TENTANG
ASPEKHUKUMPELAKSANAAN
ABORSIAKIBATPERKOSAAN
DisusunOlehTim
DibawahPimpinan
Dr.MienRukmini,S.H.,M.S.
BADANPEMBINAANHUKUMNASIONAL
DEPARTEMENKEHAKIMANDANHAKASASIMANUSIA
PENELITIANTENTANGASPEKHUKUM
PELAKSANAANABORSIAKIBATPERKOSAAN
Editor:
SyaifulWatni,S.H.
NursalamSianipar,S.H.
TheodrikSimorangkir,S.H.,M.H.
Sutriya
;-::::-:;ouSTAKAAN HUKUM
NO. !NDUK
I? o'}_Cf_
(J.
TANGGAL
NJ. KELAS
I+ I
~'
C:!_t/rt/'~D~AH
('..;pyKE
<"''>....,
- II
--
..-----
<1-o (..o
261./0
I fAn
~~-,..
...
'
BADANPEMBINAANHUKUMNASIONAL
DEPARTEMENKEHAKIMANDANHAKASASIMANUSIA
KATA PENGANTAR
Masalah"Aborsi"danhukumnyamerupakanpermasalahanyangtak
kunjungtuntasdibicarakan.Karenadalamkenyataannyaperkembangan
teknologidanbudayamanusiamakinlamamakinbanyakmerubahmoral
dan prilaku manusia dan karena itu aborsi makin banyak dilakukan
manusia;diseluruhdunia,tidakterkecualidiIndonesia.
Penulisan yang dipimpin oleh Dr. Mien Rukmini, S.H., M.S., ini
melihat bagaimana upaya pemerintah untuk menyelesaikan persoalan
pelakuaborsiakibatperkosaan,mengingatsampaisaatinimasihterdapat
ketidakpastian hukum pidana yang mengatur masalah tersebut, artinya
masih adanya kesimpangsiuran interpretasi yang akibatnya terhadap
dualismepandanganterhadapaturanaborsiyangadasekarang,danpada
akhimyaakandapatmenyulitkandalampenegakanhukumnya.
Kepada Ketua Tim dan Anggotaanggotanya yang telah
berpartisipasidalammelakukanpenelitianinikamiucapkanterimakasih.
Jakarta,
Juli2004
--
RomliAtmasasmita,S.H.,LL.M.
KATAPENGANTAR
Jakarta,November2002
PenelitianAspekHukumPelaksanaan
AborsiAkibatPerkosaan
Ketua,
ttd.
Dr.MienRukmini,S.H.,M.S.
v
DAFTARISI
Him
KATAPENGANTAR.........................................................................................v
DAFTARISI.................................................................................................XII
BABI PENDAHULUAN.................................................................
A. LatarBelakangPenelitian.......................................................................1
B. IdentifikasiMasalah................................................. ...........9
C. TujuanPenelitian....................................................................9
D. KontribusiPenelitian..............................................................10
E. KerangkaPemikiran..............................................................10
F. MetodePenelitian....................................................................13
G. WaktudanLokasiPenelitian................................................16
H. SistematikaLaporanPenelitian.............................................16
BABII TINJAUANTEORITIS..............................................................18
A. PengertianAborsi..................................................................18
B. MacammacamAborsi...........................................................20
C. AborsiAkibatPerkosaan....................................................22
D. CaraPelaksanaanAborsi.......................................................23
E. SejarahSingkatAborsi........................................................25
F. AborsiSebagaiMasalahEtisSosial.....................................28
G. AborsidariSudutPandangHukum.........................................30
BABIIIHASILPENELITIAN................................................................35
A. DataYuridis.........................................................................35
1.MasalahHukumApaYangMunculDariAborsi
YangTimbulAkibatPerkosaan......................................35
2.BagaimanaHukumPidanaIndonesiaMenang
gulagiAborsiyangTimbulAkibatPerkosaan...............39
3.KebijakanHukumYangBisaDilakukanUntuk
MenanggulangiPersoalanAborsiKarenaPerko
saan....................................................................................47
VI
I
B.
DataEmpiris............................................................ 53
I.
PandanganPsikolog...........................................
2.
LembagaBantuanHukum.................................
3.
Kriminolog........................................................
4.
Kejaksaan...........................................................
5.
Hakim............................................................
6.
Kepolisian..........................................................
7. DokterKandungan............................................
53
54
55
56
57
59
61
BABIVANALISAHASILPENELITIAN................................. 62
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.PandanganPsikolog.................................................
LembagaBantuanHukum.......................................
Kriminolog...............................................................
Kejaksaan.................................................................
Hakim.......................................................................
Kepolisian................................................................
DokterKandungan...................................................
62
65
67
70
71
71
73
BABVPENUTUP...................................................................... 79
a.
b.
Kesimpulan.............................................................. 79
Saran.................................................................... 79
DAFfARPUSTAK.A..................................................................... 81
XIII
BABI
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangPenelitian
Aborsi,1ataulebihseringdisebutdenganistilah"pengguguran janin"
merupakan fenomena sosial yang semakin hari semakin memprihatinkan.
Keprihatinanitubukantanpaalasan,karenasejauhiniperilakuaborsibanyak
menimbulkanefeknegatifbaikuntukdiripelakujugaterhadap masyarakat
luas.Abdul Bari Saifuddinpadasaat itumenjabat KetuaUmum PBPOGI
(PersatuanObstetridanGinekologiIndonesia),padaacarapengukuhanjabatan
gurubesamyadiUniversitasIndonesiamengungkapkan,
"bahwasetiaptahunadasekitar50(limapuluh)jutawanitamelakukan
aborsididunia.Angka50(limapuluh)jutainidiperkirakanakanterus
meningkatdiberbagainegara,termasukdiIndonesia,lebihlebihsebagai
akibatmeningkatnyaangkaangkakehamilandiluarnikah".2
Kehamilandiluarnikahmemilikikorelasidengankasusaborsi,artinya
aborsiitudilakukankarenakondisikehamilanyangdiprodukmelaluiikatan
pergaulan adultry,baikyangbermoduspromiskuitas(hubunganseksdengan
bergantigantipasangan)maupunkarena"kumpulkebo"(samenIeven).
I.
AborsiProvocatusadalahistilahlatinyangsecararesmidipakaidalamkalangankedokterandan
hukum.maksudnyaadalahdengansengajamengakhirikehidupankandungandalamrahimseorang
perempuanhamil.Namunperludiperhatikanuntukperistilahaninibahwaaborsiprovocatusharus
dibedakan dengan aborsi spontaneus, di mana kandungan seseorang perempuan hamil dengan
spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara "aborsi yang disengaja dan aborsi spontan. Dalam
bahwa Indonesia yang pertarna kita sebut 'pengguguran kandungan", sedangkan yang kedua
dinamai"keguguran".Untukrnenunjukkanpenggugurankandungan,istilahyangpalingpopuler
sekarang adalah "aborsi", yang tentunya dibentuk berdasarkan kata lnggris abortion. Lihat K
bertens,AborsisebagaiMasa/ahErika.PTGrarnediaWidiasaranaIndonesia,Jakarta,2002,hal.I
2. Abd.Wahid,ModusModusKejahatanModern,Tarsito,Jakarta,I993,hal.I2.
Maludiketahuiolehorangtuaataukeluargadanmasyarakat,
Priayangmenghamilinyatidakbertanggungjawab(kabur),
Masihsekolah,
Kondisiekonomiyangtidakmencukupi,
Janinyangdikandungdarikasusperkosaan,
Dorongandarikeluarga(orangtua)ataulainnya. 5
Menurut majalah Time tanggal9 Desember, pelaku aborsi di beberapa negara di Luar Indonesia
dilakukanolehpararemaja,misalnyadiAmerikaSerikat,bahwatingkatkehamilanperseriburernaja10
(5diantaranyadigugurkan),Inggris4,5(1,75digugurkan),Kanada
4,5(I,8digugurkan),Perancis4,5(I,8digugurkan),Swedia3,5(2,Idigugurkan)danBeIandaI ,5(0,5
digugurkan). Di AmerikaSerikatsekitar80%anaksekolahtelahrnelakukanhubunganseks.Menurut
CatatanBiroPusatStatisrikkeluargadanPelayananSosialdiAmerika,jumlah
anak haram telah rnencapai 4 (empat)juta setiap tahun (Lihat harian media Dakwah, Oktober
1992).DiIndonesiasepertiyangdiungkapkanolehHarianPelitaTanggal4Februari1992,praktek
aborsidikalanganrernajajugacukupmemprihatinkan,misalnyaKepolisianDaerahSurnaterayang
berhasilrnembongkarpraktekaborsiyangdilakukanolehperawatwanitaDinasKesehatanKota
(DKK)temyatakonsumennyabanyakyangpelajarSLTAdanrnahasiswayangkehamilannya
dihasilkandanhubunganseksdiluarnikah.BegitupulahasilpelacakanmajalahEditor29Agustus
1992,bahwakhususuntukkotaJakartasajaada5000(limaribu)orangyangmelakukanaborsi,
48%umur20tahunkeatas,46%umur1619tahundan 5,5%umur1213tahunsetiapbulannya.
SedangkandiBalitahun1990adaseratusrernajaperbulannyayangmelakukanaborsi.
4.
HellyPSutjiptodanFatorrachrnandariPusatPenelitianKependudukanUniversitasGadjahMadapemah
menelititentang"SikapRernajaterhadapAborsi".Respondendiambildarirernajabelummenikah(1424
tahun)sebanyak1.435orang.Pandangannyaterhadapkehamilandiluarnikah,73,7%(pria)dan76,8%
(wanita) menyetujui janinyangdikandung tetapdipelihara hiduphidup,setuju digugurkansebanyak
6,4%(pria)danI0,7%(wanita).
Tetapisecarageneralterungkapbesamyatoleransirernajapadaaborsidenganalasansepertitidakrnampu
merawat bayi (23,1%), umur ibu masih terlalu muda (25,1%). pria yang menghamilinya tidak
bertanggungjawab(29,I%),pemerkosaan(54,8%).ekonomiyangtidakmencukupidancaJonibunya
masihsekolah(34,32%).UraianlengkapmengenaihasilpenelitianinibisadilihatdiTempo,2Juni,tahun
1990.
Aborsi,dibeberapanegaramasihmerupakanwacanayangdilematis
danmengundangbanyakperdebatan,apakahaborsimerupakankejahatan
atausebaliknyasebagaisesuatuhakyangharusdilindungiolehhukum.
Nafis Sadik selaku Direktur EksekutifNFPA (badan PBB untuk Dana
Kependudukan)padapenutupanKonferensiKependudukanAsiaPasific
ke 4 di Nusa Dua Bali mengatakan bahwa PBB tidak pemah mereko
mendasi aborsi (aborsi) sebagai bagian dari metode family planning.
NamundemikianPBBjugatidakpemahbisasecarategastegasmelarang
anggotanya yang melakukan praktek aborsi, karena belum6 adanya
kesepakatan hukum yang melarang atau memperbolehkannya.
Profesi
medissendiridengantegasmenolakaborsi.7
Kontroversiitusetidaknyadilatarbelakangipersoalanberikut:
1.
Pengaruh ajaran agama yang masih kuat berakar yang pada umumnya
memberikanlandasannormatifmengenaiaspekproteksiterhadapeksistensi
janindansekaligusmenentangkerasadanyapraktekaborsi;
2.
3.
Kondisi modem atas gaya hidup manusia (human life style) yang sudah
terseretolehgelombangdoktrintipikalsekuleryang
5.
6.
7.
Abd.Wahid,ModusModusKejahatanModern.Op.,C'it.hal.15.
LihatdalamHarianPelita,September1992.
Di Amerika suara para dokter berkurnandang dengan lebih jelas sejak mereka, berhimpun dalam
organisasiprofesiyangresmi.MisalnyaAmericanMedicalAssociation(AMA)yangdidirikanpadatahun
1847, dalam muktamamya yang perdana mengeluarkan pernyataan anti aborsi yang keras. Sikap anti
aborsiinimenandaijugaikatanikatandokeryangterbentukdinegaranegaralaindandapatdimengerti
merekaberdampakkuatalaskebijakanncgaramasingmasing.LihatKBertens,AborsisebagaiMasalah
Etika,Op.,Cit,hal,5.
Praktekaborsiilegalyangmengakibatkankematianbagiibu.Misalnya
saja untukAlbaniadan
Bangladesh50% kematian ibuterjadi karena
tindakaborsi.8
Jika dirinci menurut status negara maju dan berkembang maka tidak
semua negara maju yang disurvei membolehkan atau melegalkan aborsi
dengan hampir semua indikasi justifikasi, kecuali indikasi atas dasar
permintaan, yang baru mencapai 67 %. Sebaliknya ada 38 negara
berkembang yangtelahmengizinkanaborsi denganalasanlebihdarisatu.
Untungnyadari43(87%)negaraberkembangmembolehkanaborsidengan
alasanuntukmenyelamatkanjiwa,hanya13%yangmembolehkandengan
alasan sosial ekonomi. Lebih jauh hanya 5% negara berkembang
membolehkanaborsiataspermintaanpasien.
Negaranegara yang membolehkan aborsi dengan alasan untuk
menyelamatkan jiwa ibu (kehidupan wanita) seperti Afghanistan,
Bangladesh, Brunei Darusalam, Angola, Antigua, Barbuda, Benin, Brazil,
BostwanadanDominika.BahkandiBangladesh,aborsidipandangsebagai
bagiandariregulasimenstruasiwanita(ProgramKB)danbolehdilakukan
sepanjang masa gestasi (usia kehamilan tidak lebih dari enam bulan).
Sekalipun demi keselamatanjiwa, akan tetapi secara formal aborsi tetap
dilarang di beberapa negara, seperti Chili, Afrika Tengah dan Mesir,
Sedangkanadasepuluhnegarayangsecaraformalmembolehkanaborsiatas
permintaan pasien. Negara kategori ini adalah Albania, Austria, Belarus,
Bulgaria,Canada,Cina,Kuba,Cekoslovakia,DenmarkdanEstonia.
Apabiladitelusuriperilakuaborsiberkaitaneratdenganposisiwanita
yangcenderungseringmenjadikorban dariperilakukekerasanseksual,baik
dikalangankeluarga,atauorangorangdekatmereka.Pelecehanseksualdan
pemerkosaan merupakan dorongan mengapa seorang wanita melakukan
tindakanaborsi.Khususterhadaptindakaborsiyangteijadi
8.
Abd.Wahid,ModusModusKejohotonModern,Op.Cit.hal.9.
2.
Diperkirakan40%pelakupencabulanterhadapanakdibawahumurini
adalahorangtuanyasendiri,sepertiayahkandung,ayahtiriatauayah
angkat.
3.
dekatdarikeduaorangtuanyadantetangganya.9
Perilakukekerasanataukejahatanyangterjaditerhadapanakperempuan
dalamkeluargaolehmasyarakatpadaumurnnyaseringtidakdilihatsebagai
suatukejahatan.Kekerasanyangdilakukanolehanggotakeluargahinggasaat
ini seringdiartikan sebagai urusan intern keluarga itusendiri, danbahkan
seringkali dipahami bahwa 10apa yang dilakukan tersebut dalam rangka
mendidikanakanakmereka. Jikademikianpersoalannyamakabukantidak
mungkinapabilakejadiankejadian
9.
M.MuntajiBillah,KekerasanSeksua/padaAnakAnakdanRemaja,LAKDESDAM,1977,hal.34.
I0.LitaPumarna,KekerasanTerhadapAnakPerempuan.jumalPerempuan,Edisi16,YayasanJumal
Perempuan,2001,hal.39.
sepertipemerkosaanterhadapanakperempuanyangdilakukanolehanggota
keluarga terdekat juga dianggap sebagai sesuatu permasalahan dalam
keluarga, dan tidak ada kaitannya dengan masyarakat atau pemerintah.
