Anda di halaman 1dari 5

Berbicara Sebagai Sarana Komunikasi Lisan

Manusia adalah makhluk social, dan tindakannya yang pertama dan yang paling penting
adalah tindakan social, suatu tiondakan dan tempat saling mempertukarkan pengalaman, saling
mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling
mengekspresikan serta menyatujui sesuatu pendirian atau keyakinan.oleh karena itu maka
didalam tindakan social haruslah terdapat elemen-elemen yang umum, yang sama-sama disetujui
dan dipahami oleh sejumlah orang yang merupakan suatu masyarakat. Untuk menghubungkan
sesame anggota masyarakat maka dipeerlukan komunikasi.

Komunikasi mempersatukan para individu ke dalam kelompok-kelompok dengan jalan


mrenghablurkan konsep-konsep umum, memelihara serta mengawetkan ikatan-ikatan
kepentingan umum, menciptakan suatu kesatuan lambang-lambang yang membedakannya dari
kelompok-kelompok lain, dan menetapkan suatu tindakan tersebut tidak aka nada serta dapat
bertahann lama tanpa adanya masyarakat-masyarakat bahasa. Dengan pewrkataan lain:
masyarakat berada dalam komunikasi linguistik.

Ujaran sebagai suatu cara berkomunikasi sangat mempengaruhi kehidupan-kehidupan


individual kita. Dalam system inilah kita saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan, keinginan,
dengan bantuan lambang-lambang yang tersebut kata-kata. Sistem inilah yang memberi
keefektifan bagi individu dalam mendirikan hubungan mentral dan emosional dengan anggota-
anggota lainnya.

Prof. Anderson mengemukakan adanya delapan prinsip (linguistik) dasar, yaitu:

1. Bahasa adalah suatu system


2. Bahasa adalah vocal (bunyi ujaran);
3. Bahasa tersusun dari lambang-lambang mana suku (arbitrary symbols);
4. Setiap bahasa bersifat unik; bersifat khas
5. Bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan
6. Bahasa adalah alat komunikasi
7. Bahasa berhubungan dengan kebudayaan tempatnya berada
8. Bahasa itu berubah-ubah ( Anderson: 1972;35-36 );

Seorang ahli lain, M. Dougles brown setelah menelaah bahasa dari enam buah sumber,
membuat rangkuman sebagai berikut :

(a) Bahasa adalah system yang sistematis , barangkali juga untuk system generatif.

(b) Bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suku ( symbol-simbol ).

(c) Lambang-lambang tersebut terutama sekali bersifat vocal, tetapi mungkin juga bersifat visual.

(d) Lambang-lambang itu mengandung makna-makna konvensional.


(e) Bahasa dipergunakan sebagai komunikasi.

(f) Bahasa beroperasi dalam suatu masyarakat bahasa ( speech community ) atau budaya.

Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu kombinasi perbuatan atau tindakan


serangkaian unsur yang mengandung maksud dan tujuan. Komunikasi bukan merupakan suatu
kejadian, peristiwa, suatu yang terjadi; komunikasi adalah sesuatu yang fungsional mengandung
maksud dan dirancang untuk menghasilkan beberapa efek atau akibat pada lingkungan penyimak
dan pembicara. Komunikasi adalah serangkaian perbuatan kimunikasi atau speech act yang
dipergunakan secara sistematis untuk menyelesaikan atau mencapai maksud-maksud
tertentuUntuk menunjukkan hakekat purposive dari komunikasi itu, Halliday mempergunakan
istilah fungsi.

Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi. Hal tersebut terjadi karena
sebagai makhluk social, manusia selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud
interaksi. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan lainnya dengan
cara beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melaui suatu
hubungan yang teratur; belajar memembaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari
sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu
kesatuan, merupakan catur tunggal. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan
dengan proses-proses berfikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan
pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahsa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan.
Melatih berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. Daftar Rujukan: Tarigan, Henry
Guntu

1. Konsep Dasar Berbicara

Kemampuan berbicara siswa bervariasi, mulai dari taraf baik atau lancar; sedang; gagap atau
kurang. Kenyataan tersebut sebaiknya dijadikan landasan berbicara di sekolah. Pengajaran
berbicara pun harus berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi.

Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni :

(1) berbicara dan menyimak adalah suatu kegiatan resiprokal,

(2) berbicara adalah proses individu berkomunikasi,

(3) berbicara adalah ekspresi kreatif,

(4) berbicara adalah tingkah laku,

(5) berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari,


(6) berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman,

(7) berbicara sarana memperluas cakrawala,

(8) kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat,

(9) berbicara adalah pancaran kepribadian. (Logan dkk., 1972:104-105).

2. Jenis-jenis Berbicara

Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan berbagai jenis berbicara.
Antara lain : diskusi, percakapan, pidato menjelaskan, pidato menghibur, ceramah, dan
sebagainya.

Berdasarkan pengamatan minimal ada lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasi
berbicara. Kelima landasan tersebut adalah :

(1) situasi,

(2) tujuan,

(3) metode penyampaian,

(4) jumlah penyimak, dan

(5) peristiwa khusus.

Mari kita perbincangkan setiap landasan tersebut,

1) Situasi

Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi, dan lingkungan tertentu. Situasi dan
lingkungan itu dapat bersifat formal atau resmi, mungkin pula bersifat informal atau tak resmi.
Dalam situasi formal pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya dalam situasi tak
formal, pembicara harus berbicara secara tak formal pula. Kegiatan berbicara yang bersifat
informal banyak dilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Jenis-jenis kegiatan berbicara informal meliputi :

(1) tukar pengalaman,

(2) percakapan,

(3) menyampaikan berita,

(4) menyampaikan pengumuman,

(5) bertelepon, dan


(6) memberi petunjuk (Logan, dkk., 1972 : 108).

Sedangkan kegiatan berbicara yang bersifat formal meliputi :

(1) ceramah,

(2) perencanaan dan penilaian,

(3) interview,

(4) prosedur parlementer, dan

(5) bercerita (Logan, dkk., 1972 : 116).

2) Tujuan

Akhir pembicaraan, pembicara menginginkan respons dari pendengar. Pada umumnya tujuan
orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasi-kan, menstimulasikan, meyakinkan,
atau menggerakkan pendengarnya.

3) Metode Penyampaian

Ada empat cara yang bisa digunakan orang dalam menyampaikan pembicaraannya, antara lain :

(1) penyampaian secara mendadak,

(2) penyampaian berdasarkan catatan kecil,

(3) penyampaian berdasarkan hafalan, dan

(4) penyampaian berdasarkan naskah.

4) Jumlah Penyimak

Komunikasi lisan melibatkan dua pihak, pendengar dan pembicara. Jumlah peserta yang
berfungsi sebagai penyimak dalam komunikasi lisan dapat bervariasi misalnya satu orang,
beberapa orang (kelompok kecil), dan banyak orang (kelompok besar).

5) Peristiwa Khusus

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi berbagai kegiatan. Sebagian dari
kegiatan itu dikategorikan sebagai peristiwa khusus, istimewa, atau spesifik. Contoh kegiatan
khusus itu adalah ulang tahun, perpisahan, perkenalan, pemberian hadiah. Berdasarkan peristiwa
khusus itu berbicara atau berpidato dapat digolongkan atas enam jenis,

(1) pidato presentasi,

(2) pidato penyambutan,


(3) pidato perpisahan,

(4) pidato jamuan (makan malam),

(5) pidato perkenalan, dan

(6) pidato nominasi (mengunggulkan)

Anda mungkin juga menyukai