Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : ADRIANTO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044231955

Tanggal Lahir : 14 MARET 1988

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4110/PENGANTAR SOSIOLOGI

Kode/Nama Program Studi : 71/ILMU PEMERINTAHAN

Kode/Nama UPBJJ : 81/MAJENE

Hari/Tanggal UAS THE : MINGGU/19 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ADRIANTO


NIM : 044231955
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4110/PENGANTAR SOSIOLOGI
Fakultas : FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP)
Program Studi : 71/ILMU PEMERINTAHAN
UPBJJ-UT : 81/MAJENE

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
MAMUJU, 19 JUNI 2022

Yang Membuat Pernyataan

ADRIANTO
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Jawaban
a. sosialisasi Parsipatoris adalah proses sosialisasi yang memfokuskan sosialisasi
dengan cara menanamkan kebiasaan, nilai dan norma tanpa melakukan
paksaan dan kekerasan fisik. Contoh sosialisasi partispatif di lingkungan
perkantoran adalah ketika ketiaka seseorang diberikan penghargaan oleh atasan
setelah mendapat prestasi dalam bekerja yang memuaskan di dalam bidang
pekerjaannya. proses pola sosialisasi ini lebih bersifat dua arah.
b. Sosialisasi Represif adalah proses sosialisasi yang ditandai dengan adanya
penekananberupa hukuman.Contoh sosialisasi represifadalah ketika kalian diberi
hukuman kepada orang tua jikanilai rapor kalian tidak memuaskan. Proses pola
sosialisasi ini lebih bersifat satu arahatau bersifat otoriter.

2. Jawaban
a. Masyarakat terbuka memiliki ciri ciri sebagai berikut :
 Masyarakat lebih yakin pada IPTEK dari pada hal hal mistik,
 Masyarakat mempunyai sikat menghargai orang lain,
 Masyarakat yang mau menerima perubahan tanpa harus diseleksi,
 Masyarakat terbuka memiliki sikap yang penuh pertimbangan dan percaya
diri,
 Masyarakat mempunyai sikap keberanian untuk mengemukakan pendapat,
 Masyarakat terbuka memiliki sikap hidup yang dapat menerima hal hal baru,
 Masyarakat terbuka berfikir lebih mengutamakan masa kini karena sangat
menghargaiwaktu,
 Masyarakat terbuka saling menghargai hidup orang lain.
b. Mobilitas sosial merupakan suatu gerak dalam struktur sosial yang mencakup sifat
hubungan antar individu maupun kelompok, dengan pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi di suatu kelompok sosial. Manusia sebagai makhluk sosial,
tentu tidak dapat lepas dari adanya sebuah mobilitas sosial. Baik itu berubah
menjadi lebih tinggi, maupun lebih rendah dari sebelumnya atau mungkin hanya
berpindah tanpa mengalami perubahan kedudukan.
Mobilitas sosial antargenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi di antara
dua generasi atau lebih dalam satu keturunan. Dalam mobilitas ini bisa terjadi gerak
naik dan turun atau vertikal maupun horizontal. Contohnya adalah ketika seseorang
yang berhasil menjadi pejabat tinggi negara atau pengusaha sukses pada mulanya
lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai PNS, sementara kakek dan neneknya
merupakan petani di desa.
3. Jawaban
a. contoh perilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat Indonesia sekarang ini :

 Penyalahgunaan obat-obatan terlarang


 Tawuran
 Balap Liar
 Pencurian
 Bullying
 Pelanggaran lalu lintas, seperti menerobos lampu merah
 Korupsi
 Buang sampah sembarangan
 Pembunuhan
 Perjudian

b. Beberapa contoh di atas termasuk dalam perilaku menyimpang dari sudut pandang
sosiologi karena Perilaku menyimpang mungkin saja merupakan dampak dari
pergaulan atau lingkungan yang kurang baik, misalnya pola asuh yang salah dan
rendahnya tingkat pendidikan. Namun, terkadang seseorang bisa saja berperilaku
menyimpang karena memiliki tekanan batin, misalnya ketika stres berat, memiliki
masalah keluarga, atau ditinggal orang terkasih. Bahkan pada kasus tertentu,
seseorang mungkin dapat berperilaku menyimpang karena ia menggunakan NAPZA.
Meski demikian, tak jarang juga penyimpangan perilaku dilakukan atas dasar
kesengajaan. Di luar itu, perilaku menyimpang jusa bisa disebabkan oleh masalah
psikologis yang diderita.

4. Jawaban
a. analisis teori fungsional melihat perubahan sosial terkait dengan new normal di masa
pandemi Covid-19 di Indonesia dalam Aspek Konsep Fungsiaonal
Gaya Hidup
Dalam beraktivitas sehari-hari di kondisi new normal, masyarakat akan lebih
waspada dalam melakukan kontak fisik. Langkah-langkah preventif seperti
menggunakan masker ketika bepergian dan menjaga jarak dengan orang lain akan
menjadi norma masyarakat yang baru. Bukan hanya semata-mata untuk mengurangi
risiko transmisi virus corona saja, tetapi juga menjadi sebuah bentuk kesadaran
untuk menjaga kesehatan. Kemudian, masyarakat akan lebih terbiasa untuk mencuci
tangan secara rutin dengan sabun selama kurang lebih 20 detik dan selalu
membersihkan barang-barang yang tersentuh banyak orang, seperti misalnya
gagang pintu, meja di restoran, dan smartphone. Tempat-tempat publik yang
biasanya dipenuhi pengunjung juga akan lebih terbiasa dalam melakukan
pengecekan suhu untuk memastikan tidak ada orang sakit yang masuk. Satu lagi
yang menjadi perubahan signifikan dalam gaya hidup masyarakat di era new normal,
yakni pelacakan aktivitas yang dilakukan pemerintah. Seperti yang sudah diterapkan
di negara Thailand dengan aplikasi “Thai Chana” yang mengharuskan warga untuk
melakukan check-in dan check-out sebelum memasuki tempat publik.
Pembangunan Infrastruktur
Penanganan COVID-19 yang sudah dilakukan selama beberapa bulan belakangan
ini menjadi pengingat bahwa infrastruktur negara masih belum cukup siap untuk
menghadapi pandemi secara efektif. Dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang
merata agar negara dapat mempersiapkan diri memulai new normal dan nantinya
bisa lebih sigap lagi ketika ada second wave atau krisis serupa. Apa saja yang
mencangkup pembangunan infrastruktur? Beberapa contohnya yang disampaikan
oleh Prof. Kiyota Hashimoto adalah peningkatan kapasitas layanan kesehatan,
proses belajar mengajar di sekolah maupun perguruan tinggi, dan kesiapan lembaga
pemerintah dalam penanganan krisis seperti pandemi. Pelayanan medis harus
dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai untuk segala jenis
penyakit, termasuk juga COVID-19. Kemudian, mulai fokus dalam mengembangkan
pelayanan yang lebih terjangkau dan lebih praktis, seperti misalnya telemedicine
untuk penanganan pasien jarak jauh. Adanya pandemi juga membukakan pintu bagi
dunia pendidikan untuk melakukan evaluasi, apakah proses belajar mengajar yang
selama ini diterapkan sudah cukup atau masih perlu diperbaiki. Saatnya untuk mulai
menggabungkan pembelajaran di dalam kelas dengan online learning, bahkan ketika
sudah memasuki new normal atau real normal (post-pandemic era). Perihal tindakan
yang bisa dilakukan oleh pemerintah, dapat membentuk sebuah gugus tugas seperti
Center for Commutable Diseases sebagai penasehat, selayaknya yang sudah
dimiliki oleh beberapa negara. Sebarkan informasi terkini mengenai perkembangan
COVID-19 ke ranah publik untuk mencegah penyebaran berita palsu atau hoax.
Pengetahuan dan teknologi
Pandemi COVID-19 menyebabkan semua orang untuk beraktivitas dari dalam
rumah. Hal ini menjadi mungkin karena adanya teknologi, di mana sudah banyak
orang yang memiliki akses internet dan punya pengetahuan bagaimana cara
memanfaatkan teknologi yang ada. Maka dari itu, new normal menjadi momen yang
tepat untuk berbenah diri dalam aspek ICT. Dimulai dari pendidikan, yakni dengan
mengajarkan keterampilan IT sejak bangku sekolah. Dengan begitu, generasi ke
depannya menjadi generasi yang melek teknologi. Kemudian, mengimplementasikan
ICT secara masif dalam berbagai aspek kehidupan. Sebut saja data science, AI,
Internet of Things, dan robust system. Pembaruan teknologi ini meliputi apa saja
yang bisa diproduksi, proses produksi, lokasi, infrastruktur, serta hukum dan
ketentuan yang diberlakukan. Bisa dikatakan, kondisi new normal akan mengubah
dunia secara total dalam aspek penerapan teknologi.

b. analisis teori fungsional melihat perubahan sosial terkait dengan new normal di masa
pandemi Covid-19 di Indonesia dalam Aspek Konsep disfungsional
pandemic covid-19 di era new normal saat ini adalah merupakan momen kelahiran
interaksi dan kebiasaan baru, tak heran di tengah kebiasaaan baru tersebut kita
masih sering merasa gelisah mengenai berita-berita tentang ancaman di sekitar
menyebabkan privitasi akibat terlalu melimpahnya berita bias membuat individu
menjaga privasi atau kehidupan pribadi mereka.
COVID-19 juga mendorong sebagian orang untuk bertindak secara salah dalam
rangka bertahan hidup. Fenomena panic buying merupakan salah satu contohnya.
Tindakan panic buying dan menimbun barang-barang kebutuhan sehari-hari
merupakan bentuk ketidakmampuan sebagian dari kita untuk mentoleransi stress
yang timbul karena ketidakpastian yang muncul akibat adanya virus Corona. Isolasi
diri yang dilakukan sebagai tindakan preventif terhadap infeksi COVID-19 juga
merupakan faktor pendorong psikologis sebagian dari kita akhirnya melakukan
penimbunan.
Factor lain yaitu dari sisi Agama, yang membuat agama menjadi disfungsional di
masa pandemi Salah satu faktornya adalah pemahaman fatalisme yang dianut oleh
sebagian pemeluk agama. Fatalisme adalah satu ide bahwa semua kejadian di
dunia ini sudah ditentukan oleh Tuhan dan manusia tidak punya kuasa untuk
mengontrolnya. Ketika pemahaman ini dimanifestasikan menjadi sebuah tindakan,
maka ia akan menimbulkan sikap pesimistik dan juga membahayakan kesehatan
masyarakat.
Fenomena ini sebenarnya bukanlah hal baru. Selain agama menjalankan fungsinya
dalam memerangi pandemi, namun di sisi lain ia juga menjadi rintangan dalam
penanganan pandemi. Sebut saja contoh kasus kelompok-kelompok yang ngotot
melakukan ibadah secara berjamaah, seperti ibadah Misa di NTT beberapa bulan
lalu, Ijtima' Ulama Jamaah Tabligh di Malaysia dan Makassar, hingga seruan dari
para pemimpin dan pejabat pemerintah untuk tetap sholat di masjid dan tidak takut
virus corona.
c. Analisis teori fungsional meliahat perubahan social terkait dengan adanya new normal di
masa pandemic Covid-19 di Indonesia dalam aspek interaksi sosial yaitu Dalam
beraktivitas sehari-hari di kondisi new normal, masyarakat akan lebih waspada dalam
melakukan kontak fisik. Langkah-langkah preventif seperti menggunakan masker ketika
bepergian dan menjaga jarak dengan orang lain akan menjadi norma masyarakat yang
baru. Bukan hanya semata-mata untuk mengurangi risiko transmisi virus corona saja,
tetapi juga menjadi sebuah bentuk kesadaran untuk menjaga kesehatan. Kemudian,
masyarakat akan lebih terbiasa untuk mencuci tangan secara rutin dengan sabun
selama kurang lebih 20 detik dan selalu membersihkan barang-barang yang tersentuh
banyak orang, seperti misalnya gagang pintu, meja di restoran, dan smartphone.
Tempat-tempat publik yang biasanya dipenuhi pengunjung juga akan lebih terbiasa
dalam melakukan pengecekan suhu untuk memastikan tidak ada orang sakit yang
masuk. Satu lagi yang menjadi perubahan signifikan dalam gaya hidup masyarakat di
era new normal, yakni pelacakan aktivitas yang dilakukan pemerintah. Seperti yang
sudah diterapkan di negara Thailand dengan aplikasi “Thai Chana” yang mengharuskan
warga untuk melakukan check-in dan check-out sebelum memasuki tempat publik.

Anda mungkin juga menyukai