Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa ; AGEP APRIZON

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 835962816

Tanggal Lahir : 05 APRIL 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : PEBI4223/PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Kode/Nama Program Studi : 79 / PGSD ( S1 )

Kode/Nama UPBJJ : BENGKULU

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN, 27 JUNI 2022

Tanda tangan perseta ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : AGEP APRIZON


NIM : 835962816
Kode/Nama Mata Kuliah : PEBI4223/PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Program Studi : PGSD S1
UPBJJ-UT : BENGKULU

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Manna , 27 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

AGEP APRIZON
1.
a. Cara saya memperlakukan sampah rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari: Saya memilah dan
memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik ditaruh di lubang dan
ditutup dengan rapat sehingga menjadi kompos. Setelah menjadi kompos, dipergunakan sebagai
pupuk tanaman di rumah. Sampah anorganik yang bisa didaur ulang, saya daur ulang. Botol
plastik kemasan yang bisa dijual, dikumpulkan untuk dijual kepada pengepul. Sedangkan sampah
anorganik yang tidak bisa didaur ulang maupun dijual, dibuang ke tempat pembuangan sampah
milik pemerintah.
b. Perlakuan saya terhadap sampah rumah tangga yang saya lakukan, menurut saya sudah sesuai
dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup. Melakukan penanggulangan sampah dengan
melakukan pengolahan sampah, tentu akan mampu mengurangi pencemaran (kerusakan)
lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Hal ini sesuai dengan Pendidikan Lingkungan Hidup
yang berupaya mengubah perilaku dan sikap serta kesadaran masyarakat yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai
lingkungan dan isu permasalahan lingkungan sehingga dapat menggerakkan masyarakat untuk
berperan aktif dalam upaya pelestarian keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan yang akan datang

2.
a. Daya Tampung TPA = 30 Hektar = 300,000 m2
Tinggi rencana timbunan perkiraan = 10 Meter
Kemampuan daya Tampung TPA = 30,000 m2 x 10 m = 3,000,000 m3Tahun Pertama =
Jumlah sampah perhari dengan 3 juta jiwa = 4,400 m3 = 0,00147 m3 / orangVolume Sampah 1 bulan
= 4,400 m3 x 30 Hari = 132,000 m3
Volume Sampah 1 tahun = 4,400 m3 x 365 Hari = 1,606,000 m3 makasisa Volume TPA pada tahun
pertama = 3,000,000 m3 – 1,606,000 m3= 1,394,000 m3
Tahun Kedua =Pertambahan penduduk 0,5 % x 3,000,000 jiwa = 15,000 orangJumlah penduduk
Tahun kedua = 3,015,000 orang
Volume Sampah harian tahun kedua = 3,015,000 orang x 0,00147 m3 sampah /orang = 4,432 m3
sampah / hari
Sisa Volume TPA / Sampah per hari = 1,394,000 m3 / 4,432 m3 = 315 harikesimpulan Kemampuan
Daya Tampung TPA kota A = 680 Hari = 1 Tahun 10 Bulan 15 Hari
b. Timbunan sampah di landfill TPA suatu kota tentu akan menghasilkan berbagai macam gas. Salah
satu gas yang dihasilkan adalah gas CH4 atau yang sering disebut dengan gas metana. Sampah
yang menumpuk di TPA tanpa diolah akan menghasilkan gas metana dalam jumlah yang besar.
Gas metana ini akan terlepas ke udara. Hal ini akan menyebabkan efek rumah kaca yang berimbas
pada pemanasan global.

3.
a. Penyebab banjir pada musim hujan seperti yang terjadi di Kampung Melayu, DKI Jakarta karena
kelalaian manusia. Padatnya penduduk yang tinggal di kampung melayu, menyebabkan
kurangnya daerah resapan air. Hal ini terjadi karena lahan sebagian besar sudah dibangun rumah.
Air yang tidak bisa meresap ini, tentu akan menyebabkan banjir. Selain itu, budaya dan kesadaran
masyarakat dalam menjaga lingkungan masih sangat kurang. Mereka masih sering membuang
sampah sembarangan. Salah satu tempat pavorite masyarakat membuang sampah, adalah sungai
dan selokan. Hal ini tentu menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai maupun penyumbatan
got. Saat musim hujan, sungai ini tidak bisa menampung air dan mengalirkan air dengan lancar
sehingga air pun meluber dan menggenangi pemukiman warga.
Dampak banjir bagi kesehatan masyarakat antara lain:
1) Air benjir banyak mengandung kuman dan bakteri sehingga menimbulkan gatal serta iritasi
kulit.
2) Karena banjir, air minum warga terkadang terkontaminasi bakteri sehingga menyebabkan
sakit perut dan diare.
b. Sampah memang bagian yang tak lagi bermanfaat bagi manusia, namun hal ini bukanlah alasan
untuk diabaikan. Kebersihan menyumbangkan nilai besar dalam tataran estetika. Di sisi lain,
sampah yang tak terkelola dengan baik akan memperburuk sanitasi yang berdampak negatif bagi
kesehatan masyarakat. Sampah yang berasal dari makhluk hidup (organik) sangat cepat
mengalami pembusukan, selain menimbulkan aroma tak sedap juga menjadi tempat berkumpulnya
mikroorganisme yang belum tentu bersahabat dengan manusia. Hal tersebut dapat memicu
munculnya penyakit dan menimbulkan masalah kesehatan. Masalah ini apabila dikelola dengan
bijak tentu tidak akan merugikan, bahkan bisa memberikan nilai tambah dengan pemanfaatan
kembali barang-barang yang dapat di daur ulang serta.

4.
a. Di sekolah dasar, belum ada satu materi yang membahas mengenai sampah secara mengkhusus.
Sebagai guru, kita dapat menyelipkan materi mengatasi sampah ini dalam kegiatan pembelajaran
yang kita rancang. Kita bisa mengajak siswa untuk membersihkan kelas sebelum memulai
pembelajaran. Kita juga bisa menyelipkan materi memilah sampah saat mendapat materi
lingkungan. Selain itu, dalam pelajaran sbdp kita bisa mengajak siswa untuk mengolah sampah
untuk dijadikan kerajinan maupun kesenian. Dalam pembelajaran kita membiasakan siswa untuk
membuang sampah pada tempatnya.
b. Sebagai pendidik dalam menyelesaikan masalah sampah di sekolah dengan edukasi dan
keteladanan. Edukasi dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan mengenai pengolahan
sampah dengan 3R. Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur
ulang sampah). Pengetahuan mengenai bagaimana mengelola sampah yang baik dan benar.
Mereka diberikan pengetahuan dalam memilah sampah organik dan anorganik. Dan yang
terpenting adalah keteladanan. Guru harus memberikan keteladan kepada siswa untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah dengan benar.
Selain itu, sistem penyelesaian sampah di sekolah yang saya ingin bangun adalah mewujudkan
sekolah nol sampah. Langkah-langkah yang saya ambil:
1) Meminta kantin sekolah untuk menjual makanan yang menggunakan kemasan organik atau
menjual makanan tanpa sampah plastik.
2) Meminta siswa untuk membawa bekal dari rumah dengan kotak makanan.
3) Meminta siswa untuk membawa bekal minum dengan menggunakan botol air minum. Untuk
mengurangi sampah plastik botol kemasan.
4) Jika ketiga hal di atas dilakukan, maka sekolah tidak akan ada sampah plasti. Untuk sampah
organik (daun), sekolah bisa membangun lubang daur sampah yang digunakan untuk
menampung sampah-sampah organik untuk dijadikan kompos. Pengolahan kompos ini juga
melibatkan siswa, sehingga mereka memperoleh pengalaman langsung agar bisa diterapkan di
rumah

Anda mungkin juga menyukai