Anda di halaman 1dari 12

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركته ‪‬‬

‫قوائد الفقية‬
*‫*أحمد فوزان‬
Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Abdul Hafiz Anshari, Az., MA
Prof. Dr. H. Fathurrahman Azhari, MHI
Latar Belakang

 Qawaid fiqhiyyah merupakan pembahasannya tentang hukum yang bersifat umum atau
merupakan intisari hukum-hukum fiqih. Qawaid fiqhiyyah memiliki 5 (lima) qaidah dasar,
dan qaidah dasar memiliki cabang-cabangnya, diantaranya yang akan dibahas dalam
Makalah ini yaitu
 ‫األصل فى األبضاع التحريم‬
 dan ‫كل عضو حرم النظر إليه حرم مسه بطريق أولى‬.
 Dua qaidah ini merupakan cabang dari qaidah pokok yaitu ‫ك‬QQ‫زال بالش‬QQ‫اليقين ال ي‬yang
membahas dalam perkawinan.
Pengertian dan Dasar Hukum Qaidah

 ‫األصل فى األبضاع التحريم‬


 Abdla’ adalah bentuk jamak dari kata budl’ yang maknanya sinonim dengan kata farj atau
vagina. Budl’ juga dapat berarti menikahi (tazwij), seperti halnya kata al-nikah yang
mempunyai dua arti; dapat diartikan bersetubuh (wath’i) dan akad pernikahan (aqd al-nikah).
 Dalam redaksi lain, kaidah ini diungkapkan dengan kata-kata;

 ‫األصل فى النكاح الحذر‬ ‫األصل فى األبضاع التحريم‬


 Perbedaan redaksional dua kaidah ini lebih dipicu oleh faktor penggunaan dua kata yang
berbeda, yakni al-budl’ dan al-nikah, yang sebenarnya memiliki kemiripan makna. Karena itu,
dua kaidah ini sebenarnya hanya berbeda ungkapan namun memiliki hakikat yang sama.
Lanjut…….

 Kaidah cabang ini memiliki pengertian bahwa hukum asal pada sesuatu
yang berhubungan seksual antara laki-laki dan perempuan adalah
haram. Hingga adanya sesuatu yang melatarbelakangi hal tersebut
menjadi hala yakni akd nikah. Kaidah cabang ini juga memilki
hubungan erat dengan kaidah “Inna at-tahrim mughallabun fi al-ibdla”
sesungguhnya penghraman itu dimenangkan dalam perkara seksual
(farji). Oleh karena itu, jika terjadi perselisihan hukum diantara halal
dengan haram terhadap diri seorang wanita, maka hukum haram itulah
yang dijadikan patokan hukum pada diri seorang wanita adalah haram,
karena hukum asal dari seksual (farji) adalah haram.
Lanjut……

‫َك‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِه‬ ‫ِج‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫َل‬ ‫اَّل‬‫ِإ‬ ، ‫َن‬ ‫و‬‫ُظ‬ ‫ِف‬ ‫ا‬ ‫ِه‬ ‫ِج‬‫و‬ ‫ِل‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬ ‫َّل‬ ‫ا‬ 
‫َع ٰى ْز َو ْم ْو َم َم ْت‬ ‫َو َن ُه ْم ُف ُر ْم َح‬
‫ِئ‬ ‫َٰل‬
‫ُأو‬‫َف‬ ‫ِل‬ ‫َٰذ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫َف‬ ، ‫ِم‬‫و‬ ‫ُل‬ ‫َغ‬ ‫َّن‬ ‫ِإ‬ ‫َف‬ ‫ا‬ ‫َأ‬
‫ُم‬ ‫ُه‬ ‫َك‬ ‫َك‬ ‫َء‬ ‫َوَر‬ ‫ٰى‬ ‫َغ‬‫َت‬‫ْب‬ ‫َم‬ ‫َني‬ ‫َم‬ ‫ُر‬‫ْي‬ ‫ْم‬ ‫ُه‬ ‫ْم‬ ‫ُه‬‫ُن‬ ‫َمْي‬
‫اْلَع اُدوَن‬
 Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka
atau budak yang mereka miliki, Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada
terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu. Maka mereka Itulah orang-orang
yang melampaui batas (al mukminun: 5-7).
Lanjut…..

