Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS

TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : PURWANINGSIH


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 856962512

Tanggal Lahir : Kotaagung 15 Mei 1993

Kode/Nama Mata Kuliah : Pendidikan Lingkungan Hidup / PEBI4223

Kode/Nama Program Studi : 118/ PGSD

Kode/Nama UPBJJ : 20/ BANDAR LAMPUNG

Hari/Tanggal UAS THE : 27 JUNI 2022

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : PURWANINGSIH


NIM : 856962512
Kode/Nama Mata Kuliah : Pendidikan Lingkungan Hidup / PEBI4223

Fakultas : FKIP
Program Studi : SI PGSD
UPBJJ-UT : BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Bandar lampung 27 juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

PURWANINGSIH
NIM. 856962512
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)
Pendidikan Lingkungan Hidup / PEBI4223

1. Jawab

a) Dalam keseharian memperlakukan sampah dalam keseharian biasanya saya memperlakukan


sampah adalah, dengan memisahkan sampah organic dan anorganik. Pastinya, memisahkan
sampah akan lebih praktis, mengingat sampah organik mudah busuk dan apabila bercampur

dengan sampah anorganik akan merepotkan, berujung pada bau tidak sedap dalam rumah.

Disamping itu saya juga biasanya memakai prinsip 3R terdiri dari reuse (penggunaan kembali),
reduce (mengurangi), dan recycle (mendaur ulang). Banyak cara yang bisa dilakukan untuk
mengimplementasikan prinsip ini, misalnya menggunakan botol air mineral bekas sebagai pot

untuk menanam tanaman


b).Perlakuan saya terhadap sampah dalam keseharian yang saya lakukan, menurut saya sudah

sesuai dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup. Melakukan penanggulangan sampah dengan
melakukan pengolahan sampah, tentu akan mampu mengurangi pencemaran (kerusakan)
lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Hal ini sesuai dengan Pendidikan Lingkungan Hidup

yang berupaya mengubah perilaku dan sikap serta kesadaran masyarakat yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai
lingkungan dan isu permasalahan lingkungan sehingga dapat menggerakkan masyarakat untuk

berperan aktif dalam upaya pelestarian keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan yang akan datang
2. Jawab
Jika kita menghitung daya tamping (volume) seperti dibawah ini:
Daya Tampung TPA = 30 Hektar = 300,000 m2
Tinggi rencana timbunan perkiraan = 10 Meter
Kemampuan daya Tampung TPA = 30,000 m2 x 10 m = 3,000,000 m3

Tahun Pertama =
Jumlah sampah perhari dengan 3 juta jiwa = 4,400 m3 = 0,00147 m3 / orang
Volume Sampah 1 bulan = 4,400 m3 x 30 Hari = 132,000 m3
Volume Sampah 1 tahun = 4,400 m3 x 365 Hari = 1,606,000 m3
Maka
Sisa Volume TPA pada tahun pertama = 3,000,000 m3 – 1,606,000 m3
= 1,394,000 m3

Tahun Kedua =
pertambahan penduduk 0,5 % x 3,000,000 jiwa = 15,000 orang
Jumlah penduduk tahun kedua = 3,015,000 orang
Volume Sampah harian tahun kedua = 3,015,000 orang x 0,00147 m3 sampah / orang
= 4,432 m3 sampah / hari
Sisa Volume TPA / Sampah per hari = 1,394,000 m3 / 4,432 m3
= 315 Hari

a) Dapat disimpulkan bahwa dari 30 ha daya tamping TPA dapat menampung 3.000.000 m3
sampah secara keseluruhan, dimana sisa volume pada tahun pertama TPA tersebut adalah
1,394,000 m3 dengan sampah harian 4,432 m3 sampah / hari. Semakin besar volume sampah di
TPA, maka potensi pencemaran sampah pun semakin besar terhadap lingkungan sekitar.
Apalagi jika di sekitar TPA terdapan badan air, seperti misalnya di TPA Putri Cempo, Solo.
Tingginya gunungan sampah bisa berpotensi longsor dan mengancam badan Kali Kebo, yaitu
sungai kecil di dekat TPA. Hal ini tentu berdampak buruk pada kerusakan ekosistem sungai dan
menjadi pemicu banjir karena pasti akan ke jalan dan lingkungan didekatnya.
b) Dari beberapa kasus memang Sampah yang berasal dari kegiatan penduduk di perkotaan sangat
mempunyai pengaruh besar jumlahnya tentunya ini sebagai sumber gas metana. Gas metana
merupakan salah satu Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat menyebabkan efek rumah kaca,
sebagai penyebab terjadinya pemanasan global (Global Warming). Saat ini terdapat kurang lebih
450 TPA di kota besar dengan sistem open dumping dan baru sebagian kecil yang
dikembangkan menjadi controled landfil. Potensi sampah yang dapat dihasilkan dari 45 kota
besar di Indonesia mencapai 4 juta ton/tahun. Potensi gas metana yang bisa dihasilkan mencapai
11.390 ton CH4 / tahun atau setara dengan 239.199 ton CO2 / tahun, jumlah ini merupakan 64%
dari total emisi sampah berasal dari 10 kota besar, Contohnya Jakarta, Surabaya,
Bandung,Medan, Semarang, Palembang, Makasar, Bekasi, Depok, dan Tanggerang.

3. Jawab
a) Menurut saya Banjir biasanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dalam waktu yang lama,
sehingga tanah tidak bisa menyerap air yang terlalu banyak. Curah hujan yang tinggi, lama
waktu hujan, serta kurangnya peresapan air adalah penyebab banjir bisa terjadi di suatu daerah.
Oleh karenanya, Banjir tentu saja akan berdampak bagi lingkungan dan manusia. Bagi
lingkungan, banjir akan mengakibatkan sampah-sampah tersebar dan terjadi pencemaran. Selain
itu, banjir juga bisa mengakibatkan tanaman-tanaman yang di darat rusak dan mati karena
terdorong aliran banjir yang kuat. Jika banjir terjadi di perkotaan, maka akan mengakibatkan
toko, restoran, hingga tempat-tempat industri tutup sehingga mengganggu perekonomian warga.
Banjir yang merendam jalan raya juga mengakibatkan kerusakan pada kendaraan-kendaraan.
Kerusakan terjadi karena mesin kendaraan terlalu lama terendam air, sehingga menghambat
fungsinya.

b) Kebetulan saya memakan prinsip 3R yakni reuse (penggunaan kembali) karena sudah
dipisahkan sehinga memilih sampah yang dapat di gunakan Kembali sangat mudah daripada
harus dibuang dan menjadi penyumbang banjir, reduce (mengurangi) biasanya saya membawa
botol isi ulang, dan tidak menggunakan sedotan, dan recycle (mendaur ulang). Banyak cara yang
bisa dilakukan untuk mengimplementasikan prinsip ini, misalnya menggunakan botol air
mineral bekas sebagai pot untuk menanam tanaman.
4. Jawab
a). Di sekolah dasar, belum ada satu materi yang membahas mengenai sampah secara
mengkhusus. Sebagai guru, kita dapat menyelipkan materi mengatasi sampah ini dalam
kegiatan pembelajaran yang kita rancang. Kita bisa mengajak siswa untuk membersihkan kelas
sebelum memulai pembelajaran. Kita juga bisa menyelipkan materi memilah sampah saat
mendapat materi lingkungan. Selain itu, dalam pelajaran SBdP kita bisa mengajak siswa untuk
mengolah sampah untuk dijadikan kerajinan maupun kesenian. Dalam pembelajaran kita
membiasakan siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.

b). Sebagai pendidik dalam menyelesaikan masalah sampah di sekolah dengan edukasi dan
keteladanan. Edukasi dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan mengenai
pengolahan sampah dengan 3R. Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan
recycle (mendaur ulang sampah). Pengetahuan mengenai bagaimana mengelola sampah
yang baik dan benar. Mereka diberikan pengetahuan dalam memilah sampah organik dan
anorganik. Dan yang terpenting adalah keteladanan. Guru harus memberikan keteladan
kepada siswa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah dengan
benar. Selain itu, sistem penyelesaian sampah di sekolah yang saya ingin bangun adalah
mewujudkan sekolah nol sampah. Langkah langkah yang saya ambil:

(1) Meminta kantin sekolah untuk menjual makanan yang menggunakan kemasan organik
atau menjual makanan tanpa sampah plastik.

(2) Meminta siswa untuk membawa bekal dari rumah dengan kotak makanan.
Meminta siswa untuk membawa bekal minum dengan menggunakan botol air minum.
Untuk mengurangi sampah plastik botol kemasan. Kebiasaan ini biasanya sudah cukup
populer untuk dilakukan sejak masa pendidikan usia dini. Kotak makan menjadi salah satu
peralatan yang menarik untuk dipakai setiap hari. Dengan pilihan warna dan karakter pada
kotak makan yang lucu, anak akan senang untuk pakai alat makan.

(3) Menyediakan Stasiun Isi Ulang Air Minum


Sekolah juga bisa menyediakan stasiun isi ulang air minum. Jadi, para siswa, guru, dan staff
sekolah lainnya hanya perlu membawa botol minum sendiri. Hal ini akan mengurangi
sampah botol kemasan air minum yang bisa mencemari lingkungan.

(4) Beralih Menggunakan Pensil Kayu


penggunaan pensil mekanik sebenarnya juga bisa mencemari lingkungan, terutama pensil
yang berbahan plastik. penggunaan pensil kayu sebenarnya lebih disarankan karena
limbahnya bisa lebih cepat terurai secara organik. Sediakan juga rautan pensil agar
penggunaan pensil di sekolah lebih praktis dan nyaman.

(5) Membuat Bank Sampah Plastik


Proses memilah sampah organik dan sampah plastik juga perlu dibiasakan di sekolah. Bukan
hanya itu, mengolah sampah plastik juga tidak mudah. Karena itulah, membuat bank sampah di
sekolah menjadi salah satu solusi untuk dapat mengumpulkan sampah plastik dan didaur ulang
sesuai jenisnya.

(6) Melakukan Rutinitas Jumat Bersih


Potensi limbah plastik yang berbahaya terjadi ketika sampah botol atau kemasan makanan tidak
sengaja jatuh ke tanah. Hal ini akan mencemari tanah dengan kontaminasi kandungan bahan
kimia yang berbahaya bagi air. Rutinitas Jumat Bersih bisa dilakukan untuk membersihkan
sampah-sampah .

(7) Mengadakan Lomba Daur Ulang Sampah


Selain membawa peralatan yang bisa dipakai kembali, memisahkan jenis sampah plastik juga
bermanfaat untuk digunakan kembali. Ya, sampah botol plastik yang masih layak pakai bisa
dikreasikan menjadi pot tanaman, lampu hias, dan masih banyak lagi. Agar lebih menarik,
lakukan kegiatan lomba rutin yang juga bisa mengasah kreativitas siswa

Jika semua hal di atas dilakukan, maka sekolah tidak akan ada sampah plastik. Untuk sampah organik
(daun), sekolah bisa membangun lubang daur sampah yang digunakan untuk menampung sampah-
sampah organik untuk dijadikan kompos. Pengolahan kompos ini juga melibatkan siswa, sehingga
mereka memperoleh pengalaman langsung agar bisa diterapkan di rumah.

Anda mungkin juga menyukai