Jepri Prastyo
ACE 115 021
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakag
Common-rail injection adalah salah satu metode injeksi bahan bakar ke dalam
ruang bakar dengan sistem penghasil tekanan ditempatkan terpisah dari injektor
itu sendiri. Dalam injeksi rel bersama diperlukan suatu penampung tekanan
tinggi yang terdiri dari rel dan jalur bahan bakar tekanan tinggi menuju nosel.
Tekanan injeksi dapat diatur terpisah dari putaran mesin dan kuantitas bahan
bakar yang terinjeksikan dapat diatur menurut batasan tertentu. Tekanan di
dalam penampung dapat mencapai 1.600 bar dan dialirkan melalui pipa tegar
menuju injektor.
Sistem injeksi rel bersama umum digunakan untuk efisiensi bahan bakar yang
lebih baik dan pengurangan emisi mesin diesel. Hasil akhir dari penggunaan
sistem ini adalah pembakaran yang optimal dalam semua rentang beban.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber : Volvo
Common Rail diambil nama dari penggunaan pipa kecil sebagai penampung bahan bakar
yang disebut dengan Rail. Pada pipa ini tekanan bahan bakar yang hampir selalu tetap
disediakan untuk disemprotkan oleh injektor elektronik pada masing-masing ruang bakar.
Dengan demikian diharapkan jumlah penginjeksian bahan bakar akan menjadi optimal baik
jumlah maupun ketepatan waktunya.
iii
Selanjutnya mulai tahun 1997 Robert Bosch GmbH mulai memproduksi untuk dipakai
pada passenger car. Common rail engines dipakai juga pada kapal laut dan locomotive.
Dengan adanya krisis minyak bumi dan emisi, maka sekitar tahun 1990 an, mulai banyak
yang mengadopsi common rail system, misalnya Fiat (dikenal sebagai JTD, dipakai pada Fiat
Panda), Alfa Romeo, dan Volvo. Common Rail saat ini Common rail system saat ini semakin
banyak dipakai. Delphi Automotive Systems di USA juga memproduksinya. Hampir setiap
pabrik memberi nama khusus kepada system ini, misalnya : Daimler Chrysler's CDI, Ford
Motor Company's, Fiat Group's (Fiat, Alfa Romeo and Lancia), JTD,Renault's
DCi,GM/Opel's CDTi,Hyundai's CRDI,Mitsubishi's DI-D,PSA Peugeot Citroen's
HDI,Toyota's D-4D, dll.
1. Teknologi diesel common rail ini bisa dibilang sebagai teknologi terbaru yang
nantinya akanmenggantikan teknologi system injeksi diesel konvensional seperti
yang sekarang kita gunakan.
2. Seiring dengan meningkatnya regulasi gas buang maka menjadikan teknologi diesel
konvensional saatini tidak memungkinkan lagi memenuhi standar kualitas dan
kuantitas gas buang untuk mesin diesel.Dengan adanya peraturan peningkatan
akurasi dan jumlah gas emisi yang dikurangi secara signifikan,maka system
common rail ini menjadi satu-satunya jawaban untuk mengoperasikan kebutuhan
mesindiesel pada masa 10-20 tahun ke depan.
3. Parameter injeksi sangatlah penting untuk kebutuhan tenaga mesin diesel. Pada
teknologi common railini, tekanan injeksi menjadi sangat tinggi, kontrol injeksi
pada setiap langkah pembakaran menjadiakurat. Jumlah, timing, dan tekanan injeksi
dikontrol secara terpisah. Hal ini memungkinkan kontrolbahan bakar yang jauh
lebih akurat apabila dibandingkan dengan teknologi injeksi mesin bensin
yangterbarupun.
4. Apabila pada teknologi sebelumnya bahan bakar diesel dibagi-bagi dari pipa
tekanan tinggi ke setiapsilinder mesin, dengan common rail bahan bakar diesel yang
bertekanan tinggi dikumpulkan padasebuah pipa “common rail”. Kondisi ini
memungkinkan untuk menghapuskan system kontrol kebutuhanbahan bakar diesel
yang sebelumnya dibagi-bagi berdasarkan jumlah silinder mesin. Hal
inimenyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi efektif dan efisien.
Pompa injeksi terus-menerusmemompa solar dari tangki menuju pipa common rail,
sampai tekanan common rail yang dibutuhkantercapai.
5. Setiap injektor yang berada diatas setiap silinder mesin kemudian akan
mendistribusikan solar yangbertekanan tinggi kepada setiap nozzle via pipa
common rail. Disini, ECU akan mengontrol timing danjumlah pengiriman bahan
bakar.
iv
2.4 Bagian – Bagian Dari Common Rail
A. Komponen Bahan bakar
Komponen ini terletak membentang dari awal solar dimasukan hingga solar
disuplai ke dalam mesin. Komponen ini meliputi
1. Tangki bahan bakar.
Baik sistem bahan bakar konvensional maupun elektrik, komponen bahan
bakar berupa tanki wajib hadir. Hal ini dikarenakan fungsi dari komponen ini
adalah sebagai penyimpan cadangan solar yang akan di masukan ke dalam mesin
saat proses pembakaran.
2. Electric fuel pump
Komponen pompa bahan bakar juga menjadi komponen wajib pada sistem
bahan bakar diesel. Namun pada Common rail, fuel pump tidak lagi bertenaga
mekanis melainkan sudah menggunakan motor listrik. Sehingga tidak menambah
beban mesin.
Pompa ini terletak satu set bersama fuel level sensor dan saringan kasar
didalam fuel tank. Mengapa fuel pump diletakan didalam tanki ? Apa tidak terjadi
kebakaran saat percikan listrik muncul ? Jawabanya tidak. Karena ketika fuel pump
terendam solar, tidak ada oksigen yang merangsang terjadinya kebakaran.
Sehingga walau terjadi percikan asal didalam rendaman solar maka tidak terjadi
kebakaran.
3. Filter Solar
Filter solar ini terletak pada fuel line setelah keluar dari fuel pump sebelum
masuk ke dalam pompa tekanan tinggi. Fungsinya untuk menyaring partikel
kotoran yang terbawa oleh aliran solar dan mengendapkan air yang terbawa pada
aliran solar.
Fuel filter pada mesin diesel common rail bersifat lebih halus, karena sistem
ini lebih sensitif terhadap kotoran yang terbawa pada aliran solar. Kotoran ini
berpotensi menggagalkan proses pembakaran karena merusak injector.
4. Pompa tekanan tinggi
Supply pump akan bertugas untuk membangkitkan tekanan bahan bakar solar
dari tanki hingga sekitar 160 MPa. Pompa ini bekerja secara mekanis mirip seperti
sistem bahan bakar konvensional. Namun pompa ini memiliki konstruksi lebih
simple. Umumnya pompa ini terletak pada kepala silinder mesin dan terhubung
dengan camshaft sebagai penggerak pompa.
Pompa ini juga tidak mempedulikan timing seperti pada diesel konvensional,
karena pompa ini hanyalah membangkitkan tekanan bahan bakar. Untuk masalah
timing, diatur oleh solenoid pada injector.
v
5. Fuel rail
Fuel rail terletak setelah pompa tekanan tinggi. Fungsi fuel rail adalah untuk
mempertahankan bahan bakar dalam tekanan tinggi setelah dibangkitkan oleh
pompa tekanan tinggi.
6. Injector
Injector adalah komponen utama sistem bahan bakar diesel yang fungsinya
untuk mengeluarkan solar dari sistem bahan bakar ke dalam mesin dalam bentuk
kabutan. Pada sistem common rail, injector sudah di desain khusus hingga
memiliki rangkaian solenoid yang akan bekerja saat ada arus listrik yang
mengalirinya.
Saat solenoid bekerja, maka noozle akan terbuka sehingga bahan bakar
bertekanan dari fuel rail akan keluar dalam bentuk kabutan.
B. Komponen kontrol
Bagian kedua dari rangkaian komponen sistem common rail adalah dari sisi
kontrol elektrikal. Beberapa komponen yang termasuk dalam rangkaian sistem
electric control adalah
1. Sensor
Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi mendeteksi suatu kondisi
pada mesin atau obyek lainya sebagai acuan untuk menghitung nilai aktuator.
Mudahnya, sensor pada mesin diesel common rail berfungsi mendeteksi beberapa
kondisi untuk menentukan timing dan volume solar yang akan di injeksikan.
Sensor yang termasuk pada sistem common rail antara lain ;
MAF & IAT. Sensor ini terletak pada area filter udara. Fungsinya
untuk mendeteksi suhu dan massa udara intake.
MAP Sensor. Berfungsi untuk mendeteksi kevakuman pada intake
manifold.
vi
CKP & CMP Sensor. Sensor ini akan mendeteksi kecepatan mesin
untuk menentukan timing dan RPM mesin.
Knock Sensor. Berfungsi untuk mendeteksi engine knocking pada
mesin.
Fuel rail pressure sensor. Sensor ini terletak di ujung fuel rail.
Fungsinya untuk mendeteksi tekanan fuel rail.
ECT Sensor. Sensor yang berfungsi mendeteksi suhu mesin melalui air
pendingin.
App Sensor. Sensor yang terletak pada pedal gas untuk mendeteksi
berapa dalam pedal gas diinjak oleh pengguna.
2. ECM
ECM adalah kependekan dari Engine Control module. Beberapa menyebutnya
ECU (Electronic Control Unit). Fungsinya sebagai processor utama pada mesin
untuk melakukan berbagai perhitungan khususnya menghitung jumlah bahan bakar
yang diinjeksikan ke dalam mesin sesuai data sensor yang masuk.
vii
2.6 Pengukuran dan Pengaturan
Penyemprotan pada sistem Common Rail menggambarkan perubahan pada teknik
penyemprotan injektor diesel pada umumnya. Injektor pada sistem ini sudah menggunakan
injektor eletronis. Pembukaan dan penutupan katub pada injektor sudah dikontrol secara
eletronik oleh Electronic Control Modul (ECM).
Injektor dengan katub magnet yang dapat membuka dan menutup dengan cepat,
memungkinkan adanya penyemprotan dengan perbedaan ukuran/jumlah semprotan yang
kecil pada masing-masing silinder. Teknologi pembukaan dan penutupan katub pada injektor
ini lebih disempurnakan pada generasi injektor yang lebih baru yaitu dengan menggunakan
piezo eletronik.
ix
lubang injector yang super mini. Sehingga menghambat pasokan bahan bakar
ke mesin. Untuk itu, pastikan cek selalu kebersihan filter udara Mobil anda paling
tidak dalam rentang 5.000 KM pemakaian atau lebih cepat bila medan yang anda
lalui merupakan daerah berdebu.
x
Untuk menghindari hal diatas, anda perlu melakukan penggantian fuel filter
secara rutin sesuai jadwal service. Filter ini harus diganti karena bersifat sekali
pakai yang tidak bisa dibersihkan. Penggantian fuel filter umumnya berada dalam
rentangan 30.000 - 40.000 KM.
xi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat saya simpulkan bahwa Common Rail ini termasuk teknologi
begitu canggih dan baru karena di atur oleh sensor – sensor dan data yang telah di baca oleh
sensor akan di salurkan ke ECU dan ECU akan mengatur berapa bahan bakar yang di
butuhkan pada saat mesin panas dan mesin dingin.
Suara yang dihasilkan pun halus seperti mesin bensin, nyaman dipakai, kecepataannya
tinggi, konsumsi pemakaian bahan bakar ekonomis dan ramah lingkungan, bahkan
pemakaian konvertor katalitis jenis oksidasi, yang mengubah karbon monoksida (CO) dan
hydrocarbons (HC) dari gas buang, jadi emisi gas buang yang dihasilkan sangat rendah
xii
DAFTAR PUSTAKA
http://www.autoexpose.org/2017/03/komponen-common-rail.html
http://prezzatura.blogspot.co.id/2015/03/common-rail-teknologi-efi-pada-mesin.html
http://www.autoexpose.org/2017/03/cara-merawat-mesin-diesel-common-rail.html
xiii