Inspirasi Iman
Sepanjang Masa
Diterbitkan oleh :
___5
___12
___21
___27
___35
___41
___47
___54
___60
___66
___72
___78
___83
___89
___95
___102
kita yang takut akan adzabNya dan meyakini bahwa Allah adalah Maha
Ghibah dan menggunjing adalah salah satu produknya. Seharusnya, setiap
Apalagi di zaman ini. Ketika berbagai media komunikasi, nyata dan maya,
begitu luas dan mudah. Ruang untuk mengungkapkan rasa menjadi bebas
tak terarah. Hingga, saudara seiman, kerabat, kaum muslimin dan bahkan
para pemimpin, pun tak luput menjadi sasaran panah.
1
HR. Muslim Jilid 4, hal. 2001, no. 2589.
2
Al-Adzkar, hal. 288
3
Hadits shahih, riwayat Abu Dawud dalam Sunan-nya (IV/269), lihat juga Shahihul
Jami’ (V/31)
ِِ إِ هن ِد َماءَ ُك ْم َوأ َْم َوالَ ُك ْم َحَر ٌام َعلَْي ُك ْم َك ُح ْرَم ِة يَ ْوِم ُك ْم َ َذا ِِ َش ْ ِرُك ْم َ َذا
َلَ ِد ُك ْم َ َذا
Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, (dan juga
kehormatan kalian) semua itu adalah haram atas kalian sebagaimana
kesucian hari kalian ini (hari tanggal 10), pada bulan kalian ini (Dzulhijjah)
dan di negeri kalian yang suci ini (Mina).
Kota Mina adalah sama hukumnya dengan kota Mekkah sebagai tanah
suci.
ِ ِ ِ
ُ ُُك ُل الْ ُ ْ ل ِم َعلَ الْ ُ ْ لم َحَر ٌام َد ُم ُ َو ع ْر ُ ُ َو َمال
4
Hadits ini tercantum dalam Shahihul Musnad, 1/508
ورُ ْم
َ ص ُد
ُ اس ََْ ُ ُشو َن ُو ُجوَ ُ ْم َوٍ َُُ ْ ت َِق ْوٍم َُ ْم أَظْ َف ٌار ِم ُ ِج ِِ َمَرْرَ لَ ه ا ُعر
ِ ِ ِ ِ ِ
ِ وم ال
، هاس َ ُُُ َ ُؤاَء الهذي َ يَأْ ُكلُو َن: ال
َ َ ق، يل ُ ْْ َم ْ َ ُؤاَء يَا ج: ت ُ فَ ُق ْل،
َويَ َق ُو َن ِِ أ َْعَرا ِ ِ ْم
Ketika aku i aj aik di la git , aku elewati suatu kau ya g kuku-
kukunya dari tembaga dalam keadaan mencakar wajah-wajah dan dada-
dadanya. Lalu aku e ta ya: “iapakah e eka itu wahai alaikat Ji il?
Malaikat Ji il e jawa : Me eka adalah o a g-orang yang memakan
daging-dagi g a usia da e usak keho ata ya.
6
Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai
ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin,
janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari
aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim
niscaya Allah akan mencari aibnya. Barang siapa yang Allah mencari
7
aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya walaupun di dalam rumahnya.
5
HR. Muslim no. 2564
6
HR. Abu Dawud no. 4878 dan lainnya
7
HR. At Tirmidzi dan lainnya
Allah berfirman,
8
HR. Ahmad 3/351
9
HR. Abu Dawud 4875 dan lainnya
10
Lihat Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush Shalihin 3/25
11
Al-Adzkar, hal 294
12
Hadits hasan, riwayat Abu Dawud dalam Sunan-nya (IV/271 No.4884), Lihat juga
Shahih Jami’ush Shaghir (V/160)
13
HR. At Tirmidzi no. 1931 dan lainnya
1. Mengadukan kezaliman orang kepada hakim, raja atau siapa saja yang
mempunyai wewenang dan kemampuan untuk menolongnya. Seperti
de ga e gataka : “i Fula e ga iaya saya de ga a a de ikia .
2. Meminta bantuan orang demi mengubah kemungkaran dan
mengembalikan pelaku maksiat agar kembali kepada kebenaran. Seperti
de ga e gataka : “i Fula telah elakuka de ikia aka egahlah
dia da i pe uata itu! atau u gkapa se isal ya.
3. Meminta fatwa. Seperti dengan mengatakan kepada seorang mufti (ahli
fatwa : Ayahku e ga iayaku. atau “auda aku telah e zali iku.
Atau “ua iku telah e zali iku. Meskipu ti daka ya g le ih aik
dan berhati-hati ialah de ga e gataka : Bagai a a pe dapat a da
terhadap orang yang melakukan perbuatan demikian dan demikian
ta pa e ye ut a a ya ?
4. Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan sebagian orang dan
dalam rangka menasihati mereka. Seperti mencela para periwayat hadits
dan saksi, hal ini diperbolehkan berdasarkan kesepakatan kaum
muslimin, bahkan hukumnya wajib karena kebutuhan umat
terhadapnya.
5. Menyebutkan kejelekan pelaku maksiat yang berterang-terangan dalam
elakuka dosa atau id ah ya, sepe ti o a g ya g e i u kha di
depan khalayak, merampas harta secara paksa dan sebagainya, dengan
syarat kejelekan yang disebutkan adalah yang terkait dengan
kemaksiatannya tersebut dan bukan yang lainnya.
6. Untuk memperkenalkan jati diri orang. Seperti contohnya apabila ada
orang yang lebih populer dengan julukan Al-A aj ya g pi a g , Al-
Ashamm (yang tuli), Al-A a ya g uta da lai se agai ya. Aka
tetapi hal ini diharamkan apabila diucapkan dalam konteks penghinaan
atau melecehkan. Seandainya ada ungkapan lain yang bisa dipakai untuk
15
memperkenalkannya maka itulah yang lebih utama .
14
Syarah Nawawi fi Shahih Muslim, XVI/142 dan Al-Adzkar, hal. 292
15
lihat Riyadhush Shalihin, dicetak bersama Syarah Syaikh Utsaimin, 4/98-99. penerbit
Darul Bashirah
Di antara perkara yang bisa kita lakukan untuk membentengi rumah kita
dari setan adalah :
Ahli tafsir berbeda pendapat tentang rumah yang dimaksudkan dalam ayat
17
di atas.