:‫وجاءىف احلديث أن النىب صلى اهلل عليه وسلم قال ىف النساء‬


‫أتقوا اهلل ىف النساء فإنكم استحللتم فروجهن نكلمة اهلل‬
 Dan dalam sebuah hadist, rasulullah bersabda tentang kehormatan perempuan:
"bertakwalah kepada allah dalam mempergauli istri-istri kalian, karena
sesungguhnya kalian dihalalkan menjamah (menjima') kemaluan istri kalian dengan
kalimat allah
‫‪Lanjut…..‬‬

‫ُك‬ ‫اَل‬ ‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ُك‬ ‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ا‬ ‫ُأ‬
‫َّم‬ ‫ُك‬ ‫َل‬ ‫‪‬‬
‫ُح ِّرَم ْت َع ْي ْم َه ُت ْم َو َبَن ُت ْم َو َخ َو ُت ْم َو َع َّم ُت ْم َوَخ ُت ْم‬
‫ُك‬ ‫َأ‬ ‫يِت‬ ‫اَّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ُت‬ ‫ا‬ ‫ُأ‬
‫َّم‬ ‫ِت‬ ‫اُأْل‬ ‫ا‬ ‫ِخ‬ ‫اَأْل‬ ‫ا‬
‫ْرَض ْع َن ْم‬ ‫ُم‬ ‫َه‬ ‫َو‬ ‫ْخ‬ ‫ُت‬ ‫َن‬‫َب‬ ‫َو‬ ‫ُت‬ ‫َو َبَن‬
‫َأَخ اُتُك ْم ِم الَّرَض اَع ِة ُأَّم َه اُت ِن اِئُك ْم َب اِئُبُك الاَّل يِت يِف‬
‫ُم‬ ‫َوَر‬ ‫َس‬ ‫َو‬ ‫َن‬ ‫َو َو‬
‫ُت‬ ‫ْل‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ُن‬‫و‬ ‫ُك‬‫َت‬ ‫ْن‬ ‫ِإ‬ ‫َف‬ ‫َّن‬ ‫ِهِب‬ ‫ُت‬ ‫ْل‬ ‫يِت‬ ‫اَّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ُك‬‫ِئ‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫ِم‬ ‫ِر‬
‫ُك‬ ‫و‬
‫َخ ْم‬ ‫َد‬ ‫ْمَل‬ ‫َخ ْم‬ ‫َد‬ ‫َس ُم‬ ‫ْن‬ ‫ْم‬ ‫ُحُج‬
‫َأ‬ ‫ُك‬ ‫ِب‬ ‫اَل‬ ‫َأ‬ ‫ِم‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬ ‫َّل‬
‫َّن َف ُج َن َح َع ْي ْم َوَح ُل ْبَن ُم َن ْن ْص ْم َو ْن‬‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ِئ‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِئ‬ ‫اَل‬ ‫ُك‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫اَل‬ ‫ِهِب‬
‫ْجَت َم ُعوا َبَنْي اُأْلْخ َتِنْي ِإاَّل َم ا َقْد َس َلَف ۗ ِإَّن الَّلَه َك اَن َغ ُف وًرا َرِح يًم ا‬
Lanjut…..

‫ كل عضو حرم النظر إليه حرم مسه بطريق أولى‬


 Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Kifayatul Akhyar Halaman 353 dan Raudhatuth
Thalibin Juz 7 Halaman 27:

‫ أنه حيث حرم النظر حرم املس بطريق األوىل ألنه أبلغ لذة‬
 Bahwa keharaman memandang menjadi haram menyentuh dengan jalan lebih utama
kerena menyentuh menjadi sebuah keni’matan
‫‪Lanjut….‬‬

‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫َّن‬ ‫ِإ‬ ‫ۗ ‬ ‫َك‬‫ْز‬‫َأ‬ ‫َف ُظ وا و ۚ َٰذ ِل‬ ‫ُّض وا ِم َأ اِرِه‬ ‫ِمِن‬ ‫ْل‬ ‫‪ُ ‬ق ِل‬
‫َه‬ ‫ُفُر َجُه ْم َك ٰى ُهَل ْم‬ ‫ْن ْبَص ْم َو ْحَي‬ ‫ْل ُم ْؤ َني َيُغ‬
‫ْظ‬ ‫َف‬ ‫َّن‬ ‫ِه‬‫ِر‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِم‬ ‫ْض‬ ‫ْغ‬ ‫ِت‬ ‫ا‬ ‫ِم‬ ‫ْل‬‫ِل‬ ‫ُق‬ ‫۞‬ ‫َن‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ِب‬
‫َو ْحَي َن‬ ‫َن ْن ْبَص‬ ‫ُض‬ ‫َي‬ ‫َن‬ ‫ْؤ‬ ‫َو ْل ُم‬ ‫َيْص َنُع‬ ‫َمِب‬ ‫َخ ٌري‬
‫ُفُروَجُه َّن َواَل ُيْب ِد يَن ِزيَنَتُه َّن ِإاَّل َم ا َظَه َر ِم ْنَه ا ۖ َو ْلَيْض ِرْبَن ُخِب ُم ِرِه َّن َع َلٰى ُجُي وِهِب َّن ۖ ‬
‫اَل ِد ي ِزي َّن ِإاَّل ِل وَلِتِه َّن َأ آ اِئِه َّن َأ آ اِء وَلِتِه َّن َأ َأ اِئِه َّن َأ َأ اِء‬
‫ْو ْبَن‬ ‫ْو ْبَن‬ ‫ْو َب ُبُع‬ ‫ْو َب‬ ‫ُبُع‬ ‫َو ُيْب َن َنَتُه‬
‫َأ‬ ‫ِه‬‫ِئ‬ ‫ِن‬ ‫َأ‬ ‫ِهِت‬ ‫َأ‬ ‫يِن‬ ‫َأ‬ ‫ِهِن‬ ‫ِإ‬ ‫يِن‬ ‫َأ‬ ‫ِهِن‬ ‫ِإ‬ ‫َأ‬ ‫ِه‬ ‫ِت‬
‫ُبُعوَل َّن ْو ْخ َو َّن ْو َب ْخ َو َّن ْو َب َخ َو َّن ْو َس َّن ْو َم َم ْت‬
‫َك‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫َأَمْي اُنُه َّن َأِو الَّت اِبِعَني َغ ِرْي ُأويِل اِإْل ْرَب ِة ِم َن الِّرَج اِل َأِو الِّطْف ِل اَّل ِذ يَن ْمَل َيْظَه ُروا‬
‫َع َلٰى َع ْوَراِت الِّنَس اِء ۖ َواَل َيْض ِرْبَن ِب َأْرُج ِلِه َّن ِلُيْع َلَم َم ا ْخُي ِف َني ِم ْن ِزيَنِتِه َّن ۚ َو ُتوُب وا‬
‫ِإىَل الَّلِه ِمَج يًع ا َأُّيَه اْلُم ْؤ ِم ُنوَن َلَع َّلُك ْم ُتْف ِلُح وَن ۞‬
Lanjut…….

 Qaidah yang kedua ini bisa dihubungan dengan tubuh wanita yang boleh dipandang pada waktu meminang, tetapi
ulama berbeda pendapat pada masalah tubuh yang boleh dipandang sebagaimana mengutip dalam buku fikih sunnah
halaman 227 juz 3. Para ulama berbeda pendapat mengenai bagian-bagian mana saja yang boleh dilihat sebelum
melangsungkan pernikahan.

a. Jumhur ulama berpendapat bahwa laki-laki yang akan meminang hanya boleh melihat wajah dan
kedua telapak tangan perempuan, karena dengan melihat wajah dapat diketahui kecantikan dan
keburukannya dan dengan melihat kedua tangan dapat diketahui kesehatan jasmaninya
(reproduksinya).

b. Dawud berpendapat bahwa laki-laki boleh melihat keseluruhan tubuh perempuan yang akan dipinang.

c. Auza’i berpendapat bahwa ia boleh melihat bagian-bagian tumbuhnya daging (lemak).


‫وعليكم السالم ورحمة هللا وبركته ‪‬‬

Anda mungkin juga menyukai