Anda di halaman 1dari 5

sp1984

Memahami Tentang Kegiatan Orasi

Sulpandri Sulpandri

6 tahun yang lalu

Oleh : Sulpandri, S.Sos.I

A. PENGERTIAN ORASI

Secara umum orasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lisan di hadapan audiens (orang-
orang yang hadir). Orang yang menyampaikan pesan tersebut disebut orator. Orasi asal katanya berasal
dari kata oral yang berarti mulut, sederhananya istilah orasi dapat disamakan dengan khotbah, ceramah,
dakwah, pidato dan presentasi. Walapun masing-masing mempunyai perbedaan, tetapi pada dasarnya
merupakan metode penyampaian pesan, yang bisa berupa pikiran, pendapat, atau gagasan.

Ceramah. Ceramah merupakan salah satu bagian dari orasi, pidato, kultum, bahkan puisi merupakan
bagian dari orasi, tetapi saat ini kata orasi mengalami penyempitan makna dan terkesan bermakna
peyorasi, orasi dikenal di kalangan umum sebagai bentuk ungkapan melalui verbal yang disampaikan
pada khalayak umum dan memiliki sifat persuasif.

Pidato. Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan
pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang
yang memberikan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut
diperbincangkan. Pidato merupakan salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.

Orasi adalah suatu bentuk komunikasi yang sering dilakukan oleh mahasiswa, buruh, lembaga,
organisasi, komunitas, aliansi dan lainnya disampaikan dalam bentuk pidato tentang suatu
permasalahan yang berkembang dalam momentum demonstrasi, seminar, simposium dan kegiatan
lainnya disampailkan oleh orator yang telah ditugaskan sebelumnya.

Orasi banyak dilakukan dalam demonstrasi sekelompok orang/masyarakat yang dirugikan yang biasanya
isi orasi tentang penolakan kebijakan pemerintah atau lembaga terkait. Bentuk orasi lainnya yaitu orasi
ilmiah biasanya disampaikan oleh mahasiswa secara sistematis, dan berdasarkan bukti-bukti dan bentuk
yang bisa diterima secara ilmiah.

B. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM ORASI


SEMANGAT, semangat adalah pancaran perasaan yang berisikan tenaga penggerak aktivitas. Orator
yang bersemangat akan mampu menggerakan Audiensnya serta Antusias dan merombak Suasana
Jenuh, adem ayem, dan kaku menjadi lebih hidup. Berikut caranya : “Menyemangati diri” &
“Menyemangati audiens”

YAKIN, Pengetahuan merupakan modal dasar yang dibutuhkan untuk berorasi, agar membentuk
keyakinan yang ditimbulkan dari audiens. hal-hal seperti ini sangat penting dalam berorasi dikarenakan
jika kita tidak mengetahui pengetahuan tentang materi yang akan kita orasikan maka para audiens atau
para pendengar akan kurang yakin dengan orator .

LANTANG, Lantang berarti mengeluarkan suara dengan jelas dan keras. Suatu hal yang perlu diingat
adalah anda harus mengeluarkan suara yang keras agar audiens bisa mengerti dengan apa yang anda
sampaikan dengan ini audiens akan memberikan kesan kepada Orator pribadi dengan PERCAYA DIRI.

ACTING, Tampaknya hampir setiap hari dari kita pernah melakukan akting atau berpura-pura sehingga
menyebabkan orang lain percaya

TATAPAN, Sering kita beradu pandang dengan orang lain ketika berbicara, adu pandang dalam
konversasi akan menimbulkan kesan lawan bicara menyimak dan menghargai. Saling menimbulkan syak
wasangka hingga menyebabkan perkelahian karena dianggap menantang kurang ajar/menghina.
Ketajaman mata dibutuhkan orator agar memperlihatkan kewibawaan, keteguhan dan keseriusan
layaknya mata komandan tentara ketika menancapkan perintah

MENGANALISA KONDISI AUDIENS, Tanpa mengenali siapa audiennya sama saja orator memberikan
petunjuk arah dalam keadaan gelap gulita. Yang harus di perhatikan dalam sebelum memulai presentasi
adalah mendapatkan data tentang audiens. Pertama; berangkat dari lapisan sosial mana mereka berada,
termasuk tingkat edukasi, pergaulan, budaya, dsb. Kedua adalah penggunaan bahasa; menggunakan
bahasa yang mudah diserap, ketiga; memperhatikan kepentingan audiens yang diinginkan, kesukaan
mereka, terakhir adalah melihat titik jenuh suatu forum dan mensiasatinya.

