Anda di halaman 1dari 3

1.

Hubungan Antara Menyimak dan Berbicara


Menyimak dan berbicara saling bergantung. Menurut Rose & Roe, pada dasarnya bahasa
yang digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan menirukan
pembicaraan.
Anak-anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga
mencoba menirukan hal-hal yang tidak mereka pahami.

Hubungan Antara Menyimak dan Membaca


Sebagai dua keterampilan reseptif, keduanya memungkinkan seseorang untuk menerima
informasi dari orang lain. Menyimak bersifat lisan dan membaca bersifat tertulis.
Orang menyimak adalah orang yang sedang menerima informasi dari orang lain, begitu
juga ketika seseorang membaca buku. Ia sedang menerima informasi melalui simbol-
simbol dan huruf-huruf.

Hubungan Antara Berbicara dan Menulis


Kedua keterampilan ini adalah keterampilan produktif. Keterampilan berbicara dan
keterampilan menulis juga merupakan keterampilan menyampaikan informasi, sehingga
bersifat aktif.
Keterampilan berbicara juga merupakan kegiatan untuk mencapai kesiapan menulis.
Sebab, bahasa lisan dipelajari terlebih dahulu oleh seseorang dan pada umumnya tidak
diutarakan secara tertulis hal-hal yang tidak dikuasai secara lisan.

Hubungan Antara Membaca dan Menulis


Membaca dan menulis merupakan kegiatan yang saling melengkapi dan tidak lepas satu
sama lain. Dengan semakin terampilnya seseorang dalam membaca, maka ia punya
kesiapan yang cukup untuk menulis.
Selain itu, semakin banyak menulis, maka akan semakin membutuhkan kegiatan
membaca karena membaca dapat meningkatkan jumlah ide-ide untuk ditulis.

2. Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah suatu pendekatan


yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran
bahasa, yang mencakup menyimak, membaca, menulis, berbicara dan mengakui saling
ketergantungan bahasa dan komunikasi, bahasa yang dimaksud dalam konteks ini tentu
saja bahasa indonesia.
3. Menyimak ekstensif  ialah proses menyimak yang dilakukan hanya karena kebetulan dan
tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang, pengumuman, dan sebagainya. 
Menyimak intensif  adalah kegiatan menyimak yang  dilakukan dengan sungguh-sungguh
dan penuh konsentrasi untuk menangkap makna dan informasi yang dikehendaki, dan
terjadi tidak dengan kebetulan melainkan keinginan sendiri untuk menyimak. 
4. Berbicara adalah kemamapuan mengekspresikan pikiran atau ide melalui lambing-lambang
bunyi.Tujuan berbicara, Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi,
menyampaikan fikiran secara efektif. Tujuan umumnya yakni untuk
memberitahukan/melaporkan, menjamu/menghibur, dan membujuk/mengajak/meyakinkan.
Jenis-jenis berbicara :
1.  Berdasarkan situasi
Berdasrkan lingkupnya situasinya, ada dua macam kegiatan berbicara depan
umum,yaitu lingkup resmi dan tidak resmi.
2.   Berdasarkan tujuannya
Kegiatan berbicara dibagi menjadi 5 jenis yaitu :
a.       Berbicara menghibur
b.      Berbicara Menginformasikan
c.       Berbicara Menstimulasi
d.      Berdasarkan Meyakinkan
e.       Berbicara Menggerakan
3.      Berdasarkan metode penyampaian
Ada empat cara yang bisa digunakan seseorang dalam menyampaikan
pembicaraan, yaitu.
a.       Penyampaian Secar Mendadak
b.      Penyampaian Berdasarkan Catatan Kecil
c.       Penyampaian Berdasarkan Hafalan
d.      Penyampaian Berdasarkan Naskah
4.      Berdasarkan jumlah penyimak
Bebicara dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
a.       Berdasarkan Antar pribadi
b.      Berdasarkan kelompok kecil
c.       Berdasarkan Kelompok besar
         
5.      Berdasarkan Peristiwa khusus

1.      Berbicara Satu Arah


Berbicara satu arah merupakan suatu pembicaraan untuk mengungkapkan buah
pikiran gagasan dan perasaan kepada si pendengar tanpa terjadinya proses
interaksi timbal balik. Contohnya antara lain, pidato,khotbah,wawancara.
Pada kegiatan berpidato, yang aktif berbicara hanya orator saja, sedangkan
pendengar hanya mendengarkan saja. Kegiatan seperti ini berlangsung dari awal
sampai akhir kegiatan berpidato. Kegiatan berbicara hanya terjadi satu arah, dari
orator ke pendengar.
2.      Berbicara Dua Arah
Pembicaraan dua arah terjadi apabila si pembicara menyampaikan pikiran dan
perasaannya kepada orang lain, kemudian mendapat tanggapan balik dari
pendengar secara langsung. Jadi dalam proses berbicara dua arah ini terjadi
interaksi timbal balik antara pembicara dengan lawan bicara. Pihak-pihak yang
terlibat dalam pembicaraan ini aktif berbicara secara bergantian. Contohnya,
diskusi, Tanya jawab, dan drama.
Sedangkan menurut tingkat keresmiannya berbicara dibagi menjadi dua. Yaitu :
Berbicara Formal
Berbicara formal merupakan kegiatan berbicara yang dilakukan di depan forum,
dengan tema tertentu, dan pastilah mediumnya bahasa Indonesia ragan baku. Jadi
dalam kegiatan berbicara resmi ini pendengarnya banyak dan bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia baku. Contohnya, pidato, ceramah, diskusi.
Berbicara Infromal
Berbicara informal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan pada acara-acara
tidak resmi. Biasanya berbicara informal ini pendengar tidak banyak. Kadang-
kadang topiknya pun tidak satu. Contohnya, berbicara atau mengobrol dengan
teman sebaya, dengan keluarga, dengan teman ketika menunggu antrian dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai