0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan3 halaman
1. Hubungan antara keterampilan bahasa lisan dan tulis saling terkait dan mempengaruhi. Menyimak dan berbicara bergantung pada satu sama lain, begitu juga membaca dan menulis.
2. Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan membentuk kompetensi berkomunikasi siswa, termasuk menyimak, membaca, menulis, berbicara, dan mengakui keterkaitan antara bahasa dan komunikasi
1. Hubungan antara keterampilan bahasa lisan dan tulis saling terkait dan mempengaruhi. Menyimak dan berbicara bergantung pada satu sama lain, begitu juga membaca dan menulis.
2. Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan membentuk kompetensi berkomunikasi siswa, termasuk menyimak, membaca, menulis, berbicara, dan mengakui keterkaitan antara bahasa dan komunikasi
1. Hubungan antara keterampilan bahasa lisan dan tulis saling terkait dan mempengaruhi. Menyimak dan berbicara bergantung pada satu sama lain, begitu juga membaca dan menulis.
2. Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan membentuk kompetensi berkomunikasi siswa, termasuk menyimak, membaca, menulis, berbicara, dan mengakui keterkaitan antara bahasa dan komunikasi
Menyimak dan berbicara saling bergantung. Menurut Rose & Roe, pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan menirukan pembicaraan. Anak-anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal-hal yang tidak mereka pahami.
Hubungan Antara Menyimak dan Membaca
Sebagai dua keterampilan reseptif, keduanya memungkinkan seseorang untuk menerima informasi dari orang lain. Menyimak bersifat lisan dan membaca bersifat tertulis. Orang menyimak adalah orang yang sedang menerima informasi dari orang lain, begitu juga ketika seseorang membaca buku. Ia sedang menerima informasi melalui simbol- simbol dan huruf-huruf.
Hubungan Antara Berbicara dan Menulis
Kedua keterampilan ini adalah keterampilan produktif. Keterampilan berbicara dan keterampilan menulis juga merupakan keterampilan menyampaikan informasi, sehingga bersifat aktif. Keterampilan berbicara juga merupakan kegiatan untuk mencapai kesiapan menulis. Sebab, bahasa lisan dipelajari terlebih dahulu oleh seseorang dan pada umumnya tidak diutarakan secara tertulis hal-hal yang tidak dikuasai secara lisan.
Hubungan Antara Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis merupakan kegiatan yang saling melengkapi dan tidak lepas satu sama lain. Dengan semakin terampilnya seseorang dalam membaca, maka ia punya kesiapan yang cukup untuk menulis. Selain itu, semakin banyak menulis, maka akan semakin membutuhkan kegiatan membaca karena membaca dapat meningkatkan jumlah ide-ide untuk ditulis.
2. Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah suatu pendekatan
yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, yang mencakup menyimak, membaca, menulis, berbicara dan mengakui saling ketergantungan bahasa dan komunikasi, bahasa yang dimaksud dalam konteks ini tentu saja bahasa indonesia. 3. Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan hanya karena kebetulan dan tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan biasanya terjadi dalam kehidupan sehari- hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi untuk menangkap makna dan informasi yang dikehendaki, dan terjadi tidak dengan kebetulan melainkan keinginan sendiri untuk menyimak. 4. Berbicara adalah kemamapuan mengekspresikan pikiran atau ide melalui lambing-lambang bunyi.Tujuan berbicara, Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi, menyampaikan fikiran secara efektif. Tujuan umumnya yakni untuk memberitahukan/melaporkan, menjamu/menghibur, dan membujuk/mengajak/meyakinkan. Jenis-jenis berbicara : 1. Berdasarkan situasi Berdasrkan lingkupnya situasinya, ada dua macam kegiatan berbicara depan umum,yaitu lingkup resmi dan tidak resmi. 2. Berdasarkan tujuannya Kegiatan berbicara dibagi menjadi 5 jenis yaitu : a. Berbicara menghibur b. Berbicara Menginformasikan c. Berbicara Menstimulasi d. Berdasarkan Meyakinkan e. Berbicara Menggerakan 3. Berdasarkan metode penyampaian Ada empat cara yang bisa digunakan seseorang dalam menyampaikan pembicaraan, yaitu. a. Penyampaian Secar Mendadak b. Penyampaian Berdasarkan Catatan Kecil c. Penyampaian Berdasarkan Hafalan d. Penyampaian Berdasarkan Naskah 4. Berdasarkan jumlah penyimak Bebicara dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu a. Berdasarkan Antar pribadi b. Berdasarkan kelompok kecil c. Berdasarkan Kelompok besar
5. Berdasarkan Peristiwa khusus
1. Berbicara Satu Arah
Berbicara satu arah merupakan suatu pembicaraan untuk mengungkapkan buah pikiran gagasan dan perasaan kepada si pendengar tanpa terjadinya proses interaksi timbal balik. Contohnya antara lain, pidato,khotbah,wawancara. Pada kegiatan berpidato, yang aktif berbicara hanya orator saja, sedangkan pendengar hanya mendengarkan saja. Kegiatan seperti ini berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan berpidato. Kegiatan berbicara hanya terjadi satu arah, dari orator ke pendengar. 2. Berbicara Dua Arah Pembicaraan dua arah terjadi apabila si pembicara menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada orang lain, kemudian mendapat tanggapan balik dari pendengar secara langsung. Jadi dalam proses berbicara dua arah ini terjadi interaksi timbal balik antara pembicara dengan lawan bicara. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembicaraan ini aktif berbicara secara bergantian. Contohnya, diskusi, Tanya jawab, dan drama. Sedangkan menurut tingkat keresmiannya berbicara dibagi menjadi dua. Yaitu : Berbicara Formal Berbicara formal merupakan kegiatan berbicara yang dilakukan di depan forum, dengan tema tertentu, dan pastilah mediumnya bahasa Indonesia ragan baku. Jadi dalam kegiatan berbicara resmi ini pendengarnya banyak dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku. Contohnya, pidato, ceramah, diskusi. Berbicara Infromal Berbicara informal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan pada acara-acara tidak resmi. Biasanya berbicara informal ini pendengar tidak banyak. Kadang- kadang topiknya pun tidak satu. Contohnya, berbicara atau mengobrol dengan teman sebaya, dengan keluarga, dengan teman ketika menunggu antrian dan sebagainya.