SebagaiilustrasibisadiangkatapayangterjadipadaDina,gadisberusia15
tahunyangmengakudiperkosaolehpamanpamannyasejakberusia9tahun.
Simak apa yang dituturkan dalam wawancara dengan Radio Jurnal
Perempuan,
"WaktuituDinamasihkecilterusadikbapaknyayangbemamaDaniel
menodai Dina, ia sering mengancam Dina dengan pisau, kalau Dina
ngadu Dina akan dibunuh katanya, lalu yang nomor 2 Hendri yang
melakukannya siang hari waktu11ia pulang kerja dia juga mengancam
Dinaakandibinuhkalaungadu".
Menurut Rita Serena Kolibonso, Direktur Eksekutif Mitra
Perempuan, Yayasan Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan "Jika
pelakumemilikihubungankeluargadengankorban,apalagiiaadalahayah
korbansendiri,makinsulituntukmenjangkaukorbanapalagimemprosesnya
secarahukum.Orangtuacendrungmenjagakorbanuntuktidakmenjalani
proseshukum.Ibukorbanjugasulitdiharapkanuntukmembantukarenatakut
kepadasuamidankeluarga.Padahaldalamproseshukumseoranganakyang
berusiakurangdari12tahunharusdidampingiorangtuaatauwali."Situasi
diperparah dengan idiologi jaga praja, atau menjaga ketat kerahasiaan
keluarga, khususnya dalam budaya jawa "membuka aib dalam keluarga
berarti membuka aib diri sendiri ", situasi demikian menurut Harkristuti
Harkrisnowo dalam berbagaikesempatanmenyebabkantingginyathe dark
12
number karena tidak dilaporkan. Padahal dampak dari perilaku yang
demikian memang cenderung merusak mental korban bahkan seringkali
mengalamiketerbelakanganmental.MisalnyaseoranganakTKberusialima
tahun diperkosa tetangganya, anak tersebut memerlukan waktu berbulan
bulan untuk bisa bekerja sama dengan bantuan konseling psikologi dan
psikiatri.Setelahbisadiajakkerjasamapuntidakpulihsepertisemu1a.
II.RadioJumalPerempuan,"PemerkosaanTerhadapAnakPerempuan'"No.33,2000.12.
Kompas18Oktober2000,dalamartikel"JanganKirimiAkuBunga.
Adaperubahanperilakusukamengguntingrambutdanmenolakmemakairok. 13
Bahkandampaklainadalahaborsiapabilaperbuatanitumenghasilkanjaninyang
dikandugolehsikorban.
ditempuh. Mereka menekankan babwa perempuan hamil mempunyai hak untuk menguasai tubuhnya
sendiri.Perempuanberhakuntukmengambilkeputusanmau
Namunbukanitupersoalanyanghendakdikedepankandalampenelitian
ini,penelitianinibermaksuduntukmengkajisecaramendalamaspekhukum
yangmunculdariperilakuaborsiyangdiakibatkanolehpemerkosaan.Karena
pada posisi demikian pelaku aborsi adalah pelaku tindak pidana yang
sekaligus merupakan korban dari perilaku tindak pidana lain dan secara
prinsipkeduatindakpidanaituberdirisendiridalamKUHPidana.
Tidakdipungkiripemerkosaanmerupakankejadianyangamattraumatis
untukwanitayangmenjadikorban.Banyakkorbanperkosaanmembutuhkan
waktulamauntukmengatasi pengalaman ini,danmungkinadajugayang
tidakpemahlagidalamkeadaannormalsepertisebelumnya.Jikaperkosaan
itumengakibatkankehamilan,makapengalamantraumatisakanbertambah
besar.
Apakah pemerkosaan bisa dijadikan alasan agar si wanita itu bisa
melakukan aborsi, apakah pemerkosaan bisa dijadikan alasan medik atau
terapeutik, persoalan ini merupakan persoalan yang harus dijawab, harus
diakui sejauh ini hukum belum bisa menjelaskan fenomena itu sehingga
mampu melindungi korban lebih baik. Misalnya sebuah polemik muncul
ketikapadasaatsesudahterjadinyakerusuhanMei1998diJakartadanSolo,
timbuldiskusidalammasyarakattentangbolehtidaknyadilakukanaborsibagi
korban pemerkosaan yang menjadi hamil akibat peristiwaperistiwa yang
mengerikanitu.BeritaIkatanDokterIndo
melanjutkankehamilannya atau sebaliknya, mau menghentikannya orang lain tidak boleh ikut
campur. Jika argumentasi ini dikemukakan dengan cara ekstrem, hak atas aborsi ini sering
dimengertisebagaihakmutlak.Tetapijikaargumentasiinidikemukakanlebihmoderat,hakatas
aborsibisadipertimbangkanlagiterhadapfaktorfaktorlain.Pandanganlainmenyangkuthakjanin
bukansajaibuhamilyangmempunyaihak,janindalamkandunganpunmempunyaihak,yaituhak
untukhidup.Argumentasiinibanyakdipakaiuntukmenolakaborsi.DiAmerikaSerikatsendiri
saatinimunculapayangdisebutdengangerakanprolife,yangmenekankanhakjaninuntuk
hidup,bagimerekayangmengaborsijaninsamadenganpembunuhan.Keduaadagerakanpro
choice,mengedepankanpilihansiperempuanrnaumelanjutkankehamilannyaataumengakhirinya
dengan aborsi. Kedua aliran ini bersifat ekstreem. Ada juga yang berkornentar tidak jelasnya
peraturansertabeberapaperaturanpelaksanayangbelurnadamenyebabkanpersoalanaborsitidak
bisadiselesaikansecaratuntassebagaicontohmisalnyamasihterdapatnyaperbedaanmenafsirkan
terhadapperbuatanaborsimedicalisdankriminalis.LihatK.Bertens, AborsiSebagaiMasalah
Etikn.Op.Cit.hal.2631.
nesia(BID!)menyikapidiskusiitudengansebuahpemyataandariketuaUmum
PBIDIbahwaaborsipadawanitahamilakibattindakpemerkosaanhanyadapat
dilakukanbilamanaterdapatindikasimedisdanaborsitanpaindikasimedistetap
dilarang.Tetapihalitujustrumenjadipolemikberkepanjanganyangtidakbisa
diselesaikanhinggasekarang,karenaindikasimedisitusepenuhnyaberadapada
ahliahlikedokteranbaikkandungan,kejiwaan,danlainsebagainya.
Tetapi hal yang sangat menarik disini persoalan hukum apa yang bisa
muncul, atau dapatkan pemerkosaan dikategorikan a tau indikasikan sebagai
alasanterapeutikuntukmelakukanaborsi,karenapersoalanpsikologisiwanita,
aspekhukumapasajayangmunculsertabagaimanaupayapenanggulangannya
merupakanfokusutamaakandaripenelitian
llll.
B. IdentifikasiMasalah
Bertitik tolak dari Jatar belakang penelitian di atas untuk memudahkan
pokokkajianselanjutnyaakandikemukakanidentifikasimasalahsebagaiberikut:
1.
2.
3.
Masalah hukum apa yang bisa muncul dari perbuatan aborsi karena
pemerkosaan.
Bagaimana Hukum Pidana Positif di Indonesia menanggulangi perilaku
aborsiyangtimbulkarenapemerkosaan.
Kebijakan hukum yang bagaimana yang bisa dilakukan untuk
menanggulangi persoalan aborsi karena pemerkosaan terutama dikaitkan
denganupayapembaharuanhukumpidanamenyongsongRUUPidanabaru.
C. TujuanPenelitian
Penelitianinibertujuansebagaiberikut;
1.
2.
3.
Sekaligusmenemukanmodelkebijakanhukumyangbagaimana yang
bisa dilakukan (pembentuk undangundang) untuk menanggulangi
persoalanaborsikarenapemerkosaanterutamadikaitkandenganupaya
pembaharuanhukumpidanamenyongsongRUUKUHPidanabaru.
D. KontribusiPenelitian
a.KontribusiTeoritis
Penelitianinidiharapkanmampumemberikangambaranmengenai
berbagai persoalan hukum diseputar perilaku Aborsi karena
pemerkosaan, pengaturan hukumnya serta kebijakan penanggulangan
dan perlindungan hukum yang bisa diberikan yang mudahmudahan
dapat memperkaya khasanah pemikiran mengenai aspek hukum dan
aborsi karena pemerkosaan, kaitainnya dengan upaya pembaharuan
hukumpidana.
b. KontribusiPraktis
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi praktis bagi para
akademisi, pengambil kebijakan, pembuat peraturan perundang
undangan, atau bagi aparatur penegak hukum. Bagi masyarakat, bisa
diperolehinformasimengenaiaspekhukumdiseputaraborsiprovocatus
karenapemerkosaan.
E. KerangkaPemikiran
Aborsiterdiridariduamacam;
1.
2.
Aborsiyangdisengaja(aborsiprovocatuslinducedprovocation)yangterdiri
dariduamacamyaitu:
a.
10
Aborsiartificialtherapicus,yakniaborsiyangdilakukanoleh dokter
atas dasar indikasi medis. Misalnya jika kehamilan diteruskan bisa
membahayakanjiwasicalonibu,karena
misalnyapenyakitpenyakityangberat,antaralainTBC,ginjal,darah
tinggiakut,danlainsebagainya.
b.
Aborsiprovocatuskriminalis, ialahaborsiyangdilakukantanpa
dasar indikasi medis, Misalnya aborsi yang dilakukan untuk
meniadakan basil hubunganseksdi luar perkawinan
a tauuntuk
mengakhirikehamilanyangtidakdikehendaki.16
Aborsi bukanlah perbuatan yang dengan begitu saja muncul dan bisa
terjadi atau17 dilakukan oleh seseorang, namun aborsi merupakan proses
konstruksi, yaituperbuatandimanamelibatkanbanyakpihakdanbanyak
faktor. Apabila kita gambarkan maka aborsi karena pemerkosaan adalah
~ebagaiberikut:
~-
~ Masyarakat ~
I
I
J
Pelaku
Korban/Pelaku
Pemerkosaan
I
Aborsi
Pihaklain:
I. Melakukanaborsi
2.Membantu
AturanPidana
16. MasjfukZuhdi,IslamdanKeluargaBerencanadiIndonesia.Binallmu,Surabaya,1986,hal,39.
17. InimerupakanpandanganKriminologiKritisyangberpendapatbahwafenomenakejahatansebagai
konstruksisosial,artinyamanakalamasyarakatmendefinisikantindakantertentusebagaikejahatan,
makaorangorangtertentudantindakantindakanyangmungkinpadawaktuitutertentumemenuhi
batasan sebagai kejahatan. Ini berarti bahwa kejahatan dan penjahat bukanlah fenomena yang
berdiri sendiri yang dapat diidentifikasikan dan dipelajari secara objektif oleh ilmuwan sosial,
sebabdiaadahanyakarenahalitudinyatakansebagaidemikianolehmasyarakat.Olehkarenanya
kriminologi kritis mempelajari prosesproses di mana kumpulan tertentu dari orangorang dan
tindakantindakanditunjuksebagaikriminalpadawaktudantempattertentu.Kriminologikritis
bukansekedarmempelajariperilakudariorangorangyangdidefinisikansebagaikejahatan,akan
tetapi juga dari perilaku dari agenagen kontrol sosial (aparat penegak hukum), di samping
mempertanyakan dijadikannya tindakan tertentu sebagai kejahatan. Artinya dalam proses ini
kontekskejahatanharuslahdilihatsebagaikeseluruhanproseskriminalisasi,yakniprosesyang
didefinisikanorangdan
tindakan tertentu sebagai kejahatan. Lihat I.S Susanto, Kriminologi. Fakultaa Hukum Universitas
Diponegoro,Semarang,1995,hal.7.
II
Dalam proses konstruksi itu setiap aktor terlibat secara aktif dalam
membentukperistiwaaborsi,yaituuntukdapatterjadiaborsidalamperkosaan
harus ada pemerkosa, korban yang diperkosa, janin yang diaborsi, serta
pelaku aborsi atau yang membantu melakukan. Proses konstruksi tersebut
membentukpuladimensihukumyangberbeda,bahwasetiaptindakanhukum
yangdijatuhkanharusmempertimbangkanpersoalanyangterjadidibelakang
tindakan tersebut, artinya apakah tindakan itu bisa dikategorikan sebagai
perbuatanyangolehhukumjustrutidakdianggapsebagaiperbuatanpidana,
atau justru sebaliknya. Karena hukum menjadi san gat tidak adil apabila
tindakan yang diambil oleh hukum menyamaratakan perbuatan tanpa
pengecualian.
Regulasimengenaiaborsi(diIndonesia)telahdirumuskandidalamKitab
UndangUndangHukumPidana,yaitudalampasal299,346,348,danpasal349.
Dalampasalpasaltersebutsecarategasdinyatakanbahwaaborsidilarang,tanpa
ada pengecualian. Tetapi dalam penjelasan pasal 10 Kode Etik Kedokteran
Indonesia1983dijelaskanbahwa,laranganpenggugurankandungantidakmutlak
sifatnya,dandapatdibenarkansebagaitindakanpengobatan,yaitusebagaisatu
satunyajalanuntukmenolongibu.Halinisesuaiapabiladikaitkandengansifat
ajaran materii1, bahwa suatu tindakan pada umumnya dapat hilang sifatnya
sebagaimelawanhukumbukanhanyakarenaberdasarkansuatuketentuandalam
perundangundangan, melainkanjuga berdasarkanasasasas keadilan atau asas
hukum yang tidak tertulis dan bersifat umum yang mengandung unsurunsur
negaratidakdirugikan,kepentinganumumdilayanidanterdakwatidakmendapat
untung.18
12
inibelurndibuat.Pasal15dariundangundangkesehatantersebutsecara
eksplisithanyamengakui bahayamautsi ibusebagaialasanmelakukan
aborsi, bukan kerugian serius untuk kesehatannya, karena dalam
penjelasannyadikatakan"Indikasimedisadalahsuatukondisiyangbenar
benar mengharuskan diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa
tindakanmedistertentu, ibu hamildan ataujaninnyaterancam bahaya
maut".
Persoalan yang cukup krusial sejauh ini berkembang interpretasi
mengenai indikasi medis tersebut, seperti yang diupayakan oleh Asosiasi
kedokteranDunia(WMA)denganStatementonTherapeuticAbortion(Oslo,
Norway,1970).DeklarasiOsloinidimungkinkankarenadefinisiluasdalam
KonstitusiOrganisasiKesehatanDunia(WHO)tahun1946tentangkesehatan
sebagai "keadaan kesejahteraan fisik, Psikis dan sosial yang menyeluruh".
Dengan demikian setiap kehamilan yang tidak diinginkan dapat diakhiri
denganatauatasdasarindikasiterapeutik.
F. MetodePenelitian
Dan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para penulis mengenai
pengertian metode penelitian, kami cendrung memilih pendapat Robert R
MayerdanErnestGreenwoodyangmengemukakanbahwametodepenelitian
adalah suatu pendekatan umum ke arah fenomena yang telah dipilih oleh
peneliti untukdiselidiki.Selanjutnya dikemukakan bahwa dengan demikian
metodepenelitianmerupakansejenislogikayangmengarahkanpenelitian. 19
Perumusandemikiansesuaidenganhakekat penelitiansebagai suatubidang
penemuan informasi lewat prosedur tertentuatau lewat prosedur terstandar.
Dengan prosedur tertentu itu diharapkan orang lain dapat mengikuti,
mengulangi atau memeriksa kembali kesahihan (validitas) dan keterandalan
(reabilitas)informasiyangditeliti.
