Anda di halaman 1dari 7

Berbicara adalah : Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.


Berbicara adalah : Suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun
serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Berbicara adalah : Proses individu berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat untuk
menyatakan din sebagai anggota masyarakat.
Berbicara adalah : Ekspresi kreatif yang dapat memanifestasikan kepribadiannya yang
tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk
menciptakan dan memformulasikan ide baru.
Berbicara ada!ah : Tingkah laku yang dipelajari di Iingkungan keluarga, tetangga, dan
lingkungan lainnya disekitar tempatnya hidup sebelum masuk sekolah.
II Unsur Dasar Berbicara
Di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsur yang terlibat yaitu:
a. Pembicara b. Isi pembicaraan
c. Saluran d. Penyimak, dan
e. Tanggapan penyimak
Terdapat pula delapan konsep dasar berbicara,yaitu:
1. Membutuhkan paling sedikit dua orang, tentu saja pembicaraan dapat dilakukan oleh
satu orang dan hal ini sering terjadi misalnya oleh orang yang sedang mempelajari
banyak bunyi-bunyi bahasa serta maknanya atau oleh seseorang yang meninjau kembali
peryataan bank-nya atau oleh orang yang memukul ibu jarinya dengan palu.
2. Menggunakan salah satu sandi linguistic yang dipahami bersama, bahkan andai
katapun dipergunakan dua bahasa namun sating pengertian, pemahaman bersama itu
tidak kurang pentingnya.
3. Menerima atau mengakui satu daerah referensi umum, daerah referensi yang umum
mungkin tidak selalu mudah kenal, ditentukan, namun pembicara menerima
kecenderungan untuk menentukan satu diantaranya.
4. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan, kedua pihak partisipan yang memberi
dan menerima dalam pembicaraan sating bertukar sebagai pembicara dan penyimak.
5. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan Iingkungan dengan segera.

Prilaku lisan sang pembicara selalu berhubungan dengan responsi yang nyata atau yang
diharapkan, dan sang penyimak dan sebaliknya. Jadi hubungan itu bersifat timbal balik
antara dua arah.
6. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini. Hanya dengan bantuan berkas grafik
material, bahasan dapat luput dan kekirian kesegaran bahwa pita atau berkas itu telah
mungkin berbuat demikian, tentu saja merupakan salah satu kenyataan keunggulan
budaya manusia.
7. Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang dengan suara atau bunyi bahasa dan
pendengar. Walaupun kegiatan-kegiatan dalam pita audio atau lingual dapat melepaskan
gerak visual dan gerak material namun sebaliknya tidak akan terjadi terkecuali pantornim
atau gambar, takan ada pada gerakan dan grafik itu yang tidak berdasar dan dan
bergantung pada audio lingual dapat berbicara terus menerus dengan orang-orang yang
tidak kita lihat, dirumah, ditempat bekerja dan dengan telpon percakapan percakapan
seperti ini merupakan pembicaraan yang khas dalam bentuknya yang paling asli.
8. Secara tidak pandang bulu mengharap serta memperlakukan apa yang nyata dan apa
yang diterima sebagai dalil. Keseluruhan lingkungan yang dapat dilambangkan oleh
pembicaraan mencangkup bukan hanya dunia nyata yang mengelilingi para pembicara
tetapi juga secara tidak terbatas dunia gagasan yang lebih luas, yang harus mereka masuki
karena mereka dan manusia berbicara sebagai titik pertemuan kedua wilayah ini tetap
memerlukan penelaahan serta uraian yang lebih lanjut dan mendalam.
III Prosedur Kegiatan Berbicara
a. Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati.
b. Membatasi pokok pembicaraan.
c. Mengumpulkan bahan-bahan.
d. Menyusun bahan (pendahuluan, isi, kemampuan)
PENGERTIAN DAN HAKIKAT BERBICARA

A. Kompetensi Dasar :
Setelah Anda mempelajari pembelajaran kedua, Anda diharapkan mampu mengenal,
memahami, dan mengetahui pengertian berbicara.
B. Indikator
Setelah membaca isi pembelajaran kedua ini, Anda diharapkan dapat memahami
pembicaraan mengenai hakikat berbicara:

1. Pengertian, peranan, dan tujuan berbicara.


2. Konsep dasar berbicara.
3. Jenis-jenis berbicara.
C. Uraian Materi
Hakikat berbicara merupakan pengetahuan yang sangat fungsional dalam
memahami seluk beluk berbicara. Manusia hidup selalu berkelompok mulai dari
kelompok kecil, misalnya keluarga, sampai kelompok yang besar seperti organisasi
sosial. Dalam kelompok itu mereka berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Di mana ada kelompok baru manusia, di situ pasti ada bahasa. Kenyataan ini
berlaku baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Dalam setiap
masyarakat diperlukan komunikasi lisan dan tulisan.
Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya komunikasi
verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal menggunakan bahasa sebagai
sarana, sedangkan komunikasi non verbal menggunakan sarana gerak-gerik seperti
warna, gambar, bunyi bel, dan sebagainya. Komunikasi verbal dianggap paling sempurna,
efisien, dan efektif.
Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia, misalnya dialog dalam
lingkungan keluarga, percakapan antara tetangga, percakapan antara pembeli dan penjual
di pasar, dan sebagainya. Contoh lainnya : percakapan anggota keluarga; percakapan ibu
dan anak; percakapan bertelepon, dan sebagainya.
Interaksi antara pembicara dan pendengar ada yang langsung dan ada pula yang
tidak langsung. Interaksi langsung dapat bersifat dua arah atau multi arah, sedangkan
interaksi tak langsung bersifat searah. Pembicara berusaha agar pendengar memahami
atau menangkap makna apa yang disampaikannya. Komunikasi lisan dalam setiap contoh
berlangsung dalam waktu, tempat, suasana yang tertentu pula. Sarana untuk
menyampaikan sesuatu itu mempergunakan bahasa lisan.
Peristiwa berbicara akan berlangsung apabila dipenuhi sejumlah persyaratan,
antara lain :
1. pengirim
2. pesan
3. penerima
4. media
5. sarana

: orang yang menyampaikan pesan,


: isi pembicaraan,
: orang yamg menerima pesan,
: bahasa lisan,
: waktu tempat, suasana, peralatan yang digunakan dalam
penyampaian pesan,

6.
7.

interaksi
: searah, dua arah, atau multi arah,
pemahaman
: ada saling pengertian.
Pengirim pesan itu akan berlangsung baik apabila ada pemahaman, artinya

penerima pesan akan menangkap pesan yang disampaikan oleh pembicara melalui bahasa
lisan.
1.
2.
3.

Kualitas pemahaman dapat di bagi atas tiga kategori :


baik
: pesan yang dikirim sama dengan pesan yang diterima,
sedang
: pesan yang diterima mendekati pesan yang dikirim,
jelek
: pesan yang diterima sedikit persamaannya dengan pesan
yang dikirimkan.
Pembicara yang tampil di depan umum dapat dibedakan atas dua golongan,

pertama, pembicara yang mempunyai sesuatu hal untuk disampaikan; kedua, pembicara
yang harus menyampaikan sesuatu kepada pendengarnya.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Tujuan pembicara dapat dibedakan atas lima golongan, yaitu :


menghibur,
menginformasikan,
menstimulasi,
meyakinkan, dan
menggerakkan.
Berbicara untuk tujuan menginformasikan, untuk melaporkan, dilaksana-kan bila

seseorang ingin :
(1) menjelaskan sesuatu proses;
(2) menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal;
(3) memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan;
(4) menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa.

1. Konsep Dasar Berbicara


Kemampuan berbicara siswa bervariasi, mulai dari taraf baik atau lancar; sedang;
gagap atau kurang. Kenyataan tersebut sebaiknya dijadikan landasan berbicara di
sekolah. Pengajaran berbicara pun harus berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai
sarana berkomunikasi.
Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal,
yakni :
(1) berbicara dan menyimak adalah suatu kegiatan resiprokal,
(2) berbicara adalah proses individu berkomunikasi,

(3) berbicara adalah ekspresi kreatif,


(4) berbicara adalah tingkah laku,
(5) berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari,
(6) berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman,
(7) berbicara sarana memperluas cakrawala,
(8) kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat,
(9) berbicara adalah pancaran kepribadian. (Logan dkk., 1972:104-105).

2. Jenis-jenis Berbicara
Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan berbagai jenis
berbicara. Antara lain : diskusi, percakapan, pidato menjelaskan, pidato menghibur,
ceramah, dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan minimal ada lima landasan yang digunakan dalam
mengklasifikasi berbicara. Kelima landasan tersebut adalah :
(1) situasi,
(2) tujuan,
(3) metode penyampaian,
(4) jumlah penyimak, dan
(5) peristiwa khusus.
Mari kita perbincangkan setiap landasan tersebut,
1)

Situasi
Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi, dan lingkungan tertentu. Situasi

dan lingkungan itu dapat bersifat formal atau resmi, mungkin pula bersifat informal atau
tak resmi. Dalam situasi formal pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya
dalam situasi tak formal, pembicara harus berbicara secara tak formal pula. Kegiatan
berbicara yang bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Jenis-jenis kegiatan berbicara informal meliputi :
(1) tukar pengalaman,

(2) percakapan,
(3) menyampaikan berita,
(4) menyampaikan pengumuman,
(5) bertelepon, dan
(6) memberi petunjuk (Logan, dkk., 1972 : 108).
Sedangkan kegiatan berbicara yang bersifat formal meliputi :
(1) ceramah,
(2) perencanaan dan penilaian,
(3) interview,
(4) prosedur parlementer, dan
(5) bercerita (Logan, dkk., 1972 : 116).
2)

Tujuan
Akhir pembicaraan, pembicara menginginkan respons dari pendengar. Pada

umumnya tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasi-kan,


menstimulasikan, meyakinkan, atau menggerakkan pendengarnya.

3)

Metode Penyampaian
Ada

empat

cara

yang

bisa

digunakan

orang

dalam

menyampaikan

pembicaraannya, antara lain :


(1) penyampaian secara mendadak,
(2) penyampaian berdasarkan catatan kecil,
(3) penyampaian berdasarkan hafalan, dan
(4) penyampaian berdasarkan naskah.

4)

Jumlah Penyimak
Komunikasi lisan melibatkan dua pihak, pendengar dan pembicara. Jumlah

peserta yang berfungsi sebagai penyimak dalam komunikasi lisan dapat bervariasi

misalnya satu orang, beberapa orang (kelompok kecil), dan banyak orang (kelompok
besar).

5)

Peristiwa Khusus
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi berbagai kegiatan.

Sebagian dari kegiatan itu dikategorikan sebagai peristiwa khusus, istimewa, atau
spesifik. Contoh kegiatan khusus itu adalah ulang tahun, perpisahan, perkenalan,
pemberian hadiah. Berdasarkan peristiwa khusus itu berbicara atau berpidato dapat
digolongkan atas enam jenis,
(1) pidato presentasi,
(2) pidato penyambutan,
(3) pidato perpisahan,
(4) pidato jamuan (makan malam),
(5) pidato perkenalan, dan
(6) pidato nominasi (mengunggulkan). (Logan dkk., 1972 : 127).

Anda mungkin juga menyukai