Habibi, Nurul¹, Nely Ana Mufarida, S.T., M.T2., AndikIrawan, S.T., M.Eng3.
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jember
Email : bibi.tobi18@gmail.com
ABSTRAK
Keterangan :
1. Penyusun Tugas Akhir¹
2. Dosen Pembimbing I ²
3. Dosen Pembimbing II ³
viii
PERFORMANCE CHARACTERISTICS MOTOR GASOLINE 135 CC BY
STANDATD AND CDI CDI VARIATION IMAX 24 STEP.
Habibi, Nurul1, Nely Ana Mufarida, S.T., M.T2., AndikIrawan, S.T., M.Eng3.
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jember
Email : bibi.tobi18@gmail.com
ABSTRAK
Installation CDI I-MAX 24 STEP on the 135cc Yamaha can make a more
complete combustion and better fuel economy. From the data results and a
discussion of the performance of the motor gasoline 4 stroke 135 cc engine with
CDI standard conditions and in conditions I-MAX BRT CDI 24 STEP with 3
variations can be concluded that the optimal motor performance is obtained on a
machine that uses BRT CDI I- MAX 24 STEP memory 2 fueled pertamax with
average power of 5.163 HP that increased 1,464% of engine fuel standards
pertamax, the average torque of 6.359 Nm which increased 2,531% of engine fuel
standards pertamax, from standard engine fuels pertamax and sfc lows reached
2,557 kg / HP.jam which decreased 47.6% from the standard engine fuels
pertamax.
Information :
1.DraftingFinal¹
2.Supervisorl I²
3. Supervisor II³
ix
1. PENDAHULUAN
banyak dijumpai adalah kendaraan bermotor. Sampai saat ini, sebagian besar
energi.
pembakaran, pertama adalah kualitas bahan bakar yaitu bahan bakar yang
memiliki ketahanan terhadap detonasi yang baik, kedua kondisi ruang bakar
pengapian yaitu suatu sistem pada motor bensin yang digunakan untuk
Variasi Putaran Mesin Terhadap Torsi dan Daya Mesin Pada Sepeda Motor
penggunaan CDI digital hyper band dapat meningkatkan putaran maksimal mesin.
Putaran mesin maksimal yang dapat dicapai ketika menggunakan CDI standar
sebesar 9100 rpm. Dan menghasilkan Torsi poros maksimal terjadi pada putaran
x
mesin 5900 rpm, yaitu sebesar 7,51 ft.lbs. Dan menghasilkan daya terjadi pada
putaran 9050 rpm sebesar 10,07 hp. Putaran mesin maksimal yang dapat dicapai
ketika menggunakan CDI digital hyper band sebesar 10600 rpm atau lebih tinggi
1500 rpm dari putaran maksimal mesin yang dapat dicapai CDI standar. Dan torsi
yang dihasilkan sebesar 7,51 ft.lbs pada putaran 5900 rpm. Daya poros maksimal
yang dapat dicapai ketika menggunakan CDI digital hyper band terjadi pada
masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah perbedaan daya dan torsi pada sepeda
motor yang mempergunakan CDI limiter dan CDI unlimiter ? (2) Bagaimanakah
perbedaan konsumsi bahan bakar pada sepeda motor yang mempergunakan CDI
atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Untuk mengetahui perbedaan unjuk kerja pada sepeda motor yang
mempergunakan CDI limiter dan CDI unlimiter. (2) Untuk mengetahui perbedaan
konsumsi bahan bakar pada sepeda motor yang mempergunakan CDI limiter dan
CDI unlimiter.