19. LihatSutanZantiArbidanWayanArdhana,RancanganPenelitianKebijakanSosial.
PustekkomDikbuddanCVRajawali,1984,hal80yangmerupakanterjemahandari'TheDesignof'Social
Policy", tulisan Robert P Mayer dan Ernest Greenwood. Lihat pula dalam Barda fylawawi Arief,
'Kebijakan LegislatifDalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara. penerbit Universitas
DiponegoroSemarang.1994,hal.61.
13
1. PendekatanPermasalahan
Peninjauan terhadap berbagai persoalan hukum mengenai aborsi
provocatus karena pemerkosaan, terutama dilakukan dengan pendekatan
yuridisnormatif,yaitupendekatanyanglebihmengedepankanaspekyuridis
dari penelitian ini. Pendekatan
ini ditunjang dan dilengkapi pula dengan
pendekatanyuridisempiris.20
Penggw}aan bermacammacam pendekatan yang demikian kiranya
sesuaidenganpenelitianiniyanginginmelihat/mengungkaphakekataborsi
karenapemerkosaanterutamakaitannyadenganupayaperlindungankorban
kejahatan dan pembaharuan hukum pidana generasi barn, hal ini penting
mengingat produk hukum merupakan instrumen kebijakan yang mampu
menjangkau ke depan serta memberikan solusi a tau alternatif pemecahan
persoalan. Di samping itu pendekatan yang dikemukakan di atas kiranya
sesuaipuladengankecendrunganpenelitianhukummasakiniyangmenurut
Sunaryati Hartono, tidaklagidapat menggunakanhanyasatupendekatan
ataumetodepenelitian.DitegaskanselanjutnyaolehSunaryatiHartonobahwa
untuk meneliti satu fenomena sosial seringkali dibutuhkan kombinasi
berbagaimetodepenelitianwalaupunselalubertitiktolakdandidominasioleh
satudisiplinilmu.21
Pendekatan yuridisnormatif merupakan pendekatan utama dalam
penenelitianini,karenayangmenjadipusatperhatianutamadalampenelitianini
adalah persoalan hukum mengenai aborsi karena pemerkosaan, perlindungan
hukumnyadanjugakebijakanhukumpidanagunamengantisipasipersoalanterse
but masa mendatang. Memasukan a tau merumuskan suatu kebijakan yang
dilandasi suatu latar belakang falsafah, nilainilai kultural, konsepsikonsepsi,
ajaranajaran atau teoriteori tertentu, bahkanjuga dilatarbelakangi oleh
penemuanpenemuanempiris,kedalamprodukperaturanperundangundangan,
jelasmerupakansuatupekerjaanataukegiatanyangbersifatteknikyuridis
20. Menurut Soetjono Soekanto, llmu hukum empiris merupakan pendukung atau penunjang bagi i1mu
hukumnormatif, 1ihatSoetjono Soekanto, KesadaranHukum danKepatuhan Hukum, CVRajawa1i,
Jakarta,1982,ha1.128.
21. Periksa Sunaryati Hartono, Kembali ke Metode Penelitian Hukum. Faku1ktas Hukum Universitas
PadjadjaranBandung,1984,hal.34.
14
Pendekatanyuridisempiris,jugadipandangperluuntukpendalamandi
sampingsebagaipelengkappendekatanyuridisnormatif.
2. MetodePengumpulanData
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data yang
diperolehlangsungdarimasyarakat(dataPrimer)danyangdiperolehdari
kepustakaan(datasekunder).Namunkarenapenelitianinilebihbersifat
penelitianhukumnormatif,makalebihmenitikberatkanpenelitianpada
datasekunder,sedangkandataprimerlebihbersifatpenunjang.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari
sumberprimer berupaaturan perundangundangan danyurisprudensi, 23 dan
dari sumber sekunder berupa dokumen atau risalah peraturan perundang
undangan,konseprancanganperaturanperundangundangan,sumbersumber
hukum, hasilhasil penelitian dan kegiatan ilmiah lainnya baik nasional
maupunintemasional,pendapatparaahlihukumdariensiklopedi.24
22. SunaryatiHartono,Ibid,hal.39.Dikemukakan"...jikafalsafahataudoktrininiharusdituangkankedalam
suatuprodukyuridis(perundangundangan)makamautidakmauharuskembalimenggunakanpemikiran
normatifyuridisdogmatis".
15
3. MetodeAnalisis
Analisis dapat dirumuskan sebagai suatu proses penguraian secara
sistematisdankonsistenterhadapgejalagejalatertentu. 25 Bertitiktolak dari
pengertian yang demikian, maka erat kaitannya antara metode analisa dengan
pendekatanmasalah.
G. WaktudanLokasiPenelitian
Penelitianinidiperkirakanakanmemakanwaktuselamakuranglebihenam
bulandarimulaipengumpulandatasampaikepadabasilanalisisdalambentuk
pelaporan,denganlokasipenelitianmeliputiwilayah/kotaJakartadanBandung.
H. SistematikaLaporanPenelitian
Penelitianinimemilikisistematikasebagaiberikut:
PadaBahIakandiuraikanmengenailatarbelakangpenelitianyaituberisi
uraiantantangalasanpenelitiandilakukan,pentingnyapenelitian
undangan,(b)hasilkaryailmiahparasarjana,dan (cO hasilhasilpenelitian.BerbedadenganErvinH
PollackdanMorrisLCohendiatasSoerjonoSoekantoop.,hal.19dan41,memasukanensiklopedia
sebagaibahanhukumtertier.
25. SoerjonoSoekanto,KesadaranHukumdanKepatuhanHukum,Op.Cit.hal.37.
26. SunaryatiHartono,Op.Cit.,hal.38.
16
serta tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dalam Jatar belakang itu
diuraikan pula identifikasi permasalaban sebingga dibarapkan pokok
babasan tentang persoalan yang akan dibabas menjadi jelas fokus
kajiannya, di samping itu diuraikan secara rinci mengenai metodologi
yangdipergunakandalampenelitianini,bagaimanamengumpulkandata,
melakukananalisissampaikepadacarapenguraianyangakandilakukan.
PadaBahselanjutnyayaitu,BahIIdiuraikantentangheberapatinjauan
teoritis/kepustakaanyangmenunjangterbadappersoalanataupokokkajian
penelitianini,yaitutentangpengertianaborsi,macamahorsi,caramelakukan
ahorsi,sampaikepadahagaimanapengaturanahorsididalambukumpidana
positifdiIndonesia.
PadaBahIII,diuraikanbasilpenelitian dan analisis,yaitumerupakan
uraian sitematis terbadap pokok kajian yang tercantum dalam identifikasi
masalab.BahIVdiuraikananalisapenelitian.
Pada Bah V, diuraikan kesimpulan akhir yang diperoleb dari basil
penelitian sekaligus merupakanjawahan peneliti terbadap persoalan yang
diteliti.Disampingkesimpulandiuraikanpulasaran,yaituheberapamasukan
yangpadadasamyamerupakanpersoalan.
SusunanOrganisasiPelaksana:
Ketua
Dr.MienRukmini,S.H.,MS.
Sekretaris
LiestiariniWulandari,S.H.
Anggota
1. EkoSuparmiyati,S.H.
2. Subaryo,S.H.
Asisten
3. TongamR.Silahan,S.H.
4. AriefRudianto,SAg.
1. SusiloBudi
Pengetik
2. FacbrudinBantam
1. Komari
2. Mamo
17
BABII
TINJAUANTEORITIS
A. PengertianAborsi
Aborsi Provocatus merupakan istilah latin yang secara resmi dipakai
dalamkalangankedokterandanhukum,maksudnyaadalahdengansengaja
mengakhiri kehidupan kandungan dalam rahim seorang perempuan hamil
dengan spontan gugur. Secara medis, aborsi ialah penghentian dan
pengeluaran hasil kehamilan dari rahim sebelum janin bisa hidup di luar
kandungan(viabiliti).Umurjaninbisahidupdiluarkandunganiniadayang
memberibatas20minggu,tetapiadapulayangmemberibatas24minggu.
18
Adanyaembrio(janin),yangmerupakanbasilpembuahanantarasperma
2.
3.
danovum,dalamrabim;
DalamistilabIslamyaitudariistilabFiqh(aft'biraljiqh),aborsi
diistilabkanbermacammacamyaitu,Isqath,31Ijhadh,32Ilqa,34dan
28. EnsiclopediIndonesiaI,Aborsi,lkhtiarBaruvanHoeve,Jakarta,1980him.60.
29. MasjfukZuhdi,MasailFighiyah,CV,HajiMasagung,1989,him.74
30. Saifullah, Aborsi dan Permasalahannya, Suatu Kajian Hukum Islam. daiam bukunya, Chuzaimah T.
Yanggo, Hafiz Ansyary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer. Lembaga Studi Islam dan
Kemasyarakatan(LSIK),Jakarta,2002,him.129.
31. DisebutkandalamIbnAbidin.HasyiyatIbnabidinJuz3.MusthafaaiBabiaiHaiabi,Mesir,1966.,him.
176.
32. TerdapatdaiamImamAiGhazali, lhya UlumaiDinJuz2. MusthafaaiBabiaiHaiabi,Mesir,1939,
him.53
33. DisebutkandalamaiBahawati,KasysyafalQina.JuzI.MaktabaiNashraiHaditsat,Rtyadh,him.220.
34. Disebutkan daiam Damad Afandi, Majma' aiAnhar f Syarh Multaqa a/abharJuz 7. Mathba'at ai
Amirat,i328H,him.650
19
B. MacammacamAborsi
Secaraumum,penggugurankandungandapatdibagidalamduamacam,
yaitupengguguranspontan(spontaneousaborsi)danpengguguranbuatanatau
disengaja (aborsiprovocatus), meskipunsecara terminologibanyakmacam
aborsi 37yang bisa dijelaskan. Krismaryanto, menguraikan berbagai macam
aborsi, yangterdiridari;
1. Aborsi!Pengguguran Procured Abortion/Aborsi Provocatusllnduced
2.
3.
4.
5.
6.
35. DisebutkandalamIbn'Abidin,HasyiyatIbn'AbidinJuz/,hlm.302.
36. Saifullah,AborsidanPermasalahannya,Op.Cit,hlm.130.
37. C'.B.Kusmaryanto,KontriversiAborsi,GramediaWidiasaranaIndonesia,Jakarta,2002.him.1118.
20
janinyangadadalamrakhimsangibu.Sedangkanaborsitaklangsung
ialah suatu tindakan (intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi,
meskipun aborsinya sendiri tidak dimaksudkan dan bukan menjadi
tujuandalamtindakanitu.
7.
8.
9.
1.
AborsiSpontan,yaitupenggugurantidaksengajadanterjaditanpa tindakan
apapun.Penggugurandalambentukinilebihseringterjadi
38.Saifullah,AborsidanPermasalahannya.Op.,Cithim.131132.
21
2.
AborsiArtificialisTherapicus,yaitupengguguranyang dilakukan
oleh dokter atas dasar indikasi medis. Dalam istilah lain dapat
disebutkan sebagai tindakan mengeluarkan janin dari rakhim
sebelummasakehamilan.Halinidilakukansebagaipenyelamatan
terhadap jiwa ibu yang terancam hila kelangsungan kehamilan
dipertahankan, karena pemeriksaan medis menunjukkan gejala
sepertiitu.
b.
C. AborsiAkibatPerkosaan
Setelahmengetahuimaknaaborsisecaraumum,apayangdisebutdengan
aborsiakibatperkosaan,halinibukanmerupakanistilahteknisilmupengetahuan,
aborsi ini adalah aborsi yang dilakukan karena janin yang dikandungnya
merupakanhasildantindakanatauperbuatan
39. MasjfukZuhdi,IslamdanKeluargadiIndonesia..BinaIlmu,Surabaya,1986.him.39.
40. LihatMasjfukZuhdi,MasailFiqhiyah.Op.Cit.,him.75.
22
Dibeberapanegaramaju,pengertianperkosaansudahmendapatkan
penafsiranyang lebih luas, dengan memasukan unsur pemaksaan psikis
sebagai unsurpemaksaan dan tidak diperlukan adanya kekerasan fisik
sebagaisyarat,jadikekerasanpsikisdapatjugasebagaiunsurperkosaan.
Berdasarkanuraiandiatasmakajelasapayangdimaksuddenganaborsi
yangtimbuldaritindakanperkosaan.
D. CaraPelaksanaanAborsi
Untukmelakukanaborsi(penggugurankandungan),banyakcarayangdapat
ditempuh,diantaranyadengancaramenggunakanjasaahli
23
medisdirumahrumahsakit.42 Carasepertiinipadaumumnyadilakukan
oleh wanitawanita yang hidup di negaranegara tempat pengguguran
diizinkan atau tidak dikenakan ancaman tuntutan kejahatan. Tetapi di
beberapa negara yang melarang aborsi atau tidak dapat memperoleh
bantuan ahli media untuk menggugurkan kandungan, dijumpai jutaan
wanitayangharusmenyerahkandiriketanganparadukun,ataukarena
putusasamerekamencobamenggugurkansendirikandungannyadengan
memakaialatalatyangkasar.43
Penggunaanjasadukunyangtidakmemilikikeahlianhukumdalam
pengguguran kandungan, biasanya menggunakan caracara kasar dan
keras, seperti memijat beberapa bagian tertentu, perut dan pinggul
misalnya, dan tubuh wanita yang akan digugurkan kandungannya.
Sedangkanpengguguranyangdilakukansecaramedisdibeberaparumah
sakit,biasanyamenggunakanmetodeberikut:
I. Curattage&Dilatage(C&D)
2.
3.
4.
Aspirasi,yaitupenyedotanisirahimdenganpompakecil.
Hysteronomi(operasi).44
42. Sepanjangsejarahmanusia,aborsidanjugainfanticide(pembunuhananakkecil)seringditemukan
diberbagaitempatdankebudayaan.Tetapisecaraumumdapatdikatakan,duluaborsihampirselalu
dipraktekandiluarprofesimedisataudipinggiranprofesimedis:olehdukunatauprofesional
medisyangtidakresmi,sepertiibidan.SalahsatualasanadalahbahwakondisikehamUanyang
normalsaatitutidakdilihatsebagaiwilayahprofesimedis.Profesimedissenaindengantegas
menolakaborsi,suaraparadokterberkumandangdenganlebihjehissejakmerekaberl)impun_
dalamorganisasiresmi.MisalnyaAmericanMedicalAssociation(AMA)yangdidin1cilnpada
1847.Sikapantiaborsimenandaipulaikatanikatandokteryangterbentukdinagaranegaralain
yangdapatdimengertimerekaberdampakkuatataskebijakanne_garamasingmasing.Peraturan
hukum anti aborsi di banyak negara baru disusu11 selama abad ke19. Di Amerika Serikat,
sebelumtahun1800tidaksatunegarabagianpunyangmemilikiperaturanmelarangaborsiLihar
MaryAnneWarren,TheAbortionStruggleinAmerica,Bioethics3,nr.4,1989,hlm.320332.
43. ErikEckholmdanKathleenNewlan,Wa,Uta,KesehatandanKe/uargaBerencana.teljemahanMasriMaris
danNy.Sukarto,SlnaeHaflipan,Jakarta,1984,hlm.2627.
44. MasjfukZuhdi,Op.Cit,hal.}4.
24
MetodeaborsiyangmasihagakbaruadalahpilaborsiatauRU486
yangditemukandiPerancisdanmulaidipakaidisanasejak I988.Nama
kimianyaadalah"mifepristone",SelaindiPerancis,pilaborsiinidipakai
lagi di 11 negara lain dan 15 negara UNI Eropa. Sesudah masa
pertimbanganlamasekali,diAmerikaSerikatpilaborsiinibarudisetujui
olehfood and Drug Administration pada tahun 2000. Tetapi pemakaian
metodeinitidaksamapopulerdisemuanegara.DiBelandabanyakkritik
atas metode ini, karena dinilai mahal dan mempunyai banyak efek
sampingyangtidakenakuntuksiperempuan,sepertirasasakit,rasamual
danpendarahan.Namundiakuibahwasistiminilebihmenjamin privacy
bagi si perempuan, karena ia tidak perlu ke klinik untuk menjalani
prosedurbedah.
E. SejarahSingkatAborsi
1. JamanKuno
Sepanjang sejarah umat man usia, aborsi dan juga Infanticide
(pembunuhananakkecil)seringditemukandiberbagaitempatdan
kebudayaan.Masalahaborsibukanlahmasalahyangbaru.Iasudah
ada sejak zaman purba/kuno, yang membedakannya hanyalah
kadamya yang semakin lama semakin subur, searah dengan
perkembangan teknologi yang semakin memudahkan pelaksanaan
aborsidenganresikokematianibuyangsemakinbecil.
Ramuan obatobatan untuk menggugurkan kandungan sudah
dikenalsejakjamankekaisaranChinakuno,yaknijamanKaisarShan
Nung,yanghidupsekitartahun2000sebelum(SM).Rumusramuan
obatobatanyangdiramudanshuhyin(mencuri)itudapatditemukan
dalamarsipperpustakaankekaisaran.Dipercayabahwapraktikaborsi
itusudahdipraktekansebelumkaisarShanNung.45
Padamasayangsangattuatedapatbeberapaundangundangyang
mengaturtentangpersoalanjanin/aborsi,misalnyadalam
45. C.B.Kusmaryanto,KontroversiAborsi.GramediaWidiasaranaIndonesia,Op.,Cit,him.19.
25
UndangundangHamurabi,46UndangUndangAssiria,47atauadajugayang
dikenaldengan "SumpahAsap "48 yangsalahsatupasalnyamenyebutkan,
"Janganlah membunuh orang dengan getah akarakaran. Janganlah
memberikan obat kepada
wanita yang mengandung anak haram untuk
menggugurkannya".49
MasyarakatYunanikunojugamengenaldenganbaikperbuatan
aborsi.NaskahpalingkunoyangtersimpandankebudayaanYunani
Kunoberasaldanabad5SM.Dalamnaskahyangberjudul,EiZoon
tokatagastros,(yangadadalamuterusadalahmakhlukhidup)yang.
ditulisolehPSIUieGalue,dalamnaskahituantaralaindikatakan,
"dengansesungguhnyadandenganhukumdandalamlingkupnya,
kitaakanmenunjukkanbahwaembrioituadalahmakhlukhidup...
Duaanggotalegislatif,LicurgodanSolonetelahmenulisdalamdua
babtulisannya.Merekamengatakandenganjelasdandengandasar
yang kuat tak terbantahkan mengenai embrio. Jika seandainya
embrioinibukanlahmakhlukhidup,makaduaanggotalegislatifitu
tidak perlu membuat undangundang yang menghukum mereka
yangkedapatanbersalahmelakukanaborsi.Olehkarenaembrioitu
makhlukhidup,makamerekamengajukanhukuman".50
46. Undangundang Aborsi yang paling tua adalah UndangUndang Hamurabi, yaitu seorang Raja
Babilonia (sekarang lrak) yang berkuasa dari tahun 17921750 SM. Kitab Undangundang
Hamurabiterdiridariatas282ayat,yangmengaturkehidupanbermasyarakatdanberpolitikpada
waktu itu. Dalam ayat 209 dan 210 undangundang itu dikatakan, "Jika seseorang memukul
seseorangperempuanyangsedangmengalamikeguguraniaharusmembayardendaI0shekels
perakolehkarenakematianfetusitu.Jikawanitaitumeninggal,makaanakperempuanyang
memukulitujugaharusdibunuh ".Undangundangtersebut nampaknyadibuat,pertamatama
bukanuntukmelindungihakhidupjanin,tetapiuntukmelindungihakayahyangberasadirugikan
olehkarenakematianjanintersebut.
47. Dengan jelas dalam UndangUndangitu dtsebutkan bahwawan ita yang melakukan aborsi dihukum
denganhukumancambukdanmayatnyatidakbolehdikubur.
48. Sumpahiniterdapatpadabagianakhir"BukuAsph,Dokter"yangditulisolehAsaphJudaeus,yangjuga
dikenal dengan nama Asaph ben Berachyahu, seorang dokter yahudi yang berasal dari Syiria atau
Mesopotamia. Iahidup kirakira padaabad6SM. Bunyisumpah tersebut adabanyakkemiripannya
denganSumpahHypocrates.
49. C.B.Kusmaryanto,KontroversiAborsi.ibid,him.21.
SO.C.B.Kusmaryanto,KontroversiAborsi.ibid,him.21.
26
2.
JamanModern
Padamasaberikutnyadikenaibeberapanamayangmemilikikaitan
dengan persoalan aborsi, misalnya Henry de Bracton yang merupakan
orang pertama menulis hukum sipil mengenai aborsi. Ia adalah salah
seoranghakimdarirajalnggrisHendrikIII.Iawafattahun1268.Juga,
padatahun1644,diInggrisditerbitkan
InstitutesoftheLawsofEngland karya SirEdwardCoke( 15521634),
yang dalam buku tersebut dijelaskan bahwa, aborsi yang dilakukan
sebelumadanyapergerakanjanin,makaperbuatanitusamasekalibukan
tindak kriminal, sedangkan kalau dilakukan sesudah ada pergerakan
janin,ituhanyapelanggarankecilsaja.
Kemudianmasalahaborsiberkembangmenjadipersoalanprodan
kontra, banyak orang mempermasalahkannya tetapi ada juga yang
memperbolehkan. Namun secara umum dapat dikatakan, dulu aborsi
hampirselaludipraktekandiluarprofesimedisataudipinggiranprofesi
medis;olehdukunatauolehprofesionalmedisyangtidakresmi,seperti
bidan.Salahsatualasanadalahbahwakondisikehamilanyangnormal
saat itu tidak dilihat sebagai wilayah profesi medis. Para dokter
menanganiorangsakitdanibuhamiltidakdianggapsebagaiorangsakit.
Pengasuhanibuhamilditanggungolehbidanataudukunberanak.Baru
dalamabadke
51. DalamsalahsatubukuyangditulisPlatoyaituRepublikV.No.461c,Platomenyatakanagaranak
yangdikandungolehkarenaincestharusdigugurkan.MasihdalambukuPlato,Theaetetus,yangdi
dalamnyadimuatdialogantaraSocrates,TheodorusdanTheaetetus,didalambukuituSocrates
menjelaskanbahwasalahsatutugasdaridukunberanakialahmelakukanpenggugurankandungan
dengan memberikan ramuan atau obatobatan, karena dialah yang paling tahu mengenai itu.
Socratesmengetahuidenganbaikkarenadiasendiridukunberanakyangditurunkanibunya.
52. DalamBukunyaPoliticVII,13335b,AristotelesmenganjurkanagarAborsidipakaisebagaisaranauntuk
mengontroljumlahkelahiran.Akantetapiaborsiinihanyabolehdilakukansebelumnyawa/jiwamasukke
dalamjanin.
27
19kehamilanmulaiditerimasebagaikondisimedisyangperluditangani
olehdokter.53
Profesimedissendiridengantegasmeno1akaborsi.Suarapara
dokter berkumandang dengan lebihjelas sejak mereka berhimpun
dalamorganisasiorganisasiprofesiyangresmi.Misalnya American
Medical Association (AMA) yang didirikan pada 1847, dalam
muktamamyayangperdanamengeluarkanpemyataanantiaborsiyang
keras. Sikap anti aborsi itu menandaijuga ikatanikatan dokter yang
terbentukdinegaranegaralaindandapatdimengertimerekaberdampak
kuatataskebijakannegaramasingmasing.
Peraturan hukum anti aborsi di banyak negara baru disusun
selamaabadke19.DiAmerikaSerikat,sebelum1800tidaksatu
negarabagianpunyangmemilikiperaturanyangmelarangaborsi. 54
Jikaselamaabadke19undangundangantiaborsimulaidibentuk,
alasan utamanya adalah kebijakan kependudukan, bukan
pertimbangan moral yang eksplisit, walaupun pandangan profesi
kedokteranikutmendorongkearabitu.Sekitar1900semuanegara
bagianAmerikaSerikatmempunyaiperaturanantiaborsiyangketat,
demikianjugadihampirsemuanegaraduniaBaratyanglain.
Deklarasi jenewa tetap mempertahankan tradisi antiaborsi dengan
menegaskan:Iwillmaintaintheutmostrespectforhuman
lifefromthetimeofconception.Katakataterakhirini(fromthe
time ofconception) pada 1983olehMajelis Umum WMA di Venezia
diubah menjadi 'from its beginning'. Mengapa perubahan itu terjadi,
karenaWMAtidakmauikutcampurdalamdiskusitentangpermulaan
kehidup_anm~musiayangsaatitusedangberlangsung.
F. AborsiSebagaiMasalahEtisSosial
Aborsibukanmerupakanmasalahetikakedokteransaja,yangsebatas
hubungandokterdenganpasiennya.Masalahinijugamempunyai
53. K.Bertens,AborsisebagaiMasalahEtika.Op,Cit,hlm.45.
54. MaryAnneWarren,TheAbortionStruggleinAmerica.Bioethics3,1989nr.4hlm.320322.
28
dampakjauhlebihluas,yaitumenyangkutmasyarakat.Tidakbisadikatakan
secarasederhanabahwaaborsiadalahhaksiperempuanyangtengahhamil,
apakah janinnya di gugurkan a tau tidak. Sebagai suatu tindakan yang
dilakukanolehmanusiayanghidupbermasyarakat,banyakkontroversiyang
berkembangmempersoalkanaborsi.
29
G. AborsidariSudutPandangHokum
1. AborsidanKejahatan
Apa yang dimaksud dengan kejahatan ? makna kata ini sangat
beragam, bahkan beberapa aliran dalam krirninologi memiliki sudut
pandangyangberbedaterhadappengertianini. ss Narnundipahamibahwa
kejahatan adalah perbuatan yang melanggar atau bertentangan
dengan
hukurn,yangterhadapperbuataninibisadikenakanpidana.56
55. Misalnya suatu pendapat Songer yang rnenyatakan, bahwa kejahatan dari sudut forrnil adalah
suatuperbuatanyangolehmasyarakat(dalamhalininegara)diberipidana.Ditinjaulebihdalam
sampai intinya,suatukejahatan merupakanbagian danperbuatanperbuatanyangbertentangan
dengankesusilaan.LihatWA.Songer, PengantartentangKriminologi, GhaliaIndonesia,Jakarta,
1982,him.21.MenurutParsonKejahatanadalahsuatuaksiyangmelanggarhukumdandapat
dihukumatasperbuatannyadenganhukumanpenjaradenda,hukumanmatidanlainnya.Lihat
Noach, Simandjuntak, Pasaribu, Krimino/ogi, Tarsito, Sandung, 1984, him. 45. Sagi aliran
kriminologiklasikkejahatandidefinisikansebagaisetiappelanggaranterhadapperbuatanyang
dilarang undangundang pidana. Sedangkan dalam pandangan kriminologi Positive, perbuatan
jahatbertolakdaripandanganbahwaperilakumanusiaditentukanolehfaktorfaktoryangberada
di luar kontrolnya yang berupa faktor biologik maupun kultural. Sedangkan bagi pandangan
kriminologikririskejahatanmerupakansuatuproses,suatukonstruksiyangmemilikihubungan
dengansistemkomunikasi.LihatI.S.Susanto, Krominologi, FakultasHukumUNDIPSemarang,
1995,him.212.
56. Lihat Pendapat Mezger, dalam Sukunya Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, FH UNDIP
Semarang.
30
DalampandanganhukumpidanadiIndonesia,tindakanaborsitidak
selalumerupakanperbuatanjahatataumerupakantindakpidana,hanya
aborsi provocatus criminalis saja yang dikategorikan sebagai suatu
perbuatan tindak pi dana, ada punaborsi yang lainnya terutama yang
bersifatspontandanmedicalis,bukanmerupakansuatutindakpidana.
Aborsi tidak merupakan suatu cara untuk membunuh kehidupan
manusiawi. Tidak perlu dipakai macammacam eufemisme untuk
menyembunyikankenyataanitu.Tetapimembunuhbukanlahmerupakan
suatu larangan mutlak, kadangkadang timbul keadaan eksepsional di
mana membunuh dapat dibenarkan. l'idak mengherankan bahwa hal
tersebutterjadipuladalamkehamilanmerupakansituasimanusiawiyang
amatunik,selamasembilanbulanduainsanmengalamisimbiosisbegitu
erat,sehinggayangsatuUanin)samasekalitergantungpadayanglain
(ibu).
Aborsi dalam keperluan untuk tindakan medis memang
diperkenankan, namun demikian tindakan medis tersebut tidak berarti
bahwa kehidupan manusia yang satu dikorbankan kepada kehidupan
manusiayanglain.Sebabhalitutidakpemahdiperbolehkan,jikaterjadi
diluarkemauandariyangbersangkutan.Dalamindikasimedis,terdapat
suatu dilematis. Menurut pemikiran etika dalam situasi seperti itu
sebaiknyaberpegangpadaprinsipthelesserevil: dariduahalyangjelek,
danharusdipilihyangkurangjelek. Daripadaibumaupunjaninakanmati
atausalahsatudarimerekaakanmati,kitamemilihbahwaibuakanhidup,
karenaitumautidakmaujaninharusdiaborsi.Bahkandalamundangundang
kesehatanaborsiuntukkepentinganmedisdiperkenankan.
Maknakejahatandalamaborsisangatditentukanolehnilainilaiyang
dianutdalamsuatumasyarakattertentu.Misalnyadibeberapanegarabarat
aborsisudahdianggapbukanmerupakanperbuatanjahat,baikyangbersifat
medikalis atau bukan. Misalnya di antara negaranegara modem, hanya
Canada yang mendekriminalisasi aborsi secara radikal.
Artinya larangan
aborsi dicoret begitu saja dari hukum pidana. 57 Masyarakat memang
memilikipenilaian
57. LihatM.Berer,MakingAbortiesSafe:aMatterofGoodPublicHealthPolicyandPractice.Bulletinof
theWorldHealthOrganization,78,2000.him.583.
31
tertentuuntukpersoalanini.Dalambanyakhalmelarangaborsisecara
mutlak memang tidak memecahkan masalah, karena pada dasamya
masyarakat membutuhkan aborsi. menolak aborsi adalah suatu yang
sangat dilematis. Di negaranegara yang sekarang sudah melegalisasi
aborsi,dulujugatejadidemikian.Barangyangdibutuhkantidaktersedia
secararesmi,akanmengakibatkanpasargelap.
2.
menyuruhseorangwanitasupayadiobatidenganmemberitahuatau
menerbitkanpengharapanbahwaolehkarenapengobatanitudapat
gugur kandungannya, dipidana dengan pidana penjara selama
lamanyaempattahunataudendasebanyakbanyaknyaempatpuluh
limariburupiah.
Pasal346KUHPidana
Wanitayangdengansengajamenyebabkangugurataumatikandungannya,
atau menyuruh orang lain menyebabkan itu dipidana penjara
selama/amanyaempattahun.
32
Pasal347KUHPidana
(1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur a tau mali
kandungan seorang wanila tidak dengan izin wanita ilu,
dipidana dengan pidana penjara selamalamanya dua be/as
lahun.
(2) Jika perbualan ilu berakibal wan ita ilu mali, ia dipidana dengan
pidanapenjaraselamalamanyalimabe/aslahun.
Pasal348KUHPidana
Pasal349KUHPidana
(1) Bilaseorangdokter,bidanalaujuruobalmembanlukejahalan
lersebul dalam pasal 346, alau bersalah me/akukan alau
membantu salah salu kejahatan diterangkan dalam pasa/347
dan348,makapidanayangdilenlukandalampasaliludapal
dilambah sepertiganya dan dapal dicabut haknya melakukan
pekerjaannya yang dipergunakan untuk menjalakan kejahatan
itu.
Secarasingkatdapatdijelaskanbahwayangdapatdihukum,menurut
KUHPidanadalamkasusaborsiiniadalah:
a)
b)
Wanitayangmengugurkankandungannya,denganhukumanmaksimal
4tahun.
c)
Orangorangyangterlibatsecaralangsungdanmenjadipenyebab
terjadinyaaborsiitudihukumdenganhukumanyangbervariasi.
33
3.
AborsiMenurutUndangUndangKesehatan(UUNo.23Tahun1992)
Pasal15UUNo.23tahun1992
(1) Da/amkeadaandaruratsebagaiupayauntukmenyelamatkanjiwa
ibu hamil dan a tau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis
tertentu.
(2) Tindakanmedistertentusebagaimanadimaksudda/amayat
(1)hanyadapatdilakukan:
(3) Berdasarkanindikasimediayangmengharuskandiambilnyatindakan
tersebut.
a.
b.
c. padasaranakesehatantertentu.
Dalampenjelasanresmidariayat1itudikatakan:
34
BABIII
HASILPENELITIAN
A. DataYuridis
1. Masalah Hukum Apa yang Muncul dari Aborsi yang Timbul Akibat
Perkosaan
Dalam hukum positiflndonesia, seperti yang sudah dijelaskan pada
bagianawalaborsiyangdilarangadalahyangbersifatcriminalissedangkan
yang bersifat medicalis atau terapeuti:cus diizinkan (diperbolehkan).
Persoalannya sekarang bagaimana dengan aborsi yang timbul akibat
perkosaan.Apakahdiabersifatkriminalataumedical.
35
36
I.
Kejahatanaborsiseringterjadikarenaadaduafaktoryaitu;Pertama
adanyaseorangwanitayangbersediauntukdigugurkankandungannya.
Kedua, adanya orang lain yang mau melakukan atau membantu
penggugurankandungan.
2.
3.
4.
5.
kalukitamatipasal356KUHPidana,terdapatketidakadilandidalam
penuntutan, karena yang selalu dituntut adalah pihak ke 3 yang
disuruholehsiwanitauntukmenggugurkan
kandungan,sedangkansiwanitasendiriyangmenyuruhnyatidak
pemahdiajukansebagaiterdakwa.
SedangkandidalamUUNo.23tahun1992,terdapatbeberapahalyang
bisadiuraikan,yaitusebagaiberikut:
I.
Aborsihanyabolehdilakukandalamkeadaandaruratsebagaicara
untuk menyelamatkan ibunya. Jadi, aborsi yang dilakukan oleh
karena alasan lain, jelasjelas dilarang. Alasan lain ini misalnya;
bayicacat,jeniskelaminnyatidaksesuaidenganyangdiinginkan
orang tuanya, kehamilan tidak dikehendaki, (bisa termasuk
perkosaan),incest,gagalKBdanlainsebagainya.
2.
3.
Indikasimedisitutidaksamadenganindikasikesehatan.Olehkarena
itualasandemikesehatanbaikibumaupunjanintidakbolehmenjadi
alasanuntukaborsi,misalnyalbuyangmengandungdankesehatannya
terganggu,akantetapigangguaninitidakmengancamnyawanya,maka
initidakbolehmenjadialasanuntukmelakukanaborsi.
4.
37
38
2.
BagaimanaHokumPidanaIndonesiaMenanggulangiAborsiyang
TimbulAkibatPerkosaan
Persoalaninimenarikuntukdikajisecaralebihmendalamterutama
mengenaibagaimanaperaturanpidana,mengaturmasalahaborsiyang
timbul akibat perkosaan, serta bagaimana penanggulangannya. Harus
diakui dalam hukum positiftidak diatur secara khusus bagaimana
penanggulanganaborsijenisini,sebagaimanayangtelahdiuraikanpada
pokok bahasan sebelumnya, dengan kata lain baik dalam KUHPidana
ataupun UU Kesehatan, aborsi akibat perkosaan tidak dapat
diindikasikankepadapersoalankesehatanataupersoalanmedik,namun
apakah demikian ? untuk menjawab persoalan ini terlebih dulu harus
dipahami bagaimana realitas aborsi berkembang, terutama dalam
berbagai disiplin pengetahuan serta pandangan berbagai kalangan
terhadappersoalanini;
1. PandanganyangMenentang
a. PendapatAhliKedokteran(Biologis & Psikologis)
Wanita yang diperkosa harus diberi simpati dan empati
terhadapnya,sebabwanitatersebutmenanggungpenderitaanyang
sangat besar, yang seringkali di luar batas daya kemampuannya,
olehkarenaituperhatian,pengertiandankasihsayangdankeluarga
sertaoranglainmenjadisangatpentingdalamprosespenyembuhan
lukabatin,psikologisdanfisikwanitabersangkutan.
Ketikadinegarakitaterjadikasuspemerkosaanmasal,banyak
orangberteriaksupayaundangundangtentangaborsidiubah,dan
kasus perkosaan dimasukan sebagai alasan sah untuk melakukan
aborsi.Alasannyabermacamragamantaralainbisadisebutkandi
sini.
Wanita yang diperkosa mengalami penderitaan luar dalam,
baik secara fisik maupun secara psikis. Kejadian perkosaan itu
menimbulkan trauma yang sangat mendalam. Adalah tidak fair
untuk memberi be ban tambahan dengan lahirnya anak hasil
perkosaantersebut.Apalagidalamkasusini,wanitajelastidak
39
bisadimintaipertanggungjawabanatasperbuatannya,sebabsiwanita
itutidakbebas,iatidakmempunyaipilihan,karenadipaksamenjadi
objeknafsubejatsilakilaki.Olehkarenaitusupayawanitabisahidup
tenangdanbahagiamakaanakhasilperkosaanituharusdiaborsi.Tapi
apakahitumemadaisebagaisuatualasan.
Untukmelihatpersoalaninilebihjelasdapatdilakukansuatu
analogisebagaiberikut,untukbisatenangdanbahagiaseseorang
perluuang,namunapakahkebutuhanuntukmendapatkanuangitu
lalu memberikan hak kepada anda untuk membunuh orang kaya
yangpunyauangbanyak?.
Peristiwa perkosaan memang merupakan peristiwa tragis, yang
akanmenjaditraumapsikisdanfisikyangberlangsunglama.Pelaku
perkosaan memang layak untuk memperoleh atau mendapatkan
hukumanyanglayakataupenjarayangseberatberatnya,sebabtelah
merusakmasadepanoranglainyangtidakbersalah.Dalamsalahsatu
pandanganyangdikemukakanolehparadoktermengenaipersoalan
inimenyatakan,
memang benar bahwa anak yang berada dalam kandungan
tersebut membawa bagian dari ayah biologis yang telah
memperkosa ibu si anak, tetapi jangan lupa bahwa separuhnya
adalahbagiandariibunya.Akantetapiyanglebihpentingdarihal
iniialahbahwasianaktidakambilbagiandalamkejahatanyang
dilakukan oleh ayah biologisnya, dan karena itu dia tidak bisa
dituntutuntukikutbertanggungjawabataskejahatanyangdibuat
olehayahbiologisnya.
Dan perspektif biologis dan psikologis, meskipun anak hasil
perkosaanitumembawafaktorgenetisdariayahnya,akantetapidia
bukanlahayahnya.Demikianjuga,diatidakakanotomatismewarisi
karakterayahnya,sebabkarakterbukanlahpermasalahangenetis,tetapi
lebih merupakan pendidikan, dan interaksi dengan lingkungan
hidupnya,olehkarenaitusianakadalahmanusialain,yangberbeda
dariayahbiologisnya.
40
Motivasipalingbanyakbagimerekayanginginmengugurkan
kandunganbasilperkosaanadalahsupayawanitaitubisakembali
tenang, bisa melupakan pengalaman mimpi buruknya, kembali
bahagia, dan masa depannya menjadi cerah kembali. Dilihat dari
segi tujuan atau motivasinya, tidak ada satupun alasan untuk
menentangnya,bahkankitaharusmendukung.
Pemyataanbahwakeberadaananakakanmengingatkanhoror
perkosaan harus diakui, bahwa hal ini bisa benar, bahkan dalam
beberapa kasussi anak dipandangsebagai simbol horortersebut.
Situasi ini tentu saja sangat tidak mengenakan, dan membuat
tekananpsikologisyangsangatbesarbagiwanitayangmengalami
perkosaan, dan juga keluarga yang terlibat secara emosional.
Argumentasidiatas,temyatadisangkalolehsatupandanganyang
dikemukakanolehseorangpsikolog,
pengalamanhororyangdemikianitutidakbisamenjadialasan
yangsahuntukmembunuhoranglain,karenaanakituadalah
darah dagingnya. Hubungan antara si wanita dengan
pemerkosa, tidak bisa menjadi faktor satusatunya yang
menentukandalammenilaisuatukeadaan.Dalamhalinifaktor
yangpalingtinggiadalahhormatataskehidupanyangsekali
dilanggar (dibunuh) tidak bisa diulang untuk dihidupkan
kembali.
Pandanganitudiperkuatolehpendapatpsikologlainnyayang
menyatakan,
b.
dunganhanyaakanmenambahbebanpsikologisyangbaru
lagi.Suatuhariketikasecarapsikologisiamenjadinormal
kembali, si wanita akan kembali merasa bersalah karena
telah membunuh anaknya sendiri yang tidak bersalah.
Aborsihanyaakanmenambahbebanpsikologisbaru.
Pandangan dan sudut sosial kemasyarakatan
(Sosiologis)
sangatmempengaruhiperitakuseseorangdapatbertindak,karenasetiapindividuakandibentuk
melaluiproseskonstruksiyangolehPeterLBerberdisebutdenganproseskonstruksisosial.lihat
bukunya"TafsirSosialatasKenyataan"LP3ES,1990.Kebanyakanahlisosiologidansebagaian
besar adalah ahli kebudayaan berpandangan bahwa faktorfaktor keturunan asalusul, akan
berpengaruhterhadapcaradanperilakuataupemahamanseseorangakanhidup.
59. CB.Kusmaryanto,KontroversiAborsi,Op.Cit,Him.172.
42
3.
Pandangan Bukum
a.HukumIslam.
Islammenganutpandanganbahwasetiapbayiyanglahirkedunia
adalahsucidarisegalanodadandosa.Pengguguranberartimerusakdan
menghancurkanjanin,calonmanusiayangdimuliakanAllah,karenaia
berhak survive dan lahir dalam keadaan hidup, sekalipun melalui
hubunganyangtidaksah.Sebagaimanadikatakan
Rasulullah Saw. "Setiapanakdilahirkan berdasarkanjitrah. Kedua orang
tuanyalahyangmenyebabkananakmenjadiYahudi,Nasrani
Makajelasdariperspektifmoralkeislamantindakan
penggugurankandunganmerupakantindakanyangmerusakkemuliaan
manusiayangdianugrahkanAllah,bahkanmenurut ImamAIGhazali
dikatakan bahwa peJ?.gguguran kandungan itu seperti praktek kaum
jahiliyahyangmenguburkansetiapbalitaperempuanyanglahir.61
Paraulamasepakatuntukmengharamkanpenggugurankandungan
yangdilakukanpadawaktujaninsudahdiberinyawa(najkhalruh)
perbuatanitudipandangsebagaitindakpidana
60. Hadist Riwayat Muslimdari Abu Hurairah, Imam Muslim, Shahih MuslimJuz XIV, Mathba'al al
Mishiyyat,Mesir,him.207.
61. Saifullah,Aborsidanpermasalahannya,Op.Cit,him.138.
43
PadaprisnsipnyapenggugurankandungandalamIslamdilarang,
namun demikian para jumhur ulama mazhab dan ulama
kontemporer diantaranya Mahmoud Syaltout, dan Yusuf al
Qadrhawi.Memperbolehkanpenggugurandalamkeadaanterpaksa
gunamenyelamatkanjiwasiibu.Dengankatalainjumhurulama
membolehkan pelaksanaan aborsi therapicus, guna
menyelamatlanjiwa si ibu. Namun hal demikian itu hanya
diperkenankan apabila kehamilan terjadi secara sah, artinya
kehamilanyangterjadi kerenahubunganseksualsuamiistriyang
sah.Namunbagaimanaapabilahubunganitutidaksah.?
Muhammad Sa'id Ramadhan alButhi mengatakan, haram
menggugurkan kandungan yang terjadi karena hubungan seksual di
luarnikah.Keharamaniniberlakudalamkeadaanapapun(termasuk
aborsiakibatperkosaan).63
b.
HokumPidanaPositifIndonesia
Sepertidijelaskanpadabahsebelumnya,bahwadalam
KUHPidana,aborsidalamberbagaibentuknyaadalahdilarang,
62.Pandanganitudapatdiuraikanscbagaiberikut:
a.Golonganpertama,golonganyangmcngharamkanpengguguranpadasetiaptahaptahappertumbuhan
janinscbelumdibcrinyawa.PcndapatinidikcmukakanolchscbagaiulamaHanafiahsebagianulama
malikiyah,ImamAIGhazalidanIbnalJauzi.
b. Kcdua,GoIonganyangmembolchkanpenguguranpadasalahsatutahapdanmclarangpadatahap
tahapyanglain.Ataumelarangpadasalahsatutahapdanmemperbolchkanpadatahaptahaplainnya
yaituscbagaibcrikut:
I. makruhpadatahapalnuthfatdanharampadatahapatalaqatdanalmudhghat.Dalammazhab
AIsyafi'iyahdiscbutscbagaimakruhtanzih,dcngansyaratpcnggugurankandunganituatasizin
suami.
2. Bolchpadatahapalnuthfatdanharampadatahapalalaqatscrtaalmudhghat.
3. Bolchpadatahapalmuthfatdanalalaqat,tctapiharampadatahapalmudhghat.
c. Golongan kctiga, yang mempcrbolchkan pcngguguran pada setiap tahap dari tahaptahap
scbclumpcmberiannyawa.lniadalahpendapatyangsangatkuatdikalanganulamaHanafiyah.
63. Saifullah,AborsidanPermasalahannya,ibid,143.
44
2. PandanganyangMendukung
45
tanpaindikasimedistetapdilarang,denganmengacukepadaKodeEtik
KedokteranIndonesia,SumpahDokterIndonesia,danUUKesehatan. 66
Menurutpandangansalahseorangahlietika,dikatakan,
pernyataanitu(diatas)tidakperludimengertisebagailarangan
mutlak untuk aborsi dalam kasus perkosaan, tetapi bisa
berartijugabahwadalamkasussepertiitupunindikasimedis
dapatditerapkan(danbukansajadalamkasusgangguanfisik
seperti kangkerrahim dan lain sebagainya). Adanya indikasi
medis di sini hanya bisa dipastikan oleh dokter, khususnya
Psikiater.
Pendapatterhadaplegalisasiaborsiyangtimbulakibatperkosaan
munculjugadariahlihukum(pidana)yangmenyatakanpandangannya,
ketikamenafsirkanpasa115UUNo.23tahun1992,menurutpendapat
itu,
bahwa yang dimaksud dengan kondisi yang benarbenar
mengharuskan dilaksanakannya pengguguran kandungan adalah
secarafisikataupunsecarapsikisibuhamilterancambahayamaut
hila pelaksanaan pasa115 UU No. 23 tahun 1992 menyeoabkan
ketidakpastian hukum, sebab banyak tenaga kesehatan menjadi
takut melakukan tindakan pengguguran kandungan bila tidak
berdasarkanindikasimediksecarafisik.
Apabilakitamengacupendapatdidalamensiklopediyangbanyak
diambil dari pandanganpandangan barat,yangmenjadi pertimbangan
penggugurankandunganbuatanterapeutik,bukanhanyafisikdanpsikis,
bahkan sosial. Berbicara tentang pertimbangan sosial, maka
pertimbangan ekonomi, budaya dapat menjadi dasar dirakukannya
pengguguran kandungan. Jelas menurut pandangan ini bahwa karena
wanitayangdiperkosamendapattekananpsikisyangsangatberatdari
masyarakat yang ditujukan terhadap dirinya, maka aborsi akibat
perkosaandiperkenankanuntukdilaksanakan.
66.BeritalkatanDokterIndonesiaBIOI,25Agustus,1998.
46
Darikeduapandanganyangdikemukakandiatas,baikpandangan
yang menolak ataupun yang mendukung, dapat diambil kesimpulan
bahwatemyatapengaturantentangaborsimasihsangatinterpretatif, 67
karenaminimnyapengaturanmengenaibagaimanapelaksanaanaborsidi
Indonesia. Dengan hanya beberapa ketentuan dalam KUHPidana serta
satupasal dalam UUKesehatan,temyatabelurncukup.Terlebihlagi
aplikasi terhadap pasal 15 UU Kesehatan tidak didukung (belum)
peraturan pelaksana yang dijanjikan dalam pasal 15 ayat (3) ternyata
belumjugakeluar.Bagaimanapenanggulanganaborsiakibatperkosaan
dalam kondisi demikian maka peran yurisprudensi menjadi sangat
penting, karena selama ini wacana itu berkembang terns terutama
perkembanganhukumyangmunculdaribarat.Yurisprudensimengenai
aborsi dengan kasus karena perkosaan memang diperlukan, karena
dengandemikiandapatditariksuatupandanganhukumyangmengarah
kepada jaminan kepastian. Selama itu belum terjadi akan sulit
menanggulangipersoalanini,karenabaikpelakuaborsisebagaikorban
perkosaanmenanggungberbagaipersoalanyangcukupberat,terutama
tekanan psikis dari masyarakat. Secara interpretatif, pandangan dalam
islampundapatdipergunakansebagairujukandalammasalahini,karena
pada dasamya Islam tidaklah menetapkan aturan secara rigid, namun
adaptifdancukupfleksibel.
3.
Apabiladitelaahsebagaimanadikemukakanpadabahasandiatas,
bahwa aturan hukum mengenai aborsi sangat minim, padahal kasus
aborsidiIndonesiabukanlahkasusyangkecil,tetapicukupbesardan
sangatmencengangkan.
67. Jikaaborsidapatdibenarkankarenaindikasiterapeutik,masalahnyabelurnselesai,karenaindikasiini
dapat di interpretasikan dengan cara yang berbedabeda. Kehamilan dan persalinan selalu membawa
resiko.DikotakotabesardiIndonesiadimanatersediafasilitasmedisyanglumayanbaik,masihkitaden
gartentangkasusiburneninggalwaktubersalin,apalagidipedesaandimanafasilitasitutidakadaatau
transportasikerumahsakitmemakanwaktu
47
Datayangdiperolehmenunjukankenaikanmencolokjumlahaborsi
diIndonesiadaritahunketahun.MenurutBudiSampumodaribagian
ForensikFKUI,mengatakanbahwadiJakartapadatahun1997setiap
harinyaadasekitarI00kasusaborsi,namuntemyatamenurutKompas,
padatahun1984diJakartasajasudahterjadisekitar250kasusaborsidi
sengajasetiaphari.68
68.
69.
70.
71.
Kompas30November1997.
Kompas,28Maret2000.
Kompas,28Agustus2000
MediaIndonesia,13Oktober200I.
72. Media Indonesia, 7 Agustus 2001, hasil penelitian itu dilaksanakan oleh Pusat Penelitian
KesehatanLembagaPenelitianUniversitasIndonesiabeketjasarnadenganUniversitasAtmadjaya.
FakultasKedokteranUdayana,kelompokKesehatanReproduksi,FakultasKesehatanMasyarakat
Ul,PersatuanObstetridanGinekologiIndonesia(POGI),danPerkumpulanKeluargaBerencana
Indonesia(PKBI),hasilinidibacakandalamseminarpadatanggal6Agustus2001.
48
Jumlahinicukupmengejutkan,sebabjumlahinijauhmelebihijumlah
aborsiyangterjadidinegaraliberalsepertiAmerika,yangsejaktahun1990,
cenderung stabil, berjumlah sekitar 1,5 juta tiap tahun, padahaljumlah
pendudukAmerikalebihbanyakdariIndonesia.
49
50
Keseimbangansaranasaranayangdigunakandalamhubungannya
denganbasilyangingindicapai;
2.
3.
Penilaianataupenaksirantujuantujuanyangingindicariitudalam
kaitannya dengan prioritasprioritas lainnya dalam pengalokasian
sumberdayamanusia;
4.
oncertainpolicyfactorswhichtakeintoaccountavarietyoffactors,including:
I. theproportionalityofthemeansusedinrelationshiptotheoutcomeabtained.
2. thecostanalysisoftheoutcomesobtainedinrelationshiptotheobjectivessought;
4. thesocialimpactofcriminalizationanddecriminalizationintermsofitssecondaryeffects.
SecarakeseluruhanhalinidikutippuladalamcatatankakiolehBardaNawawiAnefdalam
bukunya,KebijakanLegisIatifdalamPenanggulanganKejahatandenganPidanaPenjara.
UNDIPSemarang,him.37.
51
I.
2.
3.
4.
pemeliharaantertibmasyarakat
perlindungan warga masyarakat dari kejahatan ,kemgian atau
bahayabahaya yang tak dapat dibenarkan yang dilakukan oleh
oranglain,
memasyarakatkankembali(resosialisasi)parapelanggarhukum
memeliharaataumempertahankanintegritaspandanganpandangan
dasar tententu mengenai keadilan so sial, martabat kemanusiaan
dankeadilanindividu.
Dariuraiandiatasdapatlahdisimpulkanbahwadalammelakukan
kebijakanhukumpidanadiperlukanpendekatanyangberorientasipada
kebijakan (policyorientedapproach)yanglebihbersifatpragmatisdan
rasional, dan juga pendekatan yang berorientasi pada nilai (value
judgement approach). Hanya saja antara pendekatan kebijakan dan
pendekatan yang berorientasi pada nilaijangan terlalu dilihat sebagai
suatudichotomy,karenadalampendekatankebijakansudahsehamsnya
juga dipertimbangkan faktorfaktor lain. Sehubungan dengan hal ini
RoeslanSalehmenyatakan:
52
B. DataEmpiris
Sejalan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mangetahui dan memahami
lebih mendalam tentang masalah hukumyang bisa munculdariaborsi akibat
perkosaan, pada bagian ini akan diuraikan beberapa hasil penelitian yang
diperolehdarirespondenbaikmelaluikuesionermaupunwawancara.
Datapenelitiandiperolehdanrespondenberbagaiinstansiterkait dan
juga menurut pandangan para pakar ilmu hukum. Responden berasal dari
kalanganpraktisiseperti.DokterKandungan,Polisi,Jaksa,Hakim, Psikolog,
LBH dan Kriminolog. Sedangkan lokasi penelitian dilakukan di wilayah
JakartadanBandung.
1. PandanganPsikolog
Sebagai psikolog, pernah menangani seseorang yang hendak melakukan
aborsi. Persoalan yang menjadi penyebab melakukan aborsi, faktornya sangat
majemuk,tidakhanyapramaritaltetapijugaintramaritalabortion.Padadasamya
(dalamsetiapkasus)kehadiranbayidapatmenimbulkanmasalahyanglebihbesar
seperti putus sekolah, aib keluarga, ekonomi tidak mendukung, orang tua di
bawahumurdanlainlain.
Khusus aborsi yang diakibatkan karena perkosaan sangat jarang. Dalam
kenyataannya "real/true rape" di Indonesia sangat sedikit/hampir tidak ada.
Kalaupunteijadiperkosaan,kemungkinankehamilansangatkecil.
Psikolog berpandangan, babwa jika terjadi kasus aborsi akibat perkosaan
bisadikategorikansebagaialasanmedis.Mengingatbay1
53
ataujaninbasilperkosaantersebuttidakdikehendakiolehkorbanperkosaan.
Dalam hal terdapat alasan psikologis (dalam arti psikososial) sudah
seharusnya menjadi pertimbangan dilakukannya aborsi, sedangkan aturan
sebagaimana diatur dalam Undangundang No.23 Tahun 1992 tentang
Kesehatankurangdiketahui.
Berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap korban perkosaan,
kurangdiketahui.Halinidikarenakan,tugaspsikologbanyakmendengarkan
keluhanyangberkaitandenganhalikhwa1darijaninyangdikandungnya.
Namundemikian,sekalipunaborsidiIndonesiatidakdibenarkansecara
hukum, pemyataan dalam Undangundang No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan khususnya pasal 15 dapat berarti bahwa aborsi tidak dilarang
secara mutlak karena adanya alasan kemanusiaan yang menyangkut
keselamatan jiwaibu.Karena mengandungalasankemanusiaan lainuntuk
mengijinkandiambilnyatindakanaborsi.
Di negara berkembang seperti di Indonesia, alasanalasan sosial
ekonomiyangmenjadilatarbelakangdilakukannyaaborsidirasakansama
mendesaknya dengan alasanalasan medis. Hal ini disebabkan karena
masalah aborsi ini berkaitan erat denganbeherapa masalah lain,misalnya
masalahkependudukan,masalahhukumdanbudaya(perkosaan,hubungan
incest,hubunganpranikahdansebagainya).Dalamhalsikapterhadappelaku
aborsi,beberapafaktoryangdidugadapat berpengaruhadalahfaktorusia,
jeniskelamin,agamadantingkatpendidikan.
2. LembagaBantuanHukum
Dalammemberikanbantuanhukum,lembagapemahmenanganiklien
yang telah melakukan aborsi. Pelaku biasanya melakukan aborsi, karena
desakanpacarataukeluargayangtidakmenginginkankehamilanataujanin
dari pasangan yangbel urnmenikahini.Mengingat keadaan ataukondisi
pihak perempuan yanghamil,seperti masihsekolah menyebabkan pilihan
aborsi merupakan altematif utama demi menjaga status/nama baik yang
bersangkutandankeluarganya.
54
Khususaborsikarenaperkosaan,tidakpemahdilaporkan.Aborsiyang
tetjadilebihdialamiperempuanyangsudahmengenalpasangannya(pacar),
namunadajugaaborsiyangdilakukaniburumahtanggaatasseijinsuaminya
karenaberbagaifaktorrumahtangga(perekonomiandankesehatanibu).
Dalam satu tahun kurang dari 10 (sepuluh) pelapor yang melakukan
aborsidandarialasanmerekamemperlihatkanbahwadilaporkannyakegiatan
yang telah dilakukan ( aborsi), mereka telah mencari jalan aman/ medis
memilihdokteryangahlidibidangkedokterankandungan.
Secarakhusus,lembagainimengakuibahwaaborsidapatdilakukanoleh
wanitayangmengalamiperkosaansebagaialasanmedisdanalasanpsikologis.
Mengingatkondisikejiwaanyangdialamiperempuanyangdiperkosasangat
tertekan,terlebihlagikondisikejiwaannyabelumsiapuntukhamil.
Dari peraturan kesehatan, berkenaan dengan aborsi, aspek psikologis
dipandang tidak memadai. Padahal aspek ini sangat berperan penting bagi
korban perkosaan yang tidak menghendaki janin yang dikandungnya.
Sedangkandariperlindunganhukum,korbanperkosaanbelummendapatkan
perlindungan yang memadai. Hal ini mengakibatkan banyak yang tidak
terungkapolehaparatterkait.
3. Kriminolog
Kalangan kriminolog berpendapat bahwa seseorang yang melakukan
aborsi karena perkosaan termasuk golongan aborsi medikalis. Namun
kalangan lain ada yang berpendapat bahwa pelaksanaan aborsi ini juga
termasuk persoalan baru, seperti adanya penularan HIV I AIDS terhadap
korbanperkosaansehinggamengganggukesehatannya.Disampingitukondisi
psikologiskorbanjugasangatberpengaruhterhadappenggugurankandungan.
Dari segi perlindungan, korban perkosaan yang hamil belum
mendapatkanperlindunganyangmemadai.Mengingatsanksiterhadapkorban
dirasakan menjadi beban yang sangat merugikan, hal ini menyebabkan
kondisikejiwaanyangmenyebabkankesehatanterganggu.Selainpengaturan
dalamKUHPidana,dirasakanpengaturandalam
55
4.
Kejaksaan
Seseorangyangmelakukanaborsikarenaperkosaandapatdikategorikan
kedalamgolonganataupersoalanbaru,namunpendapatlainberpandangan
termasukgolonganaborsimedikalis.
Perkosaan sebagai penyebab aborsi yang dilakukan wanita, pada
dasarnya merupakan kondisipsikologissehinggadilakukankarena kondisi
kejiwaannya sangat tertekan juga dikarenakan hukum tidak mengatur hal
tersebut.
Terlebih lagi perlindungan bagi korban perkosaan sebagaimana diatur
dalam berbagai produk peraturan perundangundangan kurang memadai,
bahkantidakadaperlindungansamasekalimenurutpendapataparatlainnya.
Memberikanperlindunganhukumdapatdilakukandenganpenindakantegas
terhadappelakukejahatanataudapatdiberikangantirugiterhadapkorban.
56
5.
Hakim
Untukmenunjangdatayangdiperolehdarikepustakaanmengenaiaborsi
karena perkosaan, untuk itu dilakukan wawancara dengan menggunakan
quisioner terhadap 5 (lima) orang hakim yaitu 3 (tiga) orang hakim
PengadilanNegeriJakartaPusatdan2(dua)oranghakimPengadilanNegeri
JakartaSelatan.
Adapunpendapat/pandangan,parahakimmengenaiaborsikarenaperkosaan,
meliputi:
a.
Kategoripermasalahanaborsikarenaperkosaan.
57
b.
Perkosaanbisadikategorikansebagaialasanmedis.
Berdasarkan basil penelitian, mengenai perkosaan dapat
dikategorikansebagaialasanmedisdalamhalwanitatersebut hendak
melakukan aborsi masih terdapat perbedaan persepsi di antara para
hakim.
Menurut pendapat beberapa hakim bahwa perkosaan tidak bisa
dikategorikansebagaialasanmedisdalamhalwanitatersebut hendak
melakukanaborsikarenahalituhanyalahkondisipsikologisyangdapat
rilengakibatkan kondisi kejiwaan sipasien terganggu atau tertekan.
Tetapi hakim lainnya menganggap bahwa perkosaan dapat dijadikan
alasan untukmelakukan aborsi dengan alasan hukum tidak mengatur
persoalan tersebut terdapat yurisprudensi yang menjelaskan persoalan
itu.
c.
Perlindungankorbanpemerkosaanyangmengakibatkankehamilanpada
korbandalamberbagaiprodukperaturanperundangundanganpidana.