( ِمْ َ ا) َوَر ُج ٌل َد َخ َل َْيتَ ُ ِ َ ٍَم فَ ُ َو:َ ِام ٌ َعلَ هِ َعهز َو َج هل َ ََةٌ ُكلُ ُ ْم
هِ َعهز َو َج هل ََ ِام ٌ َعل
16
Al-Adzkar, hal. 25
17
Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 12/209
18
Ahkamul Qur’an, 3/1240
19
HR. Abu Dawud no. 2494
20
Al-Adzkar, hal. 26
َ ا:ال الشْهي َا ُن َ َإِذَا َد َخ َل الهر ُج ُل َْيتَ ُ فَ َذ َكَر هَ ِعْ َد ُد ُخ ْولِِ َو ِعْ َد َ َ ِام ِ ق
َ َ َوإِ َذا َد َخ َل فَلَ ْم يَ ْذ ُك ِر هَ ِعْ َد ُد ُخ ْولِِ ق.َت لَ ُك ْم َواَ َع َشاء
:ال الشْهي َا ُن َ َمبِْي
ت َ َ َوإِ َذا َْ يَ ْذ ُك ِر هَ ِعْ َد َ َ ِام ِ ق.ت
َ أ َْد َرْكتُ ُم الْ َ بِْي:ال َ أ َْد َرْكتُ ُم الْ َ بِْي
ُ ََوالْ َ َشاء
Apa ila seseo a g asuk ke u ah ya lalu ia e ziki kepada Allah saat
masuknya dan ketika hendak menyantap makanannya, berkatalah setan,
Tidak ada te pat e ala agi kalia da tidak ada aka ala .
Bila ia masuk rumah dalam keadaan tidak berzikir kepada Allah ketika
asuk ya, e katalah seta , Kalia e dapatka te pat e ala .
Bila ia tidak berzikir kepada Allah ketika makannya, berkatalah setan,
Kalia e dapatka te pat e ala sekaligus aka ala .
21
Berzikir kepada Allah akan mengusir setan dari rumah kita sehingga
setan tidak dapat menyertai kita saat makan dan tidur. Sementara, lalai
dari zikrullah akan memberikan kesempatan emas bagi setan karena ia
mendapati tempat menginap plus makan malamnya. Tentunya setan ini
tidak sendirian. Bersamanya ada kawan-kawannya, gerombolan setan,
karena setan mengucapkan ucapan demikian kepada teman-teman,
22
pembantu-pembantu, dan sahabatnya.
21
HR. Muslim
22
Al-Minhaj, 11/191
َ َت تَ ْ تَ ِ ُع ل ِ َ تِْل
َما،هاس
ُ ت يََرا َ ا ال
ْ َصبَ َح َ ْ َولَ ْو قَ َرأ،ك
ْ ت َا ْ َ ك الْ َ َئ َكةُ َكا
تَ ْ تَِ ُ ِمْ ُ ْم
23
HR. Al-Bukhari no. 5020 dan Muslim no. 1857
َو َسَ ُام الْ ُق ْر ِن ُس ْوَرةُ الْبَ َقَرةِ َوإِ هن الشْهي َا َن إِذَا ََِ َع،إِ هن لِ ُك ِّل َش ْي ٍء َسَ ًاما
ت اله ِذي يُ ْقُرأُ فِْي ِ ُس ْوَرةُ الْبَ َقَرةِ سورَة الْب َقرةِ تُ ْقرأُ خرج ِم الْب ي
َْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ
Sesungguhnya segala sesuatu ada puncaknya (punuknya) dan puncak dari
Al-Qu a adalah su ah Al-Baqarah. Sungguh setan bila mendengar
dibacakannya surah Al-Baqarah, ia akan keluar dari rumah yang di
dalamnya dibacakan surat Al-Ba a ah te se ut.
25
24
HR. Muslim no. 1895
25
HR. Al-Hakim, dihasankan Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 588
26
HR. Muslim no. 1821
27
HR. Al-Bukhari no. 432 dan Muslim no. 1817
28
Al-Minhaj, 6/309
29
HR. Al-Bukhari no. 731 dan Muslim no. 1822
َ َوََْ َ ُخ َخ ِري، ض ُع الْ َلَ َم فَيُبَ يِّتُ ُ ُم ه. اج ٍة فَيَ ُقولُوا ْارِج ْع إِلَْي َا َغ ًدا
َ َاَُ َوي َ َُ
ِ
قَِرَدةً َو َخَا ِز َير إِ ََ يَ ْوِم الْ ِقيَ َام ِة
Benar-benar akan ada sekelompok orang dari umatku yang menghalalkan
zina, sutera, khamr, dan alat musik. Ada sekelompok orang yang tinggal di
lereng puncak gunung. Setiap sore seorang penggembala membawa
(memasukkan) hewan ternak mereka ke kandangnya. Ketika datang
kepada mereka seorang fakir untuk suatu kebutuhannya, berkatalah
e eka kepada si faki , Besok sajalah ka u ke a i! Maka di ala
harinya, Allah “u ha ahu wa Ta ala aza e eka de ga diti paka ya
gunung tersebut kepada mereka atau diguncang dengan sekuat-kuatnya.
“e e ta a ya g sela at da i e eka, Allah “u ha ahu wa Ta ala u ah
menjadi kera-kera dan babi- a i hi gga ha i kia at.
30
س ِ ِ
ٌ اَ تَ ْ َح ُ الْ َ َئ َكةُ ُرفْ َقةً في َ ا َك ْل ٌ َواَ َجَر
30
HR. Al-Bukhari no. 5590
31
HR. Muslim no. 5514
ٌورة ِِ ِ
َص ُ َاَ تَ ْد ُخ ُل الْ َ َئ َكةُ َْيتًا في َك ْل ٌ َوا
32
HR. Muslim no. 5512
33
Al-Minhaj, 14/308
34
lihat Majmu’ Fatawa wa Rasail Fadhilatusy Syaikh, no. 329, 2/227-278
35
HR. Muslim no. 5511
ص ِم ْ َع َ لِ ِ ُك هل يَ ْوٍم قِ َر اَ ِن ٍِ ِ
َ َم ِ اقْ تَ َِ َكْلبًا إاه َكْل َ َماشيَة أ َْو َ ا ٍر َ َق
Siapa yang memelihara anjing kecuali anjing penjaga ternak atau anjing
berburu berkurang dua qirath pahala amalannya setiap ha i.
