Anda di halaman 1dari 21

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR MESIN 135 CC DENGAN

VARIASI CDI STANDART DAN CDI I-MAX 24 STEP.

Habibi, Nurul¹, Nely Ana Mufarida, S.T., M.T2., AndikIrawan, S.T., M.Eng3.
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jember
Email : bibi.tobi18@gmail.com

ABSTRAK

Pemasangan CDI I-MAX 24 STEP pada yamaha 135cc dapat membuat


pembakaran lebih sempurna dan lebih irit bahan bakar. Dari data hasil dan
pembahasan unjuk kerja motor bensin 4 langkah 135 cc dengan kondisi CDI
standar maupun dalam kondisi CDI BRT I-MAX 24 STEP dengan 3 variasi yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja motor yang optimal
diperoleh pada mesin yang menggunakan CDI BRT I-MAX 24 STEP memori 2
berbahan bakar pertamax dengan daya rata-rata 5,163 HP yakni meningkat
1,464% dari mesin standar bahan bakar pertamax, torsi rata-rata sebesar 6,359
N.m yakni meningkat 2,531 % dari mesin standar bahan bakar pertamax, dari
mesin standar bahan bakar pertamax, dan sfc terendahnya mencapai 2,557
kg/HP.jam yakni menurun 47,6% dari mesin standar bahan bakar pertamax.

Kata kunci : CDI I-MAX 24 STEP, pertamax RON 92

Keterangan :
1. Penyusun Tugas Akhir¹
2. Dosen Pembimbing I ²
3. Dosen Pembimbing II ³

viii
PERFORMANCE CHARACTERISTICS MOTOR GASOLINE 135 CC BY
STANDATD AND CDI CDI VARIATION IMAX 24 STEP.

Habibi, Nurul1, Nely Ana Mufarida, S.T., M.T2., AndikIrawan, S.T., M.Eng3.
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jember
Email : bibi.tobi18@gmail.com

ABSTRAK

Installation CDI I-MAX 24 STEP on the 135cc Yamaha can make a more
complete combustion and better fuel economy. From the data results and a
discussion of the performance of the motor gasoline 4 stroke 135 cc engine with
CDI standard conditions and in conditions I-MAX BRT CDI 24 STEP with 3
variations can be concluded that the optimal motor performance is obtained on a
machine that uses BRT CDI I- MAX 24 STEP memory 2 fueled pertamax with
average power of 5.163 HP that increased 1,464% of engine fuel standards
pertamax, the average torque of 6.359 Nm which increased 2,531% of engine fuel
standards pertamax, from standard engine fuels pertamax and sfc lows reached
2,557 kg / HP.jam which decreased 47.6% from the standard engine fuels
pertamax.

Keywords : CDI I-MAX STEP 24, pertamax RON 90

Information :
1.DraftingFinal¹
2.Supervisorl I²
3. Supervisor II³

ix
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang terus

berkembang pesat di bidang otomotif. Seiring dengan permasalahan yang

terus bermunculan dan semakin komplek pada berbagai bidang kehidupan,

termasuk dalam bidang transportasi. Salah satu sarana transportasi yang

banyak dijumpai adalah kendaraan bermotor. Sampai saat ini, sebagian besar

kendaraan bermotor masih menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber

energi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sempurna atau tidaknya proses

pembakaran, pertama adalah kualitas bahan bakar yaitu bahan bakar yang

memiliki ketahanan terhadap detonasi yang baik, kedua kondisi ruang bakar

harus bersih dari kerak-kerak yang menempel, ketiga homogenitas dan

perbandingan campuran antara bahan bakar dan udara, keempat sistem

pengapian yaitu suatu sistem pada motor bensin yang digunakan untuk

menghasilkan loncatan bunga api.

Menurut penelitian Analisis Penggunaan CDI Digital Hyper Band dan

Variasi Putaran Mesin Terhadap Torsi dan Daya Mesin Pada Sepeda Motor

Yamaha Jupiter MX Tahun 2008 (Purnomo, dkk., 2012) menunjukkan bahwa

penggunaan CDI digital hyper band dapat meningkatkan putaran maksimal mesin.

Putaran mesin maksimal yang dapat dicapai ketika menggunakan CDI standar

sebesar 9100 rpm. Dan menghasilkan Torsi poros maksimal terjadi pada putaran

x
mesin 5900 rpm, yaitu sebesar 7,51 ft.lbs. Dan menghasilkan daya terjadi pada

putaran 9050 rpm sebesar 10,07 hp. Putaran mesin maksimal yang dapat dicapai

ketika menggunakan CDI digital hyper band sebesar 10600 rpm atau lebih tinggi

1500 rpm dari putaran maksimal mesin yang dapat dicapai CDI standar. Dan torsi

yang dihasilkan sebesar 7,51 ft.lbs pada putaran 5900 rpm. Daya poros maksimal

yang dapat dicapai ketika menggunakan CDI digital hyper band terjadi pada

putaran mesin 9100 rpm, yaitu sebesar 10,04 hp.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan

masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah perbedaan daya dan torsi pada sepeda

motor yang mempergunakan CDI limiter dan CDI unlimiter ? (2) Bagaimanakah

perbedaan konsumsi bahan bakar pada sepeda motor yang mempergunakan CDI

limiter CDI unlimiter ? . Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di

atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Untuk mengetahui perbedaan unjuk kerja pada sepeda motor yang

mempergunakan CDI limiter dan CDI unlimiter. (2) Untuk mengetahui perbedaan

konsumsi bahan bakar pada sepeda motor yang mempergunakan CDI limiter dan

CDI unlimiter.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Motor Bensin 4 Langkah

Motor bensin merupakan salah satu dari mesin pembakara dalam atau

Internal Combustion Engine, sangat umum digunakan dalam dunia kehidupan

xi
kita. Penggunaan mesin ini sebagai alat transportasi, sumber penggerak alat

produksi, generator listrik dan sebagainya.

Motor bensin memiliki karakteristik seperti berikut:

1. Pengapian dilakukan oleh busi yang dikendalikan platina atau CDI.

2. Rasio kompresi pada ruang bakar rendah antara 10.9: 1

3. Putaran mesin tinggi, tenaga dan torsi yang dihasilkan lebih tinggi dari mesin

diesel dengan kapasitas yang sama.

4. Suhu mesin yang relatif lebih rendah.

Prinsip kerja dari motor bensin menurut Hidayat (2012: 14) adalah mesin

yang bekerja memanfaatkan energi dari gas panas hasil proses pembakaran,

dimana proses pembakaran berlangsung di dalam silinder mesin itu sendiri

sehingga gas pembakaran sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja menjadi tenaga

atau energi panas.

2.2 Sistem Pengapian

Awal atau permulaan pembakaran sangat diperlukan, karena pada motor

bensin pembakaran tidak bisa terjadi denga sendirinya. Pembakaran

campuranbensin dan udara yang dikomprensikan terjadi di dalam ruang bakar

(silinder blok) setelah memercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat

pemuaian gas (eksplosif) hasil pembakaran, mendorongpiston ke posisi TMB (titik

mati bawah) menjadi langkah usaha. Agar busi dapat memercikkan bunga api

xii
dengan tepat, maka diperlukan suatu sistem yang bekerja secara akurat. Sistem

pengapian terdiri dari berbagai komponen, yang bekerja bersama-sama dalam

waktu yang sangat cepat dan singkat. Menurut Haryono (1997: 29) Bunga api

pada busi berasal dari arus listrik tegangan tinggi dimana arus ini mengalir pada

waktu tertentu,jadi sewaktu arus mengalir busi memercikkan bunga api dan

sewaktu tidak ada aliran, busi mati.

Pada sistem pengapian sepeda motor terdapat dua macam sistem pengapian,

yaitu sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik. Sistem

pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang masih menggunakan

platina untuk memutus dan menghubungkan tegangan pada baterai ke kumparan

primer. Sistem pengapian CDI dibuat untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

yang terjadi pada sistem pengapian konvensional, baik yang menggunakan baterai

atau magnet. Pada pengapian sistem konvensional umumnya kesulitan membuat

komponen seperti contack breaker (platina) dan unit pengatur saat pengapian

otomatis yang cukup presisi (teliti) untuk menjamin keterandalan dari kerja mesin.

Bahkan saat dipakai pada kondisi normal, keausan komponen tersebut tidak dapat

dihindari.

Sarat penting yang harus dimilki oleh motor bensin, agar mesin dapat

bekerja dengan efesien menurut Jama & Wagino (2008: 165), yaitu:

1. Tekanan kompresi yang tinggi

xiii
2. Saat pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat

3. Perbandingan campuran bensin dan udara yang tepat

Sistem pengapian CDI yang digunakan pada sepeda motor dapat

digolongkan menjadi 2, yaitu

1. CDI limiter yaitu CDI yang terdapat batasan pada pengapian dan biasanya

terdapat pada bawaan sepeda motor saat ini

2. CDI unlimiter yaitu CDI yang tidak terdapat batasan pengapiannya. Dan

biasanya banyak dijual di pasaran.

2.3 CDI limiter dan unlimiter

Sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) selain AC dan DC

juga dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:

2.3.1 CDI limiter (dibatasi)

CDI limiter ini merupakan CDI yang diberikan dari bawaan pabrik yang

memproduksi sepeda motor tersebut, salah satunya seperti yang digunakan oleh

sepeda motor Yamaha jupiter mx 135 cc. CDI limiter adalah CDI yang di batasi

pengapianya pada rpm tertentu biasanya CDI limiter dibatasi pada putaran kurang

lebih 9000 rpm. Apabila saat sepeda motor melaju kencang dan putaran mesin

telah mencapai batasan pada CDI limiter maka secara otomatis tenaga mesin akan

diturunkan oleh CDI sehingga tenaganya pun akan menurun (drup) dan konsumen

xiv
bahan bakar akan terbuang sia-sia. Hal ini dikarenakan di dalam rangkaian

elektronik diado terdapat dioda zener yang fungsinya untuk membatasi putaran

mesin sepeda motor tersebut.

2.3.2 CDI unlimiter (tidak dibatasi)

CDI unlimiter merupakan CDI yang biasanya pakai oleh motor balap karena

pada CDI unlimiter terdapat dioda zener yang tegangan tembusnya (breakdwon

voltage) lebih besar dari pada yang digunakan CDI limiter. CDI unlimiter adalah

CDI yang sebenarnya kerjanya tetap terdapat batasan pada putarannya, namun

batasan tersebut lebih tinggi kurang lebih pada putaran 20.000 rpm, sedangkan di

dalam CDI limiter kurang lebih 9000 rpm tergantung spesifikasi motor. CDI

unlimiter ini dibuat dengan maksud untuk memperoleh tenaga maksimal dari

sebuah mesin, tanpa adanya hambatan limiter.

2.4 Karakteristik Performa Motor Bensin 4 Langkah

2.4.1 Daya

Daya adalah daya teoritis dari mesin ketika mengubah energi

pengembangan volume gas dalam silinder tanpa memperhitungkan adanya

gesekan internal di dalam mesin.Daya ini diukur dari tekanan yang dihasilkan di

dalam silinder, dimana merupakan langkah awal perubahan energi panas ke dalam

energi mekanik.

Untuk menghitung besarnya daya motor 4 langkah dapat digunakan rumus:

xv
Tn
Bhp= ……………………………..………..…..(1)
5252

Keterangan :
Bhp = Daya (hp)
T = Torsi (kgf-m)
n = kecepatan putar (rpm)
Sumber :Pudjanarsa,A. Nursuhud, D.(2013:Hal 68)

2.4.2 Torsi

Torsi yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Torque sebenarnya adalah

kekuatan berputar  yang diartikan pula ‘rotational force’ atau ‘angular

force’. Torsi atau momen gaya adalah gaya untuk memutarkan suatu benda pada

porosnya. Maka torsi bisa diibaratkan sebagai gaya putar terhadap suatu benda.

Contoh penerapan torsi seperti menggerakkan flywheel pada motor ruang bakar

dalam mesin baik itu mobil atau sepeda motor. Satuan Torsi adalah Newton

Meter. Dari definisi ini, maka rumus Torsi adalah:

P m . . A . L .i
T= ATAU T =Fxd .............(2)
a

Keterangan:

T = Torsi T= Torsi (N.m)

Pm= Tekanan efektif rata-rata (kgf/cm2) F= Gaya (Newton)

A = Luas penampang silinder (cm2) d= Jarak (meter)

xvi
L = Panjang langkah torak (m)

i = Jumlah silinder

a = Jumlah siklus perputaran, 4 tak , 2 tak


Sumber : Pudjanarsa,A. Nursuhud, D.(2013:Hal 69)

2.4.3 Tekanan Efektif Rata-rata

Tekanan efektif rata-rata adalah tekanan hipotetik yang dapat bekerja pada

piston selama langkah kerja. Tekanan efektif rata-rata diperoleh dari membagi

kerja tiap siklus dengan volume langkah silinder tiap siklus.

2 πT nc
Bmep= …………………………………..…...(3)
Vd

Keterangan :
Bmep = Tekananefektif rata-rata (Nm-2=Pa)
T = Torsi [N.m]
nc = jumlahsiklus per putaran, 4 takn c=2, 2 tak n c=1
Vd = Volume Langkah [m3]
Sumber : en.wikipedia.org (2015:1)

2.4.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Konsumsi bahan bakar spesifik atau SFC adalah parameter yang biasa

dipakai sebagai ukuran ekonomis pemakaian bahan bakar yang dipakai perjam

xvii
untuk setiap daya yang dihasilkan. Harga SFC yang lebih rendah menyatakan

efisiensi yang lebih tinggi dan harga SFC yang tinggi menyatakan efisiensi yang

rendah pada motor.

SFC ditentukan dengan persamaan :

Gf Gf
B SFC= (PS) = ( HP)…………………..
N N . 0,986

(4)

Keterangan :

BSFC = konsumsi bahan bakar spesifik ( kgHP


/ jam
)
Wf = konsumsi bahan bakar (kg/jam)

N = daya (PS). N x 0,986(HP)

Sumber : Arismuandar, W. (2005:Hal 33)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimental. Metode eksperimental adalah metode yang digunakan untuk

menguji pengaruh dari suatu perlakuan atau desain baru dengan cara

membandingkan desain tersebut dengan desain tanpa perlakuan sebagai kontrol

atau pembanding. Metode eksperimental dapat juga berarti membandingkan

xviii
pengujian beberapa variasi perlakuan dengan pengujian tanpa variasi sebagai

pembanding.

Dalam penelitian ini, kurva derajat pengapian variasi akan dibandingkan

dengan derajat pengapian dari CDI standar terhadap karakteristik Performa.

Pembuatan data-data kurva derajat pengapian variasi menggunakan software

Microsoft Excel. Proses input data-data kurva derajat pengapian variasi pada CDI

BRT Imax 24 step dilakukan dengan menggunakan remote CDI BRT Imax 24 step.

3.2 Alat

Peralatan yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:

1. Motor bensin 4 langkah dengan spesifikasi sebagai berikut :

Merek :Yamaha

Tipe mesin : 4 langkah, SOHC, 4 valve, berpendingin

cairan

Diameter x langkah : 54,0 x 58,7 mm

Volume langkah : 134,4 cc

Perbandingan kompresi : 10,9 : 1

Daya maksimum : 9.21 kW / 8.500 rpm

Torsi maksimum : 12.14 N.m / 6.000 rpm

Kapasitas Oli mesin : 1,15 liter pada penggantian periodik

Tipe Kopling : Basah, kopling manual, multiplat

xix
Gigi transmisi : 4 percepatan

Starter : Pedal dan Elektrik

Aki : YB5L-B (12V 5Ah) / GM52-3B

Busi : CPR8EA-9 (NGK) / U24EPR-9 (DENSO)

Sistem pengapian : DC-CDI

Tahun Pembuatan : 2008

Negara Pembuat : Jepang

2. Dynamometer motor roda dua dengan spesifikasi sebagai berikut :

Merk : Rextor sportdyno

Type : motor cycle SP1/SP2/SP3 V3.3

Perlengkapan Pendukung:

 Terminal sensor Dynotest;

 Sensor kecepatan putaran mesin;

 Sensor kecepatan putaran mesin roller dynamometer;

3. CDI Imax 24 step dengan spesifikasi sebagai berikut :

Merk : BRT (Bintang Racing Team)

Type : DIGITAL DC System

Operating Voltage : 8 s/d 18 VDC

Mikroprosessor : NXP Founded by Philips Semiconductor

Current Consumption : 0,05 s/d 0,75 A

Output Max : 300 Volt

xx
Operation Temp : -15o to 80o C

Operation Freq : 400 to 20.000 rpm

4. Remote CDI Imax 24 step buatan Bintang Racing Team

5. Laptop

6. Tachometer

3.3 Bahan

Bahan yang digunakan dalam pengujian ini yaitu Pertamax (RON 92).

Dalam penelitian ini Model analisis data yang akan dipakai yaitu analisis

perbandingan (komparasi) hasil antara kelompok eksperimen (kelompok yang

dikenai treatment) dengan kelompok pembanding atau kelompok kontrol (yang

dikenai treatmen berbeda atau treatmen yang biasa). Dalam hal ini penulis akan

membandingkan hasil pengujian karakteristik performa dari maping kurva

pengapian CDI Imax 24 step yang sudah di program ulang menggunakan remote

dengan hasil pengujian karakteristik performa dari waktu (timing) pengapian CDI

standar motor bensin JUPITER MX.

Agar pengujian valid maka perlu dilakuakan tiga kali pengulangan. Setelah

pengujian selesai, data yang terkumpul dimasukkan ke dalam Tabel seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 3.1, 3.2, dan 3.3.

Untuk mengetahui karakteristik CDI standar dan CDI BRT Imax 24 step

maka di lakukan pengujian terhadap masing-masing CDI.

xxi
4. HASIL PENELITAN

Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguji prestasi

mesin suatu motor bakar pembakaran dalam. Untuk menguji prestasi mesin suatu

motor bakar dilakukan dengan dynamometer atau yang juga disebut sebagai

dynotest. Dynotest merupakan mesin (roller) yang ditanamkan pada lantai

sehingga kendaraan (mobil dan sepeda motor) dapat digerakkan atau dijalankan di

atas roller tersebut. Dengan berjalannya kendaraan diatas roller  dapat diukur

kecepatan dan tenaga melalui kecepatan, rpm serta SFC suatu mesin.

4.1 Hubungan Daya Terhadap Putaran Mesin

Hubungan daya terhadap putaran mesin yang akan dibahas meliputi daya

yang dihasilkan pada kondisi motor dalam keadaan standar dan memakai CDI

standar dengan derajat pengapian standar, serta pada kondisi motor memakai CDI

BRT I-MAX 24 STEP dengan derajat pengapian variasi 1, variasi 2 dan varias 3.

Grafik daya diatas menunjukkan bahwa putaran mesin yang menggunakan CDI

standar dimulai pada putaran mesin 3000 rpm dengan daya 2,749 HP naik sampai

putaran 3500 rpm dengan daya 3,420 HP naik sampai putaran 4000 rpm dengan

daya 4,059 HP naik sampai putaran 4500 rpm dengan daya 4,701 HP naik sampai

putaran 5000 rpm dengan daya 5,240 HP naik sampai putaran 5500 rpm dengan

xxii
daya 5,648 HP naik sampai putaran 6000 rpm dengan daya 5,946 HP naik sampai

putaran 6500 rpm dengan daya 6,097 HP naik sampai putaran 7000 rpm dengan

daya 6,004 HP. Selanjutnya daya turun ke 5,608 HP pada putaran 7500 rpm

hingga batas putaran mesin atau engine limiter pada putaran 9000 rpm daya terus

menurun dari 5,608 HP ke 5,009 HP.

Pada CDI BRT I-MAX Memori 2, daya naik dimulai putaran 3000 rpm

hingga pada putaran 6500 rpm, yaitu dengan daya 2,726 HP hingga sampai 6,255

HP. Dari putaran 7000 rpm sampai 9000 rpm mengalami penurunan daya yang

drastis yaitu dari 6,218 HP ke 5,367 HP.

Grafik daya CDI BRT I-MAX Memori 3, menunjukkan bahwa daya yang

dihasilkan naik. Dimulai pada putaran mesin 3000 rpm dengan daya 2,721 HP,

naik hingga putaran 6500 rpm dengan daya 6,200 HP. Kemudian daya yang di

hasilkan mengalami penurunan yang drastis pada putaran 7000 rpm sampai 9000

rpm dengan daya 6,073 HP ke 5,235 HP.

Pada grafik CDI BRT I-MAX Memori 5 dengan memori 3 daya yang

dihasilkan mesin mengalami penurunan pada putaran 3000 rpm dengan daya

2,542 HP. Kemudian putaran 3000 rpm sampai 6500 rpm daya mengalami

kenaikan dari 2,542 HP hingga 6,173 HP. Pada putaran 7000 rpm sampai 9000

rpm dengan daya 6,154 HP ke 5,268 HP.

Dari data dalam tabel 4.1.dan gambar 4.1. serta pembahasan diatas, variasi

derajat pengapian dari CDI standar dan CDI variasi didapat daya maksimum dan

minimum. Daya maksimum pada CDI standar yaitu sebesar 2,749 HP pada

xxiii
putaran 3000 rpm, dan daya minimumnya sebesar 5,009 HP pada putaran 9000

rpm.Sedangkan pada CDI BRT I-MAX memori 2 sampai CDI BRT I-MAX

memori 5 juga didapatkan daya maksimum dan minimum serta didapatkan hasil

yang diharapkan. Daya maksimum terdapat pada CDI BRT I-MAX memori 2

sebesar 2,726 HP pada putaran 300 rpm dan daya minimumnya pada CDI BRT I-

MAX memori 2 dengan daya 5,367 HP pada putaran 9000 rpm.

Sedangkan hasil yang bisa ditarik dari data maupun grafik diatas adalah

derajat pengapian advance maupun retard dapat mempengaruhi daya yang

dihasilkan. Hal ini dibuktikan dari nilai-nilai pada CDI BRT I-MAX Memori 2,

CDI BRT I-MAX Memori 3, CDI BRT I-MAX Memori 5 serta daya yang

dihasilkan oleh ketiga variasi derajat pengapian tersebut. Pada CDI BRT I-MAX

Memori 2 dengan nilai variasi derajat pengapian rata-rata lebih tinggi 2o dan 4o

dari CDI Standar dan CDI BRT I-MAX memori 3 daya rata-rata yang dihasilkan

juga turun dari 5,163 HP pada CDI Standar ke 4,986 HP pada CDI BRT I-MAX

memori 2 dengan daya 5,163 HP pada CDI BRT I-MAX memori 3 sebesar5,059

HP. Begitu juga pada CDI BRT I-MAX memori 5 dimana nilai variasi derajat

pengapian rata-rata lebih tinggi 2o dan 4o dari CDI BRT I-MAX memori 2. Daya

rata-rata yang dihasilkan pada CDI BRT I-MAX memori 5 sebesar 5,100 HP, hal

ini berarti lebih kecil dari pada CDI BRT I-MAX memori 2 dengan daya rata-rata

sebesar 5,163 HP.

xxiv
4.2 Hubungan Torsi Terhadap Putaran Mesin

Hubungan torsi terhadap putaran mesin yang akan dibahas meliputi torsi

yang dihasilkan pada kondisi motor dalam keadaan standar dan memakai CDI

standar, serta pada kondisi motor memakai CDI BRT I-MAX memori 2,3, dan 5.

Dalam pengujian menggunakan Dyno Test hasil yang didapat langsung berupa

nilai torsi dalam tiap putaran mesin. Pengujian dilakukan dengan pengulangan

sebanyak 3 kali. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil data torsi terbaik.

grafik hubungan torsi terhadap putaran mesin, bentuk grafik torsi dari CDI standar

maupun CDI BRT I-MAX Memori 2, 3, dan 5 mengalami kenaikan dari putaran

3000 rpm sampai mencapai puncaknya pada putaran 4500 rpm sampi 5000 rpm

dengan torsi 7,46 N.m pada memori 2. Pada putaran 5500 rpm sampai putaran

9000 rpm torsi bergerak turun segnifikan dengan torsi 7,34 N.m ke 4,21 N.m.

Pada CDI standar, torsi mencapai puncaknya pada putaran 4500 rpm dengan torsi

7,43 N.m dan bergerak turun sampai nilai minimumnya pada putaran 9000 rpm

dengan torsi 3,93 N.m. Sedangkan pada CDI BRT I-MAX memori 3 dan 5 torsi

mencapai puncaknya pada putaran 5000 rpm dengan torsi 7,43 N.m untuk CDI

BRT I-MAX memori 3, sedangkan CDI BRT I-MAX memori 5 dengan torsi7,37

N.m.

xxv
Dari data torsi hasil pengujian tabel 4.2.dan grafik pengujian gambar 4.2.

dapat diketahui pula pengaruh variasi derajat pengapian pada CDI standar dan

CDI BRT I-MAX memori 2, 3, 5. Dapat mempengaruhi torsi yang yang diperoleh

dari dynotest. Hal ini dapat dilihat dari torsi maksimum dan minimum semua

variasi serta torsi rata-rata dari semua variasi derajat pengapian. Torsi rata-rata

dari CDI Standar dengan torsi rata-rata 6,202 N.m, CDI BRT I-MAX memori 2

dengan torsi rata-rata 6,359 N.m, CDI BRT I-MAX memori 3 dengan torsi rata-

rata 6,252 N.m, CDI BRT I-MAX memori 5 dengan torsi rata-rata 6,265 N.m.

Merujuk dari hasil tersebut diatas, dimana CDI BRT I-MAX memori 3

sebagai acuan, CDI BRT I-MAX memori 2 dan 5 sebagai variasi derajat pengapian

yang mundur (retard) dengan rata-rata nilai derajat pengapian mundur 2o dan 4o

torsi rata-rata maupun torsi tiap putaran mesin yang dihasilkan juga mengalami

penurunan. Begitu juga dengan CDI BRT I-MAX memori 2 dan memori 5 sebagai

variasi derajat pengapian yang maju (advance) dengan rata-rata nilai derajat

pengapian maju 2o dan 4o dari acuan yaitu CDI BRT I-MAX memori 3, torsi rata-

rata maupun torsi tiap putaran mesin mengalami peningkatan daripada torsi CDI

BRT I-MAX memori 3. Dalam hal ini dapat diambil pernyataan yaitu variasi

derajat pengapian yang maju (advance) maupun variasi derajat pengapian yang

mundur (retard) dapat mempengaruhi torsi yang dihasilkan dimana torsi hasil dari

variasi derajat pengapian yang maju akan menghasilkan torsi lebih tinggi

dibanding dengan variasi derajat pengapian yang mundur.

4.3 Hubungan Tekanan Efektif Rata-rata Terhadap Putaran Mesin

xxvi
Hubungan tekanan efektif rata-rata terhadap putaran mesin yang akan

dibahas meliputi tekanan efektif yang dihasilkan pada kondisi motor dalam

keadaan menggunakan CDI standar dan CDI BRT I-MAX 24 STEP dengan bahan

bakar pertamax dengan nilai RON 92. Data tekanan efektif rata-rata didapatkan

dengan cara menghitung manual menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.

Penghitungan data tekanan efektif rata-rata berdasarkan dari torsi yang dihasilkan

dari dynotest. Hal ini karena tekanan efektif rata-rata berbanding lurus terhadap

torsi yang dihasilkan seperti yang terdapat pada rumus no (3) pada Bab II.

4.5 Hubungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Terhadap Putaran Mesin

Hubungan konsumsi bahan bakar spesifik terhadap putaran mesin yang

akan dibahas meliputi konsumsi bahan bakar per jam dan konsumsi bahan bakar

spesifik yang dihasilkan pada kondisi motor dalam keadaan standar dan memakai

CDI standar, serta pada kondisi motor memakai CDI BRT I-MAX 24 STEP dengan

variasi derajat pengapian variasi 1, variasi 2, variasi 3. Pengujian konsumsi bahan

bakar per jam dilakukan dengan cara manual menggunakan gelas ukur yaitu

metode 10 ml bahan bakar dihabiskan per satuan waktu pada putaran mesin

tertentu. Sedangkan konsumsi bahan bakar spesifik dihitung manual setelah

konsumsi bahan bakar per jam didapatkan.Penghitungan konsumsi bahan bakar

spesifik menggunakan software Microsoft Excel 2010.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

xxvii
Dari data hasil dan pembahasan unjuk kerja motor bensin 4 langkah 135 cc

dengan kondisi CDI standar maupun dalam kondisi CDI BRT I-MAX 24 STEP

dengan 3 variasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja motor

yang optimal diperoleh pada mesin yang menggunakan CDI BRT I-MAX 24 STEP

memori 2 berbahan bakar pertamax dengan daya rata-rata 5,163 HP yakni

meningkat 1,464% dari mesin standar bahan bakar pertamax, torsi rata-rata

sebesar 6,359 N.m yakni meningkat 2,531 % dari mesin standar bahan bakar

pertamax, dari mesin standar bahan bakar pertamax, dan sfc terendahnya

mencapai 2,557 kg/HP.jam yakni menurun 47,6% dari mesin standar bahan bakar

pertamax.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka penulis

merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa universitas muhammadiyah jember terutama jurusan Teknik

Mesin disarankan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih peralatan

dan bagi universitas muhammadiyah jember perlengkapan perlu dilengkapi,

seperti halnya dynotes, choli impact.

xxviii

Anda mungkin juga menyukai