmudahan
dapat memperkaya khasanah pemikiran mengenai aspek hukum dan
aborsi karena pemerkosaan, kaitainnya dengan upaya pembaharuan
hukumpidana.

b. KontribusiPraktis
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi praktis bagi para
akademisi, pengambil kebijakan, pembuat peraturan perundang
undangan, atau bagi aparatur penegak hukum. Bagi masyarakat, bisa
diperolehinformasimengenaiaspekhukumdiseputaraborsiprovocatus
karenapemerkosaan.

E. KerangkaPemikiran
Aborsiterdiridariduamacam;
1.

Aborsispontan (spontaneusaborsi), ialahaborsiyangtidakdisengaja.


Aborsi ini bisa saja terjadi karena penyakit, kecelakaan atau lain
sebagainya.

2.

Aborsiyangdisengaja(aborsiprovocatuslinducedprovocation)yangterdiri
dariduamacamyaitu:
a.

10

Aborsiartificialtherapicus,yakniaborsiyangdilakukanoleh dokter
atas dasar indikasi medis. Misalnya jika kehamilan diteruskan bisa
membahayakanjiwasicalonibu,karena

misalnyapenyakitpenyakityangberat,antaralainTBC,ginjal,darah
tinggiakut,danlainsebagainya.
b.

Aborsiprovocatuskriminalis, ialahaborsiyangdilakukantanpa
dasar indikasi medis, Misalnya aborsi yang dilakukan untuk
meniadakan basil hubunganseksdi luar perkawinan
a tauuntuk
mengakhirikehamilanyangtidakdikehendaki.16
Aborsi bukanlah perbuatan yang dengan begitu saja muncul dan bisa
terjadi atau17 dilakukan oleh seseorang, namun aborsi merupakan proses
konstruksi, yaituperbuatandimanamelibatkanbanyakpihakdanbanyak
faktor. Apabila kita gambarkan maka aborsi karena pemerkosaan adalah
~ebagaiberikut:

~-

~ Masyarakat ~

I
I

J
Pelaku
Korban/Pelaku

Pemerkosaan
I

Aborsi

Pihaklain:
I. Melakukanaborsi
2.Membantu

AturanPidana

16. MasjfukZuhdi,IslamdanKeluargaBerencanadiIndonesia.Binallmu,Surabaya,1986,hal,39.
17. InimerupakanpandanganKriminologiKritisyangberpendapatbahwafenomenakejahatansebagai
konstruksisosial,artinyamanakalamasyarakatmendefinisikantindakantertentusebagaikejahatan,
makaorangorangtertentudantindakantindakanyangmungkinpadawaktuitutertentumemenuhi
batasan sebagai kejahatan. Ini berarti bahwa kejahatan dan penjahat bukanlah fenomena yang
berdiri sendiri yang dapat diidentifikasikan dan dipelajari secara objektif oleh ilmuwan sosial,
sebabdiaadahanyakarenahalitudinyatakansebagaidemikianolehmasyarakat.Olehkarenanya
kriminologi kritis mempelajari prosesproses di mana kumpulan tertentu dari orangorang dan
tindakantindakanditunjuksebagaikriminalpadawaktudantempattertentu.Kriminologikritis
bukansekedarmempelajariperilakudariorangorangyangdidefinisikansebagaikejahatan,akan
tetapi juga dari perilaku dari agenagen kontrol sosial (aparat penegak hukum), di samping
mempertanyakan dijadikannya tindakan tertentu sebagai kejahatan. Artinya dalam proses ini
kontekskejahatanharuslahdilihatsebagaikeseluruhanproseskriminalisasi,yakniprosesyang
didefinisikanorangdan
tindakan tertentu sebagai kejahatan. Lihat I.S Susanto, Kriminologi. Fakultaa Hukum Universitas
Diponegoro,Semarang,1995,hal.7.

II

Dalam proses konstruksi itu setiap aktor terlibat secara aktif dalam
membentukperistiwaaborsi,yaituuntukdapatterjadiaborsidalamperkosaan
harus ada pemerkosa, korban yang diperkosa, janin yang diaborsi, serta
pelaku aborsi atau yang membantu melakukan. Proses konstruksi tersebut
membentukpuladimensihukumyangberbeda,bahwasetiaptindakanhukum
yangdijatuhkanharusmempertimbangkanpersoalanyangterjadidibelakang
tindakan tersebut, artinya apakah tindakan itu bisa dikategorikan sebagai
perbuatanyangolehhukumjustrutidakdianggapsebagaiperbuatanpidana,
atau justru sebaliknya. Karena hukum menjadi san gat tidak adil apabila
tindakan yang diambil oleh hukum menyamaratakan perbuatan tanpa
pengecualian.
Regulasimengenaiaborsi(diIndonesia)telahdirumuskandidalamKitab
UndangUndangHukumPidana,yaitudalampasal299,346,348,danpasal349.
Dalampasalpasaltersebutsecarategasdinyatakanbahwaaborsidilarang,tanpa
ada pengecualian. Tetapi dalam penjelasan pasal 10 Kode Etik Kedokteran
Indonesia1983dijelaskanbahwa,laranganpenggugurankandungantidakmutlak
sifatnya,dandapatdibenarkansebagaitindakanpengobatan,yaitusebagaisatu
satunyajalanuntukmenolongibu.Halinisesuaiapabiladikaitkandengansifat
ajaran materii1, bahwa suatu tindakan pada umumnya dapat hilang sifatnya
sebagaimelawanhukumbukanhanyakarenaberdasarkansuatuketentuandalam
perundangundangan, melainkanjuga berdasarkanasasasas keadilan atau asas
hukum yang tidak tertulis dan bersifat umum yang mengandung unsurunsur
negaratidakdirugikan,kepentinganumumdilayanidanterdakwatidakmendapat
untung.18

Apabila dilihat aturan pidana dari beberapa pasal yang sudah


disebutkandiatasmakaperbuatanaborsiprovocatuskriminalissajayang
dapat dikenai pidana, sedangkan perbuatan aborsi medica/is a tau
terapeutik merupakanpengecualian sebagaimana dijelaskandalam undang
undangkesehatantahun1992,dalamPasal15,bahwaaborsikarenaalasan
medis untuk pertama kali dimungkinkan. Namun hal ini masih terbatas
mengigatperaturanpelaksananyamengenaimasalah
18. Lihat Yurisprudensi Mahkamah Agung R.l Nomor 42 K!Kr 1965 tangga1 8 Januari 1966dan
YurisprudensiMahkamahAgungRlNomor81K/Kr1973tangga130Maret1977).

12

inibelurndibuat.Pasal15dariundangundangkesehatantersebutsecara
eksplisithanyamengakui bahayamautsi ibusebagaialasanmelakukan
aborsi, bukan kerugian serius untuk kesehatannya, karena dalam
penjelasannyadikatakan"Indikasimedisadalahsuatukondisiyangbenar
benar mengharuskan diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa
tindakanmedistertentu, ibu hamildan ataujaninnyaterancam bahaya
maut".
Persoalan yang cukup krusial sejauh ini berkembang interpretasi
mengenai indikasi medis tersebut, seperti yang diupayakan oleh Asosiasi
kedokteranDunia(WMA)denganStatementonTherapeuticAbortion(Oslo,
Norway,1970).DeklarasiOsloinidimungkinkankarenadefinisiluasdalam
KonstitusiOrganisasiKesehatanDunia(WHO)tahun1946tentangkesehatan
sebagai "keadaan kesejahteraan fisik, Psikis dan sosial yang menyeluruh".
Dengan demikian setiap kehamilan yang tidak diinginkan dapat diakhiri
denganatauatasdasarindikasiterapeutik.

F. MetodePenelitian
Dan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para penulis mengenai
pengertian metode penelitian, kami cendrung memilih pendapat Robert R
MayerdanErnestGreenwoodyangmengemukakanbahwametodepenelitian
adalah suatu pendekatan umum ke arah fenomena yang telah dipilih oleh
peneliti untukdiselidiki.Selanjutnya dikemukakan bahwa dengan demikian
metodepenelitianmerupakansejenislogikayangmengarahkanpenelitian. 19
Perumusandemikiansesuaidenganhakekat penelitiansebagai suatubidang
penemuan informasi lewat prosedur tertentuatau lewat prosedur terstandar.
Dengan prosedur tertentu itu diharapkan orang lain dapat mengikuti,
mengulangi atau memeriksa kembali kesahihan (validitas) dan keterandalan
(reabilitas)informasiyangditeliti.
19. LihatSutanZantiArbidanWayanArdhana,RancanganPenelitianKebijakanSosial.
PustekkomDikbuddanCVRajawali,1984,hal80yangmerupakanterjemahandari'TheDesignof'Social
Policy", tulisan Robert P Mayer dan Ernest Greenwood. Lihat pula dalam Barda fylawawi Arief,
'Kebijakan LegislatifDalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara. penerbit Universitas
DiponegoroSemarang.1994,hal.61.

13

1. PendekatanPermasalahan
Peninjauan terhadap berbagai persoalan hukum mengenai aborsi
provocatus karena pemerkosaan, terutama dilakukan dengan pendekatan
yuridisnormatif,yaitupendekatanyanglebihmengedepankanaspekyuridis
dari penelitian ini. Pendekatan
ini ditunjang dan dilengkapi pula dengan
pendekatanyuridisempiris.20
Penggw}aan bermacammacam pendekatan yang demikian kiranya
sesuaidenganpenelitianiniyanginginmelihat/mengungkaphakekataborsi
karenapemerkosaanterutamakaitannyadenganupayaperlindungankorban
kejahatan dan pembaharuan hukum pidana generasi barn, hal ini penting
mengingat produk hukum merupakan instrumen kebijakan yang mampu
menjangkau ke depan serta memberikan solusi a tau alternatif pemecahan
persoalan. Di samping itu pendekatan yang dikemukakan di atas kiranya
sesuaipuladengankecendrunganpenelitianhukummasakiniyangmenurut
Sunaryati Hartono, tidaklagidapat menggunakanhanyasatupendekatan
ataumetodepenelitian.DitegaskanselanjutnyaolehSunaryatiHartonobahwa
untuk meneliti satu fenomena sosial seringkali dibutuhkan kombinasi
berbagaimetodepenelitianwalaupunselalubertitiktolakdandidominasioleh
satudisiplinilmu.21
Pendekatan yuridisnormatif merupakan pendekatan utama dalam
penenelitianini,karenayangmenjadipusatperhatianutamadalampenelitianini
adalah persoalan hukum mengenai aborsi karena pemerkosaan, perlindungan
hukumnyadanjugakebijakanhukumpidanagunamengantisipasipersoalanterse
but masa mendatang. Memasukan a tau merumuskan suatu kebijakan yang
dilandasi suatu latar belakang falsafah, nilainilai kultural, konsepsikonsepsi,
ajaranajaran atau teoriteori tertentu, bahkanjuga dilatarbelakangi oleh
penemuanpenemuanempiris,kedalamprodukperaturanperundangundangan,
jelasmerupakansuatupekerjaanataukegiatanyangbersifatteknikyuridis
20. Menurut Soetjono Soekanto, llmu hukum empiris merupakan pendukung atau penunjang bagi i1mu
hukumnormatif, 1ihatSoetjono Soekanto, KesadaranHukum danKepatuhan Hukum, CVRajawa1i,
Jakarta,1982,ha1.128.
21. Periksa Sunaryati Hartono, Kembali ke Metode Penelitian Hukum. Faku1ktas Hukum Universitas
PadjadjaranBandung,1984,hal.34.

14

dan sistematis.22 Bahkan sekalipun kebijakan dan hasilhasil penelitian empiris


yangingindituangkandalamprodukperundangundanganitubersifatnonyuridis.

Pendekatanyuridisempiris,jugadipandangperluuntukpendalamandi
sampingsebagaipelengkappendekatanyuridisnormatif.

2. MetodePengumpulanData
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data yang
diperolehlangsungdarimasyarakat(dataPrimer)danyangdiperolehdari
kepustakaan(datasekunder).Namunkarenapenelitianinilebihbersifat
penelitianhukumnormatif,makalebihmenitikberatkanpenelitianpada
datasekunder,sedangkandataprimerlebihbersifatpenunjang.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari
sumberprimer berupaaturan perundangundangan danyurisprudensi, 23 dan
dari sumber sekunder berupa dokumen atau risalah peraturan perundang
undangan,konseprancanganperaturanperundangundangan,sumbersumber
hukum, hasilhasil penelitian dan kegiatan ilmiah lainnya baik nasional
maupunintemasional,pendapatparaahlihukumdariensiklopedi.24
22. SunaryatiHartono,Ibid,hal.39.Dikemukakan"...jikafalsafahataudoktrininiharusdituangkankedalam

suatuprodukyuridis(perundangundangan)makamautidakmauharuskembalimenggunakanpemikiran
normatifyuridisdogmatis".

23. LihatantaralainErvinHPollack. FundamentalofLegalResearch. Brooklyn:TheFoundation


Prees,1967,hal.3;SunarjatiHartono,Op.,Cit.,haJ28denganmenunjukjugapendapatMorrisL
Cohen; LegalResearchinaNutshell. 1978,hal.6danJMJacobsteinandRoyMMersky. Legal
ResearchIllustrated1977,hal5;RonnyHanitijoSoemitro,MetodologiPenelitianHukum.Ghalia
Indonesia,1982,hal.24;SoerjonoSoekantodanSri Mamudji, PenelitianHukumNormatif. CV
Rajawali,Jakarta,1985,hal.14.
24. YangtermasuksumbersekundermenurutErvinH.pollackop.,cit.,hal.I0ialah;(a)otherstateof
foreignsources,(b)booksofsearch(antaralainencyclopedias), booksofindeksdan(d)opinions
oflegaJexperts.MorrisLCohen.,op.,Cit.,hal67antaralainmenyebutkanhistoriesandsurveys
ofLaw,constitutionalconventionanddocument.Foreignandcomparativereportsandstudies,text,
commentaries.Monographs,Encyclopedias;J.M.JacobsteinandR.M.Mersky,Op.,Cit.,haJ5
memasukan;(a)writingsoflawyers,dan(b)thepublicationsoflawreformorganization;Ronny
Hanitijo S, Op., Cit. hal 25 dan Soerjono Soekanto, op. Cit, hal. 15 menyebut; (a) rancangan
peraturanperundang

15

3. MetodeAnalisis
Analisis dapat dirumuskan sebagai suatu proses penguraian secara
sistematisdankonsistenterhadapgejalagejalatertentu. 25 Bertitiktolak dari
pengertian yang demikian, maka erat kaitannya antara metode analisa dengan
pendekatanmasalah.

Penguraian sistematis terhadap gejala atau data yang diperoleh dalam


penelitian ini, dimulai pertamatama dengan menyajikan data yang sejauh
mungkin dikemukakan secara kualitatif. Data yang diperoleh itu kemudian
dianalisa secara kualitatif dengan penguraian secara desicriptif analisis dan
preskriptif. Analisa kualitatif ini dilakukan secara deskriptif dan preskriptif,
karena penelitian ini tidak termasuk mengungkapkan atau melukiskan data
sebagaimana adanya tetapi juga bermaksud melukiskan realitas kebijakan
sebagaimanadiharapkan.
Dalammelakukananalisakualitatifyangbersifatdeskriptifdanpreskriptif
ini, penganalisaan bertitik tolak dari analisa yuridis sistematis yang untuk
pendalamannyadikaitkanataudilengkapidengananalisayuridisempiris,analisa
historisdankomparatif.

G. WaktudanLokasiPenelitian
Penelitianinidiperkirakanakanmemakanwaktuselamakuranglebihenam
bulandarimulaipengumpulandatasampaikepadabasilanalisisdalambentuk
pelaporan,denganlokasipenelitianmeliputiwilayah/kotaJakartadanBandung.

H. SistematikaLaporanPenelitian
Penelitianinimemilikisistematikasebagaiberikut:
PadaBahIakandiuraikanmengenailatarbelakangpenelitianyaituberisi
uraiantantangalasanpenelitiandilakukan,pentingnyapenelitian
undangan,(b)hasilkaryailmiahparasarjana,dan (cO hasilhasilpenelitian.BerbedadenganErvinH
PollackdanMorrisLCohendiatasSoerjonoSoekantoop.,hal.19dan41,memasukanensiklopedia
sebagaibahanhukumtertier.
25. SoerjonoSoekanto,KesadaranHukumdanKepatuhanHukum,Op.Cit.hal.37.

26. SunaryatiHartono,Op.Cit.,hal.38.

16

serta tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dalam Jatar belakang itu
diuraikan pula identifikasi permasalaban sebingga dibarapkan pokok
babasan tentang persoalan yang akan dibabas menjadi jelas fokus
kajiannya, di samping itu diuraikan secara rinci mengenai metodologi
yangdipergunakandalampenelitianini,bagaimanamengumpulkandata,
melakukananalisissampaikepadacarapenguraianyangakandilakukan.
PadaBahselanjutnyayaitu,BahIIdiuraikantentangheberapatinjauan
teoritis/kepustakaanyangmenunjangterbadappersoalanataupokokkajian
penelitianini,yaitutentangpengertianaborsi,macamahorsi,caramelakukan
ahorsi,sampaikepadahagaimanapengaturanahorsididalambukumpidana
positifdiIndonesia.
PadaBahIII,diuraikanbasilpenelitian dan analisis,yaitumerupakan
uraian sitematis terbadap pokok kajian yang tercantum dalam identifikasi
masalab.BahIVdiuraikananalisapenelitian.
Pada Bah V, diuraikan kesimpulan akhir yang diperoleb dari basil
penelitian sekaligus merupakanjawahan peneliti terbadap persoalan yang
diteliti.Disampingkesimpulandiuraikanpulasaran,yaituheberapamasukan
yangpadadasamyamerupakanpersoalan.

SusunanOrganisasiPelaksana:
Ketua
Dr.MienRukmini,S.H.,MS.
Sekretaris

LiestiariniWulandari,S.H.

Anggota

1. EkoSuparmiyati,S.H.
2. Subaryo,S.H.

Asisten

3. TongamR.Silahan,S.H.
4. AriefRudianto,SAg.
1. SusiloBudi

Pengetik

2. FacbrudinBantam
1. Komari
2. Mamo

17

BABII
TINJAUANTEORITIS
A. PengertianAborsi
Aborsi Provocatus merupakan istilah latin yang secara resmi dipakai
dalamkalangankedokterandanhukum,maksudnyaadalahdengansengaja
mengakhiri kehidupan kandungan dalam rahim seorang perempuan hamil
dengan spontan gugur. Secara medis, aborsi ialah penghentian dan
pengeluaran hasil kehamilan dari rahim sebelum janin bisa hidup di luar
kandungan(viabiliti).Umurjaninbisahidupdiluarkandunganiniadayang
memberibatas20minggu,tetapiadapulayangmemberibatas24minggu.

Dimaksud dengan "pengeluaran ", bahwa keluamya janin itu


dilakukansecarasengajaolehcampurtanganmanusia,baikmelaluialat
mekanik,obatataucaralainnya.Olehkarenajaninitudikeluarkansecara
sengajadengancampurtanganmanusia,makaaborsijenisinibiasanya
dinamaidengannama "procuredabortion "atau aborsi provocatus atau
aborsiyangdisengaja.MenurutA,Rosenfeld/S.!den,dikatakan
"Dipandangdarisegimedisteknis,aborsipalingmudahdilakukan
dalam trisemester pertama kehamilan, dan metode yang paling
banyakdilakukanadalahkuretisap(suctioncurettage)...Dari1220
minggubiasanyadipakaimetodedilatasi(dilationandevacuation)
Carainihanyabisadilakukanolehklinikusyangterampil. Metodelain
yangbanyakdipergunakan setelahmingguke20adalah instillation
abortion dimanacairanyangmematikansifetus disuntikankedalam
rongga amnion, lalu isi rahim dikeluarkan secara alami. Aborsi
trisemesterkeduakeatasbiasanyadilakukandalamrumahsakitagar
27
setiapkomplikasiyangtimbulsegeradapatditangani.
27. A. Rosenfeld.S.!den, Abortion. dalamW.Reich(ed).EncyclopediaofBioethics,revised edition,New
York,MacMillan,1995,vol.l,hlm.12.