38
36
HR. Al-Bukhari no. 3225 dan Muslim no. 5481
37
HR. Muslim no. 5478
38
HR. Al-Bukhari no. 5482 dan Muslim no. 3999
Dunia ini fana. Manusia hidup di dunia sekejap saja. Toh, kehidupan dunia
yang hanya sementara ini nyatanya telah menjebak banyak manusia,
tenggelam mencari kesenangan yang seolah tidak ada habisnya. Setelah
terpenuhi satu keinginan, akan muncul keinginan yang lain, begitu
seterusnya. Hingga akhirnya, kehidupan akhirat yang kekal abadi pun
kemudian terlupakan. Segala cara akan ditempuh demi menggapai
keinginan akan kesenangan atas segala hal yang bersifat duniawi, tidak
peduli lagi baik-buruk, halal-haram, dosa dan neraka. Yang penting dapat
hidup senang bergelimang harta dan memiliki kedudukan dan tahta.
Apalagi saat ini, ketika harga terus melonjak naik, sementara lapangan
peke jaa aki susah, Ja ga ka mencari yang halal, mencari yang
ha a saja susah, de ikia ke a yaka o a g se i g e geluh.
Kita tentu berlindung kepada Allah dari sifat rakus dan selalu merasa
kurang ini, sehingga tidak terjerumus melakukan tindakan-tindakan yang
dilarang karena memperturutkan hasrat duniawi.
Itulah keadaan kita dan itu nyata. Sedikit yang mau bersyukur. Telah
banyak diberi nikmat malah dikata masih sedikit dan kurang. Padahal
sebaik-baik hamba adalah yang mau bersyukur baik ketika diberi sedikit
atau pun banyak. Namun yang sedikit saja jarang kita mau syukuri, apalagi
yang banyak.
39
Lihat Tafsir ath-Thabari, IX/26, no. 24588
Segala nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah ujian bagi kita,
apakah kita akan menjadi hamba-Nya yang bersyukur ataukah menjadi
orang yang kufur. Sungguh benar apa yang diucapkan oleh Nabi
Sulaiman alaihis sala tatkala mendapatkan nikmat, beliau
mengatakan : “Ini termasuk karunia dari Rabb-ku untuk mengujiku, apakah
aku bersyukur ataukah mengingkari (nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri. Dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabb-ku Maha
Kaya lagi Maha Mulia. (QS. An-Naml: 40).
Syukur adalah akhlaq yang mulia, yang muncul karena kecintaan dan
ke idha a ya g esa te hadap “a g Pe e i Nik at. “yuku tidak aka
u gki isa te wujud jika tidak diawali de ga ke idha a . “eseo a g
yang diberikan nikmat oleh Allah walaupun sedikit, tidak mungkin akan
bersyukur kalau tidak ada keridha a . O a g ya g e dapatka
penghasilan yang sedikit, hasil panen yang minim atau pendapatan yang
pas-pasa , tidak aka isa e syuku jika tidak ada ke idha a . De ikia
pula orang yang diberi kelancaran rizki dan harta yang melimpah, akan
terus merasa kurang dan tidak akan bersyukur jika tidak diiringi keridha a .
Syukur itu, sebenarnya tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan
alha dulillah . Na u he dak ya seo a g ha a e syuku de ga hati,
lisan dan anggota badannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu
Qudamahrahimahullah, “yuku ya g se e a ya adalah de ga hati,
40
lisan dan anggota badan.
40
Lihat Minhajul Qasidin, hal. 305
41
Ibn Qayyim al-Jauziyah, Tahdzib Madarij al-Salikin oleh Abdul Mun`im al`Izzî, hal.
348
42
HR. Tirmidzi. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan
43
HR. Muslim
44
HR Ibnu Majah. Syaikh Al-Albani menilai hadits ini hasan
45
Lihat Taisir Karimir Rahman, hal. 74
Benarkah pernyataan ini? Ini jelas adalah tipu daya dan racun syaitan yang
telah merasuk dalam jiwa. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, kami
akan mencoba memaparkan beberapa perkara yang berkaitan dengan
hukum pandangan. Semoga Allah memberikan taufiq-Nya.
Maka wajib atas kita untuk saling menasehati untuk bertaubat dan
hendaknya saling memperhatikan antara satu dengan yang lainnya apakah
seseorang di antara kita telah bertaubat ataukah masih senantiasa
tenggelam dalam dosa-dosanya, karena Allah mengarahkan perintah untuk
48
e tau at kepada kita se ua.
46
HR. Bukhari
47
HR. Muslim
48
Lihat Syarah Riyadhus Shalihin
49
HR. Abu Dawud. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani
50
HR. Muslim
51
HR. Bukhari
52
Lihat Adhwaa’ul Bayan, Tafsir Surat 24/31
53
HR. Thabrani. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani
54
Lihat Majmu’ Al-Fatawa 15/396
55
HR. Tirmidzi. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
Yang sangat menyedihkan, masih saja ada di antara kita yang merasa
dirinya aman dari fitnah dengan terus mengumbar pandangannya. Hal ini
tidak lain kecuali karena dia telah terbiasa, sehingga kemaksiatan tersebut
terasa ringan di matanya. Dan ini merupakan ciri-ciri orang munafik.
Be kata A dullah i Mas ud , “eo a g u i e a da g dosa-
dosanya seperti gunung yang ia berada di bawah gunung tersebut, dia
takut (sewaktu-waktu) gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun
56
Lihat Tuhfatul Ahwadzi 4/2835
57
HR. Muslim
58
Lihat Al-Minhaj 2/87
59
Lihat Adhwaul Bayan, tafsir surat 24/31
60
Shahihul Bukhari no. 6308
61
HR. Bukhari dan Muslim
62
Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
63
Lihat Dzammul Hawa hal.78
***
Masuk surga adalah cita-cita dan harapan tertinggi setiap orang beriman.
Di sanalah semua kebahagiaan dan kenikmatan yang diinginkannya
tersedia. Tidak ada kenikmatan yang melebihi nikmat-nikmat di sana.
Karenanya, ia merasa ringan dan senang dalam mengemban perintah dan
menjauhi larangan dalam Islam. Allah berfirman dalam sebuah hadits
qudsi, Aku pe siapka u tuk ha a-hamba-Ku yang shalih, kenikmatan
yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga
da tidak pe ah te li tas dala hati a usia .
64
64
HR. Bukhari
Dari beberapa ayat dan penjelasan dari penafsiran ulama di atas, telah
jelas bahwa seorang mukmin memiliki kesempatan untuk berkumpul
kembali dengan anggota keluarganya di surga kelak. Semoga kita bisa
meraihnya. Amin
seorang anak Adam mati, terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga
perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang
67
selalu mendoakannya .
Jika kita kembali melihat beberapa firman Allah yang mulia terkait hal
ini, maka setidaknya ada dua syarat agar kita bisa berkumpul bersama
dalam kebahagiaan di akhirat kelak, yaitu:
65
Tafsir Ibn Katsir, 4/73
66
HR. Ibnu Majah
67
HR. Muslim
Sehingga, jika kita ingin dan berharap agar kebahagiaan bersama berlanjut
sampai di akhirat kelak, maka salah satu caranya tiada lain berupaya
semaksimal mungkin untuk menjadikan diri sendiri dan anggota keluarga
memiliki iman dan amal shalih.
Wallahu a la .
1. Pujian Allah kepada para hamba di hadapan para malaikat. Makna ini
diu gkapka oleh A ul Aliyah rahimahullah sebagai penjelas makna
shalawat Allah kepada Nabi-Nya ya g ulia, yaitu : “halawat Allah kepada
Nabi-Nya adalah se uah pujia di hadapa pa a Malaikat. (Kitab Shahih
Bukhari kitab at-Tafsir bab Innalllaha wa Malaikatahu Yusholluna
ala a iy).
Kedua, adapun makna shalawat para malaikat kepada para hamba Allah,
al-Hafiz Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, Ada dua pe dapat te ta g
makna shalawat para malaikat kepada para hamba Allah, yakni :
68
Lihat Kitab al-Mufradat fii Gharibil Qur’an
69
Dalam Zadul Masir
70
Kitab Shahih Bukhari kitab at-Tafsir bab Innalllaha wa Malaikatahu Yusholluna
‘alannabiy
71
Dalam Zadul Masir
makhluk Allah yang tidak pernah bermaksiat dan selalu taat kepadaNya?
Jauh sebelum kita lahir, Rasulullah telah mengabarkan kepada kita, tips
dan trik meraih doa para malaikat tersebut. Tentu dengan harapan agar
kita lebih termotivasi dalam beramal shalih meskipun itu nampak kecil.
Dan yang pasti itu semua untuk kebaikan kita di dunia dan di akhirat.
72
Lihat al-Mufradat fii Gharibil Qur’an
73
Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih At Targhib wat Tarhib
I/37
Hurairah ,bahwa
Rasulullah bersabda, Tidaklah salah seorang di antara kalian yang
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu
Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin `Azib , bahwa
Rasulullah bersabda , Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf- shaf
75
terdepan" .
(
)
74
Shahih Muslim no. 469
75
Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130
76
Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhibwat Tarhib I/272
77
Shahih Bukhari no. 782
Maka, pilihlah doa-doa yang terbaik untuk saudara kita yang lainnya,
karena itu pun akan kita peroleh.
78
Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah
79
Shahih Muslim no. 2733
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib , bahwa Rasulullah
bersabda , "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali
Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat
kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam
82
kapan saja hingga shubuh .
80
Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010
81
Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519
82
Al-Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih"
83
Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343
84
HR Bukhari
Jika hal ini dibiarkan, maka ini akan berlarut-larut dan terus berlangsung.
Apalagi, hal ini ditambah dengan banyaknya fasilitas untuk berhutang yang
disediakan oleh lembaga-lembaga, badan-badan atau perusahaan-
perusahaan yang menganut sistem ribawi. Parahnya, tidak hanya orang-
orang awam yang terlibat dengan hal-hal seperti ini, orang-orang yang
sudah lama ngaji dan orang-orang kaya pun turut berpartisipasi dalam
meramaikannya. Wallahul- usta a .
Padahal, Rasulullah justru sangat takut berhutang dan juga sangat takut
jika hal tersebut menjadi kebiasaannya. Diriwayatkan dari
Aisyah radhiallahu anha, bahwasanya dia mengabarkan, Dahulu
Rasulullah sering berdoa di dalam shalatnya, Ya Allah, “esu gguh ya
aku berlindung kepadamu dari azab kubur, dari fitnah al-Masiih ad-Dajjaal
dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah! Sesungguhnya
aku berlindung kepadamu dari hal-hal yang menyebabkandosa dan dari
berhutang .
85
Lihat Al-Fawaid, 57
86
HR. Bukhari dan Muslim
Tetapi perlu diingat, Rasulullah telah melakukan hal yang mulia ketika
beliau berhutang. Ini yang patut untuk diteladani. Apakah hal yang mulia
tersebut? Beliau menggadaikan baju besinya sebagai jaminan. Apabila
beliau tidak mampu membayarnya, maka baju besi itulah yang menjadi
pembayarannya. Begitulah seharusnya yang kita lakukan ketika berhutang.
Kita harus memiliki jaminan dalam berhutang. Jaminan-jaminan tersebut
bisa berupa :
ِِ ِ
َ س الْ ُ ْؤم ِ ُم َله َقةٌ ِ َديْ َح هِ يُ ْق
ُ ْض َع ُ َ ْف
87
HR. Ibnu Majah. Syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini shahih
88
HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Al-Albanirahimahullah mengatakan bahwa hadits ini
shahih
89
Tuhfatul Ahwadzi, 3/142
90
Nailul Authar, 6/114
91
HR. Ibnu Majah. Syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini hasan
shahih
92
Faidul Qadir, 3/181
bersabda,
ِ ٍ ِ ِ ِ
َ ْيُ ْغ َفُر لل هش يد ُك ُل ذَ ْ إاه الدهي
“e ua dosa o a g ya g ati syahid akan diampuni kecuali
94
hutang .
ِ ِ ِ ِ لَ ه
ُ َ َوَكاتب، ُ َو َشا َد، ُ َ َوُموكل، اَُ ك َل الِّرَا ََ
Allah elak at pe aka i a, ya g e ei aka , saksi da ju u
tulis ya .
