PENGERTIAN BERBICARA
Berbicara adalah suatu aktivitas yang dilakukan
oleh manusia menggunakan bahasa untuk
menyampaikan atau mengkomunikasikan pikiran,
perasaan, ide, informasi, dan pesan kepada orang lain.
Berbicara melibatkan penggunaan suara dan kata-kata
untuk berinteraksi dengan orang lain. Aktivitas
berbicara ini bisa terjadi secara lisan, yaitu dengan
mengucapkan kata-kata, atau secara tulisan, yaitu
dengan menulis pesan atau dokumen yang dapat
dibaca oleh orang lain. Berbicara merupakan bentuk
komunikasi yang esensial dalam kehidupan sehari-hari
agar kita bisa berinteraksi dengan orang lain dan
menyampaikan pemikiran, kebutuhan, atau emosi kita.
2
Bicara bermakna mengacu pada kemampuan
seseorang dalam menggunakan kata-kata dengan
tepat dan jelas untuk menyampaikan pesan yang
memiliki relevansi dan makna yang konsisten. Dalam
bicara bermakna, setiap kata atau kalimat yang
digunakan memiliki tujuan dan kejelasan yang
mengarah pada pemahaman yang lebih baik oleh pihak
yang mendengarkan. Hal ini melibatkan pemilihan kata
yang tepat, tata bahasa yang benar, serta pemahaman
terhadap konteks dan audiens yang menjadi
pendengar. Bicara bermakna juga melibatkan
kemampuan untuk mengatur dan menyusun argumen
dengan logis, memperhatikan intonasi, penekanan, dan
ekspresi tubuh yang sesuai untuk memperkuat atau
menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif. Bicara
bermakna dapat membantu dalam menyampaikan
informasi, persuasi, mempengaruhi, dan
mempengaruhi pemikiran dan tindakan pihak lain.
4
Berbicara juga dapat diartikan sebagai
kemampuan mengucapkan kata-kata dalam rangka
menyampaikan atau menyatakan maksud, ide,
gagasan, pikiran, serta perasaan.
8
3. Berbicara Merupakan Proses Simbolik
9
Jika penamaan suatu benda terikat oleh benda
yang dirujuknya, mungkin di dunia tidak akan ada
perbedaan bahasa. Semua orang di dunia akan
menamakan benda dengan bentuk segi empat atau
bundar, berwarna putih, dan biasa digunakan untuk
menulis dengan satu nama yang sama, misalnya meja.
11
5. Berbicara Merupakan Keterampilan Berbahasa yang
Produktif
15
Berikut adalah beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara:
16
8. Memperhatikan tata bahasa yang tepat dan memiliki
rasa percaya diri saat berbicara.
TUJUAN BERBICARA
Tujuan berbicara secara umum adalah karena
adanya dorongan keinginan untuk menyampaikan
pikiran atau gagasan kepada orang lain (yang diajak
berbicara). Sedangkan tujuan secara khusus ialah
mendorong orang untuk lebih bersemangat,
mempengaruhi orang lain agar mengikuti atau
menerima pendapat (gagasannya), menyampaikan
sesuatu informasi kepada lawan bicara,
menyenangkan hati orang lain, memberi kesempatan
lawan bicara untuk berpikir dan menilai gagasannya.
Pemahaman terhadap tujuan, hakikat, dan alasan
berbicara menjadi dasar mengembangkan
keterampilan berbicara pada tingkat kemahiran
berkomunikasi.
17
Menentukan tujuan berbicara yang tepat dapat
membantu dalam menyampaikan pesan secara efektif
dan efisien. Berikut adalah beberapa cara untuk
menentukan tujuan berbicara yang tepat:
19
dalam berbagai tujuan. Dalam hal ini, Mulyana
mengelompokkan tujuan berbicara ke dalam empat
tujuan, yaitu tujuan sosial, ekspresif, ritual, dan
instrumental (2001: 5-30).
a. Tujuan sosial
22
Jika kesepakatan-kesepakatan dapat dipahami
sebagai sesuatu yang dapat menjamin terpenuhinya
segala kebutuhan manusia, kebahagiaan hidup dengan
sendirinya juga akan terpenuhi. Dengan adanya
kesepahaman itu pula, akan tercipta saling pengertian,
sehingga satu sama lain tidak saling memposisikan
dirinya sebagai ancaman bagi orang lain.
b. Tujuan Ekspresif
c. Tujuan Ritual
d. Tujuan Instrumental
26
pembicaraan yang dilakukannya. Misal: “Dik, maukah
Adik menjadi kekasih saya?” Justru kalau tujuannya
diucapkan secara langsung seperti itu, akan menjadi
buyar rencananya. Mungkin pembicaraannya berisi hal-
hal lain, misalnya,
29
pendapatnya sesuai dengan yang diyakininya
berdasarkan uraian yang diungkapkan pembicara.
2) Penguatan tanggapan
3) Pengubahan tanggapan
33
referensi yang memperkuat gagasan yang pembicara
sangat diperlukan.
36
menciptakan dan memelihara ikatan emosional
dengan orang-orang terdekat kita.
4. Pendidikan dan Pembelajaran: Berbicara adalah alat
utama dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Guru menggunakan berbicara untuk mengajar
pelajaran kepada siswa, dan siswa menggunakan
berbicara untuk berdiskusi, bertanya, dan
memahami materi pelajaran. Proses ini
memungkinkan transfer pengetahuan dan
pemahaman antara individu.
5. Pengaruh dan Persuasi: Berbicara adalah cara yang
efektif untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang
lain. Dalam konteks profesional, politik, atau
pemasaran, kemampuan berbicara yang baik dapat
membantu kita meyakinkan orang lain,
mempengaruhi pikiran dan tindakan mereka, serta
membangun kredibilitas kita.
6. Instruksi dan Pengarahan: Berbicara adalah cara
yang efektif untuk memberikan instruksi, arahan, dan
bimbingan kepada orang lain. Pemimpin, guru,
pelatih, atau supervisor menggunakan kemampuan
berbicara untuk memberikan petunjuk dan petunjuk
37
kepada orang-orang dalam lingkup pekerjaan atau
aktivitas tertentu.
7. Hiburan: Berbicara juga dapat menjadi sumber
hiburan. Melalui cerita, lelucon, atau pengalaman
kocak, kita dapat menghibur orang lain dan
menciptakan suasana yang menyenangkan.
Peran berbicara ini menunjukkan betapa
pentingnya kemampuan berbicara dalam kehidupan
sehari-hari kita. Dengan menggunakan berbicara
dengan efektif, kita dapat membangun hubungan yang
lebih baik, mencapai tujuan kita, dan menjadi pribadi
yang berpengaruh.
40
Setiap jenis berbicara memiliki ciri khas dan
keunikan masing-masing, serta memerlukan
keterampilan dan strategi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, penting bagi seseorang untuk
mengembangkan kemampuan berbicara yang baik dan
efektif, terutama dalam situasi-situasi yang memerlukan
kemampuan berbicara yang lebih formal dan terstruktur
41
kadang-kadang berlangsung secara spontan dan
tanpa perencanaan.
42
Berbicara formal lebih diutamakan pada saat di
depan umum dengan memiliki karakteristik audiens
yang berbeda suku, sehingga audiens lebih mudah
memahami. Sedangkan berbicara informal lebih
ditujukan pada lingkungan yang lebih akrab dan
dekat, sehingga bahasa yang digunakan lebih santai
dan tidak terlalu formal.
44
Berbicara monologis, yaitu kegiatan berbicara yang
dilakukan searah. Pesan yang disampaikan pembicara
tidak memerlukan respons dari pendengar, misalnya
pidato dan membaca puisi.
46
cerita, lelucon, dan percakapan yang menarik untuk
mengisi waktu luang dan menikmati interaksi sosial.
47
Menurut sebuah studi, ketika kita berbicara dalam
hati, area otak seperti frontal gyrus inferior kiri (area
Broca) yang berfungsi aktif saat kita berbicara keras,
juga aktif saat kita berbicara dalam hati (inner speech)
49
Bagaimana manusia memperoleh bahasa
dikemukakan Krashen (Nurhadi dan Roekhan, 1990:6)
yang membuat hipotesis teori pemerolehan bahasa dan
belajar. Menurut hipotesis ini dalam proses
penguasaan suatu bahasa ada perbedaan antara
belajar bahasa (learning linguistic) dan pemerolehan
bahasa (acquisition linguistic). Dalam hipotesis belajar
linguistik usaha memperoleh bahasa dijelaskan
sebagai usaha sadar untuk secara formal dan eksplisif
menguasai bahasa yang dipelajari terutama yang
berkenaan dengan pengetahuan tentang kaidah.
Sedangkan yang dimaksud pemerolehan bahasa
adalah penguasaan atas suatu bahasa melalui bawah
sadar atau alamiah dan terjadi tanpa kehendak secara
terencana. Proses ini tidak melalui usaha belajar yang
formal maupun eksplisif.
51
imajinasi inilah sebagai salah satu kenapa manusia
ingin berbicara.
53
Respon tersebut diolah dalam otak dan diekspresikan
kembali dalam tuturan yang disebut dengan berbicara.
Didorong oleh pikiran, perasaan, dan imajinasi dalam
dalam dirinya dikeluarkan dalam tindak tutur berbicara.
Misalnya, didorong oleh rasa haus, seseorang
mengekspresikan rasa hausnya dengan tuturan “Minta
minum, Bu!, dan ketika air yang diminumnya terasa
kurang manis sesuai selera yang dikehendaki,
munculah tuturan berikutnya, “Minumannya kurang
manis, Bu!”. Contoh lain, seseorang akan memberikan
respon ketika mendengarkan tuturan “Kamu bodoh!”.
Respon atas tuturan yang diterima dapat dilakukan
dalam berbagai gaya, intonasi, ritme yang beragam,
misalnya: “Ya, memang saya bodoh!”, “Enak saja,
ngomongin saya bodoh, emang kamu saja yang
pinter?”, dan sebagainya.
55
atau ketidakmauan berbicara dilakukan dengan
memilih diam, tidak dapat dikatakan emas, namun
sebagai bentuk ketidakmampuan seseorang berbicara.
58
“Seharusnya tadi saya mengatakan ini!”, “Mahasiswa
tadi sudah paham, nggak ya?”, “Suara saya tadi
seharusnya lebih tegas!”.
59
di mana pesan yang disampaikan oleh pembicara harus
merupakan lambang yang bermakna dan dapat
membawa pikiran atau perasaan komunikator. Untuk
mengembangkan keterampilan berbicara yang
bermakna, siswa memerlukan konteks yang bermakna,
seperti berbicara dengan guru dan kelompok, bermain
peran, bercerita, membawa topik yang menarik, dan
sebagainya. Kegiatan berbicara dapat dikatakan
bermakna jika salah satu atau kedua belah pihak dapat
memahami pesan yang disampaikan dan dapat
merespon dengan tepat. Selain itu, berbicara bermakna
juga harus terarah, aktif, efektif, dan menyenangkan.
Bicara bermakna:
61
Dalam berbicara, penting untuk memastikan
bahwa pesan yang disampaikan memiliki arti dan
makna yang jelas dan dapat dipahami oleh lawan
bicara. Hal ini akan membantu membangun proses
komunikasi yang efektif dan memastikan bahwa pesan
yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
lawan bicara.
63
1. Mengamati gaya komunikasi yang digunakan lawan
bicara untuk mengetahui cara lawan bicara
berkomunikasi.
64
8. Gunakan kata-kata sopan dalam interaksi online
untuk mencegah konflik dan perdebatan yang tidak
produktif.
65
"Begitulah"
"Sekedar ngobrol-ngobrol"
"Biasa aja"
"Santai aja"
66
BAB 2
67
lainnya, menghindari kesalahpahaman dan tentunya
akan saling memberikan rasa nyaman
69
3. Berpikir dengan jernih sebelum bicara
70
Bagaimana Cara Menerapkan Prinsip-Prinsip
Berbicara Efektif Dalam Kehidupan Sehari-Hari
72
2. Meningkatkan kemampuan presentasi di tempat
kerja dengan cara berbicara dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh audiens, menggunakan
gestur tubuh yang tepat, dan mempersiapkan materi
presentasi dengan baik
74
atau pembaca untuk mengikuti dan memahami
pesan Anda.
4. Gunakan ilustrasi atau contoh: Kadang-kadang, satu
contoh yang baik lebih baik daripada banyak
penjelasan. Menggunakan ilustrasi atau contoh
konkret dapat membantu memperjelas dan
memperkuat pesan Anda tanpa perlu banyak
berbicara.
5. Dengarkan secara aktif: Saat berbicara secara
singkat, penting juga untuk mendengarkan dengan
aktif respon atau pertanyaan dari audiens. Ini
membantu Anda untuk menyesuaikan atau
memberikan klarifikasi jika ada keperluan.
6. Gunakan teknik bahasa tubuh yang tepat: Bahasa
tubuh dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
dengan cara yang efektif. Pastikan ekspresi wajah,
gerakan tangan, dan postur tubuh mendukung pesan
yang Anda sampaikan.
7. Latihlah: Berbicara secara padat namun berisi
adalah keterampilan yang bisa diasah. Latihanlah
berbicara di depan cermin atau berpartisipasi dalam
75
situasi komunikasi yang memerlukan ringkasan atau
penjelasan cepat.
KATA-KATA MULUK
77
Sekarang kita berkata, ”My commute is by ca/'.
78
"see". Beberapa orang tidak puas hanya dengan
mengatakan orang atau benda itu "equal"; mereka
menggunakan "coequal" untuk orang. Jika sesuatu itu
"equal", lalu apa yang "coequal"?
KATA-KATA TRENDI
81
KATA-KATA TANPA ARTI
83
"you knoW'-nya itu daripada apa yang dikatakan di
antaranya. Berapa lama lagi sampai ia kehilangan
pekerjaannya karena masalah ini?
Records.
86
KETERAMPILAN BERBICARA
a. Pengertian Keterampilan Berbicara
b. Tujuan Berbicara
92
d. Langkah- Langkah Berbicara
93
3) Mengumpulkan bahan. Apabila pembicara telah
biasa dengan pokok masalah yang hendak
disampaikan maka hendaklah mencari bahan
tambahan dari berbagai sumber. Berbagai sumber
tersebut antara lain: buku, ensiklopedia, majalah,
masalah, dan wawancara dengan para ahli.
94
sangat dominan, siswa yang mengalami hambatan
jasmani terkait alat bicaranya).
e. Jenis Berbicara
97
a) Diskusi kelompok (group discussion), yang dapat
dibedakan atas:
f. Faktor Berbicara
99
dan durasi, (c) pilihan kata (diksi), (d) ketepatan
penggunaan kalimat, dan (e) ketepatan sasaran
pembicaraan. Jadi faktor kebahasaan berhubungan
dengan pengetahuan bahasa, yakni tentang sistem
bahasa, srukturnya, kosakatanya dan aspek
kebahasaan lainnya.
100
(d) ketepatan penggunaan kalimat, dan (e) ketepatan
sasaran pembicaraan. Faktor nonkebahasaan meliputi:
(1) sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, (2)
pandangan harus diarahkan kepada lawan berbicara,
(3) kesediaan menghargai pendapat orang lain, (4)
gerak-gerik dan mimik yang tepat, (5) kenyaringan
suara, (6) kelancaran, dan (7) relevansi atau penalaran,
(8) ekspresi wajah, (9) situasi pembicaraan, dan (10)
kecepatan dan kejelasan pengucapan).
101
partisipan, menghubungkan setiap pembicara dengan
yang lainnya dan kepada lingkungannya, berhubungan
dengan masa kini, hanya melibatkan aparat atau
perlengkapan yang berhubungan dengan suara atau
bunyi bahasa dan pendengaran (vocal and auditory
apparatus), dan secara tidak pandang bulu
menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan
apa yang diterima seagai dalil. Prinsip-prinsip yang
mendasari kegiatan berbicara tersebut dapat dijadikan
acuan bagaimana proses pembelajaran berbicara yang
seharusnya dilakukan.
103
menggunakan bahasa secara kontekstual dan
memberikan umpan balik yang tepat. Prinsip
pembelajaran berbicara di sekolah dasar harus
dilakukan sesuai karakter siswa dan menggunakan
metode atau teknik yang tepat.
104
mengembangkan paparan bahasa sesuai dengan
tingkat kemampuan mereka. Sedangkan teknik bebas
dilakukan dengan cara meminta siswa memaparkan
sesuatu secara bebas tanpa bahan yang ditentukan
atau tanpa bimbingan/pancingan tertentu.
105
parafrase, reka cerita gambar, memberi petunjuk,
bercerita, dramatisasi, laporan pandangan, bermain
peran, bertelepon, wawancara, dan diskusi.
106
Sedangkan Brown (2001: 142-143) membagi
penilaian keterampilan berbicara menjadi dua bagian
yaitu mikroskill dan makroskill. Penilaian mikroskill
berhubungan dengan bagian- bagian kecil dari bahasa
seperti fonem, morfem, kata-kata, dan unit-unit frase.
Sedangkan penilaian makroskill berhubungan dengan
unsur-unsur yang lebih besar seperti kelancaran,
wacana, fungsi, gaya, kohesi, komunikasi nonverbal
dan pilihan strategi.
"Orang yang logis dalam hal apa pun akan selalu logis.
Kita tidak akan menemukan ketidaklogisan dalam
pemikirannya ataupun kalimat dan ucapannya dalam
mengungkapkan pemikirannya tersebut. Sebaliknya,
kita tidak akan dapat menemukan bagian yang logis
dari orang yang tidak logis dalam hal apa pun."
111
Perbedaan antara pendapat yang beralasan dan
yang tidak beralasan bagaikan bumi dan langit. Kita
ambil contoh seorang mahasiswa yang ingin jalan-jalan
ke Eropa dan meminta izin kepada orangtuanya. Jika ia
hanya mengulangulang pendapatnya, maka akan sulit
untuk menggerakkan hati orangtuanya. Lain halnya
ketika ia bisa menyampaikan alasannya.
5. Tetap Tenang
114
"Kalau kami bicara, pasti bertengkar, sehingga lebih
baik kami tidak berbicara."
115
Oleh karena itu, sesampainya di rumah, saya pasti
langsung tertidur.
116
selama di perusahaan. Saya akan mendengarkan
sambil menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan
"Oh, ya?" atau "Oh, begitu." Dengan demikian, suami
saya pun dapat mengungkapkan seluruh isi pikirannya.
117
demikian. Şebab dari apa yang saya dan suami alami,
kami tetap bisa menjalin dialog yang cukup meskipun
waktu luang kami sangat sedikit. Kami mengetahui
teknik dalam berdialog, yaitu rumus komunikasi. Yang
terpenting bukanlah waktu, melainkan kemampuan
berdialog. Kemampuan yang berperan sebagai
pelumas dalam hubungan suami istri yang bahagia
sangatlah penting.
119
Kita harus mengetahui hal-hal seperti ini dengan
lebih banyak berdialog. Di dalam "faktor positif dialog”,
kita dapat melihat rumus komunikasi. Tertarik terhadap
lawan bicara, memberi pujian, dan bereaksi. Sementara
untuk "faktor negatif dialog” perlu diingat dan dihindari.
Alih-alih memberikan pujian, berbicara menggunakan
kata-kata kasar atau umpatan dan membandingkan
dengan orang lain akan membuat komunikasi tidak
terbentuk sama sekali.
120
Perlunya dialog bukan hanya untuk pasangan
suami istri. Dalam hubungan dengan orang yang sering
dijumpai seperti keluaga, teman, atau rekan kerja, kita
dapat menemukan kesulitan akibat komunikasi. Karena
kita mengira orang lain dapat mengerti perasaan kita
hanya dengan berbicara secukupnya. Mari kita eratkan
hubungan dengan orang terdekat dengan "faktor positif
dialog." Dengan berbicara seperti contoh di bawah ini,
waktu dialog pasti akan menjadi lebih banyak.
"Benarkah?"
121
Saat menjual produk, lebih baik menyebutkan
satu per satu keunggulannya, atau memaparkan satu
hal dengan sederhana dan jelas. Jawabannya adalah
pernyataan yang kedua. Berfokus pada keunggulan
dan Ciri khas produk yang sesuai dengan tren secara
singkat dan lugas sehingga membangkitkan minat
belanja pembeli. Ringkasan ini yang disebut kata kunci.
Satu kata kunci yang tepat dapat meningkatkan
penjualan secara luar biasa. Contohnya Chocopie,
Kyungdong Boiler, dan Bacchus.
122
perasaan mereka pada orang-orang di sekitarnya. Oleh
karena itu, seri iklan dengan konsep "perasaan" ini
terus dipakai sampai sekarang. Narasi iklan berikut ini
belakangan telah menyentuh hati konsumen.
123
membayangkan untuk membelinya. Kyungdong Boiler
menangkap poin ini.
124
dengannya. Hal itu dapat kita lihat pada narasi berikut
ini.
125
disandingkan dengan produk yang tepat, maka akan
memberikan hasil yang luar biasa. Perusahaan fashion
mencari warna tren yang akan disukai oleh konsumen
di setiap musim untuk diterapkan dalam produknya.
Perusahaan health care tentunya menggunakan kata
kunci "penyembuhan" untuk pemasarannya.
127
dalam waktu yang telah ditentukan, sekitar 3-5 menit.
Oleh karena itu, seorang pelamar harus menarik hati
tim pewawancara dalam waktu singkat dengan kata
kunci yang membedakannya dengan pelamar Iain dan
sesuai dengan yang dicari perusahaan. Dengan
demikian, ia akan memberikan kesan yang kuat kepada
tim pewawancara. Contohnya sebagai berikut.
128
Manusia global, tinggal di luar negeri, bahasa
Inggris, divisi penjualan luar negeri, seluruh dunia,
perusahaan global, semua terikat dengan satu kata
kunci. Jelas tim pewawancara akan menganggukkan
kepala mereka.
131
Hillary memimpin dengan pasti di antara kandidat
presiden lainnya jika dilihat dari pidato publik. Pidatonya
menunjukkan karisma yang kuat. Sorot matanya yang
penuh percaya diri dan gesturnya menempati porsi
besar dalam menyukseskan pidatonya. Hal ini dapat
dilihat jika kita membandingkannya dengan kandidat
partai Demokrat lainnya, Bernie Sanders. Ucapannya
jujur dan tegas. Namun, gerakan tubuhnya kurang
halus. Kepalanya yang terlalu menjulur ke depan
membuatnya tampak bungkuk. la menjadi terlihat
begitu tua dan renta. Hal inilah yang membuat daya
saingnya turun saat berbicara. 90% Ucapan Dibentuk
Oleh Suara dan Gerak Tubuh
132
Untuk bisa berbicara dengan baik, unsur
nonverbal seperti gerak tubuh harus diterapkan dengan
baik. Mari kita Iihat lima unsur nonverbal untuk memikat
hati para pendengar. Cara-cara ini sangat berguna
tidak hanya saat bicara, tetapi juga dalam kehidupan
sehari-hari:
133
wawancara, dan presentasi. Pilihlah dress atau kemeja
formal yang dapat menunjukkan gaya Anda.
2. Selalu Tersenyum
135
Tatapan yang stabil saat mengobrol juga sama
pentingnya. Siapa yang mau mendengarkan orang
yang berbicara dengan mata tidak fokus atau menatap
ke luar pintu dan atap? Pendengar juga perlu merasa
bahwa orang yang sedang berbicara dengannya
tertarik kepadanya. Dengan demikian, ia akan
menyimak ucapan orang tersebut.
137
3. Bernyanyi: Bernyanyi dapat membantu melatih vokal
dan pernapasan. Lakukan bernyanyi sesuai tangga
nada dan buat program Latihan
138
8. Teknik Volume: Volume suara juga mempengaruhi
kualitas suara. Latihan untuk mengatur volume suara
dapat membantu meningkatkan daya tarik suara
"Gunakan angka."
139
"Setelah diterima bekerja, selesaikan sesuai target
waktu." "Menggunakan suara yang jelas dan lantang."
141
saat memakan satu roti sudah kenyang. Lalu ia
membuat lubang besar pada roti itu agar bisa dijalin tali
dan mengikatnya pada pantalon istrinya. Hal itu
dilakukan agar roti-roti tersebut tidak dicuri oleh orang
lain. Keduanya berjanji untuk bertemu lagi sebelum roti
terakhir habis. Namun, mereka tidak dapat bertemu lagi
untuk selamanya. Lelaki tadi kemudian pulang ke
kampung halaman dan membuat roti bagel setiap kali
merindukan istrinya. Setelah itu, roti bagel menjadi
terkenal ke seluruh dunia karena cerita ini.
142
salesman mengikuti audisi Britain's Got Talent dan
berkata ingin menyanyikan opera. Tak ada satu pun
yang tertarik terhadapnya. la lalu menyanyikan aria
"Nessun Dorma dari opera Turandot dengan suara
merdu. Ini adalah lagu yang dinyanyikannya untuk
bangkit dari masa lalu saat berjuang melawan kanker,
kecelakaan lalu lintas, pengucilan, dan kemiskinan.
Hasilnya sungguh mengejutkan. Para penonton
tenggelam dalam perasaan masing-masing.
143
"Latihan storytelling atau menyampaikan cerita
sama saja seperti mengasah kemampuan komunikasi.
Jika Anda berencana ingin menjadi pembicara, berlatih
storytelling akan sangat membantu. Kalaupun tidak
ingin menjadi pembicara, Iatihan ini akan menjadi
senjata besar dalam kehidupan sosial Anda"
1. Tema
2. Konflik
3. Simpati
4. Solusi
146
begitu saja, Anda harus menunjukkan alasan-
alasannya.
Volume
Kecepatan
151
menit. Namun, seorang pemula akan lebih mudah
gugup sehingga memuntahkan segalanya dalam satu
waktu. Kalau sudah begini, jumlah dan tingkat
pemahaman audiens pun akan menurun. Untuk
memperlambat kecepatan bicara, bibir harus
digerakkan ke atas dan ke bawah. Anda bisa
menggunakan lagu 'Wi Arae' dari EXID yang
disebutkan di depan.
152
Saya merasa sedih jika mengingat peristiwa kapal
Sewol. [Iambat] Musim gugur, musimnya buku dan
refleksi diri, telah tiba. [Iambat]
Intonasi
Jeda (Pause)
153
Kita dapat lebih menekankan makna ucapan lewat
jeda di depan kata atau kalimat. Sebagai contoh, "Untuk
rakyat, (jeda) dari rakyat, (jeda) pemerintahan rakyat
tidak akan pernah hilang dari muka bumi ini". Begitu
pula dengan 'keheningan 51 detik' yang dilakukan
Obama. Jeda membuat makna ucapannya
tersampaikan lebih kuat.
154
4. Penerimaan: Tahap ini melibatkan penerimaan
pesan oleh lawan bicara dan pemahaman terhadap
pesan tersebut.
155
Proses mengandung pengertian bahwa ada
beberapa hal yang bergerak secara dinamis. Dimulai
dari satu titik dan berakhir pada titik lainnya. Berkaitan
dengan berbicara sebagai proses, Berlo dalam
Cangara mengatakan bahwa unsur-unsur yang terlibat
dalam kegiatan berbicara bergerak aktif dan dinamis.
158
ditandai dengan pendengar memberikan respons
sesuai dengan yang diharapkan pembicara.
Sebaliknya, jika antara pembicara dan pendengar
memiliki bahasa yang berbeda, pembicaraan akan
berlangsung kurang komunikatif. Kekomunikatifan
pembicaraan hanya ditentukan oleh aspek-aspek
nonkebahasaan yang keberadaannya sangat terbatas.
1. Persiapan
a. Penentuan topik
161
e) bersifat aktual, sedang menjadi pembicaraan
dalam waktu yang relevan.
b. Penentuan tujuan
162
makalah seminar ini untuk meningkatkan kemampuan
menulis siswa melalui latihan membuat resensi buku”.
Tepatkah tujuan seperti itu? Mungkinkah melalui
seminar kemampuan menulis siswa dapat
ditingkatkan? Peningkatan kemampuan menulis tidak
secara langsung dapat ditingkatkan melalui
kegiatan seminar, tetapi lebih dapat dilakukan melalui
kegiatan yang bersifat praktis, misalnya pelatihan atau
lokakarya. Berkaitan dengan peningkatan kemampuan
menulis, kegiatan seminar hanya dapat menjelaskan
bagaimana membuat model pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan menulis, dan hubungan
antara latihan membuat resensi buku dengan
peningkatan kemampuan menulis. Jadi, tujuan seminar
di atas harus diubah menjadi, “Tujuan penulisan
makalah seminar ini adalah untuk menjelaskan
peningkatan kemampuan menulis melalui latihan
membuat resensi buku.”
c. Pengumpulan referensi
163
media cetak, media elektronik, buku, dan internet. Ini
dapat diperoleh di banyak tempat dengan mudah. Satu
hal yang harus menjadi pegangan seorang pembicara
dalam mencari referensi adalah keautentikan referensi
yang dijadikan pendukung dalam berbicara.
Keautentikan referensi menjadi bahan pertimbangan
agar uraian pembicaraan dapat
dipertanggungjawabkan. Jika ada tanggapan dari
pendengar, walaupun tanggapan tersebut
menyalahkan uraian pembicara, pembicara dapat
menunjukkan bahwa referensi yang digunakan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
167
Publik tidak mungkin mengetahui orang seperti
apa ia sebe— narnya. Mereka hanya bisa menilai dari
kesan yang dipancar— kan saat berbicara. Apa yang
diutarakannya saat di parlemen, kuliah umum, atau
saat wawancara dengan jurnalis menjadi bahan
penilaian yang penting. Jika ditilik dari pandangan
bahwa "ucapan menentukan kesan pertama”, sangat
disayangkan bagi— nya yang beralih dari pengusaha
menjadi politikus.
168
"Sekarang ini, bila menjelang waktu pemilu,
banyak ikan yang bermunculan tiba-tiba. Semua
mengaku bersih. Namun dari pengalaman selama ini,
setelah dipilih dan dimasukkan ke dalam kolam politik
yang keruh, ikan-ikan itu mati, atau mereka bermutasi
agar bisa bertahan hidup.”
171
Berbicara memainkan peran yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa
peran berbicara dalam keseharian:
173
pelatih, atau supervisor menggunakan kemampuan
berbicara untuk memberikan petunjuk dan petunjuk
kepada orang-orang dalam lingkup pekerjaan atau
aktivitas tertentu.
7. Hiburan: Berbicara juga dapat menjadi sumber
hiburan. Melalui cerita, lelucon, atau pengalaman
kocak, kita dapat menghibur orang lain dan
menciptakan suasana yang menyenangkan.
Peran berbicara ini menunjukkan betapa
pentingnya kemampuan berbicara dalam kehidupan
sehari-hari kita. Dengan menggunakan berbicara
dengan efektif, kita dapat membangun hubungan yang
lebih baik, mencapai tujuan kita, dan menjadi pribadi
yang berpengaruh.
175
KAITAN BERBICARA DENGAN KETERAMPILAN
BERBAHASA LAINNYA
176
perlu diungkapkan di sini berkaitan dengan hubungan
antara kemampuan berbicara dengan menyimak.
179
membaca tidak hanya dibatasi oleh pengertian yang
berkaitan dengan huruf sebagai objeknya, tetapi juga
dapat diartikan sebagai proses memahami gejala-
gejala yang terjadi di alam sekitar. Akan tetapi,
pengertian membaca dalam pembahasan di sini
menggunakan pemahaman yang pertama, yaitu
membaca dengan objek huruf.
181
Kegiatan berbicara berkaitan dengan kesiapan
mental pembicara. Ketidaksiapan mental dapat menjadi
kendala yang cukup berarti dalam berbicara. Kendala
tersebut dapat berupa lupa mendadak, gugup, dan
sebagainya. Hanya sebagian kecil pembicara yang
dapat melakukan pembicaraan secara lepas tanpa
bantuan teks. Hal ini dapat terjadi pada pembicara yang
sudah biasa dan profesional. Untuk mengantisipasi
kendala tersebut, dapat dibantu dengan membuat
catatan dalam kertas kecil tentang pokok-pokok yang
akan diuraikan. Catatan tersebut berperan dalam
membantu kelancaran berbicara tentunya melalui
proses membaca. Sampai saat ini, catatan tersebut
menjadi sarana yang cukup efektif, karena murah
biayanya dan mudah membuatnya.
182
berkaitan dengan hubungan antara berbicara dengan
menulis.
183
mahir berbicara, tetapi kurang mahir dalam menulis.
Walaupun hal itu sering terjadi, tetap saja bentuk tulisan
sebagai kelengkapan berbicara, menjadi suatu
keharusan, terlepas siapa yang membuat tulisan
tersebut, apakah si pembicaranya langsung atau di
bantu oleh orang yang mempunyai kemampuan dalam
menulis.
184
hanya mengandalkan daya simak kedua pihak. Dalam
hal ini, harus dibantu oleh kemampuan menulis. Oleh
karena itu, kemampuan menulis menjadi penting jika
kegiatan berbicara yang bersifat dialogis ingin berjalan
dengan baik.
Bicara bermakna:
187
- Berbicara tanpa tujuan atau topik yang jelas, seperti
hanya mengoceh atau mengulang-ulang hal yang
sama tanpa memberikan informasi baru atau
berguna.
- Berbicara dengan nada yang tidak sopan atau kasar,
seperti mengucapkan kata-kata kasar atau
mengkritik orang lain tanpa alasan yang jelas.
- Berbicara dengan tidak memperhatikan lawan
bicara, seperti tidak mendengarkan atau memotong
pembicaraan orang lain.
- Berbicara dengan menggunakan bahasa yang tidak
dimengerti oleh lawan bicara, seperti menggunakan
bahasa asing atau istilah teknis yang tidak dikenal
oleh lawan bicara.
- Berbicara dengan tujuan memprovokasi atau
memancing emosi orang lain, seperti menghina atau
mengolok-olok orang lain tanpa alasan yang jelas.
Dalam berbicara, penting untuk memastikan
bahwa pesan yang disampaikan memiliki arti dan
makna yang jelas dan dapat dipahami oleh lawan
bicara. Hal ini akan membantu membangun proses
komunikasi yang efektif dan memastikan bahwa pesan
188
yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
lawan bicara.
"Begitulah"
"Sekedar ngobrol-ngobrol"
"Biasa aja"
"Santai aja"
191
Cara Bicara Pembawa Acara Level Nasional
192
memilil<i daya tarik khusus, orang-orang dengan
sendirinya mendengarkan ucapannya."
193
4. Berkata yang menenangkan hati, bukan sekadar
enak didengar.
194
Kita akan tersadar bahwa ia benar-benar pakar
komunikasi. Kita juga bisa mengetahui alasan
kesuksesannya dalam berbicara. Namun, apakah
kemahirannya ini merupakan bawaan lahir? Apakah
Yoo Jae Sook sejak awal sudah memiliki keterampilan
berbicara yang mumpuni?
196
"Lawan bicara tidak akan mengerti bila kita berbicara
terlalu cepat. Karena itu, pelan-pelan saja."
197
adalah dari kebiasaan buruk, yang harus diatasi
dengan membuangnya.
198
3. Tidak memperhatikan bahasa tubuh dan intonasi
suara saat berbicara, sehingga pesan yang
disampaikan tidak sesuai dengan maksud yang
sebenarnya
201
Saya melipatgandakan kesalahan saya itu justru
karena saya menjadi begitu khawatir akan
melakukannya lagi, dan memang itulah yang terjadi:
saya melakukannya lagi! ltulah sebabnya Anda harus
melupakannya dan tetap berjalan terus, tanpa perlu
mengkhawatirkan apa yang baru saja Anda katakan
atau lakukan, atau khawatir akan melakukannya lagi.
Kalau Anda khawatir, Anda akan melakukannya. Hal
semacam itu saya sebut menanam sesuatu untuk
terjadi.
202
George menceritakan kepada saya ketika suatu
kali ia dan Jack diundang makan malam di hari Minggu
di rumah Jeanette MacDonald. Penyanyi terkenal yang
bersama Nelson Eddy menjadi penyanyi duet paling
populer di Amerika pada 1930an dan 1940-an. George
"menyetel" Jack dengan percakapan yang khas George
dengan seseorang yang dianggap gampang sebagai
sasaran leluconnya, dan Jack biasanya yang paling
gampang di antara semuanya:
203
”Buat apa tertawa?”
”Jangan tertawa.”
204
Anda. Sebagai contoh, kami akan mengajak Anda ke
pertandingan sepakbola Miami Dolphins.
205
kami di Miami yang bercuaca cerah tentang apa yang
sedang terjadi di tempat kami, dan memang itulah yang
harus dilakukan oleh seorang komentator
pertandingan.
206
Secara logis, mestinya Anda menyuruh kru Anda
mencari diagram lapangan lain, tetapi kami ada di atas;
sedangkan mereka di bawah. Dan saat itu elevator
macet.
209
Saya menjadi pembawa acara dalam festival 4 Juli
di Miami, lengkap dengan berbagai macam bendera,
musik, dan pidato oleh anggota Kongres Claude
Pepper. Peristiwa itu begitu besar, sehingga produser
mendirikan dua panggung yang ditaruh berdampingan
dengan celah kecil di antara keduanya. Ketika saya
diperkenalkan kepada khalayak, saya berlari naik ke
panggung, dan salah satu kaki saya terperosok ke
dalam celah itu. Saya jatuh.
210
Saya pernah menghindari blooper—atau lebih
buruk lagi— ketika Jim Bishop, salah seorang teman
Miami saya, tampil dalam show saya. Sebelumnya, Jim
telah mendapat popularitas dan penghargaan besar
sebagai kolumnis serta pengarang yang sederhana dan
lugas dalam berbicara. la juga sembuh dari kecanduan
alkohol dan hidup sehat selama dua puluh lima tahun.
213
Saya harus memutar saklar ABC ke off, menghidupkan
mikrofon saya, dan berkata, "Ini WKAT—Miami, Miami
Beach."
215
Kau punya bakat besar. Apakah ada yang perlu
kaujelaskan?
"Tidak. Apa?”
218
sempurna. Sebaik apa pun Anda menyiapkan diri,
selalu ada celah untuk membuat kesalahan.
219
temui sebelumnya. Apalagi saat pertama kali bicara di
depan publik.
223
singkat tentang perkumpulan Pilot. Kernudian saya
mengajukan pertanyaan pertama saya,
"Tidak tahu."
"Yah."
224
Miami dapat meraih tombol tuning radio mereka setiap
saat sekarang, untuk memindahkannya.
"Ya."
"Tidak."
225
la bercerita dengan antusiasme besar, "Saya
terobos awan dengan pesawat saya! Menukik tajam ke
kanan! Matahari berkilau di ujung sayap
226
"Bulan ini saya ada presentasi, tapi saya bingung," ujar
seorang kepala tim dari sebuah perusahaan alat
kesehatan.
Berbicara terbata-bata
Gagap berlebihan
229
Sebagai contoh, kita bisa melihat Barack Obama.
Saat berusia 2 tahun, ayahnya yang berasal dari Kenya
dan berkulit hitam bercerai dari ibunya yang berkulit
putih. Lalu ibunya menikah untuk yang kedua kalinya
dengan orang Indonesia, sedangkan ia tumbuh dalam
asuhan kakek-neneknya di Hawaii. Meskipun
keturunan kulit hitam, ia adalah "anak blasteran" yang
tidak diakui oleh murid-murid kulit hitam apalagi kulit
putih. Trauma dan rasa rendah diri yang muncul dalam
dirinya membuatnya tersesat hingga menyentuh obat-
obatan terlarang. Namun, mes— kipun memiliki latar
belakang seperti ini, saat masih muda ia sudah memiliki
kemampuan berpidato yang mumpuni dan kini menjadi
presiden yang diakui sebagai orator ternama.
230
menerus. Oleh karena itu, ucapannya yang penuh rasa
percaya diri dapat menggerakkan hati banyak orang.
233
Jika kita lebih banyak tahu daripada audiens,
mereka akan berhenti menilai dan mulai memasang
telinga. Saat kita menguasai apa yang akan
disampaikan, audiens akan melihat dengan sorot mata
lembut dan mendengarkan, bukan dengan tatapan
menghakimi. Mempelajari konten presentasi akan lebih
mudah dalam berbicara.
234
BAB 3
235
bahasa lisan, tulisan, gerakan tubuh, dan ekspresi
wajah
238
FUNGSI KOMUNIKASI
Komunikasi memiliki banyak fungsi dalam
kehidupan sehari-hari, baik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok
dengan kelompok. Berikut adalah beberapa fungsi
komunikasi:
239
4. Menginformasikan: Fungsi ini adalah untuk
memberikan informasi kepada masyarakat dan
memberitahukan kepada masyarakat mengenai
peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran
243
pengetahuan, dan berbagai informasi yang berguna
bagi individu atau kelompok.
2. Ekspresi: Komunikasi membantu individu untuk
mengungkapkan perasaan, emosi, pandangan, dan
pemikiran mereka. Fungsi ini memungkinkan
ekspresi diri, pemenuhan sosial, dan pemahaman
antarindividu.
3. Pengaruh: Komunikasi digunakan untuk
mempengaruhi individu atau kelompok lain. Fungsi
ini melibatkan persuasi, negosiasi, pengarahan, dan
pengaturan perilaku orang lain.
4. Hiburan: Komunikasi juga berfungsi sebagai sarana
hiburan dan rekreasi. Melalui komunikasi, individu
dapat berbagi cerita, lelucon, cerita pengalaman,
dan hiburan lainnya untuk menghibur dan
menggembirakan orang lain.
5. Relasi: Komunikasi berperan penting dalam
membangun dan memelihara hubungan
antarindividu. Fungsi ini melibatkan interaksi sosial,
pembentukan ikatan emosional, dan pembangunan
kerjasama dalam hubungan interpersonal.
244
6. Pengorganisasian: Komunikasi berfungsi sebagai
alat untuk mengorganisasi tindakan dan aktivitas
kelompok. Fungsi ini melibatkan koordinasi,
delegasi, pengaturan tugas, dan pengambilan
keputusan dalam lingkungan organisasi.
7. Pembentukan Identitas: Komunikasi membantu
individu membentuk dan memperkuat identitas
mereka. Fungsi ini melibatkan pembentukan nilai,
norma, dan keyakinan yang mendasari identitas
individu.
Setiap fungsi komunikasi memiliki peran yang
penting dalam memenuhi kebutuhan individu dan
kelompok dalam berbagai konteks kehidupan.
MODEL KOMUNIKASI
Model komunikasi adalah gambaran sederhana
dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan
antara satu komponen komunikasi dengan komponen
lainnya. Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model
komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa
yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. John
Fiske (1990) menyebut ada dua mazhab utama yang
tercermin dalam model komunikasi:
245
1. Transmisi Pesan: Arus pesan digambarkan bersifat
langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan,
komunikator ke komunikan. Dalam model
komunikasi linear, tidak terdapat konsep umpan balik
(feedback). Penerima pesan bersifat pasif dalam
menerima pesan. Model komunikasi linear di
antaranya:
DIMENSI KOMUNIKASI
Dimensi komunikasi merujuk pada berbagai
aspek yang dapat dipertimbangkan saat memahami
dan menganalisis sebuah situasi komunikasi. Berikut ini
adalah beberapa dimensi komunikasi yang umumnya
dipertimbangkan:
247
bahasa, norma-norma sosial, nilai-nilai, dan praktik
komunikasi yang berbeda di berbagai budaya.
3. Dimensi Komunikasi Media dan Teknologi:
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan
dalam cara kita berkomunikasi. Komunikasi dapat
dilakukan melalui berbagai media seperti telepon,
email, pesan teks, media sosial, dan video
conference. Dimensi ini melibatkan pemahaman
tentang kelebihan dan kelemahan media komunikasi
yang berbeda.
4. Dimensi Halusinasi: Komunikasi halusinasi merujuk
pada konstruksi dan interpretasi pesan melalui
bahasa metaforis, simbol, atau bahasa yang ambigu.
Dimensi ini banyak digunakan dalam seni, sastra,
dan bahasa figuratif.
5. Dimensi Jarak Komunikasi: Jarak komunikasi
merujuk pada keberadaan atau ketidakhadiran ruang
fisik antara pengirim dan penerima pesan. Jarak fisik
dapat mempengaruhi tingkat keintiman dan interaksi
dalam komunikasi.
6. Dimensi Kecepatan: Dimensi kecepatan komunikasi
mengacu pada seberapa cepat atau lambat pesan
248
disampaikan dan diterima. Ini dapat terjadi dalam
komunikasi tatap muka yang real-time atau melalui
komunikasi tertulis untuk ditanggapi di kemudian
hari.
7. Dimensi Daya: Dimensi ini berkaitan dengan
distribusi kekuasaan dan pengaruh dalam
komunikasi. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti
kesenjangan kekuasaan dalam komunikasi antara
atasan dan bawahan, atau antara kelompok yang
berbeda dalam hierarki sosial.
249
penyampaian informasi, gagasan, emosi, ketrampilan,
dan sebagainya dengan menggunakan lambang-
lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan
lain-lain. Dimensi komunikasi berarti suatu ukuran yang
berkaitan dengan komunikasi. Berikut adalah beberapa
dimensi komunikasi yang dijelaskan dalam beberapa
sumber:
251
Konteks: Situasi dan kondisi komunikasi dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi
252
Saluran distribusi: Saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan juga dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi
253
Lingkungan: Lingkungan di sekitar komunikator
dan komunikan juga dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi
254
informasi dapat mempengaruhi efektivitas suatu
komunikasi.
PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah suatu proses yang
melibatkan tahapan atau alur tertentu. Proses ini terdiri
dari beberapa komponen utama, yaitu pengirim
(sender), pesan (message), media (channel), penerima
(receiver), dan umpan balik (feedback). Proses
255
komunikasi dimulai dari adanya pesan, encoding pesan
dan penyampaiannya oleh pengirim, diterima oleh
penerima, lalu di-decoding, menimbulkan dampak dan
umpan balik. Individu yang mengikuti proses
komunikasi dengan baik akan memiliki kesempatan
untuk menjadi lebih produktif dalam setiap aspek
profesinya. Komunikasi yang efektif mengarah pada
pemahaman.
256
Penerima (Receiver): Orang atau kelompok yang
menerima pesan dari pengirim.
Communication Process
257
1. Pemancaran: Proses dimulai ketika pengirim ingin
menyampaikan pesan kepada penerima. Pengirim
menghasilkan pesan melalui kata-kata, ekspresi
wajah, bahasa tubuh, atau media lainnya.
2. Pengkodean: Pengirim mengubah pesan ke dalam
bentuk yang dapat dimengerti oleh penerima. Ini
melibatkan penggunaan bahasa atau simbol yang
dipahami oleh kedua belah pihak.
3. Pengiriman: Pengirim menyampaikan pesan dengan
menggunakan saluran komunikasi yang tersedia,
seperti lisan, tulisan, atau media elektronik. Pesan
bisa disampaikan secara langsung atau melalui
media komunikasi seperti telepon, surat, atau email.
4. Penerimaan: Penerima menerima pesan yang
dikirim oleh pengirim melalui saluran komunikasi
yang digunakan. Penerima harus terlibat secara aktif
dalam proses mendengarkan, membaca, atau
melihat pesan.
5. Dekoding: Penerima mencoba memahami pesan
yang diterima dengan menguraikan dan
menganalisis simbol atau bahasa yang digunakan
oleh pengirim.
258
6. Pemahaman: Penerima menginterpretasikan dan
memahami pesan yang diterima sesuai dengan
pengetahuan, pengalaman, dan persepsi mereka.
Penerima juga dapat memberikan umpan balik
sebagai tanggapan terhadap pesan yang diterima.
7. Umpan balik: Penerima memberikan umpan balik
kepada pengirim untuk memberi tahu pengirim
tentang pemahaman mereka terhadap pesan yang
diterima. Ini memungkinkan pengirim untuk
mengevaluasi keberhasilan komunikasi dan
melakukan koreksi jika diperlukan.
259
di tempat kerja. Berikut adalah beberapa cara
mengatasi masalah dalam proses komunikasi:
260
Mengatasi hambatan teknis dengan memastikan
media yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dapat selalu digunakan dengan kondisi
maksimal dan memberikan informasi yang
disampaikan melalui media dan format yang lain.
UNSUR KOMUNIKASI
Dalam proses berkomunikasi, terdapat beberapa
unsur yang terlibat. Berikut adalah unsur-unsur yang
terlibat dalam proses berkomunikasi berdasarkan hasil
pencarian:
261
2. Pesan (message): isi atau konten dari informasi yang
disampaikan oleh sumber atau pengirim
262
Berikut adalah perbedaan antara komunikator dan
penerima dalam unsur-unsur komunikasi berdasarkan
hasil pencarian:
264
6. Dekoder (decoder): orang atau pihak yang
mengubah pesan atau informasi yang diterima
menjadi bentuk yang dapat dipahami.
KOMUNIKASI PERSUASIF
Komunikasi persuasif adalah jenis komunikasi
yang bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi
keyakinan, sikap, atau perilaku orang lain. Tujuan akhir
dari komunikasi persuasif adalah membuat orang lain
setuju dengan pandangan, pendapat, atau tindakan
yang ingin disampaikan oleh pembicara.
266
5. Penggunaan emosi: Menggunakan emosi secara
bijak untuk menyentuh perasaan pendengar dan
menciptakan ikatan atau simpati terhadap pesan
yang disampaikan.
6. Komunikasi nonverbal: Menggunakan bahasa tubuh,
intonasi suara, dan ekspresi wajah yang sesuai
untuk meningkatkan kesan persuasif pesan yang
disampaikan.
7. Adanya pertimbangan pendengar:
Mempertimbangkan karakteristik, nilai, dan
kepentingan pendengar dalam menyusun pesan
persuasif agar lebih relevan dan mudah diterima.
267
langkah yang bisa kamu ikuti dalam komunikasi
persuasif:
268
5. Gunakan elemen persuasif: Manfaatkan teknik
persuasi seperti kisah-kisah yang menginspirasi,
testimoni dari orang lain, logika, atau emosi yang
relevan untuk memengaruhi audiensmu.
269
persuasif dan mempengaruhi audiensmu dengan
efektif.
270
4. Menilai media atau saluran yang digunakan: Media
atau saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi juga dapat mempengaruhi
efektivitas suatu komunikasi. Jika media atau
saluran yang digunakan tepat dan efektif, maka
komunikasi dapat dikatakan efektif.
273
menempati nilai tertinggi dalam hidup. Namun, ia justru
mengatakan bahwa pekerjaan adalah bola karet yang
dapat memantul kembali ke atas setelah jatuh,
sedangkan keluarga, kesehatan, teman, dan nyawa
merupakan bola kaca yang akan hancur berkeping-
keping dan musnah jika jatuh sekali saja. Sesudah
bercerita sebanyak tiga paragraf, barulah ia
menyampaikan pesan sebenarnya.
276
detail. Proses mengumpulkan banyak bahan omongan
yang dapat memancing rasa penasaran. Ada dua hal
yang diperlukan.
277
Contohnya, kalimat pembuka dalam program radio.
Jadi, membaca berbagai jenis koran setiap hari akan
membantu Anda menyiapkan materi omongan yang
selalu segar. Jika ada bahan yang sudah dipakai oleh
orang Iain maka singkirkan dan jangan dibahas lagi.
Audiens akan menegakkan telinga saat ada kisah yang
belum pernah didengar oleh siapa pun.
278
jelas adalah obrolan kantor. Jika ada empat pasang
suami istri dalam suatu pesta makan malam, dan
keempat suami bekerja di perusahaan yang sama,
begitu mereka mulai membicarakan urusan kantor,
para istri yang tidak paham atau tidak peduli dengan
masalah perusahaan iłu akan tersisih.
Mintalah Pendapat
279
pembicaraan, khususnya mereka yang tampaknya
enggan bergabung. Jika orang di sebelah kiri saya
tampak malu, sedangkan łamu di sebelah kanan saya
tampak ramah dan antusias, saya akan berusaha
membuat orang di sebelah kiri saya terlibat. Saya
mengangguk ke arah mereka, seakan meminta
persetujuan pada apa yang sedang dikatakan. Saya
memakai metode Kissinger: "Bagaimana menurut
Anda?" Dengan cara itu, serta-merta si pemalu itu
terlibat dalam percakapan.
Memancing Pendapat
282
dalam lingkungan sosial atau untuk memecahkan
keheningan:
283
Lalu ia mati. Tapi, anak laki-lakinya seorang playboy
yang tidak keruan, tidak sungguh-sungguh ingin
sekolah kedokteran, dan akan menghabiskan warisan
itu dalam beberapa bulan saja. Sebaliknya, putra Anda
mau masuk perguruan tinggi, dan ia mempunyai tekad
membara untuk menjadi dokter. Kepada siapa Anda
berikan uang itu untuk sekolah kedokteran?
284
tentang dimensi moral kehidupan kita sebagai manusia.
Berikut ini dua dari pertanyaan mereka:
286
Jika percakapan berjalan lancar, lupakanlah
pertanyaan semacam itu. Siapa yang butuh? Tetapi,
jika percakapan mulai lambat dan tersendat-sendat,
dan tampaknya akan macet sama sekali, Anda dapat
menggunakan pertanyaan seperti itü sebagai alat untuk
menghidupkannya lagi.
287
percakapan dan beralih ke hal lain. Kalau tidak berhasil
juga, berarti grup itu yang salah, bukan pertanyaannya.
Pada titik ini, Anda boleh menyerah. Mulailah mencari
kelompok dan percakapan lain.
Perhatikanlah Latar
288
Perhatikanlah, kami tidak memasang bunga di meja.
Kami tidak memajang gambar suasana Washington
yang megah. Kami cukup memakai meja dan
memasang peta di dinding latar belakang tamu. Latar
yang bersih memberikan keleluasaan jangkauan yang
luas.
289
Untuk kedua latar kami, baik di Washington
maupun di New York, para tamu kami mengomentari
keakraban suasananya. Mereka bilang, lingkungannya
serasa seperti biasa saja. Jika saya mempunyai lebih
dari satu tamu, mereka berkata tentang dekatnya
tempat duduk satu sama Iain. Kedekatan itu
bermanfaat, memberikan atmosfer yang intim,
membuat saya dan kedua tamu saya merasa sedang
bercakapcakap akrab di depan publik, dan pernirsa
duduk di dalamnya.
291
terjadi di Amerika. Saya tidak tahu kebiasaan di tempat
Anda.
292
Pada masa itu ada hukum kaku tak tertulis yang
mengatur cara bersikap bagi laki-laki maupun wanita
muda. Lawan jenis tidak boleh memberi pakaian
sebagai hadiah, meski cuma sweter. Yah, mungkin dasi
atau sepasang sarung tangan boleh. Barang lain akan
dianggap terlalau pribadi. Sebuah buku yang baik,
dompet yang indah, tidak ada yang lebih intim dari itu.
Tentu saja pria maupun wanita muda tidak pernah pergi
berdua ke pantai atau tempat lainnya, meski mereka
sudah pacaran. Dan bagi wanita, ada aturan yang
mengatakan, jangan menelepon teman priamu. Dia-lah
yang harus meneleponmu.
293
Sisi lain dari perubahan iłu adalah bahwa
sekarang wanita dapat sama menderitanya dengan pria
tentang betapa sulitnya membuka percakapan.
298
5. Dengarkan secara aktif: Saat berbicara secara
singkat, penting juga untuk mendengarkan dengan
aktif respon atau pertanyaan dari audiens. Ini
membantu Anda untuk menyesuaikan atau
memberikan klarifikasi jika ada keperluan.
299
BAB 4
301
Allah. Ini adalah tindakan yang baik untuk meminta
perlindungan dan petunjuk-Nya dalam berbicara.
304
ADAB BICARA DALAM PERPEKTIF ISLAM
Hubungan antara sesama manusia tentunya tidak
terlepas dari komunikasi verbal atau berbicara satu
sama lain. Dalam Islam, ketika berbicara pun kita harus
memegang teguh adab-adab yang telah diajarkan oleh
Rasulullah saw. Berikut ini adalah beberapa adab
dalam berbicara yang perlu diperhatikan antara lain:
Jujur dalam berbicara, berbicara dengan baik atau
diam, tidak Ghibah, melihat wajah lawan bicara,
antusias, tidam memotong pembicaraan, tidak
berdebat.
3. Tidak ghibah
306
mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.
307
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
Shallallahu „alaihi wa sallam pernah bertanya kepada
para sahabat, “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para
sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih
mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau
menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia
suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang
saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau
menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah
melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa
yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu
telah berdusta atas dirinya”.
5. Antusias
309
engkau memotong pembicaraan orang lain.” (Al
Muntaqa hal. 72).
7. Tidak berdebat
311
karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-
Quran dan hadis (sunah Nabi).
312
hanya untuk menyinggung perasaan sese- orang.
Karena apa yang kita bicarakan baik maupun buruk
semua itu akan kita pertanggung jawabkan di akhirat
nanti.Islam memberikan perhatian khusus terhadap
pembicaraan, bahkan dipandang salah satu perkara
yangakan menyelamat-kan manusia, baik didunia dan
diakhirat. Pembicaraan dimaksud adalah pembicaraan
yan beretika, sehingga proses komunikasi berjalan
dengan baikserta terjalin hubungan yang harmonis
antara komunikator dengan komunikan.
313
membicarakan masalah konsep komunikasi yang baik.
Melalui pengkajian inidiharapkan dapat diketahui
secara pasti:Adakah ayat Al-Qur’an yang menyinggung
persoalan komunikasi? Bagaimana sesungguhnya
konsep berkomunikasi dalam Al-Qur’an baik
yangmenyangkut cara ataupun etika?
314
Dari pengertian pengetahuan kebahasaan ini
terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya
menentukan tingkah laku manusia.
315
Poerbakawatja (dalam Zaenal Muti’in Bahaf, 2009:219)
etika adalah filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-
nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan
keburukan di dalam hidup manusia semuanya,
terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang
merupakan pertimbangan dan perasaan sampai
mengenai tujuannya bentuk perbuatan. Sementara itu,
penger-tian etika menurut Ki Hajar Dewantara adalah
ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan
dalam kehidupan manusia, terutama yang berkaitan
dengan gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan
pertimbangan dan perasaan, sehingga dapat mencapai
tujuannya dalam bentuk perbuatan (Abudinn Nata,
1996:88).
316
Selanjutnya komunikasi yaitu berasal dari bahasa
Inggris yaitu “communication” yang berarti :
perhubungan, kabar, perkabaran (S. Wojowarsito dan
W.J.S. Poerwadarminta, 1974:25). Istilah tersebut,
menurut Anwar Arifin, (1984:14) berasal dari bahasa
latin yaitu “communicatio” artinya pemberitahuan,
memberi bahagian, pertukaran dimana si pembicara
mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari
pendengarnya. Kata sifatnya yaitu communis yang
berarti “bersifat umum dan terbuka, bersama-sama”.
Sedangkan kata kerjanya adalah “communicara” yang
berarti “bermusya-warah”, berunding dan berdialog”.
318
1. Pesan (massage)
2. Pengiriman pesan
3. Penyampaian pesan
5. Penerimaan pesan
319
prinsip komunikasi dalam Islam. maka komunikasi
Islam menekankan pada unsur pesan (message), yakni
risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal
ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa
(retorika). Pesan-pesan keislaman yang disampaikan
dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam,
meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak
(ihsan). Pesan-pesan keislaman keislaman yang
disampaikan tersebut disebut sebagai dakwah.
Dakwah adalah pekerjaan atau ucapan untuk
mempengaruhi manusia mengikuti Islam (Ahmad
Ghulusy, 1987:9).
324
yang benar. Nanti Allah akan membalikkan amal-amal
kamu, mengampuni dosa kamu, siapa yang taat
kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya ia akan mencapai
keberuntungan yang besar. Jadi, perkataan yang benar
merupakan prinsip komunikasi yang terkandung dalam
Al- Qur'an dan mengandung beberapa makna dari
pengertian benar.
327
berkaitan dengan etika komunikasi, baik dalam Al-
Qur’an maupun hadits.
328
dapat tercapai, sehingga komunikasi dapat dikatakan
baik.
329
Setiap anak terlahir fitrah dengan membawa
segenap potensi Ilahiah. Dalam rentang perjalanan dan
proses tumbuh- kembangnya anak mengalami banyak
penyimpangan tidak seperti yang diharapkan.
Penyimpangan ini tak jarang dipicu sendiri oleh sikap
dan pola asuh orangtua kepada anak.
330
anaknya, namun jauh dibalik kasus itu ternyata bu Anik
merasa menjadi korban kata-kata orangtuanya sejak
masa balita. Ironisnya kasus-kasus seperti ini tidaklah
berhenti pada satu kasus Ibu Anik saja, tapi telah
berulang-ulang terjadi di negeri ini dan berbagai
belahan dunia lainnya.
332
kemampuan berbicara yang baik. Seolah hanya ada
dua pilihan bagi orang-orang yang beriman dalam hal
berbicara. Yakni bicara yang baik, atau diam. Benarkah
demikian? Apakah banyak bicara seperti yang
diisyaratkan dalam hadits Nabi tersebut masuk kategori
mutlak diharamkan? Lalu seperti apa kriteria berkata
yang baik sebagaimana yang diinginkan Nabi dalam
hadits tersebut? Sungguh ini adalah suatu hal yang
seakan menakutkan. Lebih-lebih dalam perbincangan
publik di era informasi digital yang sangat cepat ini.
Sebuah kata-kata bisa menyebar sangat cepat dalam
ruang dan waktu yang nyaris tak berbatas.
a. Qoulan Sadida
b. Qoulan Layyina
c. Qoulan Kariima
d. Qoulan Ma’ruufa
337
menyebutnya sebagai perkataan yang baik, yaitu kata-
kata yang tidak membuat orang lain atau dirinya
merasa malu. Qaulan ma’rufa adalah perkataan yang
baik, benar, menyenangkan dan disampaikan dengan
tidak diikuti oleh celaan dan cacian.
e. Qoulan Baliigha
338
“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesumgguhmya)
allah mengetahui apa yang ada dalam hatinya. Karena
itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan
yang membekas pada jiwanya.” (QS An-Nisa: 63)
339
untuk menyampaikan peringatan kepada umatnya
dengan perkataan yang menyentuh hati mereka.
Senada dengan itu, Katsir menyatakan makna kalimat
ini, yaitu menasihati dengan ungkapan yang menyentuh
sehingga mereka berhenti dari perbuatan salah yang
selama ini mereka lakukan. Dari segi lain Asidiqi
memaknai qaulan baligha dari segi gaya
pengungkapan, yaitu perkataan yang membuat orang
lain terkesan atau mengesankan orang yang diajak
bicara.
f. Qoulan Maysuura
343
selamat.” (Hadits riwayat Ibnu Mubarak dalam az
Zuhdu, secara mursal dengan sanad Hasan)
344
Diam yang lebih baik dari bicara adalah diamnya
seseorang karena hendak menjaga diri dari bahaya-
bahaya lisan. Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits
dalam kitab Shahihnya no. 6477 dan Muslim dalam
kitab Shahihnya no. 2988.
345
menjelaskan, “Imam Syafi’i menjelaskan bahwa
maksud hadits ini adalah apabila seseorang hendak
berkata hendaklah ia berpikir terlebih dahulu. Jika
diperkirakan perkataannya tidak akan membawa
mudharat, maka silahkan dia berbicara. Akan tetapi,
jika diperkirakan perkataannya itu akan membawa
mudharat atau ragu apakah membawa mudharat atau
tidak, maka hendaknya dia tidak usah berbicara”.
Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang
membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat
amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam
daripada berbicara”.
346
Beliau berkata pula, “Orang yang berakal
seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua
telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari
bahwa dia diberi telinga dua buah, sedangkan diberi
mulut hanya satu adalah supaya dia lebih banyak
mendengar daripada berbicara. Seringkali orang
menyesal di kemudian hari karena perkataan yang
diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah
membawa penyesalan. Dan menarik diri dari perkataan
yang belum diucapkan adalah lebih mudah dari pada
menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal
itu karena biasanya apabila seseorang tengah
berbicara maka perkataan-perkataannya akan
menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang
berbicara maka dia akan mampu mengontrol
perkataan-perkataannya.
348
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim tersebut diatas, Rasululah
menyebutkan berkata yang baik lebih dahulu dari pada
kata diam. Para ulama, diantaranya Syaikh Utsaimin,
dalam Kitab Syarah Arbain Nawawiyah mengatakan
bahwa berbicara yang baik lebih utama daripada diam.
Ketahuilah kalau yang dibicarakan itu baik maka ada
beberapa manfaat:
349
mengucapkannya atau diam darinya, bahkan ada
kalanya berupa kebaikan yang diperintahkan untuk
diucapkan, dan ada kalanya bukan suatu kebaikan
sehingga diperintahkan untuk diam darinya.
351
1) Pesan harus dirancang dan dikomunikasikan
sedemikian rupa untuk menarik perhatian
komunikan.
355
Arief Rachman pakar pendidikan menyampaikan
dalam beberapa kesempatan, “Wahai Guru ngobrollah
dengan murid-murid anda, wahai orangtua ngobrollah
dengan anak- anak anda!” Arif Rahman menekankan
pentingnya ngobrol (bicara santai tentang apa saja
yang mendukung visi pendidikan) untuk membangun
interaksi dan saling percaya antara pendidik dan
peserta didik, serta orangtua dan anak. Mengatakan
kebaikan (dimensi aktif) wajib dilakukan dalam konteks
Pendidikan Islam dalam membangun generasi,
sementara diam (dimensi pasif) akan tetap memberi
manfaat bila ia dimaksudkan menghindarkan diri dari
kesia-siaan.
357
Dan ketiga dimensi bicara kebaikan (Qul Khairan)
tersebut diekspresikan dalam dua bentuk, yakni: pesan
lisan secara tatap muka langsung dan pesan tertulis
secara digital berbasis internet.
358
komunikasi pendidikan tersebut di Era Revolusi Industri
4.0 semakin beralih dari budaya lisan ke budaya tulis
dan digital. Oleh karenanya, tantangan pendidikan
Islam di era Revolusi Industri 4.0 ke depan harus
disikapi dengan menyiapkan konten pendidikan secara
digital tanpa mengabaikan etika moral dalam
pemanfaatan media digital tersebut. Perkataan terbaik
sebagaimana tersirat dalam hadits Nabi di atas tidak
saja menjadikan komunikasi berjalan efektif dan efisien,
namun juga benar dan kontruktif.
359
BAB 5
360
5. Melibatkan pemahaman tentang teori komunikasi,
pemilihan media yang tepat, dan lain-lain
362
5. Hubungan interpersonal yang kuat: Dengan
memahami ilmu komunikasi, seseorang dapat
membangun hubungan interpersonal yang lebih
kuat. Kemampuan berbicara yang efektif dapat
membantu dalam menjalin ikatan dengan orang lain,
membangun kepercayaan, dan menjaga hubungan
yang harmonis.
363
bicaranya. Ibarat seseorang yang bernyanyi sumbang
tidak akan pernah disebut penyanyi top saat ia
meninggikan suara tenggorokannya.
364
lainnya. Untuk mencapai tujuan komunikasi, persuasi,
dan negosiasi, kita harus mengetahui metode
komunikasi yang efisien.
365
Saya pun demikian. Walaupun telah dikenal luas
sebagai ahli seni berbicara, sejak lahir saya tidak
memiliki kemampuan berbicara seperti sekarang.
Justru saya mulai percaya diri untuk berbicara sejak
dipuji oleh guru bahasa SMA. Saat itu, saya disuruh
mendiktekan sebuah bacaan. Semenjak itu, saya giat
berlatih dan semakin lama mendapatkan hasil yang
lebih baik daripada sebelumnya.
366
Menurut saya, siapa pun bisa meningkatkan
kemampuannya asalkan mau berusaha. Dengan
keyakinan inilah, saya menulis buku yang berisi
kumpulan metode berbicara ini. Banyak buku di
pasaran membahas tentang komunikasi dan cara
berbicara di pasaran, tetapi sebagian besar merupakan
buku teknis, bahan pengajaran, atau terjemahan yang
sulit dinikmati oleh awam.
367
ini untuk semua orang yang saat ini pun sedang
berjuang untuk masa depannya.
368
3. Pembentukan Hubungan: Berbicara memainkan
peran penting dalam membangun dan memelihara
hubungan sosial. Dengan berbicara, kita dapat
berinteraksi dengan orang lain, memperluas jaringan
sosial kita, dan membangun pemahaman yang lebih
baik satu sama lain. Berbicara juga membantu kita
menciptakan dan memelihara ikatan emosional
dengan orang-orang terdekat kita.
4. Pendidikan dan Pembelajaran: Berbicara adalah alat
utama dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Guru menggunakan berbicara untuk mengajar
pelajaran kepada siswa, dan siswa menggunakan
berbicara untuk berdiskusi, bertanya, dan
memahami materi pelajaran. Proses ini
memungkinkan transfer pengetahuan dan
pemahaman antara individu.
5. Pengaruh dan Persuasi: Berbicara adalah cara yang
efektif untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang
lain. Dalam konteks profesional, politik, atau
pemasaran, kemampuan berbicara yang baik dapat
membantu kita meyakinkan orang lain,
369
mempengaruhi pikiran dan tindakan mereka, serta
membangun kredibilitas kita.
6. Instruksi dan Pengarahan: Berbicara adalah cara
yang efektif untuk memberikan instruksi, arahan, dan
bimbingan kepada orang lain. Pemimpin, guru,
pelatih, atau supervisor menggunakan kemampuan
berbicara untuk memberikan petunjuk dan petunjuk
kepada orang-orang dalam lingkup pekerjaan atau
aktivitas tertentu.
7. Hiburan: Berbicara juga dapat menjadi sumber
hiburan. Melalui cerita, lelucon, atau pengalaman
kocak, kita dapat menghibur orang lain dan
menciptakan suasana yang menyenangkan.
370
dan nonformal. Berbicara formal adalah kegiatan
berbicara yang terikat secara ketat oleh aturan-aturan,
baik aturan yang berkaitan dengan kebahasaan
maupun nonkebahasaan. Sementara berbicara
nonformal adalah kegiatan berbicara yang tidak begitu
terikat dengan aturan. Dalam hal ini, yang diutamakan
adalah komunikatif, yaitu pendengar dapat memahami
pesan dengan jelas seperti yang dimaksud pembicara.
374
kemampuan menyimak berarti membantu
meningkatkan kualitas berbicara (Tarigan 1981: 4)
377
c. Membaca dapat menjadi sarana efektif dalam
memandu kegiatan berbicara
380
dalam pertanyaan tersebut. Untuk menjaga kesesuaian
antara pesan dan respons secara utuh, tidak dapat
hanya mengandalkan daya simak kedua pihak. Dalam
hal ini, harus dibantu oleh kemampuan menulis. Oleh
karena itu, kemampuan menulis menjadi penting jika
kegiatan berbicara yang bersifat dialogis ingin berjalan
dengan baik.
382
Saat itu, Oprah Winfrey membuka suara sambil
menatap wanita itu dan berkata, "Sebenarnya saya juga
pernah merasakan."
383
memperlihatkan Iukanya sendiri, Oprah mampu
mengangkat acaranya ke puncak keberhasilan.
386
bahwa ucapan pun memiliki porsi yang sama
pentingnya dengan pikiran dan perilaku.
389
role model, entah itu siaran, hiburan, manajemen,
politik, atau diplomasi. Berlatihlah berbicara layaknya
orang sukses sambil mengingat orang tersebut. Baik
saat makan, saat mengobrol dengan teman, maupun
saat berbicara kepada diri sendiri. Dengan begitu,
kalian akan pandai berbicara seperti orang sukses dan
mewujudkan impian kalian."
390
Mugunghwa-ho (kereta ekonomi), atau Saemaul-ho
(kereta bisnis).
392
Lalu impian saya begitu cepat menjelma mejadi
kenyataan. Saat kelas 2 SMA, saya terpilih menjadi
reporter siswa untuk acara The Starry Night di kanal
MBC. Seiring berjalannya waktu, saya benar-benar bisa
beraksi sebagai seorang pengisi suara. Saya bisa
membanggakan kemampuan saya di berbagai bidang,
seperti siaran radio dan iklan komersial.
HAKIKAT BERBICARA
Hakikat berbicara adalah kemampuan manusia
untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Berbicara memungkinkan kita untuk menyampaikan
pemikiran, perasaan, ide, dan informasi kepada orang
lain. Hakikat berbicara tidak hanya melibatkan sekedar
mengucapkan kata-kata, tetapi juga melibatkan
pemahaman, penggunaan intonasi, ekspresi wajah,
dan gerakan tubuh lainnya yang membantu dalam
menyampaikan pesan secara efektif.
395
Berbicara memainkan peran penting dalam
interaksi sosial, memungkinkan kita untuk
berkomunikasi, menjalin hubungan, dan membagikan
pengetahuan dengan orang lain. Dalam komunikasi
sehari-hari, berbicara juga memungkinkan kita untuk
mempengaruhi orang lain melalui argumen, persuasi,
dan pengaruh emosional.
397
f. Berbicara adalah keterampilan yang diperoleh
melalui usaha belajar;
399
pemikiran tersendiri untuk menyampaikan informasi,
demikian pula lawan bicara akan bereaksi terhadap
informasi yang diterima. Pembicaraan akan berakhir
ketika keduanya memiliki pemahaman yang sama.
400
Tingkah laku dan ekspresi dalam berbicara
berlangsung sejalan. Kegiatan yang berlangsung
secara resiprokal dalam berkomunikasi mendorong
terjadinya ekspresi dan tingkah laku yang bervariatif.
Tingkah laku dan ekspresif ini berlangsung sangat
cepat dan spontan. Ekspersi wajah, mata melotot,
tangan mengepal, badan menunduk, dan lain
sebagainya dilakukan pembicara tanpa pernah
dipikirkan terlebih dahulu. Hal yang sama juga
berlangsung pada bagaimana pembicara mendapatkan
ide, gagasan, kosa kata yang dipilih dalam
menyampaikan pembicaraannya, semua berlangsung
tanpa disadari. Namun demikian, hal berbeda dapat
terjadi pada orang-orang yang telah terlatih berbicara,
akan mampu mengendalikan tindak tuturnya melalui
kontrol yang lebih temporal. Apa yang akan dituturkan
dipikirkan terlebih dahulu. Inilah yang membedakan
seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi
dalam berbicara.
402
Kemampuan berbicara dapat dipelajari.
Mempelajari keterampilan berbicara merupakan
sebuah upaya untuk dapat bertutur dengan baik.
Dimulai dari pengucapan vokal-vokal, meningkat
sampai dalam bentuk tuturan bermakna dilakukan
dengan berlatih. Demikian juga, manusia dapat
berkomunikasi dengan orang lain dalam bentuk yang
lebih komplek dapat tingkatkan melalui usaha latihan.
Almarhum Zainuddin MZ sebagai mubalig sejuta umat,
tidak serta merta menjadi penceramah yang mahir
berakwah tanpa melalui proses latihan berbicara yang
panjang. Demikian juga, seorang guru yang terampil
mengajar tentu diawali dengan berlatih berkomunikasi
dengan orang lain.
403