Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

TUGAS KELOMPOK
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


(STAIN) JURAI SIWO METRO
2010/2011

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

ANGGOTA KELOMPOK 8 :
1. ANDI SEPTIAWAN

(1063055)

2. NIA MAULINA SARI

(1063635)

3. SEPTIANI

(1063885)

4. SITI NURHALIMAH

(1063915)

PRODI

:PGMI

KELAS

:M2 (B)

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
Pada zaman colonial pemerintah Belanda menyediakan sekolah yang
beranekaragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagai lapisan
masyarakat. Cirri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah tidak adanya hubungan
berbagai ragam sekolah itu. Namun lambat laun, dalam berbagai macam sekolah
yang terpisah-pisah itu terbentuklah hubungan-hubungan sehingga terdapat suatu
system yang menunjukkan kebulatan. Pendidikan bagi anak-anak Indonesia
semula terbatas pada pendidikan rendah, akan tetapi kemudian berkembang secara
vertical sehingga anak-anak Indonesia, melalui pendidikan menengah dapat
mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jaln yang sulit dan sempit.
Lahirnya suatu system pendidikan bukanlah hasil suatu perencanaan
menyeluruh melainkan langkah demi langkah melalui percobaan dan didorong
oleh kebutuhan praktis di bawah pengaruh kondisi social, ekonomi, dan politik di
Nederland maupun di Hindia Belanda. Selain itu kejadian-kejadian di dunia luar,
khususnya yang terjadi di Asia, mendorong dipercepatnya pengembangan system
pendidikan yang lengkap yang akhirnya, setidaknya dalam teori, memberikan
kesempatan kepada setiap anak desa yang terpencil untuk memasuki perguruan
tinggi. Dalam kenyataan hanya anak-anak yang mendapat pelajaran di sekolah
berorientasi Barat saja yang dapat melanjutkan pelajarannya, sekalipun hanya
terbatas pada segelintir orang saja.

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN SELAMA PENJAJAHAN BELANDA
Pendidikan selama penjajahan Belanda dapat dipetakan kedalam 2(Dua)
periode besar, yaitu pada masa VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) dan
masa pemerintah Hindia-Belanda (Nederland Indie). Pada masa VOC, yang
merupakan sebuah kongsi(perusahaan) dagang, kondisi pendidikan di Indonesia
dapat dikatakan tidak lepas dari maksud dan kepentingan komersial.
1. Zaman VOC(Kompeni)
Orang Belanda dating ke Indonesia bukan untuk menjajah melainkan
untuk berdagang. Mereka di motivasi oleh hasrat untuk mengeruk keuntungan
yang sebesar-besarnya, sekalipun harus mengarungi laut yang berbahaya sejauh
ribuan kilometer dalam kapal layar kecil untuk mengambil rempah-rempah dari
Indonesia. Namun, pedagang itu merasa perlunya memiliki tempat yang permanen
di daratan daripada berdagang dari kapal yang berlabuh di laut. Kantor dagang itu
kemudian mereka perkuat dan persenjatai dan menjadi benteng yang akhirnya
menjadi landasan untuk menguasai daerah di sekitarnya. Lambat laun kantor
dagang itu beralih dari pusat komersial menjadi bais politik dan territorial. Setelah
peperangan colonial yang banyak akhirnya Indonesia jatuh seluruhnya di bawah
pemerintahan Belanda. Namun penguasaan daerah jajahan ini baru selesai pada
permulaan abad ke-20.
Metode kolonialisasi Belanda sangat sederhana. Mereka mempertahankan
raja-raja yang berkuasa dan menjalankan pemerintahan melalui raja-raja itu akan
tetapi menuntut monopoli hak berdagang dan eksploitasi sumber-sumber alam.
Adat istiadat dan kebudayaan asli dibiarkan tanpa perubahan aristokrasi
tradisional digunakan oleh Belanda untuk memerintah negeri ini dengan cara
efisien dan murah. Oleh sebab Belanda tidak mencampuri kehidupan orang
Indonesia secara langsung, maka sangat sedikit yang mereka perbuat untuk
pendidikan bangsa. Kecuali usaha meyebarkan agama mereka di beberapa pulau
di bagian timur Indonesia. Kegiatan pendidikan pertama yang dilakukan VOC.
Pada permulaan abad ke-16 hampir seabad sebelum kedatangan Belanda,
pedagang Portugis menetap di bagian timur Indonesia tempat rempah-rempah itu
dihasilkan. Biasanya mereka didampingi oleh misionaris yang memasukkan
penduduk kedalam agama katolik yang paling berhasil diantara mereka adalah
Ordo Jesuit di bawah pimpinan Feranciscus Xaverius. Xaverius memandang
pendidikan sebagai alat yang ampuh untuk penyebaran agama.
KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

2. Zaman Pemerintahan Belanda Setelah VOC


Setelah ambruknya VOC tahun 1916 pemerintah Belanda menggantikan
kedudukan VOC. Statuta Hindia Belanda tahun 1801 dengan terang-terangan
menyatakan bahwa tanah jajahan harus memberikan keuntungan yang sebesarbesarnya kepada perdagangan dan kepada kekayaan negeri Belanda. Pada tahun
1842 Markus, menteri jajahan, memberikan perintah agar Gubernur Jenderal
berusaha dengan segenap tenaga agar memperbesar keuntungan bagi negerinya.
Walaupun setiap Gubernur Jenderal pada penobatannya berjanji dengan hikmat
bahwa ia akan memajukan kesejahteraan Hindia Belanda dengan segenap usaha
prinsip masih dipertahankan pada tahun 1854 ialah bahwa Hindia Belanda
sebagainegeri yang direbut harus terus memberikan keuntungan kepada negeri
Belanda sebagai tujuan pendidikan itu. Sekolah pertama bagi anak Belanda
dibuka di Jakarta pada tahun 1817 yang segera diikuti oleh pembukaan sekolah
dikota lain di Jawa. Prinsip yang dijadikan pegangan tercantum distatuta 1818
bahwa sekolah-sekolah harus dibuka ditiap tempat bila diperlukan oleh penduduk
Belanda dan diizinkan oleh keadaan.
Gubernur Jenderal Van der Capellen (1819-1823) menganjurkan
pendidikan rakyat dan pada tahun 1820 kembali regen-regen diinstruksikan untuk
menyediakan sekolah bagi penduduk untuk mengajar anak-anak membaca dan
menulis serta mengenal budi pekerti yang baik. Anjuran beliau tidak berhasil
untuk mengembangkan pendidikan oleh regen(informasi kembali) yang aktif.
Tahun 1826 lapangan pendidikan dan pengajaran terganggu oleh adanya
usaha-usaha penghematan. Sekolah-sekolah yang ada hanya bagi anak-anak
Indonesia yang memeluk Nasrani. Alasannya karena adanya kesulitan financial
yang berat yang dihadapi orang Belanda sebagai akibat perang Diponegoro (18251830) yang mahal dan menelan banyak korban serta peperangan antara Belanda
dan Belgia(1830-1839).
Kesulitan keuangan ini menyebabkan raja Belanda untuk meninggalkan
prinsip-prinsip liberal dan menerima rencana yang dianjurkan Van den Bosh. Ia
membawa ide penggunaan kerja paksa (rodi) sebagai cara ampuh untuk
memperoleh cara usaha maksimal, yang kemudian terkenal dengan cultuur stelsel
atau tanam paksa yang memaksa penduduk untuk menghasilkan tanaman yang
diperlukan dipasaran Eropa.
Van den Bosh mengerti, bahwa untuk memperbaiki stelsel pembangunan
ekonomi bagi Belanda dibutuhkan tenaga-tenaga ahli yang banyak. Setelah tahun
1848 dikeluarkan peraturan-peraturan yang menunjukkan perintah lambat laun
menerima tanggung jawab yang lebih besar atas pendidikan anak-anak Indonesia
KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

sebagai hasil perdebatan diparlemen Belanda dan mencerminkan sikap Liberal


yang lebih menguntungkan terhadap rakyat Indonesia. Terbongkarnya
penyalahgunaan system tanam paksa merupakan factor dalam perubahan
pandangan. Peraturan pemerintah tahun 1854 mengintruksikan Gubernur Jenderal
untuk mendirikan sekolah dalam tiap kabupaten bagi pendidikan anak pribumi.
Peraturan tahun 1863 mewajibkan Gubernur Jenderal untuk mengusahakan
terciptanya situasi yang memungkinkan penduduk bumi putera pada umumnya
menikmati pendidikan.
System tanam paksa dihapuskan tahun 1870 dan digantikan dengan UU
Agraria 1870. Pada tahun ini di Indonesia timbul masa baru dengan adanya UU
Agraria dari De Waal, yang memberi kebebasan pada pengusaha-pengusaha
pertanian partikuler. Usaha-usaha perekonomian makin maju, masyarakat lebih
banyak lagi membutuhkan pegawai. Sekolah-sekolah yang dianggap belum cukup
memenuhi kebutuhan. Itulah sebabnya maka usaha mencetak calon-calon pegawai
dipergiat lagi. Kini tugas departemen adalah memelihara sekolah-sekolah yang
ada dengan lebih baik dan mempergiat usaha-usaha perluasaan sekolah-sekolah
baru.
Pada tahun 1893 timbullah differensiasi pengajaran bumi putera. Hal ini
disebabkan:
1. Hasil sekolah-sekolah bumi putera kurang memuaskan pemerintah
colonial. Hal ini terutama sekali disebabkan karena isi rencana
pelaksanaannya terlalu padat.
2. Dikalangan pemerintah mulai timbul perhatian pada rakyat jelata. Mereka
insyaf karena yang harus mendapat pengajaran itu bukan hanya lapisan
atas saja.
3. Adanya kenyataaan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai kedua
kebutuhan dilapangan pendidikan yaitu lapisan atas dan lapisan bawah.
Untuk mengatur dasar-dasar baru bagi pengajaran bumi putera, keluarlah
Indisch Staatsblad 1893 nomor 125 yang membagi sekolah bumi poetra menjadi 2
bagian:
a. Sekolah-sekolah kelas I untuk anak-anak priyai dan kaum terkemuka.
b. Sekolah-sekolah kelas II untuk rakyat jelata.
Perbedaan sekolah kelas I dan kelas II antara lain:
Kelas I
Tujuan : memenuhi kebutuhan pegawai pemerintah, perdagangan dan perusahaan

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Lama bersekolah : 5 tahun


Mata pelajarannya: membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, sejarah,
pengetahuan alam, menggambar, dan ilmu ukur.
Guru-guru :keluaran Kweekschool
Bahasa pengantar : Bahasa Daerah/Melayu.
Kelas II
Tujuan : memenuhi kebutuhan pengajaran di kalangan rakyat umum.
Lama bersekolah : 3 tahun
Mata pelajaran : membaca, menulis dan berhitung.
Guru-guru :persyaratannya longgar
Bahasa pengantar: Bahasa Daerah / Melayu.
Pada tahun 1914 sekolah kelas I diubah menjadi HIS(Hollands Inlandse School)
dengan bahasa pengantar bahasa belanda sedangkan sekolah kelas II tetap atau
disebut juga sekolah Vervolg( sekolah sambungan) dan merupakan sekolah
lanjutan dari sekolah desa yang mulai didirikan sejak tahun 1907.

B. POLITIK ETIKA DAN PENGAJARAN


Pada tahun 1899 terbit sebuah artikel oleh Van Devender berjudulHutang
Kehormatan dalam majalah De Gida. Ia mengemukakan bahwa keuntungan yang
diperoleh oleh Indonesia selama ini hendaknya dibayar kembali perbendaharaan
Negara. Peristiwa itu dapat dipandang sebagai ekspresi ide yang baru kemudian
dikenal dengan politik etika. Ia menganjurkan program ini untuk memajukan
kesejahteraan rakyat dengan memperbaiki irigasi agar memproduksi pertanian,
menganjurkan transmigrasi dan perbaikan dalam lapangan pendidikan. Ia juga
mengembangkan pengajaran bahasa Belanda secara cultural lebih maju dan dapat
menjadi pelopor bagi bangsanya.
Factor lain yang menyebabkan berlangsungnya politik ini adalah
kebangkitan Nasional dengan didirikannya Budi Oetomo pada tahun 1908, serikat
Islam politik pertama di Indonesia yang didasrakan atas organisasi Barat didirikan
tahun 1919, adanya volksraad tahun 1918 yang merupakan saluran bagi orang
Indonesia untuk menyatakan pendapatnya. Sejak dilaksanakannya politik ini

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

tampak sekali kemajuan dalam pendidikan dengan diperbanyaknya sekolah


rendah, sekolah yang berorientasi Barat untuk orang Cina dan Indonesia didirikan.
Demikian juga pendidikan dikembangkan secara vertical dengan didirikannya
MULO dan AMS yang terbuka bagi anak Indonesia untuk melanjutkan ke tingkat
universitas.
Dalam rangka memperbaiki pengajaran rendah bagi kaum bumi putra, maka pada
tahun 1907 diambil dua tindakan penting yaitu:
1. Memberi corak dan sifat kebelandaan-belandaan pada sekolah
kelas I, misalnya:
a) Bahasa Belanda dijadikan mata pelajaran sejak kelas 3
b) Di kelas 6 bahasa Belanda dijadikan bahasa pengantar
c) Lama belajar menjadi 7 tahun
d) Tahun 1914 dijadikan KIS dan menjadi bagian pengajaran rendah barat
e) Murid-muridnya anak-anak bangsawan dan terkemuka
2. Mendirikan Sekolah Desa
Maksud pemerintah untuk memperhatikan kepentingan rakyat Indonesia tidak
tercapai, karena sekolah-sekolah bumi putra kelas II merupakan lembaga yang
mahal dan memerlukan anggaran yang besar. Maka atas perintah Gubernur
Jendral Van Heutsz tahun 1907 didirikan sekolah-sekolah desa. Bangunannya
didirikan oleh desa dan guru-gurunya juga diangkat oleh desa pula, jadi bukan
pegawai negeri.
Jadi susunan pengajaran bagi anak-anak Indonesia untuk sekolah rendah ada tiga,
yaitu:
a) Sekolah Desa, bagi anak-anak biasa
b) Sekolah kelas II, yang kemudian diubah menjadi sekolah Vervolg
c) Sekolah kelas I, yang sejak tahun 1914 dijadikan HIS bagi anak-anak
bangsawan dan aristocrat

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

C. SISTEM

PERSEKOLAHAN

PADA

ZAMAN

PEMERINTAHAN

HINDIA BELANDA
Sistem persekolahan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, secara
umum sistem pendidikan khususnya system persekolahan didasarkan kepada
golongan penduduk menurut keturunan atau lapisan (kelas) social yang ada dan
menurut golongan kebangsaan yang berlaku waktu itu, diantaranya:
1. Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs)
Pada hakikatnya pendidikan dasar
mempergunakan system pokok yaitu:

untuk

tingkatan

sekolah

dasar

Sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.


a) Sekolah rendah Eropa, yaitu ELS (Europese Lagere school), yaitu sekolah
rendah untuk anak-anak keturunan Eropa atau anak-anak turunan Timur asing
atau Bumi putra dari tokoh-tokoh terkemuka. Lamanya sekolah tujuh tahun 1818.
b) Sekolah Cina Belanda, yaitu HCS (Hollands Chinese school), suatu sekolah
rendah untuk anak-anak keturunan tmur asing, khususnya keturunan Cina.
Pertama didirikan pada tahun 1908 lama sekolah tujuh tahun.
c) Sekolah Bumi putra Belanda HIS (Hollands inlandse school), yaitu sekolah
rendah untuk golongan penduduk Indonesia asli. Pada umumnya disediakan untuk
anak-anak golongan bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka atau pegawai negeri.
Lamanya sekolah tujuh tahun dan pertama didirikan pada tahun 1914.
Sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa daerah
1. Sekolah Bumi Putra kelas II (Tweede klasee). Sekolah ini
disediakan untuk golonagan bumi putra. Lamaya sekolah tujuh
tahun, pertama didirikan tahun 1892.
2. Sekolah Desa (Volksschool). Disediakan bagi anak-anak golongan
bumi putra. Lamanya sekolah tiga tahun yang pertama kali
didirikan pada tahun 1907.
3. Sekolah Lanjutan (Vorvolgschool). Lamanya dua tahun merupakn
kelanjutan dari sekolah desa, juga diperuntukan bagi anak-anak
golongan bumi putra. Pertama kali didirikan pada tahun 1914.
4. Sekolah Peralihan (Schakelschool)
Merupakan sekolah peralihan dari sekolah desa (tiga tahun) kesekolah
dasar dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. Lama belajarnya lima tahun dan
KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

diperuntukan bagi anak-anak golongan bumi putra. Disamping sekolah dasar


tersebut diatas masih terdapat sekolah khusus untuk orang Ambon seperti
Ambonsche Burgerschool yang pada tahun 1922 dijadikan HIS. Untuk anak dari
golongan bangsawan disediakan sekolah dasar khusus yang disebut sekolah Raja
(Hoofdensschool). Sekolah ini mula-mula didirikan di Tondano pada tahun 1865
dan 1872, tetapi kemudian diintegrasi ke ELS atau HIS.
2. Pendidikan lanjutan = Pendidikan Menengah
1. MULO (Meer Uit gebreid lager school), sekolah tersebut adalah
kelanjutan dari sekolah dasar yang berbasa pengantar bahasa
Belanda. Lama belajarnya tiga sampai empat tahun. Yang pertama
didirikan pada tahun 1914 dan diperuntukan bagi golongan bumi
putra dan timur asing. Sejak zaman jepang hingga sampai sekarang
bernama SMP. Sebenarnya sejak tahun 1903 telah didirikan kursus
MULO untuk anak-anak Belanda, lamanya dua tahun.
2. AMS (Algemene Middelbare School) adalah sekolah menengah
umum kelanjutan dari MULO berbahasa belanda dan diperuntukan
golongan bumi putra dan Timur asing. Lama belajarnya tiga tahun
dan yang petama didirikan tahun 1915. AMS ini terdiri dari dua
jurusan (afdeling= bagian), Bagian A (pengetahuan kebudayaan)
dan Bagian B (pengetahuan alam ) pada zaman jepang disebut
sekolah menengah tinggi, dan sejak kemerdekaan disebut SMA.
3. HBS (Hoobere Burger School) atau sekolah warga Negara tinggi
adalah sekolah menengeh kelanjutan dari ELS yang disediakan
untuk golongan Eropa, bangsawan golongan bumi putra atau
tokoh-tokoh terkemuka. Bahasa pengantarnya adalah bahasa
belanda dan berorentasi ke Eropa Barat, khususnyairikan pada
belanda. Lama sekolahnya tiga tahun dan lima tahun. Didirikan
pada tahun 1860

3. Pendidikan Kejuruan (vokonderwijs )


Sebagai pelaksanaan politik etika pemerintah belanda banyak mencurahkan
perhatian pada pendidikan kejuruan. Jenis sekolah kejuruan yang ada adalah
sebagai berikut:
1. Sekolah pertukangan (Amachts leergang) yaitu sekolah berbahasa daerah
dan menerima sekolah lulusan bumi putra kelas III (lima tahun) atau
sekolah lanjutan (vervolgschool). Sekolah ini didirikan bertujuan untuk
mendidik tukang-tukang. didirikan pada tahun 1881
2. Sekolah pertukangan (Ambachtsschool) adalah sekolah pertukangan
berbahasa pengantar Belanda dan lamanya sekolah tiga tahun menerima
KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

10

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

lulusan HIS, HCS atau schakel. Bertujuan untuk mendidik dan mencetak
mandor jurusanya antara lain montir mobil, mesin, listrik, kayu dan piata
batu
3. Sekolah teknik (Technish Onderwijs) adalah kelanjutan dari
Ambachtsschool, berbahasa Belanda, lamanya sekolah 3 tahun. Sekolah
tersebut bertujuan untuk mendidik tenaga-tenaga Indonesia untuk menjadi
pengawas, semacam tenaga teknik menengah dibawah insinyur.
4. Pendidikan Dagang (Handels Onderwijs). Tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan Eropa yang berkembang dengan pesat.
5. Pendidikan pertanian (landbouw Onderwijs) pada tahun 1903 didirikan
sekolah pertaian Yang menerima lulusan sekolah dasra yang berbahasa
penganatar belanda. Pada tahun 1911 mulai didirikan sekolah pertanian
(cultuurschool) yang terdiri dari dua jurusan, pertanian dan kehutanan.
Lama belajaranya sekitar 3-4 tahun, dan bertujuan untuk menghasilkan
pengawas-pengawas pertanian dan kehutanan. Pada rtahun 1911 didirikan
pula sekolah pertanian menengah atas (Middelbare Landbouwschool) yang
menerima lulusan MULO atau HBS yang lamanya belajar 3 tahun.
6. Pendidikan kejuruan kewanitaan (Meisjes Vakonderwijs).
7. Pendidikan ini merupakan kejuruan yang termuda. Kemudian sekolah
yang sejenis yang didirikn oleh swasta dinamakan Sekolah Rumah Tangga
(Huishoudschool). Lama belajarnya tiga tahun.
8. Pendidikan keguruan (Kweekschool). Lembaga keguruan ini adalah
lembaga yang tertua dan sudah ada sejak permulaan abad ke-19. Sekolah
guru negeri yang pertama didirikan pada tahun 1852 di Surakarta.
Sebelum itu pemerintah telah menyelenggarakan kursus-kursus guru yang
diberi nama Normal Cursus yang dipersiapkan untuk menghasilkan guruguru sekolah desa. Pada abad ke-20 terdapat tiga macam pendidikan guru,
yaitu:
1. Normalschool,sekolah guru dengan masa pendidikan empat tahun
dan menerima lulusan sekolah dasar lima tahun, berbahasa
pengantar bahasa dearah.
2. Kweekschool, sekolah guru empat tahun yang menerima lulusan
berbahasa belanda.
3. Hollandschool Indlandschool kweekschool, sekolah guru 6 tahun
berbahasa pengantar Belada dan bertujuan menghasilkan guru HISHCS.
4. Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)
Karena terdesak oleh tenaga ahli, maka didirikanlah:
KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

11

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

a) Sekolah Tehnik Tinggi (Technische Hoge School).


Sekolah Tehnik Tinggi ini yang diberi nama THS didirikan atas usaha yayasan
pada tahun 1920 di Bandung. THS adalah sekolah Tinggi yang pertama di
Indonesia, lama belajarnya lima tahun. Sekolah ini kemudian menjelma menjadi
ITB.
b) Sekolah Hakim Tinggi (Rechskundige Hoge school).
RHS didirikan pada tahun 1924 di Jakarta. Lama belajarnya 5 tahun, yang tama
AMS dapat diterima di RHS. Tamatan ini dijadikan jaksa atau hakim pada
pengadilan.
c) Pendidiakn tinggi kedokteran.
Lembaga ini di Indonesia di mulai dari sekolah dasar lima tahun. Bahasa
pengantarnya bahasa melayu . pada tahun 1902 sekolah dokter jawa diubah
menjadi STOVIA (School Tot Opleiding Voor Indische Artsen) yang menerima
lulusan ELS, dan berbahasa pengantar Belanda. Lama belajarnya 7 tahun.
Kemudian syarat penerimaannya ditingkatkan menjadi lulusan MULO. Pada
tahun 1913 disamping STOVIA di Jakarta didirikan sekolah tinggi kedokteran
(Geneeskundige Hogeschool) Yang lama belajaranya 6 tahun dan menerima
lulusan AMS dan HBS.
D. CIRI UMUM POLITIK PENDIDIKAN BELANDA

Menurut Tilaar (1995) dalam pandangannya menyebutkan ada 5 ciri yang


dapat ditemukan pendidikan kita dimasa colonial belanda yaitu:
1. System Dualisme

Dalam system dualisme diadakan garis pemisahan antara system pendidikan untuk
golongan Eropa dan system pendidikan unutk golongan bumi putra. Jadi disini
diadakan garis pemisah sesuai dengan politik colonial yang membedakan antara
bumi putra dan pihak penjajah.
2. System Korkondasi
System ini berarti bahwa pendidikan didaerah penjajahan disesuaikan dengan
pendidikan yang terdapat di Belanda. System ini diasumsikan bahwa dengan
System yang berkrkondasi dengan system yang ada di negeri Belanda, maka mutu
pendidikan terjamin setingkat pendidikan di Negara Belanda.
3. Sentralisasi

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

12

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Kebijakan pendidikan dizaman colonial diurus oleh departemen pengajaran.


Departemen ini yang mengatur segala sesuatu mengeani pendidikan dengan
perwakilannya yang terdapat dipropinsi-propinsi Besar.
4. Menghambat gerakan Nasional
Pendidikan pada masa itu sangat selektif karena bukan diperuntukan untuk
masyarakat pribumi putra untuk mendapatkan pendidikan dengan seluas-luasnya
atau pendidikan yang lebih tinggi. Didalam kurikulum pendidikan colonial pada
waktu itu, misalnya sangat dipentingkan penguasaan bahasa belanda dan hal-hal
mengenai negeri belanda. Misalnya dalam pengajaran ilmu bumi, anak-anak bumi
putra harus menghapal kota-kota kecil yang ada di negeri Belanda.
5. Perguruan swasta yang militer
Salah satu perguruan swasta yang gigih menentang kekuasaan colonial adalah
seolah-olah taman siswa yang didirikan oleh kihajar dewantara tanggal 3 juli
1922.
6. Tidak adanya perencanaan pendidikanyan sistematis
Perkembangan pendidikan merupakan rangkaian kompromi antara usaha
pemerintah untuk memberikan pendidikan minimal bagi pribumi dan tuntutan
yang terus menerus dari pihak Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang
sama dengan orang Belanda.

Menurut Prof. Dr. S. Nasution mengemukakan enam cirri umum politik


pendidikan Belanda, yaitu:
1. Dualisme

Dualisme dalam pendidikan dengan adanya sekolah untuk anak Belanda dan
untuk yang tak berada, sekolah yang memberi kesempatan melanjutkan dan tidak
memeberi kesempatan.
2. Gradualisme
Gradualisme dengan mengusahakan pendidikan rendah yang sederhana mungkin
bagi anak Indonesia dan memperlambat lahirnya sekolah untuk anak Indonesia.
3. Prinsip Konkordansi
Prinsip yang memaksa semua sekolah berorientasi barat mengikuti model sekolah
Nederland dan menghalangi penyesuaiannya dengan keadaan Indonesia.
4. Control sentral yang kuat
KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

13

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Yang menciptakan birokrasi yang ketat yang hanya memungkinkan perubahan


kurikulum dengan persetujuan para pembesar di Indonesia maupun di negeri
Belanda.
5. Tidak adanya perencanaan pendidikan yang sistematis
Menyebabkan pemerintah mengadakan percobaan dengan berbagai macam
sekolah menurut keadaan zaman.
6. Pendidikan pegawai sebagai tujuan utama sekolah.
Penyelenggaraan dan penerimaan murid didasarkan atas kebutuhan pemerintah
Belanda dalam tenaga kerja.
Beberapa prinsip yang oleh pemerintah Belanda diambil sebagai dasar
kebijakannya di bidang pendidikan antara lain:
1. Menjaga jarak atau tidak memihak salah satu agama tertentu;
2. Memperhatikan keselarasan dengan lingkungan sehingga anak didik kelak
mampu mandiri atau mencari penghidupan guna mendukung kepentingan
kolonial;
3. Sistem pendidikan diatur menurut pembedaan lapisan sosial, khususnya
yang ada di Jawa.
4. Pendidikan diukur dan diarahkan untuk melahirkan kelas elit masyarakat
yang dapat dimanfaatkan sebagai pendukung supremasi politik dan
ekonomi pemerintah kolonial. Jadi secara tidak langsung, Belanda telah
memanfaatkan kelas aristokrat pribumi untuk melanggengkan status quo
kekuasaan kolonial di Indonesia.

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

14

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. S. Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia , (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hlm. 3
http://khairuddinhsb.blog.plasa.com/2008/07/21/pendidikan-di-zaman-belanda/

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

15

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

PERBAIKAN TUGAS KELOMPOK 8


PENDIDIKAN ISLAM
PADA ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA

Penaklukan bangsa Barat atas dunia Timur dimulai dengan jalan


perdagangan, kemudian dengan kekuatan militer. Selama penjajahan Barat itu
berjalanlah proses westernisasi Indonesia. Kedatangan bangsa Barat memang
telah membawa kemajuan teknologi. Tetapi tujuannya adalah untuk meningkatkan
hasil penjajahannya, bukan untuk kemakmuran bangsa yang dijajah. Begitu pula
di bidang pendidikan. Merekan mengenalkan sistem dan metode baru tetapi
sekedar untuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka
dengan upah yang murah dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan
tenaga dari Barat. Apa yang mereka sebut pembaharuan pendidikan itu adalah
westernisasi dari Kristenisasi yakni untuk kepentingan Barat dan Nasrani. Dua
motif inilah yang mewarnai kebijaksanaan penjajah Barat di Indonesia selama
kurang lebih 3,5 abad. Di samping itu sebagai bangsa penjajah pada umumnya
mereka menganut pikiran Machiavelli yang menyatakan antara lain :
1. Agama sangat diperlukan bagi pemerintah penjajah.
2. Agama tersebut dipakai untuk menjinakkan dan menaklukan rakyat.

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

16

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

3. Setiap aliran agama yang dianggap palsu oleh pempluk agama yang
bersangkutan harus dibawa untuk memecah belah dan agar mereka berbuat
untuk mencari bantuan kepada pemerintah.
4. janji kepada rakyat tak perlu ditepati jika merugikan.
5. tujuan dapat menghalalkan segala cara.
Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619 M, yaitu
ketika Jan Pieter Zoon Coen menduduki Jakarta, dan di lawan oleh Sultan Agung
Mataram yang bergelar Sultan Abdurrahman Khalifatullah Sayidin Ponotogomo.
Pada zaman sultan Islam ini hitungan tahun saka diasimilasikan dengan tahun
hijrah dan berlaku di seluruh negara. Nama hari dan bulan diambil dari Islam. Hal
itu menggambarkan adanya usaha mempertemukan unsur kebudayaan Islam
dengan kebudayaan pribumi dalam hal-hal yang tidak merusak akidah dan ibadah.
Pangeran Diponegoro alias Sultan Abd. Hamid Herutjokro Amirul
Mukminin Sayidin Ponotogomo Khalifatullah adalah tokoh politik, militer dan
agama. Dari pakaiannya berjubah dan bersurban jelas sebagai tokoh ulama. Para
penbamtunya terdiri dari para ulama juga antara lain : K. Moh. Basri, K. Abd.
Kadir, K. Moh. Usman, K. Imam Misbah, Syekh H. Ahmad, K. Melangi, dan lainlain. Pada masa itu kehidupan beragama erat sekali dengan kehidupan kenegaraan.
Pimpinan negara adalah tokoh ulama. Keadaan semacanm itu juga terjadi di
daerah lain seperti di Minangkabau dengan Imam Bonjol dan di Aceh dengan
Tengku (Kyai) Cik Di Tiro.
Setelah Belanda dapat mengatasi pemberontakan-pemberontakan dari
tokoh-tokoh politik dan agama yaitu Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Tengku
Cik Di Tiro, Pangeran Antasari, Sultan Hasanudin dan lain-lain, maka sejarah
kolonialisme di Indonesia mengalami fase yang baru, yaitu Belanda secara politik
sudah dapat menguasai Indonesia. Raja-raja di daerah masih ada, tetapi tidak
dapat berkuasa penuh, baik dari segi kewilayahannya aun ketatanegaraannya.
Dengan demikian maka semua kekuasaan baik politik maupun ekonomi dan sosial
budaya sudah berada di tangan penjajah. Belanda berkuasa mengatur pendidikan

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

17

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

dan kehidupan beragama, sesuai dengan prinsip-prinsip kolonialisme, westernisasi


dan kristenisasi.
Sejak dari zaman VOC (Belanda swasta) kedatangan mereka di Indonesia
sudah bermotif ekonomi, politik dan agama. Dalam hak actroi VOC terdapat suatu
pasal yang berbunyi sebagai berikut : Badan ini harus berniaga di Indonesia dan
bila perlu boleh berperang. Dan harus memperhatikan perbaikan agama Kristen
dengan mendirikan sekolah.
Ketika Van Den Boss menjadi Gubernur Jendral di Jakarta pada tahun
1831, keluarlah kebijaksanaan bahwa sekolah-sekolah gereja di anggap dan
diperlukan sebagai sekolah pemerinrtah. Departeman yang nengurus pendidikan
dan keagamaan dijadikan satu. Dan ditiap daerah Keresidenan didirikan satu
sekolah agama Kristen.
Grbernur Jendral Van Den Capellen pada tahun 1819 M mengambil
inisiatif merencanakan berdirinya sekolah dasar bagi penduduk pribumi agar dapat
membantu pemerintah Belanda. Dalam surat edarannya kepada para Bupati
tersebut sebagai berikut : Dianggap penting untuk secepat mungkin mengadakan
peraturan pemerintah yang menjamin meratanya kemampuan membaca dan
menulis bagi penduduk pribumi agar mereka lebih mudah untuk dapat menaati
undang-undang dan hukum negara .
Jiwa dari surat edaran di atas menggambarkan tujuan dari pada
didrikannya sekolah dasar pada zaman itu. Pendidikan agama Islam yang ada di
pondok-pondok, masjid, mushola, dan lain sebagainya dianggap tidak membantu
pemerintah Belanda. Para santri pondok masih dianggap buta huruf Latin.
Pada salah satu point dalam angket yang ditujukan kepada bupati-bupati
sebagai berikut :
Apakah tujuan bupati tidak sepaham dengan kami bahwa pendidikan
yang berguna adalah sejenis pendidikan yang sesuai dengan rumah
tangga desa.

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

18

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Jadi jelas bahwa madrasah pesantren dianggap tidak berguna. Dan tingkat
sekolah pribumi adalah rendah sehingga disebut sekolah desa, dan dimaksudkan
untuk menandingi madrasah, pesantren atau pengajian yang ada di desa itu.
Politik pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia yang mayoritas
Islam didasari oleh rasa ketakutan, rasa panggilan agamanya dan rasa
kolonialismenya.
Pada tahun 1882 M pemerintah Belanda membentuk suatu badan khusus
yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan Islam yang disebut
Priesterraden. Atas nasehat dari badan inilah maka pada tahun 1905 M
pemerintah mengeluarkan peraturan yang isinya bahwa orang yang memberikan
pengajaran (baca pengajian) harus minta izin lebih dahulu. Pada tahun-tahun itu
memang sudah terasa adanya ketakutan dari pemerintah Belanda terhadap
kemungkinan kebangkitan pribumi, karena terjadinya peperangan antara Jepang
melawan Rusia yang dimenangkan oleh Jepang.
Pada tahun 1925 m pemerintah mengeluarkan paraturan yang lebih ketat
lagi terhadap pandidikan agama Islam yaitu bahwa tidak semua orang (kyai) boleh
memberikan pelajaran mengaji. Peraturan itu mungkin disebabkan oleh adanya
gerakan organisasi pendidikan Islam yang sudah tampak tumbuh seperti
Muhammadiyah, Partai Syarikat Islam, Al-Irsyad, Nahdatul Watan, dan lain-lain.
Pada tahun 1932 M keluar pula peraturan yang dapat memberantas dan
menutup madarsah dan seolah yang tidak ada izinnya atau memberikan pelajaran
yang tidak disukai oleh pemerintah yang disebut ordonansi sekolah liar (wilde
school ordonantie). Peraturan ini dikeluarkan setelah munculnya gerakan
nasionalisme-Islamisme pda tahun 1928 M, berupa Sumpah Pemuda. Selain dari
pada itu untuk lingkungan kehidupan agama Kristen di Indonesia yang selalu
menghadapi reaksi dari rakyat, dan untuk menjaga dan menghalangi masuknya
pelajaran agama di sekolah umum yang kebanyakan muridnya beragama Islam,
maka pemerintah mengeluarkan peraturan yang disebut netral agama. Yakni
bahwa pemerintah bersikap tidak memihak kepada salah satu agama sehinggan
KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

19

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

sekolah pemerintah tidak mengajarkan agama. Dan pemerintah melindungi tempat


peribadatan agama (Indiache Staat Regeling pasal 173-174).
Jika kita melihat peraturan-peraturan pemerintah Belanda yang demikian
ketat dan keras mengenai pengawasan, tekanan dan pemberantasan aktivitas
madrasah dan pondok pesantren di Indonesia, maka eolah-olah dalam tempo yang
tidak lama, pendidikan Islam akan menjadi lumpuh atau porak poranda. Akan
tetapi apa yang dapat disaksikan dalam sejarah adalah keadaan yang sebaliknya.
Masyarakat Islam di Indonesia pada zaman itu laksana air hujan atau air bah yang
sulit di bendung. Dibendung disini, meluap disana.
Jiwa Islam tetap terpelihara dengan baik. Para ulam dan kyai bersikap non
cooperative dengan Belanda. Mereka menyingkir dari tempat yang dekat dengan
Belanda. Mereka mengharamkan kebudayaan yang dibawa oleh Belanda dengan
berpegang kepada hadits Nabi Muhammad SAW yang artinnya : Barang siapa
yang menyerupai suatu golongan maka ia termasuk golongan itu (Riwayat Abu
Daud dan Imam Hibban). Mereka tetap berpegang kepada ayat Al-Quran
S.Almaidah ayat 51 yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah
orang Yahudi dan Nasrani engkau angkat sebagai pemimpinmu.

KELOMPOK 8 | PENDIDIKAN MASA PENJAJAHAN BELANDA

20

Anda mungkin juga menyukai