95
Jika ingin berhutang, maka niatkanlah dengan hati yang jujur untuk segera
melunasi hutang tersebut pada waktu yang telah dijanjikan. Insyaa Allah,
Allah akan membantu pelunasannya. Rasulullah bersabda,
93
HR Muslim
94
HR. Muslim
95
HR. Ahmad. Syaikh Syu’aibrahimahullah mengatakan, “Shahih li ghairih”
96
HR. Bukhari
Jika telah sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka segeralah
membayar hutang tersebut dan jangan menunda-nundanya, terkecuali
pada saat itu kita tidak memiliki harta untuk membayarnya.
Rasulullah bersabda,
ًضاء
َ ََح َ ُ ُك ْم ق
ْ َخْي ُرُك ْم أ
“esu gguh ya ya g pali g aik di a ta a kalia adalah ya g paling baik
98
dalam membayar hutang .
Orang yang memiliki harta untuk membayar hutangnya, tetapi dia sengaja
memperlambat pembayarannya, maka dianggap sebagai suatu kezhaliman.
Rasulullah bersabda,
ِ ظُْل ٌم ِ
ِّ ََم ْ ُل الْغ
Memperlambat pembayaran hutang untuk orang yang mampu
99
membayarnya adalah kezaliman .
Jika benar-benar tidak mampu membayar hutang pada waktu yang telah
ditentukan, segeralah meminta maaf kepada orang yang menghutangi dan
minta tenggang waktu untuk membayarnya. Bagi yang menghutangi,
hendaknya memberi tengang waktu tambahan. Allah berfirman, artinya
: Da jika o a g ya g e huta g itu dala kesuka a , aka e ilah
tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau
semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al-
Baqarah: 280).
Wallahu a la .
97
HR. Ibnu Majah. Syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini shahih
98
HR. Bukhari
99
HR. Bukhari dan Muslim
100
HR. Ibnu majah, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
Hal ini mungkin diremehkan oleh sebagian kaum muslimin. Namun, masya
ini? Jika belum, simaklah sabda Nabi kita yang mulia Muhammad ,
Pernahkah kita melakukannya dengan sengaja untuk mendapat ganjaran
Nah, terkhusus kepada para pelaku pasar, pedagang, makelar, dan pembeli
yang hendak memasuki pasar untuk melakukan bisnisnya, penting untuk
101
HR. Ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam silsilah
shahihah no 2346
102
HR. Muslim, An-Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah dari Ummu Habibah
103
HR. Ahmad dari Mu’adz bin Anas, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah
dalam shahih Jami’ no 6472
Ketika kita tertimpa musibah, maka hal dianjurkan oleh kita adalah
elakuka Isti ja yaitu u apa “innaa lillaahi wa i aa ilaihi aaji uu ,
sebagaimana firman Allah , Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun [QS. Al-Baqarah :
155-156].
Namun, tahukah kita bahwa setelah itu kita pun dianjurkan untuk memuji
Allah e gu apka Alha dulillah ?
104
HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu majah, dan Al-Hakim dari Ibnu Umar. Dihasankan oleh
Syaikh Al-Albani rahimahullah
105
HR. At-Tirmidzi dari Abu musa Al-Asy’ari. Dihasankan oleh Syaikh Al-
Albani rahimahullah
Rasul kita yang mulia , menjamin rumah di surga tertinggi bagi yang
berakhlak mulia. Sebagaimana sabda Rasulullah , Aku menjamin dengan
rumah di pinggir surga bagi orang yang meninggalkan pertengkaran
walaupun ia dipihak yang benar. Aku menjamin dengan rumah di tengah
surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun untuk ketika
bercanda. Aku menjamin dengan rumah di surga yang paling tinggi bagi
109
orang yang baik akhlaknya .
106
HR. Abu Dawud 4682. Tirmidzi 1162, Ahmad 2/472 Lihat As-Shahihah 284
107
Madarijus Salikin 2/320
108
Adab Syar’iyah 2/191
109
HR. Abu Dawud dari Abu Umamah. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah
110
HR. An-Nasai, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullah
111
HR. Bukhari dan Muslim
112
Syarah Riyadhush Shalihin, 3:202
113
HR. al-Muhaamili dalam amaalinya dan dishahihkan al-Albani rahimahullah
114
HR. At-Tirmizi dan dishahihkan Al-Albani rahimahullah
Wallahu Ta ala A la .
115
HR. Ath-Thabrani dan Al-Hakim, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah
116
HR. At-Tirmidzi dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah
Jika gangguan dari luar, Anda bisa meminta bantuan orang lain
untuk mengusirnya. Tapi ini tidak berlaku ketika dalam mimpi.
Anda tidak mungkin memanggil teman, suami, atau istri Anda
untuk mengusir setan yang mengganggu Anda dalam dunia mimpi.
117
HR. Bukhari 5641
118
HR. Bukhari dan Muslim
119
al-Adzkar, Hal. 95
120
HR. Abu Daud 4856 dan dishahihkan al-Albani
.
121
HR. Ibnu Hibban 5533, Hakim dalam al-Mustadrak 1969 dan beliau shahihkan,
kemudian disepakati oleh Adz-Dzahabi
122
HR. Bukhari 9/62 dengan Fathul Baari dan Muslim 4/1723
Bacalah ayat kursi sebelum Anda tidur. Jika Anda belum hafal, bisa buka
surat Al-Baqarah ayat: 255. Bacaan ini sebelum tidur memiliki keutamaan
yang besar.
123
HR. Bukhari 6324
124
HR. Bukhari
125
HR Bukhari
126
HR. Bukhari 4008 dan Muslim 807
127
Keterangan DR. Dib Bagha dalam Ta’liq Shahih Bukhari, 5/84
Inilah beberapa tips dan nasehat agar tidur Anda tidak diganggu setan,
insya Allah. Semoga bermanfaat. Wallahu A la .
128
HR. Bukhari 6311 dan Muslim 2710
Setiap kita pasti tahu bahwa sedekah adalah salah satu amalan mulia dan
agung dalam agama kita. Banyak keutamaan sedekah yang disebutkan oleh
Allah dan RasulNya . Di antaranya dapat menghapuskan dosa,
e a ah ezeki, o at da i pe yakit, e ghala gi ala atau usi ah da
lainnya.
Bagi orang yang dikarunia oleh Allah harta yang berlimpah tentu
bersedekah itu tidaklah sulit, bahkan terkadang semudah mengedipkan
mata. Namun bagi orang yang ditaqdirkan Allah tidak memilki banyak
harta, maka umumnya bersedekah mungkin menjadi hal yang sulit.
Nah, jika seperti itu, berarti orang kaya akan selalu lebih utama karena
mereka dapat bersedekah sekaligus melakukan berbagai amalan yang
dapat bernilai sedekah? Ya, itulah keutamaan yang diberikan
Allah kepada sebagian hambaNya, tentu dengan hikmahNya yang agung.
Berikut ini beberapa amalan yang dapat dinilai Allah sama dengan
sedekah.
129
HR. Bukhari
130
HR. Muslim
131
Syarah Shahih Muslim (VII/91)
132
HR. Bukhari, Muslim dan lainnya
133
HR. Bukhari dan Muslim
134
Lihat Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim Al-Nawawi 7/103
135
HR. Bukhari dan lainnya
136
Ash-Shahihah no. 8
137
Shahih: Ash-Shahihah no. 1553; Shahih Al-Jami’ no. 6080
138
Musnad Ahmad no. 21986. Shahih At-Targhib wa At-Tarhib 1/221
139
Musnad Ahmad 5/360. Ash-Shahihah no. 86
140
HR. Bukhari dan Muslim
141
HR. Bukhari dan Muslim
142
MusnadAhmad 4/230-231; Sunan At-Tirmidzi no. 2325; dan lainnya
143
HR. Bukhari dan lainnya
144
Syarah Shahih Muslim (VII/92)
145
Shahih: Irwa` Al-Ghalil 2/204-205;Shahih Al-Jami' no. 5567; Shahih Sunan An-Nasa`i
1/387
146
Shahih: Irwa` Al-Ghalil no. 454; Shahih Sunan An-Nasa`i 1/386
Hal ini hukumnya tidak terlarang. Shalat kedua bagi orang ini (yang
menemani) teranggap shalat nafilah/sunnah. Dan bagi yang
terlambat (yang ditemani) tetap terhitung sebagai shalat fardhu baginya.
Perlu dipahami bahwa masjid saat ini tidak lagi beralaskan tanah tetapi
lantai. Maka yang kita lakukan adalah menghilangkannya, misalnya dengan
mengepelnya atau yang lainnya. Dan ini masih bernilai sedekah, karena
tujuannya adalah menghilangkan kotoran yang ada di dalam masjid.
Wallahu A la .
147
Shahih: Sunan Abu Dawud no. 574
148
HR.Muslim, hadits no. 720
149
Musnad Ahmad 5/354. Shahih Sunan Abu Dawud 3/984; Irwa` Al-Ghalil 2/213
Dosa, setiap kita pasti tak lepas darinya. Demikianlah sunnatullah bagi
manusia sebagai hamba yang tidak pernah luput dari kekurangan. Namun,
hendaknya kita tidak berkecil hati. Bukankah Allah Yang Maha Pemurah
dan Penyayang menyediakan ampunan dan penghapusan kesalahan
kepada hambaNya di setiap saat?
Sungguh benarlah, ucapan sahabat yang mulia Anas bin Malik dahulu :
Kalia seka a g elakuka pe uata dosa ya g di ata kalia pe uata
itu lebih tipis daripada rambut (sangat remeh). Padahal dulu di masa
Rasulullah kami menganggapnya termasuk perkara yang akan
152
e i asaka . Itu beliau ucapkan dahulu di zaman beliau hidup.
Bagaimana jika beliau hidup di zaman ini dan menyaksikan apa yang
terjadi?
Telah kita maklumi bersama bahwa dosa kepada Allah terbagi menjadi
dua :kabair (dosa - dosa besar) dan shaghair (dosa - dosa kecil).
Namun pendapat yang kedua ini lemah. Sebab Allah sendiri telah
membagi dosa dalam dua bagian, sebagaimana dalam firmanNya, artinya :
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang
kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-
dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia
su ga (QS. An-Nisa : .
150
(HR. Ahmad dan dishahihkan Albani di dalam kitab Silsilah al-Ahadits al-Shahihah,
no. 389
151
HR. Ahmad dan lainnya. Lihat Silsilah ash-Shahihah, no. 389
152
HR. Bukhari
Dalil - dalil di atas dapat menjelaskan kepada kita bahwa dosa itu ada yang
besar dan ada pula yang kecil.
Banyak ulama yang menjelaskan mengenai batasan dan kriteria dosa besar.
Namun di antara pendapat yang ada, pendapat yang paling bagus dan kami
pilih dalam hal ini adalah apa yang dikatakan oleh Imam Adz-
Dzahabi rahimahullah di dalam mukaddimah kitabnya Al-Kabair, di mana
beliau berkata :
153
HR. Bukhari dan Muslim
154
HR Bukhari dan Muslim
155
HR. Bukhari dan Muslim
156
HR Muslim
Ketahuilah, sebuah dosa yang mungkin kita anggap kecil ternyata dapat
berubah menjadi dosa besar, apabila :
157
HR. Baihaqi dalam Asy Syu’ab
I u Mas ud mengatakan,
3.
158
HR. Bukhari dan Muslim
159
HR.Muslim
Kita berlindung kepada Allah dari tertutupnya hati karena dosa dan
maksiat. Wallahu a la .
160
HR. Ahmad dan Tirmidzi, dihasankan Syaikh Al-Albani rahimahullah
Ujian menyerang siapa saja tidak pandang bulu. Sebagaimana orang miskin
diuji, orang kayapun demikian. Sebagaimana rakyat jelata hidup di atas
ujian, para penguasa juga diuji. Bahkan bisa jadi ujian yang dirasakan oleh
para penguasa dan orang-orang kaya lebih berat daripada ujian yang
dirasakan oleh orang-orang miskin dan rakyat jelata. Begitu pula,
se agai a a seo a g awa diuji, seo a g ali pu aka diuji. Masi g-
masing tidak lepas dari ujian kehidupan.
segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun" (QS. Al-Mulk : 1-2).
bersabda,
iman seseorang maka semakin tinggi kadar ujian yang akan ia hadapi. Nabi
ِ يُْبتَ لَ الهر ُجل َعلَ َح، ُه اا َْمَل فَ ْاا َْمَل، هاس َ َء ااَْبِيَاء
َ ُ ُ ُ ُ ً ِ َش ُد ال َأ
َص ْلبًا ا ْشتَ هد َ َُاُ َوإِ ْن َكا َن ِ ِْ ِديِْ ِ ِرقهةٌ اُْتُلِ َي َعل ِ
َ ُ ُ ْ فَِإ ْن َكا َن دي، ْدي
ِِ ِ
ِ ض ما علَي ِ ِ ِِ ِ
ْ َ َ ِ فَ َ ا يَْب َر ُح الْبَ َءُ ِالْ َْبد َح هِ يَْت ُرَك ُ ََْشي َعلَ ْاا َْر، َْح َ ِ دي
ٌَخ ِ ْيَة
Orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang
paling sholeh dan seterusnya. Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika
agamanya kuat maka semakin keras ujiannya, dan jika agamanya lemah
maka ia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa
seorang hamba hingga meninggalkan sang hamba berjalan di atas bumi
161
tanpa ada sebuah dosapun" .