18

Menurut Ensiklopedi Indonesia, di jelaskan bahwa Aborsi diartikan


sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa
gestasi 28 minggu atau
sebelum janin mencapai berat 1.000 gram. 28 Sardikin Ginasaputra, dari
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberikan pengertian, bahwa
aborsisebagaipengakhiranmasakehamilanataubasilkonsepsi(pembuahan)
sebelumjanindapathidupdiluarkandungan.29
Saifullah, pakar Hukum Islam menyatakan bahwa yang dimaksud
denganaborsiadalahsuatuperbuatanuntukmengakhirimasakehamilanatau
basilkonsepsi(pembuaban)sebelumjanindapathidupdiluarkandungan.30
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, untuk bisa
dikatakantelabterjadiaborsi,setidaktidaknyaadatigaunsuryangbarusdipenubi;
1.

Adanyaembrio(janin),yangmerupakanbasilpembuahanantarasperma

2.

Pengguguran itu adakalanya tetjadi dengan sendirinya, tetapi lebih sering


disebabkanolebperbuatanmanusia.

3.

Keguguran itu terjadi sebelum waktunya, artinya sebelum masa kelabiran


tiba.

danovum,dalamrabim;

DalamistilabIslamyaitudariistilabFiqh(aft'biraljiqh),aborsi
diistilabkanbermacammacamyaitu,Isqath,31Ijhadh,32Ilqa,34dan
28. EnsiclopediIndonesiaI,Aborsi,lkhtiarBaruvanHoeve,Jakarta,1980him.60.
29. MasjfukZuhdi,MasailFighiyah,CV,HajiMasagung,1989,him.74
30. Saifullah, Aborsi dan Permasalahannya, Suatu Kajian Hukum Islam. daiam bukunya, Chuzaimah T.
Yanggo, Hafiz Ansyary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer. Lembaga Studi Islam dan
Kemasyarakatan(LSIK),Jakarta,2002,him.129.
31. DisebutkandalamIbnAbidin.HasyiyatIbnabidinJuz3.MusthafaaiBabiaiHaiabi,Mesir,1966.,him.
176.
32. TerdapatdaiamImamAiGhazali, lhya UlumaiDinJuz2. MusthafaaiBabiaiHaiabi,Mesir,1939,
him.53
33. DisebutkandalamaiBahawati,KasysyafalQina.JuzI.MaktabaiNashraiHaditsat,Rtyadh,him.220.
34. Disebutkan daiam Damad Afandi, Majma' aiAnhar f Syarh Multaqa a/abharJuz 7. Mathba'at ai
Amirat,i328H,him.650

19

Inzal. 35 Kelimakatatersebutmenurut AbdullahbinAbdaiMukhsin al


Thariqi, mengandung pengertian yang berdekatan, sehingga salah
satudi
antaranyadapatdigunakanuntukmenyatakantindakanAborsi.36

B. MacammacamAborsi
Secaraumum,penggugurankandungandapatdibagidalamduamacam,
yaitupengguguranspontan(spontaneousaborsi)danpengguguranbuatanatau
disengaja (aborsiprovocatus), meskipunsecara terminologibanyakmacam
aborsi 37yang bisa dijelaskan. Krismaryanto, menguraikan berbagai macam
aborsi, yangterdiridari;
1. Aborsi!Pengguguran Procured Abortion/Aborsi Provocatusllnduced

Abortion, yaitupenghentianbasilkehamilandarirahimsebelum janinbisa


hidupdiluarkandungan(viabiliti).

2.

Miscarriage /Keguguran.Yaituberhentinyakehamilansebelumbayi bisa


hidupdiluarkandungantanpacampurtanganmanusia.

3.

Aborsi Therapeutic/Medica/is. Adalah penghentian kehamilan dengan


indikasimedisuntukmenyelamatkannyawaibu,ataumenghindarkansi
ibu dari kerusakan fatal pada kesehatan/tubuhnya yang tidak bisa
dikembalikan(irriversible)lagi.

4.

AborsiKriminalis. Adalahpenghentiankehamilansebelumjanin bisahidup


diluarkandungandenganalasanalasanlain,selaintherapeutik,dandilarang
olehhukum.

5.

Aborsi Eugenetik, adalah penghentian kehamilan untuk menghindari


kelahiranbayiyangcacatataubayiyangmempunyaipenyakitginetis.
Eugenisme adalah ideologi yang diterapkan untuk mendapatkan
keturunanhanyayangunggulsaja.

6.

Aborsi langsung tak langsung. Aborsi langsung, adalah tindakan


(intervensimedis)yangtujuannyasecaralangsunginginmembunuh

35. DisebutkandalamIbn'Abidin,HasyiyatIbn'AbidinJuz/,hlm.302.
36. Saifullah,AborsidanPermasalahannya,Op.Cit,hlm.130.
37. C'.B.Kusmaryanto,KontriversiAborsi,GramediaWidiasaranaIndonesia,Jakarta,2002.him.1118.

20

janinyangadadalamrakhimsangibu.Sedangkanaborsitaklangsung
ialah suatu tindakan (intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi,
meskipun aborsinya sendiri tidak dimaksudkan dan bukan menjadi
tujuandalamtindakanitu.
7.

Selective Abortion, adalah penghentian kehamilan karena janin yang


dikandungtidakmemenuhikriteriayangdiinginkan.Aborsiinibanyak
dilakukan wanita yang mengadakan "Pre natal diagnosis" yakni
diagnosisjaninketikaiamasihadadidalamkandungan.

8.

Embryoreduction (penguranganembryo).Penguranganjanin dengan


menyisakansatuatauduajaninsaja,karenadikhawatirkanmengalami
hambatanperkembangan,ataubahkantidaksehatperkembangannya.

9.

Partial Birth Abortion, merupakan istilah politislhukum yang dalam


istilah medis dikenal dengan nama dilation and extraction. Cara ini
pertamatama adalah dengan cara memberikan obatobatan ke pada
wanitahamil,tujuanagar cervix (leherrahim)terbukasecaraprematur.
Tindakanselanjutnyaadalahmenggunakanalatkhusus,doktermemutar
posisibayi,sehinggayangkeluarlebihduluialahkakinya.Lalubayiitu
ditarikkeluar,tetapitidakseluruhnya,agarkepalabayitersebuttetap
berada dalam tubuh ibunya. Ketika di dalam itulah dokter menusuk
kepalabayidenganalatyangtajam.Danmenghisapotakdibayisehingga
sibayimati.Sesudahbayiitumatibarubayiitudikeluarkansemuanya.
Prosesmacaminidilakukanuntukmenghindarimasalahhukum,sebab
kalau bayi itudibunuhsesudahlahir, makapelakunya akandihukum.
Akantetapikarenapembunuhantersebutdilakukansebelumbayilahir
danketikalahirbayiitusudahdalamkeadaanmati,makasangpelaku
bebasdarihukumanpembunuhan.
MenurutSaifullah,38aborsidapatdibagidalamduamacamyaitu:

1.

AborsiSpontan,yaitupenggugurantidaksengajadanterjaditanpa tindakan
apapun.Penggugurandalambentukinilebihseringterjadi

38.Saifullah,AborsidanPermasalahannya.Op.,Cithim.131132.

21

karena faktor di luar kemampuan manusia, seperti pendarahan dan


kecelakaan.Pengguguransepertiinitidakmenimbulkanakibathukum.

2.

Aborsi Buatan, yaitu pengguguran yang terjadi sebagai akibat dari


suatu tindakan. Di sini campur tangan manusia nampakjelas. Aborsi
dalambentukkeduainidapatdibedakandalamduamacamyaitu:
a.

AborsiArtificialisTherapicus,yaitupengguguranyang dilakukan
oleh dokter atas dasar indikasi medis. Dalam istilah lain dapat
disebutkan sebagai tindakan mengeluarkan janin dari rakhim
sebelummasakehamilan.Halinidilakukansebagaipenyelamatan
terhadap jiwa ibu yang terancam hila kelangsungan kehamilan
dipertahankan, karena pemeriksaan medis menunjukkan gejala
sepertiitu.

b.

Aborsi provocatus Crimina/is, adalah pengguguran yang


dilakukan tanpa dasar indikasi medis. Misalnya, aborsi yang
dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks di luar
perkawinanatauuntukmengakhirikehamilanyangtidak
dikehendaki. 39 Menstrualregulation (pengaturanmenstruasi)bisa
dimasukan ke dalam aborsi jenis ini. Pengaturan menstruasi
biasanyadilaksanakanbagiwanitayangmerasaterhambat waktu
menstruasi,danberdasarkanhasilpemeriksaanlaboratoristemyata
positif dan mulai mengandung. Dalam keadaan demikin wanita
yang terlambat menstruasinya
meminta kepada dokter untuk
membereskanjaninya.40

C. AborsiAkibatPerkosaan
Setelahmengetahuimaknaaborsisecaraumum,apayangdisebutdengan
aborsiakibatperkosaan,halinibukanmerupakanistilahteknisilmupengetahuan,
aborsi ini adalah aborsi yang dilakukan karena janin yang dikandungnya
merupakanhasildantindakanatauperbuatan
39. MasjfukZuhdi,IslamdanKeluargadiIndonesia..BinaIlmu,Surabaya,1986.him.39.
40. LihatMasjfukZuhdi,MasailFiqhiyah.Op.Cit.,him.75.

22

pemerkosaan, dengan kata lain ada rastidak menghendakiadanyabayi


hasilperkosaantersebut.Apayangdimaksuddenganperkosaan.Dalam
kamus Inggris Webster Dictionary, diberikan istilah perkosaan sebagai
berikut "Rape;
violate; force a person to submit unwillingly to sexual
intercourse"41
Kata perkosa (to rape) adalah kata kerja, yaitu intinya tentang
perbuatan hubungan seksual disertai dengan pemaksaan dan yang
diperkosa tidak menghendaki perbuatan itu dilakukan. Hukum Pi dana
Indonesia masih menganut arti pemaksaan dalam perkosaan sebagai
pemaksaanfisik,dalamartiharusterjadikekerasanfisik.Tanpaadanya
kekerasan fisik, maka bagi hukum Indonesia bukan perkosaan. Tindak
pidanaperkosaaninidiaturdalamPasal285KUHPidanayangmenyatakan
"Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa
seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam
karena melakukan perkosaan, dengan pidana penjara paling lama dua
belastahun".

Dibeberapanegaramaju,pengertianperkosaansudahmendapatkan
penafsiranyang lebih luas, dengan memasukan unsur pemaksaan psikis
sebagai unsurpemaksaan dan tidak diperlukan adanya kekerasan fisik
sebagaisyarat,jadikekerasanpsikisdapatjugasebagaiunsurperkosaan.
Berdasarkanuraiandiatasmakajelasapayangdimaksuddenganaborsi
yangtimbuldaritindakanperkosaan.

D. CaraPelaksanaanAborsi
Untukmelakukanaborsi(penggugurankandungan),banyakcarayangdapat
ditempuh,diantaranyadengancaramenggunakanjasaahli

41. Dalamistilah KamusKrimino/ogi. yangdisusunolehSoedjonoDirjosisworo,him.187Rapedijelaskan


sebagaiberikuthubunganseksdenganwanita,bukanistriorangtersebut,denganpaksadanbertentangan
dengankehendakwanitaitu.Aspekpentingdalamkejahatan
iniadalahbuktibahwadibawahusiatertentu,seorangwanitadilindungihukumsebagaitidakmampu
untukmemberikanpertimbangannya.

23

medisdirumahrumahsakit.42 Carasepertiinipadaumumnyadilakukan
oleh wanitawanita yang hidup di negaranegara tempat pengguguran
diizinkan atau tidak dikenakan ancaman tuntutan kejahatan. Tetapi di
beberapa negara yang melarang aborsi atau tidak dapat memperoleh
bantuan ahli media untuk menggugurkan kandungan, dijumpai jutaan
wanitayangharusmenyerahkandiriketanganparadukun,ataukarena
putusasamerekamencobamenggugurkansendirikandungannyadengan
memakaialatalatyangkasar.43
Penggunaanjasadukunyangtidakmemilikikeahlianhukumdalam
pengguguran kandungan, biasanya menggunakan caracara kasar dan
keras, seperti memijat beberapa bagian tertentu, perut dan pinggul
misalnya, dan tubuh wanita yang akan digugurkan kandungannya.
Sedangkanpengguguranyangdilakukansecaramedisdibeberaparumah
sakit,biasanyamenggunakanmetodeberikut:
I. Curattage&Dilatage(C&D)
2.
3.
4.

Mempergunakan alat khusus untuk memperlebar mulut rahim


kemudianjanindikiret(dicuret)denganalatsepertisendokkecil.

Aspirasi,yaitupenyedotanisirahimdenganpompakecil.
Hysteronomi(operasi).44

42. Sepanjangsejarahmanusia,aborsidanjugainfanticide(pembunuhananakkecil)seringditemukan

diberbagaitempatdankebudayaan.Tetapisecaraumumdapatdikatakan,duluaborsihampirselalu
dipraktekandiluarprofesimedisataudipinggiranprofesimedis:olehdukunatauprofesional
medisyangtidakresmi,sepertiibidan.SalahsatualasanadalahbahwakondisikehamUanyang
normalsaatitutidakdilihatsebagaiwilayahprofesimedis.Profesimedissenaindengantegas
menolakaborsi,suaraparadokterberkumandangdenganlebihjehissejakmerekaberl)impun_
dalamorganisasiresmi.MisalnyaAmericanMedicalAssociation(AMA)yangdidin1cilnpada
1847.Sikapantiaborsimenandaipulaikatanikatandokteryangterbentukdinagaranegaralain
yangdapatdimengertimerekaberdampakkuatataskebijakanne_garamasingmasing.Peraturan
hukum anti aborsi di banyak negara baru disusu11 selama abad ke19. Di Amerika Serikat,
sebelumtahun1800tidaksatunegarabagianpunyangmemilikiperaturanmelarangaborsiLihar
MaryAnneWarren,TheAbortionStruggleinAmerica,Bioethics3,nr.4,1989,hlm.320332.

43. ErikEckholmdanKathleenNewlan,Wa,Uta,KesehatandanKe/uargaBerencana.teljemahanMasriMaris
danNy.Sukarto,SlnaeHaflipan,Jakarta,1984,hlm.2627.
44. MasjfukZuhdi,Op.Cit,hal.}4.

24

MetodeaborsiyangmasihagakbaruadalahpilaborsiatauRU486
yangditemukandiPerancisdanmulaidipakaidisanasejak I988.Nama
kimianyaadalah"mifepristone",SelaindiPerancis,pilaborsiinidipakai
lagi di 11 negara lain dan 15 negara UNI Eropa. Sesudah masa
pertimbanganlamasekali,diAmerikaSerikatpilaborsiinibarudisetujui
olehfood and Drug Administration pada tahun 2000. Tetapi pemakaian
metodeinitidaksamapopulerdisemuanegara.DiBelandabanyakkritik
atas metode ini, karena dinilai mahal dan mempunyai banyak efek
sampingyangtidakenakuntuksiperempuan,sepertirasasakit,rasamual
danpendarahan.Namundiakuibahwasistiminilebihmenjamin privacy
bagi si perempuan, karena ia tidak perlu ke klinik untuk menjalani
prosedurbedah.

E. SejarahSingkatAborsi
1. JamanKuno
Sepanjang sejarah umat man usia, aborsi dan juga Infanticide
(pembunuhananakkecil)seringditemukandiberbagaitempatdan
kebudayaan.Masalahaborsibukanlahmasalahyangbaru.Iasudah
ada sejak zaman purba/kuno, yang membedakannya hanyalah
kadamya yang semakin lama semakin subur, searah dengan
perkembangan teknologi yang semakin memudahkan pelaksanaan
aborsidenganresikokematianibuyangsemakinbecil.
Ramuan obatobatan untuk menggugurkan kandungan sudah
dikenalsejakjamankekaisaranChinakuno,yaknijamanKaisarShan
Nung,yanghidupsekitartahun2000sebelum(SM).Rumusramuan
obatobatanyangdiramudanshuhyin(mencuri)itudapatditemukan
dalamarsipperpustakaankekaisaran.Dipercayabahwapraktikaborsi
itusudahdipraktekansebelumkaisarShanNung.45
Padamasayangsangattuatedapatbeberapaundangundangyang
mengaturtentangpersoalanjanin/aborsi,misalnyadalam
45. C.B.Kusmaryanto,KontroversiAborsi.GramediaWidiasaranaIndonesia,Op.,Cit,him.19.

25

UndangundangHamurabi,46UndangUndangAssiria,47atauadajugayang
dikenaldengan "SumpahAsap "48 yangsalahsatupasalnyamenyebutkan,
"Janganlah membunuh orang dengan getah akarakaran. Janganlah
memberikan obat kepada
wanita yang mengandung anak haram untuk
menggugurkannya".49

MasyarakatYunanikunojugamengenaldenganbaikperbuatan
aborsi.NaskahpalingkunoyangtersimpandankebudayaanYunani
Kunoberasaldanabad5SM.Dalamnaskahyangberjudul,EiZoon
tokatagastros,(yangadadalamuterusadalahmakhlukhidup)yang.
ditulisolehPSIUieGalue,dalamnaskahituantaralaindikatakan,
"dengansesungguhnyadandenganhukumdandalamlingkupnya,
kitaakanmenunjukkanbahwaembrioituadalahmakhlukhidup...
Duaanggotalegislatif,LicurgodanSolonetelahmenulisdalamdua
babtulisannya.Merekamengatakandenganjelasdandengandasar
yang kuat tak terbantahkan mengenai embrio. Jika seandainya
embrioinibukanlahmakhlukhidup,makaduaanggotalegislatifitu
tidak perlu membuat undangundang yang menghukum mereka
yangkedapatanbersalahmelakukanaborsi.Olehkarenaembrioitu
makhlukhidup,makamerekamengajukanhukuman".50
46. Undangundang Aborsi yang paling tua adalah UndangUndang Hamurabi, yaitu seorang Raja
Babilonia (sekarang lrak) yang berkuasa dari tahun 17921750 SM. Kitab Undangundang
Hamurabiterdiridariatas282ayat,yangmengaturkehidupanbermasyarakatdanberpolitikpada
waktu itu. Dalam ayat 209 dan 210 undangundang itu dikatakan, "Jika seseorang memukul
seseorangperempuanyangsedangmengalamikeguguraniaharusmembayardendaI0shekels
perakolehkarenakematianfetusitu.Jikawanitaitumeninggal,makaanakperempuanyang
memukulitujugaharusdibunuh ".Undangundangtersebut nampaknyadibuat,pertamatama
bukanuntukmelindungihakhidupjanin,tetapiuntukmelindungihakayahyangberasadirugikan
olehkarenakematianjanintersebut.
47. Dengan jelas dalam UndangUndangitu dtsebutkan bahwawan ita yang melakukan aborsi dihukum
denganhukumancambukdanmayatnyatidakbolehdikubur.

48. Sumpahiniterdapatpadabagianakhir"BukuAsph,Dokter"yangditulisolehAsaphJudaeus,yangjuga

dikenal dengan nama Asaph ben Berachyahu, seorang dokter yahudi yang berasal dari Syiria atau
Mesopotamia. Iahidup kirakira padaabad6SM. Bunyisumpah tersebut adabanyakkemiripannya
denganSumpahHypocrates.

49. C.B.Kusmaryanto,KontroversiAborsi.ibid,him.21.
SO.C.B.Kusmaryanto,KontroversiAborsi.ibid,him.21.

26

Dari beberapa Filsuf jaman Yunani Kuno itupun ditemukan


beberapa hal mengenai aborsi, misalnya
Plato (427 SM 347 SM), 51
ataujugaAristoteles(384322SM). 52pendekkata,bahwasejakjaman
lampau aborsi sudah menjadi kajian berbagai ahli, sehingga
keberadaanyabukanlahhalyangasing.

2.

