Anda di halaman 1dari 20

Akhlak Dalam

Pergaulan
Kelompok 3
Anggota :
Crisna Sulistyono Devi Puspitasari
01 04
18090000004 18090000098

Heris Fajar Setiawan Rosda Intan Fachriya


02 05
18090000016 18090000103

Izzatunnisa Firdaus Fenty Nahdliyyati C.


03 06
18090000020 18090000134

Virliana Salsabilla
07
18090000176
01
Aurat Dalam Islam
AURAT
Menurut salah satu ulama fiqih, yaitu Al-
Dalam fiqih, aurat adalah bagian anggota Khatib As-Syirbini menyebutkan bahwa aurat
badan yang tidak boleh ditampakkan atau merupakan bagian tubuh yang harus ditutupi
terlihat oleh orang yang bukan muhrimnya. serta tidak boleh terlihat oleh orang yang
tidak muhrim dan bagian yang harus ditutupi
ketika melakukan shalat.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aurat adalah bagian tubuh
seseorang yang tidak boleh terlihat ketika salat dan tidak boleh diperlihatkan kepada
orang yang bukan mahramnya.
1. Menghindarkan Diri Dari Dosa Akibat Mengumbar
Aurat

2. Menghindari Fitnah, Tuduhan Atau Pandangan


Menutup aurat
Negatif adalah
3. Mencegah Timbulnya Hawa Nafsu Lawan Jenis
Maupun Sesama Jenis
kewajiban bagi
4. Sebagai Identitas Seorang Muslim setiap umat
QS. Al-Ahzab ayat 59 muslim.
Artinya: "Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, Ada beberapa kebaikan atau
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin,
"Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh
manfaat dari menutup aurat,
tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih antara lain :
mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak
diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang."
5. Mencegah Terkena Penyakit Dan Gangguan Kesehatan

6. Memberikan Sesuatu Yang Spesial Bagi Istri Ataupun


Suami Kita

Hadis riwayat Abu Daud no 4017

“Jagalah (tutuplah) auratmu kecuali pada istri atau budak


yang engkau miliki.”

7. Melindungi Diri Dari Tindak Kejahatan

8. Menutupi Aib Rahasia Yang Ada Pada Diri Kita


Batas Aurat Laki-Laki
Dalam berbagai hadits diterangkan bahwa Rasulullah SAW melarang umatnya untuk telanjang.
Diriwayatkan dari Al Miswar bin Makhramah ia berkata, aku datang memikul batu berat, saat itu aku
mengenakan pakaian yang tiba-tiba kainku melorot, padahal aku membawa batu, aku tidak sanggup
meletakannya sehingga sampai ke tujuan. Rasulullah SAW berkata:
"Betulkanlah pakaianmu, dan ambillah dan jangan kalian berjalan dalam keadaan telanjang." (HR. Muslim
dan Abu Dawud)

Dari hadits tersebut diketahui bahwa ada batasan aurat yang boleh ditampakkan. Merujuk pada
hadits riwayat Ahmad, aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut. Rasulullah SAW bersabda:

‫ت السُّرَّ ِة إِلَى ُر ْك َب ِت ِه م َِن ْال َع ْو َر ِة‬


َ ْ‫َفإِنَّ َما َتح‬

Artinya: "Karena di antara pusar sampai lutut adalah aurat." (HR. Ahmad)
Batas Aurat Perempuan

Berbeda dengan laki-laki batasan aurat perempuan lebih luas, beberapa berpendapat bahwa muka
dan telapak tangan adalah aurat perempuan, sehingga harus ditutupi beberapa berpendapat pula
bahwa muka dan telapak tangan bukan aurat dan tidak wajib ditutupi. Hal tersebut bergantung
pada mazhab apa yang dianut oleh seorang muslim, sehingga tidak bingung dalam
menerapkannya.

Menurut mazhab Maliki aurat perempuan yang tidak boleh diperlihatkan kepada kerabat adalah
seluruh badan kecuali wajah, kepala, leher serta kedua tangan dan kaki. Perbedaannya terletak
pada betis yang menjadi batasan aurat. Peraturan mengenai batasan aurat perempuan dengan
kerabat atau saudara terebut juga merupakan batasan aurat perempuan dengan sesama
perempuan.
Perintah menutup aurat telah diatur dalam Al-Qur’an serta hadis, berikut
adalah dalil-dalil tentang menutup aurat. Perintah menutup aurat turun
melalui surat Al Mu’minun ayat 5-6, ayat tersebut berbunyi, “(Orang
beriman) adalah orang yang menjaga kemaluan mereka. Kecuali kepada istri-
istri mereka atau budak-budak wanita mereka, jika demikian maka mereka
tidak tercela.”
02
Batas Kebebasan Pergaulan
Muda-Mudi Menurut Islam
Sistem Pergaulan Islam

1) Islam mengharamkan khalwat (berdua-duaan) antara seorang laki-laki dan


perempuan bukan mahram.

• Rasulullah saw. bersabda (artinya) : “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki dan


perempuan berkhalwat, kecuali jika perempuan tersebut disertai mahramnya.” (HR.
Bukhari)

2) Islam juga melarang ikhtilat (campur-baur) tanpa alasan syar’i di dalamnya.

