Anda di halaman 1dari 17

AIK

HUKUM ABORSI
NIFAS DAN WILADAH

Drs. Tajudi MA
KELOMPOK 9

LIZA KHARISMA

SITI YUSNITA SAFITRI

SUMAIA
APA ITU ABORSI?
Secara etimologi Aborsi adalah menggugurkan anak, sehingga ia
tidak hidup. dan secara terminologi Aborsi adalah praktik seorang
wanita yang menggugurkan janinnya baik dilakukan sendiri
ataupun dengan orang lain.

aborsi dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”.


Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai
berat 500 gram atau umur kehamilan dari 20 minggu.
Faktor Janin yaitu, Kelainan pada janin seperti
FAKTOR gangguan pertumbuhan zigot, embrio, atau
plasenta.

PENYEBAB
TERJADINYA faktor maternal : Infeksi, Penyakit vascular seperti
hipertensi dan penyakit jantung, Kelainan endokrin -

ABORTUS seperti produksi progesterone tidak mencukupi, terjadi


disfungsi tiroid atau defisiensi insulin,
Kelainan uterus.
Imunologi,

faktor eksternal : radiasi tinggi, obat-obatan


antagonis, zat kimiawi, sosioekonomi.
MACAM ABORTUS

01 02
Abortus Spontan/ Alamiah Abortus Buatan/ Provocatus
Adalah abortus yang Adalah jenis abortus yang sengaja dilakukan, yaitu dengan cara
dilakukan tidak sengaja menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh
atau alamiah berlangsung ibu. Abortus buatan dibagi menjadi dua:
tanpa tindakan apapun. a. Abortus provokatus medisinalis/ Teurapeuticus, adalah abortus
yang dilakukan dengan disertai indikasi medis ( demi
menyelamatkan nyawa)
b. Abortus provokas 6 of 19 abortus yang sengaja dilakukan
tanpa adanya indikasi medis legal.
HUKUM ABORSI
DALAM ISLAM
secara umum islam mengharamkan praktik aborsil, hal tersebut dilakukan karena :

a. Aborsi bertentangan dengan tujuan utama pernikahan. Dimana tujuan penting pernikahan adalah memperbanyak
keturunan. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Nikahilah wanita penyayang nan banyak melahirkan, karena dengan
banyaknya jumlah kalian aku akan berbangga-bangga dihadapan umat lainnya pada hari kiamat kelak".

b. Tindakan aborsi merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah. Seseorang akan menjumpai banyak diantara
manusia yang melakukan aborsi karena didorong rasa takut akan ketidak mampuan untuk mengemban beban
kehidupan, biaya pendidikan dan segala hal yang berkaitan dengan konseling dan pengurusan anak. Padahal Allah
telah berfirman: "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang member rezekinya".
Dalam kalangan Ulama terdapat perbedaan pendapat tentang praktik aborsi tersebut, dan mereka memiliki dalil-dalil
yang sama kuat, yaitu sebagai berikut:

A. Dalil yang melarang :


Apabila kandungan masih dalam bentuk gumpalan darah (40-80 hari) atau masih dalam bentuk gumpalan daging (80-
120 hari), maka hukumnya adalah sebagai berikut: Menurut Ibnu Immad dan Imam Al-Ghozali, "haram hukumnya,
karena gumpalan itu akan menjadi makhluk yang bernyawa".

B. Dalil yang memperbolehkan :


Para ulama kontemporer membolehkan aborsi dengan syarat-syarat sebagai berikut:
·Terbukti adanya penyakit yang membahayakan jiwa sang ibu.
·Tidak ditemukannya cara penyembuhan kecuali dengan cara aborsi.
·Adanya keputusan dari seorang dokter yang dapat dipercaya bahwa aborsi adalah satu-satunya cara untuk
menyelamatkan sang ibu.
Imam Abu Ishaq Al-Marwazi berpendapat bahwa hukum mengaborsi adalah boleh. Karena kenyataannya gumpalan
itu masih belum dapat dikatakan makhluk yang bernyawa. Pendapat ini didukung oleh Imam Romli. Sedangkan
hukum aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari hukumnya adalah haram dan tergolong dosa besar, karena
pada usia itu kandungan sudah berbentuk makhluk hidup dan bernyawa sehingga hukumnya sama dengan membunuh
manusia.

