sebanyak 17 buah ( walaupun sekarang ini tidak berfungsi lagi dengan baik ). Kolam dan air gambaran
akan nikmatnya Allah yang sangat besar bagi daerah Bekasi.
3. Gedung Papak
Gedung bersejarah ini terletak di jalan Ir. H. Djuanda Kota Bekasi, tepatnya di Bekas Areal
Perkantoran Walikota Bekasi. Gedung Papak merupakan salah satu bangunan bersejarah yang turut
memberikan kesaksian atas perjuangan rakyat Bekasi pada masa Revolusi fisik. Secara historis, Gedung
Papak ini dahulu milik seorang keturunan Tionghoa bernama Lee Guan Chin. Ia seorang pengusaha
yang memiliki banyak pabrik penggilingan berkas ( sekitar Bekasi dan Karawang ). Namun, yang tinggi
terhadap perjuangan rakyat Bekasi. Bahkan, memiliki hubungan yang baik dengan gerakan kerakyatan
pimpinan K.H Noer Alie. Bahkan, Gedung Papak ini diserahkan secara sukarela sebagai salah satu
markas perjuangan rakyat Bekasi. Pada Tahun 1982, Gedung papak kemudian menjadi rumah dinas
Walikota sejak masa Walikota H. Soejono hingga masa H.Kailani
4. Tugu di Jalan KH Agus Salim Bekasi
Monumen berbentuk tugu ini terbuat dari batu persegi yang pada bagian atasnya terdapat kepala
dengan sekelilingnya terdapat pecahan-pecahan peluru meriam, mortir, granat tangan, dan kelongsong
peluru ukuran 12,7 mm. Latar Belakang dari pembangunan tugu ini adalah peristiwa aksi pembakaran
kota Bekasi desember 1945 yang dipicu oleh kemarahan Panglima Tentara Sekutu, Jenderal Christison.
5. Masjid Agung Al-Barkah
Masjid ini dibangun pada tahun 1890 di atas tanah wakaf milik Bahrun dengan luas 3000 meter
persegi. Masjid ini menjadi pusat syiar Islam dan menjadi area publik dengan keindahan taman kota di
Alun-alun Kota Bekasi.
6. Monumen Kali Bekasi : Last Japanese Standing in Indonesia
Insiden Kali Bekasi, adalah peristiwa yang menggambarkan kepatriotan rakyat Bekasi. 19
Oktober 1945, meluncur kereta yang membawa tawanan Jepang menuju Ciater (dipulangkan melalui
lapangan udara Kalijati). namun, pejuang Cikampek memerintahkan kembali ke Jakarta. pejuang Bekasi
sudah menunggu, di Stasiun Bekasi kereta digeledah dan ditemukan senjata api. rakyat beringas, walau
awak kereta menghadang dan memperlihatkan surat perintah jalan dari Menteri Subardjo dan
ditandatangani Bung Karno, rakyat Bekasi tetap menggelandang tawanan ke Kali Bekasi, setelah
maghrib, tawanan ditelanjangi dan dibantai. Kali bekasi yang jernih memerah darah. pembangunan
monumen ini adalah simbol perdamaian dan cinta kasih. tiap tahun ada peristiwa tabur bunga.
7. Gedung Tinggi
Gedung ini terletak di Jalan Hasanudin No.5 Tambun - Bekasi. Pemilik pertama gedung ini
adalah seorang Cina bernama Kouw Oen Huy (Kapitain).
Gedung tersebut berada di bawah pengawasan pemerintahan Jepang sampai tahun 1945. kemudian
setelah jepang menyerah pada sekutu, gedung diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan pernah
dijadikan kantor Kabupaten Jatinegara.
8. Monumen Bambu Runcing
Monumen ini terletak di Desa Warung Bongkok, Kecamatan Cibitung. Monumen ini merupakan
perlambang daerah pertempuran kota bekasi dengan tentara sekutu tanggal 13 Desember 1945.
Monumen ini menyerupai bambu runcing menghadap ke atas, panjangnya 2,92 meter, lebarnya 2,92
meter , sedangkan tinggi keseluruhan 5,56 meter.
9. Pondok Gede
Pondok gede merupakan sebuah bangunan sejarah yang telah hilang. istilah daerah Pondok
Gede berawal dari penamaan bangunan tersebut. Bangunan ini berawal tahun 1775, seorang Belanda
bernama Hooyman, dengan gaya Eropa bercampur corak jawa. Kini, bangunan ini tinggal sejarah, karena
pada tahun 1990-an, digantikan dengan proyek swalayan akibat ketidakpahaman tentang pelestarian
bangunan bersejarah.