Berdasarkan basil penelitian, mengenai perlindungan korban
pemerkosaan yang mengakibatkan kehamilan pada korban dalam
berbagai produk peraturan perundangundangan pidana masih bel urn
memadai a tau bel urn ada yang mengatur secara jelas. Para hakim
berpendapatbahwaperlindunganhukumyangbisadilakukanterhadap
korbanperkosaanyangkemudianhamiladalahmenindaktegaspelaku
kejahatandanpemberiangantirugiterhadapkorban.
d.
MuatanhukumdalamUndangUndangKesehatanyaituUUNo.23Tahun
1992mengenaipersoalanaborsi.
58
e.
HalPelaksanaanAhorsi.
Berdasarkanbasilpenelitian,parahakimherpendapatbahwaperlu
dihuatperaturanyangtersendiridalambentukUndangundang.
f.
Kondisipenegakanhukumterhadapahorsikarenaperkosaan.
Mengenaikondisipenegakanhukummengenaipersoalanaborsidi
Indonesiasaatini, para hakimberpendapatmasihmemprihatinkanatau
kuranghagus.
h.
Menurutparahakimhahwamerekahelumpemahmengadilikasus
yang menyangkut aborsi dengan alasan hahwa korhan diaborsi karena
diperkosa.
Kedudukanhukumpelaksanaanahorsikarenaperkosaan.
6. Kepolisian
DaribasilpenelitianlapangantentangaspekhukumpelaksanaanAhorsi
AkihatPerkosaanterhadapaparatpolisiyangdijadikanresponden,semuanya
tidakpemahmenanganikasusperkosaan,sehinggarespondentidaktabukalau
perkosaan itu hamil atau tidak, tetapi semua responden mengatakan tidak
setujuhilakorhanakihatperkosaanyangkemudianhamilmelakukantindakan
ahorsi
Sedangkansemuarespondenhilamenemukankorhanperkosaanyanghamil
danherusahamelakukanahorsimencegahatautidaksetuju,
59
karena hal itu sama dengan membunuh dan hal itu bertentangan dengan
hukumdanjuganormaagama,kecualiaborsidilaksanakandemialasanmedis
atau menyelamatkan korban tersebut. Untuk dokter yang ikut membantu
dalam proses aborsi ada dua pendapat, yang pertama tetap ditangkap dan
diprosesmenurutsesuaihukumtanpakecuali,sedangkanpendapatyanglain
selamatindakandoktertersebutuntukmenolong/menyelamatkanatauatas
dasar indikasi medis terhadap korban, maka tindakan itu bisa
dipertanggungjawabkandidepanhukum.
Menurutresponden,bahwasistemhukumdiIndonesiabelummengatur
tentangaborsiyangdiakibatkanolehperkosaandansemuarespondensangat
setujuapabilaaborsiyangdiakibatkanolehperkosaandiatursecarakhusus
denganUndangundangataupunperaturanpemerintahlainnyaasalkansecara
khusus,karenaselamainiyangdiaturdalamkitabUndangundangHukum
Pidana (KUHP) hanya masalah aborsi saja bukan aborsi yang diakibatkan
olehperkosaan.
Dalamhalpelaksanaanaborsiyangdiakibatkankarenaperkosaanada
dua perbedaan pendapat, ada yang menyatakan perlu diatur oleh undang
undang tersendiri dan ada juga yang tidak perlu, karena beralasan bahwa
tindakanaborsibaikyangdilakukankarenaperkosaanmaupuntidakitutetap
melanggarhukumdandalamhalinitelahdiaturdalamKitabUndangUndang
HukumPidana.(KUHP).Aspekhukumyangterkaitdenganaborsiperkosaan
daridatayangdidapatdarirespondenadalahberkaitandenganhukumpidana
danhukumadatyangberlakudanberkembangdalammasyarakat dimana
korbandanterdakwabertempattinggal.
Perlindungankorbanperkosaanyangmengakibatkankehamilanmenurut
responden sebagian besar menyatakan sangat kurang memadai dalam
berbagai produk peraturan perundangundangan pidana yang ada di
Indonesia,sehinggabanyakkorbanyangtidakmaumelaporkankasusnyake
aparatpolisi,baikkarenamalumaupunjustrumerugikandipihakkorban.
Responden menghendaki agar dalam peraturan perundangundangan yang
akandibuatditambahkantentangperlunyadibuatpasalpasaltersendirimasalah
perlindunganterhadapkorbanperkosaan.
60
7.
DokterKandungan
I)
2)
3)
4)
5)
Indikasikesehatantidakjelas
Prosedurformaltidakdilalui
Kondisiibudanjaninnyatetapsehat
Pertimbanganformal
Pertimbanganhukum.
BABIV
ANALISAHASILPENELITIAN
1.
PandanganPsikolog
Padadasamyaperistiwaperkosaandalamartiumumsangatjarangterjadi
atausangatkeciljumlahnya.Biasanyaperkosaanyangterjadidikerenakanada
hubungantertentuantarakorbandanpelaku,sepertimisalnyahubunganayahdan
anak,denganternanataudenganpacar.Sedangkanperkosaandalamartitidakada
hubungan/kenaldenganpelakusangatjarangterjadi.
Peristiwaperkosaanitusendiri,adanyarudapaksaterhadapkorban,dimana
terjadinyakehamilansangatkecil.Disampingitutidaksetiapkehamilanmudah
terjadi karena korban sebagian besar melakukan perlawanan atau berontak
sehinggapenetrasilebihkecilterjadi.
62
luaryangsecaralangsung/tidaklangsungmempengaruiaborsiadalahfaktor
budaya, di mana terdapat 2 standar yakni di dunia globalisasi adanya
perkembangan bidang media massa dan nilai normanorma yang hidup di
lingkunganyangbersangkutanyangberperanterjadinyatindakanaborsiakibat
perkosaan.
63
jiwa ibu namun praktek aborsi tetap betjalan. Terlebih kehamilan akibat
perkosaanseringkalidipandangsebagaipenderitaangandabagiwanitayang
mengalaminya.
Penderitaan ganda yangdialami korban perkosaan selain mengalami
traumaemosionaldanfisik,korbanjugaharusmenanggungbebankehamilan
yangtidakdiinginkan.Untukmengurangibebanpenderitaankorban,banyak
orang berpendapat bahwa aborsi dengan alasan perkosaan masih dapat
diterima.
BerdasarkanbasilpenelitianSaraKirsti,disebutkanbahwaalasanutama
dilakukannyaaborsiolehparawanitaantaralainyangmenyangkutkondisi
fisikcalon bayi dan dapat berpengaruh besar terhadap kesejahteraan masa
depan anak.Jikajaninyangdikandungmemiliki kemungkinanbesarakan
lahirdalamkeadaancacatataumenderitapenyakityangcukupparah,maka
sebagian besar dari subyek penelitian cenderung memiliki untuk
menghentikan kehamilan. Terlebih kehamilan yang diakibatkan karena
perkosaandanincest.
Wanitayangmengalamikondisikondisitersebutcenderungdipersepsi
sebagai korban tindak pemerkosaan dan kekerasan. Kehamilan tersebut
dipandangdapat merusaknamabaikwanitayangbersangkuta.Ii, sehingga
mereka membenarkan kondisikondisi tersebut sebagai alasan untuk
menghentikankehamilan.
Lebihlanjut"besarsubyekpenelitiannyamenyebutkanbahwahakmilikdan
hak untuk membuat keputusan atas janin terletak pada pihak wanita dan
pasangannya.
Jadipadaprinsipnyawanitadengankehamilanyangtidakdiinginkan
selalu mencarijalan keluar dengan abortus. Sepanjang kehidupan, dan
masihberlangsungsampaisekaranginidibeberapanegaradenganhukum
antiabortusyang.ketat,beberapawanitaseringmempertaruhkanjiwanya
menghadapi bahaya abortus ilegal, pada situasi yang jauh dari ideal.
Padahalaborsidapatmenimbulkandampaknegatifterhadap kondisifisik
maupun psikis wanita yang mengalami, seperti adanya kemungkinan
rifeksi,mandul,timbulnyarasabersalah,depresidansebagainya.
64
2.
LembagaBantuanHukum
Mengingathaltersebut,menyebabkanbanyakkorbanperkosaanyang
tidakmenginginkankehamilan/janinnyamencarijalankeluamyadengan
menggugurkankandungandipraktekpraktekmedisterselubung.Pilihan
aman dan tidak aman bagi korban perkosaan yang melakukan aborsi
dipacukarenaperaturanyangadajelasjelasmelarangperbuatantersebut.
Merekamenganggapjikamelakukanaborsiditempatumum,jelasjelasakan
ditolakolehdokteryangmenanganinya.Sehinggatidakadapilihanlainkecuali
mancaripraktekpraktekterselubungdiluartempattempatyangseharusnya.Di
manaaspekmedis, dalam masyarakatdikenalpula adanyapraktekdukunpijit
(beranak)yangbersediamengel\larkanjaninyangdikandungnya,walaupunresiko
keamananjiwayang
65
bersangkutantidakterjamin.Namunhaliniselalumenjadiresikobagimereka
yangakanmelakukanaborsi.
Hal ini sangat sering terjadi disebabkan aturan yang ada, jelas melarang
perbuatanaborsi.Pihaklembagaberpendiriansebaiknyatidakdilarangperbuatan
aborsiitubagisiapapunpelakunya.Mengingatseseorangmemilikihakatastubuh
dan alat reproduksinya. Jadi jika seseorang tidak menginginkan kehamilan
ditubuhnya,merupakanhakasasinyayangharusdihormatidandilindungi.
DiluarIndonesia,adabeberapanegarayangmembolehkanaborsi
yangdilakukanakibatperkosaan(misal:Thailand).Halinimemberikan
perlindungan kepada siapapun yang hendak melakukan aborsi, tanpa
membedakanapakahsudahmemihakataubelum,yangpentingaborsi
dilakukansecaraaman/medisdandilakukanolehorangyangprofesional.
Jadimenurutlembagainipengaturanselanjutnya,sebaiknyadiaturdibidang
kesehatankhususaborsiyangdapatdilakukandandibolehkanbagiperempuan
yanghamil,Denganadanyapengaturantersebutsetiapwanitamempunyaipilihan
yangamanuntukmelakukanaborsi.
66
danlainnya.Keduanya memilikiteorinyasendiri,bahkankeduanyaberada
bersama dalam satu aliran feminisme. Di mana kelompok proaborsi
merupakan kelompokpalingkerasbersuara mengenai otonomitubuhyang
memberikanhakpadaperempuanuntukmeneruskankehamilannya.
Halinimenunjukkanbahwamasalahaborsitidakberdirisendiri,tetapi
menjadi bagian dari seluruh persoalan kesehatan reproduksi perempuan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan reproduksi
perempuan sebagai sesuatu keadaan sejahtera yang utuh, mencakup fisik,
mental dan sosial dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi,baikfungsimaupunprosesnya.
Lebihlanjutdisebutkanbahwamenanggulangiakibatdariaborsiyang
tidakamansebagaimasalahyangseriussudahcukuplamamenjadikomitmen
yangdisepakatiIndonesiadalamICPD1994.
Berdasarkan hal tersebut, lembaga bantuan hukum menyarankan agar
aborsitidakdilarangolehhukumsehinggaparaperempuanyanghamildapat
denganmudahmelakukanaborsiaman.Namundemikianagartidakmenjadi
masalahdikemudianhari,penyelenggaraanaborsiyangamanharusdilakukan
oleh instansi yang berwenang melakukan dan ditangani oleh dokter
profesionalyangditunjukdanmempunyaiijinresmi.Sedangkansyaratsyarat
boleh tidaknya dilakukan aborsi oleh perempuan hamil, dokter yang
merekomendasikannya.
Dengan tidak dilarangnya aborsi maka perlindl!ngan terhadap korban
dapatterlaksana,tentunyadenganmemfasilitasirumahsakityangditunjuk.
Hal ini menunjukkan bahwa perempuan mempunyai hak untuk kesehatan
reproduksinya.
3.
Kriminolog
Aborsisebagaiakibatkehamilanyangtidakdiinginkankarenaperkosaan
merupakanaborsimedikalis,halinidisebabkanalasanyangmengakibatkan
kondisi korban untuk melakukannya. Namun dalam kenyataan seharihari
aborsimedikalisyangdilakukandokterhanyaditujukankepadaiburumah
tangga.
67
AborsidalamUndangundangKesehatandiaturdalamPasal15,pada
undangundangtersebutdinyatakanbahwadalamkeadaandaruratsebagai
upayamenyelamatkanjiwaibuhamildanataujaninnya,dapatdilakukan
tindakan medis tertentu. Sedangkan tindakan medis tertentu adalah
meliputisemuajenistindakanuntukmenghentikankehamilanmulaidari
aborsi hingga tindakan operasi. Namun, dalam penjelasannya Undang
undangtersebutmenyatakanbahwaaborsidilarangdanganalasanapapun
juga. Terlebih lagi dengan penekanan bahwa hal tersebut bertentangan
dengannormahukum,normaagamabahkannormakesopanan.Dengan
demikian, adanya penjelasan atas Undangundang tersebut justru
menenggelamkanpentingnyaupayamenyelamatkanjiwaibuhamil.
Akan tetapi sebenarnya, seketat apapun persyaratan aborsi diberlakukan,
hilakebutuhanuntukmelakukanaborsisudahbulat,makadiijinkanatautidak,
orangtetapakanmelakukannya.
68
Halinimenyebabkan,kerapditemuikenyataanaborsidiberlakukan,hila
kebutuhanuntukmelakukanaborsisudahbulat,makadiijinkanatautidak,
orang tetap akan melakukannya. Hal ini menyebabkan, kerap ditemui
kenyataanorangyangmelakukanaborsi.
Kaitannyadengankorbanperkosaanyangkemudianhamil,walaujarang
ditemukankasusyangterungkapnamunkemungkinandilakukanaborsidapat
sajaterjadi.Menurutistilahaborsiinitermasukaborsiprovocatusyaituaborsi
yang disengaja. Aborsi yang disengaja bisa dilakukan dengan tujuan hak
individualis (bukan untuk tujuan pengobatan), misalnya dengan alasan
sosiallekonomilbudaya/psikologis.
Melakukanaborsitetapsajamembawaresikobagiperempuan,namun
yangpalingpentingadalahmengusahakanuntukmelakukantindakandengan
cara yang paling baik aman. Aborsi di Indonesia masih menjadi isu
kontroversial, salah satu pendapat mengatakan bahwa penyebab tingginya
angkaaborsiadalahkarenapersoalanketidakjelasanlegalitasnya.Jikasuatu
negara memperbolehkan (melegalkan) aborsi maka tingkat aborsi dapat
sedemikianrupaditekan.
Sebagai perbandingan di beberapa negara di Eropa seperti Swiss,
Belandadimanapemerintahnyamelegalkanaborsiyangdisertaipemberian
layananinformasitentangkesehatansejakusiaremaja,pendidikankesehatan
reproduksi di sekolahsekolah, sarana pelayanan medis yang baik,
kemudahankemudahan untuk mendapatkan alat kontrasepsi, berdampak
langsung pada rendahnya tindakan aborsi, Kalaupun ada yang masih
melakukan, hanya terjadi di kalangan pendatang di mana aborsi dianggap
tindakan melawan hukum. Terlebih di negaranegara tersebut kesadaran
masyarakatnyaakanupayapencegahankehamilandankesadaranakanakibat
dariaborsijugasangatbaik.NamundinegaraCina,Vietnam,dimanaaborsi
juga diperbolehkan (legal hukumnya) angka aborsinya justru tinggi.
DemikianjugadiIndonesia,meskipuntidakadaangkayangpastimengenai
hal ini (karena terbatasnya penelitian dan kejadian aborsi sering tidak
dilaporkan)aborsitetapsajadikatakantinggi.
Dari berbagai gambaran di atas, kita dapat melihat bahwa yang penting
hanyapadalegalitasaborsi,tapibagaimanakitadapat
69
menyiapkansaranapelayananyangbermutudenganbiayayangterjangkauoleh
masyarakatuntukmengatasipermintaanaborsi.
4.
Kejaksaan
darikadarkeimananseseorang,sepertihalnyamainjudi,makandagingbabi,dan
sebagainya.
Pelaksanaanhaltersebuttentusajaharusdidukungolehaturanyanglengkap,
karena hal itu merupakan benteng yang kokoh, sehingga tidak terjadi
pelanggaranpelanggarandikemudianhari.
5.
Hakim
Berdasarkanhasilpenelitian,aborsikarenaperkosaanmerupakanhalyang
barudanbelumadakasusnya.Aborsikarenaperkosaanperludipertimbangkan
denganmemperhatikanperlindunganhukumsikorbandanperlindunganhukum
terhadapsidokteryangmelakukanaborsi.
Berdasarkanhasilpenelitian,aborsikarenaperkosaanbelurnjelas
pengaturannya.Untukituperludiaturtebihjelasdalampersoalanaborsi
denganmelakukanperubahanUUNo.23tahun1992tentangKesehatan
ataumembuatperaturantersendiridalamhalpelaksanaanaborsi.
6.
Kepolisian
Dalamduniakedokteran,adabeberapamacamaborsi,yangpertamaaborsi
spontan atau lazimnya disebut keguguran, ini bisa terjadi karena penyakit,
kecelakaan ataupun sebab lainnya atau dengan kata lain aborsi yang tidak
disengaja.Sedangkanaborsiyangdisengajadapatdibedakanmenjadiduamacam
yaituyangpertamaaborsiartificialtherapicus,yakniaborsiyangdilakukanoleh
dokteratasdasarindikasimedis,danyangkedua,aborsiprovocatuskriminalis,
yaituaborsiyangdilakukantanpadasarindikasimedis.
Aborsi dapat dilakukan oleh siapa saja, baik oleh ibuibu maupun gadis
remajadandilakukankapansajatanpapandangbulu.Perbuatanaborsimelibatkan
banyak pihak dan ban yak fakfor, setiap faktor terlibat secara aktif dan
membentukrealitas,yaitubaikpadakorbanperkosaan,pelakuperkosaanmaupun
mereka yang melakukan/membantu proses aborsi. Keadaan ini membentuk
dimensi hukum yang berbeda, bahwa setiap tindakan hukum yang dijatuhkan
harusmempertimhangkan
71
persoalanyangterjadidibelakangtindakantersebut,artinyaapakahtindakan
itu bisa dikatagorikan sebagai perbuatan yang oleh hukum dianggap
perbuatanpidanaatauseba1iknya,karenahukumakansangattidakadil
apabilasuatutindakanyangdilakukandisamaratakantanpaperkecualian.
Dalam Kitab UndangUndang Hukum Pidana yaitu dalam pasal 299,
346,348dan349,secarategasmelarangaborsisecaramutlak,artinyatidak
ada pengecualian. Tetapi dalam penjelasan pasal 10 kode etikkedokeran
Indonesia tahun 1983, dijelaskanpula bahwa larangan pengguguran
kandungan tidak mutlak sifatnya, dan dapat dibenarkan sebagai tindakan
pengobatan,yaitusebagaisatusatunyajalanuntukmenolongibu,demikian
juga d~lam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 15 disebutkan
bahwaaborsikarenaalasanmedisuntukpertamakalinyadimungkinkan.
Padasaatiniaborsibanyakdilakukanolehanakgadis(remaja!belurn
menikah) dengan alasan yang bervariasi, mulai dari alasan tidak mampu
merawatbayi,karenamalu,sampaidenganalasankemampuanekonomiyang
tidakmencukupi.Lebihlebihbilakehamilanitudiakibatkanolehperkosaan,
kecenderungan untuk melakukan aborsi lebih kuat karena biasanya janin
yangdikandungcenderungtidakdikehendakiuntukdilahirkan.
masihkeluargasendiri.Kekerasanataukejahatandalamhaliniperkosaan
yang dilakukan oleh anggota keluarga hingga saat ini sering diartikan
sabagaiurusaninternkeluargaitusendiri,danbahkanseringkalidipahami
oleh orang tua korban untuk menjaga korban supaya tidak menjalani
proseshukumjikapelakunyasalahsatudarianggotakeluarga,disamping
takutpadasuamiataukeluarga,jugamenjagaketatkerahasiaankeluarga.
Tindakanhukumbarudapatdilakukan,biladalamprosesaborsiterjadi
suatu kesalahan, misalnya si pasienlkorban meninggal. tetapi hila proses
aborsi itupun akan tertutup rapatrapat dan kejahatan inipun sulit untuk
dilacakataupundijangkauolehaparatkepolisian,kecualiadapengaduan.
Aparat kepolisian sangat mengharapkan adanya undangundang yang
secara tegas membedakan antara aborsi biasa mampun aborsi yang
diakibatkanolehperkosaandengansegalasanksinyadanjugamemuatpasal
yang memberikan perlindungan terhadap korban perkosaan dan juga janin
yang dikandung bila si korban hamil. Aparat juga sangat mengharapkan
kepada lkatanDokterIndonesiauntukmemberikanpengawasanyanglebih
ketatkepadaparaanggotanya,agartidakterjadipraktekpraktekaborsiyang
tidak ada indikasi medis, dan polisi juga mengharapkan peran keluarga
maupun masyarakat agar membantu, setiap tindak kejahatan baik yang
dilakukanolehke1uargasendirimaupunsuatutindakkejahatanyangterjadi
dimasyarakatuntuksegeramelaporkankepadaKantorPolisiterdekat.Sebab
tanpabantuandanperandarikeluargamaupunmasyarakat,polisitidakbisa
berbuatapaapabilakejahatanituterjadidalamkeluarga.
7.
DokterKandungan
73
74
dilakukanadalahminumberbagaimacamobatataujamu,naikkuda/sepeda
secaraberlebihan.Upayaupayasepertiituefektifdilakukanpadakandungan
mingguke5sampaimingguke10,yaitujikayangbersangkutansudahpasti
haidnyaterlambat,merasamualdipagiharidanmerasapastihamil.Upaya
upayainitidakberpengaruhbesarterhadapfisiksiibukarenafisikibujauh
lebihkuatdarifisikembrioyangadadalamkandungan.
Kandungan kehamilan yang tidak diinginkan menimbulkan kepanikan
yang luar biasa pada wanita yang bersangkutan, sehingga ia mau
menghalalkansegalacarauntukmelenyapkankehamilantersebut.Apabila
setelah upaya yang dilakukan sendiri gagal total. Pada kasus yang lazinn
terjadi di Indonesia, si wanita tersebut mendatangi orang yang bisa
menggugurkankandungannyadanbiasamelakukanpekerjaansepertisehari
harinya.Caracarayangdilakukanbiasanyajauhlebihmengerikandibanding
upaya pengguguranpengguguran yang dilakukan sendiri oleh wanita yang
bersangkutan,karenadilakukandengankekerasanataudenganbantuanAlat.
diperutibuhamilmenyebabkanketubanpecah(ketubanadalahcairandalam
rahimyangmelindungijaninhilaterjadibenturangoncanganakanpecah).
Pecahnyaketubandiikutidengankononstrasirahimakanmampumendorong
keluarnyajanindaritubuhibuhamilyangbersangkutan,meskipunumumya
belummencukupiuntukdilahirkan.Padakandunganyangberusialebihdari
tujuh bulan, pecahnya ketuban dapat ditangani secara medis untuk
menyelamatkanibumaupunjaninnyadenganmelakukanoperasicaesaruntuk
mengangkat janin yang telah mempunyai harapan hidup, Tapi pada
kandungan yang berusia kurang enam bulan, peristiwa terse but biasanya
harus direlakan sebagai suatu kecelakaan janin yang tidak mempunyai
harapanhidup,untukitudirelakangugur,sekalipundemikiansangibuharus
tetapmenjalaniperawatanmedisuntukmemulihkankondisifisiknya.
Se 1anjutnya mengenai Aborsi akibat perkosaan, dari segi medis
perkosaanadalahpemaksaanhubungankelaminseorangpriakepadawanita.
Konsekuensi dari perkosaan adalah terjadinya kehamilan, Kehamilan pada
korbanperkosaanolehwanitakorbanperkosaanyangbersangkutanmaupun
keluarganyajelastidakdiinginkan.Haltersebutmenyebabkanwanitakorban
perkosaanmenolakkeberadaanjaninyangtumbuhdalamrahimnya.
Seorangkorbanperkosaan tidakakanmerasa berdosa sekalipuntelah
menggugurkankandungannya,karenakorbanperkosaanmenganggapbahwa
janinyangadadiperutnyamerupakansumbermalapetakayangharusdibuang
jauhjauh.Olehkarenaituwanitakorbanperkosaanharussegeramendapat
pendampingandandukunganmoralterutamadarikeluarga.Pendampingan
dan dukungan moral dari pihakpihak yang bersimpati, kemudian adanya
kesempatan dan tempat untuk menumpahkan segala perasaannya serta
tindakantindakanmedisdaruratdapatmeringankanataumencegahtrauma
psikiskorban.
Pendapat Nara Sumber, dr. Kartono Mohamad (Mantan Ketua IDI)
berkaitandenganaborsipadaprinsipnyasamadengankegiatanpembedahan,
memberi suntikan, transkripsi dan sebagainya yang dilakukan untuk
menolongseseorangagarterbebasdaripenyakitdanmencegahkomplikasi
seorangpasien.Sepertihalnyaamputasiyang
76
dilakukankepadaseseorang,merupakanhalyangtidakmengenakan,karena
harusmenghilangkanbagiantubuhuntukmenghindari halyanglebihjauh
berbahayabagikesehatannyamisalkankerpadakaki.
Seorangdokterakanmemandangaborsisepertihaltersebut,karenacara
konvensionalsudahtidakbisamenolongdanbisamemberikanefeksamping
kepada perempuan tersebut, lain hainya dengan pandangan ahli hukum,
terutamatimyangmembuatRancanganKitabUndangundangHukumPidana
(RKUHP), yang memandang abortus sabagai suatu tindakan kriminal di
manadokteryangmenolongperempuantersebut dapat dituduhmelakukan
tindakpidana.Dalamhaliniprofesidoktersepertidiikattangannya,sehingga
sulitmelakukanprofesinyasebagaidokteryangharusmenolongpasiennya.
Banyaknyapraktekaborsi,darisegisosiologislebihseringtetjadikarena
keinginan si perempuan yang hamil, karena bel urn ada aturan hukumnya
maka dampak praktekpraktek illegal yang membuat tarif semaunya dan
sangatmahal.
lain:
1.
Siperempuantidaksiapuntukhamildikarenakanbeberapafaktor(misalnya:
masihsekolah,tingkatekonomisulit).
2.AdanyakegagalanalatkontrasepsiKeluargaBerencana(PemakaipilKB
sekitar20jutaorang,dan5%daripesertaKBtersebutseringkaligagal).
3.
4.
5.
6.
Adanya kontrak kerja (selama 3 tahun pertama tidak boleh hamil bagi
karyawatiperusahaantertentu).
Akibatperkosaan(incestseringterjadi).
Ketidaktahuandariremajaakankehamilan,
Bagiperempuanyangmelakukanaborsiakibatperkosaanmengalami
berbagaimacamsanksiyangdialami,baikdariternan,
77
lingkunganmaupunkeluarga.Terlebihlagistigmaejekanyangharusdiderita
hinggausiakandunganmencapai 9bulanlamanyamerupakanpenderitaan
yangsangatsulitdihadapinya.
Oleh karena itu, dalam Pasal tentang Aborsi di Rancangan Kitab
Undangundang Hukum Pidana (RKUHP) yang akan datang sebaiknya
aborsiakibatperkosaandibolehkandanpasalyangadasekarangdiharapkan
digantidenganyangbaru.DemikianpulaPasal15UUKesahatan (UUNo..
23 Tahun 1992), sebaiknya dicabut, mengingat tidak sesuai dengan
penjelasannya,sehinggaPeraturanPelaksanaannyatidakjalan.
Berdasarkan hal tersebut, kiranya sudah saatnya Pemerintah
berkewajibanmelindungiperempuandaripraktekaborsiyangtidakamandan
tidak menyamakan aborsi dengan pembunuhan. Oleh sebab itu dengan
adanyaaturantentangaborsi,makapraktekpraktekillegaltidakakanterjadi
danpemerintahmenentukanpersyaratanyangharusdipenuhisepertiDokter,
Bidanyangahlidanterlatih,saranayangmemenuhisyarat,dansebagainya.
Sehinggaperempuanyanghamiltidakberisikoterhadapalatreprod~ksinya.
78
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
2.
Karenamasihterbatasnyaaturanmengenaiaborsi,bahkanuntukaborsi
akibatperkosaantidakadaketentuanyangbisadijadikanacuan,sehingga
penanggulanganaborsiakibatperkosaanakanmengalamihambatanpada
tahapimplementasidilapangan.
3.
B. Saran
1.
Apayangdibahasdalampenelitianinihanyalahsatusisi daribanyaksegi
mengenai aborsi, oleh karena itu untuk melengkapi penelitian ini
disararikan pula dilakukan penelitian dari berbagai disiplin ilmu,
sehinggamasukannyabersifatlebihkonprehensifdanterarah.
2.
79
Untukmendukungdanmenunjanghaldiatas,perludilakukanpenelitian
yang lebih komprehensif, terutama menyangkut sikap masyarakat
terhadapjenisaborsiakibatperkosaan,karenaapabilaakanmelakukan
kriminalisasiataudekriminalisasi,pendekatannilai,sosialdanfilosofis
menjadisangatpenting,yaitulegalisasisecarayuridis,faktualdanmoral
4.
5.
80
DAFfARPUSTAKA
Abd.Wahid,ModusModusKejahatanModem,Tarsito,Jakarta,1993.
AlBahawati,KasysyafulalQina,JuzI,MaktabalNashralHaditsat,Riyadh.
A.Rosenfeld,S.Men,Abortion,dalamW.Rrich(ed)EncyclopediaofBioethks,
revisededition,NewYoiKMacMillan,1995,vol.1.
Semarang,1994.
C.B.Kusmaryanto,KontroversiAborsi,GramediaWidiasaranaIndo
nesia,Jakarta,2002.
DamadAfandi,Majma'alAnharfSyarhMultaqaa/abhorJuz2,
Mathba'atalAmirat,1328H.
EdwinMSchar,LawandSociety,NewYork,RandomHouse,1967.
Erik Eckholm dan Kathleen Newlan, Wanita, Kesehatan dan Keluarga
ErvinHPollack,FundamentalofLegalResearch,Brooklyn,TheFoundationFrees,
1967.
I.SSusanto,Kriminologi,FakultasHukumUniversitasDiponegoro
Semarang,1995.
JMJacobsteinandRoyMMersky,LegalResearchIllustrated,1977
Kompas18Oktober2000,dalamartike1"JanganKirimiAkuBunga"Kompas27
Oktober2000
81
HarianMediaDakwah,Oktober1992
HarianPe1itatanggal4Februari1992.
HarianPelita,September1992.
BeritaIkatanDokterIndonesiaBIOI,25Agustus,1998.
Kompas,30November1997
Kompas,28Maret2000.
Kompas,28Agustus2000
MediaIndonesia,13Oktober2001.
MediaIndonesia,7Agustus2001,
Kompas,30November1997.
Kompas,7Desember1997.
82