Apa yang menimpa Anda hari ini, sungguh itupun telah menimpa orang –
orang shalih dan beriman terdahulu. Sebut saja, Rasulullah ,para nabi,
para sahabat Rasulullah , para ulama dan lainnya.
161
Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no. 143
Pertama : Yakinlah bahwa selain Andapun juga diuji. Ada yang diuji dengan
kemiskinan. Ada yang diuji dengan harta, jabatan, dan kekuasaan. Ada
yang diuji dengan orangtua yang tidak mau taat. Ada yang diuji dengan
pengkhiatan sahabat. Sungguh, terlalu banyak model ujian yang menimpa
manusia. Maka poisis Anda adalah sebagaimana manusia-manusia yang
lain yang juga ditimpa musibah/ujian yang beraneka ragam.
tidaklah Allah menguji kecuali dengan ujian yang mampu dihadapi oleh
lain maka Anda tidak akan mampu menghadapinya. Yakinlah bahwa
seorang hamba.
162
Kitab Madarijus Salikin 2/152
163
HR. Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062
bisa jadi kondisi yang datang kemudian adalah lebih buruk. Allah
ujian tersebut tidak datang dan jika musibah tersebut tidak menimpamu
164
Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no. 146
Saat ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rezeki,
entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Ditambah
lagi dengan berbagai problem kehidupan dan tuntutannya. Sehingga tak
jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan
menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai.Bermunculanlah
para koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok,
penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggalkan
ibadah kepada Allah untuk mendapatkan secuil uang atau alasan
kebutuhan hidup.
Pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan beberapa hal yang
dapat ditempuh agar rezeki halal dari Sang Pemberi dapat diraih, pintu
rezeki dari atas langit terbuka, tentu dengan penuh harap dan keyakinan,
hanya Dialah yang mencurahkan rezeki kepada hamba – hamba yang Ia
kehendaki.
Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rezeki dan
menjadikannya terus bertambah. Allah berfirman, artinya
: "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
Imam Ibnu Katsir رحمه هberkata tentang firman Allah di atas, "Yaitu
barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang
diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan
memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan
memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan
yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya."
Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu
berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya
saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih
senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar
165
HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani
166
HR. Bukhari
167
HR. Ahmad, dishahihkan al-Albani
Ibnu Katsir رحمه هberkata, "Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal
yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah)
akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan
balasan di akhirat kelak."
Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah,
dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut
dengan melakukan ibadah haji.
168
HR. Muslim
169
HR. Bukhari
Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta
tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan
raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu" hanya kepada Allah , merasa
sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa
dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit
dan Bumi.
Di antara tafsiran Surat An Nur ayat 32 di atas adalah : Jika kalian itu miskin
maka Allah yang akan mencukupi rizki kalian. Boleh jadi Allah
mencukupinya dengan memberi sifat qona’ah (selalu merasa cukup) dan
boleh jadi pula Allah mengumpulkan dua rizki sekaligus (Lihat An Nukat wal
Uyu . Jika iski saja, Allah aka ukupi izki ya, agai a a lagi jika ya g
bujang sudah berkecukupan dan kaya?
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi menjelaskan kepada orang yang
mengadu kepadanya karena kesibukan saudaranya dalam menuntut ilmu
agama, sehingga membiarkannya sendirian mencari penghidupan
(bekerja), bahwa ia tidak semestinya mengungkit-ungkit nafkahnya kepada
saudaranya, dengan anggapan bahwa rezeki itu datang karena dia
bekerja. Padahal ia tidak tahu bahwasanya Allah membukakan pintu
rezeki untuknya karena sebab nafkah yang ia berikan kepada suadaranya
yang menuntut ilmu agama secara sepenuhnya.
Dan masih banyak lagi pintu-pintu rezeki yang lain, seperti : hijrah, jihad,
bersyukur, serta istiqamah, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih
rinci dalam lembar yang terbatas ini. Semoga Allah memberikan
taufiq dan bimbingan kepada kita semua. Amin.
Wallahu a la .
Dan jawaban Khidhir kepada Musa adalah, Adapun dinding rumah adalah
kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta
benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah seorang
yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai
kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai
rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut
kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang
kamu tidak dapat sabar terhadapnya" (QS. al-Kahfi: 82).
Dalam menafsirkan firman Allah dan kedua orang tuanya adalah orang
shalih , I u Katsi rahimahullah e kata : Ayat di atas e jadi dalil
bahwa keshalihan seseorang berpengaruh kepada anak cucunya di dunia
dan akhirat berkat ketaatan dan syafaatnya kepada mereka, maka mereka
terangkat derajatnya di surga agar kedua orang tuanya senang dan
berbahagia sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur`ân dan as-
170
“u ah .
170
Tafsîr Ibnu Katsir, 5/ 141
yang paling baik, dengan mengangkat derajat orang yang kurang sempurna
171
Lihat Tafsîr Fathul-Bayan, Siddiq Hasan Khan, 6/434
172
Tafsir Ibnu Katsir, 7/332
173
HR. Thabrani dalam al-Kaba`ir 3/227/(3225), dan lainnya
Ketahuilah, jika kedua orang tua membaca al-Qur-an, khususnya surat al-
Baqarah dan al-Mu awwidzatai an-Naas dan al-Falaq dan yang
semisalnya, maka para Malaikat akan turun kepadanya untuk
mendengarkan al-Qur-an, sedangkan setan akan lari, dan tidak diragukan
bahwa turunnya para Malaikat disertai dengan turunnya ketenangan dan
rahmat, semua ini tentu saja memiliki pengaruh yang sangat nyata
terhadap kebaikan dan keselamatan anak-anak.
