Anda di halaman 1dari 6

Tugas Liqo

Materi : Aurat
Dibuat Oleh : Dinar A

Pengertian Aurat: Tujuan, Jenis, Dalil Serta


Batas Aurat Laki-laki & Perempuan
Setiap muslim tentu ingin menjadi seorang mukmin yang baik, untuk menjadi muslim
yang baik setiap orang perlu menaati aturan-aturan yang telah diperintahkan oleh Allah.
Salah satunya adalah perintah untuk menutup aurat muslim serta muslimah, terdapat
beberapa batasan aurat seorang muslim laki-laki dan perempuan.

A. Pengertian Aurat
Dalam fiqih, aurat adalah bagian anggota badan yang tidak boleh ditampakkan atau
terlihat oleh orang yang bukan muhrimnya. Sedangkan menurut salah satu ulama fiqih,
yaitu Al-Khatib As-Syirbini menyebutkan bahwa aurat merupakan bagian tubuh yang
harus ditutupi serta tidak boleh terlihat oleh orang yang tidak muhrim dan bagian yang
harus ditutupi ketika melakukan shalat.

Dari pengertian menurut ulama serta ahli fiqih, dapat disimpulkan bahwa aurat adalah
bagian tubuh seseorang yang tidak boleh terlihat ketika salat dan tidak boleh
diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya.

B. Tujuan Menutup Aurat


Menutup aurat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim,
selain kewajiban menutup aurat memiliki beberapa tujuan lain, yaitu sebagai berikut.

1. Terlihat berbeda dari makhluk lain


Tujuan pertama ini dijelaskan dalam Al-Quran yaitu pada surat Al-A’raf ayat 26 yang
berbunyi : “Wahai anak Adam, telah kami turunkan buat kamu pakaian yang boleh
menutup aurat-aurat kamu dan untuk perhiasan”. Dari surat Al- A’raf tersebut Allah
telah memberi perintah kepada anak Adam atau manusia untuk menutup aurat, dalam
ayat tersebut tidak disebutkan makhluk ciptaan Allah lain yang diperintahkan untuk
menutup aurat. Oleh karena itu menutup aurat dapat membedakan manusia dari
makhluk lain.
2. Agama Islam adalah agama yang sempurna
Tujuan kedua menutup aurat adalah untuk menunjukan bahwa agama Islam merupakan
agama yang sempurna, karena setiap aspek kehidupan telah diatur secara jelas dalam
Al-Quran dan Allah sebagai pencipta maha mengetahui setiap kebutuhan makhluknya.

3. Terhindar dari dosa-dosa


Menutup aurat merupakan perintah Allah yang wajib ditaati, oleh karena itu apabila
seorang hamba melakukan perintah dan menjauhi larangan Allah maka hamba itu akan
terhindar dari dosa-dosa.

4. Sebagai ujian ketaatan


Melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya merupakan wujud dari ujian
ketaatan. Allah ingin melihat muslim mana yang akan melaksanakan perintah Allah serta
menjauhi larangan-Nya oleh karena itu tidak setiap orang dapat mengaku sebagai
seorang mukmin.

5. Sebagai identitas seorang muslim


Menutup aurat dapat menjadi identitas atau pembeda seorang muslim dari manusia
dengan agama lain. Melalui pakaiannya atau dengan cara melihat orang akan
mengetahui bahwa seseorang beragama Islam atau tidak. Hal ini dijelaskan pula pada
surat Al Ahzab ayat 59.

6. Melindungi diri seorang wanita


Tujuan keenam dari menutup aurat adalah untuk melindungi diri seorang perempuan
dari fitnah maupun bahaya lain seperti kejahatan. Zaman sekarang banyak terjadi
kejahatan dan target korbannya adalah perempuan, dengan memakai pakaian tertutup,
perempuan dapat terhindar kejahatan yang tidak diinginkan tersebut.

7. Mencegah penyakit
Terdapat beberapa penyakit yang penularannya bermula dari sentuhan. Untuk itu
dengan menutup aurat dapat mencegah muslim dari tertular penyakit tersebut.
8. Dapat meningkatkan ketakwaan
Dengan mentaati segala perintah Allah seorang muslim dapat meningkatkan
ketakwaannya, dengan menutup aurat seorang muslim dapat selalu menjaga hati dan
termotivasi untuk senantiasa meningkatkan imannya.

Aurat merupakan batasan atau bagian tubuh seseorang yang tidak boleh dipamerkan
atau terlihat oleh orang yang tidak mahram, baik laki-laki maupun perempuan.
Umumnya, kebanyakan orang lebih fokus pada batasan aurat perempuan, padahal
laki-laki juga memiliki batasan aurat yang perlu diperhatikan.

C. Batas Aurat Laki-Laki


Menurut Imam Nawawi, mengenai aurat laki-laki terdapat lima pendapat dalam mazhab,
namun yang tertulis dan dinilah shohih kebenarannya sesuai dengan kitab yang ditulis
oleh Imam Syafii yaitu antara pusar dan lutut, namun pusar dan lutut bukanlah aurat
laki-laki. kemudian lebih lanjut dijelaskan pula, bahwa apabila seorang laki-laki sedang
shalat dan lututnya terlihat, maka shalat laki-laki tersebut masih sah dan tidak batal.

Terdapat hadist yang menjelaskan mengenai aurat laki-laki, Abu Darda berkata bahwa,
“Saya duduk dekat Nabi Muhammad SAW. Kemudian Abu Bakar menghadap sambil
mengangkat pakaiannya sampai terlihat lututnya.” Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sahabatmu ini sedang dalam pertikaian.” Kemudian Abu Bakar mengucapkan
salam. (Hadis Riwayat Bukhari Muslim).

Dari hadist tersebut dapat diketahui lebih jelas bahwa lutut seorang laki-laki bukanlah
aurat. Walaupun begitu Rasul selalu menutup bagian lututnya, hal ini dijelaskan pula
pada hadis riwayat Bukhari, berikut hadisnya.

Dari Abu Musa Al-Asy’ari, Nabi Muhammad SAW duduk pada suatu tempat yang ada
airnya dalam keadaan pakaiannya tersingkap hingga sampai kedua lutut atau salah satu
lutut beliau, tatkala Utsman sudah datang, beliau menutupnya. (HR. Bukhari).
D. Batas Aurat Perempuan
Berbeda dengan laki-laki batasan aurat perempuan lebih luas, beberapa berpendapat
bahwa muka dan telapak tangan adalah aurat perempuan, sehingga harus ditutupi
beberapa berpendapat pula bahwa muka dan telapak tangan bukan aurat dan tidak
wajib ditutupi. Hal tersebut bergantung pada mazhab apa yang dianut oleh seorang
muslim, sehingga tidak bingung dalam menerapkannya.

Menurut Imam Nawawi, aurat wanita adalah seluruh badan selain wajah dan kedua
telapak tangan. Beliau mengatakan pula bahwa perempuan boleh menunjukkan wajah
serta kedua telapak tangan sampai pergelangan tangannya, begitu pula ketika shalat.

Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Ibnu Hajar Al Haitami, beliau mengatakan bahwa
batas wajah yang menjadi aurat perempuan dimulai dari tempat tumbuhnya rambut
sampai tempat bertemunya dua rahang atau dagu yang menghadap ke depan,
sedangkan bagian bawah wajah atau dagu dan janggut bukanlah termasuk dalam
batasan aurat.

Dijelaskan pula batas wajah secara horizontal yaitu apa yang muncul atau terlihat
(dhohir) di antara dua telinga. Makna terlihat berarti yang berbentuk fisik seperti hidung.
Dari penjelasan tersebut, maka menurut Ibnu Hajar wajah adalah sesuatu yang tampak
serta muncul di permukaan wajah dan tidak termasuk dalam aurat yang wajib ditutupi.
Penjelasan tersebut merupakan batasan aurat yang haram diperlihatkan kepada
seseorang yang bukan mahramnya, namun dalam islam diatur pula batasan aurat yang
tidak boleh diperlihatkan kepada kerabat atau saudaranya.

Menurut mazhab syafii dan hanafi aurat perempuan yang tidak boleh diperlihatkan
kepada kerabatnya adalah antara pusar dan lututnya, namun menurut Mazhab Hambali
aurat perempuan yang tidak boleh diperlihatkan kepada kerabatnya adalah seluruh
badan selain wajah, kepala, leher, tangan, kaki, serta betis.