CARA MENGUPAS PERSOALAN, Sebuah persoalan dapat dikupas dari sudut pandang yang berkaitan
dengan sikap hidup. Misalnya dari segi agama, marxis, nasionalisme, sosialisme, dsb. Kemudian masalah
dapat ditinjau dari segi ilmiah, semisal; sosiologi, psikologi, histori, statistik, biologi, komparatif, dll. Perlu
ditegaskan dalam memandang suatu persoalan dibutuhkan pemisahan antara sikap hidup, dengan
pendekatan ilmiah.

Hal lain yang perlu diperhatihan :

Intonasi; memperhatikan tekanan nada naik dan turun pada susunan kata, kadang tinggi, sedang,
rendah. Laju pembicaraan yang menerapkan intonasi pastinya akan mendinamiskan suasana serta akan
menginspirasi audiens.

Artikulasi; kejelasan bunyi akan memudahkan pendengar dalam menerjemahkan arti, maksud dan arah
pembicaraan. Kekeliruan menangkap arti akan menyebabkan kebimbangan dalam memahami. Maka
upayakan semaksimal mungkin mengeluarkan suara secara lepas, tegas, tanpa di tahan.
Kecepatan berbicara; bagi pemula ini bukan pilihan untuk segera diaplikasikan, karena terbuka resiko
terpeleset dalam ucapan. Tapi kedepannya patut dilaksanakan karena mampu menimbulkan efek dalam
menyemangatkan suasana. Apalagi ditambah dengan suara keras dan tampilan eksfresif akan
memepesona dan meraup perhatian audiens.

Jeda; berhentilah sejenak dan ambil nafas secara normal di akhir untaian kalimat yang sekiranya serasa
panjang. Waktu yang tersedia hitungannya detik, anda dapat memanfatkannya untuk merangkai pikiran,
mengistirahatkan tenggorokan, dan memberikan audiens kesempatan menyerap uraian yang kita
paparkan.

Varian merode penyampaian pesan;

Kronologis, penjelasan yang menerangkan peristiwa berdasarkan urutan waktu/tahapan.

Ilustrasi, pernyataan yang umum – penjelasan – contoh pertentangan atau perbandingan.

Kausalita, hubungan sebab akibat terjadinya suatu fenomena.

Deskriftif, menggambarkan suatu hal atau keadaan ( suaasana, bentuk, ciri, warna, rasa).

Problem solving, deskrifsi mengenai peristiwa, analisis sebab akibat, solusi.

Deduktif dan Induktive, menguraikan hal yang umum kemudian menyeretnya kepada suatu hal yang
kecil; uraian hierarkis, induktive adalah sebaliknya.

Klimaks dan Anti Klimaks, menempatkan posisi yang dianggap paling penting pada akhir suatu
penjelasan anti klimaks adalah kebalikannya.

Familiaritas, mengemukakan sesuatu yang dikenal kemudian pindah kepada sesuatu hal yang asing.

Akseptabilitas, mengemukakan gagasan yang diterima secara umum dan berlaku secara universal.

C. GAYA ORASI Ir. SOEKARNO

Soekarno merupakan Orator terkenal sehingga ia disebut “Singa Podium”. Setidaknya dalam
menyampaikan Orasinya Ir. Soekarno menggunakan 3 Teknik :

Pemilihan kata dan Gaya bahasa

Rahasia pertama adalah pemilihan kata dan gaya bahasa yang tepat. Kata-kata retorika mereka berdua
selalu di susun apik sedemikian rupa sehingga penuh makna dan mampu menghujam kedalam benak
para audiens.
Contoh Orasi Ir. Soekarno : “Saya terharu sekali, bahwa kita pada hari ini dapat merayakan hari ulang
tahun Republik kita yang pertama. Saya ingat kepada Tuhan yang Maha Kuasa, mengucapkan syukur
alhamdulillah, sebab usia Republik kita yang satu tahun itu, tak lain tak bukan ialah berkat dan rahmat
Tuhan Yang Maha Kuasa”.

“Dan proklamasi kita itu menderu di udara, sebagai arus listrik yang mengetarkan jiwa bangsa kita!
Seluruh rakyat kita, seluruh bangsa kita, menyambut proklamasi kita itu sebagai penebusan janji pusaka
yang lama, sebagai aba-aba yang mengeledek untuk memulai kehidupan yang baru”. (paragraf 2 dan 5
pidato Ir. Soekarno 17 Agustus 1946: Sekali Merdeka Tetap Merdeka)

Pemilihan kata-kata tersebut sangat mengugah semangat. Anda pasti merasakan dan seakan dibawa ke
dalam suasana penuh semangat di dalam benak Anda bukan? Dibawa ke suasana dimana Anda seakan
bisa melakukan apapun dan Anda terlibat didalamnya. Sangat nyata dan penuh makna.

Pengulangan kata

Rahasia kedua adalah pengulangan kata. Teknik pengulangan kata sengaja dilakukan oleh Obama
maupun Ir. Soerkarno untuk memberikan penekanan dan pengingat di benak para audiens. Teknik ini
akan mengugah ingatan audiens dan pada gilirannya menjadi teknik penyampaian pesan yang efektif.

Contoh Orasi Ir Soekarno : “Ditengah-tengah nyalanya api, ditengah-tengah menggeledeknya meriam,


ditengah-tengah menghebatnya kekacauan, kita harus menjalankan, memperlengkapi,
menyempurnakan pemerintahan kita”. (paragraf 18 pidato Ir. Soekarno 17 Agustus 1946: Sekali
Merdeka Tetap Merdeka)

Anda lihat betapa kedua tokoh tersebut sangat piawai dalam melakukan pengulangan kata-kata.
Contohnya masih banyak lagi. Anda bisa melihatnya di teks lengkap pidato Obama dan Ir. Soekarno
tersebut.

Bahasa tubuh dan suara yang mumpuni

Rahasia ketiga adalah bahasa tubuh dan suara yang mumpuni. Ir. Soerkarno selalu memahami
pentingnya intonasi kata. Mereka kadang berapi-api bersuara lantang untuk membangkitkan semangat,
terkadang malah berbicara agak pelan dan kadang-kadang malah berhenti sejenak untuk memberikan
efek lebih mendalam kepada para audiens.

Bahasa tubuh dalam pidato Obama dan Ir. Soekarno juga tidak kalah baiknya. Mereka melambai dan
menunjuk ke arah audiens, tersenyum tulus, mengangkat tangan ke udara, berdiri tegak dengan
menatap tajam, ada kalanya menatap lembut penuh santun yang mencerminkan sikap seorang
pemimpin.
Keahlian Ir. Soekarno tidak terjadi begitu saja. Keduanya sudah lama sekali mempelajari teknik-teknik
berorasi dari para pemimpin dunia lainnya. Keahlian mereka bukan sesuatu yang gifted, tetapi sesuatu
yang dipelajari dan dilatih secara terus menerus. Anda pun bisa melatihnya dan melakukan teknik
tersebut

D. CONTOH ORASI

Orasi Mahasiswa

“Kawan-kawan ku yang saya banggakan jangan pernahp kalian tinggal diam dengan keadaan
terpuruknya Hukum di Negara kita yang penuh dengan segala kepentingan mereka para pejabat Hukum
yang sama sekali tidak berfikir bagaimanakah negara ini aka ditegakkan apabila mereka hanya duduk
manis dan tinggal diam dalam sebuah tahta Haramnya”.

“Kami datang kemari untuk menuntut keadilan, yang seadil-adilnya, kami muak dengan tingkah para
koruptor yang telah merusak moral, merusak etika, merusak bendera merah putih, bahkan telah
menginjak injak harga diri Negara yang rakyat cintai ini… Untuk itu kami bersikap sebagai Mahasiswa
yang menuntut kehormatan Bangsa, Tanah Air Kita, Negara kita, yang telah para koruptor rusak dengan
segala kepentingan anda”.

Referensi diambil dari berbagai sumber.

**Disampaikan pada Pembekalan Organisasi IPPM Muara Tapus Pasaman Barat, Ramadhan 1437 H

Bagikan ini:

Kategori: Pendidikan

Tag: IPPM Muara Tapus Pasbar

Berikan Komentar

sp1984

Kembali ke atas

Anda mungkin juga menyukai