Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANDIRI

MOTOR BAKAR

DISUSUN OLEH:

1. NIKMAL LUBIS (2107230049)


2. RAHMAD DAFFA FAUZAN (2107230009)
3. RISTO RAMADHAN SARAGIH (2107230048)
4. MHD. FAHROZI (2107230028)
5. RAHMAD DANI (2107230038)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARAMEDAN
2023

Rangakaian Sistem CDI

1. Baterei

Fungsi baterei, sebagai penyimpan arus listrik. Memang baterei ini tidak begitu diutamakan
karena keperluan sumber listrik akan dipenuhi dengan spul.

2. Spul

Spul ialah komponen berupa kumparan statis yang berada di dalam rotor magnet.

3. Rotor Magnet
Rotor magnet ialah magnet berupa tromol yang tersambung ke kutub engkol mesin. Rotor ini
mempunyai tetap magnet hingga saat kutub mesin hidup, spul langsung akan meghasilkan arus.

4. pick up coil

Sebagian orang kemungkinan lebih akrab dalam kata pick up coil, karena perannya sebagai
penjemput signal. Signal yang diartikan ialah signal yang memberikan timming pengapian
mesin. Signal yang dimaksud adalah signal akan dikirim ke SCR di dalam CDI unit.

5. Voltage converter ( Pulsar)

Pengkonversi tegangan, dibutuhkan untuk mengoptimalkan arus discharge, harus dipahami


konsep kerja pengapian CDI itu berlainan dengan sistem pengapian mobil yang memakai
platina. Pada mobil, induksi pada coil akan terjadi saat platina putuskan arus primer coil.

6. CDI unit

CDI unit dapat disebut jadi modul khusus dari sistem pengapian CDI. Fungsi intinya sebagai
penyalur tegangan ke coil lewat konsep discharge.
7. Kunci contact

Kunci contact berperan sebagai sakelar khusus sistem pengapian. Saat kunci contact off
mesin tidak bisa menyala. Walau spul hasilkan arus listrik tetapi karena kunci contact masih
OFF karena itu CDI tidak memperloleh arus listrik.

8. Ignition coil

Ignition coil ialah komponen yang berperan menaikan tegangan kelistrikan motor, jadi
tegangan super tinggi capai 200 KV lewat proses induksi spontan. Konsep kerjanya hampir
serupa dengan trafo tahap up.

9. Busi

Busi berperanan sebagai ujung tombak sistem pengapian, fungsi busi untuk memercikan api di
dalam ruangan bakar yang didapatkan dari pola induksi elektromagnet pada coil. Cara kerja
busi dengan dekatkan elektroda yang bermuatan positif ke periode yang bermuatan negatif.

10. Kabel busi


Fungsi dari kabel tembaga sebagai penyalur listrik bertegangan tinggi dari ignition coil.

11. Cop busi

Selain itu komponen pengapian CDI yaitu Cop busi. Komponen ini berupa ujung dari kabel
busi yang ditempelkan pada ujung busi.

Mekanisme Kerja Sistem CDI


Mekanisme kerja sistem CDI secara umum:

1. Pengisian Kapasitor: Saat motor sedang dalam kondisi mati, arus yang berasal dari koil
pengapian akan mengisi kapasitor dalam sistem CDI. Kapasitor akan menyimpan muatan
listrik yang cukup besar selama pengisian ini.

2. Pada saat mesin dinyalakan, Baterai pada kendaraan akan mengalirkan arus listrik ke cdi
dengan menggunakan saklar tombol start.

3. Kondensator Membongkar: Ketika cdi selesai dihidupkan, kondensator akan memutuskan


kontek listrik dari baterai.

4. Pemutusan kontak akan melepaskan energi listrik yang tersimpan dalam bentuk energi
listrik melalui koil pengapian.

5. Penjumlahan Arus Tinggi: Energi listrik yang dilepaskan pada langkah sebelumnya akan
mengalir melalui koil pengapian yang berfungsi sebagai trafo yang akan meningkatkan
Tegangan listrik menjadi sangat tinggi. Dalam koil akan memadatkan energi listrik yang
tinggi ini dalam bentuk magnetik.

6. Pembangkitan Pemacu Busi: Kabel busi kemudian akan menghubungkan koil pengapian
dengan busi. Ketika energi magnetik di dalam koil mencapai puncaknya, koil akan
menghasilkan loncatan bunga api yang kuat di antara elektroda busi.

7. Pengapian Bahan Bakar: Loncatan api yang dihasilkan oleh busi kemudian akan
menyalakan campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang pembakaran mesin, memicu
pembakaran dan mengubah energi kimia menjadi energi mekanis.
Kelebihan Sistem CDI
Ada beberapa kelebihan dari sistem CDI (Capacitor Discharge Ignition) dibandingkan dengan
sistem pengapian konvensional, antara lain:

1. Efisiensi pengapian yang lebih baik: Sistem CDI mampu menghasilkan loncatan api yang
lebih kuat dan stabil, sehingga mesin dapat dinyalakan dengan lebih cepat dan berkualitas.

2. Mudah beradaptasi dengan keadaan mesin: Sistem CDI memiliki pengaturan ciri
pembakaran yang dapat disesuaikan dengan keadaan mesin. Hal ini memungkinkan sistem
CDI dapat digunakan pada berbagai jenis mesin dengan performa yang berbeda.

3. Tahan terhadap suhu tinggi: Komponen dalam sistem CDI, seperti cangkang bodi CDI
dan komponen elektronik, dirancang untuk dapat bekerja pada suhu yang tinggi. Hal ini
memastikan bahwa sistem CDI dapat beroperasi dengan baik meskipun dalam suhu
lingkungan yang ekstrem.

4. Kinerja mesin lebih baik: Dengan pengapian yang lebih baik, sistem CDI dapat
meningkatkan kinerja mesin dalam hal putaran mesin yang lebih tinggi, akselerasi yang lebih
baik, dan konsumsi bahan bakar yang lebih efisien.

5. Hemat energi: Sistem CDI menggunakan sistem pengapian yang lebih efisien daripada
sistem pengapian konvensional yang menggunakan platina. Hal ini membuat sistem CDI
lebih hemat energi.

6. Mudah dalam perawatan: Sistem CDI tidak memerlukan penggantian komponen seperti
platina pada sistem pengapian konvensional. Hal ini meminimalisir biaya perawatan dan
waktu yang diperlukan untuk merawat sistem pengapian.

7. Harga yang lebih terjangkau: Dalam beberapa kasus, sistem CDI memiliki harga yang
lebih terjangkau dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional dengan kualitas yang
setara. Hal ini membuat sistem CDI menjadi pilihan yang lebih ekonomis untuk pengguna
kendaraan bermotor.

Kekurangan Sistem CDI


1. Terbatasnya variasi kurva pengapian: Sistem CDI menggunakan pemrograman berbasis
solid-state yang hanya memiliki beberapa pilihan kurva pengapian yang dapat dipilih. Hal ini
membuat pengendara tidak dapat mengatur kurva pengapian sesuai dengan preferensi dan
kebutuhan mereka secara pribadi.

2. Sensitif terhadap masalah grounding: CDI membutuhkan grounding yang baik untuk
beroperasi dengan baik. Jika ada masalah grounding, seperti konslet atau korosi pada
konektor grounding, maka sistem CDI dapat menjadi tidak berfungsi. Ini berarti mesin
mungkin tidak dapat dinyalakan atau dapat mengalami pengapian yang tidak stabil.

3. Meningkatnya keausan komponen: CDI terdiri dari beberapa komponen elektronik yang
terus-menerus bekerja dan menghasilkan panas saat digunakan. Ini dapat menyebabkan
penurunan kinerja sistem dan keausan yang lebih cepat pada komponen seperti transistor dan
kapasitor.

4. Mahal untuk diperbaiki atau diganti: ketika sistem CDI mengalami kerusakan atau gagal,
perbaikan atau penggantian mungkin akan membutuhkan biaya yang tinggi. Ini karena
komponen elektronik CDI memiliki harga yang relatif mahal dan membutuhkan keahlian
khusus untuk memperbaikinya.

5. Tidak kompatibel dengan sistem pengapian konvensional: Sistem CDI tidak kompatibel
dengan sistem pengapian konvensional yang menggunakan koil dan platina. Ini berarti jika
pengendara ingin meng-upgrade sistem pengapian mereka dari konvensional ke CDI, mereka
harus mengganti semua komponen pengapian yang ada.

Penerapan Sistem CDI


Sistem CDI (Capacitor Discharge Ignition) adalah sistem pengapian elektronik yang
menggunakan kapasitor untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik yang kuat. Sistem ini
memiliki beberapa keunggulan, seperti efisiensi penggunaan energi yang lebih tinggi,
keandalan yang lebih baik, dan pembakaran yang lebih akurat.
Penerapan sistem CDI dapat ditemukan dalam berbagai aplikasi, seperti kendaraan bermotor
seperti sepeda motor, mobil, kapal, dan pesawat terbang. Sistem CDI juga digunakan dalam
beberapa mesin industri, seperti mesin pemotong rumput, mesin generator, dan mesin
pemompa air.

Dalam kendaraan bermotor, sistem CDI telah menjadi standar di sebagian besar sepeda motor
modern. Sistem ini menggantikan sistem pengapian konvensional yang menggunakan koil dan
rotor. Sistem CDI menggunakan komponen seperti pulser, pickup, kapasitor, dan modul
pengendali untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik yang kuat. Keunggulan sistem CDI
dalam kendaraan bermotor termasuk pembakaran yang lebih efisien, akselerasi yang lebih baik,
dan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah.

Selain itu, sistem CDI juga ditemukan dalam mesin industri seperti generator dan pompa air.
Penerapan sistem CDI dalam mesin industri ini memberikan keunggulan seperti efisiensi
energi yang lebih tinggi, keandalan yang lebih baik dalam beroperasi, dan pembakaran yang
lebih akurat.

Selain kendaraan bermotor dan mesin industri, penerapan sistem CDI juga dapat ditemukan
dalam berbagai sistem lainnya, seperti sistem pengapian pada taman bermain, sistem pengapian
pada alat-alat elektronik, dan sebagainya. Penerapan sistem CDI ini memberikan keunggulan
seperti efisiensi energi yang lebih tinggi, keandalan yang lebih baik, dan kemudahan
penggunaan.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, sistem CDI menjadi pilihan yang populer dalam
berbagai aplikasi. Keunggulan-keunggulan ini membuatnya lebih efisien dari sistem pengapian
konvensional dan memberikan hasil yang lebih baik dalam pembakaran, akselerasi, dan
penggunaan energi.

Anda mungkin juga menyukai