Anda di halaman 1dari 17

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Andrian

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041160264

Tanggal Lahir : Bogor, 23 September 1996

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4216 / Metode Penelitian Sosial

Kode/Nama Program Studi : 72 / ILMU KOMUNIKASI

Kode/Nama UPBJJ : 23/Bogor

Hari/Tanggal UAS THE : Minggu, 26 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halamanini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuranakademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulistangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuranakademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ANDRIAN


NIM : 041160264
Kode/Nama Mata Kuliah :ISIP4216 / Metode Penelitian Sosial
Fakultas : FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Program Studi : 72 / ILMU KOMUNIKASI
UPBJJ-UT : 23/Bogor

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepadasiapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik UniversitasTerbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Bogor, 26 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Analisas yang terjadi di lingkungan saya sendiri, di kampung yang terbilang sudah padat ini sendiri
permasalahan yang timbul adalah sampah yang menggunung, karena tidak ada tempat pembuangan sampah
yang memadai, banyak orang yang membuang sampai ke aliran sungai yang membuat banjir, maka dari itu
diadakan musyawarah untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk point pertama yang dibahas kita harus
punya petugas sampah. Dan kedua kita harus punya tempat pembuangan. Dari sini kita buat skema dan iuran
yang ditentukan, misalkan setiap sampah yang di bawa masyarakat harus membayar iuran setiap hari sekitar
2 ribu rupiah untuk biaya operasional pekerja. Dari sini saya menyimpulkan metode pendekatan penelitian
saya termasuk penelitian kualititatif. Dan kenapa saya menggunakan metode survei. kenapa saya
menggunakan penelitian kualitatif karena saya mengumpulkan data di rukun tetangga (RT) kampung saya
sudah melebihi dari 400 kartu keluarga(KK) dan juga saya menggunakan metode survei. Karena saya harus
survei untuk pendapat dari masyarakat untuk menyeselaikan masalah tersebut.
2. Landasan dan desain dari hasil survei atau penelitiansaya tesebut.
a. Pengetahuan, sikap, dan prilaku. Disini saya mencari pengatahuan apa akibatnya bila sampah tidak
dibuang dan menumpuk dan akan mengakibatkan banyak sekali penyakit. Sikap. Sikap masyarakat banyak
acuh untuk masalah tersebut. Prilaku. Karena kebanyakan malas manusia itu udah dianggap hobi jadi rasa
malas untuk kebersihan juga harus dikembangkan.
b. Penggunaan sampel. Sampel yang saya gunakan data per KK dan sampah yang dikumpulkan dalam satu
hari per 1 kampung bisa mencapai 30 kg itu termasuk sampah organik dan sampah non organik.
c. Wawancara. Disini saya mewancarai per satu rumah tanggapan untuk sampah tersebut, termasuk orang
tua saya. Maka dari ini ketua RT membuat musyawarah atas masalah sampah yang menumpuk untuk
mengurangi polusi udara.
3. Jenis penelitian kualitatif yang saya gunakan untuk kasus ini. Dan berikut kateristik saya buat.
a. Situasi alamiah (naturalistic inquiry), situasi ini saya dapatkan saat sudah bau tidak sedap mengelilingi
udara lingkungan, dan terlalu padatnya rumah.
b. Desain fleksibel. Saat saya mewancarai A ternyata buang sampah itu harusnya di kali/sungai. Tetapi
setelah saya mewancarai B ternyata sampah tidak teruai di air maka baiknya dikumpulkan satu lalu
dibakar, dan harus jauh dari pemukiman.
c. Sampel purposif. Dari warga desa cilebut barat, sebagaian warganya sudah terbiasa buan sampah
sembarangan, dan acuh akan kebersihan lingkungan.
d. Data kualitatif. Contoh data saat penumpukan sampah disungai, dan dilahan kosong sudah terlalu banyak
hampir semuanya. Terlebih lagi sampahnya non organic atau tidak bisa terurai .
e. Kontak dan pengalaman personal. Kontak yang saya rasakan tinggal disini sungguh beda dari tahun 1999
karena penduduknya sedikit dan masih banyak pohon rindang nan tinggi, jadi udara sekarang dari yang
dulu sungguh berbeda karena sudah tercemar polusi.
f. Empati dan pengertian (mindfulness) harus ada empati kepada masyarakat, kemungkin buang sembarang
bukan malas, atau tidak peduli, bisa jadi karena lahan, atau tidak ada pembuangan sampah yang
memadai.
g. Dinamis. Awalnya saat observasi di lahan banyak warga 1 sampai 4 orang buang sampah sembarangan,
tapi esoknya hanya terjadi 2 orang. Kita harus jelaskan yang masih buang sampah sembarangan.
h. Orientasi pada kasus unik. Dalam survei ini banyak sekali kasus unik, sebagian warga buang sampah ke
sungai dan sebagian ke lahan kosong, dan sebagian lagi buang sampah sembarangan.
Analisa Penelitian Kualitatif

Buang sampah kesungai Buang sampah ke lahan kosong Buang sampah sembarangan

15%

53%
32%

i. Analisis induktif. Kita tidak boleh langsung menggambarkan bahwa warga itu buruk dan acuh, tapi kita
ambil survei dari semua warga, dan kita ambil keluhan yang terbanyak.
j. Holistik. Banyaknya mayoritas buang sampah sembarangan membuat ketergantungan warga itu
sendiri.
k. Sensitif pada konteks. Kita harus analisa terus yang suka buang sampah sembarangan (X1) buang
sampah disungai (X2) dan buang sampah pada tempatnya (X3) dan harus fokus menganalisa yang
buang sampah di sungai.
4. Makalah karya tentang pentingnya jaga lingkungan hidup.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses
alam yang berbentuk padat (UU Nomor 81, 2012). Besarnya sampah yang
dihasilkan dalam suatu daerah tertentu sebanding dengan jumlah penduduk,
jenis aktivitas, dan tingkat konsumsi penduduk tersebut terhadap barang atau
material. Semakin besar jumlah penduduk atau tingkat konsumsi terhadap
barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan
(Sucipto, 2012).
Sampah biasanya dibuang ke tempat yang jauh dari permukiman atau
tempat tinggal manusia. Jika Tempat Pembuangan Sementara (TPS) berada
dekat dengan tempat tinggal manusia, risikonya sangat besar. Tempat
pembuangan sampah yang tidak dikelola secara baik dapat menjadi tempat
sarang tikus dan serangga seperti nyamuk, lalat, kecoa dan lain-lain
(Suharjo, 2002). Selain itu, sampah yang dibiarkan menggunung dan tidak
diproses bisa menjadi sumber penyakit. Terdapat banyak penyakit yang
ditularkan secara tidak langsung dari TPS. Lebih dari 25 jenis penyakit yang
disebabkan oleh buruknya pengelolaan sampah, salah satunya diare.
Pengelolaan sampah yang buruk juga menimbulkan pencemaran terhadap air,
udara dan tanah (Sucipto, 2012).
Pengelolaan sampah merupakan salah satu indikator output dari
strategi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). STBM
merupakan pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. STBM dikukuhkan
sebagai strategi nasional melalui Kepmenkes Nomor
852/Menkes/SK/IX/2008.
Selain itu pengelolaan sampah telah diatur dalam Undang-undang Nomor 18
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah dengan mengurangi dan
menangani
sampah menggunakan cara yang berwawasan lingkungan. Kegiatan
penanganan sampah tersebut meliputi pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Pemilahan sampah merupakan hal pertama dalam penanganan sampah
yang berarti menjadi hal pokok yang perlu diperhatikan. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga menyebutkan
bahwa pemilahan sampah dilakukan melalui kegiatan pengelompokan sampah
menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis sampah yang terdiri dari sampah yang
mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), sampah yang mudah
terurai, sampah yang dapat digunakan kembali, sampah yang dapat didaur
ulang, dan sampah lainnya. Sedangkan menurut Sucipto (2012), dalam
pemilahan sampah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sampah organik, sampah
anorganik, dan sampah B3.
Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan
teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan hasil
studi yang dilakukan di beberapa kota pada tahun 2012, pola pengelolaan
sampah di Indonesia yaitu 69% diangkut dan ditimbun, 10% dikubur, 5%
dibakar, 7% dikompos dan didaur ulang, dan sisanya tidak terkelola (KLH,
2015). Pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komperehensif dan terpadu
dari hulu ke hilir. Aspek hulu meliputi kegiatan pengelolaan sampah pada
tingkat penghasil sampah (sumber) tahap pertama dengan pemilahan sampah.
Menurut Tchobanoglous (1993) dalam Auvaria (2016) salah satu
klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya adalah sampah institusi. Pondok
Pesantren Sabilull Hudaa sebagai salah satu institusi pendidikan adalah salah
satu
pondok pesantren di kampong saya sendiri dan ngaji disana, yang terdiri dari
beberapa komplek asrama dan
ditinggali banyak santri mulai dari remaja hingga dewasa sehingga
menimbulkan banyak sampah. Selain berfungsi sebagai tempat belajar dan
tempat tinggal, pondok pesantren juga dapat menjadi ancaman penularan
penyakit jika kondisi lingkungannya tidak dikelola dengan baik.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal
6-8 Januari 2013 pada santri remaja di Pondok Pesantren Sabilull Hudaa,
belum
dilakukan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya oleh para santri, sehingga
sampah menimbulkan bau yang tidak sedap, serta terkadang terdapat belatung
dan lindi di tempat sampah ataupun di sekitar tempat sampah. Selain itu,
tingkat konsumi santri terhadap barang terutama makanan yang tinggi
menyebabkan volume sampah menjadi semakin banyak sehingga sampah
tercecer di sekitar tempat sampah karena tempat sampah tidak dapat
menampung seluruh sampah yang dihasilkan serta menyebabkan banyaknya
serangga, yaitu nyamuk dan semut. Sampah yang dihasilkan dibuang ke
tempat sampah tanpa ada pemilahan berdasarkan jenisnya, kemudian
langsung
dibawa ke TPS yang terletak di dalam lingkungan asrama pondok pesantren.
Tempat Pembuangan Sementara yang ada di pondok pesantren
menampung sampah yang dihasilkan seluruh santri dan terletak di dalam
lingkungan asrama yang berjarak sangat dekat dengan dapur untuk memasak
(1 m), serta kamar santri (4 m). Sampah diangkut sebanyak 3 kali dalam satu
minggu dari TPS. Namun biasanya volume sampah di TPS sudah penuh
sebelum jadwal pengangkutan sehingga banyak sampah yang berserakan di
luar TPS dan terdapat banyak lindi yang menggenang ataupun mengalir di
sekitar TPS. Selain itu, bau sampah dapat tercium di sekitar TPS, serta
terdapat banyak lalat dan tikus di sekitar TPS. Hal tersebut dikarenakan belum
tersedianya fasilitas pemilahan sampah dan belum pernah ada penyuluhan
mengenai pemilahan sampah yang ditujukan untuk para santri. 7% dari 14
santri remaja yang diwawancara mengetahui tentang pemilahan sampah, 14%
mengetahui jenis sampah berdasarkan pemilahannya, namun tidak
mengetahui
contoh dari masing-masing jenis sampah tersebut. Sisanya 79% menyatakan
tidak mengetahui tentang pemilahan sampah. Sedangkan 7% dari 14 santri
remaja yang diminta untuk melakukan praktik memilah sampah dengan
contoh sampah organik, anorganik, dan B3 yang telah disediakan dapat
melakukan pemilahan sampah dengan benar dan sisanya 92% tidak dapat
melakukan pemilahan sampah dengan benar.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
menyebutkan bahwa setiap orang dalam pengelolaan sampah wajib
mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan
lingkungan, salah satunya pemilahan sampah. Hal ini berarti, praktik
pemilahan sampah yang seharusnya dilakukan oleh para santri di Pondok
Pesantren Sabilull Hudaa masih sangat kurang dan untuk itu dibutuhkan
upaya agar
para santri dapat memiliki perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan
dengan melakukan pemilahan sampah. Perubahan perilaku atau penerimaan
perilaku baru akan melalui 3 tahapan proses, yaitu perubahan pengetahuan,
sikap, dan praktik. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Upaya untuk mengajak dan mengajarkan untuk melakukan pegelolaan
sampah perlu dilakukan kepada masyarakat, khususnya kepada remaja karena
merupakan fase perkembangan yang sangat potensial, baik dilihat dari aspek
kognitif, emosi, maupun fisik (Ali & Mohammad, 2005). Selain itu, remaja
merupakan generasi yang akan memegang kendali kehidupan dalam
bermasyarakat di masa yang akan datang, sehingga harus bijak dalam
berbagai
aspek kehidupan termasuk dalam mempertahankan kelestarian lingkungan.
Hurlock (1990) membagi remaja menjadi masa remaja awal, yaitu usia
13-16 atau 17 tahun dan masa remaja akhir, yaitu usia 16 atau 17-18 tahun
(Kurniawan, 2015). Menurut Piaget dalam (Ali & Mohammad, 2005), remaja
sudah mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak, mulai mampu
memecahkan masalah yang bersifat hipotesis, dan memperkirakan apa yang
mungkin terjadi sehingga dapat pula mengambil kesimpulan dari suatu
pertanyaan.
Menurut J.J Rousseau, pada usia 12-15 tahun perkembangan individu
mencapai tahap bangkitnya akal (ratio), nalar (reason), dan kesadaran diri
(self consciousness). Dalam masa ini terdapat energi dan kekuatan fisik yang
luar biasa serta tumbuh keinginan tahu dan keinginan coba-coba (Sarwono,
2011). Berdasarkan teori-teori tersebut, remaja usia 13-18 tahun sudah
memiliki kemampuan untuk memahami sesuatu dengan baik, semangat yang
baik, dan memiliki rasa keingin tahuan terhadap sesuatu sehingga mudah
untuk menerima ataupun menyerap informasi.
Pengenalan pengelolaan sampah setidaknya dimulai dari pengenalan
pemilahan sampah, karena dapat berdampak besar pada perkembangan
generasi yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Promosi kesehatan
mengenai pemilahan sampah dengan media yang menarik adalah salah satu
alternatif dalam mengajak dan mengajarkan remaja untuk melakukan
pemilahan sampah. Fungsi media adalah dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman, memungkinkan adanya interaksi langsung dengan lingkungan,
menghasilkan keseragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang
benar, konkret, dan realistis, membangkitkan keinginan dan minat baru,
membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar, serta memberikan
pengalaman yang menyeluruh dari yang konkret sampai dengan abstrak
(Kholid, 2014).
Media yang menarik dapat meningkatkan minat dan mengarahkan
perhatian remaja untuk berkonsentrasi terhadap menerima materi yang
disampaikan. Media yang dapat digunakan salah satunya adalah kartu. Hasil
penelitian Nugroho, dkk (2014), menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas
VII semester 2 SMP N 3 Getasan yang diajar menggunakan media permainan
kartu kucingan lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar tanpa
media permainan kartu kucingan.
Penggunaan media kartu dapat dilakukan dengan menambahkan unsur
permainan yang membantu menyampaikan materi dengan lebih mudah dan
menjalin interaksi antara penyuluh dan responden, sehingga penyuluh dapat
mengetahui sejauh mana responden telah menguasai materi yang disampaikan
dan responden dapat menerima materi yang disampaikan secara baik serta
maksimal. Hasil penelitian Nuzula, dkk (2016), bahwa penyuluhan dengan
menggunakan media “smart card” yang dimasukkan permainan tanya jawab
secara berkelompok membuat antusiasme siswa terlihat sangat tinggi
sehingga
muncul interaksi yang menyenangkan dan peningkatan pengetahuan siswa
yang disuluh dengan “smart card” lebih tinggi dibandingkan dengan
peningkatan pengetahuan pada siswa yang tidak disuluh dengan “smart card”.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik menggunakan
permainan kartu pilah sebagai media dalam memberikan promosi kesehatan
terhadap santri usia remaja. Permainan kartu pilah merupakan alat yang berisi
pengertian pemilahan sampah, jenis sampah dalam pemilahan dan contoh dari
masing-masing jenis sampah tersebut yang dapat diketahui dengan
memainkan kartu secara berkelompok.
Pembuatan permainan kartu pilah didasarkan pada usia perkembangan
kognitif remaja yang merupakan tahap operasional formal dimana pemikiran
menjadi lebih logis dengan menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah
dan menguji kemungkinan solusinya dengan cara yang sistematis dan
terorganisasi. Kemampuan penalaran abstrak juga meningkat, mereka dapat
menalar masalah abstrak (hipotesis) dalam benak mereka (secara simbolik)
dan mencapai kesimpulan logis tanpa pengalaman fisik apapun, yang berarti
bahwa mereka dapat melakukan penalaran hipotesis-deduktif (Upton, 2012).
Media ini bertujuan untuk menyebarkan pesan dengan cara yang
menyenangkan dan mempermudah dalam penerimaan pesan yang
disampaikan sehingga mampu meningkatkan pengetahuan serta praktik dalam
pemilahan sampah.
B. Rumusan Masalah
Apakah penggunaan permainan kartu pilah dapat meningkatkan pengetahuan
dan praktik pemilahan sampah pada santri remaja di Pondok Pesantren
Sabilull Hudaa?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh penggunaan permainan kartu pilah sebagai media
promosi kesehatan pemilahan sampah pada santri remaja di Pondok
Pesantren Sabilull Hudaa.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya perbedaan pengetahuan pemilahan sampah pada santri
remaja di Pondok Pesantren Krapyak, sebelum dan sesudah
penggunaan permainan kartu pilah sebagai media promosi kesehatan.
b. Diketahuinya perbedaan praktik pemilahan sampah pada santri remaja
di Pondok Pesantren Krapyak, sebelum dan sesudah penggunaan
permainan kartu pilah sebagai media promosi kesehatan.
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Materi
Penelitian ini termasuk dalam lingkup Kesehatan Lingkungan khususnya
pemilahan sampah mata kuliah Penyehatan Tanah dan Pengelolaan
Sampah Padat (PTPSP) dan promosi kesehatan.
2. Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan subyek santri remaja berusia 13-18 tahun di
Pondok Pesantren Krapyak.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampung Bojong jengkol Desa Cilebut barat
Yayasan Pondok Pesantren Sabilull Hudaa
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada Januari-Juni 2013.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan informasi
mengenai penerapan media penyuluhan bagi ilmu kesehatan lingkungan
dalam upaya penyehatan tanah dan pengelolaan sampah padat yang
mengkaji tentang pemilahan sampah pada remaja.
2. Bagi Pondok Pesantren
Sebagai metode dalam menambah pengetahuan santri dalam memilah
sampah.
3. Bagi Santri
Sebagai sarana menambah pengetahuan dan memotivasi santri untuk
melakukan praktik pemilahan sampah.
4. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam melakukan penelitian dan ketrampilan
berinovasi dalam penerapan ilmu kesehatan lingkungan mengenai
pemilahan sampah.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul “Permainan Kartu Pilah sebagai Media
Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Praktik Pemilahan Sampah
pada Santri Remaja di Pondok Pesantren Krapyak” belum pernah dilakukan
sebelumnya. Adapun penelitian serupa yang pernah dilakukan adalah:

Anda mungkin juga menyukai