JamanModern
Padamasaberikutnyadikenaibeberapanamayangmemilikikaitan
dengan persoalan aborsi, misalnya Henry de Bracton yang merupakan
orang pertama menulis hukum sipil mengenai aborsi. Ia adalah salah
seoranghakimdarirajalnggrisHendrikIII.Iawafattahun1268.Juga,
padatahun1644,diInggrisditerbitkan
InstitutesoftheLawsofEngland karya SirEdwardCoke( 15521634),
yang dalam buku tersebut dijelaskan bahwa, aborsi yang dilakukan
sebelumadanyapergerakanjanin,makaperbuatanitusamasekalibukan
tindak kriminal, sedangkan kalau dilakukan sesudah ada pergerakan
janin,ituhanyapelanggarankecilsaja.
Kemudianmasalahaborsiberkembangmenjadipersoalanprodan
kontra, banyak orang mempermasalahkannya tetapi ada juga yang
memperbolehkan. Namun secara umum dapat dikatakan, dulu aborsi
hampirselaludipraktekandiluarprofesimedisataudipinggiranprofesi
medis;olehdukunatauolehprofesionalmedisyangtidakresmi,seperti
bidan.Salahsatualasanadalahbahwakondisikehamilanyangnormal
saat itu tidak dilihat sebagai wilayah profesi medis. Para dokter
menanganiorangsakitdanibuhamiltidakdianggapsebagaiorangsakit.
Pengasuhanibuhamilditanggungolehbidanataudukunberanak.Baru
dalamabadke

51. DalamsalahsatubukuyangditulisPlatoyaituRepublikV.No.461c,Platomenyatakanagaranak
yangdikandungolehkarenaincestharusdigugurkan.MasihdalambukuPlato,Theaetetus,yangdi
dalamnyadimuatdialogantaraSocrates,TheodorusdanTheaetetus,didalambukuituSocrates
menjelaskanbahwasalahsatutugasdaridukunberanakialahmelakukanpenggugurankandungan
dengan memberikan ramuan atau obatobatan, karena dialah yang paling tahu mengenai itu.
Socratesmengetahuidenganbaikkarenadiasendiridukunberanakyangditurunkanibunya.
52. DalamBukunyaPoliticVII,13335b,AristotelesmenganjurkanagarAborsidipakaisebagaisaranauntuk
mengontroljumlahkelahiran.Akantetapiaborsiinihanyabolehdilakukansebelumnyawa/jiwamasukke
dalamjanin.

27

19kehamilanmulaiditerimasebagaikondisimedisyangperluditangani
olehdokter.53

Profesimedissendiridengantegasmeno1akaborsi.Suarapara
dokter berkumandang dengan lebihjelas sejak mereka berhimpun
dalamorganisasiorganisasiprofesiyangresmi.Misalnya American
Medical Association (AMA) yang didirikan pada 1847, dalam
muktamamyayangperdanamengeluarkanpemyataanantiaborsiyang
keras. Sikap anti aborsi itu menandaijuga ikatanikatan dokter yang
terbentukdinegaranegaralaindandapatdimengertimerekaberdampak
kuatataskebijakannegaramasingmasing.
Peraturan hukum anti aborsi di banyak negara baru disusun
selamaabadke19.DiAmerikaSerikat,sebelum1800tidaksatu
negarabagianpunyangmemilikiperaturanyangmelarangaborsi. 54
Jikaselamaabadke19undangundangantiaborsimulaidibentuk,
alasan utamanya adalah kebijakan kependudukan, bukan
pertimbangan moral yang eksplisit, walaupun pandangan profesi
kedokteranikutmendorongkearabitu.Sekitar1900semuanegara
bagianAmerikaSerikatmempunyaiperaturanantiaborsiyangketat,
demikianjugadihampirsemuanegaraduniaBaratyanglain.
Deklarasi jenewa tetap mempertahankan tradisi antiaborsi dengan
menegaskan:Iwillmaintaintheutmostrespectforhuman

lifefromthetimeofconception.Katakataterakhirini(fromthe
time ofconception) pada 1983olehMajelis Umum WMA di Venezia
diubah menjadi 'from its beginning'. Mengapa perubahan itu terjadi,
karenaWMAtidakmauikutcampurdalamdiskusitentangpermulaan
kehidup_anm~musiayangsaatitusedangberlangsung.

F. AborsiSebagaiMasalahEtisSosial
Aborsibukanmerupakanmasalahetikakedokteransaja,yangsebatas
hubungandokterdenganpasiennya.Masalahinijugamempunyai
53. K.Bertens,AborsisebagaiMasalahEtika.Op,Cit,hlm.45.
54. MaryAnneWarren,TheAbortionStruggleinAmerica.Bioethics3,1989nr.4hlm.320322.

28

dampakjauhlebihluas,yaitumenyangkutmasyarakat.Tidakbisadikatakan
secarasederhanabahwaaborsiadalahhaksiperempuanyangtengahhamil,
apakah janinnya di gugurkan a tau tidak. Sebagai suatu tindakan yang
dilakukanolehmanusiayanghidupbermasyarakat,banyakkontroversiyang
berkembangmempersoalkanaborsi.

Di Amerika Serikat aborsi mengemuka menjadi masalah sosial


yangberdampakcukupbesarterhadapperkembanganpolitikdinegara
tersebut.MisalnyaberkembangnyaapayangdisebutdenganPolarisasi
"Pro Life dan Pro Choice" terhadap aborsi. Legalisasi aborsi yang
dilaksanakanpadatahun1973,temyatatidakmemecahkanmasalah,tetapi
justru memicu polarisasi keras dan bengis dalam masyarakat Amerika
Serikat. Gerakan Pro Life menekankan hakjanin untuk hidup. Bagi
mereka,mengaborsijaninsamadenganpembunuhan(murder).Gerakan
Pro Choice mengedepankan pilihan si perempuan mau melanjutkan
kehamilannya atau mengakhirinya dengan aborsi. Bagi mereka,
perempuanmempunyaihakuntukmemilihantaraduakemungkinanini.
Polarisasi antara pandangan pro life dan pro choice merupakan suatu
fenomena yangkhas,polarisasi inimewamaijuga diskusi tentangaborsi di
banyaknegaralain.Dalamkampanyepemilupresidentahun2000diAmerika
Serikat, GeorgeBushJr. Memihakpadaprolife,sedangkanlawannyaAI
Gorememihakpadaprochoice.
Dalam perkembangannya kedua gerakan ini sering muncul dalam
publikasi besarbesaran serta kegiatankegiatan unjuk rasa, bahkan sampai
kepadatindakankekerasan.Sejaktahun1973seringterjadibahwaklinikyang
mempraktekanaborsisecaralegaldiserangolehkelompokkelompokprolife.
Pandangan pro life terutama didukung oleh kelompokkelompok
keagamaankhususnyayangberorientasifundamentalis.Sementarapandangan
prochoicelebihbanyakdianutolehkelompokkelompokfeministisdanoleh
merekayangberorientasisekuler.Agamahampirselalucenderungantiaborsi,
karenapercayabahwakehidupanmenusiadiciptakanolehTuhan.Tetapiitu
tidak berarti bahwa agama selalu harus membiarkan diri terjebak dalam
polarisaiantaraprolifedanprochoice.

29

Aborsi pada dasamya berkaitan erat dengan nilai kehidupan manusia


dalam masyarakat, yaitu man usia sebagai makluk sosial, yang senantiasa
melakukaninteraksidanrelasidenganmanusialainnya.Dalamperspektifitu
aborsi adalah pelanggaran terhadap hak hidup dan kehidupan itu sendiri.
Masyarakatdalammenjalinkomunikasiselaludidasarkankepadakelayakan,
kepatutan a tau nilainilai yang mereka setujui dan dianggap baik. Setiap
perbuatan yang bertujuan untuk melanggar niainilai a tau normanorma
tersebut biasanya mendapat cercaan atau sanksi dari masyarakat yang
bersangkutan.Dalamperkembanganyangsangatpesat(teknologiinformasi)
masyarakatmenjadisangatkritisuntukmenilaiperbuatanyangmanayang
sesuaidanyangmanatidaksesuai.Kepekaanitubiasanyaditentukanpula
oleh kehidupan yang mempengaruhi masyarakat tersebut, biasanya
masyarakatyangmenolakaborsiadalahmasyarakatagarnis.

G. AborsidariSudutPandangHokum
1. AborsidanKejahatan
Apa yang dimaksud dengan kejahatan ? makna kata ini sangat
beragam, bahkan beberapa aliran dalam krirninologi memiliki sudut
pandangyangberbedaterhadappengertianini. ss Narnundipahamibahwa
kejahatan adalah perbuatan yang melanggar atau bertentangan
dengan
hukurn,yangterhadapperbuataninibisadikenakanpidana.56
55. Misalnya suatu pendapat Songer yang rnenyatakan, bahwa kejahatan dari sudut forrnil adalah
suatuperbuatanyangolehmasyarakat(dalamhalininegara)diberipidana.Ditinjaulebihdalam
sampai intinya,suatukejahatan merupakanbagian danperbuatanperbuatanyangbertentangan
dengankesusilaan.LihatWA.Songer, PengantartentangKriminologi, GhaliaIndonesia,Jakarta,
1982,him.21.MenurutParsonKejahatanadalahsuatuaksiyangmelanggarhukumdandapat
dihukumatasperbuatannyadenganhukumanpenjaradenda,hukumanmatidanlainnya.Lihat
Noach, Simandjuntak, Pasaribu, Krimino/ogi, Tarsito, Sandung, 1984, him. 45. Sagi aliran
kriminologiklasikkejahatandidefinisikansebagaisetiappelanggaranterhadapperbuatanyang
dilarang undangundang pidana. Sedangkan dalam pandangan kriminologi Positive, perbuatan
jahatbertolakdaripandanganbahwaperilakumanusiaditentukanolehfaktorfaktoryangberada
di luar kontrolnya yang berupa faktor biologik maupun kultural. Sedangkan bagi pandangan
kriminologikririskejahatanmerupakansuatuproses,suatukonstruksiyangmemilikihubungan
dengansistemkomunikasi.LihatI.S.Susanto, Krominologi, FakultasHukumUNDIPSemarang,
1995,him.212.
56. Lihat Pendapat Mezger, dalam Sukunya Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, FH UNDIP
Semarang.

30

DalampandanganhukumpidanadiIndonesia,tindakanaborsitidak
selalumerupakanperbuatanjahatataumerupakantindakpidana,hanya
aborsi provocatus criminalis saja yang dikategorikan sebagai suatu
perbuatan tindak pi dana, ada punaborsi yang lainnya terutama yang
bersifatspontandanmedicalis,bukanmerupakansuatutindakpidana.
Aborsi tidak merupakan suatu cara untuk membunuh kehidupan
manusiawi. Tidak perlu dipakai macammacam eufemisme untuk
menyembunyikankenyataanitu.Tetapimembunuhbukanlahmerupakan
suatu larangan mutlak, kadangkadang timbul keadaan eksepsional di
mana membunuh dapat dibenarkan. l'idak mengherankan bahwa hal
tersebutterjadipuladalamkehamilanmerupakansituasimanusiawiyang
amatunik,selamasembilanbulanduainsanmengalamisimbiosisbegitu
erat,sehinggayangsatuUanin)samasekalitergantungpadayanglain
(ibu).
Aborsi dalam keperluan untuk tindakan medis memang
diperkenankan, namun demikian tindakan medis tersebut tidak berarti
bahwa kehidupan manusia yang satu dikorbankan kepada kehidupan
manusiayanglain.Sebabhalitutidakpemahdiperbolehkan,jikaterjadi
diluarkemauandariyangbersangkutan.Dalamindikasimedis,terdapat
suatu dilematis. Menurut pemikiran etika dalam situasi seperti itu
sebaiknyaberpegangpadaprinsipthelesserevil: dariduahalyangjelek,
danharusdipilihyangkurangjelek. Daripadaibumaupunjaninakanmati
atausalahsatudarimerekaakanmati,kitamemilihbahwaibuakanhidup,
karenaitumautidakmaujaninharusdiaborsi.Bahkandalamundangundang
kesehatanaborsiuntukkepentinganmedisdiperkenankan.

Maknakejahatandalamaborsisangatditentukanolehnilainilaiyang
dianutdalamsuatumasyarakattertentu.Misalnyadibeberapanegarabarat
aborsisudahdianggapbukanmerupakanperbuatanjahat,baikyangbersifat
medikalis atau bukan. Misalnya di antara negaranegara modem, hanya
Canada yang mendekriminalisasi aborsi secara radikal.
Artinya larangan
aborsi dicoret begitu saja dari hukum pidana. 57 Masyarakat memang
memilikipenilaian
57. LihatM.Berer,MakingAbortiesSafe:aMatterofGoodPublicHealthPolicyandPractice.Bulletinof
theWorldHealthOrganization,78,2000.him.583.

31

tertentuuntukpersoalanini.Dalambanyakhalmelarangaborsisecara
mutlak memang tidak memecahkan masalah, karena pada dasamya
masyarakat membutuhkan aborsi. menolak aborsi adalah suatu yang
sangat dilematis. Di negaranegara yang sekarang sudah melegalisasi
aborsi,dulujugatejadidemikian.Barangyangdibutuhkantidaktersedia
secararesmi,akanmengakibatkanpasargelap.

2.

Aborsi Menurut Kitab UndangUndang Hokum Pidana Indo


nesia
DiIndonesiaaborsidiaturdalambeberapa peraturanperundang
undangan yang terpisah, misalnya dalam KUHPidana yang
menjelaskan bahwa segala macam aborsi dilarang, dengan tanpa
pengecualian,sebagaimanadiaturdalampasalpasalsebagaiberikut:
Pasal29KUHPidana:
( 1) Barangsiapa dengansengaja mengobati seorang wan ita atau

menyuruhseorangwanitasupayadiobatidenganmemberitahuatau
menerbitkanpengharapanbahwaolehkarenapengobatanitudapat
gugur kandungannya, dipidana dengan pidana penjara selama
lamanyaempattahunataudendasebanyakbanyaknyaempatpuluh
limariburupiah.

(2) Kalau yang bersalah berbuat karena mencari keuntungan, atau


melakukan kejahatan itu sebagai mata pencaharian atau kebiasaan
atau kalau ia seorang dokter, bidan atau juru obat, pidana dapat
ditambahsepertiganya.
(3) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan itu dalam pekerjaannya,
makadapatdicabuthaknyamelakukanpekerjaanitu.

Pasal346KUHPidana
Wanitayangdengansengajamenyebabkangugurataumatikandungannya,
atau menyuruh orang lain menyebabkan itu dipidana penjara
selama/amanyaempattahun.

32

Pasal347KUHPidana
(1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur a tau mali
kandungan seorang wanila tidak dengan izin wanita ilu,
dipidana dengan pidana penjara selamalamanya dua be/as
lahun.
(2) Jika perbualan ilu berakibal wan ita ilu mali, ia dipidana dengan
pidanapenjaraselamalamanyalimabe/aslahun.

Pasal348KUHPidana

(1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur alau mali


kandungan seorang wanila dengan izin wanila ilu, dipidana
denganpidanapenjaraselamalamanyalimalahunenambulan.
(2) Jika perbualan ilu berakibal wanila ilu mali, ia dipidana dengan
pidanapenjaraselamalamanyalujuhlahun.

Pasal349KUHPidana

(1) Bilaseorangdokter,bidanalaujuruobalmembanlukejahalan
lersebul dalam pasal 346, alau bersalah me/akukan alau
membantu salah salu kejahatan diterangkan dalam pasa/347
dan348,makapidanayangdilenlukandalampasaliludapal
dilambah sepertiganya dan dapal dicabut haknya melakukan
pekerjaannya yang dipergunakan untuk menjalakan kejahatan
itu.
Secarasingkatdapatdijelaskanbahwayangdapatdihukum,menurut
KUHPidanadalamkasusaborsiiniadalah:

a)

Pelaksana aborsi,yakni tenaga medisataudukunatauorang lain


denganhukumanmaksimal4tahunditambahsepertiganyadanbisa
jugadicabuthakuntukberpraktek.

b)

Wanitayangmengugurkankandungannya,denganhukumanmaksimal
4tahun.

c)

Orangorangyangterlibatsecaralangsungdanmenjadipenyebab
terjadinyaaborsiitudihukumdenganhukumanyangbervariasi.

33

3.

AborsiMenurutUndangUndangKesehatan(UUNo.23Tahun1992)

Undangundang Kesehatan mengatur mengenai masalah aborsi


yang secara substansial berbeda dengan KUHPidana. Dalam undang
undangtersebutaborsidiaturdalampasal15.Menurutundangundang
iniaborsidapatdilakukanapabilaadaindikasimedis.

Pasal15UUNo.23tahun1992

(1) Da/amkeadaandaruratsebagaiupayauntukmenyelamatkanjiwa
ibu hamil dan a tau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis
tertentu.

(2) Tindakanmedistertentusebagaimanadimaksudda/amayat
(1)hanyadapatdilakukan:

(3) Berdasarkanindikasimediayangmengharuskandiambilnyatindakan
tersebut.

a.

oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan


kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan
tanggungjawabprofesi sertaberdasarkanpertimbangantim
ahli.

b.

dengan persetujuan ibu hami/ yang bersangkutan atau suami


ataukeluarganya.

c. padasaranakesehatantertentu.
Dalampenjelasanresmidariayat1itudikatakan:

Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan


dengana/asanapapundilarangkarenabertentangandengan
normahukum, normaagama,normakesusi/aan dannorma
kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya
menyelamatkanjiwaibudanataujaninyangdikandungnya,
dapatdiambiltindakanmedistertentu.

34

BABIII
HASILPENELITIAN
A. DataYuridis
1. Masalah Hukum Apa yang Muncul dari Aborsi yang Timbul Akibat
Perkosaan
Dalam hukum positiflndonesia, seperti yang sudah dijelaskan pada
bagianawalaborsiyangdilarangadalahyangbersifatcriminalissedangkan
yang bersifat medicalis atau terapeuti:cus diizinkan (diperbolehkan).
Persoalannya sekarang bagaimana dengan aborsi yang timbul akibat
perkosaan.Apakahdiabersifatkriminalataumedical.

Apabila melihat pengaturan dalam KUHPidana maka semua


perbuatan atau tindakan aborsi dilarang tanpa terkecuali. Sedangkan
dalam UndangUndang Kesehatan No. 23 I 1992, dinyatakan. bahwa
untuk alasan medik aborsi tersebut diperkenankan, namun untuk
halldalam halaborsi itudilakukankarenajaninbasilperkosaan masih
bersifat polemik, karena persoalan itu tidak diatur secara jelas dalam
hukum pidana positif, baik menurut KUHPidana ataupun UU No. 23
Tahun 1992. Pandangan yang berkembang saat itu hanyalah sebatas
interpretasi dan argumen keilmuan, serta pandanganpandangan yang
masihbersifatsaran.
Ada persoalan yangmencul berkaitan dengan pengaturan aborsi
dalam hukum positif, yaitudisatu sisi aborsi dilarang dalam berbagai
bentuknya(diaturdalamKUHPidana),disisilaindiaturpuladalamUU
Kesehatan (UU No. 23 I 92). Keduaduanya saat itu masih berlaku.
ApabilaUUNo.23tahun1992itumerupakanketentuankhusus,maka
ketentuan tersebut dimaksudkan untuk menyimpangi ketentuan yang
KUHPidana,namunapakahseluruhpasalyangmengaturmasalahaborsi
atau hanya pasalpasal tertentu. Atau apakah dengan berlakunya UU
kesehatankhususnyaPasal15dengandemikianKUHPidanamengenai
Aborsiotomatistidakberlaku,persoalaninimemerlukanpenjelasanyang
cukuppanjang.

35

Namun pada prinsipnya dapat dikemukakan bahwa dalam dua


peraturanituhanyaadaduajenisaborsiyaituyangbersifatcriminalisdan
medicalis,sedangkanuntukaborsiakibatperkosaantidakdiuraikansecara
jelas.
Untuk melihat persoalan itu secara lebih mendalam khususnya
berkenaandenganaborsi.akibatperkosaan,perlumelihatbeberapahalyang
menarikdalam'beberapapasaldiKUHPidana:

36

I.

Kejahatanaborsiseringterjadikarenaadaduafaktoryaitu;Pertama
adanyaseorangwanitayangbersediauntukdigugurkankandungannya.
Kedua, adanya orang lain yang mau melakukan atau membantu
penggugurankandungan.

2.

bahwa apabila dianalisis dari pasal346 s/d 349 dapat disimpulkan,


yangmengugurkankandunganbisaolehsiwanitaitusendiri,bisajuga
olehoranglain.kalauolehoranglaindiaturdalampasal349.Statusnya
sebagaiorangyangmembantu,pidananyadapatditambah1/3sebagai
pemberatan,makahakuntukmenjalankanpraktekbisadicabut.Disini
nampakadanyaunsurpenyertaanyangmenyimpangdaripasal56,jo.
57 KUHPidana, sehingga dikatakan pembantuan dalam pasal349
dinyatakansebagaipembantuyangberdirisendiri.

3.

dari rangkaian pasalpasal tadi dljelaskan apakah janin yang


digugurkanitu,dalamkeadaanhidupataumati.Namundalam
praktek yang dianut janin yang digugurkan harus /masih dalam
keadaanhidup.Jugarentetanpasalpasaltersebuttidakmenyebutkan
atau menjelaskancarayangdipakaiuntukmengugurkankandungan,
sehingga caracara yang dipakai untuk menggugurkan kandungan,
caracaratersebutdiperolehhakimsaatmengadili,yaitubisadengan
suntikanobat,atauramuan,dengandiurut,danlainlain.

4.

Terdapatnya halhal yang meringankan, apabila pengguguran


kandungandilakukanataspersetujuansiwanitaatausiibu.

5.

kalukitamatipasal356KUHPidana,terdapatketidakadilandidalam
penuntutan, karena yang selalu dituntut adalah pihak ke 3 yang
disuruholehsiwanitauntukmenggugurkan

kandungan,sedangkansiwanitasendiriyangmenyuruhnyatidak
pemahdiajukansebagaiterdakwa.
SedangkandidalamUUNo.23tahun1992,terdapatbeberapahalyang
bisadiuraikan,yaitusebagaiberikut:

I.

Aborsihanyabolehdilakukandalamkeadaandaruratsebagaicara
untuk menyelamatkan ibunya. Jadi, aborsi yang dilakukan oleh
karena alasan lain, jelasjelas dilarang. Alasan lain ini misalnya;
bayicacat,jeniskelaminnyatidaksesuaidenganyangdiinginkan
orang tuanya, kehamilan tidak dikehendaki, (bisa termasuk
perkosaan),incest,gagalKBdanlainsebagainya.

2.

Yang sering disebutsebut sebagai indikasi medis, sebenamya tidak


secaralangsungdisebutkanolehUUitu,akantetapitafsirpasal15ayat1
itu kemudian diperluas menjadi indikasi medis. Namunjelas bahwa
tafsirdankontroversipasal15ayat1itusangataneh,sebabdisitu berarti
bahwa kemungkinan indikasi medis itu untuk menyelamatkan janin.
Padahal basil akhir aborsi adalah kematian janin, bukan untuk
menyelamatkanjanin.Indikasimedisinisangatterbatas,yaknihanya
bolehdalamkeadaandaruratsebagaiupayamenyelamatkanibu(dan
anaknya).Indikasimedisyangtidakmembahayakannyawaibu,tidak
bolehmenjadialasanuntukmenggugurkankandungan,sebablatidak
membahayakannyawaibu.

3.

Indikasimedisitutidaksamadenganindikasikesehatan.Olehkarena
itualasandemikesehatanbaikibumaupunjanintidakbolehmenjadi
alasanuntukaborsi,misalnyalbuyangmengandungdankesehatannya
terganggu,akantetapigangguaninitidakmengancamnyawanya,maka
initidakbolehmenjadialasanuntukmelakukanaborsi.

4.

Rumusan undangundang ini dirasakan tidak mencukupi untuk


menyelesaikanmasalahaborsidewasainisebabUUkesehataninitidak
sejalandenganKUHPidana.DalamKUHPidanasegalamacamaborsi
dilarang,sedangkandalamUUKesehatanaborsimedicalis/terapiticus
bisadilakukan.PadahalkeduaduanyamasihberlakudiIndonesia.

37

Perumusan aborsi dalam Undangundang Kesehatan masih


tidakjelas. Pada umumnya secara medis aborsi didefinisikan sebagai
pengeluaranhasilpembuahan(kehamilan)danrahimsebelumjaninbisa
hidup di luar kandungan. Dengan definisi ini yang dikeluarkan akan
matiPengeluaranjaninyangterjadipadaumursesudahitudanjaninnya
mati, maka tidak disebut aborsi, tetapi disebut pembunuhan bayi
sedangkan kalau bayinya hidup maka disebut kelahiran immature,
prematureataubahkanmature.
Kalaupasal15ayat1diatasmauditafsirkansebagaiaborsi,maka
maknanya bertentangan satu sama lain, dalam pengertian aborsi,janin
pastimati,karenakalautidakmatimakatidakterjadiaborsi.Padahal
dalam ayat di atas disebutkan bahwa untuk menyelamatkanjiwa ibu
hamil dan ataujaninnya, dapat diadakan tindakan medis tertentu.
Perumusandanataudiatasmengisyaratkanbahwaaborsibisadilakukan
untuk menyelamatkan ibu dan janinnya. Logisnya, kalau toh ibu
danjaninnyabisadiselamatkan,makatidakperludiadakanaborsiatau
bahkantidakterjadiaborsi.Ataukalauuntukmenyelamatkanjaninnya
denganmengorbankanibunyamakainijugabukanaborsi.
Kembali kepada persoalan pokok dalam Undangundang No. 23
tahun1992ituaborsiyangtimbulkarenaperkosaantidakdiatursecara
khusus(palingtidak,tidakdisebutsecarakhusus),olehkarenaitusecara
interpretatif masih dimungkinkan adanya pandangan, bahwa tindakan
aborsi akibat perkosaan masukan ke dalam tindakan medik, hal itu
bersangkut paut dengan berbagai pandangan terhadap aborsi tersebut.
Misalnya persoalan medik itu tidak hanya fisik tetapi juga psikis.
Terlebihlagiinterpretasiyangdilakukanparasarjanaterhadappasal15
dalamUUNo.23/1992masihberagam.
Namun karena ketidakjelasan dan tidak diaturnya aborsi akibat
perkosaanpandanganparasarjanalebihcenderungmemasukanaborsi
jenisinimasihsebagaisuatutindakpidana,artinyaapabiladilakukan
perbuatan tersebut dapat dipidana. Dengan demikian akan banyak
persoalan yang muncul, tcrutama mengenai jaminan kepastian atau
legalisasidanperbuatantersebut,karenapandanganhukumpidanakita
masihberlandaskankepadaasasLegalitas.

38

2.

BagaimanaHokumPidanaIndonesiaMenanggulangiAborsiyang
TimbulAkibatPerkosaan

Persoalaninimenarikuntukdikajisecaralebihmendalamterutama
mengenaibagaimanaperaturanpidana,mengaturmasalahaborsiyang
timbul akibat perkosaan, serta bagaimana penanggulangannya. Harus
diakui dalam hukum positiftidak diatur secara khusus bagaimana
penanggulanganaborsijenisini,sebagaimanayangtelahdiuraikanpada
pokok bahasan sebelumnya, dengan kata lain baik dalam KUHPidana
ataupun UU Kesehatan, aborsi akibat perkosaan tidak dapat
diindikasikankepadapersoalankesehatanataupersoalanmedik,namun
apakah demikian ? untuk menjawab persoalan ini terlebih dulu harus
dipahami bagaimana realitas aborsi berkembang, terutama dalam
berbagai disiplin pengetahuan serta pandangan berbagai kalangan
terhadappersoalanini;

1. PandanganyangMenentang
a. PendapatAhliKedokteran(Biologis & Psikologis)
Wanita yang diperkosa harus diberi simpati dan empati
terhadapnya,sebabwanitatersebutmenanggungpenderitaanyang
sangat besar, yang seringkali di luar batas daya kemampuannya,
olehkarenaituperhatian,pengertiandankasihsayangdankeluarga
sertaoranglainmenjadisangatpentingdalamprosespenyembuhan
lukabatin,psikologisdanfisikwanitabersangkutan.
Ketikadinegarakitaterjadikasuspemerkosaanmasal,banyak
orangberteriaksupayaundangundangtentangaborsidiubah,dan
kasus perkosaan dimasukan sebagai alasan sah untuk melakukan
aborsi.Alasannyabermacamragamantaralainbisadisebutkandi
sini.
Wanita yang diperkosa mengalami penderitaan luar dalam,
baik secara fisik maupun secara psikis. Kejadian perkosaan itu
menimbulkan trauma yang sangat mendalam. Adalah tidak fair
untuk memberi be ban tambahan dengan lahirnya anak hasil
perkosaantersebut.Apalagidalamkasusini,wanitajelastidak

39

bisadimintaipertanggungjawabanatasperbuatannya,sebabsiwanita
itutidakbebas,iatidakmempunyaipilihan,karenadipaksamenjadi
objeknafsubejatsilakilaki.Olehkarenaitusupayawanitabisahidup
tenangdanbahagiamakaanakhasilperkosaanituharusdiaborsi.Tapi
apakahitumemadaisebagaisuatualasan.

Untukmelihatpersoalaninilebihjelasdapatdilakukansuatu
analogisebagaiberikut,untukbisatenangdanbahagiaseseorang
perluuang,namunapakahkebutuhanuntukmendapatkanuangitu
lalu memberikan hak kepada anda untuk membunuh orang kaya
yangpunyauangbanyak?.
Peristiwa perkosaan memang merupakan peristiwa tragis, yang
akanmenjaditraumapsikisdanfisikyangberlangsunglama.Pelaku
perkosaan memang layak untuk memperoleh atau mendapatkan
hukumanyanglayakataupenjarayangseberatberatnya,sebabtelah
merusakmasadepanoranglainyangtidakbersalah.Dalamsalahsatu
pandanganyangdikemukakanolehparadoktermengenaipersoalan
inimenyatakan,
memang benar bahwa anak yang berada dalam kandungan
tersebut membawa bagian dari ayah biologis yang telah
memperkosa ibu si anak, tetapi jangan lupa bahwa separuhnya
adalahbagiandariibunya.Akantetapiyanglebihpentingdarihal
iniialahbahwasianaktidakambilbagiandalamkejahatanyang
dilakukan oleh ayah biologisnya, dan karena itu dia tidak bisa
dituntutuntukikutbertanggungjawabataskejahatanyangdibuat
olehayahbiologisnya.
Dan perspektif biologis dan psikologis, meskipun anak hasil
perkosaanitumembawafaktorgenetisdariayahnya,akantetapidia
bukanlahayahnya.Demikianjuga,diatidakakanotomatismewarisi
karakterayahnya,sebabkarakterbukanlahpermasalahangenetis,tetapi
lebih merupakan pendidikan, dan interaksi dengan lingkungan
hidupnya,olehkarenaitusianakadalahmanusialain,yangberbeda
dariayahbiologisnya.

40

Motivasipalingbanyakbagimerekayanginginmengugurkan
kandunganbasilperkosaanadalahsupayawanitaitubisakembali
tenang, bisa melupakan pengalaman mimpi buruknya, kembali
bahagia, dan masa depannya menjadi cerah kembali. Dilihat dari
segi tujuan atau motivasinya, tidak ada satupun alasan untuk
menentangnya,bahkankitaharusmendukung.
Pemyataanbahwakeberadaananakakanmengingatkanhoror
perkosaan harus diakui, bahwa hal ini bisa benar, bahkan dalam
beberapa kasussi anak dipandangsebagai simbol horortersebut.
Situasi ini tentu saja sangat tidak mengenakan, dan membuat
tekananpsikologisyangsangatbesarbagiwanitayangmengalami
perkosaan, dan juga keluarga yang terlibat secara emosional.
Argumentasidiatas,temyatadisangkalolehsatupandanganyang
dikemukakanolehseorangpsikolog,
pengalamanhororyangdemikianitutidakbisamenjadialasan
yangsahuntukmembunuhoranglain,karenaanakituadalah
darah dagingnya. Hubungan antara si wanita dengan
pemerkosa, tidak bisa menjadi faktor satusatunya yang
menentukandalammenilaisuatukeadaan.Dalamhalinifaktor
yangpalingtinggiadalahhormatataskehidupanyangsekali
dilanggar (dibunuh) tidak bisa diulang untuk dihidupkan
kembali.
Pandanganitudiperkuatolehpendapatpsikologlainnyayang
menyatakan,

ingatan akan peristiwa horor tersebut itu sangat bisa


dimengerti peristiwa ini adalah peristiwa tragis yang
mempengaruhi emosi psikis wanita yang mengalami
perkosaan.Olehkarenaitujalanyangharusditempuhadalah
penyembuhan emosi dan psikis dari wanita itu dengan
pendampingan konseling psikologis dan rohaniah. Sarna
seperti halnya penyakit lainnya, kalau ingin secara sembuh
totalharusdiobatipersisdidalampenyebabsakititu,bukan
dalam gejala/simptomnya. Demikian pula ingatan akan
peristiwahororini,adalahketidakseimbanganpsikologisyang
harusditangani.Menggugurkankan
41

b.

dunganhanyaakanmenambahbebanpsikologisyangbaru
lagi.Suatuhariketikasecarapsikologisiamenjadinormal
kembali, si wanita akan kembali merasa bersalah karena
telah membunuh anaknya sendiri yang tidak bersalah.
Aborsihanyaakanmenambahbebanpsikologisbaru.
Pandangan dan sudut sosial kemasyarakatan
(Sosiologis)

Banyak orang berpandangan rasialis, orang dipandang


menurutasalusuldanbukanberdasarkankualitaspribadinyaSikap
rasialismemandangoranglainberdasarkan asalusul wama kulit
(kuning,atauputih),keluarganyadanlainlain.Padahalseseorang
menjadidemikianbukankesalahannyadanbukanpulapilihannya.
Pandanganrasialisyangmerasadirinyalebihungguldariyanglain
berdasarkanrasatausukutertentutentusajamerupakanpandangan
tanpa dasar. Asalusul seseorang tidaklah menentukan martabat
pribadinya,apalaginilaiinstrinsikdiasebagaimanusia.58Menurut
pandanganinidikatakan,
Harga diri manusia dan keunggulannya sebagai pribadi
ditentukandalam tindakandansebagaimana diaberinteraksi
dengansesamanyamanusia,yangsamasamabermartabatdan
bemilai.Sedangkanmartabatnyasebagaimanusiaadabersama
dengan adanya manusia, dan hilang bersamaan dengan
hilangnya manusia itu. Membangunkan citra diri dilakukan
dengancarabertindakbaik,adildanjujurditengahbangsa
danangkatanyangbengkokhatinya.59
58. Meskipunharusdiakuimenurutpandanganpandangansosiologispersoalanketurunan,lingkungan

sangatmempengaruhiperitakuseseorangdapatbertindak,karenasetiapindividuakandibentuk
melaluiproseskonstruksiyangolehPeterLBerberdisebutdenganproseskonstruksisosial.lihat
bukunya"TafsirSosialatasKenyataan"LP3ES,1990.Kebanyakanahlisosiologidansebagaian
besar adalah ahli kebudayaan berpandangan bahwa faktorfaktor keturunan asalusul, akan
berpengaruhterhadapcaradanperilakuataupemahamanseseorangakanhidup.

59. CB.Kusmaryanto,KontroversiAborsi,Op.Cit,Him.172.

42

Menurut pandangan ini, seorang anak yang lahir dari hasil


perkosaantidaklahmenurunkanmartabatdirianaktersebut,anakitu
sama seperti dengan anakanak lainnya. Dia tidak dapat dihukum
sebagai anak haram, apalagi anakjadah yang berkurang nilai dan
martabatpribadinyasebagaimanusia,anakitutidakbersalahdandia
memiliki martabat yang sama dengan yang lainnya. Masalah
sebenarnya,bukanlahkandunganitusendiri,tetapisikapdantingkah
laku masyarakat yang diproyeksikan kepada wanita itu, secara
langsung maupun tidak langsung, masyarakat menciptakan suasana
sedemikianrupa,sehinggamemojokkanwanitatersebut.Olehkarena
itu menurut pandangan ini aborsi terhadap anak hasil perkosaan
tidaklahdapatdibenarkan.

3.

Pandangan Bukum
a.HukumIslam.
Islammenganutpandanganbahwasetiapbayiyanglahirkedunia
adalahsucidarisegalanodadandosa.Pengguguranberartimerusakdan
menghancurkanjanin,calonmanusiayangdimuliakanAllah,karenaia
berhak survive dan lahir dalam keadaan hidup, sekalipun melalui
hubunganyangtidaksah.Sebagaimanadikatakan
Rasulullah Saw. "Setiapanakdilahirkan berdasarkanjitrah. Kedua orang
tuanyalahyangmenyebabkananakmenjadiYahudi,Nasrani

Makajelasdariperspektifmoralkeislamantindakan

penggugurankandunganmerupakantindakanyangmerusakkemuliaan
manusiayangdianugrahkanAllah,bahkanmenurut ImamAIGhazali
dikatakan bahwa peJ?.gguguran kandungan itu seperti praktek kaum
jahiliyahyangmenguburkansetiapbalitaperempuanyanglahir.61
Paraulamasepakatuntukmengharamkanpenggugurankandungan
yangdilakukanpadawaktujaninsudahdiberinyawa(najkhalruh)
perbuatanitudipandangsebagaitindakpidana
60. Hadist Riwayat Muslimdari Abu Hurairah, Imam Muslim, Shahih MuslimJuz XIV, Mathba'al al
Mishiyyat,Mesir,him.207.

61. Saifullah,Aborsidanpermasalahannya,Op.Cit,him.138.

43

dalam Islam, karena pengguguran seperti itu sama dengan


pembunuhan terhadap man usia yang telah sempurna wujudnya.
Sedangkan terhadap pengguguran kandungan
di mana bayi telah
diberinyawa,paraulamaberbedapendapat.62

PadaprisnsipnyapenggugurankandungandalamIslamdilarang,
namun demikian para jumhur ulama mazhab dan ulama
kontemporer diantaranya Mahmoud Syaltout, dan Yusuf al
Qadrhawi.Memperbolehkanpenggugurandalamkeadaanterpaksa
gunamenyelamatkanjiwasiibu.Dengankatalainjumhurulama
membolehkan pelaksanaan aborsi therapicus, guna
menyelamatlanjiwa si ibu. Namun hal demikian itu hanya
diperkenankan apabila kehamilan terjadi secara sah, artinya
kehamilanyangterjadi kerenahubunganseksualsuamiistriyang
sah.Namunbagaimanaapabilahubunganitutidaksah.?
Muhammad Sa'id Ramadhan alButhi mengatakan, haram
menggugurkan kandungan yang terjadi karena hubungan seksual di
luarnikah.Keharamaniniberlakudalamkeadaanapapun(termasuk
aborsiakibatperkosaan).63

b.

HokumPidanaPositifIndonesia

Sepertidijelaskanpadabahsebelumnya,bahwadalam
KUHPidana,aborsidalamberbagaibentuknyaadalahdilarang,
62.Pandanganitudapatdiuraikanscbagaiberikut:
a.Golonganpertama,golonganyangmcngharamkanpengguguranpadasetiaptahaptahappertumbuhan
janinscbelumdibcrinyawa.PcndapatinidikcmukakanolchscbagaiulamaHanafiahsebagianulama
malikiyah,ImamAIGhazalidanIbnalJauzi.
b. Kcdua,GoIonganyangmembolchkanpenguguranpadasalahsatutahapdanmclarangpadatahap
tahapyanglain.Ataumelarangpadasalahsatutahapdanmemperbolchkanpadatahaptahaplainnya
yaituscbagaibcrikut:
I. makruhpadatahapalnuthfatdanharampadatahapatalaqatdanalmudhghat.Dalammazhab
AIsyafi'iyahdiscbutscbagaimakruhtanzih,dcngansyaratpcnggugurankandunganituatasizin
suami.

2. Bolchpadatahapalnuthfatdanharampadatahapalalaqatscrtaalmudhghat.
3. Bolchpadatahapalmuthfatdanalalaqat,tctapiharampadatahapalmudhghat.

c. Golongan kctiga, yang mempcrbolchkan pcngguguran pada setiap tahap dari tahaptahap
scbclumpcmberiannyawa.lniadalahpendapatyangsangatkuatdikalanganulamaHanafiyah.

