Anda di halaman 1dari 43

KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA SD

Modul 1-3

Nama Kelompok: 3
Nama Kelompok:
Argi Novanto : 857696336
Anisa Putri Winata :857699618
Eka Daning Austina : 857693362
Renita Ayu Lestari : 857692235
Susanti :857696493
Modul 1
hakikat keterampilan membaca
KB 1 Pengertian dan manfaat keterampilan berbahasa

A. Pengertian keterampilan berbahasa


Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis.. menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara membaca dan
menulis merupakan aspek produktif
Proses Komunikasi satu ara

Pesan -> encoding -> Lambang -> encoding ->


Lambang B. Transmisi pesan (bunyi/tulisan)
(bunyi/tulisan)

---------

• Komunikasi dua arah

Pesan -> encoding -> Lambang --> decoding ->


Lambang Transmis pesan

Lambang  encoding  pesan  enconding 


pesan lambang

-------
Komunikasi multiarah
A
 
 
B C D

B. Manfaat keterampilan berbahasa


Bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat.
KB 2
Aspek – aspek keterampilan berbahasa

A. Mendengarkan/menyimak
 Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat
reseptif.
 Dua jenis situasi dalam mendengarkan
1) Interaktif  terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di
telephone. Bisa meminta penjelasan, mengulangi yang diucapkan, serta
meminta agar berbicara lebih lambat.
2) Noninteraktif  mendengarkan radio, TV, Film, khotbah. Tidak dapat
meminta penjelasan, tidak bisa meminta untuk mengulangi apa yang
diucapkan dan tidak bisa meminta untuk berbicara lambat.
B.BERBICARA
1. Ada tiga jenis
 Interaktif  memungkinkan adanya pergantian peran/aktivitas antara berbicara
dan mendengarkan. terjadi tatap muka langsung, meminta klarifikasi, pengulangan
kata/kalimat dll. Bersifat dua arah atau multiarah.
 Semiinteraktif  berpidato di hadapan umum, kampanye, khutbah atau ceramah
dll. Dilakukan tatap muka langsung berlangsung dengan satu arah.
 Noninteraktif  pembicara dilakukan dengan satu arah dantidak melalui tatap
muka langsung. Seperti radio dan televisi.
2. Membaca
 Keterampilan membaca tergolong keterampilan bersift aktif – reseptif.
 Ada dua klasifikasi keterampilan membaca
 Membaca permulaan  ditandai melek huruf, mengenali lambing tulis dan
dapat membunyikan dengan benar
 Membaca lanjutan  kemampuan melek wacana. Pembaca bukan hanya
mengenali lambang tulis, bisa membunyikan dengan lancar dan dapat memetik
isi/makna bacaan yang dibacanya.
D. Menulis
 Bersifat aktif – produktif
 Ada dua klasifikasi dalam menulis
 Menulias permulaan  penulis tidak menuangkan ide/gagasan melainkan
hanya melukis atau menyalin gambar/lambang bunyi bahasa ke dalam wujud
lambang – lambang tertulis.
 Menulis lanjutan  curah ide, curah gagasan.
Kegiatan belajar 3

Keterkaitan antaraspek keterampilan berbahasa

A. Hubungan berbicara dengan menyimak


Menurut books dalam tarigan (1994:3), berbicara dan
mendengarkan merupakan komunikasi dua arah yang bersifat
langsung.
Kegiatan komunikasi interaktif terjadi antarteman, antara pembeli
penjual, atau dalam diskusi kelompok.
Sedangkan komunikasi non interaktif yaitu pada satu pihak saja
yang berbicara dan pihak lain mendengarkan contohnya dalam
kegiatan kotbah,pidato atau lainnya.
B. Hubungan menyimak dengan membaca

Mendengar berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan , sedangkan membaca


merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Melalui diagram yang ada pada modul
gambar 1.8 bahwa baik mendengar maupun membaca merupakan kegiatan berbahasa
yang bersifat reseptif. Perbedaannya hanya pada objek yang menjadi fokud awal yang
menjadi stimulus. Pada mendengarkan fokus perhatian (stimulus) berupa suara (bunyi-
bunyi), sedangkan pada membaca adalah lambang tulisan. Kemudian, baik menyimak
maupun pembaca melakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsur unsur bahasa
yang berupa suara (dalam mendengarkan ) maupun berupa tulisan (dalam nembak), yang
selanjutnya diikuti dengan proses decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep,
ide atau informasi sebagaimana yang dimaksudkan oleh si penyampainya.
C Hubungan membaca dengan menulis

1. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif. Seseorang menulis


guna menyampaikan bahasa, perasaan atau informasi dalam bentuk tulisan.
Sebaliknya , seseorang membaca guna memahami bahasa , perasaan atau
informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
2. Dalam menuangkan gagasan melalui kegiatan menulis, paling tidak terdapat tiga
tahapan yang dilakukan penulis, yakni perencanaan , penukisan dan revisi
D. Hubungan menulis dengan berbicara

 Berbicara merupakan kegiatan berbahasa ragam lisan, sedangkan


menulis merupakan kegiatan berbahasa ragam tulis. Kemudian
kegiatan menulis pada umumnya bersifat langsung. Ini berarti
ada juga kegiatan menulis yang bersifat langsung misalnya
komunikasi tulis dengan menggunakan telepon seluler (sms) dan
dengan menggunakan internet (chatting). Sebaliknya ada pula
secara tidak langsung , misalnya melalui pengiriman pesan suara
melalui teepon seluler
MODUL 2
KETERAMPILAN MENYIMAK
A. Pengertian Menyimak
• Menurut Russel dan Russel (dalam Tarigan 2008:30) mengmukakan bahwa
menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian
serta apresiasi.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendnegarkan lambang lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untyk memperoleh
informasi , mennagkap isi atau pesan serta memahami mkna komunikasi yang telah
di sampaikan sang pembicara melalui ujaran atau Bahasa lain.
• kesimpulannya adalah, menyimak merupakan suatu proses mendengarkan
lambing lambing bunyi Bahasa lisan dengan penuh perhatian sehingga pendengar
mampu menangkap, mengolah dan memahami makna pesan bunyi Bahasa lisan.
KEGIATAN BELAJAR 1

KETERAMPILAN MENYIMAK
PERMULAAN
B. Tujuan Menyimak
Trigan (2008:60) mengemukakan ada delapan tujuan menyimak, yakni
1. Untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama untuk memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran pembicara
2. Untuk menikmati keindahan audial
3. Untuk mengevaluasi, yakni menyimak agar dapat menilai suatu yang
disimak
4. Umtuk mengapresiasi, menyimak agar dapat menikmati serta menghargai
sesuatu yang disimak
5. Untuk mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan atau perasaan-peasaan
kepada orang lain dengan lancer dan tepat
6. Dengan maksud untuk dapat membedkan bunyi-bunyi yang tepat
7. Untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis
8. Secara persuasif, yakni menyimak untuk menyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat selama ini yang dia ragukan
Menurut Djago Trigan, ada 6 tujuan yakni
1. Mendpatkan fakta
2. Menagnalisis fakta
3. Mengevaluasi fakta
4. Mendapatkan inspirasi
5. Menghibur diri
6. Meningkatkan kemampuan berbicara
C. Fungsi Menyimak
Menurut H.G tarigan (2008;55)
1. Agar dapat memberikan responsi yang tepat
2. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi
3. Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal
4. Membuat hubungan antar pribadi lebih efelktif

Pembelajaran menyimak di kelas rendah berfungsi sebagai upaya untuk


5. Menirukan lafal atau bunyi Bahasa Indonesia yang baim dan benar
6. Mengemukakan tema dan nilai dalam dongeng
7. Menceritakan Kembali pesan yang telah d sampaikan
8. Menyusun petunjuk petunjuk atau nasihat berdasarkan dongen yang telah disimak
D. Jenis-Jenis Menyimak
Secara garis besar menyimak dibagi menjadi 2 jenis
1. Menyimak Ekstensif, sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yanglebih umum
dan lebih bebas terhdap suatu ujaran, tidak peril dibawah bimbingan langsung seorang
guru.
Menyimak ekstensif meliputi
• Menyimak sosial, biasanya berlangsung dalam situasi situasi sosial, orang orang
mengobrol, dll
• Menyimak sekunder , kegiatan menyimak secara kebetulan
• Menyimak estetik, fase terakhir dalam menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam
menyimak ekstensif
• Menyimak pasif, penyerapan suatu ujaran tanpa sadar yang biasanya menandai upaya-
upaya kita saat belajar kurang teliti
2. Menyimak Intensif, kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan penuh konsentrasi agar dapat menangkap makna yang dikehendaki.
• Menyimak Kritis , kegiatan menyimak untuk memberikan penilaian secara objectif
mngenai pembenaran informasi yang disimak
• Menyimak konsentratif, menyimak dengan cara menelaah
• Menyimak Kreatif, kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan
kesenangan atau rekontruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
pengelihatan, Gerakan serta perasaan yang dirangsang oleh apa apa yang
disimaknya
• Menyomak eksplorasif, menyimak dengan maksud dan tujuan menylidiki sesuatu
lebih terarah dan lebih sempit
• Menyimak interogatif, kegiatan menyimak yang menuntut lebih banyak konsentrasi
• Menyimak selektif, kegiatan menyimak dengan memusatkan perhatian pada hal
tertentu yang sudah dipilih
3. Ciri –ciri Eenyimak Intensif
Menurut Kamidjan dan Suyono (2002;12)
a. Menyimak intensif adalah menyimak pemahaman , pemahaman ialah suatu aspek
pemikiran tentang suatu objek
b. Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi, konsentrasi ialah memusatkan semua
perhatian, baik pikiran , perasaan, ingatan, dsb
c. Menyimak intensif ialah memahami bahas formal
d. Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan
4. Tahap-tahap Menyimak
a. Mendengarkan (learning), menerima suara melalui pendengaran
b. Memahami (understanding), memahami dengna baik isi pembicaraan
c. Menginterpretasi (interpreting), menginterpretasikan isi sis, butir butir pendapat
d. Mengevaluasi (evaluating), mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara
e. Menanggapi (responding). Sang penyimak menyambut, mencamkan , menyerap,
serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan pleh sang pembicara
Faktor-Faktor yang mempengaruhimenyimak
1. Alat dengan si pendengar (penyimak) dan alat bicara si pembicara harus baik, karena
alat dengar sebgai alat penerima bunyi, dan alat bicara sebagai sumber bunyi itu harus
baik
2. Siuasi dan lingkungan pembicara itu harus baik
3. Konsentrasi penyimak kepada pembicaraan, konsentrasi artinya pemusatan pikiran ke
arah pikiran pembicaraan
4. Pengenalan tujuan pembicaraan, agar lebih mudah menyimak, mata harus mengetahui
tujuan nya terlebih dahulu
5. Pengenalan paragraph atau bagian pembicaraan dan pengenalan kalimat-kalimat inti
pembicaraan
6. Kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat
7. Keseluruhan dari (a) sampai dengan (f) , baru dapat di cap dengan baik apabila
penyimak dapat berbahasa dengan baik
8. Faktor Latihan, turut serta menentukan kemampuan menyimak
4. Tahap-tahap Menyimak
a. Mendengarkan (learning), menerima suara melalui pendengaran
b. Memahami (understanding), memahami dengna baik isi pembicaraan
c. Menginterpretasi (interpreting), menginterpretasikan isi sis, butir butir pendapat
d. Mengevaluasi (evaluating), mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara
e. Menanggapi (responding). Sang penyimak menyambut, mencamkan , menyerap, serta
menerima gagasan atau ide yang dikemukakan pleh sang pembicara
Kegiatan Belajar 2

Keterampilan
Menyimak Lanjutan
Menyimak

 Menyimak merupakan proses interaktif yang sangat kompleks. Dengan kata lain, menyimak
tdaklah sekedar mendengar melainkan terintegrasi dengan berpikir. Proses berpikir dapat
mengubah bunyi menjadi bermakna.
A. Pengertian
Kemampuan menyimak lanjutan dimaknai sebagai kegiatan mendengatkan informasi dan
kemampuan memberikan tanggapan terhadap informasi tersebut.
Bebrapa faktor yang menpengaruhi menyimak menurut H.G. Tarigan sebagai berikut.
1. Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimaj merupakan faktor penting yang menentukan keefektifan serta
kualitas dalam menyimak, contohnya ada orang yang sukar sekali mendengar. Dalam keadaan
yang serupa itu, dia mungkin saja terganggu dan dibingungkan oleh upaya yang dilakukan untuk
mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia
mungkin berada jauh dibawah ukuran gizi yang normal , sangat lelah , atau mengidap suatu
penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal, sekilas saja, serta tingkah polahnya tidak karuan.
Selain kondisi fisik penyimak, Lingkungan fisik lingkungan fisik pun mungkin sekali turut
bertanggung jawab atas ketidak efektifan menyimak seseorang, Contohnya kondisi
ruangan yang panas, lembab, ataupun terlalu dingin, suara atau bunyi bising ; para hadirin
yang bergerak atau berjalan kian kemari seenanya saja sehingga mengganggu orang yang
sedang menyimak
2. Faktor Psikologis
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak :
a) Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara dengan aneka sebab dan alasan.
b) Keegosentrisan dan keasikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi.
c) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas.
d) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada
pokok pembicaraan.
e) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap gury, terhadap pokok pembicaraan, atau
terhadap sang pembicara.
3. Faktor Pengalaman
Sikap-sikap kita merupakan pertumbuhan, Perkembangan pengalaman kita sendiri. Kurangnya
atau adanya minat pun agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada
sama sekali pengalaman dalam bidang akan disimak itu. Latar belakang pengalaman merupakan
suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak. Kosakata simak juga turut mempengaruhi kualitas
menyimak.
4. Faktor Sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik atau pokok-pokok
pembicaraan yang dapat dia setujui dibandingkan dengan yang kurang atau tidak disetujui. Sikap
ini adalah wajar dalam kehidupan ini.
Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu Sikap
menerima dan sikap menolak. Orang awam bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan
menguntungkan baginya; Tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak
menguntungkan baginya. Kedua hal Tersebut memberi dampak pada menyimak, masing-masing
dampak positif dan dampak negatif.
5. Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk
mengerjakan sesuatu, naka dapat diharapkan orang itu akan berrhasil mencapai tujuan. Begitu pula
halnya dengan menyimak. Kalau kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari pembicara itu,
maka kita pun akan bersemangat menyimaknya dengan tekun dan seksama. Kalau kita sebagai
penyimak tidaj yakin bahwa kita akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguba dari suatu
penyimakan, maka akan sedikit sekali kemungkinan bahwa kita akan mau, apalagi bergairag,
menyimak pada sesuatu apabila kita sedang melamun, mengantuk, atau tidur-tiduran.
6. Faktor Jenis Kelamin
Jualian silverman menemui fakta-fakta bahwa gaya menyimak pria pada umumnya objektid, aktif,
keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau tidak mau mundur, menetralkan, instruktif (bersifat
mengganggu), berdikari/mandiri, sanggup mencukupi kebutuhan sendiri ( swasembada), dapat
menguasai/mengendalikan emosi, sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih subjektic,
pasif, ramah/simpatik, difusik (menyebar), sensituf, mudah terpengaruhi/gampang terpengaruh,
mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak berdikari) , dan emosional (H.G. Tarigan, 1994: 104)
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan menyimak diatasa tidak hanya berasal dari
dalam diri penyimak, tetapi berasal juga dari kuar diri penyimak.
B. Tujuan
kemampuan menyimak lanjutan lebih diarahkan pada mendengarkan komperhensif, kritis,
dan mendengarkan apresuatif. Dengan demikian tujuan menyimak lanjut diantaranya untuk :
1. Memahami pesan
2. Mendengarkan secara kritis
3. Mendengrakan untuk kesenangan
C. Fungsi
Fungsi menyimak lanjut diantaranya , yaitu
4. Menentukan tujuan penutur dan kemudian mengorganisasikan informasu tutur tersebut
supaya bisa mengingatnya
5. Menyaring pesan untuk mendeteksi alat propaganda dan bahasa persuasif
3. Mendengarkan seorang penutur atau pembaca untuk kesenangan
D. Jenis-jenis menyimak lanjutan
Beberapa kegiatan menyimak yang dapat diterapkan pada menyimak lanjut berdasarkan
pertimbangan tuntutan KTSP, yaity menyimak :
1. Komprehensif
2. Kritis, dan
3. Apresiatif
1 .Menyimak Komprehensif
Menyimak komprehensif adalah mendengarkan untuk memahami suatu pesan, dan ini
merupakan tipe menyimak yang paling umum disekolah.
2. Menyimak Kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk
memberikan penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran dan kelebihan, serta
kekurangan-kekurangan.
3. Menyimak Apresiatif
Menyimak apresiatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengenal, menilai dan
mengapresiasiakan cerita anak. Apresiatif dapat dilakukan melalui pendektaan reseptif dan
produktif.
a. Tema Cerita
sebagai langkah awal yang harus ditempuh oleh pemgarang dalam menciptakan sebuah karya
sastra prosa adalag menentukan tema. Hal ini karena tema oleh sumardjo (1984:57) adalah pokok
pembicaraan atau ide tersebut melandasu lahirnya karya sastra mulai dari awal sampai akhir.
b. Alur cerita (plot)
Apa sesungguhnya yabg dimaksud dengan plot atau alur cerita. Untuk memperoleh jawaban
pertanyaan tersebut , mari kita cermati berbagai definisI plot yang dipaparkan tirtawirya
(1995:79)
c. Penokohan (character)
Penokohan merupakan pelaku yang dapat berbentuk manusi atau binatang yang terlibat dalam
rangkaian peristiwa cerita. Pelaku dan sifat-sifatnya merupakan unsur yang penting karena
nerupakan ciri utama sebuah cerita dan pengalaman penulis dikreasika kepada pembaca
terpusat pada pelaku ran sifatnya. Pengarang mengembangkan karakter dalam cerita melalui
keadaan pelaku (penampilan), perilaku yang ditampilkan (lakuan), dari apa yang diucapkan
(dialog), dari apa yang dipikirkan (monolog). Secara umum , pelaku dapat dikelompokkan
atas pelaku utama dan pelaku tambahan. Pelaku utama adalah pelaku yang paling menonjol
perannya, terlibat secara penuh dari awal hingga akhir peristiwa dalam cerita. Sementara itu,
pelaku tambahan adalah pelaku yang hanya muncul pada peristiwa tertentu.
d. Latar cerita
Setiap peristiwa atau perbuatan selalu berlangsung pada waktu, dan tempat tertentu. Waktu dan tempat
berlangsungnya periatiwa disebut latar, baik berupa latar fisik maupun berupa latar sosial. Penggambaran
latar yang rinci dalam narasi dapat membantu penyusunan alur, memperjelas pelaku narasi, dan
memudahkan pembaca menangkap amanat atau pesan yang disampaikan oleh penulisnya.
e.Sudut Pandang
Sudut pandanf adalah gambaran penulis terhadap tokoh atau pelaku dalam sebuah cerita
f. Gaya pengungkapan
gaya meruapan teknik pengarang menyampaikan lewat cerita dengan untaian kalimat atau kata-kata yang
khas.
MODUL 3
KETERAMPILAN BERBICARA
KB 1.Keterampilan Berbicara Pemula

a. Tarigan (1991:15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan


mengucapkan bunyi –bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekpresikan ,mengatakan,menyampaikan suatu ,pikiran,gagasan ,dan perasaan.
b. Djago Tarigan (1990:149)menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan melalui bahasa dan tulisan.
c. Arsjad dan Mukti (1993:23)mengemukakan bahwa kemampuan berbicara adalah
kemampuan mengungkapkan kalimat –kalimat untuk
mengekspresikan ,menyatakan ,menyampaikan pikiran ,gagasan ,dan perasaan.
Dari beberapa kesimpulan diatas dapat kita simpulkan bahwa berbicara itu lebih dari pada
sekedara mengucapkan bunyi –bunyi atau kata- kata saja ,melainkan suatu alat untuk
mengomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai kebutuhan –kebutuhan
pendengar atau penyimak.
Fungsi Kemampuan Berbicara Pemula

1. Mengungkapkan pikiran,perasaan ,dan informasi .


2. Menggambarkan sesuatu baik benda, tempat,orang ataupun suasana.
3. Menjelaskan prosedur secara sistematis.
4. Memerankan tokoh,cerita dan deklamasi.
5. Menceritakan pengalaman ,menanggapi, menyarankan.
6. Melakukan komunikasi secara elektronik
Jenis Berbicara Pemula
1. Berbicara berdasarkan tujuan:
 Berbicara untuk memberitahukan,melaporkan dan menginformasikan.
 Bicara untuk membujuk,mengajak,menyimak.
 Berbicara untuk menghibur.
2. Berbicara berdasarkan situasi:
 Berbicara formal
 Berbicara informal
3. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya:
 Berbicara mendadak (sepontan)
 Berbicara berdasarkan catatan
 Berbicara berdasarkan hafalan
 Berbicara berdasarkan naskah
4 .Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya:
 Berbicara antar pribadi
 Belajar dalam kelompok kecil 3-5 orang
 Bicara dalam kelompok besar(massa)
5. Bicara berdasarkan peristiwa:
 Pidato prestasi
 Pidato penyambutan
 Pidato perpisahan
 Pidato perkenalan
KB 2.Keterampilan Berbicara Lanjutan

Keterampilan berbicara lanjutan berkaitan dengan kemampuan


bermusyawarah,berdiskusi,berdebat,berpidato,serta menyampaikan biografi
orang lain .Hal ini dapat dilakukan dengan cara belajar.
Bicara lanjutan memiliki fungsi untuk

1. Mendeskripsikan secara lisan tepat sesuai denah dan petunjuk penggunaan suatu alat.
2. Mengungkapakan pikiran ,perasaan dan informasi dengan berbalas pantun atau bertelepon.
3. Mengungkapkan pikiran,pendapat ,perasaan,fakta secara lisan dengan menanggapi suatu
persoalan .
4. Mengungkpkan pikiran dan perasaan secara lisan.
5. Memberi informasi dan tanggapan secara lisan.
Jenis –Jenis Bicara Lanjutan Berdasarkan
KTSP
1. Bermusyawarah
2. Diskusi
3. Menyampaikan rgumen
4. Pidato
5. Menyampaikan intisari biografi orang terkenal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai