RESUME
Oleh:
Kelas 3C PGSD
KAMPUS TASIKMALAYA
2018
KONSEP BUSANA DALAM ISLAM
ُ ُمضطجعًا فى بيتى كاشفًا عن فخذيه أو ساقيه فاستأذن أبُو بكر فأذن له-صلى هللا عليه وسلم- سو ُل ّللا
ُ كان ر
…
(‘Aisyah berkata), “Pada suatu ketika, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sedang berbaring di rumah saya dengan
membiarkan kedua pahanya atau kedua betisnya terbuka. Tak lama
kemudian, Abu Bakar minta izin kepada Rasulullah untuk masuk ke
dalam rumah beliau ….”
Syaikh Abu Malik menyanggah pendapat yang berdalil
bahwa paha bukan termasuk aurat berdalil dengan hadits di atas, di
mana beliau berkata: “Tidak bisa kita mempertentangkan hadits
yang jelas-jelas mengatakan batasan aurat bagi pria dengan hadits-
hadits umum yang telah disebutkan sebelumnya. Bahkan semakin
penguat lemahnya pendapat ini, yaitu terdapat dalam riwayat
Muslim suatu pertentangan, di mana perowi mengatakan paha dan
betisnya. Di riwayat lain dikatakan dengan lafazh “أو فخذيه عن كاشفًا
”ساقيه, beliau menyingkap paha atau betisnya. Dan betis sama sekali
bukanlah aurat berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama.
Kesimpulannya, yang lebih tepat dan lebih hati-hati dalam masalah
ini, paha adalah aurat. Itulah yang lebih rojih (kuat) berdasarkan
alasan yang telah dikemukakan di atas.
وعندهُ مي ُمونةُ فأقبل ابنُ أ ُ ّم مكتُوم وذلك بعد أن أُمرنا بالحجاب-صلى هللا عليه وسلم- سول ّللاُ ُكنتُ عند ر
سول ّللا أليس أعمى ل يُبص ُرنا ول يعرفُنا فقال ُ فقُلنا يا ر.» ُ « احتجبا منه-صلى هللا عليه وسلم- ىُّ فقال النب
.» « أفعمياوان أنتُما ألستُما تُبصرانه-صلى هللا عليه وسلم- ى
ُّ النب
“Aku berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika
Maimunah sedang bersamanya. Lalu masuklah Ibnu Ummi
Maktum -yaitu ketika perintah hijab telah turun-. Maka Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Berhijablah kalian
berdua darinya.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah ia
buta sehingga tidak bisa melihat dan mengetahui kami?” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam balik bertanya: “Apakah kalian
berdua buta? Bukankah kalian berdua dapat melihat
dia?“ [Riwayat ini adalah riwayat yang dho’if, lemah]
ُ وأنا أن، رأيتُ النبى – صلى هللا عليه وسلم – يست ُ ُرنى بردائه
حتى، ظ ُر إلى الحبشة يلعبُون فى المسجد
، أ ُكون أنا الذى أسأ ُم
س ّن الحريصة على اللهو
ّ فاقد ُُروا قدر الجارية الحديثة ال
“Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menutupiku
dengan pakaiannya, sementara aku melihat ke arah orang-orang
Habasyah yang sedang bermain di dalam Masjid sampai aku
sendirilah yang merasa puas. Karenanya, sebisa mungkin kalian
bisa seperti gadis belia yang suka bercanda.”
Yang terkuat adalah pendapat terakhir, yaitu boleh bagi wanita
melihat pria lain selain auratnya karena dalil yang mendukung
lebih shahih dan lebih kuat. Wallahu a’lam.
ُ ل ين
ظ ُر الر ُج ُل إلى عورة الر ُجل ول المرأة ُ إلى عورة المرأة
“Seorang laki-laki janganlah melihat aurat laki-laki lainnya.
Begitu pula seorang wanita janganlah melihat aurat wanita
lainnya.” (HR. Muslim no. 338).
Artinya, orang yang sengaja buka aurat telah bermaksiat. Aurat
sesama pria tentu saja tidak boleh dilihat, lantas bagaimanakah
dengan menonton pertandingan bola yang jelas sekarang ini sering
menampakkan paha karena celana yang digunakan begitu pendek.
C. HUKUM NIQAB
Niqob adalah hijab yang menutupi kepala dan hampir seluruh
bagian wajah kecuali mata. Niqob cukup panjang untuk menutupi leher,
muka dan dada. Mengutip dari NU Online persoalan memakai cadar
(niqab) bagi perempuan sebenarnya adalah masalah yang masih
diperselisihkan oleh para pakar hukum Islam. Karena keterbatasan ruang
dan waktu kami tidak akan menjelaskan secara detail mengenai perbedaan
tersebut. Kami hanya akan menyuguhkan secara global sebagaimana yang
didokumentasikan dalam kitab Al-Mawsu’atul Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah.
1. Menurut madzhab Hanafi, di zaman sekarang perempuan yang
masih muda (al-mar`ah asy-syabbah) dilarang membuka wajahnya
di antara laki-laki. Bukan karena wajah itu termasuk aurat, tetapi
lebih untuk menghindarifitnah..
ُ )الحنفيةُ والمالكيةُ والشافعيةُ والحنابلةُ (فذهب ُجم ُه، إلى أن الوجه ليس بعورة
ور الفُقهاء
ولها أن تكشفهُ فال تنتقب، وز لها أن تستُرهُ فتنتقب ُ وإذا لم ي ُكن عورة ً فإنهُ ي ُج. ُقال الحنفية:
ّ تُمن ُع المرأة ُ الشابةُ من كشف وجهها بين
بل لخوف الفتنة، ٌ ل ِلنهُ عورة، الرجال في زماننا
Artinya, “Mayoritas fuqaha (baik dari madzhab Hanafi, Maliki,
Syafi’i, dan Hanbali) berpendapat bahwa wajah bukan termasuk aurat.
Jika demikian, wanita boleh menutupinya dengan cadar dan boleh
membukanya. Menurut madzhab Hanafi, di zaman kita sekarang
wanita muda (al-mar`ah asy-syabbah) dilarang memperlihatkan wajah
di antara laki-laki. Bukan karena wajah itu sendiri adalah aurat tetapi
lebih karena untuk mengindari fitnah,”
ُوقال المالكية: يُكرهُ انتقابُ المرأة- أي: وهُو ما يصل للعُيُون، تغطيةُ وجهها- سوا ٌء كانت في
ِلنهُ من الغُلُ ّو، كان النتقابُ فيها ِلجلها أو ل، صالة أو في غيرها. لرجال من باب
ّ ويُكرهُ النّقابُ ل
ُ وأما في الصالة فيُكره، فال يُكرهُ إذا كان في غير صالة، أولى إل إذا كان ذلك من عادة قومه
. وقالُوا: ُ أو يكث ُ ُر الفساد، ًيجبُ على الشابة مخشية الفتنة ست ٌر حتى الوجه والكفين إذا كانت جميلة.
“Bahwa perempuan memiliki tiga uarat. Pertama, aurat dalam shalat dan
hal ini telah dijelaskan. Kedua aurat yang terkait dengan pandangan orang
lain kepadanya, yaitu seluruh badannya termasuk wajah dan kedua telapak
tangannya menurut pendapat yang mu’tamad...”
kesimpulannya, jadi yang diperlukan adalah kearifan dalam melihat
perbedaan pandangan tentang cadar. Setiap perbedaan yang ada tersebut
tidak perlu dipertentangkan dan dibenturkan. Tetapi harus dibaca sesuai
konteksnya masing-masing.
Referensi:
Alhafiz. (2016). Hukum Memakai Cadar. [Online]. Tersedia di:
https://nu.or.id/post/read/67452/hukum-memakai-cadar diakses
pada tanggal 1 April 2018