63. Saifullah,AborsidanPermasalahannya,ibid,143.

44

baik menurut Pasal299, 346, 348 dan 349 KUHPidana, tanpa


terkecuali setiap pengguguran kandungan dianggap sebagai
tindakpidana.SedangkandalamUndangUndangKesehatanNo.
23tahun1992,aborsiyangbersifatmedicalisdiperkenankan.
Penanggulangan kehamilan akibat perkosaan dengan cara
penggugurankandungandilihatdarisudutpandanghukumpidana
sampai saat itu masih dikategorikan sebagai tindak kjahatan,
meskipun dilakukan oleh dokter ahli kebidanan
dan penyakit
kandungandenganindikasimedik(lexgenera/i).64

Pengguguran kandungan menurut ketentuan UU No. 23


tahun1992,tersebuthanyabolehdiperbolehkandalamkeadaan
darurat, untuk menyelamatkanjiwa ibu hamil. Penjelasan lebih
1anjutmengenaiindikasimedis:suatukondisiyangbenarbenar
mengharuskandiambiltindakanpenggugurankandungan,sebab
kalautidakibuhamilterancambahayamaut.Menurutpendapat
merekainimerekamenafsirkanpasal15denganmenyatakan,
dimaksud dengan kondisi yang benarbenar mengharuskan
dilakukan tindakan pengguguran kandungan, adalah secara
fisik ibu hamil, terancam65 bahaya maut, hila tidak dilakukan
penggugurankandungan.

2. PandanganyangMendukung

Pandangan yang mendukung terhadap aborsi yang diakibatkan


perkosaan memang masih sedikit, apabila dibandingkan dengan yang
menentang. Pandangan inipadaawalnyadipicuolehperistiwasetelah
kerusuhan bulan Mei 1998 di Jakarta dan Solo. Berita Ikatan Dokter
menyikapidiskusiitudengansebuahpemyataandariketuaUmumPB
IDI bahwa aborsi pada wanita hamil akibat perkosaan hanya dapat
dilakukanbilamanaterdapatindikasimedis,danaborsi
64. WilaChandrawilaSupriadi,HukumKedokteran.MandarMaju,Bandung,2001,him.78
65. WilaChandrawilaSupriadi.HukumKedokteran,ibid,him.7879.

45

tanpaindikasimedistetapdilarang,denganmengacukepadaKodeEtik
KedokteranIndonesia,SumpahDokterIndonesia,danUUKesehatan. 66

Menurutpandangansalahseorangahlietika,dikatakan,
pernyataanitu(diatas)tidakperludimengertisebagailarangan
mutlak untuk aborsi dalam kasus perkosaan, tetapi bisa
berartijugabahwadalamkasussepertiitupunindikasimedis
dapatditerapkan(danbukansajadalamkasusgangguanfisik
seperti kangkerrahim dan lain sebagainya). Adanya indikasi
medis di sini hanya bisa dipastikan oleh dokter, khususnya
Psikiater.
Pendapatterhadaplegalisasiaborsiyangtimbulakibatperkosaan
munculjugadariahlihukum(pidana)yangmenyatakanpandangannya,
ketikamenafsirkanpasa115UUNo.23tahun1992,menurutpendapat
itu,
bahwa yang dimaksud dengan kondisi yang benarbenar
mengharuskan dilaksanakannya pengguguran kandungan adalah
secarafisikataupunsecarapsikisibuhamilterancambahayamaut
hila pelaksanaan pasa115 UU No. 23 tahun 1992 menyeoabkan
ketidakpastian hukum, sebab banyak tenaga kesehatan menjadi
takut melakukan tindakan pengguguran kandungan bila tidak
berdasarkanindikasimediksecarafisik.
Apabilakitamengacupendapatdidalamensiklopediyangbanyak
diambil dari pandanganpandangan barat,yangmenjadi pertimbangan
penggugurankandunganbuatanterapeutik,bukanhanyafisikdanpsikis,
bahkan sosial. Berbicara tentang pertimbangan sosial, maka
pertimbangan ekonomi, budaya dapat menjadi dasar dirakukannya
pengguguran kandungan. Jelas menurut pandangan ini bahwa karena
wanitayangdiperkosamendapattekananpsikisyangsangatberatdari
masyarakat yang ditujukan terhadap dirinya, maka aborsi akibat
perkosaandiperkenankanuntukdilaksanakan.
66.BeritalkatanDokterIndonesiaBIOI,25Agustus,1998.

46

Darikeduapandanganyangdikemukakandiatas,baikpandangan
yang menolak ataupun yang mendukung, dapat diambil kesimpulan
bahwatemyatapengaturantentangaborsimasihsangatinterpretatif, 67
karenaminimnyapengaturanmengenaibagaimanapelaksanaanaborsidi
Indonesia. Dengan hanya beberapa ketentuan dalam KUHPidana serta
satupasal dalam UUKesehatan,temyatabelurncukup.Terlebihlagi
aplikasi terhadap pasal 15 UU Kesehatan tidak didukung (belum)
peraturan pelaksana yang dijanjikan dalam pasal 15 ayat (3) ternyata
belumjugakeluar.Bagaimanapenanggulanganaborsiakibatperkosaan
dalam kondisi demikian maka peran yurisprudensi menjadi sangat
penting, karena selama ini wacana itu berkembang terns terutama
perkembanganhukumyangmunculdaribarat.Yurisprudensimengenai
aborsi dengan kasus karena perkosaan memang diperlukan, karena
dengandemikiandapatditariksuatupandanganhukumyangmengarah
kepada jaminan kepastian. Selama itu belum terjadi akan sulit
menanggulangipersoalanini,karenabaikpelakuaborsisebagaikorban
perkosaanmenanggungberbagaipersoalanyangcukupberat,terutama
tekanan psikis dari masyarakat. Secara interpretatif, pandangan dalam
islampundapatdipergunakansebagairujukandalammasalahini,karena
pada dasamya Islam tidaklah menetapkan aturan secara rigid, namun
adaptifdancukupfleksibel.
3.

Kebijakan Hokum yang bisa Dilakukan Untuk Menanggulangi


Persoalan Aborsi Karena Perkosaan Terutama Dikaitkan dengan
Upaya Pembaharuan Hokum Pidana Menyongsong RUU
KUHPidanaBaru

Apabiladitelaahsebagaimanadikemukakanpadabahasandiatas,
bahwa aturan hukum mengenai aborsi sangat minim, padahal kasus
aborsidiIndonesiabukanlahkasusyangkecil,tetapicukupbesardan
sangatmencengangkan.
67. Jikaaborsidapatdibenarkankarenaindikasiterapeutik,masalahnyabelurnselesai,karenaindikasiini
dapat di interpretasikan dengan cara yang berbedabeda. Kehamilan dan persalinan selalu membawa
resiko.DikotakotabesardiIndonesiadimanatersediafasilitasmedisyanglumayanbaik,masihkitaden
gartentangkasusiburneninggalwaktubersalin,apalagidipedesaandimanafasilitasitutidakadaatau
transportasikerumahsakitmemakanwaktu

47

Datayangdiperolehmenunjukankenaikanmencolokjumlahaborsi
diIndonesiadaritahunketahun.MenurutBudiSampumodaribagian
ForensikFKUI,mengatakanbahwadiJakartapadatahun1997setiap
harinyaadasekitarI00kasusaborsi,namuntemyatamenurutKompas,
padatahun1984diJakartasajasudahterjadisekitar250kasusaborsidi
sengajasetiaphari.68

Menurut Khofifah Indar Parawansa, ketika masih menjadi


Menteri Negara Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Ketua
BKKBN,mengungkapkan,bahwadiIndonesiaaborsidilakukanoleh
2jutaorangtiaptahun.Darijumlahitusebanyak750ribudilakukan
olehremajaputeriyangbelummenikah 69SedangkanmenurutAzrul
Azwar, pengurus harian PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia) jumlah aborsi70 pertahun di Indonesia pada tahun 2000
terdapat sekitar 2,3 juta. Pada tahun berikutnya terjadi kenaikan
cukupbesar,sebabmenurutpakarseksBoykeDianNugrahasetiap
tahunjumlah wanita yang melakukan aborsi sebanyak 2,5 juta. 71
Sebuah penelitian yang telah dilakukan di 10 kota besar dan 6
kabupatendiIndonesiapadatahun2000memperlihatkanbahwadi
Indonesiaterjadi43aborsiper100kelahiranhidupataulebih dari
30%darikehamilan.Disampaikanpulabahwasebagianbesaraborsi
adalah yang disengaja, terutama di kotakota. Ada 78% wanita
perkotaandan40%dipedesaanmelakukanaborsidengansengaja.72
yangcukuplama.Soalinterpretasiinimenjadilebihrumitlagidalamkasuskerugianuntukkesehatansi
ibu.Belumtentusemuadokter dan semuarumahsakitdalamhaliniakanmengikutikebijakanyang
sarna.Jadi,indikasiterapeutikselalubisadiinterpretasikandenganlebihluasataulebihsempit.

68.
69.
70.
71.

Kompas30November1997.
Kompas,28Maret2000.
Kompas,28Agustus2000
MediaIndonesia,13Oktober200I.

72. Media Indonesia, 7 Agustus 2001, hasil penelitian itu dilaksanakan oleh Pusat Penelitian
KesehatanLembagaPenelitianUniversitasIndonesiabeketjasarnadenganUniversitasAtmadjaya.
FakultasKedokteranUdayana,kelompokKesehatanReproduksi,FakultasKesehatanMasyarakat
Ul,PersatuanObstetridanGinekologiIndonesia(POGI),danPerkumpulanKeluargaBerencana
Indonesia(PKBI),hasilinidibacakandalamseminarpadatanggal6Agustus2001.

48

Jumlahinicukupmengejutkan,sebabjumlahinijauhmelebihijumlah
aborsiyangterjadidinegaraliberalsepertiAmerika,yangsejaktahun1990,
cenderung stabil, berjumlah sekitar 1,5 juta tiap tahun, padahaljumlah
pendudukAmerikalebihbanyakdariIndonesia.

Di sisi lain Sudraji Sumapraja seorang ahli kebidanan dan


kandungan dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
menyatakan, sebagian besar73 (99, 7 %) pelakunya adalah ibu rumah
tanggayangsudahmenikah. SedangkanmenurutBrianAffandi,Ketua
Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
mengatakan,
pelakuaborsi89%adalahibuibuyangmenikah.Sedangkanjumlah
merekayangbelurnmenikahhanya11%.Dari11%yangbelum
menikahituterdiri atas45%yangakanmenikahdan55%belum
berencana untuk menikah".74 Adapun umur ratarata yang
melakukanaborsidiJakartadanBandung,51%berkisarantarausia
2029th.34%berusia3046tahundan15%berusiadibawah20
tahun.Denganbiayapelakaanaanaborsiberanekaragam.Biayadi
kotaJakartadanBandungpadatahun90anberkisarmulai500.000,
sampaidengan2juta,sekaranginibiayapenggugurankandungan
bisa ada yang mencapai 10 juta rupiah tergantung kepada usia
kandungan. Semakin muda usia kandungan biasanya semakin
murah.
Masalahaborsimenjadisemakinkompleks,karenabanyakaborsi
dilakukansecarailegal dansangat sulitdikontrol,baikyangditangani
olehdokteratautenagamedistradisional(dukun).Padaposisidemikian
penegakan hukumnyapun menjadi cukup sulit, karena begitu banyak
angkaangka kegiatan aborsi tetapi hanya sedikit (mungkintidak ada)
yangbisaditanganiolehhukum.Inilahsuatufenomenayangdisebutoleh
Edwin M Schur dengan istilah "Kejahatan tanpa korban" (Crimes
WithoutVictim).
73. Kompas,30November1997.
74. Kompas,7Desember1997.

49

Menyikapi persoalan ini sudah saatnya diambil kebijakan yang


diharapkan mampu menyelesaikan persoalan aborsi di Indonesia.
Mengingat terbatasnya aturan hukum pi dana yang mengatur aborsi
maka sudah sepatutnya apabila dilakukan upaya pembaharuan
menyeluruh untuk persoalan ini. Peraturan pidana berkenaan dengan
aborsi harus segera diperbaiki, baik melalui cara membuat peraturan
perundangundangan yang lengkap tentang aborsi, ke depan
menyongsong RUU KUHPidana baru, tidak ada salahnya apabila
masalah aborsi akbat perkosaan dimasukan pula. Pembenahan itupun
harustermasukpembenahansistempenegakannya,karenaaborsibukan
persoalan yang sepele tetapi sudah merupakan persoalan sosial
kemasyarakatan dan dampaknya sangat memprihatinkan seperti
diperlihatkanmelaluiangkaangkadiatas.
Khususmengenaiaborsiakibatperkosaan,harusdipertimbangkan
pulauntukdiatursecarakhusussebagaisuatujenisaborsidiluardari
macammacam aborsi bersifat criminal atau medicalis. Karena dalam
persoalanaborsiakipatperkosaanadapersoalansosialdanbudaya,yaitu
bagaimana pelaku aborsi mendapat tekanantekanan dari masyarakat
sekitar,siwanitadiperlakukantidaksebagaimanamestinya,dicemooh,
pendekkatadihukumdandikucilkandaripergaulansosialnya,halini
menimbulkanpukulanbatinyangsangatberat,bahkanmungkinsajasi
wanita strees sehingga ingatannya terganggu, karena secara
kedokteran/psikologihalitubisaterjadi.Aborsiakibatperkosaantidak
sajamenimbulkantraumatik/siksaanpsikisyangsangatmendalam,juga
ada unsur siksaan sosial dan kemasyarakatan. Pendek kata si wanita
tidakdapat melakukanhubunganataukegiatansosialkemasyarakatan
sebagaimanamestinya.
Suatupandanganatauinterpretasiyangsangatluastentangaborsi
mengenaiindikasiterapeutikdikembangkanolehAsosiasiKedokteran
Dunia(WMA)denganStatementonTherapeuticAbortion (Oslo,1970).
DeklarasiOsloinidimungkinkankarenadefenisi luasdalamKonstitusi
OrganisasiKesehatanDunia(WHO)(1946)tentangkesehatansebagai
"keadaan kesejahteraan fisik, psikis, dan sosial yang menyeluruh".
Dengandemikiansetiapkehamilanyang

50

tidak dinginkan dapat diakhiri atas dasar indikasi terapeutik. Sebab


perempuan yang tidak menginginkan kehamilannya pasti tidak dalam
keadaankesejahteraanpsikisdansosial,walaupunkesejahteraanfisiknya
dalamkeadaantetapprima.
Namun demikian upaya untuk pembaharuan itu harus hatihati,
karenadalamprosesituberkaitaneratdenganapayangdiistilahdalam
hukum pidana sebagai kegiatan kriminalisasi, atau scbaliknya yaitu
tindakanuntukmemperbaharuiyaitutadinyadianggapsuatuperbuatan
kriminal menjadi perbuatan yang diperkenankan oleh hukum
(dekriminalisasi). Dalam kegiatan itu harus diperhatikan hal sebagai
berikut:
1.

Keseimbangansaranasaranayangdigunakandalamhubungannya
denganbasilyangingindicapai;

2.

Analisa biaya terhadap hasilhasil yang diperoleh dalam


hubungannyadengantujuantujuanyangdicari;

3.

Penilaianataupenaksirantujuantujuanyangingindicariitudalam
kaitannya dengan prioritasprioritas lainnya dalam pengalokasian
sumberdayamanusia;

4.

pengaruh sosial dan kriminalisasi dan dekriminalisasi yang


berkenaandenganataudipandangdaripengaruhpengaruhnyayang
sekunder.75
Dalamprosesituharusdiperhatikanpulaupayauntukmemasukan
perubahannilainilaidalammasyarakat,artinyaproses

75. Lihat,M.CherifBassiouni, SubstantiveCriminalLaw.CharlesThomas,Publisher,Springtied,Illionis,USA,


1978,him.82."thedecisiontocriminalizeordecriminalizeshouldbebased

oncertainpolicyfactorswhichtakeintoaccountavarietyoffactors,including:

I. theproportionalityofthemeansusedinrelationshiptotheoutcomeabtained.
2. thecostanalysisoftheoutcomesobtainedinrelationshiptotheobjectivessought;

3. anappraisal oftheobjectivessoughtinrelationship tootherpriorities intheallocationofhuman


power,and

4. thesocialimpactofcriminalizationanddecriminalizationintermsofitssecondaryeffects.

SecarakeseluruhanhalinidikutippuladalamcatatankakiolehBardaNawawiAnefdalam
bukunya,KebijakanLegisIatifdalamPenanggulanganKejahatandenganPidanaPenjara.
UNDIPSemarang,him.37.

51

kriminalisasi dan dekriminalisasi hamspeka terhadap nilainilai yang


tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dengan kata lain tujuan
yang ingin dicapai oleh hukum pidana itu hams diperhatikan benar
benaryaitu:

I.
2.

3.
4.

pemeliharaantertibmasyarakat
perlindungan warga masyarakat dari kejahatan ,kemgian atau
bahayabahaya yang tak dapat dibenarkan yang dilakukan oleh
oranglain,
memasyarakatkankembali(resosialisasi)parapelanggarhukum
memeliharaataumempertahankanintegritaspandanganpandangan
dasar tententu mengenai keadilan so sial, martabat kemanusiaan
dankeadilanindividu.

Dariuraiandiatasdapatlahdisimpulkanbahwadalammelakukan
kebijakanhukumpidanadiperlukanpendekatanyangberorientasipada
kebijakan (policyorientedapproach)yanglebihbersifatpragmatisdan
rasional, dan juga pendekatan yang berorientasi pada nilai (value
judgement approach). Hanya saja antara pendekatan kebijakan dan
pendekatan yang berorientasi pada nilaijangan terlalu dilihat sebagai
suatudichotomy,karenadalampendekatankebijakansudahsehamsnya
juga dipertimbangkan faktorfaktor lain. Sehubungan dengan hal ini
RoeslanSalehmenyatakan:

Kehamsan rasionalitas itu bakanlah berarti bahwa pertim


banganpertimbangan etis dalam hukum pidana dapat
ditinggalkansaja.Jugasyaratrasionaladalahsuatusyaratmoral.
Jadirasionalitasjangansampaidikaburkanolehpertimbangan
pertimbangan yang bersifat etis. Batasbatas etis itu haruslah
sebaikbaiknya dan setelititelitinya dimmuskan. Di dalam
batasbatas dari apa yang secara etis dapat diterima
hamslah
diambilkeputusankeputusanyangrasionalitu.76
76. RoeslanSaleh,PikiranpikirantentangPertanggungjawabPidana.GhaliaIndonesia,Jakarta,1982,him.
44.

52

Dalam persoalan aborsi akibat perkosaan, harus diperhatikan betul


bagaimanakeadaankorban,sertabagaimanaperlindungankorbantersebut,
halinitidakmudahmengingatpandanganpandangantentangmasalahini
masihbersifatpolemik,adayangmendukungadapulayangmenolak,tetapi
hal yang pasti bahwa aborsi akibat perkosaan harus diatur secara lebih
khusus mengingat cukup besar dampak yang ditimbulkan dari persoalan
tersebut.

B. DataEmpiris
Sejalan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mangetahui dan memahami
lebih mendalam tentang masalah hukumyang bisa munculdariaborsi akibat
perkosaan, pada bagian ini akan diuraikan beberapa hasil penelitian yang
diperolehdarirespondenbaikmelaluikuesionermaupunwawancara.

Datapenelitiandiperolehdanrespondenberbagaiinstansiterkait dan
juga menurut pandangan para pakar ilmu hukum. Responden berasal dari
kalanganpraktisiseperti.DokterKandungan,Polisi,Jaksa,Hakim, Psikolog,
LBH dan Kriminolog. Sedangkan lokasi penelitian dilakukan di wilayah
JakartadanBandung.

