Anda di halaman 1dari 4

Menggugurkan kandungan atau dikenal dengan istilah “abortus”.

Aborsi (bahasa Latin: abortus)


adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian
janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka
istilahnya adalah kelahiran prematur. Abortus provokatus kriminalis adalah aborsi yang terjadi
oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis tanpa
memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau
hidup.

Era Milenial ini, banyak sekali remaja hingga dewasa yang melakukan hubungan seks diluar
pernikahan dilihat dari kebebasan bergaul antara perempuan dan laki-laki tanpa ada sekat atau
batasan. Diikuti perkembangan zaman, sekarang bermaksiat semakin berkembang, kejadian yang
paling sering terjadi saat ini adalah dengan memandang, terutama dengan majunya teknologi saat
ini dapat dengan mudah melihat gambar-gambar telanjang lewat sebuah gadget (Handphone).
Kejadian ini yang paling sering menyebabkan pergaulan bebas dan kebebasan seks diluar
pernikahan disertai dengan jauh dari agama, apalagi jauh dari pengawasan, apalagi jauh dari
perhatian orang tua.

Abortus provokatus kriminalis dilakukan oleh seorang pasangan dengan sengaja untuk
mengeluarkan janin tersebut, perkara kelak janin tersebut akan meninggal atau hidup, namun
kejadian ini sering terjadi karena kurangnya hukuman yang diberikan oleh negara dalam
tindakan abortus dan beberapa kali ditemukan tim medis membantu melakukan abortus ini. Islam
ini merupakan agama yang didalam nya mengatur banyak sekali kejadian dan tindakan yang ada
di dunia, mulai dari mau tidur hingga tidur kembali yang artinya seluruh aktivitas manusia sudah
memiliki panduannya secara lengkap. Jika didunia hokum yang diterapkan belum maksimal
maka hukum dalam Islam diterapkan atau tidak diterapkan didunia maka manusia tersebutlah
yang akan menanggung resiko nya didunia hingga akhirat kelak.

Untuk memahami hukum aborsi, terlebih dahulu kita perlu memperhatikan fase-fase janin dalam
kandungan sebagaimana telah dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah bin Mas’ud berikut ini:

‫ْط ُأ‬
‫ ُثَّم َيْبَع ُث ُهَّللا ِإَلْي ِه َم َلًك ا ِب َأْر َبِع‬، ‫ ُثَّم َيُك وُن ُم ْض َغ ًة ِم ْث َل َذ ِل َك‬، ‫ ُثَّم َيُك وُن َع َلَقًة ِم ْثَل َذ ِلَك‬، ‫ِإَّن َأَح َد ُك ْم ُيْج َم ُع ِفى َب ِن ِّمِه َأْر َبِع يَن َيْو ًم ا‬
‫ ُثَّم ُيْنَفُخ ِفيِه الُّر وُح‬، ‫ َفُيْك َتُب َع َم ُلُه َو َأَج ُلُه َو ِر ْز ُقُه َو َش ِقٌّى َأْو َسِع يٌد‬، ‫َك ِلَم اٍت‬
“Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari
(berupa nutfah), kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama itu juga, lalu menjadi
mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan
ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk mencatat empat perkara: amal, ajal, rizki, celaka atau
bahagia. Lalu ditiupkan ruh.” (Muttafaqun ‘alaih)

Mengenai hukum aborsi dapat dirinci sebagai berikut:

Jika setelah ruh ditiupkan, tidak dibolehkan melakukan aborsi tanpa ada khilaf (perselisihan)
antara para ulama. Adapun sebelum itu (sebelum ditiupkan ruh), ada perselisihan di antara para
ulama. Jumhur (mayoritas) ulama berpandangan haram. Sebagian ulama berpandangan makruh.
Sebagian lagi boleh jika ada udzur. Bahkan ada yang membolehkan secara mutlak.

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan dalam fatawanya:

Mengenai masalah aborsi perlu dirinci karena permasalahannya adalah masalah yang pelik.
Rinciannya, jika pada 40 hari pertama (terbentuknya nutfah), hal itu lebih lapang bila memang
dibutuhkan ditempuh jalan aborsi. Misalnya dalam keadaan si wanita masih memiliki bayi yang
masih kecil yang perlu diasuh dengan baik dan sangat sulit merawatnya dalam keadaan hamil.
Atau bisa pula keadaannya dalam keadaan sakit yang sangat memberatkan jika hamil. Kondisi-
kondisi semisal ini membolehkan untuk aborsi pada 40 hari pertama (saat masih terbentuk
nutfah).

Untuk 40 hari berikutnya ketika telah terbentuk ‘alaqoh (segumpal darah)


dan mudghoh (segumpal daging), aborsi saat itu lebih berat hukumnya. Boleh menggugurkan
kandungan saat itu jika memang benar-benar ada udzur seperti adanya penyakit berat dan telah
ada keputusan dari dokter spesialis (kandungan) bahwa bisa menimbulkan bahaya besar jika
tetap hamil. Kondisi seperti ini membolehkan adanya pengguguran kandungan karena khawatir
dapat menimbulkan bahaya lebih besar.

Adapun setelah ditiupkannya ruh yaitu setelah empat bulan, maka tidak boleh melakukan aborsi
sama sekali. Bahkan wajib bersabar sampai bayi tersebut lahir. Dikecualikan jika ada keputusan
dari para dokter spesialis (kandungan) yang terpercaya (bukan hanya satu dokter) bahwa jika
tetap tidak digugurkan, maka dapat membunuh ibunya, untuk kondisi satu ini tidak mengapa jika
ditempuh jalan untuk melakukan aborsi karena khawatir adanya kematian sang ibu. Hidupnya
ibu saat itu lebih utama. Namun sekali lagi, hal ini boleh dilakukan jika sudah ada keputusan dari
para dokter yang kredibel (bukan hanya satu) yaitu bila tetap hamil malah bisa berujung
kematian sang ibu. Jika memang terpenuhi syarat tersebut, maka tidak mengapa ditempuh jalan
aborsi insyaAllah.

Keterangan diatas sudah tertera jelas bahwa abortus yang diperbolehkan atas tindakan medis atau
tidak disengaja, apabila atas dasar kesengajaan maka hukumnya haram. Jika dilakukan dengan
sengaja maka masuk dalam kategori membunuh dan Allah sudah menjelaskan dalam firmanNya

Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak
mengetahui dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada mereka dengan
semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah
mereka mendapat petunjuk. (Q.S. Al-An’aam : 140)

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar." Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
(Q.S. Al-An’aam : 151)

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya), (Q.S. Al-Furqaan : 68)

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya
Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui
batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (Q.S. Al-
Israa’ : 33)

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah
dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada
mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat
kerusakan dimuka bumi. (Q.S. Al-Maa’idah : 32)

Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya. (Q.S. An-Nisaa’ : 93)

Allah telah menyebutkan beberapa ayat dalam firmanNya berkali-kali dan berulang-ulang agar
hambaNya tidak melakukan hal tersebut termasuk abortus provokatus kriminalis, tindakan
abortus tersebut sama halnya telah membunuh satu hamba Allah yang tidak bersalah hanya
karena kesalahan yang dilakukan kedua orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai