Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah lambang bunyi yang diucapkan.kenyataan inilah yang menempatkan keterampilan
berbicara itu sebagai keterampilan berbahasa yang utama. Para ahli linguistik menempatkan
keterampilan berbicara seorang anak (secara alamiah) menempatkan keterampilan berbicara
(speaking) pada urtan kedua.ini berarti, sebelum keterampilan membaca dan keterampilan
menulis anak terlebih dahulu harus dapat berbicara. Melalui keterampilan berbicaralah manusia
pertama dapat memenuhi keperluan untuk berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat tempat
ia berada.

Komunikasi dapat berlangsung secara efektif dan efisien kalau menggunakan bahasa verbal,
karna hakekat bahasa adalah ucapan. Proses pengucapan / pelafalan bunyi bahasa untuk
berkomunikasi menyampaikan informasi, keinginan, dan mengungkapkan gagasan dan perasan
itulah sesungguhnya hakekat keterampilan berbicara

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, kami menyimpulkan rumusan masalah dalam makalah
ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengertian dialog?
2. Apa sajakah syarat dialog?
3. Apakah manfaat dialog?
4. Apakah Jenis dialog ?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1. Menjelaskan pengertian dialog
2. Menyebutkan syarat-syarat dialog
3. Menyebutkan manfaat dialog
4. Menyebutkan jenis jenis dialog

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dialog

Dialog adalah percakaapan antara dua orang atau lebih. Menulis dialog harus memperhatikan isi
cerita dan perannya. Isi cerita harus disesuaikan dengan tema. Berilah sebuah permasalahan
(konflik) pada cerita yang akan dibuat. Konflik dapat bersifat batin (perasaan), atau bertentangan
dengan seorang tokoh dengan lainnya. Pemilihan bahasa yang digunakan pada saat dialog harus
disesuaikan dengan situasi, misalnya dialog pada situasi formal harus menggunakan bahasa baku,
sedangkan situasi nonformal menggunakan bahasa tidak baku.

Pengertian umum, dialog adalah proses komunikasi antara 2 atau lebih agen, atau percakapan
antara dua kelompok atau lebih. Dalam dialog makna harus dipertimbangkan agar memenuhi
kaidah semantis dan pragmatis.

Dialog merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal. Dialog berasal dari kata Yunani
dia yang berarti antara, diantara, dan legein yang berarti berbicara, bercakap- , bertukar
pemikiran dan gagasan. Maka, secara harafiah dialogs atau dialog adalah berbicara, bercakap-
cakap, bertukar pikiran dan gagasan bersama.

Dalam dialog, pihak-pihak yang terlibat saling menyampaikan informasi, data, fakta, pemikiran,
gagasan, dan pendapat, serta saling berusaha mempertimbangkan, memahami, dan menerima.
Dalam dialog tidak ada monopoli pembicaraan dan kebenaran. Yang ada adalah berbagi dan
bertukar informasi dan gagasan. Dari dialog diharapkan terbentuk saling pengertian dan
pemahaman bersama yang lebih luas dan mendalam tentang hal yang menjadi bahan dialog.

B. Syarat Dialog

Untuk dapat mengadakan dialog yang mendatangkan hasil, orang-orang yang mengadakan
sebaiknya :

Mengerti benar makna dan maksud serta tujuan dialog dan memiliki kecakapan untuk
melaksanakannya.

Mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang setaraf mengenai topik yang dijadikan bahan
dialog.

2
Mempunyai kehendak baik untuk mencari kebenaran. Karena itu dalam mendengarkan
sebaiknya bersikap terbuka, tidak memihak dan tidak berprasangka.

Menciptakan suasana damai dan tenang, jauh dari emosi dan rasa superior.

Menyampaikan gagasan dengan jelas, dan boleh dengan semangat, tetapi dengan nada enak dan
bijak,

Dalam keseluruhan dialog hendaknya bersikap jujur, tulus, tidak manipulatif, mencarai-cari
kelemahan rekan dialog, dan percaya bahwa hal-hal yang dibahas dalam dialog tidak
dimanfaatkan di luar dialog untuk tujuan-tujuan lain demi keuntungan diri.

C. Manfaat Dialog

Dialog berperan penting karena menjadi pengarah lakon drama. Artinya jalan cerita drama itu
diketehui oleh penonton melalui dialog para pemainnya. Agar dialog itu tidak hambar,
pengucapannya harus di sertai penghayatan. Selain itu pelafalannya harus jelas sehingga dapat
didengar oleh semua pemua penonton.

Dialog yang dilakukan dengan baik dan diikuti oleh orang-orang yang memenuhi syarat dapat
membuahkan hasil yang banyak, diantaranya:

1. Pada tingkat pribadi, dialog dapat meningkatkan sikap saling memahami dan menerima, serta
mengembangkan kebersamaan dan hidup yang damai saling menghormati dan saling percaya.

2. Di tempat kerja, dialog dapat membantu kelancaran perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kerja.

3. Dalam masyarakat, dialog dapat menjadi sarana untuk saling memahami, menerima dan kerja
sama antar berbagai kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang budaya, pendidikan,
tingkat ekonomi, ideologi, kepercayaan, dan agama.

3
D. Jenis-Jenis Dialog

1. Monolog :

Monolog adalah percakapan seorang pemain drama dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan
oleh pemain drama tersebut, tidak ditujukan kepada orang lain. Isinya, mungkin uangkapan rasa
senang, rencana yang akan dilaksanakan, sikap terhadap suatu kejadian, ungkapan rasa sedih,
dan lain - lain.

2. Dialog :

Dialog adalah percakapan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih. Hal ini, mungkin menjadi hal
yang penting dalam drama.

3. Prolog

Prolog adalah, bagian naskah yang ditulis pengarang pada awal cerita. Pada dasarnya prolog
merupakan pengantar naskah yang dapat berisi satu atau beberapa keterangan atau pendapat
pengarang tentang cerita yang akan disajikan

4. Epilog

Epilog adalah, bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari cerita
atau menafsirkan maksud karya itu oleh seorang pemeran dalam suatu karya sastra pada akhir
cerita. Epilog lainnya adalah pidato singkat pada akhir drama yang memuat komentar tentang
apa yang di perankan.

E. TINGKAT TINGKAT KOMUNIKASI

1. Komunikasi Intrapribadi

Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak.
Proses komunikasi terjadi dalam diri seseorang berupa proses pengolahan informasi melalui
pengindera dan sistem syaraf. Misalnya; berpikir, merenung, mengingat-ingat sesuatu, menulis
sebuah surat dan menggambar. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan
dalam konteks-konteks lainnya. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung
pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri. Oleh karena itu, komunikasi intrapribadi
adalah jantung dari kegiatan komunikasi seseorang.

4
2. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi dari orang lain secara langsung, baik verbal
ataupun nonverbal. Konteks komunikasi ini dilakukan secara langsung antara seseorang dengan
orang lain. Misalnya, percakapan secara tatap muka di antara dua orang, surat menyurat pribadi
dan percakapan melalui telepon. Corak komunikasinya juga lebih bersifat pribadi, dalam arti
pesan atau informasi yang disampaikan hanya ditujukan untuk kepentingan pribadi para pelaku
komunikasi yang terlibat. Dalam komunikasi antarpribadi, jumlah pelaku yang terlibat biasanya
bisa lebih dari dua orang, selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi. Bentuk
khusus dari komunikasi anntarpribadi ini adalah komunikasi diadik, seperti; suami-istri, dua
sejawat, guru-murid dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah; pihak-pihak yang
berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik verbal maupun
nonverbal. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab peserta komunikasi.

3. Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut. Dalam konteks ini, kegiatan komunikasi berlangsung di
antara anggota suatu kelompok. Pesan dan informasi yang dikomunikasikan juga menyangkaut
kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya; ngobrol-ngobrol
dalam keluarga antara bapak, ibu dan anak-anaknya. diskusi antara warga di sebuah pertemuan,
pembicaraan di antara kelompok anak muda yang memiliki hobi yang sama, atau kegiatan
belajar-mengajar yang dilakukan guru dengan murid-muridnya di ruang kelas.

4. Komunikasi Publik

Komunikasi Publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang
(khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut
pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberpa pakar komunikasi menggunakan istilah
komunikasi kelompok-besar (large-group communication) untuk komunikasi ini. Komunikasi
publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi antarpribadi atau
komunikasi kelompok. Karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat,
keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Ciri-ciri komunikasi publik
adalah terjadi di tempat umum ( Publik ), misalnya auditorium, kelas, tempat ibadah ( Masjid &
Gereja ) dan tempat lain yang dihadiri sejumlah besar orang. Komunikasi publik sering bertujuan
memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan atau membujuk.

5
5. Komunikasi Organissasi

Komunikasi Organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal dan
berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi
konteks ini mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan
luas. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi
antarpribadi ( Percakapan antara atasan bawahan), komunikasi kelompok ( Kelompok kerja yang
mempersiapkan laporan dan ada kalanya juga komunikasi publik ( Presentasi yang dilakukan
oleh para eksekutif dalam perusahaan) serta komunikasi dengan menggunakan media ( Memo
internal, e-mail dan konferensi jarak jauh).

6. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak ( Surat kabar,
majalah) atau Elektronik ( radio, televisi, computer ) yang dikelola oleh suatu lembaga atau
orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak
tempat, anonim dan heterogon. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat,
serentak dan selintas (khusus media elektronik).

7. Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi Antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki
kebudayaan yang berbeda (bisa berbeda ras, etnik dan sosial ekonomi atau gabungan dari semua
perbedaan ini). Komunikasi ini juga mengacu pada komunikasi antara orang-orang yang
memiliki kepercayaan, nilai atau cara berperilaku yang berbeda. Jadi, individu-individu ini tidak
harus selalu berasal dari negara yang berbeda.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dialog adalah percakaapan antara dua orang atau lebih. Menulis dialog harus memperhatikan isi
cerita dan perannya. Isi cerita harus disesuaikan dengan tema. Berilah sebuah permasalahan
(konflik) pada cerita yang akan dibuat. Konflik dapat bersifat batin (perasaan), atau bertentangan
dengan seorang tokoh dengan lainnya. Pemilihan bahasa yang digunakan pada saat dialog harus
disesuaikan dengan situasi, misalnya dialog pada situasi formal harus menggunakan bahasa baku,
sedangkan situasi nonformal menggunakan bahasa tidak baku.

Pengertian umum, dialog adalah proses komunikasi antara 2 atau lebih agen, atau percakapan
antara dua kelompok atau lebih. Dalam dialog makna harus dipertimbangkan agar memenuhi
kaidah semantis dan pragmatis.

Dikehidupan ini komunikasi merupakan suatu yang sangat vital.komunikasi berperan penting
bagi kehidupan manusia.karena manusia itu melakukan komunikasi,baik komunikasi lisan juga
komunikasi non verbal,namun berkomunikasi dengan mengharapkan timbal balik yang positif
dari lawan bicara kita itu sulit.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan
saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai