Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

Dosen pengampu :

Mega Riyawati,M,Pd

Disusun oleh:
M. RIZKY YUSRI ROHHIM (4235479)

Pendidikan guru madrasah iptidaiah


Sekolah tinggi agama islam miftahul ulum

2023
 Hakikat Keterampilan Berbicara
Kata berbicara merupakan bentuk jadian dari kata dasar
bicara dan penambahan prefiks ber-. Prefiks ber- bermakna
melakukan, sedang akar kata bicara memiliki makna pikiran.
Prefiks ber- bersifat produktif, sedangkan makna akar kata
bicara menunjukan proses awal pembentukkan ujaran
(berbicara) terjadi di dalam pikiran atau otak, yaitu bermula dari
input yang dikomprehensi kemudian disimpan dalam memori.
Untuk memproduksi ujaran, kata yang tersimpan dalam memori
tersebut dicari kembali untuk kemudian diujarkan atau
dituliskan. Kata-kata yang diujarkan atau dituliskan ini disebut
output. Proses ini menimbulkan konsep bahwa apa yang kita Keterampilan berbicara adalah
kemampuan mengucap
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan (Tarigan, 1985). Keterangan tersebut memberikan
pengertian bahwa berbicara itu tidak hanya berucap tanpa
makna, tetapi menyampaikan pikiran dan gagasan kepada
orang lain melalui ujaran atau bahasa lisan. Sumadi (2010)
menyatakan bahwa pada hakikatnya berbicara adalah
kemahiran berkomunikasi lisan yang bersifat aktif produktif dan
spontan. Menurut Retno dkk. (2012), keterampilan berbicara
adalah keterampilan berbahasa produktif yang digunakan untuk
mengungkapkan secara lisan pikiran dan perasaan. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan
berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif yang berfungsi untuk mengungkapkan ide,
pikiran, dan perasaan secara lisan kepada lawan bicara1
Marzuki lib,Keterampi;an berbicara,(surabaya:CV istana:2019)hal13.
Berbicara di depan umum
Pengetahuan yang akan menjadikan seseorang atau komunikator sebagai pembawa pesan,
mempunyai kemampuan untuk menyajikan sebuah gagasan kepada audiens. Dengan demikian,
komunikator mengungkapkan ide dan dengan kemauan yang tepat, cepat dan taktis. Menurut
Herbert V. Prochnow (Sulistyarini & Zainal, 2020) mengembangkan kemampuan secara bertahap
belajar seumur hidup, tahun demi tahun dan makin lama makin berbobot. Hal ini dapat bersamaan
bagaimana memiliki kepercayaan pada diri sendiri. Kegiatan lain yang dapat mendukung kemampuan
public speaking, apabila aktif melakukan berbagai kegiatan seperti dalam dunia usaha dan kehidupan
sosial lainnya. Dalam dunia usaha ada peluang selalu menghadapi saatsaat terjadinya tuntunan
knsumen terhadap hasil produksi, bahkan kerja lembaga atau organisasi selalu mendapatkan sorotan
masyarakat. Di sinilah peranan seorang petugas public speaking unutuk menjelaskan apakah melalui
selebaran atau news release atau pertemuan- pertemuan dengan wartawan media. Sebagai
komunikator melalui media mengungkapkan pikiran, ide dan pendapat pada seluruh pendengar.
Pada kesempatan memberikan saran, mengeritik, memberikan suara mewakili organisasinya serta
memberikan keputusan, maka teknik “public speaking” sama pentingnya Kalau ada yang bertanya
apa cita-cita saya, maka jawabannya adalah ingin menjadi rock star! Dimulai dari SMP sewaktu saya
nonton video klip Bon Jovi dan mulai belajar main gitar, seketika muncul keinginan untuk naik
panggung dan memanjangkan rambut (yang tertunda karena dilarang sekolah dan orangtua), lalu
akhirnya memutuskan untuk membuat band! Siang itu saya bersama teman-teman yang tergabung
dalam sebuah band berkumpul di rumah saya, kami bersiap untuk manggung di sebuah gedung
pertunjukan. Setelah bermingguminggu latihan, kami merasa cukup percaya diri untuk bisa tampil
mengesankan. Gitar, bas, dan keyboard kami pinjam dari teman karena saat itu tidak punya cukup
uang untuk membeli alat musik sendiri. Dengan percaya diri kami masukkan semua alat musik ke
bagasi mobil tua peninggalan ayah saya, lalu berangkatlah menyusuri jalanan Jakarta. Kami berangkat
satu 2 jam sebelum acara dimulai, memang mepet, tapi tidak terlalu masalah karena saat itu Jakarta
belum terlalu macet. Sampai di tempat acara, turun mobil, mengambil alat musik dan berjalan
dengan perasaan super keren memasuki gedung pertunjukan. Menunggu sebentar dan saat nama
band kami dipanggil (saya tidak usah kasih tahu namanya ya karena saya yakin Anda juga tidak
pernah mendengar, karena memang tidak terkenal J), bergegas kami naik ke atas panggung.2

Gustian anna zailani, public peaking(aureka media askar:jawa tengah:2021)hal6

Dunnar Halbram, MY PUBLIC SPEAKING(PT gramedia pustaka utama:Jakarta2015)hal11


Berbicara merupakan kegiatan ekspresi kreatif dengan melibatkan berbagai anggota tubuh. Anggota
tubuh secara spontan ikut berperan mengekspresikan dan menegaskan makna pembicaraan.
Gerakan tangan, tubuh, dan raut muka secara serempak membangun satu kesatuan ekspresi
mengikuti tuturan yang keluar dari pembicara. Raut muka dan gerak tubuh memiliki fungsi dan
ekspresi yang berbeda. Mata, hidung, bibir, alis, dan sebagainya membangun makna tersendiri. Mata
melotot dapat diartikan marah, mata sayu dapat diartikan sedih. Bibir, muka, dan hidung dapat
memberikan makna bahwa seseorang sedang serius, sedih, maupun gembira. Dalam kegiatan
berbicara manusia juga memfungsikan organ lain dalam tubuh untuk mengekspresikan makna
pembicaraan. Tentang fungsi ekspresi dan bahasa tubuh akan dibicarakan lebih lanjut pada kegiatan
belajar 4. Berbicara sebagai kegiatan komunikasi melibatkan sebuah proses berbicara silih berganti
antara pembicara dan lawan bicara. Artinya berbicara terjadi saling berbalas gantian berbicara. Pada
saat pembicara mengeluarkan tuturan, pendengar berperan sebagai pendengar, dan sebaliknya pada
saat pendengar mengambil alih kegiatan berbicara, pembicara sebelumnya berubah fungsi menjadi
penyimak. Bentuk resiprokal ini membentuk kegiatan percakapan yang saling memberi dan
menerima respon pembicaraan. Pembicara memberikan informasi dan lawan bicara menerima
informasi. Kejadian ini secara sistematis berlangsung dalam percakapan yang membentuk sebuah
keinginan menyamakan persepsi dari tuturan yang silih berganti. Inilah yang disebut sebuah proses
komunikasi. Kegiatan resiprokal berbicara tentu mengarah pada tema berbicara yang sama, yang
membedakan adalah materi tuturan dari setiap pembicara yang berbeda. Pembicara dan lawan
bicara adalah komunikasi resiprokal; d. Berbicara adalah wujud individu berkomunikasi; e. Berbicara
adalah pancaran kepribadian dan tingkah laku intelektual; f. Berbicara adalah keterampilan yang
diperoleh melalui usaha belajar; g. Berbicara menjadi media untuk memperluas ilmu pengetahuan.
Bahan Ajar Keterampilan Berbicara 5 memiliki pemikiran tersendiri untuk menyampaikan informasi,
demikian pula lawan bicara akan bereaksi terhadap informasi yang diterima. Pembicaraan akan
berakhir ketika keduanya memiliki pemahaman yang sama. Pemahaman yang berbeda dapat
menciptakan perbedaan persepsi yang berbeda pula. Perbedaan ini melahirkan mis communication,
di antara pembicara dan lawan bicara. Keduanya saling berkeyakinan terhadap persepsi yang
dianggapnya benar. Bentuk pembicaraan ini terlihat jelas ketika terjadi pada peristiwa berbicara yang
disebut berdebat. Berbicara dapat disebut juga sebagai tindak tutur dalam berkomunikasi. Ditinjau
dari proses komunikasi ini, berbicara menjadi sarana untuk saling menyampaikan pesan dan
menangkap pesan

Prinsip pada bagian ini memiliki maksud asas yang menjadi dasar agar percakapan antara penutur
dan mitra tutur terjadi dengan “baik”. Kata “baik” tersebut dapat dimaknai adanya pemahaman
antara penutur dan mitara tutur serta tidak terjadi pelanggaran norma berbicara sehingga salah satu
partisipan tidak ada yang merasa tersinggung atau dirugikan. Terdapat dua prinsip dalam berbicara,
yaitu (a) prinsip kerja sama dan (b) prinsip kesantunan.

Satyonegoro Agus,Hilman yusra,ketermapilan dalam berbicara(komunitas gelumun:jambi:2020)hal14

Marzuki lib,Keterampi;an berbicara,(surabaya:CV istana:2019)hal op cit 27


Terkadang dalam berbicara kita boleh mengatakan suatu perkara dengan tegas dan keras, juga boleh
dengan lembut. Boleh juga kita menyampaikannya secara lurus dari depan, atau secara terbalik.
Teknik berbicara menyangkut penggunaan cara di atas, atau kombinasinya. Jadi kita bisa saja
berbicara dengan nada tegas dan keras jika kita rasa perkara yang akan kita sampaikan harus
dilakukan dengan nada bicara yang seperti itu. Namun nada bicara seperti ini tidak disarankan untuk
sering digunakan jika masih bisa memakai nada bicara yang biasa maka gunakanlah yang seharusnya.
Selanjutnya nada bicara yang lembut bisa kita gunakan saat berbicara dengan orang yang jauh lebih
muda dari kita seperti anak kecil atau balita. Nada bicara lembut ini bisa juga kita gunakan untuk
memujuk, meminta maaf, sampai dengan merayu. Merayu dalam hal ini adalah bisa dengan merayu
agar bisa dikasih izin.

Dalam berbicara biasanya kita sering di hadapkan dengan topik yang terkadang tidak ingin kita bahas.
Mengalihkan pokok persoalan atau juga boleh disebut mengalihkan isu utama jawaban dari
permasalahan ini. Mengalihkan pokok persoalan atau pembicaraan membuat orang melupakan
persoalan semula, lalu mengalihkan perhatian ke hal lain. Mengalihkan pokok persoalan adalah
Teknik berbicara yang paling sering digunakan. Teknik ini dapat menghindarkan kita dari suasana
kagok atau kikuk. Banyak manfaat dari mengalihkan pokok persoalan, namun kita juga harus tahu,
jika kita salah menggunakan teknik ini, dampaknya akan merugikan. Mengalihkan pokok persoalan
biasanya dipergunakan untuk hal yang tak perlu segera mendapat jawab. Menurut Jusra Chandra kita
boleh menggunakan hal lain untuk mengalihkan pokok persoalan, untuk mengganti sebagian
jawaban.

Berbicara sebagai salah satu bentuk komunikasi akan mudah dipahami, yakni dengan cara
membandingkan diagram komunikasi dengan

___________________________________________-

Justra candras, cerdas berbicara (jakartaPTT gramedia pustaka utama,2010)hal 48

Ibid hal 93
DAFTAR PUSTAKA
 Gustian Anna Zainal,public speaking(eureka media Askar:Jawa Tengah:2021).hal9
 Dunnar Hilbram,MY PUBLIC SPEAKING,(PT Gramedia pustaka utama:Jakarta:2015.hal11
 Setyonegoro Agus,akhyaruddin,Hilman Yusra, keterampilan dalam berbicara (komunitas
gemulun:Jambi:2020)hal14

Anda mungkin juga menyukai