Berbeda dengan mazhab hanbali, menurut mazhab Maliki aurat perempuan yang tidak
boleh diperlihatkan kepada kerabat adalah seluruh badan kecuali wajah, kepala, leher
serta kedua tangan dan kaki. Perbedaannya terletak pada betis yang menjadi batasan
aurat. Peraturan mengenai batasan aurat perempuan dengan kerabat atau saudara
terebut juga merupakan batasan aurat perempuan dengan sesama perempuan

Untuk mempelajari bagaimana cara menjadi muslimah yang baik, Grameds dapat
membaca buku Menjadi Muslimah yang Disukai Banyak Orang yang bukan hanya dinilai
dari penampilan saja, namun juga dari dalam dirinya.
E. Batas Aurat Anak Perempuan
Selain aurat perempuan dan laki-laki beberapa ulama berpendapat bahwa aurat anak
perempuan yang masih kecil juga perlu dijaga. Dalam mazhab Hanafi, anak perempuan
berusia empat tahun atau kurang tidak memiliki aurat, namun setelah umur itu yaitu usia
sepuluh tahun maka aurat anak perempuan adalah dubur dan kemaluan serta
sekitarnya.

Sedangkan menurut madzhab Syafi’i aurat anak kecil dari bayi hingga dewasa sama
dengan aurat perempuan dewasa yaitu seluruh tubuhnya kecuali bagian telapak tangan
hingga pergelangan tangan, wajah dan kaki.

Tentu saja semua pendapat mengenai batasan aurat dapat diterapkan sesuai dengan
mazhab yang pembaca anut dan dipercaya kebenarannya.

F. Dalil Tentang Menutup Aurat


Perintah menutup aurat telah diatur dalam Al-Qur’an serta hadis, berikut adalah
dalil-dalil tentang menutup aurat. Perintah menutup aurat turun melalui surat Al
Mu’minun ayat 5-6, ayat tersebut berbunyi, “(Orang beriman) adalah orang yang
menjaga kemaluan mereka. Kecuali kepada istri-istri mereka atau budak-budak wanita
mereka, jika demikian maka mereka tidak tercela.” (QS. Al Mu’minun: 5-6).

Ketika ayat tersebut turun, orang-orang mukmin berlomba-lomba menarik kain yang
ada di sekitar mereka serta mencari kain atau benda yang dapat menutupi auratnya.
Surat tersebut juga turun untuk memberikan perintah kepada umat muslim agar segera
menutup serta menjaga aurat agar tidak terlihat oleh seseorang yang bukan mahram
atau tidak memiliki hak untuk melihat aurat tersebut.

Dalil lain tentang menutup aurat adalah sebagai berikut:

1. Hadis riwayat Muslim no 338


“Janganlah seorang lelaki melihat aurat lelaki (lainnya), dan janganlah pula seorang
wanita melihat aurat wanita (lainnya). Seorang pria tidak boleh bersama pria lain dalam
satu kain, dan tidak boleh pula seorang wanita bersama wanita lainnya dalam satu
kain.”
2. Hadis riwayat At-Tirmidzi no 2794
“Wahai Rasulullah, mengenai aurat kami, kepada siapa boleh kami tampakkan dan
kepada siapa tidak boleh ditampakkan? Rasulullah menjawab: “tutuplah auratmu
kecuali kepada istrimu atau budak wanitamu.” Mu’awiyah berkata: Wahai Rasulullah,
bagaimana jika seseorang berada di tengah orang banyak yang saling melihat?
Rasulullah menjawab:

“Jika engkau mampu untuk menjaga auratmu agar tidak terlihat, maka hendaknya
lakukanlah. Yaitu engkau tidak melihat aurat orang lain, dan orang lain tidak melihat
auratmu.” Mu’awiyah berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana jika seseorang sedang
sendirian? Rasulullah menjawab: “Allah lebih berhak untuk malu kepada-Nya daripada
kepada manusia.”

3. Hadis riwayat Baihaqi no 3362


“Yang dibawah pusar dan di atas kedua lutut adalah aurat” hadist satu ini merupakan
hadis tentang batasan aurat laki-laki.

4. Hadis riwayat Abu Daud no 4017


“Jagalah (tutuplah) auratmu kecuali pada istri atau budak yang engkau miliki.”

5. Quran surat Al-Ahzab ayat 59


“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “

Anda mungkin juga menyukai