Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Tentang

“Menutup Aurat”

Di Susun Oleh :
Muhammad Ardian
Muhammad Al Amin
Syahrul Isam
Muhammad Ilham Edha

Kelas : X. TKJ 2

GURU PEMBIMBING : LINA ALPIANI , S.Pd. I

SMK NEGERI 3 BENGKALIS


T.A 2021/2022
Menutup Aurat

A. Pengertian Aurat
Dalam fiqih, aurat adalah bagian anggota badan yang tidak boleh ditampakkan
atau terlihat oleh orang yang bukan muhrimnya. Sedangkan menurut salah satu ulama
fiqih, yaitu Al-Khatib As-Syirbini menyebutkan bahwa aurat merupakan bagian tubuh
yang harus ditutupi serta tidak boleh terlihat oleh orang yang tidak muhrim dan
bagian yang harus ditutupi ketika melakukan shalat.
Dari pengertian menurut ulama serta ahli fiqih, dapat disimpulkan bahwa aurat
adalah bagian tubuh seseorang yang tidak boleh terlihat ketika salat dan tidak boleh
diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya.

B. Tujuan Menutup Aurat


Menutup aurat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap
muslim, selain kewajiban menutup aurat memiliki beberapa tujuan lain, yaitu sebagai
berikut.
1. Terlihat berbeda dari makhluk lain
Tujuan pertama ini dijelaskan dalam Al-Quran yaitu pada surat Al-A’raf
ayat 26 yang berbunyi : “Wahai anak Adam, telah kami turunkan buat kamu
pakaian yang boleh menutup aurat-aurat kamu dan untuk perhiasan”. Dari surat Al-
A’raf tersebut Allah telah memberi perintah kepada anak Adam atau manusia
untuk menutup aurat, dalam ayat tersebut tidak disebutkan makhluk ciptaan Allah
lain yang diperintahkan untuk menutup aurat. Oleh karena itu menutup aurat dapat
membedakan manusia dari makhluk lain.

2. Agama Islam adalah agama yang sempurna


Tujuan kedua menutup aurat adalah untuk menunjukan bahwa agama Islam
merupakan agama yang sempurna, karena setiap aspek kehidupan telah diatur
secara jelas dalam Al-Quran dan Allah sebagai pencipta maha mengetahui setiap
kebutuhan makhluknya.

3. Terhindar dari dosa-dosa


Menutup aurat merupakan perintah Allah yang wajib ditaati, oleh karena itu
apabila seorang hamba melakukan perintah dan menjauhi larangan Allah maka
hamba itu akan terhindar dari dosa-dosa.
1
4. Sebagai ujian ketaatan
Melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya merupakan
wujud dari ujian ketaatan. Allah ingin melihat muslim mana yang akan
melaksanakan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya oleh karena itu tidak
setiap orang dapat mengaku sebagai seorang mukmin.

5. Sebagai identitas seorang muslim


Menutup aurat dapat menjadi identitas atau pembeda seorang muslim dari
manusia dengan agama lain. Melalui pakaiannya atau dengan cara melihat orang
akan mengetahui bahwa seseorang beragama Islam atau tidak. Hal ini dijelaskan
pula pada surat Al Ahzab ayat 59.

6. Melindungi diri seorang wanita


Tujuan keenam dari menutup aurat adalah untuk melindungi diri seorang
perempuan dari fitnah maupun bahaya lain seperti kejahatan. Zaman sekarang
banyak terjadi kejahatan dan target korbannya adalah perempuan, dengan memakai
pakaian tertutup, perempuan dapat terhindar kejahatan yang tidak diinginkan
tersebut.

7. Mencegah penyakit
Terdapat beberapa penyakit yang penularannya bermula dari sentuhan.
Untuk itu dengan menutup aurat dapat mencegah muslim dari tertular penyakit
tersebut.

8. Dapat meningkatkan ketakwaan


Dengan mentaati segala perintah Allah seorang muslim dapat
meningkatkan ketakwaannya, dengan menutup aurat seorang muslim dapat selalu
menjaga hati dan termotivasi untuk senantiasa meningkatkan imannya.

Aurat merupakan batasan atau bagian tubuh seseorang yang tidak boleh
dipamerkan atau terlihat oleh orang yang tidak mahram, baik laki-laki maupun
perempuan. Umumnya, kebanyakan orang lebih fokus pada batasan aurat
perempuan, padahal laki-laki juga memiliki batasan aurat yang perlu diperhatikan.

2
C. Batas Aurat Laki-laki
Menurut Imam Nawawi, mengenai aurat laki-laki terdapat lima pendapat
dalam mazhab, namun yang tertulis dan dinilah shohih kebenarannya sesuai dengan
kitab yang ditulis oleh Imam Syafii yaitu antara pusar dan lutut, namun pusar dan
lutut bukanlah aurat laki-laki. kemudian lebih lanjut dijelaskan pula, bahwa apabila
seorang laki-laki sedang shalat dan lututnya terlihat, maka shalat laki-laki tersebut
masih sah dan tidak batal.
Terdapat hadist yang menjelaskan mengenai aurat laki-laki, Abu Darda
berkata bahwa, “Saya duduk dekat Nabi Muhammad SAW. Kemudian Abu Bakar
menghadap sambil mengangkat pakaiannya sampai terlihat lututnya.” Lalu Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Sahabatmu ini sedang dalam pertikaian.” Kemudian
Abu Bakar mengucapkan salam. (Hadis Riwayat Bukhari Muslim).
Dari hadist tersebut dapat diketahui lebih jelas bahwa lutut seorang laki-laki
bukanlah aurat. Walaupun begitu Rasul selalu menutup bagian lututnya, hal ini
dijelaskan pula pada hadis riwayat Bukhari, berikut hadisnya.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari, Nabi Muhammad SAW duduk pada suatu tempat
yang ada airnya dalam keadaan pakaiannya tersingkap hingga sampai kedua lutut atau
salah satu lutut beliau, tatkala Utsman sudah datang, beliau menutupnya. (HR.
Bukhari).

D. Batas Aurat Perempuan


Berbeda dengan laki-laki batasan aurat perempuan lebih luas, beberapa
berpendapat bahwa muka dan telapak tangan adalah aurat perempuan, sehingga harus
ditutupi beberapa berpendapat pula bahwa muka dan telapak tangan bukan aurat dan
tidak wajib ditutupi. Hal tersebut bergantung pada mazhab apa yang dianut oleh
seorang muslim, sehingga tidak bingung dalam menerapkannya.
Menurut Imam Nawawi, aurat wanita adalah seluruh badan selain wajah dan
kedua telapak tangan. Beliau mengatakan pula bahwa perempuan boleh menunjukkan
wajah serta kedua telapak tangan sampai pergelangan tangannya, begitu pula ketika
shalat.
Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Ibnu Hajar Al Haitami, beliau
mengatakan bahwa batas wajah yang menjadi aurat perempuan dimulai dari tempat
tumbuhnya rambut sampai tempat bertemunya dua rahang atau dagu yang menghadap

3
ke depan, sedangkan bagian bawah wajah atau dagu dan janggut bukanlah termasuk
dalam batasan aurat.
Dijelaskan pula batas wajah secara horizontal yaitu apa yang muncul atau
terlihat (dhohir) di antara dua telinga. Makna terlihat berarti yang berbentuk fisik
seperti hidung. Dari penjelasan tersebut, maka menurut Ibnu Hajar wajah adalah
sesuatu yang tampak serta muncul di permukaan wajah dan tidak termasuk dalam
aurat yang wajib ditutupi.
Penjelasan tersebut merupakan batasan aurat yang haram diperlihatkan kepada
seseorang yang bukan mahramnya, namun dalam islam diatur pula batasan aurat yang
tidak boleh diperlihatkan kepada kerabat atau saudaranya.
Menurut mazhab syafii dan hanafi aurat perempuan yang tidak boleh
diperlihatkan kepada kerabatnya adalah antara pusar dan lututnya, namun menurut
Mazhab Hambali aurat perempuan yang tidak boleh diperlihatkan kepada kerabatnya
adalah seluruh badan selain wajah, kepala, leher, tangan, kaki, serta betis.
Berbeda dengan mazhab hanbali, menurut mazhab Maliki aurat perempuan
yang tidak boleh diperlihatkan kepada kerabat adalah seluruh badan kecuali wajah,
kepala, leher serta kedua tangan dan kaki. Perbedaannya terletak pada betis yang
menjadi batasan aurat. Peraturan mengenai batasan aurat perempuan dengan kerabat
atau saudara terebut juga merupakan batasan aurat perempuan dengan sesama
perempuan

E. Batas Aurat Anak Perempuan


Selain aurat perempuan dan laki-laki beberapa ulama berpendapat bahwa aurat
anak perempuan yang masih kecil juga perlu dijaga. Dalam mazhab Hanafi, anak
perempuan berusia empat tahun atau kurang tidak memiliki aurat, namun setelah
umur itu yaitu usia sepuluh tahun maka aurat anak perempuan adalah dubur dan
kemaluan serta sekitarnya.
Sedangkan menurut madzhab Syafi’i aurat anak kecil dari bayi hingga dewasa
sama dengan aurat perempuan dewasa yaitu seluruh tubuhnya kecuali bagian telapak
tangan hingga pergelangan tangan, wajah dan kaki.
Tentu saja semua pendapat mengenai batasan aurat dapat diterapkan sesuai
dengan mazhab yang pembaca anut dan dipercaya kebenarannya.

4
F. Dalil Tentang Menutup Aurat
Perintah menutup aurat telah diatur dalam Al-Qur’an serta hadis, berikut
adalah dalil-dalil tentang menutup aurat. Perintah menutup aurat turun melalui surat
Al Mu’minun ayat 5-6, ayat tersebut berbunyi, “(Orang beriman) adalah orang yang
menjaga kemaluan mereka. Kecuali kepada istri-istri mereka atau budak-budak wanita
mereka, jika demikian maka mereka tidak tercela.” (QS. Al Mu’minun: 5-6).
Ketika ayat tersebut turun, orang-orang mukmin berlomba-lomba menarik
kain yang ada di sekitar mereka serta mencari kain atau benda yang dapat menutupi
auratnya. Surat tersebut juga turun untuk memberikan perintah kepada umat muslim
agar segera menutup serta menjaga aurat agar tidak terlihat oleh seseorang yang
bukan mahram atau tidak memiliki hak untuk melihat aurat tersebut.

Dalil lain tentang menutup aurat adalah sebagai berikut:

1) Hadis riwayat Muslim no 338

“Janganlah seorang lelaki melihat aurat lelaki (lainnya), dan janganlah pula seorang
wanita melihat aurat wanita (lainnya). Seorang pria tidak boleh bersama pria lain
dalam satu kain, dan tidak boleh pula seorang wanita bersama wanita lainnya dalam
satu kain.”

2) Hadis riwayat At-Tirmidzi no 2794

“Wahai Rasulullah, mengenai aurat kami, kepada siapa boleh kami tampakkan dan
kepada siapa tidak boleh ditampakkan? Rasulullah menjawab: “tutuplah auratmu
kecuali kepada istrimu atau budak wanitamu.” Mu’awiyah berkata: Wahai
Rasulullah, bagaimana jika seseorang berada di tengah orang banyak yang saling
melihat? Rasulullah menjawab:

“Jika engkau mampu untuk menjaga auratmu agar tidak terlihat, maka hendaknya
lakukanlah. Yaitu engkau tidak melihat aurat orang lain, dan orang lain tidak melihat
auratmu.” Mu’awiyah berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana jika seseorang sedang
sendirian? Rasulullah menjawab: “Allah lebih berhak untuk malu kepada-Nya
daripada kepada manusia.”

5
3) Hadis riwayat Baihaqi no 3362

“Yang dibawah pusar dan di atas kedua lutut adalah aurat” hadist satu ini
merupakan hadis tentang batasan aurat laki-laki.

4) Hadis riwayat Abu Daud no 4017

“Jagalah (tutuplah) auratmu kecuali pada istri atau budak yang engkau miliki.”

5) Quran surat Al-Ahzab ayat 59

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-


isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. “

6) Hadis riwayat Abu Daud no 41440

“Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam


dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam
pun berpaling darinya dan bersabda, “wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita
itu jika sudah haid (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan
ini”, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya.”

7) Quran surat An-Nur ayat 31

“Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan


pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah maha mengatahui apa yang mereka perbuat.”
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-

6
laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan.”

8) Quran surat Al-A’raf ayat 31

“Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebihan.”

9) Quran surat Al-Ahzab ayat 59

“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-


isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka !”

Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

10) Quran surat Al-Maarij ayat 29-30

“Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri


mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal
ini tidak tercela.

Dari dalil-dalil tentang menutup aurat. dapat ditarik kesimpulan bahwa aurat
merupakan batasan yang wajib ditutupi oleh seorang muslim baik perempuan maupun
laki-laki. batasan-batasan tersebut telah diatur dengan jelas dalam Al-Quran serta
hadist. Memang ada beberapa pendapat ulama yang berbeda mengenai aurat
perempuan, namun hal tersebut adalah pilihan Anda sebagai seorang muslim dan
boleh mengikuti mazhab manapun yang dipercayai.
Perintah Allah tentang menutup aurat semata-mata adalah perintah yang baik
untuk melindungi hamba-Nya dari kejahatan maupun perbuatan jelek yang dapat

7
menimbulkan kerugian, oleh karena itu penulis harap artikel ini dapat membantu
pembaca untuk memahami tentang aurat laki-laki dan perempuan serta dapat
mengamalkan hal ini dengan baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Pengertian Aurat: Tujuan, Jenis, Dalil Serta Batas Aurat Laki-laki & Perempuan.
Link: https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-aurat/

Anda mungkin juga menyukai