Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, 2018 Vol. 3 No.

1
36
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika

MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL


PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA
MOTOR HONDA CB TAHUN 1977
Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2]

Program Studi Teknik Mesin Politeknik Muhammadiyah Pekalongan


Jl.Pahlawan No.10 Gejlig - Kec. Kajen Kab. Pekalongan 51161 Telp./Faks : (0285) 385313

ABSTRAK
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengikuti perkembangan teknologi otomotif sehingga lebih modern dan klasik sehingga mudah
dalam mencari spare partnya, karena mencari platina motor susah.Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan bunga api
pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara didalam silinder. Modifikasi ini bertujuan
agar sistem pengapian motor Honda CB Tahun 1977 standar menggunakan sistem pengapian konvensional platina yang
sebelumnya seringnya melakukan penyetelan pada setiap penggunaan medan perjalanan tertentu, dimodifikasi menjadi sistem
pengapian CDI ini pengapian lebih stabil tidak perlu menyetel ulang sistem pengapian. Proses modifikasi ini penambahan pick
up coil di kruk-as dengan cara pada kruk-as dilas sepanjang 21 mm mengikuti sistem pengapian pada Honda Mega pro, pick up
coil bekerja bersama dengan pulser untuk menghasilkan sinyal yang baik pada sistem pengapian.
Intinya pick up coil pada akhir langkahnya ketemu komponen pulser itu 5 derajat sebelum piston mencapai Titik Mati Atas.
Maka dari itu penulis akan membahas sistem pengapian dengan menggunakan CDI sebagai pengganti platina.

Kata Kunci : Motor Honda CB Tahun 1977, Pulser, pick up coil dan CDI.

1. PENDAHULUAN pengapian pada mesin pembakaran bagian dalam


1.1. Latar Belakang Masalah pada motor Honda CB tahun 1977, dimana
Modifikasi dibidang otomotif akhir- sistem ini memanfaatkan energi yang tersimpan
akhir ini mengalami perkembangan yang sangat dikapasitor yang nantinya akan digunakan untuk
pesat dan beragam, hampir semua sistem dalam menghasilkan tegangan tinggi ke koil pengapian
teknologi baik sepeda motor maupun mobil sehingga fungsi koil pada motor bisa menghasilkan
mengalami sentuhan modifikasi. Modifikasi percikan bunga api pada busi, semakin besar
yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan unjuk energikapasitor maka semakin kuat percikan
kerja yang lebih baik dari sebuah sistem kerja api busi menembus kompresi tinggimaupun
otomotif, sebuah kendaraan yang baik tentunnya kabut bahan bakar yang pekat yang
adalah sebuah kendaraan yang dapat difungsikan disebabkan permukaan throttle yang lebih besar.
sesuai dengan apa yang menjadi konsep dari Berkembangnya dunia otomotif yang maju
awal mula kendaraan tersebut dibuat, emodifikasi sepertisekarang ini dan keinginan penulis
atau mengembangkan suatu kendaraan tentunya inginmerubah system pengapian konvensional
juga harus memperhatikan fungsi- fungsi awal platina yang dari pabrik menjadi sistem pengapian
dari kendaraan tersebut CDI. pengapian platina membutuhkan penyetelan
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5 sudut dwel sehingga perlu dilakukan
2021/5/Chapter%20I.pdf). penyetelan secara berkala, karena sering terjadi
Tidak ada aturan khusus maupun standar yang pergeseran sudut dwel. tidak tepatnya waktu
menjadi acuan dalam melakukan modifikasi pengapian terhadap pembakaran akan
maupun mengem-bangkan, namun perlu diingat mengakibatkan pembakaran tidak sempurna
bahwa modifikasi yang baik adalah modifikasi sehingga akan terjadi borosnya pemakaian
yang memperhatikan segala aspek dari segi estetika bahan bakar dan motor kurang bertenaga. CDI
maupun dari segi fungsional tanpa mengurangi merupakan pengatur waktu atau timing untuk
fungsi awal dari kendaraan yang termodifikasi meletikan api pada busi yang sudah
menjadi dapat lebih difungsikan sesuai konsep dibesarkanoleh koil untuk memicu
modifikasi yang telahdibuat.Perubahan pengapian pembakaran pada ruang bakar mesin.Sistem
CDI (Capacitor Discharge Ignition) adalah sistem pengapian ini terdiri dari beberapa komponen

Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2] - MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA MOTOR HONDA CB TAHUN 1977
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, 2018 Vol. 3 No. 1 37
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika

utama yaitu spul pengapian CDI, pulser, koil


pengapian, 2. LANDASAN TEORI
dan busi. Spul pengapian berfungsi sebagai 2.1 Sistem Pengapian Platina
sumber arus dan pulser berfungsi sebagai pemberi Sistem pengapian berfungsi menghasilkan
sinyal ke unit CDI Serta waktu pengapian, percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat
penggunaan sistem CDI pada motor ini lebih untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di
efisien dan lebih fleksibel perawatan sistem dalam silinder. Seperti yang kita ketahui bahwa
pengapian. sistem pengapian konvensional platina
menggunakan gerakan mekanik kontak platina
1.2. Rumusan Masalah untuk menghubung danmemutus arus primer, maka
1) Bagaimana merubah sistem pengapian kontak platina mudah sekali aus dan memerlukan
konvensional platina menjadi sistem penyetelan atau perbaikan dan penggantian setiap
pengapian CDI ? periode tertentu. Hal ini merupakan kelemahan
2) Bagaimana perbedaan cara kerja platina mencolok dari sistem pengapian konvensional.
dan CDI ?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada modifikasi sistem
pengapian konvensional platina menjadi
sistempengapian CDI pada motor Honda CB tahun
1977 :
1) Mengganti platina dengan CDI.
2) Menentukan sudut pengapian pulser
terhadap pengapian CDI.
1.4. Tujuan dan Manfaat Gambar 2.1 Sistem Pengapian Konvensional Platina
1. Tujuan dari pembuatan ini adalah : (Sumber : http://dweelistianto.blogspot.com/2012/04/perbedaan-
a. Mengetahui perbedaan cara kerja cdi-dengan-platina.html)

pengapian platina dengan CDI.


b. Mengetahui perbedaan komponen 2.1.1 Komponen Sistem Pengapian Platina
pengapian platina dengan CDI. Berikut adalah komponen-komponen
c. Mengetahui cara modifikasi sistem sistem pengapian platina beserta fungsinya masing-
pengapian platina menjadi sistem masing yaitu :
pengapian CDI. 1) Nok atau cam berfungsi untuk menekan
2. Manfaat dari pembuatan ini adalah : lengan platina agar agar membuka dan juga
a. Memberikan informasi kepada agar menutup kembali seiring dengan
pembaca dan masyarakat luas terutama berputarnya nok, karena bentuknya yang
yang menyukai dengan mirip kotak, sehingga dalam sekali putaran
b. Dunia modifikasi motor bahwa (360 derajat) platina akan membuka
efektifitas menggunakan CDI akan empat kali dan akan menutup selama empat
memberikan lebih efisiensi bahan akar. kali juga.
c. Memberikan pengalaman dan 2) Kontak tetap berfungsi untuk menyalurkan
pengetahuan penulis dalam arus listrik menuju ke kumparan primer pada
melakukan modifikasi system koil.
pengapian konvensional platina 3) Kontak lepas memiliki fungsi yang
menjadi system pengapian CDI pada sama dengan kontak tetap, hanya saja
Honda CB tahun 1977 kontak lepas dapat digerakkan melalui
d. Sebagai bahan acuan dalam lengan platina (untuk memutus dan
perkembangan teknologi otomotif menghubungkannya).
khususnya dalam hal modifikasi. 4) Pegas kontak platina berfungsi untuk
mengembalikan lengan platina agar

Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2] - MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA MOTOR HONDA CB TAHUN 1977
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, 2018 Vol. 3 No. 1
38
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika

menutup kembali atau bisa disebut pegas kembali menutup dan begitu seterusnya proses
pengembali. membuka dan menutup berulang-ulang selama
5) Lengan kontak platina berfungsi sebagai poros terus berputar.
tempat dudukan kontak lepas. Ketika celah platina menutup, arus listrik
6) Sekrup pengikat berfungsi untuk mengikat akan mengalir menuju rangkaian primer koil
komponen platina dan juga sehingga inti busi pada koil pengapian akan
mengencangkan atau mengendorkan guna menjadi magnet (elektromagnetik). Sedangkan
penyetelan platina. ketika celah platina membuka maka arus
7) Tumit ebonit berfungsi untuk media yang listrik tersebut akan terputus sehingga inti besi
ditekan oleh cam atau nok sehingga platina akan kehilangan kemagnetannya secara tiba-tiba.
dapat membuka (karena dorongan nok) Hilangnya kemagnetan pada inti besi secara tiba-tiba
atau menutup (karena dorongan pegas inilah yang akan membangkitkan tegangan tinggi
kontak platina). pada lilitan atau kumparan sekunder. Tegangan
8) Kabel dari koil pengapian berfungsi untuk tinggi selanjutnya disalurkan ke busi agar tegangan
meneruskan arus pengapian dari platina tinggi tersebut bisa meloncati gap atau celah
menuju ke koil dan diteruskan ke busi elektroda busi berupa loncatan listrik yang kita
untuk menghasilkan percikan bunga api. sebut sebagai loncatan bunga api busi.
9) Alur penyetelan celah platina berfungsi Selanjutnya loncatan bunga api busi tersebut
untuk menyetel celah platina. membakar campuran bahan bakar dan udara.
Aliran arus tegangan tinggi pada kumparan
2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pengapian sekunder tersebut kemudian disalurkan ke busi
Platina untuk menghasilkan loncatan bunga api diantara
Pada penggunaan sistem pengapian platina elektroda busi.
pada motor ada kelebihan dan kekurangan,
tetapi kelebihan pada sistem pengapian platina ini 2.2 Sistem Pengapian CDI
sangatlah sedikit sebab pada umumnya pada era Dalam perkembangannya, ditemukan
tahun 2000 sampai kini tahun 2017 penggunaan sistem pengapian CDI sebagai penyempurna
sistem pengapian pada motor adalah sistem sistem pengapian. Sistem pengapian CDI
pengapian CDI sebab pengapian lebih stabil bagus (Capasitor Discharge Ignition). Sistem
serta irit bahan bakar, Adapun kelebihan dan pengapian CDI merupakan serangkaian unit
kekurangan sistem pengapian platina adalah : komponen pada sistem pengapian sepeda motor
a. Kelebihan Sistem Pengapian Platina yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer
1. Harga komponen platina lebih murah engapian, yang menghubungkan dan
2. Penggantian lebih mudah (karena memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan
murah) untuk melakukan pengisian (charge) dan
b. Kekurangan Sistem Pengapian Platina pengosongan (discharge). Muatan kapasitor
1. Komponen platina sering diganti sebab (penampung tegangan), kemudian dialirkan
seringnya penggunaan juga melalui kumparan primer koil pengapian untuk
mempercepat keausan komponen. menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada
2. Pengapian kurang bagus kumparan sekunder dengan cara induksi
3. Harus sering menyeting ulang sistem elektromagnet dan diteruskan ke busi guna
pengapian menghasilkan percikan bunga api pada saat yang
4. Tenaga mesin kurang maksimal tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan
5. Bensin lebih boros udara diruang bakar Proses pengisian dan
pengosongan muatankapasitor dioperasikan oleh
2.1.3 Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional saklar elektronik seperti halnya kontak platina
Platina (pada sistem pengapian konvensional).
Cara kerja dari sistem pengapian
konvensional platina adalah ketika poros berputar
maka cam atau nok akan mendorong lengan
platina sehingga platina membuka, kemudian
ketika nok terus berputar maka platina akan
Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2] - MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA MOTOR HONDA CB TAHUN 1977
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, 2018 Vol. 3 No. 1 39
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika

5) Busi adalah alat yang digunakan untuk


meloncatkan bunga api melalui
elektrodanya untuk menghasilkan
proses pembakaran campuran bahan bakar
dan udara didalam ruang bakar. Bunga api
yang diloncatkan dengan perbedaan
tegangan 10.000 volt diantara kedua kutub
elektroda busi.
Gambar 2.2 Skema Pemasangan CDI 6) Pulser adalah besi bermagnet dililit kawat
(sumber http://otomotif-sae576.blogspot.com/2013/10/sistem- tembaga halus. Pulser berfungsi untuk
pengapian-cdi.html) penentu timing pengapian pada mesin
kendaraan berbahan bakar bensin.
2.2.1 Komponen Sistem Pengapian CDI 7) Kunci Kontak merupakan saklar
Sistem pengapian CDI pada sepeda motor utama yang menghubungkan baterai
ada komponen-komponen pendukung yang dengan seluruh sistem yang ada (termasuk
berpengaruh pada sistem pengapian) berfungsi untuk
tenaga untuk membangkitkan mesin, selanjutnya menghubungkankumparan pengisian unit
setiap komponen memiliki fungsi masing- CDI. Saat kunci kontak posisi ON, titik
masing untuk menyempurnakan jalannya sistem kontak yang ada di kedua terminalnya
pengapian CDI, berikut adalah komponen- saling berhubungan, sehingga arus listrik
komponen sistem pengapian CDI yaitu : dapat mengalir dari satu terminal ke
1) Bateraiberfungsi sebagai sumber arus terminal lain.
pada sistem pengapian. Prinsip kerja dari 8) Unit CDI merupakan serangkaian
baterai adalah saat kutub positif dan komponen system pengapian sepeda motor
kutub negatif bereaksi dengan larutan yang berfungsi sebagai saklar rangkaian
elektrolit, maka akan terjadi pelepasan primer pengapian, yang menghubungkan
muatan elektron. Elektron bergerak dari dan memutuskan arus listrik yang
kutub negatif kekutub itu akan menjadi arus imanfaatkan untuk melakukan pengisian
listrik. (charge) dan pengosongan (discharge)
2) Pemutus arus dalam komponen CDI ini muatan kapasitor, kemudian dialirkan
adalah dengan cara menahan arus dalam melalui kumparan primer koil
kondensor saat SCR (Silicon Controller pengapian untuk menghasilkan arus
Rectifier) mati dan mengalirkannya ke listrik tegangan tinggi pada kumparan
kumparan primer koil saat hidup. sekunder dengan cara induksi elektromagnet
3) Kondensor dalam unit CDI berfungsi dan diteruskan ke busi guna
untuk menahan arus saat SCR menghasilkan percikan bunga api pada
(SiliconController Rectifier) kemudian saat yang tepat untuk proses
mengalirkannya ke kumparan primer koil pembakaran campuran bahan bakar dan
pengapian saat SCR hidup. Pada sistem udara didalam silinder.
CDI tidak akan terjadi loncatan bunga api
seperti pada penggunaan platina. Sehingga 2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem
kerja yang dilakukan lebih efektif. Pengapian CDI
4) Koil pengapian berfungsi untuk Sistem pengapian CDI pada motor ada
menaikkan tegangan yang diterima dari kelebihan dan kekurangan, penggunaan sistem
sumber tegangan yang diperlukan untuk pengapian CDI pada motor lebih baik serta lebih
sistem pengapian. Arus listrik yang datang efisien dari pada sistem pengapian platina,
dari baterai akan masuk kedalam koil, penggunaan sistem pengapian CDI lebih banyak
dengan tegangan sekitar 12 volt dan oleh kelebihannya dari pada kekuranagan. Berikut adalah
koil tegangan ini akan dinaikkan sampai kelebihan dan kekurangan sistem pengapian CDI.
sekitar 10.000 volt.
Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2] - MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA MOTOR HONDA CB TAHUN 1977
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, 2018 Vol. 3 No. 1
40
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika

ControllerRectifier), sehingga memicu kondensor


a. Kelebihan Sistem Pengapian CDI atau kapasitor untuk mengalirkan arus ke
1) Tidak memerlukan perawatan atau kumparan primer koil pengapian.
penyetelan seperti pada sistem pengapian Keunggulan dari CDI-DC adalah
konvensional platina. tegangan sumbernya stabil karena berasal dari
2) Kerja sistem pengapian elektronik baterai (aki), berbeda dengan pengapian
stabil (karena tidak ada keausan sistem CDI-AC yang tegangannya naik turun
komponen) sehingga bahan bakar relatif ikut putaran mesin.
ekonomis karena pembakaran lebih
sempurna.
3) Pengapian bagus lebih stabil
4) Tenaga mesin lebih kuat dan bensin lebih
irit.
5) Tidak sensitif terhadap air karena
komponen system pengapian dapat
dikemas kedap air.
b. Kekurangan Sistem Pengapian CDI
1) Apabila terjadi kerusakan terhadap
salah satu komponen di dalam unit
Gambar 2.3 Rangkaian CDI-DC (Sumber : Anonim,
CDI, berakibat seluruh rangkaian CDI
1994, Sistem Pengapian Step 2, Jakarta : PT. Astra
tidak dapat bekerja dan harus diganti satu
Motor)
unit.
2) Biaya atau harga penggantian unit CDI
Jalur kelistrikan pada sistem pengapian
relatif lebih mahal.
CDI dengan sumber arus pertama kali
3) Sistem Pengapian Elektronik (CDI) di bagi
dihasilkan oleh kumparan pengisian akibat
2 yaitu : 1. Sistem pengapian magnet (AC-
putaran magnet yang selanjutnya diserahkan
CDI)
dengan menggunakan regulator (rectifier)
4) Sumber tegangan didapat dari spull
kemudian dihubungkan ke baterai untuk
magnet, sehingga arus yang digunakan
melakukan proses pengisian (charging system).
merupakan arus bolak- balik (AC).
Dari baterai arus ini dihubungkan ke kunci kontak,
5) Sistem pengapian baterai elektronik (DC-
CDI unit, koil pengapian dan ke busi.
CDI) Sumber tegangan diperoleh dari
Selanjutnya busi memercikan bunga api.
tegangan baterai (yang disuplai oleh
sistem pengisian) sehingga arus yang
2.2.4 Spesifikasi Motor Honda CB 100 Sebelum
digunakan merupakan arus searah
Dimodifikasi
(DC). Jadi pengapian CDI-DC adalah
Model : Honda CB 100
sumber pengapian dari baterai menyuplai
Tahun Produksi : 1976-1977
tegangan 12 volt ke inverter bagian dari
Mesin : 4-Stroke, 1 Silinder
CDI kemudian di ubah tegangannya
Kapasitas Mesin : 100 cc, OHC
menjadi sekitar 350 volt ke koil.
Kompresi : 9,5 : 1
Bore x Stroke : 50,5 x 49,5 mm ( 2,0
2.2.3 Cara Kerja Sistem Pengapian CDI-DC
x 1,9 inches)
Pada saat kunci kontak di ON-kan, arus
Katup Silinder : 2 katup
akan mengalir dari baterai menuju saklar. Bila
Tenaga Maksimum : 11,5 hp @ 10.500 rpm
saklar ON maka arus akan mengalir ke
Top Speed : 110,0 km/jam
kumparan penguat arus dalam CDI yang
Pengapian :Konvensional Platina
meningkatkan tegangan dari baterai (12 Volt DC
Pendingin Mesin : Udara
menjadi 220 Volt AC). Selanjutnya, arus
Transmisi : 5 percepatan
diserahkan melalui dioda dan kemudian dialirkan ke
Ban depan : 250-18
kondensor untuk di simpan sementara. Akibat
Ban belakang : 275-18
putaran mesin, koil pulsa menghasilkan arus
Rem depan : Cakram
yang kemudian mengaktifkan SCR (Silicon
Rem belakang : Tromol
Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2] - MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA MOTOR HONDA CB TAHUN 1977
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, 2018 Vol. 3 No. 1 41
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika

Kapasitas Tangki : 5 Liter 3.2. Spesifikasi Motor Honda CB 100 Setelah


Busi : NGK Dimodifikasi
Baterai : 12 Volt (2,5 Ah) Model : Honda CB 100
Tangki Oli Mesin : 1000 ml Tahun Produksi : 1976-1977
Mesin : 4 -Stroke, 1 Silinder
3. METODE PEMBUATAN Kapasitas Mesin : 100 cc
3.1. Diagram Flowchart Pembuatan Kompresi : 11 : 1
Bore x Stroke : 50,5 x 49,5 mm (2,0
x 1,9 inches)
Katup Silinder : 2 katup
Tenaga Maksimum : 11,5 hp @ 10.500 rpm
Top Speed : 120,0 km/jam
Pengapian : CDI
Pendingin Mesin : Udara
Transmisi : 5 Percepatan
Ban depan : 250 -18
Ban belakang : 275-18
Rem depan : Cakram
Rem belakang : Tromol
Kapasitas Tangki : 5 Liter
Busi : Ngk
Baterai : 12 Volt (2,5 Ah)
Tangki Oli Mesin : 1000 ml

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam modifikasi
sistem pengapian konvensional platina
menjadi sistem pengapian CDI pada motor
Honda CB Tahun 1977 ini adalah :

Tabel 3.1 Alat yang digunakan

Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2] - MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA MOTOR HONDA CB TAHUN 1977
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, 2018 Vol. 3 No. 1
42
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika

3.3 Modifikasi Rangkaian Pengapian Platina


b. Bahan Menjadi CDI
Bahan yang digunakan dalam modifikasi Sistem pengapian pada Honda CB 100
sistem pengapian konvensional platina awalnya menggunakan sistem pengapian
menjadi sistem pengapian CDI pada konvensional platina, dimana pada pengapian
motor Honda CB tahun 1977 adalah jenis ini menggunakan platina sebagai pemutus
sebagai berikut : arus kumparan primer koil untuk
menghasilkaninduksi diri pada kumparan
Tabel 3.2 Bahan yang digunakan sekunder koil sehingga didapatkan arus listrik
tegangan tinggi yang dimanfaatkan oleh busi
untuk membakar campuran bahan bakar. Sistem
pengapian ini memiliki kelemahan dimana arus
yang dihasilkan oleh spul magnet tergantung
putaran mesin sehingga menjadikan pengapian
kurang maksimal pada putaran bawah,
kelemahan lain adalah perubahan celah
kontakplatina akibat terbakar saat terbuka sehingga
3.2 Proses Modifikasi Sistem Pengapian berpengaruh terhadap induksi diri di koil.
Dengan menggunakan bor tangan untuk CDI (Capasitor Discharge Ignition) yang
membuat dudukan baut sebagai pengunci pulser memiliki karakteristik lebih baik dibandingkan
agar tidak bergeser. Setelah itu menentukan dengan sistem pengapian konvensional. Sistem
ketepatan pengapian dengan cara menentukan letak pengapian CDI atau sistem pengapian arus
pick up coil yang sesuai agar pengapian tepat terjadi pelepasan kapasitor adalah salah satu sistem
5 - 10 derajat sebelum piston mencapai TMA pada pengapian yang menggunakan relai/ saklar
langkah kompresi. Pulser terdiri dari suatu lilitan dengan sistem elektronik (solid state).
kecil yang akan menghasilkan arus AC apabila Penggunaan relai/saklar dengan sistem elektronik
dilewati oleh perubahan garis gaya magnet yang untuk mengganti alat pengatur arus secara
dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada rotor mekanik (platina) dapat meningkatkan tegangan
magnet. yang terjadi pada kumparan sekunder. Sehingga
Setelah sesuai baru melakukan pengelasan pada penggunaan sistem pengapian CDI akan
pada kruk-as untuk membuat dan menentukan berpengaruh terhadap kesempurnaan
panjang pick up coil. Pengelasan membuat pembakaran dan daya yang dihasilkan mesin.
panjang pick up coil pada kruk-as menghabiskan
elektroda RD 2 buah dengan mesin las listrik
dengan tegangan 80 volt secara stabil.
Setelah selesai pengelasan pick up coil di
kruk-as sepanjang 21 mm sesuai standar sistem
pengapian pada Honda mega pro, kemudian
melakukan pengukuran menggunakan alat
jangka sorong untuk menentukan panjang pick up
coil pada kruk-as yang sesuai.Pada saat
pemasangankruk-as pada ruang calter mesin
juga di tentukan jarak antara pick up coil dan
pulsernya agar tidak terlalu dekat karena Gambar 3.1 CDI Honda Mega Pro (Sumber :
akanmembuat kumparan pada pulser cepat panas Dokumentasi)
dan bisa mengakibatkan kumparan pada pulser
cepat putus. Pengukuran jarak antara pulser
dengan kruk-as disetel menggunakan feller gauge
hasil jarak pulser dengan kruk as 0,80 mm sesuai
pada ukuran jarak standar pulser dengan pick up
coilnya.

Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2] - MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA MOTOR HONDA CB TAHUN 1977
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, 2018 Vol. 3 No. 1 43
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika

3.4 Rangkaian Platina

Gambar 3.2 Rangkaian Pengapian Platina (Sumber : Gambar 3.4 Pengujian saat pengapian (Sumber :
Anonim, 1994, Sistem Pengapian Step 2, Jakarta : Dokumentasi)
PT. Astra Motor)
Pada ketentuannya pengapian yang
3.5 Rangkaian Sistem Pengapian CDI tepat menggunakan sistem pengapian CDI
(Capasitor discharge ignition) yaitu bila mana pick
up coil pada kruk-as bertemu dengan pulser
pada saat akhir langkahnya, pada saat itu pulser
baru memberi sinyal ke CDI unit untuk
melepas muatan ke coil pengapian, bukan pada
saat awal bertemu.

3.6.2 Hasil Percikan Busi


Langkah awal sebelum melihat percikan busi
pada modifikasi sistem pengapian konvensional
Gambar 3.3 Rangkaian CDI (Sumber : Anonim, platina menjadi sistem pengapian CDI pada
1994, Sistem Pengapian Step 2, Jakarta : PT. Astra motor Honda CB tahun 1977 ini adalah :
Motor) 1. Lepaskan kop atau tutup pada kabel busi
3.6 Pengujian dari businya.
3.6.1 Pengujian Derajat Pengapian Dengan Timing 2. Ambil kunci busi kemudian lepaskan busi
Light putar kunci busi kekiri perlahan-lahan
Modifikasi sistem pengapian konvensional setelah busi mulai kendor lepaskan busi dari
platina menjadi sistem pengapian CDI pada bloknya.
motor Honda CB tahun 1977 ini setelah selesai 3. Tempatkan terminal busi pada kopnya
pembuatan kemudian melakukan pengujian kemudian dekatkan busi pada blok motorpada
terlebih dahulu apakah sesuai dan mampu saat antara busi dengan blok motor sudah
memenuhi fungsi seperti yang diharapkan. menempel kunci kontak Siap di ON-kan.
Pengujian dimulai dari menghidupkan mesin 4. Mesin di hidupkan dengan menggunakan
untuk mengetahui ketepatan saat kick elektrik setelah itu busi langsung
pengapian.Ketepatan saat pengapian dengan memercikan bunga api secara lurus stabil,
menggunakan alat timing light yaitu dimana bagus berwarna putih kebiruan, artinya
uji pengapian terjadi 5 derajat sebelum piston pengapian pada businya bagus.
mencapai TMA (Titik Mati Atas) dapat diartikan
bahwa pada derajat pengapian motor garis F, tepat
pada tanda TP-nya artinya penyetelan tepat 5
derajat dan pengapian saat putaran motor
dinaikkan tinggi terjadi semua motor
pengapiannya jatuh berkisar antara 15-20 derajat
sebelum TMA (Titik Mati Atas) serta tanda TP
tepat pada garis II, artinya pengapian tepat sesuai
standar pada posisinya.
Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2] - MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA MOTOR HONDA CB TAHUN 1977
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, 2018 Vol. 3 No. 1
44
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika

Daftar Pustaka

Anonim, 1994, Sistem Pengapian Step 2,


Jakarta: PT. Astra Motor.
Arend, BPM dan Berenschot, H. (1996).
Motor Bensin. Jakarta : Erlangga.
Daryanto, 2004, Teknik Sepeda Motor,
Bandung :Yrama Widya.
Toto Suwarto. (2008. Tune Up Ringan
Sepeda Motor--Tak. Jakarta :Kawan
Gambar 3.5 Percikan Busi (Sumber : Dokumentasi) Pustaka.
Yan Soedaryanto, 1990, Teknik Mesin
4. KESIMPULAN Sepeda Motor, Purworejo:Lembaga
Dari penyusunan laporan tugas akhir diatas Pendidikan
dapat disimpulkan bahwa : http://www. Scribd.com/ doc/ Buku-Panduan-
1. Modifikasi sistem pengapian konvensional CDI.
platina menjadi sistem pengapian CDI pada http://myugapratama.Blog.upi.edu/files/2009/
motor Honda CB tahun 1977 yang saya buat 06/jurnal CDI.
adalah sebagai media kendaraan sehari-hari. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
2. Sistem pengapian CDI tidak perlu 9/52021/5/Chapter%20I.pdf.
melakukan hal penyetelan, pengapian CDI http://topikseputartekhnologi.blogspot.co.id/20
ini lebih stabil sehingga bahan bakar relatif 15/11/perbedaan-platina-dan-cdi.html.
ekonomis karena pembakaran lebih
sempurna, serta pengapian bagus tenaga mesin
lebih kuat dan bensin lebih irit.
3. Perbedaan cara kerja pengapian platina
dengan CDI adalah apabila sistem
pengapian platina arus listriknya tidak
terus menerus tapi dengan sistem kontak
putus atau bisa dibilang ada jedanya jadi
harus melakukan penyetelan pada cam
platina, sedangkan CDI lebih modern yakni
elektris jadi tidak perlu dibersihkan lebih
awet dan tidak perlu disetel serta CDI sudah
dilengkapi dengan sensor sinyal pulser,
pembangkit pulser fungsinya untuk member
sinyal ke CDI kapan koil harus
mengirimkan arus induksi ke busi tepat
pada saat piston pada akhir langkah
kompresi.

Akhmad Pujiono[1] Teguh fitriyanto[2] - MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA MENJADI SISTEM PENGAPIAN CDI PADA MOTOR HONDA CB TAHUN 1977

Anda mungkin juga menyukai