1. PandanganPsikolog
Sebagai psikolog, pernah menangani seseorang yang hendak melakukan
aborsi. Persoalan yang menjadi penyebab melakukan aborsi, faktornya sangat
majemuk,tidakhanyapramaritaltetapijugaintramaritalabortion.Padadasamya
(dalamsetiapkasus)kehadiranbayidapatmenimbulkanmasalahyanglebihbesar
seperti putus sekolah, aib keluarga, ekonomi tidak mendukung, orang tua di
bawahumurdanlainlain.
Khusus aborsi yang diakibatkan karena perkosaan sangat jarang. Dalam
kenyataannya "real/true rape" di Indonesia sangat sedikit/hampir tidak ada.
Kalaupunteijadiperkosaan,kemungkinankehamilansangatkecil.
Psikolog berpandangan, babwa jika terjadi kasus aborsi akibat perkosaan
bisadikategorikansebagaialasanmedis.Mengingatbay1

53

ataujaninbasilperkosaantersebuttidakdikehendakiolehkorbanperkosaan.
Dalam hal terdapat alasan psikologis (dalam arti psikososial) sudah
seharusnya menjadi pertimbangan dilakukannya aborsi, sedangkan aturan
sebagaimana diatur dalam Undangundang No.23 Tahun 1992 tentang
Kesehatankurangdiketahui.
Berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap korban perkosaan,
kurangdiketahui.Halinidikarenakan,tugaspsikologbanyakmendengarkan
keluhanyangberkaitandenganhalikhwa1darijaninyangdikandungnya.
Namundemikian,sekalipunaborsidiIndonesiatidakdibenarkansecara
hukum, pemyataan dalam Undangundang No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan khususnya pasal 15 dapat berarti bahwa aborsi tidak dilarang
secara mutlak karena adanya alasan kemanusiaan yang menyangkut
keselamatan jiwaibu.Karena mengandungalasankemanusiaan lainuntuk
mengijinkandiambilnyatindakanaborsi.
Di negara berkembang seperti di Indonesia, alasanalasan sosial
ekonomiyangmenjadilatarbelakangdilakukannyaaborsidirasakansama
mendesaknya dengan alasanalasan medis. Hal ini disebabkan karena
masalah aborsi ini berkaitan erat denganbeherapa masalah lain,misalnya
masalahkependudukan,masalahhukumdanbudaya(perkosaan,hubungan
incest,hubunganpranikahdansebagainya).Dalamhalsikapterhadappelaku
aborsi,beberapafaktoryangdidugadapat berpengaruhadalahfaktorusia,
jeniskelamin,agamadantingkatpendidikan.

2. LembagaBantuanHukum
Dalammemberikanbantuanhukum,lembagapemahmenanganiklien
yang telah melakukan aborsi. Pelaku biasanya melakukan aborsi, karena
desakanpacarataukeluargayangtidakmenginginkankehamilanataujanin
dari pasangan yangbel urnmenikahini.Mengingat keadaan ataukondisi
pihak perempuan yanghamil,seperti masihsekolah menyebabkan pilihan
aborsi merupakan altematif utama demi menjaga status/nama baik yang
bersangkutandankeluarganya.

54

Khususaborsikarenaperkosaan,tidakpemahdilaporkan.Aborsiyang
tetjadilebihdialamiperempuanyangsudahmengenalpasangannya(pacar),
namunadajugaaborsiyangdilakukaniburumahtanggaatasseijinsuaminya
karenaberbagaifaktorrumahtangga(perekonomiandankesehatanibu).
Dalam satu tahun kurang dari 10 (sepuluh) pelapor yang melakukan
aborsidandarialasanmerekamemperlihatkanbahwadilaporkannyakegiatan
yang telah dilakukan ( aborsi), mereka telah mencari jalan aman/ medis
memilihdokteryangahlidibidangkedokterankandungan.
Secarakhusus,lembagainimengakuibahwaaborsidapatdilakukanoleh
wanitayangmengalamiperkosaansebagaialasanmedisdanalasanpsikologis.
Mengingatkondisikejiwaanyangdialamiperempuanyangdiperkosasangat
tertekan,terlebihlagikondisikejiwaannyabelumsiapuntukhamil.
Dari peraturan kesehatan, berkenaan dengan aborsi, aspek psikologis
dipandang tidak memadai. Padahal aspek ini sangat berperan penting bagi
korban perkosaan yang tidak menghendaki janin yang dikandungnya.
Sedangkandariperlindunganhukum,korbanperkosaanbelummendapatkan
perlindungan yang memadai. Hal ini mengakibatkan banyak yang tidak
terungkapolehaparatterkait.

3. Kriminolog
Kalangan kriminolog berpendapat bahwa seseorang yang melakukan
aborsi karena perkosaan termasuk golongan aborsi medikalis. Namun
kalangan lain ada yang berpendapat bahwa pelaksanaan aborsi ini juga
termasuk persoalan baru, seperti adanya penularan HIV I AIDS terhadap
korbanperkosaansehinggamengganggukesehatannya.Disampingitukondisi
psikologiskorbanjugasangatberpengaruhterhadappenggugurankandungan.
Dari segi perlindungan, korban perkosaan yang hamil belum
mendapatkanperlindunganyangmemadai.Mengingatsanksiterhadapkorban
dirasakan menjadi beban yang sangat merugikan, hal ini menyebabkan
kondisikejiwaanyangmenyebabkankesehatanterganggu.Selainpengaturan
dalamKUHPidana,dirasakanpengaturandalam

55

UndangUndang Kesehatan kurang memadai bagi perlindungan korban


perkosaanyangmelakukanaborsi.
Perlindungan hukum yang dapat dilakukan terhadap korban yang
kemudianhamil,antaralaindihapuskanpidanabagiyangmelakukannyaserta
diberikangantirugiterhadapkorban.Dalamhaliniadanyaaborsiprochoice
bagikorban.Halyangseharusnyadiaturdalamperaturantersebutdisamping
masalah perlindungan korban, syarat melakukan aborsi serta kesehatan
reproduksi.
Bentukperaturanyangperlumengaturtentangpelaksanaanaborsi,selain
dalamperaturanyangsudahada,bentukUndangUndangmerupakansolusi.
Kondisipenegakanhukumdalammenanganipersoalanaborsidisampingada
yangberpendapatcukupbagustetapidilainpihakdianggapkurangbagus.
Walaupunjarangmenanganipersoalanaborsi,namundalamprakteknya
masalah aborsi selalu ada dalam masyarakat. Terlebih karena adanya
perkosaan sehingga antisipasi awal diaborsi pada korban sering dilakukan
korbandankeluarganya.

4.

Kejaksaan

Seseorangyangmelakukanaborsikarenaperkosaandapatdikategorikan
kedalamgolonganataupersoalanbaru,namunpendapatlainberpandangan
termasukgolonganaborsimedikalis.
Perkosaan sebagai penyebab aborsi yang dilakukan wanita, pada
dasarnya merupakan kondisipsikologissehinggadilakukankarena kondisi
kejiwaannya sangat tertekan juga dikarenakan hukum tidak mengatur hal
tersebut.
Terlebih lagi perlindungan bagi korban perkosaan sebagaimana diatur
dalam berbagai produk peraturan perundangundangan kurang memadai,
bahkantidakadaperlindungansamasekalimenurutpendapataparatlainnya.
Memberikanperlindunganhukumdapatdilakukandenganpenindakantegas
terhadappelakukejahatanataudapatdiberikangantirugiterhadapkorban.

56

Perlindungan lain dapat berupa pengaturan mengenai syaratsyarat


melaksanakan aborsi secara tegas diatur, sehingga pengaturan secara
tersendirisangatperlu.HaltersebutdapatdituangkandalambentukUndang
undangagarmenjadiaturantertinggi.
Namun demikian kondisi penegakan hukum di Indonesia khusus
mengenai persoalan aborsi kurang bagus, walaupun pendapat lain cukup
bagus.Perbedaanpandanganinikarenacarapandangyangberbedasatudan
lainnya.
Khusus kejaksaan, melakukan kegiatan setelah mendapatkan
perlimpahan dari instansikepolisian,jaditidakdapatmembuatdokumenatas
kasus aborsi yang terjadi tanpa dilakukan penyidikan oleh aparat polisi.
Dalam prakteknya,jarang sekali kasus aborsi yang terjadi akibat perkosaan
muncul kepermukaan, sehingga instansi kejaksaanpun tidak pernah
menanganikasustersebut.

5.

Hakim

Untukmenunjangdatayangdiperolehdarikepustakaanmengenaiaborsi
karena perkosaan, untuk itu dilakukan wawancara dengan menggunakan
quisioner terhadap 5 (lima) orang hakim yaitu 3 (tiga) orang hakim
PengadilanNegeriJakartaPusatdan2(dua)oranghakimPengadilanNegeri
JakartaSelatan.
Adapunpendapat/pandangan,parahakimmengenaiaborsikarenaperkosaan,
meliputi:

a.

Kategoripermasalahanaborsikarenaperkosaan.

Berdasarkan hasilpenelitian,walaupundalam pelaksanaan aborsi


karenapersoalanmedikdanaborsisebagaiperbuatankejahatan,namun
apabila seseorang melakukan aborsi karena perkosaan dapat
dikategorikan ke dalam golongan persoalan medik atau sebagai
perbuatan kejahatan masih terdapat perbedaan pendapat diantara para
hakim. Beberapa hakim berpendapat bahwa aborsi karena perkosaan
dikategorikansebagaipersoalanbaru,namunsebagianlagiberpendapat
dikategorikandenganpersoalankriminaldanpersoalanmedikal.

57

b.

Perkosaanbisadikategorikansebagaialasanmedis.
Berdasarkan basil penelitian, mengenai perkosaan dapat
dikategorikansebagaialasanmedisdalamhalwanitatersebut hendak
melakukan aborsi masih terdapat perbedaan persepsi di antara para
hakim.
Menurut pendapat beberapa hakim bahwa perkosaan tidak bisa
dikategorikansebagaialasanmedisdalamhalwanitatersebut hendak
melakukanaborsikarenahalituhanyalahkondisipsikologisyangdapat
rilengakibatkan kondisi kejiwaan sipasien terganggu atau tertekan.
Tetapi hakim lainnya menganggap bahwa perkosaan dapat dijadikan
alasan untukmelakukan aborsi dengan alasan hukum tidak mengatur
persoalan tersebut terdapat yurisprudensi yang menjelaskan persoalan
itu.

c.

Perlindungankorbanpemerkosaanyangmengakibatkankehamilanpada
korbandalamberbagaiprodukperaturanperundangundanganpidana.
Berdasarkan basil penelitian, mengenai perlindungan korban
pemerkosaan yang mengakibatkan kehamilan pada korban dalam
berbagai produk peraturan perundangundangan pidana masih bel urn
memadai a tau bel urn ada yang mengatur secara jelas. Para hakim
berpendapatbahwaperlindunganhukumyangbisadilakukanterhadap
korbanperkosaanyangkemudianhamiladalahmenindaktegaspelaku
kejahatandanpemberiangantirugiterhadapkorban.

d.

MuatanhukumdalamUndangUndangKesehatanyaituUUNo.23Tahun
1992mengenaipersoalanaborsi.

Berdasarkan basil penelitian, Keberadaan Undangundang


Kesehatan yaitu UU No. 23 Tahun 1992 mengenai persoalan aborsi
kurangmemadaidanperludiperbaiki.Untukitu,menurutpendapatpara
hakim bahwa seharusnya ditambahkan dalam undangundang itu
mengenai persoalan perlindungan korban, syaratsyarat melaksanakan
aborsi,dantatacaraaborsi.

58

e.

HalPelaksanaanAhorsi.
Berdasarkanbasilpenelitian,parahakimherpendapatbahwaperlu
dihuatperaturanyangtersendiridalambentukUndangundang.

f.

Kondisipenegakanhukumterhadapahorsikarenaperkosaan.
Mengenaikondisipenegakanhukummengenaipersoalanaborsidi
Indonesiasaatini, para hakimberpendapatmasihmemprihatinkanatau
kuranghagus.

g. Kasus yang menyangkut aborsi dengan alasan hahwa korhan diahorsi


karenaperkosaan.

h.

Menurutparahakimhahwamerekahelumpemahmengadilikasus
yang menyangkut aborsi dengan alasan hahwa korhan diaborsi karena
diperkosa.

Kedudukanhukumpelaksanaanahorsikarenaperkosaan.

Mengenai kedudukan hukum pelaksaan ahorsi akihat


pemerkosaan, para hakim herpendapat dan memheri saran hahwa
perludiherikanperlindunganhukumkepadakorhandandiaturdengan
tegasUndangUndang,mencarijalankeluaryanglehihhermartahat
denganmemherigantirugihagikorhan,perludipertimhangkanahorsi
karenaperkosaandenganalasanmedikkarenakondisikejiwaanyang
menyehahkankesehatansikorhanterganggu,danparadokterpelaku
ahorsikarenaperkosaanharusmendapatperlindunganhukum.

6. Kepolisian
DaribasilpenelitianlapangantentangaspekhukumpelaksanaanAhorsi
AkihatPerkosaanterhadapaparatpolisiyangdijadikanresponden,semuanya
tidakpemahmenanganikasusperkosaan,sehinggarespondentidaktabukalau
perkosaan itu hamil atau tidak, tetapi semua responden mengatakan tidak
setujuhilakorhanakihatperkosaanyangkemudianhamilmelakukantindakan
ahorsi
Sedangkansemuarespondenhilamenemukankorhanperkosaanyanghamil
danherusahamelakukanahorsimencegahatautidaksetuju,

59

karena hal itu sama dengan membunuh dan hal itu bertentangan dengan
hukumdanjuganormaagama,kecualiaborsidilaksanakandemialasanmedis
atau menyelamatkan korban tersebut. Untuk dokter yang ikut membantu
dalam proses aborsi ada dua pendapat, yang pertama tetap ditangkap dan
diprosesmenurutsesuaihukumtanpakecuali,sedangkanpendapatyanglain
selamatindakandoktertersebutuntukmenolong/menyelamatkanatauatas
dasar indikasi medis terhadap korban, maka tindakan itu bisa
dipertanggungjawabkandidepanhukum.
Menurutresponden,bahwasistemhukumdiIndonesiabelummengatur
tentangaborsiyangdiakibatkanolehperkosaandansemuarespondensangat
setujuapabilaaborsiyangdiakibatkanolehperkosaandiatursecarakhusus
denganUndangundangataupunperaturanpemerintahlainnyaasalkansecara
khusus,karenaselamainiyangdiaturdalamkitabUndangundangHukum
Pidana (KUHP) hanya masalah aborsi saja bukan aborsi yang diakibatkan
olehperkosaan.
Dalamhalpelaksanaanaborsiyangdiakibatkankarenaperkosaanada
dua perbedaan pendapat, ada yang menyatakan perlu diatur oleh undang
undang tersendiri dan ada juga yang tidak perlu, karena beralasan bahwa
tindakanaborsibaikyangdilakukankarenaperkosaanmaupuntidakitutetap
melanggarhukumdandalamhalinitelahdiaturdalamKitabUndangUndang
HukumPidana.(KUHP).Aspekhukumyangterkaitdenganaborsiperkosaan
daridatayangdidapatdarirespondenadalahberkaitandenganhukumpidana
danhukumadatyangberlakudanberkembangdalammasyarakat dimana
korbandanterdakwabertempattinggal.
Perlindungankorbanperkosaanyangmengakibatkankehamilanmenurut
responden sebagian besar menyatakan sangat kurang memadai dalam
berbagai produk peraturan perundangundangan pidana yang ada di
Indonesia,sehinggabanyakkorbanyangtidakmaumelaporkankasusnyake
aparatpolisi,baikkarenamalumaupunjustrumerugikandipihakkorban.
Responden menghendaki agar dalam peraturan perundangundangan yang
akandibuatditambahkantentangperlunyadibuatpasalpasaltersendirimasalah
perlindunganterhadapkorbanperkosaan.

60

7.

DokterKandungan

Sebagai dokter kandungan maupun bidan dibidang persalinan yang


membantu persalinan, yang peneliti datangi semuanya menyatakan belum
pemahmelakukanaborsi.Namunkalaupasiendatangsendirimemintasupaya
kadungannyadigugurkanadanamuntetapolehrespondenhaltersebuttidak
dikabulkan,kemudiandaridatayangdiperolehtentangadanyapasienyang
datang meminta kandungannya digugurkan dalam satu tahun ratarata I
sampaiI0orangpasien.
Mengenai apakah responden pemah melakukan penolakan terhadap
permohonan aborsi, semua responden yang didatangi menyatakan selalu
menolakpermohonantersebut,respondenmenyatakansebagaiberikut:

I)
2)
3)
4)
5)

Indikasikesehatantidakjelas
Prosedurformaltidakdilalui
Kondisiibudanjaninnyatetapsehat
Pertimbanganformal
Pertimbanganhukum.

Namun ada responden yang menyatakan pemah melakukan aborsi,


terhadappasien,haltersebutdilakukankarenauntukpertolonganpasienitu
sendirikarenapasienitudatangsudahdalamkeadaanpendarahan.Temyata
diketahui bahwa pasien tersebut meminum ramuanramuan sehingga
mengakibatkankeguguranyangakhimyasamadoktertersebutdikuret.
Kemudian mengenai pasien menolak untuk diaborsi pada saat dokter
menyarankanuntukdiaborsi,belumpemahmelakukan.Darirespondenyang
diwawancarai, terjadi sebaliknya yaitu pasien yang datang untuk diperiksa
secara lengkap melalui USG atau pemeriksaan apakah yang intinya untuk
mengetahuijaninnyasehatatautidakapabilatidakpasientersebutbersedia
untuk diaborsi. Dari basil wawancara tersebut didapat keterangan bahwa
pemeriksaan itu dilakukan pasien karena mengingat usia hampir40 tahun
meskipunitukehamilanpertama.
Terhadappertanyaanapakahpernahmelakukanaborsiyangdiakibatkan
perkosaan,darirespondenyangsudahdidatangimenyatakanbahwapemah
kasusaborsiakibatperkosaan.
61

BABIV
ANALISAHASILPENELITIAN

1.

PandanganPsikolog

Padadasamyaperistiwaperkosaandalamartiumumsangatjarangterjadi
atausangatkeciljumlahnya.Biasanyaperkosaanyangterjadidikerenakanada
hubungantertentuantarakorbandanpelaku,sepertimisalnyahubunganayahdan
anak,denganternanataudenganpacar.Sedangkanperkosaandalamartitidakada
hubungan/kenaldenganpelakusangatjarangterjadi.
Peristiwaperkosaanitusendiri,adanyarudapaksaterhadapkorban,dimana
terjadinyakehamilansangatkecil.Disampingitutidaksetiapkehamilanmudah
terjadi karena korban sebagian besar melakukan perlawanan atau berontak
sehinggapenetrasilebihkecilterjadi.

Dalam hal terjadi perkosaan, maka korban mempunyai hak untuk


dilindungibaiksecarahukummaupundilingkungansosialnya.Namun
untukdiatursecarakhususdalamperaturanperundangundangan(KUHP)
mengenaiperkosaanyangberakibatkehamilandandilakukanaborsioleh
yang bersangkutan, tidak terlalu diperlukan. Apalagi jika terjadinya
peristiwaaborsitersebuthanyadisebabkankasuskecilsajasepertikasus
Mei1998.Untukkasustertentumemangperlindunganterhadapkorban
perkosaan sangat diperlukan, mengingat beban yang ditanggung oleh
yangbersangkutan.Sakiranyadiperlukanaturanmakaalangkahbaiknya
jikadibuatyurisprudensi,sehinggaadaacuanputusanuntukkasusserupa.
Aborsilebihbanyakdilakukanolehkalanganiburumahtangga,diantaranya
kerenakegagalanKeluargaBerencana.Sedangkanuntukkasusakibatperkosaan
terjadi aborsi karena dikehendaki oleh yang bersangkutan, atau karena
lingkungansosialyangtidakmendukungkehamilan.Jaditerjadiaborsiatautidak
tergantungdarikehendakyangbersangkutan,apakahakanditeruskanatautidak
kehamilannya.Pihak

62

luaryangsecaralangsung/tidaklangsungmempengaruiaborsiadalahfaktor
budaya, di mana terdapat 2 standar yakni di dunia globalisasi adanya
perkembangan bidang media massa dan nilai normanorma yang hidup di
lingkunganyangbersangkutanyangberperanterjadinyatindakanaborsiakibat
perkosaan.