Sebaliknya jika para orang tua meninggalkan al-Qur-an dan lalai dengan
tidak berdzikir kepada Allah, maka syaitan akan turun dan menyerang
rumah-rumah yang kosong dari dzikir kepada Allah.
Setan akan menyerang rumah-rumah yang penuh dengan suara musik yang
berisik, alat-alat musik yang tidak berguna dan gambar-gambar yang
diharamkan. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak-anak. Kondisi tersebut akan mendorong mereka
untuk melakukan kemaksiatan dan mengajak mereka untuk berbuat
kerusakan. Maka jangan remehkan dampak keshalihan diri terhadap
keshalihan anak.
174
HR. Muslim
Wallahu a la .
Membuka aib dan kekurangan orang lain adalah salah satu produk dari
permainan lisan yang tidak terarah. Seharusnya, setiap kita yang takut akan
adzabNya dan meyakini bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala Maha Melihat
dan Mendengar seluruh tindak-tanduk kita, mampu menjaga manajemen
lisan, saat diam dan bicara.
Edisi kali ini akan membahas bagaimana manajemen lisan terhadap aib dan
kekurangan orang lain dalam tinjauan syariat Islam. Selamat membaca.
Sungguh, perilaku mengungkap aib dan kekurangan orang lain, lahir dari
prasangka – prasangka yang tidak berdasar. Padahal Allah Subhanahu Wa
Ta'ala telah melarang untuk banyak berprasangka, sebagaimana
firmanNya,
Larangan yang ada dalam ayat di atas juga dikatakan oleh Nabi ,
sebagaimana hadits dari Abu Hurairah , dari Nabi , beliau bersabda,
Be hati-hatilah kalian terhadap prasangka (buruk), karena prasangka
(buruk) itu adalah sedusta-dusta perkataan. Janganlah kalian saling
mencari-cari kejelekan (tahassus), saling memata-matai (tajassus), saling
hasad, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian, wahai
175
hamba-hamba Allah, orang-orang yang bersaudara .
175
HR. Bukhari
Perkataan beliau , siapa saja yang telah beriman dengan lisannya namun
belum masuk iman itu ke dalam hatinya e u jukka siapa saja ya g
mengghibah dan mencari-cari aib saudaranya yang muslim, maka imannya
itu kurang, terjangkit sebagian virus nifak dan iman belum masuk ke dalam
hatinya sebagaimana orang-orang munafik.
Selain itu, salah satu ciri-ciri orang munafik adalah melampaui batas ketika
berselisih, sebagaimana riwayat :
Makna sabda beliau , Jika berselisih (bertengkar) maka dia berbuat fajir
; yaitu bila ia berselisih dengan orang lain, maka ia akan melakukan segala
jala ya g tidak disya i atka , te asuk elakuka tipu daya da e agai
perkataan bathil lainnya kepada/tentang lawannya.
Ini dalam perselisihan, lantas bagaimana jika mencari-cari aib itu menjadi
kebiasaan kita dalam setiap pembicaraan ? Tidakkah kita takut Allah
Subhanahu Wa Ta'ala akan menyingkap aib-aib kita di mata dan telinga
manusia? Bahkan di hari kiamat kelak ? Wallahul Musta a .
Ibnu Katsir rahimahullah berkata : Bagi siapa saja yang mendengar sesuatu
dari perkataan yang buruk, lalu dengan pikirannya tergambar sesuatu yang
akan diucapkannya; maka janganlah ia bergegas memperbanyak dan
178
e yia ka ya .
178
Tafsir Ibni Katsir, 6/29
179
Jaami’ul-‘Ulum wal-Hikam, hadits no. 36; tahqiq : Dr. Maahir Yasin Al-Fakhl
180
HR. Bukhari dalamAl-Adabul-Mufrad no. 234
181
HR. Bukhari
Rasulullah bersabda,
يامة ِ ِ
َ َم ْ َستَ َر ُم ْ ل ً ا َستَ َرُ هُ يَ ْوَم الْق
Ba a gsiapa ya g e utupi kesalaha seo a g usli , is aya Allah
183
akan menutupi kesalahannya kelak di hari kiamat .
Di sisi lain, Allah juga akan menyiapkan adzab yang pedih bagi mereka
yang senang mengumbar aib saudaranya.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik dia
berkata: Rasulullah bersabda: Ketika aku dia gkat i aj ke la git,
aku melewati suatu kaum yang kuku mereka terbuat dari tembaga, kuku
itu mereka gunakan untuk mencakar muka dan dada mereka. Aku lalu
e ta ya, Wahai Ji il, siapa e eka itu? Ji il e jawa , Me eka itu
adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan terjun
membi a aka keho ata e eka. . Wallahul Musta a .
184
Rasulullah telah mengatakan bahwa mencari-cari aib orang lain itu sama
dengan usaha untuk merusaknya/membinasakannya.
182
HR. Muslim
183
HR. Muslim dan yang lainnya
184
HR. Abu Daud ; dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5213
Sungguh, para shahabat dan salaf al-shalih adalah orang yang sangat
sayang kepada manusia sehingga berupaya menutupi segala aib dan
kesalahan; padahal diketahui mereka adalah pribadi-pribadi yang sangat
tegas dalam membasmi kemunkaran.
Rasulullah bersabda,
185
HR. Abu Daawud; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud,
3/199
186
HR. Abu Daawud : Shahih Sunan Abi Daawud, 3/199
187
HR. Bukhari
Wallahu a la .
188
HR. Bukhari dan Muslim
ٰو ۡ ٰ ٰ ٰ ٰ ٌ ٰٰ
Contoh keempat :
َ
ٱ ۡم ُ ِِّ ل ٱ ۡ ُم ۡ ٰ ِ ٰ و لم
ُ ٰ ٰ ۡ
ب ٱ ِ َ ِ ع َما يٰ ِصفون ٰ ٰ ٰ ُۡ ٰ ٰ
ربِك ر ِ
ٰم ٰ ٰ ٰۡ
ِ ب ٱر ِ
)(QS. As-Saffat : 180-182