Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan
yang kelihatan (visible) dengan memanfaatkan sejumlah alat komunikasi manusia
untuk menyampaikan maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang
dikombinasikan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik
secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi
kontrol sosial.
Kata deskrit diadaptasi dari bahasa Inggris discrete yang artinya terpisah atau
tersendiri. Bila pengertian ini dikaitkan dengan keterampilan berbahasa, maka
kita dapat mengartikannya keterampilan berbicara sebagai keterampilan
tersendiri yang tidak terintegrasi dengan keterampilan berbahasa yang lain
(membaca, menyimak, dan menulis).
Konsep dasar berbicara menurut Logan (1972: 104-105) merupakan sarana
berkomunikasi yang mencakup sembilan hal, yakni: (1) berbicara dan menyimak
adalah dua kegiatan resiprokal; (2) berbicara adalah proses individu
berkomunikasi, (3) berbicara adalah ekspresi kreatif, (4) berbicara adalah tingkah
laku, (5) berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari,(6) berbicara dipengaruhi
kekayaan pengalaman, (7) berbicara sarana memperluas cakrawala (8)
kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat, (9) berbicara adalah
pancaran pribadi.
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara
bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi
sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana
bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi.
Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan
tujuan. Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya
pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus
mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui
prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara
umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan
biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu (1) menghibur, (2)
menginformasikan, (3) menstimulasi, (4) meyakinkan, dan 5) menggerakkan.
Menurut Hartono berdasarkan lawan bicara, keterampilan berbicara dapat dibedakan
menjadi empat bentuk, yaitu: (a) satu lawan satu, (b) satu lawan banyak, (c) banyak
lawan satu,dan (d) banyak lawan banyak.
(2) Formal : penggunaan bahasa oleh situasi formal, misalnya : sekolah, acara resmi
(3) Vokasional: penggunaan bahasa pada jurusan atau bidang tertentu, misalnya:
apoteker, notaries
3. Pidato
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk
menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato
biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan
tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato
biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di
depan banyak orang atau khalayak ramai.