Korban perkosaan melakukan aborsi, dikarenakan juga adanya


peraturanperaturanyangsecaratidaklangsungmempengaruhinya.Seperti
peraturandisekolahyangmelarangsiswinyabersekolahdalamkeadaan
hami1,keluargayangmemegangtradisiadatsehinggakehamilantersebut
dianggap aib keluarga, dan peraturanperaturan lain yang dinilai tidak
memperlihatkanadanyaperlindunganterhadapsikorbansendiri.
Menurutseksologdanandrolog.Prof.Dr.dr.WimpiePangkahilaSpand
FAACS,sebanyak60persenaborsiyangterjadidiIndonesiadilakukanoleh
remaja. Angka yang sedemikian tinggi ini bisa menjadi indikasi adanya
parubahan persepsi remaja terhadap masalah seks.Disisi lain,pengetahuan
remajatentangmasalahsekstemyatabelummajudenganmasihbanyaknya
sa1ahpengertiandanmasihdipercayanyabeberapamitos.
LebihlanjutdisebutkandiIndonesiaada2.5jutaaborsi,dimana1.5juta
diantaranyaadalahaborsiyangdilakukanremaja.Aborsidikalanganremaja
bisaterjadikarenarasatakutpadaorangtuadanmasyarakatsekelilingnya,
sertakarenaperaturansekolah.
Adapuncaracaramelakukanaborsisaatinisudahmengacupadacara
caraklinis,sehinggasecarakesehatanbisadianggapaman,padahalaborsidi
kalanganremajadapatberakibatpadamenurunnyakesuburanwanita.
Salah satu cara untuk mengurangi tingkat aborsi pada remaja, yakni
menyeimbangkan ketimpangan antara persepsi dan pengetahuan akan
masalahmasalah seksual, perlu pendidikan seks, terutama melaluijalan
formalsekolah.
Secarahukum,aborsitertuangdalamPasal15UndangundangKesehatan,
walaupunhanyadiperuntukkanbagialasanmenyelamatkan

63

jiwa ibu namun praktek aborsi tetap betjalan. Terlebih kehamilan akibat
perkosaanseringkalidipandangsebagaipenderitaangandabagiwanitayang
mengalaminya.
Penderitaan ganda yangdialami korban perkosaan selain mengalami
traumaemosionaldanfisik,korbanjugaharusmenanggungbebankehamilan
yangtidakdiinginkan.Untukmengurangibebanpenderitaankorban,banyak
orang berpendapat bahwa aborsi dengan alasan perkosaan masih dapat
diterima.
BerdasarkanbasilpenelitianSaraKirsti,disebutkanbahwaalasanutama
dilakukannyaaborsiolehparawanitaantaralainyangmenyangkutkondisi
fisikcalon bayi dan dapat berpengaruh besar terhadap kesejahteraan masa
depan anak.Jikajaninyangdikandungmemiliki kemungkinanbesarakan
lahirdalamkeadaancacatataumenderitapenyakityangcukupparah,maka
sebagian besar dari subyek penelitian cenderung memiliki untuk
menghentikan kehamilan. Terlebih kehamilan yang diakibatkan karena
perkosaandanincest.
Wanitayangmengalamikondisikondisitersebutcenderungdipersepsi
sebagai korban tindak pemerkosaan dan kekerasan. Kehamilan tersebut
dipandangdapat merusaknamabaikwanitayangbersangkuta.Ii, sehingga
mereka membenarkan kondisikondisi tersebut sebagai alasan untuk
menghentikankehamilan.
Lebihlanjut"besarsubyekpenelitiannyamenyebutkanbahwahakmilikdan
hak untuk membuat keputusan atas janin terletak pada pihak wanita dan
pasangannya.

Jadipadaprinsipnyawanitadengankehamilanyangtidakdiinginkan
selalu mencarijalan keluar dengan abortus. Sepanjang kehidupan, dan
masihberlangsungsampaisekaranginidibeberapanegaradenganhukum
antiabortusyang.ketat,beberapawanitaseringmempertaruhkanjiwanya
menghadapi bahaya abortus ilegal, pada situasi yang jauh dari ideal.
Padahalaborsidapatmenimbulkandampaknegatifterhadap kondisifisik
maupun psikis wanita yang mengalami, seperti adanya kemungkinan
rifeksi,mandul,timbulnyarasabersalah,depresidansebagainya.
64

Aborsi dengan latar belakang alasan medis untuk menyelamatkan


jiwa ibu umumnya cukup diakui masyarakat sebagai hal yang dapat
dibenarkan,mengingattindakantersebutmengandungkonsekuensipositif
yang bemilai tinggi. Sedangkan aborsi akibat perkosaan dapat terjadi
tergantung dan kehendak korban/keluarga terdekat apakah akan
menggugurkan janin atau akan mempertahankannya, Psikolog hanya
memberikansolusisetelahmasingmasingpihakmemutuskanjalanyang
terbaikbagisemuanya.
Tentunya dipandang dari suduthukum, tindakanaborsimerupakan
tindakan yang dilarang. Hukum yang ada dipandang sudah cukup
memadai, namun apabila dibuat aturan tersendiri bel urn perlu karena
hakim dapat memutuskan dengan yurisprudensi. Hal ini dikarenakan
jarang kasus aborsi akibat perkosaan muncul dipengadilan, sehingga
pengaturansecarakhususbelumdiperlukan.

2.

LembagaBantuanHukum

Pengaturan mengenai aborsi akibat perkosaan di dalam KUHPidana dan


Undangundang Kesehatan, bagi lembaga ini masih kurang luas jangkauannya.
Halinidikarenakanpadasaatini,perkosaansangatluas,beranekaragamjenisnya
karenadapatjugaterjadidiluarpengertianperaturantersebut.

Mengingathaltersebut,menyebabkanbanyakkorbanperkosaanyang
tidakmenginginkankehamilan/janinnyamencarijalankeluamyadengan
menggugurkankandungandipraktekpraktekmedisterselubung.Pilihan
aman dan tidak aman bagi korban perkosaan yang melakukan aborsi
dipacukarenaperaturanyangadajelasjelasmelarangperbuatantersebut.
Merekamenganggapjikamelakukanaborsiditempatumum,jelasjelasakan
ditolakolehdokteryangmenanganinya.Sehinggatidakadapilihanlainkecuali
mancaripraktekpraktekterselubungdiluartempattempatyangseharusnya.Di
manaaspekmedis, dalam masyarakatdikenalpula adanyapraktekdukunpijit
(beranak)yangbersediamengel\larkanjaninyangdikandungnya,walaupunresiko
keamananjiwayang

65

bersangkutantidakterjamin.Namunhaliniselalumenjadiresikobagimereka
yangakanmelakukanaborsi.
Hal ini sangat sering terjadi disebabkan aturan yang ada, jelas melarang
perbuatanaborsi.Pihaklembagaberpendiriansebaiknyatidakdilarangperbuatan
aborsiitubagisiapapunpelakunya.Mengingatseseorangmemilikihakatastubuh
dan alat reproduksinya. Jadi jika seseorang tidak menginginkan kehamilan
ditubuhnya,merupakanhakasasinyayangharusdihormatidandilindungi.

DiluarIndonesia,adabeberapanegarayangmembolehkanaborsi
yangdilakukanakibatperkosaan(misal:Thailand).Halinimemberikan
perlindungan kepada siapapun yang hendak melakukan aborsi, tanpa
membedakanapakahsudahmemihakataubelum,yangpentingaborsi
dilakukansecaraaman/medisdandilakukanolehorangyangprofesional.
Jadimenurutlembagainipengaturanselanjutnya,sebaiknyadiaturdibidang
kesehatankhususaborsiyangdapatdilakukandandibolehkanbagiperempuan
yanghamil,Denganadanyapengaturantersebutsetiapwanitamempunyaipilihan
yangamanuntukmelakukanaborsi.

Apabila aborsi merupakan pelanggaran hukum dan dijatuhi sanksi


sebagaimana diatur dalam KUHPidana Pasal 299, 346, 348 dan 349 dan
aturantentangaborsisebagaimanadiaturdalamUndangundangNo.23tahun
1992tentangkesehatankhususnyaPasal15danPasal80, makaakansemakin
banyak perempuan yang hamil tidak menginginkan kehamilannya untuk
menggugurkankandungansecarasembunyilgelap.

Pertentangan hal tersebut masih merupakan pertentangan di dunia


intemasional,dimanaterjadiantarakelompokProlifedanprochoicemulai dari
konferensi intemasional sekelas Konferensi Kependudukan dan Pembangunan
(ICPD) di Cairo (1994), Konferensi Dunia IV mengenai Perempuan dan
PembangunandiBeijing(1995),danBeijingPlus5diNewYork(Juni2002)dan
sebagainya.
Keduakelompokinimemilikialasansendiriyangpadadasamyabertumpu
pada diktum kemanusiaan. Keduanya memiliki sarana untuk mencapai
kelompoknya,lewatfilm,selebaran,brosur,buku,majalah

66

danlainnya.Keduanya memilikiteorinyasendiri,bahkankeduanyaberada
bersama dalam satu aliran feminisme. Di mana kelompok proaborsi
merupakan kelompokpalingkerasbersuara mengenai otonomitubuhyang
memberikanhakpadaperempuanuntukmeneruskankehamilannya.
Halinimenunjukkanbahwamasalahaborsitidakberdirisendiri,tetapi
menjadi bagian dari seluruh persoalan kesehatan reproduksi perempuan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan reproduksi
perempuan sebagai sesuatu keadaan sejahtera yang utuh, mencakup fisik,
mental dan sosial dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi,baikfungsimaupunprosesnya.
Lebihlanjutdisebutkanbahwamenanggulangiakibatdariaborsiyang
tidakamansebagaimasalahyangseriussudahcukuplamamenjadikomitmen
yangdisepakatiIndonesiadalamICPD1994.
Berdasarkan hal tersebut, lembaga bantuan hukum menyarankan agar
aborsitidakdilarangolehhukumsehinggaparaperempuanyanghamildapat
denganmudahmelakukanaborsiaman.Namundemikianagartidakmenjadi
masalahdikemudianhari,penyelenggaraanaborsiyangamanharusdilakukan
oleh instansi yang berwenang melakukan dan ditangani oleh dokter
profesionalyangditunjukdanmempunyaiijinresmi.Sedangkansyaratsyarat
boleh tidaknya dilakukan aborsi oleh perempuan hamil, dokter yang
merekomendasikannya.
Dengan tidak dilarangnya aborsi maka perlindl!ngan terhadap korban
dapatterlaksana,tentunyadenganmemfasilitasirumahsakityangditunjuk.
Hal ini menunjukkan bahwa perempuan mempunyai hak untuk kesehatan
reproduksinya.

3.

Kriminolog

Aborsisebagaiakibatkehamilanyangtidakdiinginkankarenaperkosaan
merupakanaborsimedikalis,halinidisebabkanalasanyangmengakibatkan
kondisi korban untuk melakukannya. Namun dalam kenyataan seharihari
aborsimedikalisyangdilakukandokterhanyaditujukankepadaiburumah
tangga.
67

Aborsi baru dapat dilakukan apabila diperlukan tindakan medis untuk


menyelamatkanjiwaibu.
MeskipunsebagianbesaragamasertahukumdiIndonesiadianggapsebagai
perbuatanterlarang,namundaribeberapamedia,terlihatadanyakecenderungan
peningkatanpraktikaborsidiIndonesia.

Tidak semua wanita yang melakukan aborsi, menghentikan


kehamilannyaketenagamedis(bidang,dokterspesialis),melainkanmencoba
carasendirisepertimemakaiberbagaiobatobatan danramuanataumenemui
dukun pijat. Bahkan di Sulawesi Selatan misalnya, praktek pengguguran
kandungan dilakukan dukun dengan memasukan batang alangalang ke
dalam vagina atau di Sulawesi Utara yang menggunakan tangkai daun
singkong karet yang dimasukkan ke dalam vagina. Kedua cara itu
menyebabkanrobeknyaplacentasehinggaairketubandapatkeluardanjanin
bisamatididalam.
Sebenarnya tindakantindakan tersebut sangat diragukan efektifitasnya,
bahkanmenimbulkanbahayabagisiibu.Pembahasanmengenaiaborsibukan
sekedarmamahamibolehatautidaknyamelakukanaborsi,danbukansoalalasan
alasan mengapaaborsidilakukan,melainkanberkaitan denganpersoalanyang
lebihmendasarlagiyaitutingkatkematianperempuan.

AborsidalamUndangundangKesehatandiaturdalamPasal15,pada
undangundangtersebutdinyatakanbahwadalamkeadaandaruratsebagai
upayamenyelamatkanjiwaibuhamildanataujaninnya,dapatdilakukan
tindakan medis tertentu. Sedangkan tindakan medis tertentu adalah
meliputisemuajenistindakanuntukmenghentikankehamilanmulaidari
aborsi hingga tindakan operasi. Namun, dalam penjelasannya Undang
undangtersebutmenyatakanbahwaaborsidilarangdanganalasanapapun
juga. Terlebih lagi dengan penekanan bahwa hal tersebut bertentangan
dengannormahukum,normaagamabahkannormakesopanan.Dengan
demikian, adanya penjelasan atas Undangundang tersebut justru
menenggelamkanpentingnyaupayamenyelamatkanjiwaibuhamil.
Akan tetapi sebenarnya, seketat apapun persyaratan aborsi diberlakukan,
hilakebutuhanuntukmelakukanaborsisudahbulat,makadiijinkanatautidak,
orangtetapakanmelakukannya.

68

Halinimenyebabkan,kerapditemuikenyataanaborsidiberlakukan,hila
kebutuhanuntukmelakukanaborsisudahbulat,makadiijinkanatautidak,
orang tetap akan melakukannya. Hal ini menyebabkan, kerap ditemui
kenyataanorangyangmelakukanaborsi.
Kaitannyadengankorbanperkosaanyangkemudianhamil,walaujarang
ditemukankasusyangterungkapnamunkemungkinandilakukanaborsidapat
sajaterjadi.Menurutistilahaborsiinitermasukaborsiprovocatusyaituaborsi
yang disengaja. Aborsi yang disengaja bisa dilakukan dengan tujuan hak
individualis (bukan untuk tujuan pengobatan), misalnya dengan alasan
sosiallekonomilbudaya/psikologis.
Melakukanaborsitetapsajamembawaresikobagiperempuan,namun
yangpalingpentingadalahmengusahakanuntukmelakukantindakandengan
cara yang paling baik aman. Aborsi di Indonesia masih menjadi isu
kontroversial, salah satu pendapat mengatakan bahwa penyebab tingginya
angkaaborsiadalahkarenapersoalanketidakjelasanlegalitasnya.Jikasuatu
negara memperbolehkan (melegalkan) aborsi maka tingkat aborsi dapat
sedemikianrupaditekan.
Sebagai perbandingan di beberapa negara di Eropa seperti Swiss,
Belandadimanapemerintahnyamelegalkanaborsiyangdisertaipemberian
layananinformasitentangkesehatansejakusiaremaja,pendidikankesehatan
reproduksi di sekolahsekolah, sarana pelayanan medis yang baik,
kemudahankemudahan untuk mendapatkan alat kontrasepsi, berdampak
langsung pada rendahnya tindakan aborsi, Kalaupun ada yang masih
melakukan, hanya terjadi di kalangan pendatang di mana aborsi dianggap
tindakan melawan hukum. Terlebih di negaranegara tersebut kesadaran
masyarakatnyaakanupayapencegahankehamilandankesadaranakanakibat
dariaborsijugasangatbaik.NamundinegaraCina,Vietnam,dimanaaborsi
juga diperbolehkan (legal hukumnya) angka aborsinya justru tinggi.
DemikianjugadiIndonesia,meskipuntidakadaangkayangpastimengenai
hal ini (karena terbatasnya penelitian dan kejadian aborsi sering tidak
dilaporkan)aborsitetapsajadikatakantinggi.
Dari berbagai gambaran di atas, kita dapat melihat bahwa yang penting
hanyapadalegalitasaborsi,tapibagaimanakitadapat

69

menyiapkansaranapelayananyangbermutudenganbiayayangterjangkauoleh
masyarakatuntukmengatasipermintaanaborsi.

4.

Kejaksaan

Pihakkejaksaan dalam melaksanakan tugas,jarangmenerima laporan


dari Kepolisian, khususnya kasus aborsi yang dilakukan wanita akibat
perkosaan.Kasusyangbanyakdilaporkanberkaitandenganperkosaandan
pelecehansexdimanakorbannyaataupelakunyamasihdibawahumur.
Mengenai boleh a tau tidaknya aborsi dilakukan, disamping hukum
pidana telah mengaturnya, hukum agamapun sangat berperan. Namun
demikian kondisi kejiwaan (psikologis) yang terjadi pada korban akibat
perkosaan, menjadi alasan dalam menjatuhkan hukuman. Alasan yang
membolehkanaborsipadadasamyahanyaalasanyangdibuatolehmanusia.
Dilihatdariaspekkesehatanterdapatbatasandilakukannyaaborsi,akantetapi
tidakjelas aborsi yang bagaimana. Hal inilah yang sering dijadikan alasan
mengapamerekamelakukanaborsi.
Padaprinsipnya,sebagaimanadisebutkandalamAlquranSuratAnNisa
dikatakan mengenai janin yang ditiupkan rub di usia 40 hari. Menurut
pandangannya,bahwadiatasusiatersebut,sudahtermasukaborsi.
AdanyapandangandarikalanganLembagaSwadayaMasyarakat(LSM)
yang menginginkan pengaturan dibolehkannya aborsi akibat perkosaan,
tergantung pertimbangan pemerintah. Apakah akan dilakukan pengaturan
sacara khusus, ataukah cukup dengan pengaturan yang sudah ada, pihak
Pemerintah yang akan menilai. Walaupun kasus aborsi banyak terjadi,
namunjarang terungkap pelaku ataupun korban yang tertangkap aparat
Kepolisian,karenaseringditutuptutupikasusnyaolehyangbersangkutan.
Darisudutpandangyangmembolehkanaborsi,merupakanpandangan
nilainilaibudayabaratyangmemangberbeda,baikkultur,polatingkahlaku,
maupun nilainilai agama. Jadi dengan pandangan boleh a tau tidaknya
melakukanaborsiakibatperkosaan,dapatdilihat
70

darikadarkeimananseseorang,sepertihalnyamainjudi,makandagingbabi,dan
sebagainya.
Pelaksanaanhaltersebuttentusajaharusdidukungolehaturanyanglengkap,
karena hal itu merupakan benteng yang kokoh, sehingga tidak terjadi
pelanggaranpelanggarandikemudianhari.

5.

Hakim

Berdasarkanhasilpenelitian,aborsikarenaperkosaanmerupakanhalyang
barudanbelumadakasusnya.Aborsikarenaperkosaanperludipertimbangkan
denganmemperhatikanperlindunganhukumsikorbandanperlindunganhukum
terhadapsidokteryangmelakukanaborsi.

Berdasarkanhasilpenelitian,aborsikarenaperkosaanbelurnjelas
pengaturannya.Untukituperludiaturtebihjelasdalampersoalanaborsi
denganmelakukanperubahanUUNo.23tahun1992tentangKesehatan
ataumembuatperaturantersendiridalamhalpelaksanaanaborsi.

6.

Kepolisian

Dalamduniakedokteran,adabeberapamacamaborsi,yangpertamaaborsi
spontan atau lazimnya disebut keguguran, ini bisa terjadi karena penyakit,
kecelakaan ataupun sebab lainnya atau dengan kata lain aborsi yang tidak
disengaja.Sedangkanaborsiyangdisengajadapatdibedakanmenjadiduamacam
yaituyangpertamaaborsiartificialtherapicus,yakniaborsiyangdilakukanoleh
dokteratasdasarindikasimedis,danyangkedua,aborsiprovocatuskriminalis,
yaituaborsiyangdilakukantanpadasarindikasimedis.
Aborsi dapat dilakukan oleh siapa saja, baik oleh ibuibu maupun gadis
remajadandilakukankapansajatanpapandangbulu.Perbuatanaborsimelibatkan
banyak pihak dan ban yak fakfor, setiap faktor terlibat secara aktif dan
membentukrealitas,yaitubaikpadakorbanperkosaan,pelakuperkosaanmaupun
mereka yang melakukan/membantu proses aborsi. Keadaan ini membentuk
dimensi hukum yang berbeda, bahwa setiap tindakan hukum yang dijatuhkan
harusmempertimhangkan

71

persoalanyangterjadidibelakangtindakantersebut,artinyaapakahtindakan
itu bisa dikatagorikan sebagai perbuatan yang oleh hukum dianggap
perbuatanpidanaatauseba1iknya,karenahukumakansangattidakadil
apabilasuatutindakanyangdilakukandisamaratakantanpaperkecualian.
Dalam Kitab UndangUndang Hukum Pidana yaitu dalam pasal 299,
346,348dan349,secarategasmelarangaborsisecaramutlak,artinyatidak
ada pengecualian. Tetapi dalam penjelasan pasal 10 kode etikkedokeran
Indonesia tahun 1983, dijelaskanpula bahwa larangan pengguguran
kandungan tidak mutlak sifatnya, dan dapat dibenarkan sebagai tindakan
pengobatan,yaitusebagaisatusatunyajalanuntukmenolongibu,demikian
juga d~lam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 15 disebutkan
bahwaaborsikarenaalasanmedisuntukpertamakalinyadimungkinkan.
Padasaatiniaborsibanyakdilakukanolehanakgadis(remaja!belurn
menikah) dengan alasan yang bervariasi, mulai dari alasan tidak mampu
merawatbayi,karenamalu,sampaidenganalasankemampuanekonomiyang
tidakmencukupi.Lebihlebihbilakehamilanitudiakibatkanolehperkosaan,
kecenderungan untuk melakukan aborsi lebih kuat karena biasanya janin
yangdikandungcenderungtidakdikehendakiuntukdilahirkan.

Untuk saat inipun dokter ataupun pihak yang membantu dalam


prosesaborsitidaklagiberpedomanpadapenjelasanpasal10kodeetik
kedokteran 1983 maupun pasal15 UU No.23 tahun 1992 tentang
kesehatan, tetapi di karenakan alasan materi/uang semata, dan proses
aborsi yang dilakukan oleh gadis (remaja/belum menikah) dan dokter
yang membantu, dilakukan secara sembunyisembunyi, karena dalam
prosesaborsiinimemangi1egaldalamartibukankarenaalasanmedis,
tetapikarenaalasanalasantertentuyangtelahdilakukandiatas.Sehingga
diperlukansuatutindakanhukum,terutamaolehaparatkepolisian.
Kesulitan dalam melakukan tindakan hukum diperparah lagi dengan
sikap keluarga korban perkosaan, karena umumnya keluarga maupun
masyarakattidakdilihatsebagaisuatukejahatanapabilape1akunya
72

masihkeluargasendiri.Kekerasanataukejahatandalamhaliniperkosaan
yang dilakukan oleh anggota keluarga hingga saat ini sering diartikan
sabagaiurusaninternkeluargaitusendiri,danbahkanseringkalidipahami
oleh orang tua korban untuk menjaga korban supaya tidak menjalani
proseshukumjikapelakunyasalahsatudarianggotakeluarga,disamping
takutpadasuamiataukeluarga,jugamenjagaketatkerahasiaankeluarga.
Tindakanhukumbarudapatdilakukan,biladalamprosesaborsiterjadi
suatu kesalahan, misalnya si pasienlkorban meninggal. tetapi hila proses
aborsi itupun akan tertutup rapatrapat dan kejahatan inipun sulit untuk
dilacakataupundijangkauolehaparatkepolisian,kecualiadapengaduan.
Aparat kepolisian sangat mengharapkan adanya undangundang yang
secara tegas membedakan antara aborsi biasa mampun aborsi yang
diakibatkanolehperkosaandengansegalasanksinyadanjugamemuatpasal
yang memberikan perlindungan terhadap korban perkosaan dan juga janin
yang dikandung bila si korban hamil. Aparat juga sangat mengharapkan
kepada lkatanDokterIndonesiauntukmemberikanpengawasanyanglebih
ketatkepadaparaanggotanya,agartidakterjadipraktekpraktekaborsiyang
tidak ada indikasi medis, dan polisi juga mengharapkan peran keluarga
maupun masyarakat agar membantu, setiap tindak kejahatan baik yang
dilakukanolehke1uargasendirimaupunsuatutindakkejahatanyangterjadi
dimasyarakatuntuksegeramelaporkankepadaKantorPolisiterdekat.Sebab
tanpabantuandanperandarikeluargamaupunmasyarakat,polisitidakbisa
berbuatapaapabilakejahatanituterjadidalamkeluarga.

7.

DokterKandungan

Di bidang kedokteran istilah keguguran atau Aborsi provocatus lebih


populer dengan sebutan aborsi (pengguguran kandungan), kasuskasus
keguguran sering terdengan di masyarakat namun yang diproses sampai
ditingkat pengadilan hanya sedikit sekali. Hal tersebut tidak terlepas dari
sulitnyaparapenegakhukumdalammengumpulkanbuktibuktiyangdapat
menyeretparapelakuaborsikemejahijau.Kesulitan

73

para panegak bukum dalam mencari dan mengumpulkan buktibukti di


lapangan terse but juga berpengaruh pada upaya penegakan hukum di
Indonesia.BanyakpelakuaborsidiIndonesiayanglolosdarijeratanhukum
karenatidakdidukungbuktipermulaanyangcukup.
Abortus provocatus yang dilakukan secara perseorangan oleh wanita
hamilyangbersangkutanpadasaatusiakehamilanmasihmudadengancara
meminum berbagai macam ramuan tradisional atau obat peluntur haid,
hampir tidak berbekas sama sekali. Sebab yang keluar dari rahim wanita
tersebuthanyalahdarahataugumpalandarahmiripsepertidarahyangkeluar
saathaid.
Jikaditinjaudansegimedis,tidakadabatasanpastikepadakandungan
bisadigugurkan.Kandunganseorangperempuanbisadigugurkankapansaja
sepanjangadaindikasimedisuntukmenggugurkankandunganitu.
Misalnyajikadiketahuianakyangakanlahirmengalamicacatberatatau
siibumenderitapenyakitjantungyangakansangatberbahayasekaliuntuk
keselamatanjiwanya pada saat melahirkan nanti, Sekalipun janin itu sudah
berusia lima bulan atau enam bulan, pertimbangan medis masih
memperbolehkandilakukanabortusprovocatus.
Biasanyadalampraktekkedokteran,pertimbanganutamatetappadadiri
ibu.Dengandemikiannyawanyalebihberhargadaripadanyawaanakyang
dikandungnya.Meski demikian, tidak menutup kemungkinan dokter
berpendapatsebaliknyadengantetapmengacupadakemungkinanpasiendan
keluarganya. Bahkan seringkali dokter harus mengambil jalan tengah,
berusahamenyelamatkankeduanya,ibudananaknya.Sebabpadadasamya
tidakdiperbolehkanmanusiamenghilangkannyawamanusialainnya.Yang
berhakmenghilangkanataumencabut nyawaituhanyaTuhanYangMaha
Kuasa.
Pada dasamya aborsi yang dilakukan secara perorangan atau dalam
bidangkedokterandisebutabortusprovocatusbukanlahhalyangrumituntuk
dilakukankarenadapatdilakukansendiriolehperempuanyangbersangkutan
tanpa bantuan orang lain. Upayaupaya yang bersangkutan tanpa bantuan
oranglain.Upayaupayayanglazim

74

dilakukanadalahminumberbagaimacamobatataujamu,naikkuda/sepeda
secaraberlebihan.Upayaupayasepertiituefektifdilakukanpadakandungan
mingguke5sampaimingguke10,yaitujikayangbersangkutansudahpasti
haidnyaterlambat,merasamualdipagiharidanmerasapastihamil.Upaya
upayainitidakberpengaruhbesarterhadapfisiksiibukarenafisikibujauh
lebihkuatdarifisikembrioyangadadalamkandungan.
Kandungan kehamilan yang tidak diinginkan menimbulkan kepanikan
yang luar biasa pada wanita yang bersangkutan, sehingga ia mau
menghalalkansegalacarauntukmelenyapkankehamilantersebut.Apabila
setelah upaya yang dilakukan sendiri gagal total. Pada kasus yang lazinn
terjadi di Indonesia, si wanita tersebut mendatangi orang yang bisa
menggugurkankandungannyadanbiasamelakukanpekerjaansepertisehari
harinya.Caracarayangdilakukanbiasanyajauhlebihmengerikandibanding
upaya pengguguranpengguguran yang dilakukan sendiri oleh wanita yang
bersangkutan,karenadilakukandengankekerasanataudenganbantuanAlat.

Banyak juga wanita mengalami keguguran kandungan yang


diakibatkanberbagaipenyakityangdideritanyasepertisipilis,malariaatau
inteksi yang disertai dengan demam tinggi. Penyakitpenyakit tersebut
dapatmenyebabkanembriomudadalamrahimitutidakdapat bertahan
terusmenerus dan berkembangsebagaimanamestinya.Abortus jugadapat
terjadi karena kelalaian manusia, contohnya ibu hamil kurang hatihati
menjagakandungannya,artinyasudahtahuhamiltetapimelakukanpekerjaan
yangmenyiksafisikdanmengakibatkankelelahantubuh.Kelelahaninidapat
jugamenjadifaktorutamapenyebabkeguguranterutamapadasaatkandungan
masihmuda.
Keguguranjugaseringterjadi karenawanitahamilyangbersangkutan
mengalami kecelakaan, bentukbentuk kecelakaan yang sering kali mampu
menggugurkan kandungan adalah tabrakan, jatuh terpeleset atau benturan
keraspadaperutibuhamiltersebut.Benturankerasyangterjadipadaperut
hamil membuat kandungan mengalami kontraksi yang menyebabkan
keluamya janin dari tubuh wanita hamil yang bersangkutan. Kadangkala
benturanbenturankerasyangterjadi
75

diperutibuhamilmenyebabkanketubanpecah(ketubanadalahcairandalam
rahimyangmelindungijaninhilaterjadibenturangoncanganakanpecah).
Pecahnyaketubandiikutidengankononstrasirahimakanmampumendorong
keluarnyajanindaritubuhibuhamilyangbersangkutan,meskipunumumya
belummencukupiuntukdilahirkan.Padakandunganyangberusialebihdari
tujuh bulan, pecahnya ketuban dapat ditangani secara medis untuk
menyelamatkanibumaupunjaninnyadenganmelakukanoperasicaesaruntuk
mengangkat janin yang telah mempunyai harapan hidup, Tapi pada
kandungan yang berusia kurang enam bulan, peristiwa terse but biasanya
harus direlakan sebagai suatu kecelakaan janin yang tidak mempunyai
harapanhidup,untukitudirelakangugur,sekalipundemikiansangibuharus
tetapmenjalaniperawatanmedisuntukmemulihkankondisifisiknya.
Se 1anjutnya mengenai Aborsi akibat perkosaan, dari segi medis
perkosaanadalahpemaksaanhubungankelaminseorangpriakepadawanita.
Konsekuensi dari perkosaan adalah terjadinya kehamilan, Kehamilan pada
korbanperkosaanolehwanitakorbanperkosaanyangbersangkutanmaupun
keluarganyajelastidakdiinginkan.Haltersebutmenyebabkanwanitakorban
perkosaanmenolakkeberadaanjaninyangtumbuhdalamrahimnya.
Seorangkorbanperkosaan tidakakanmerasa berdosa sekalipuntelah
menggugurkankandungannya,karenakorbanperkosaanmenganggapbahwa
janinyangadadiperutnyamerupakansumbermalapetakayangharusdibuang
jauhjauh.Olehkarenaituwanitakorbanperkosaanharussegeramendapat
pendampingandandukunganmoralterutamadarikeluarga.Pendampingan
dan dukungan moral dari pihakpihak yang bersimpati, kemudian adanya
kesempatan dan tempat untuk menumpahkan segala perasaannya serta
tindakantindakanmedisdaruratdapatmeringankanataumencegahtrauma
psikiskorban.
Pendapat Nara Sumber, dr. Kartono Mohamad (Mantan Ketua IDI)
berkaitandenganaborsipadaprinsipnyasamadengankegiatanpembedahan,
memberi suntikan, transkripsi dan sebagainya yang dilakukan untuk
menolongseseorangagarterbebasdaripenyakitdanmencegahkomplikasi
seorangpasien.Sepertihalnyaamputasiyang

76

dilakukankepadaseseorang,merupakanhalyangtidakmengenakan,karena
harusmenghilangkanbagiantubuhuntukmenghindari halyanglebihjauh
berbahayabagikesehatannyamisalkankerpadakaki.
Seorangdokterakanmemandangaborsisepertihaltersebut,karenacara
konvensionalsudahtidakbisamenolongdanbisamemberikanefeksamping
kepada perempuan tersebut, lain hainya dengan pandangan ahli hukum,
terutamatimyangmembuatRancanganKitabUndangundangHukumPidana
(RKUHP), yang memandang abortus sabagai suatu tindakan kriminal di
manadokteryangmenolongperempuantersebut dapat dituduhmelakukan
tindakpidana.Dalamhaliniprofesidoktersepertidiikattangannya,sehingga
sulitmelakukanprofesinyasebagaidokteryangharusmenolongpasiennya.
Banyaknyapraktekaborsi,darisegisosiologislebihseringtetjadikarena
keinginan si perempuan yang hamil, karena bel urn ada aturan hukumnya
maka dampak praktekpraktek illegal yang membuat tarif semaunya dan
sangatmahal.

Terdapat beberapa alasan, mengapa dilakukanaborsi,antara

lain:
1.

Siperempuantidaksiapuntukhamildikarenakanbeberapafaktor(misalnya:
masihsekolah,tingkatekonomisulit).

2.AdanyakegagalanalatkontrasepsiKeluargaBerencana(PemakaipilKB
sekitar20jutaorang,dan5%daripesertaKBtersebutseringkaligagal).
3.

4.
5.

6.

Adanya kontrak kerja (selama 3 tahun pertama tidak boleh hamil bagi
karyawatiperusahaantertentu).

Akibatperkosaan(incestseringterjadi).

Adanya penyakit bawaan yang berbahaya (misal: Thalasemia Down


Syndrome,dansebagainya)

Ketidaktahuandariremajaakankehamilan,

Bagiperempuanyangmelakukanaborsiakibatperkosaanmengalami
berbagaimacamsanksiyangdialami,baikdariternan,

77

lingkunganmaupunkeluarga.Terlebihlagistigmaejekanyangharusdiderita
hinggausiakandunganmencapai 9bulanlamanyamerupakanpenderitaan
yangsangatsulitdihadapinya.
Oleh karena itu, dalam Pasal tentang Aborsi di Rancangan Kitab
Undangundang Hukum Pidana (RKUHP) yang akan datang sebaiknya
aborsiakibatperkosaandibolehkandanpasalyangadasekarangdiharapkan
digantidenganyangbaru.DemikianpulaPasal15UUKesahatan (UUNo..
23 Tahun 1992), sebaiknya dicabut, mengingat tidak sesuai dengan
penjelasannya,sehinggaPeraturanPelaksanaannyatidakjalan.
Berdasarkan hal tersebut, kiranya sudah saatnya Pemerintah
berkewajibanmelindungiperempuandaripraktekaborsiyangtidakamandan
tidak menyamakan aborsi dengan pembunuhan. Oleh sebab itu dengan
adanyaaturantentangaborsi,makapraktekpraktekillegaltidakakanterjadi
danpemerintahmenentukanpersyaratanyangharusdipenuhisepertiDokter,
Bidanyangahlidanterlatih,saranayangmemenuhisyarat,dansebagainya.
Sehinggaperempuanyanghamiltidakberisikoterhadapalatreprod~ksinya.

78

BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.

Ketidalipastian hukum, akan muncul dalam aborsi akibat perkosaan,


karena tidakjelasnya aturan hukum pidana yang mengatur masalah
tersebut, artinya masih adanya kesimpang siuran interpretasi yang
akibatnyaterdapatdualismepandanganterhadapaturanaborsiyangada
sekarang,padaprinsipnyahaltersebutakancukupmenyulitkandalam
penegakanhukumnya.

2.

Karenamasihterbatasnyaaturanmengenaiaborsi,bahkanuntukaborsi
akibatperkosaantidakadaketentuanyangbisadijadikanacuan,sehingga
penanggulanganaborsiakibatperkosaanakanmengalamihambatanpada
tahapimplementasidilapangan.

3.

Berbagai kebijakan hukum bisa diambil diantaranya dikeluarkannya


aturanmengenaiaborsi(padaumumnya)secaralengkapdansistematis,
secarakhususaborsiakibatperkosaan harus diatur,baikdalamaturan
yangberadadiluarKUHPidanaatauRUUKUHPidana,ataupundiatur
secara rinci di dalam RUU KUHPidana, apakah perbuatan tersebut
merupakan perbuatan tindak pidana atau tidak hal itu menipakan
persoalanlain,namunkejelasanataudiaturnyapersoalandemikianpaling
tidak,tidakakanmembingungkanpenegakhukum.

B. Saran
1.

Apayangdibahasdalampenelitianinihanyalahsatusisi daribanyaksegi
mengenai aborsi, oleh karena itu untuk melengkapi penelitian ini
disararikan pula dilakukan penelitian dari berbagai disiplin ilmu,
sehinggamasukannyabersifatlebihkonprehensifdanterarah.

2.

Perlunya dipertimbangkan, disamping indikasi medik, pertimbangan


sosialdanbudayadimasukankedalamalasanalasanaborsi,mengingat
terjadinyaperubahanfundamentalmasyarakatterutama

79

menyangkut tata nilai dan kebutuhan global, sehingga aborsi akibat


perkosaan bisa memperoleh tempat yang layak di mata masyarakat
Indonesia.
3.

Untukmendukungdanmenunjanghaldiatas,perludilakukanpenelitian
yang lebih komprehensif, terutama menyangkut sikap masyarakat
terhadapjenisaborsiakibatperkosaan,karenaapabilaakanmelakukan
kriminalisasiataudekriminalisasi,pendekatannilai,sosialdanfilosofis
menjadisangatpenting,yaitulegalisasisecarayuridis,faktualdanmoral

4.

Sebaiknya Pasal 15 Undangundang No. 23 Tahun 1992 tentang


Kasehatan dicabut mengingat bunyinya tidak sesuai dengan
penjelasannya,sehinggaPeraturanPelaksanaannyatidakjalan.

5.

Pasal tentang Aborsi akibat perkosaan dalam Rancangan Undang


Undang KUHPidana sebaiknya diatur dan diperbolehkan, sehingga
perempuanterlindungidaripraktekpraktekyangtidakamandanilegal.

80

DAFfARPUSTAKA

Abd.Wahid,ModusModusKejahatanModem,Tarsito,Jakarta,1993.
AlBahawati,KasysyafulalQina,JuzI,MaktabalNashralHaditsat,Riyadh.
A.Rosenfeld,S.Men,Abortion,dalamW.Rrich(ed)EncyclopediaofBioethks,
revisededition,NewYoiKMacMillan,1995,vol.1.

BardaNawawiArief, KebijakanLegis/atifDalamPenanggu/angan Kejahatan


denganPidanaPenjara,penerbitUniversitasDiponegoro

Semarang,1994.
C.B.Kusmaryanto,KontroversiAborsi,GramediaWidiasaranaIndo
nesia,Jakarta,2002.
DamadAfandi,Majma'alAnharfSyarhMultaqaa/abhorJuz2,
Mathba'atalAmirat,1328H.

EdwinMSchar,LawandSociety,NewYork,RandomHouse,1967.
Erik Eckholm dan Kathleen Newlan, Wanita, Kesehatan dan Keluarga

Berencana, terjemahan Masri Maris danNy. Sukarto, Sinar Harapan,


Jakarta,1984

ErvinHPollack,FundamentalofLegalResearch,Brooklyn,TheFoundationFrees,
1967.

Ibn'Abidin, HasyiyatIbn'AbidinJuz3, MusthafaalBabialHalabi,Mesir,


1966.
ImamAlGhazali, Ihya'UlumalDinJuz2, MusthafaalBabialHalabi,Mesir,
1939.

I.SSusanto,Kriminologi,FakultasHukumUniversitasDiponegoro
Semarang,1995.
JMJacobsteinandRoyMMersky,LegalResearchIllustrated,1977

Kompas18Oktober2000,dalamartike1"JanganKirimiAkuBunga"Kompas27
Oktober2000

81

HarianMediaDakwah,Oktober1992
HarianPe1itatanggal4Februari1992.
HarianPelita,September1992.
BeritaIkatanDokterIndonesiaBIOI,25Agustus,1998.
Kompas,30November1997
Kompas,28Maret2000.
Kompas,28Agustus2000
MediaIndonesia,13Oktober2001.
MediaIndonesia,7Agustus2001,
Kompas,30November1997.
Kompas,7Desember1997.

82

Anda mungkin juga menyukai