• Sejak masa Rasululullah saw, keterpisahan antara kehidupan laki-laki dan


perempuan senantiasa terjaga. Hal ini nampak dalam pengaturan antara shaf
(barisan) shalat perempuan yang terpisah dari shaf laki-laki.
3) Islam memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat.

• Batas aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut. Sementara aurat perempuan adalah
seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

4) Islam melarang berzina dan mendekatinya.

• Hal ini menegaskan bahwa semua kondisi yang berpotensi menjadi jalan terjadinya
perzinaan juga tidak akan dibiarkan terjadi, seperti memiliki hubungan khusus dengan
lawa jenis. "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk," (QS Al-Isra ayat 32).

5) Islam juga mengatur safar (perjalanan) bagi perempuan.

• Tidak dibenarkan bagi perempuan melakukan safar selama sehari semalam tanpa
disertai mahram. Hikmahnya adalah untuk menjaga keamanan kaum perempuan dari
ancaman bahaya yang bisa datang kapan saja selama dalam perjalanan.
Bersosialisasi dengan sesama makhluk
hidup, baik sesama muslim atau non muslim
harus menggunakan aturan-aturan, agar
tercipta kehidupan yang tentram dan
nyaman. Sudah tidak dipungkiri lagi kalau
hidup tenang dan tentram akan dirasakan
kenyamanan. Dalam Islam sudah dibuat
aturan-aturannya.
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut :
‫اسد اـل‬
َ ‫ثــــجـس وـاـل تـــ‬
‫ثـــــغض وـاـل ناـ‬
‫دابر وـاـل با‬
‫ثـــ‬
“Janganlah saling hasud, saling dengki, saling membuat kemarahan, dan saling membelakangi bahwa tidak
diperbolehkan berbuat sesuatu yang menimbulkan bertangkaran”.

Dari hadis di atas diketahui bahwa agama Islam adalah agama yang memperhatikan
umatnya dari segi bersosialisasi dengan sesama makhluk sosial. Setelah adanya perhatian
tersebut, itu belum menentukan ketenangan hidup. Karena sejatinya kenyamanan dan
ketenangan hidup itu harus dimualai dari kepribadian masing-masing individu.
03
Berpacaran Dalam
Pandangan Islam
Hukum Pacaran Dalam Islam

Pendidikan Agama Islam melalui Pergaulan bebas yang merajalela pada kaum
pembelajaran cara menghindari zina pelajar dan mahasiswa menjadi salah satu
dan akhlak yang baik, namun faktanya unsur dari interaksi yang tidak mengenal
dewasa ini masalah moralitas di batas antara lawan jenis. Bahkan banyak
kalangan muda-mudi, khususnya yang mengagungkan, dan bangga dengan
pelajar dan mahasiswa sudah menjadi aktivitas pacaran yang mereka lalukan seolah
problem umum dan merupakan mereka telah mengikuti perkembangan
persoalan yang belum ada jawabannya zaman. Mereka hanya cenderung ikut-ikutan
secara tuntas. sehingga menjadi kebiasaan.
Allah berfirman dalam QS Al-Israa‘/17:32.

‫تــــ‬
‫ل َ ق‬٢٣ََ ‫ٓۖٓى ْ َرـبُوا ۡ َو‬
ٰٓٓۖ ‫ـن ـ‬
َٰ‫ـلز ٰ َـ‬
َ ِّ‫ٱ ِ ّـ‬ ‫َنــ َكـا َن َف ِ إ‬
‫ل َء َسـبِح ٗ َش ـة َو َسٓاـ َٰ ّـ َّ هـ ُۥ‬
‫يـــ‬
ِ ٗ

Terjemahnya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji, dan suatu jalan yang buruk”

Berdasarkan dalil di atas, maka bisa disimpulkan bahwa pacaran


dilarang dalam Islam. Setiap jalan menuju zina adalah sesuatu yang
terlarang. Dalam pacaran hal-hal seperti saling memandang,
berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang
dilakukan dengan lawan jenis non mahrom adalah suatu hal yang
terlarang dan haram.
Tujuan Untuk menjaga diri dari kemaksiatan
Larangan
Pacaran
Dalam Akan mendapat kerugian dan dosa, disadari atau
Islam tidak orang tersebut telah merugikan diri sendiri
dengan cara mengorbankan waktu maupun dana,
khususnya bagi generasi muda Islam
Rasulullah SAW bersabda:
“Hai golongan pemuda ! Barangsiapa diantara kamu mampu menikah,
hendaklah ia nikah, karena yang demikian itu amat menundukkan
pemandangan dan amat memelihara kehormatan,tetapi barangsiapa yang
belum mampu, maka hendaklah ia puasa, karena (puasa) itu menahan nafsu
baginya” (HR. Bukhari no. 5056, Muslim no. 1400).

Berdasarkan dalil diatas, maka dalam menyikapi pacaran, syari‟at Islam telah memberikan
jawaban bagi mereka yang mau terikat dengan hukum-hukum-Nya, yaitu:

Pertama : Melarang semua aktifitas yang mendekati kepada perbuatan zina, termasuk
didalamnya aktivitas pacaran.
Kedua : Islam menganjurkan kepada manusia untuk segera menikah bagi yang telah mampu
(mental maupun finansial) dengan melalui proses, khitbah terlebih dahulu.
Ketiga : Melaksanakan ibadah puasa merupakan alternatif akhir jika dirasa belum mampu
untuk melakukannya.
THANKS !

Anda mungkin juga menyukai