Dalam Hadist dinyatakan:

"Sesungguhnya kalian dikumpulkan didalam rahim ibu selama 40 hari dalam bentuk air mani, dan 40 hari didalam
bentuk gumpalan darah, dan 40 hari dalam bentuk gumpalan daging, lalu Allah SWT mengutus malaikat meniupkan
ruh" (HR. Bukhori, Muslim).
َ ‫َول َا تَ ْقتُل ُوا الن ّ َ ْف َس ال ّ َ ِت ْي َح َّر َم الل ّ ٰ ُه اِلَّا ِبال َْح ِ ّقۗ َو َم ْن ُق ِت َل َم ْظل ُْو ًما َف َق ْد َج َعلْنَا لِ َولِ ِيّ ٖهـ ُسل ْٰطنًا َفل َا ي ُ ْس ِر ْف ِّفى ال ْ َقتْ ِلۗ اِن ّ َٗه ك‬
‫َان َمن ْ ُص ْو ًرا‬

Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang
benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi
janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat
pertolongan. ”
(QS. Al-Isra: 33)
HUKUM ABORSI MENURUT
HUKUM-HUKUM YANG
BERLAKU DI INDONESIA

Beberapa pasal yang terkait adalah : Hukum Aborsi menurut UU Pasal 229

1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau meluruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau
ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun atau denda paling banyak ribu rupiah.

2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai
pencarian atau kebiasaan, atau jika ada seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3) Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut dalam menjalani pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk
melakukan pencarian itu.
FATWA MUI TENTANG
ABORTUS

Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang Abortus:


• Pertama : Ketentuan Umum
1. Darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan
mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan dimana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan
mengalami kesulitan berat.

• Kedua: Ketentuan Hukum


1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim
ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena ada uzur, baik bersifat darurat maupun hajat.
Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah:

• Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik
berat lainnya yang harus ditetapkan oleh tim dokter.
• Dalam keadaan dimana kehamilan mengancam nyawa si ibu.

a. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah:
• Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan.
• Kehamilan akibat pemerkosaan yang ditetapkan oleh tim yang berwenang yang didalamnya terdapat antara lain keluarga
korban, dokter, dan ulama.

b. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari.

c. Aborsi yang dibolehkan karena uzur sebagaimana dimaksud pada angka 2 hanya boleh dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang
telah dirujuk oleh pemerintah.

d. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
NIFAS
Nifas merupakan darah yang keluar dari rahim seorang wanita yang baru
setelah selesai melahirkan. Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata bahwa
darah nifas merupakan darah yang keluar karena terjadinya persalinan, baik
bersamaan dengan proses persalinan maupun sebelum dan sesudah persalinan
yang pada umumnya disertai dengan rasa sakit.
BATASAN NIFAS
Masa nifas tidak ada batasan minimalnya, jika kurang dari 40 hari darah nifas
tersebut berhenti maka seorang wanita wajib mandi dan bersuci, kemudian
melaksanakan shalat serta dihalalkan atasnya mengenai apa-apa yang
dihalalkan bagi wanita yang suci. Adapun batasan maksimalnya, Mayoritas
ulama berpendapat bahwa pada umumnya masa nifas yaitu 40 hari yang
sesuai dengan kebiasaan wanita pada umumnya, tetapi batas maksimalnya
yaitu 60 hari.
WANITA DALAM MASA NIFAS
Dalam masa nifas tidak boleh melakukan hal-hal yang dilakukan oleh wanita
yang sedang haid, yaitu tidak boleh shalat, puasa, thawaf, menyentuh mushaf,
dan berhubungan intim dengan suaminya pada kemaluannya. Namun ia juga
diperbolehkan untuk membaca Al-Qur'an tanpa menyentuh mushaf secara
langsung (boleh dengan pembatas atau dengan menggunakan media
elektronik seperti, ponsel, ipad, dan lain-lain), berdzikir, dan boleh melayani
atau bermesraan dengan suaminya kecuali pada kemaluannya.
DARAH KELAHIRAN
(WILADAH)
Darah kelahiran (wiladah) adalah darah yang keluar bersamaan dengan
keluarnya bayi, sedangkan menurut imam Syafi’I darah wiladah adalah darah
yang keluar pasca keluarnya bayi, setelah melahirkan, wanita yang melahirkan
di wajibkan untuk mandi wiladah. Namun sebagian ulama ada yang
berpendapat hanya Sunnah, oleh karena itu diperbolehkan sampai selesainya
waktu nifas, dengan demikian mandi wiladah sekaligus mandi besar nifas.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai