Tentang
“Menutup Aurat”
Di Susun Oleh :
Muhammad Ardian
Muhammad Al Amin
Syahrul Isam
Muhammad Ilham Edha
Kelas : X. TKJ 2
A. Pengertian Aurat
Dalam fiqih, aurat adalah bagian anggota badan yang tidak boleh ditampakkan
atau terlihat oleh orang yang bukan muhrimnya. Sedangkan menurut salah satu ulama
fiqih, yaitu Al-Khatib As-Syirbini menyebutkan bahwa aurat merupakan bagian tubuh
yang harus ditutupi serta tidak boleh terlihat oleh orang yang tidak muhrim dan
bagian yang harus ditutupi ketika melakukan shalat.
Dari pengertian menurut ulama serta ahli fiqih, dapat disimpulkan bahwa aurat
adalah bagian tubuh seseorang yang tidak boleh terlihat ketika salat dan tidak boleh
diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya.
7. Mencegah penyakit
Terdapat beberapa penyakit yang penularannya bermula dari sentuhan.
Untuk itu dengan menutup aurat dapat mencegah muslim dari tertular penyakit
tersebut.
Aurat merupakan batasan atau bagian tubuh seseorang yang tidak boleh
dipamerkan atau terlihat oleh orang yang tidak mahram, baik laki-laki maupun
perempuan. Umumnya, kebanyakan orang lebih fokus pada batasan aurat
perempuan, padahal laki-laki juga memiliki batasan aurat yang perlu diperhatikan.
2
C. Batas Aurat Laki-laki
Menurut Imam Nawawi, mengenai aurat laki-laki terdapat lima pendapat
dalam mazhab, namun yang tertulis dan dinilah shohih kebenarannya sesuai dengan
kitab yang ditulis oleh Imam Syafii yaitu antara pusar dan lutut, namun pusar dan
lutut bukanlah aurat laki-laki. kemudian lebih lanjut dijelaskan pula, bahwa apabila
seorang laki-laki sedang shalat dan lututnya terlihat, maka shalat laki-laki tersebut
masih sah dan tidak batal.
Terdapat hadist yang menjelaskan mengenai aurat laki-laki, Abu Darda
berkata bahwa, “Saya duduk dekat Nabi Muhammad SAW. Kemudian Abu Bakar
menghadap sambil mengangkat pakaiannya sampai terlihat lututnya.” Lalu Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Sahabatmu ini sedang dalam pertikaian.” Kemudian
Abu Bakar mengucapkan salam. (Hadis Riwayat Bukhari Muslim).
Dari hadist tersebut dapat diketahui lebih jelas bahwa lutut seorang laki-laki
bukanlah aurat. Walaupun begitu Rasul selalu menutup bagian lututnya, hal ini
dijelaskan pula pada hadis riwayat Bukhari, berikut hadisnya.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari, Nabi Muhammad SAW duduk pada suatu tempat
yang ada airnya dalam keadaan pakaiannya tersingkap hingga sampai kedua lutut atau
salah satu lutut beliau, tatkala Utsman sudah datang, beliau menutupnya. (HR.
Bukhari).
3
ke depan, sedangkan bagian bawah wajah atau dagu dan janggut bukanlah termasuk
dalam batasan aurat.
Dijelaskan pula batas wajah secara horizontal yaitu apa yang muncul atau
terlihat (dhohir) di antara dua telinga. Makna terlihat berarti yang berbentuk fisik
seperti hidung. Dari penjelasan tersebut, maka menurut Ibnu Hajar wajah adalah
sesuatu yang tampak serta muncul di permukaan wajah dan tidak termasuk dalam
aurat yang wajib ditutupi.
Penjelasan tersebut merupakan batasan aurat yang haram diperlihatkan kepada
seseorang yang bukan mahramnya, namun dalam islam diatur pula batasan aurat yang
tidak boleh diperlihatkan kepada kerabat atau saudaranya.
Menurut mazhab syafii dan hanafi aurat perempuan yang tidak boleh
diperlihatkan kepada kerabatnya adalah antara pusar dan lututnya, namun menurut
Mazhab Hambali aurat perempuan yang tidak boleh diperlihatkan kepada kerabatnya
adalah seluruh badan selain wajah, kepala, leher, tangan, kaki, serta betis.
Berbeda dengan mazhab hanbali, menurut mazhab Maliki aurat perempuan
yang tidak boleh diperlihatkan kepada kerabat adalah seluruh badan kecuali wajah,
kepala, leher serta kedua tangan dan kaki. Perbedaannya terletak pada betis yang
menjadi batasan aurat. Peraturan mengenai batasan aurat perempuan dengan kerabat
atau saudara terebut juga merupakan batasan aurat perempuan dengan sesama
perempuan
4
F. Dalil Tentang Menutup Aurat
Perintah menutup aurat telah diatur dalam Al-Qur’an serta hadis, berikut
adalah dalil-dalil tentang menutup aurat. Perintah menutup aurat turun melalui surat
Al Mu’minun ayat 5-6, ayat tersebut berbunyi, “(Orang beriman) adalah orang yang
menjaga kemaluan mereka. Kecuali kepada istri-istri mereka atau budak-budak wanita
mereka, jika demikian maka mereka tidak tercela.” (QS. Al Mu’minun: 5-6).
Ketika ayat tersebut turun, orang-orang mukmin berlomba-lomba menarik
kain yang ada di sekitar mereka serta mencari kain atau benda yang dapat menutupi
auratnya. Surat tersebut juga turun untuk memberikan perintah kepada umat muslim
agar segera menutup serta menjaga aurat agar tidak terlihat oleh seseorang yang
bukan mahram atau tidak memiliki hak untuk melihat aurat tersebut.
“Janganlah seorang lelaki melihat aurat lelaki (lainnya), dan janganlah pula seorang
wanita melihat aurat wanita (lainnya). Seorang pria tidak boleh bersama pria lain
dalam satu kain, dan tidak boleh pula seorang wanita bersama wanita lainnya dalam
satu kain.”
“Wahai Rasulullah, mengenai aurat kami, kepada siapa boleh kami tampakkan dan
kepada siapa tidak boleh ditampakkan? Rasulullah menjawab: “tutuplah auratmu
kecuali kepada istrimu atau budak wanitamu.” Mu’awiyah berkata: Wahai
Rasulullah, bagaimana jika seseorang berada di tengah orang banyak yang saling
melihat? Rasulullah menjawab:
“Jika engkau mampu untuk menjaga auratmu agar tidak terlihat, maka hendaknya
lakukanlah. Yaitu engkau tidak melihat aurat orang lain, dan orang lain tidak melihat
auratmu.” Mu’awiyah berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana jika seseorang sedang
sendirian? Rasulullah menjawab: “Allah lebih berhak untuk malu kepada-Nya
daripada kepada manusia.”
5
3) Hadis riwayat Baihaqi no 3362
“Yang dibawah pusar dan di atas kedua lutut adalah aurat” hadist satu ini
merupakan hadis tentang batasan aurat laki-laki.
“Jagalah (tutuplah) auratmu kecuali pada istri atau budak yang engkau miliki.”
6
laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan.”
“Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebihan.”
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dari dalil-dalil tentang menutup aurat. dapat ditarik kesimpulan bahwa aurat
merupakan batasan yang wajib ditutupi oleh seorang muslim baik perempuan maupun
laki-laki. batasan-batasan tersebut telah diatur dengan jelas dalam Al-Quran serta
hadist. Memang ada beberapa pendapat ulama yang berbeda mengenai aurat
perempuan, namun hal tersebut adalah pilihan Anda sebagai seorang muslim dan
boleh mengikuti mazhab manapun yang dipercayai.
Perintah Allah tentang menutup aurat semata-mata adalah perintah yang baik
untuk melindungi hamba-Nya dari kejahatan maupun perbuatan jelek yang dapat
7
menimbulkan kerugian, oleh karena itu penulis harap artikel ini dapat membantu
pembaca untuk memahami tentang aurat laki-laki dan perempuan serta dapat
mengamalkan hal ini dengan baik.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. Pengertian Aurat: Tujuan, Jenis, Dalil Serta Batas Aurat Laki-laki & Perempuan.
Link: https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-aurat/