2. KAJIAN PUSTAKA
Motor bensin merupakan salah satu dari mesin pembakara dalam atau
xi
kita. Penggunaan mesin ini sebagai alat transportasi, sumber penggerak alat
3. Putaran mesin tinggi, tenaga dan torsi yang dihasilkan lebih tinggi dari mesin
Prinsip kerja dari motor bensin menurut Hidayat (2012: 14) adalah mesin
yang bekerja memanfaatkan energi dari gas panas hasil proses pembakaran,
sehingga gas pembakaran sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja menjadi tenaga
(silinder blok) setelah memercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat
mati bawah) menjadi langkah usaha. Agar busi dapat memercikkan bunga api
xii
dengan tepat, maka diperlukan suatu sistem yang bekerja secara akurat. Sistem
waktu yang sangat cepat dan singkat. Menurut Haryono (1997: 29) Bunga api
pada busi berasal dari arus listrik tegangan tinggi dimana arus ini mengalir pada
waktu tertentu,jadi sewaktu arus mengalir busi memercikkan bunga api dan
Pada sistem pengapian sepeda motor terdapat dua macam sistem pengapian,
yang terjadi pada sistem pengapian konvensional, baik yang menggunakan baterai
komponen seperti contack breaker (platina) dan unit pengatur saat pengapian
otomatis yang cukup presisi (teliti) untuk menjamin keterandalan dari kerja mesin.
Bahkan saat dipakai pada kondisi normal, keausan komponen tersebut tidak dapat
dihindari.
Sarat penting yang harus dimilki oleh motor bensin, agar mesin dapat
bekerja dengan efesien menurut Jama & Wagino (2008: 165), yaitu:
xiii
2. Saat pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat
1. CDI limiter yaitu CDI yang terdapat batasan pada pengapian dan biasanya
2. CDI unlimiter yaitu CDI yang tidak terdapat batasan pengapiannya. Dan
CDI limiter ini merupakan CDI yang diberikan dari bawaan pabrik yang
memproduksi sepeda motor tersebut, salah satunya seperti yang digunakan oleh
sepeda motor Yamaha jupiter mx 135 cc. CDI limiter adalah CDI yang di batasi
pengapianya pada rpm tertentu biasanya CDI limiter dibatasi pada putaran kurang
lebih 9000 rpm. Apabila saat sepeda motor melaju kencang dan putaran mesin
telah mencapai batasan pada CDI limiter maka secara otomatis tenaga mesin akan
diturunkan oleh CDI sehingga tenaganya pun akan menurun (drup) dan konsumen
xiv
bahan bakar akan terbuang sia-sia. Hal ini dikarenakan di dalam rangkaian
elektronik diado terdapat dioda zener yang fungsinya untuk membatasi putaran
CDI unlimiter merupakan CDI yang biasanya pakai oleh motor balap karena
pada CDI unlimiter terdapat dioda zener yang tegangan tembusnya (breakdwon
voltage) lebih besar dari pada yang digunakan CDI limiter. CDI unlimiter adalah
CDI yang sebenarnya kerjanya tetap terdapat batasan pada putarannya, namun
batasan tersebut lebih tinggi kurang lebih pada putaran 20.000 rpm, sedangkan di
dalam CDI limiter kurang lebih 9000 rpm tergantung spesifikasi motor. CDI
unlimiter ini dibuat dengan maksud untuk memperoleh tenaga maksimal dari
2.4.1 Daya
gesekan internal di dalam mesin.Daya ini diukur dari tekanan yang dihasilkan di
dalam silinder, dimana merupakan langkah awal perubahan energi panas ke dalam
energi mekanik.
xv
Tn
Bhp= ……………………………..………..…..(1)
5252
Keterangan :
Bhp = Daya (hp)
T = Torsi (kgf-m)
n = kecepatan putar (rpm)
Sumber :Pudjanarsa,A. Nursuhud, D.(2013:Hal 68)
2.4.2 Torsi
force’. Torsi atau momen gaya adalah gaya untuk memutarkan suatu benda pada
porosnya. Maka torsi bisa diibaratkan sebagai gaya putar terhadap suatu benda.
Contoh penerapan torsi seperti menggerakkan flywheel pada motor ruang bakar
dalam mesin baik itu mobil atau sepeda motor. Satuan Torsi adalah Newton
P m . . A . L .i
T= ATAU T =Fxd .............(2)
a
Keterangan:
xvi
L = Panjang langkah torak (m)
i = Jumlah silinder
Tekanan efektif rata-rata adalah tekanan hipotetik yang dapat bekerja pada
piston selama langkah kerja. Tekanan efektif rata-rata diperoleh dari membagi
2 πT nc
Bmep= …………………………………..…...(3)
Vd
Keterangan :
Bmep = Tekananefektif rata-rata (Nm-2=Pa)
T = Torsi [N.m]
nc = jumlahsiklus per putaran, 4 takn c=2, 2 tak n c=1
Vd = Volume Langkah [m3]
Sumber : en.wikipedia.org (2015:1)
Konsumsi bahan bakar spesifik atau SFC adalah parameter yang biasa
dipakai sebagai ukuran ekonomis pemakaian bahan bakar yang dipakai perjam
xvii
untuk setiap daya yang dihasilkan. Harga SFC yang lebih rendah menyatakan
efisiensi yang lebih tinggi dan harga SFC yang tinggi menyatakan efisiensi yang
Gf Gf
B SFC= (PS) = ( HP)…………………..
N N . 0,986
(4)
Keterangan :
3. METODE PENELITIAN
menguji pengaruh dari suatu perlakuan atau desain baru dengan cara
xviii
pengujian beberapa variasi perlakuan dengan pengujian tanpa variasi sebagai
pembanding.
Microsoft Excel. Proses input data-data kurva derajat pengapian variasi pada CDI
BRT Imax 24 step dilakukan dengan menggunakan remote CDI BRT Imax 24 step.
3.2 Alat
Merek :Yamaha
cairan
xix
Gigi transmisi : 4 percepatan
Perlengkapan Pendukung:
xx
Operation Temp : -15o to 80o C
5. Laptop
6. Tachometer
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu Pertamax (RON 92).
Dalam penelitian ini Model analisis data yang akan dipakai yaitu analisis
dikenai treatmen berbeda atau treatmen yang biasa). Dalam hal ini penulis akan
pengapian CDI Imax 24 step yang sudah di program ulang menggunakan remote
dengan hasil pengujian karakteristik performa dari waktu (timing) pengapian CDI
Agar pengujian valid maka perlu dilakuakan tiga kali pengulangan. Setelah
pengujian selesai, data yang terkumpul dimasukkan ke dalam Tabel seperti yang
Untuk mengetahui karakteristik CDI standar dan CDI BRT Imax 24 step
xxi
4. HASIL PENELITAN
mesin suatu motor bakar pembakaran dalam. Untuk menguji prestasi mesin suatu
motor bakar dilakukan dengan dynamometer atau yang juga disebut sebagai
sehingga kendaraan (mobil dan sepeda motor) dapat digerakkan atau dijalankan di
atas roller tersebut. Dengan berjalannya kendaraan diatas roller dapat diukur
kecepatan dan tenaga melalui kecepatan, rpm serta SFC suatu mesin.
Hubungan daya terhadap putaran mesin yang akan dibahas meliputi daya
yang dihasilkan pada kondisi motor dalam keadaan standar dan memakai CDI
standar dengan derajat pengapian standar, serta pada kondisi motor memakai CDI
BRT I-MAX 24 STEP dengan derajat pengapian variasi 1, variasi 2 dan varias 3.
Grafik daya diatas menunjukkan bahwa putaran mesin yang menggunakan CDI
standar dimulai pada putaran mesin 3000 rpm dengan daya 2,749 HP naik sampai
putaran 3500 rpm dengan daya 3,420 HP naik sampai putaran 4000 rpm dengan
daya 4,059 HP naik sampai putaran 4500 rpm dengan daya 4,701 HP naik sampai
putaran 5000 rpm dengan daya 5,240 HP naik sampai putaran 5500 rpm dengan
xxii
daya 5,648 HP naik sampai putaran 6000 rpm dengan daya 5,946 HP naik sampai
putaran 6500 rpm dengan daya 6,097 HP naik sampai putaran 7000 rpm dengan
daya 6,004 HP. Selanjutnya daya turun ke 5,608 HP pada putaran 7500 rpm
hingga batas putaran mesin atau engine limiter pada putaran 9000 rpm daya terus
Pada CDI BRT I-MAX Memori 2, daya naik dimulai putaran 3000 rpm
hingga pada putaran 6500 rpm, yaitu dengan daya 2,726 HP hingga sampai 6,255
HP. Dari putaran 7000 rpm sampai 9000 rpm mengalami penurunan daya yang
Grafik daya CDI BRT I-MAX Memori 3, menunjukkan bahwa daya yang
dihasilkan naik. Dimulai pada putaran mesin 3000 rpm dengan daya 2,721 HP,
naik hingga putaran 6500 rpm dengan daya 6,200 HP. Kemudian daya yang di
hasilkan mengalami penurunan yang drastis pada putaran 7000 rpm sampai 9000
Pada grafik CDI BRT I-MAX Memori 5 dengan memori 3 daya yang
dihasilkan mesin mengalami penurunan pada putaran 3000 rpm dengan daya
2,542 HP. Kemudian putaran 3000 rpm sampai 6500 rpm daya mengalami
kenaikan dari 2,542 HP hingga 6,173 HP. Pada putaran 7000 rpm sampai 9000
Dari data dalam tabel 4.1.dan gambar 4.1. serta pembahasan diatas, variasi
derajat pengapian dari CDI standar dan CDI variasi didapat daya maksimum dan
minimum. Daya maksimum pada CDI standar yaitu sebesar 2,749 HP pada
xxiii
putaran 3000 rpm, dan daya minimumnya sebesar 5,009 HP pada putaran 9000
rpm.Sedangkan pada CDI BRT I-MAX memori 2 sampai CDI BRT I-MAX
memori 5 juga didapatkan daya maksimum dan minimum serta didapatkan hasil
yang diharapkan. Daya maksimum terdapat pada CDI BRT I-MAX memori 2
sebesar 2,726 HP pada putaran 300 rpm dan daya minimumnya pada CDI BRT I-
Sedangkan hasil yang bisa ditarik dari data maupun grafik diatas adalah
dihasilkan. Hal ini dibuktikan dari nilai-nilai pada CDI BRT I-MAX Memori 2,
CDI BRT I-MAX Memori 3, CDI BRT I-MAX Memori 5 serta daya yang
dihasilkan oleh ketiga variasi derajat pengapian tersebut. Pada CDI BRT I-MAX
Memori 2 dengan nilai variasi derajat pengapian rata-rata lebih tinggi 2o dan 4o
dari CDI Standar dan CDI BRT I-MAX memori 3 daya rata-rata yang dihasilkan
juga turun dari 5,163 HP pada CDI Standar ke 4,986 HP pada CDI BRT I-MAX
memori 2 dengan daya 5,163 HP pada CDI BRT I-MAX memori 3 sebesar5,059
HP. Begitu juga pada CDI BRT I-MAX memori 5 dimana nilai variasi derajat
pengapian rata-rata lebih tinggi 2o dan 4o dari CDI BRT I-MAX memori 2. Daya
rata-rata yang dihasilkan pada CDI BRT I-MAX memori 5 sebesar 5,100 HP, hal
ini berarti lebih kecil dari pada CDI BRT I-MAX memori 2 dengan daya rata-rata
xxiv
4.2 Hubungan Torsi Terhadap Putaran Mesin
Hubungan torsi terhadap putaran mesin yang akan dibahas meliputi torsi
yang dihasilkan pada kondisi motor dalam keadaan standar dan memakai CDI
standar, serta pada kondisi motor memakai CDI BRT I-MAX memori 2,3, dan 5.
Dalam pengujian menggunakan Dyno Test hasil yang didapat langsung berupa
nilai torsi dalam tiap putaran mesin. Pengujian dilakukan dengan pengulangan
sebanyak 3 kali. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil data torsi terbaik.
grafik hubungan torsi terhadap putaran mesin, bentuk grafik torsi dari CDI standar
maupun CDI BRT I-MAX Memori 2, 3, dan 5 mengalami kenaikan dari putaran
3000 rpm sampai mencapai puncaknya pada putaran 4500 rpm sampi 5000 rpm
dengan torsi 7,46 N.m pada memori 2. Pada putaran 5500 rpm sampai putaran
9000 rpm torsi bergerak turun segnifikan dengan torsi 7,34 N.m ke 4,21 N.m.
Pada CDI standar, torsi mencapai puncaknya pada putaran 4500 rpm dengan torsi
7,43 N.m dan bergerak turun sampai nilai minimumnya pada putaran 9000 rpm
dengan torsi 3,93 N.m. Sedangkan pada CDI BRT I-MAX memori 3 dan 5 torsi
mencapai puncaknya pada putaran 5000 rpm dengan torsi 7,43 N.m untuk CDI
BRT I-MAX memori 3, sedangkan CDI BRT I-MAX memori 5 dengan torsi7,37
N.m.
xxv
Dari data torsi hasil pengujian tabel 4.2.dan grafik pengujian gambar 4.2.
dapat diketahui pula pengaruh variasi derajat pengapian pada CDI standar dan
CDI BRT I-MAX memori 2, 3, 5. Dapat mempengaruhi torsi yang yang diperoleh
dari dynotest. Hal ini dapat dilihat dari torsi maksimum dan minimum semua
variasi serta torsi rata-rata dari semua variasi derajat pengapian. Torsi rata-rata
dari CDI Standar dengan torsi rata-rata 6,202 N.m, CDI BRT I-MAX memori 2
dengan torsi rata-rata 6,359 N.m, CDI BRT I-MAX memori 3 dengan torsi rata-
rata 6,252 N.m, CDI BRT I-MAX memori 5 dengan torsi rata-rata 6,265 N.m.
Merujuk dari hasil tersebut diatas, dimana CDI BRT I-MAX memori 3
sebagai acuan, CDI BRT I-MAX memori 2 dan 5 sebagai variasi derajat pengapian
yang mundur (retard) dengan rata-rata nilai derajat pengapian mundur 2o dan 4o
torsi rata-rata maupun torsi tiap putaran mesin yang dihasilkan juga mengalami
penurunan. Begitu juga dengan CDI BRT I-MAX memori 2 dan memori 5 sebagai
variasi derajat pengapian yang maju (advance) dengan rata-rata nilai derajat
pengapian maju 2o dan 4o dari acuan yaitu CDI BRT I-MAX memori 3, torsi rata-
rata maupun torsi tiap putaran mesin mengalami peningkatan daripada torsi CDI
BRT I-MAX memori 3. Dalam hal ini dapat diambil pernyataan yaitu variasi
derajat pengapian yang maju (advance) maupun variasi derajat pengapian yang
mundur (retard) dapat mempengaruhi torsi yang dihasilkan dimana torsi hasil dari
variasi derajat pengapian yang maju akan menghasilkan torsi lebih tinggi
xxvi
Hubungan tekanan efektif rata-rata terhadap putaran mesin yang akan
dibahas meliputi tekanan efektif yang dihasilkan pada kondisi motor dalam
keadaan menggunakan CDI standar dan CDI BRT I-MAX 24 STEP dengan bahan
bakar pertamax dengan nilai RON 92. Data tekanan efektif rata-rata didapatkan
Penghitungan data tekanan efektif rata-rata berdasarkan dari torsi yang dihasilkan
dari dynotest. Hal ini karena tekanan efektif rata-rata berbanding lurus terhadap
torsi yang dihasilkan seperti yang terdapat pada rumus no (3) pada Bab II.
akan dibahas meliputi konsumsi bahan bakar per jam dan konsumsi bahan bakar
spesifik yang dihasilkan pada kondisi motor dalam keadaan standar dan memakai
CDI standar, serta pada kondisi motor memakai CDI BRT I-MAX 24 STEP dengan
bakar per jam dilakukan dengan cara manual menggunakan gelas ukur yaitu
metode 10 ml bahan bakar dihabiskan per satuan waktu pada putaran mesin
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
xxvii
Dari data hasil dan pembahasan unjuk kerja motor bensin 4 langkah 135 cc
dengan kondisi CDI standar maupun dalam kondisi CDI BRT I-MAX 24 STEP
dengan 3 variasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja motor
yang optimal diperoleh pada mesin yang menggunakan CDI BRT I-MAX 24 STEP
meningkat 1,464% dari mesin standar bahan bakar pertamax, torsi rata-rata
sebesar 6,359 N.m yakni meningkat 2,531 % dari mesin standar bahan bakar
pertamax, dari mesin standar bahan bakar pertamax, dan sfc terendahnya
mencapai 2,557 kg/HP.jam yakni menurun 47,6% dari mesin standar bahan bakar
pertamax.
5.2 Saran
Mesin disarankan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih peralatan
xxviii