Anda di halaman 1dari 13

COMMON RAIL TEKNOLOGI “EFI” PADA MESIN DIESEL

Jepri Prastyo
ACE 115 021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakag
Common-rail injection adalah salah satu metode injeksi bahan bakar ke dalam
ruang bakar dengan sistem penghasil tekanan ditempatkan terpisah dari injektor
itu sendiri. Dalam injeksi rel bersama diperlukan suatu penampung tekanan
tinggi yang terdiri dari rel dan jalur bahan bakar tekanan tinggi menuju nosel.
Tekanan injeksi dapat diatur terpisah dari putaran mesin dan kuantitas bahan
bakar yang terinjeksikan dapat diatur menurut batasan tertentu. Tekanan di
dalam penampung dapat mencapai 1.600 bar dan dialirkan melalui pipa tegar
menuju injektor.
Sistem injeksi rel bersama umum digunakan untuk efisiensi bahan bakar yang
lebih baik dan pengurangan emisi mesin diesel. Hasil akhir dari penggunaan
sistem ini adalah pembakaran yang optimal dalam semua rentang beban.

penggunaan Common Rail:


a. Sistem common rail menawarkan peningkatan atomisasi bahan bakar,
sehingga meningkatkan pengapian dan pembakaran dalam mesin
b. Sistem common rail juga memberikan peningkatan kinerja, menurunkan
konsumsi bahan bakar, dan membuat getaran mesin lebih halus
c. Waktu pembakaran yang lebih sempurna, sehingga menghasilkan tenaga
mesin yang jauh lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


Apa pengertian common rail, teknologi EFI pada mesin diesel ?
Bagaimana sejarah mesin diesel common-rail?
Apa perbedaan karakteristik sistim injeksi commonrail dengan konvensional?
Apa bagian – bagian dari common rail?
Bagaimana cara kerjanya?
Bagaimana pengukuran dan pengaturan?
Apa saja ciri-ciri dan fungsi?
Bagaimana kondisi umum sistem common rail?
Bagaimana cara merawat mesin disel common rail?

ii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Common Rail, Teknologi “EFI” pada Mesin Diesel


Common Rail merupakan sistem penyaluran bahan bakar pada kendaraan. Teknologi ini
mirip dengan sistem injeksi pada kendaraan bensin yang lebih dikenal dengan istilah EFI
(Electronic Fuel Injection).

Sumber : Volvo
Common Rail diambil nama dari penggunaan pipa kecil sebagai penampung bahan bakar
yang disebut dengan Rail. Pada pipa ini tekanan bahan bakar yang hampir selalu tetap
disediakan untuk disemprotkan oleh injektor elektronik pada masing-masing ruang bakar.
Dengan demikian diharapkan jumlah penginjeksian bahan bakar akan menjadi optimal baik
jumlah maupun ketepatan waktunya.

Sistem bahan bakar diesel dengan teknologi Common Rail

2.2 Sejarah Mesin Diesel Common-Rail


Sejarah Common rail fuel system dimulai dengan pembuatan prototype pada akhir tahun
60 an oleh Mr. Hiber di Switzerland. Lalu Mr. Ganser dari Swiss Federal Institute of
Technology memfokuskan diri dalam hal ini.
Pada pertengahan tahun 60 an, Dr. Shohei Itoh and Masahiko Miyaki, Japanese dari
Denso Corporation, mengembangkannya untuk Heavy Duty Vehicles, dan berhasil dengan
produk pertamanya yang dinamakan ECD-U2 common Rail system, yang dipasang pada
HINO RAISING RANGER truck dan dijual kepada umum pada tahun 1995.

iii
Selanjutnya mulai tahun 1997 Robert Bosch GmbH mulai memproduksi untuk dipakai
pada passenger car. Common rail engines dipakai juga pada kapal laut dan locomotive.
Dengan adanya krisis minyak bumi dan emisi, maka sekitar tahun 1990 an, mulai banyak
yang mengadopsi common rail system, misalnya Fiat (dikenal sebagai JTD, dipakai pada Fiat
Panda), Alfa Romeo, dan Volvo. Common Rail saat ini Common rail system saat ini semakin
banyak dipakai. Delphi Automotive Systems di USA juga memproduksinya. Hampir setiap
pabrik memberi nama khusus kepada system ini, misalnya : Daimler Chrysler's CDI, Ford
Motor Company's, Fiat Group's (Fiat, Alfa Romeo and Lancia), JTD,Renault's
DCi,GM/Opel's CDTi,Hyundai's CRDI,Mitsubishi's DI-D,PSA Peugeot Citroen's
HDI,Toyota's D-4D, dll.

2.3 Perbedaan karakteristik sistim injeksi commonrail dengan konvensional

1. Teknologi diesel common rail ini bisa dibilang sebagai teknologi terbaru yang
nantinya akanmenggantikan teknologi system injeksi diesel konvensional seperti
yang sekarang kita gunakan.
2. Seiring dengan meningkatnya regulasi gas buang maka menjadikan teknologi diesel
konvensional saatini tidak memungkinkan lagi memenuhi standar kualitas dan
kuantitas gas buang untuk mesin diesel.Dengan adanya peraturan peningkatan
akurasi dan jumlah gas emisi yang dikurangi secara signifikan,maka system
common rail ini menjadi satu-satunya jawaban untuk mengoperasikan kebutuhan
mesindiesel pada masa 10-20 tahun ke depan.
3. Parameter injeksi sangatlah penting untuk kebutuhan tenaga mesin diesel. Pada
teknologi common railini, tekanan injeksi menjadi sangat tinggi, kontrol injeksi
pada setiap langkah pembakaran menjadiakurat. Jumlah, timing, dan tekanan injeksi
dikontrol secara terpisah. Hal ini memungkinkan kontrolbahan bakar yang jauh
lebih akurat apabila dibandingkan dengan teknologi injeksi mesin bensin
yangterbarupun.
4. Apabila pada teknologi sebelumnya bahan bakar diesel dibagi-bagi dari pipa
tekanan tinggi ke setiapsilinder mesin, dengan common rail bahan bakar diesel yang
bertekanan tinggi dikumpulkan padasebuah pipa “common rail”. Kondisi ini
memungkinkan untuk menghapuskan system kontrol kebutuhanbahan bakar diesel
yang sebelumnya dibagi-bagi berdasarkan jumlah silinder mesin. Hal
inimenyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi efektif dan efisien.
Pompa injeksi terus-menerusmemompa solar dari tangki menuju pipa common rail,
sampai tekanan common rail yang dibutuhkantercapai.
5. Setiap injektor yang berada diatas setiap silinder mesin kemudian akan
mendistribusikan solar yangbertekanan tinggi kepada setiap nozzle via pipa
common rail. Disini, ECU akan mengontrol timing danjumlah pengiriman bahan
bakar.

iv
2.4 Bagian – Bagian Dari Common Rail
A. Komponen Bahan bakar
Komponen ini terletak membentang dari awal solar dimasukan hingga solar
disuplai ke dalam mesin. Komponen ini meliputi
1. Tangki bahan bakar.
Baik sistem bahan bakar konvensional maupun elektrik, komponen bahan
bakar berupa tanki wajib hadir. Hal ini dikarenakan fungsi dari komponen ini
adalah sebagai penyimpan cadangan solar yang akan di masukan ke dalam mesin
saat proses pembakaran.
2. Electric fuel pump
Komponen pompa bahan bakar juga menjadi komponen wajib pada sistem
bahan bakar diesel. Namun pada Common rail, fuel pump tidak lagi bertenaga
mekanis melainkan sudah menggunakan motor listrik. Sehingga tidak menambah
beban mesin.
Pompa ini terletak satu set bersama fuel level sensor dan saringan kasar
didalam fuel tank. Mengapa fuel pump diletakan didalam tanki ? Apa tidak terjadi
kebakaran saat percikan listrik muncul ? Jawabanya tidak. Karena ketika fuel pump
terendam solar, tidak ada oksigen yang merangsang terjadinya kebakaran.
Sehingga walau terjadi percikan asal didalam rendaman solar maka tidak terjadi
kebakaran.
3. Filter Solar
Filter solar ini terletak pada fuel line setelah keluar dari fuel pump sebelum
masuk ke dalam pompa tekanan tinggi. Fungsinya untuk menyaring partikel
kotoran yang terbawa oleh aliran solar dan mengendapkan air yang terbawa pada
aliran solar.
Fuel filter pada mesin diesel common rail bersifat lebih halus, karena sistem
ini lebih sensitif terhadap kotoran yang terbawa pada aliran solar. Kotoran ini
berpotensi menggagalkan proses pembakaran karena merusak injector.
4. Pompa tekanan tinggi

Supply pump akan bertugas untuk membangkitkan tekanan bahan bakar solar
dari tanki hingga sekitar 160 MPa. Pompa ini bekerja secara mekanis mirip seperti
sistem bahan bakar konvensional. Namun pompa ini memiliki konstruksi lebih
simple. Umumnya pompa ini terletak pada kepala silinder mesin dan terhubung
dengan camshaft sebagai penggerak pompa.
Pompa ini juga tidak mempedulikan timing seperti pada diesel konvensional,
karena pompa ini hanyalah membangkitkan tekanan bahan bakar. Untuk masalah
timing, diatur oleh solenoid pada injector.

v
5. Fuel rail

Fuel rail terletak setelah pompa tekanan tinggi. Fungsi fuel rail adalah untuk
mempertahankan bahan bakar dalam tekanan tinggi setelah dibangkitkan oleh
pompa tekanan tinggi.

6. Injector

Injector adalah komponen utama sistem bahan bakar diesel yang fungsinya
untuk mengeluarkan solar dari sistem bahan bakar ke dalam mesin dalam bentuk
kabutan. Pada sistem common rail, injector sudah di desain khusus hingga
memiliki rangkaian solenoid yang akan bekerja saat ada arus listrik yang
mengalirinya.
Saat solenoid bekerja, maka noozle akan terbuka sehingga bahan bakar
bertekanan dari fuel rail akan keluar dalam bentuk kabutan.
B. Komponen kontrol
Bagian kedua dari rangkaian komponen sistem common rail adalah dari sisi
kontrol elektrikal. Beberapa komponen yang termasuk dalam rangkaian sistem
electric control adalah

1. Sensor
Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi mendeteksi suatu kondisi
pada mesin atau obyek lainya sebagai acuan untuk menghitung nilai aktuator.
Mudahnya, sensor pada mesin diesel common rail berfungsi mendeteksi beberapa
kondisi untuk menentukan timing dan volume solar yang akan di injeksikan.
Sensor yang termasuk pada sistem common rail antara lain ;
 MAF & IAT. Sensor ini terletak pada area filter udara. Fungsinya
untuk mendeteksi suhu dan massa udara intake.
 MAP Sensor. Berfungsi untuk mendeteksi kevakuman pada intake
manifold.

vi
 CKP & CMP Sensor. Sensor ini akan mendeteksi kecepatan mesin
untuk menentukan timing dan RPM mesin.
 Knock Sensor. Berfungsi untuk mendeteksi engine knocking pada
mesin.
 Fuel rail pressure sensor. Sensor ini terletak di ujung fuel rail.
Fungsinya untuk mendeteksi tekanan fuel rail.
 ECT Sensor. Sensor yang berfungsi mendeteksi suhu mesin melalui air
pendingin.
 App Sensor. Sensor yang terletak pada pedal gas untuk mendeteksi
berapa dalam pedal gas diinjak oleh pengguna.

2. ECM
ECM adalah kependekan dari Engine Control module. Beberapa menyebutnya
ECU (Electronic Control Unit). Fungsinya sebagai processor utama pada mesin
untuk melakukan berbagai perhitungan khususnya menghitung jumlah bahan bakar
yang diinjeksikan ke dalam mesin sesuai data sensor yang masuk.

2.5 Prinsip Kerja


Prinsip kerjanya adalah, sebuah pompa penyalur yang bekerja secara elektronik akan
menyalurkan bahan bakar secara terus menerus dari tanki menuju pompa tekanan tinggi.
Pompa ini akan bekerja pada tegangan baterai kendaraan yaitu 12 Volt yang di control oleh
sebuah relai pompa. Dengan pompa inilah aliran bahan baker akan dipertahankan pada debit
minimum 0,5 liter per menit dengan tekanan bahan-bakar maksimal 0,5 bar.
Tentunya sebelum masuk ke pompa tekanan tinggi, bahan bakar akan dilewatkan pada
filter bahan bakar. Pada filter bahan bakar itulah maka partikel-partikel yang tidak
dibutuhkan oleh sistem ataupun partikel yang nantinya mengganggu atau merusak akan
disaring.
Pompa tekanan tinggi digunakan untuk menaikkan tekanan bahan bakar dan
mengirimkannya ke dalam pipa pembagi / ‘rail’. Tekanan tinggi pada bahan bakar ini
dihasilkan melalui 3 buah piston yang dikonstruksikan pada pompa tekanan tinggi. Ketiga
piston tersebut dipasang secara radial dengan selisih sudut pada masing-masing piston
adalah 120°. Ketiga piston akan mengkompresikan bahan bakar secara bergantian. Hal ini
dimungkinkan karena ketiga piston tersebut digerakkan oleh sebuah nok. Nok tersebut
digerakkan langsung oleh poros engkol melalui roda gigi-roda gigi penghubung. Pompa
tekanan tinggi ini bisa menghasilkan tekanan antara 150 bar sampai 1350 bar, bahkan pada
pompa generasi yang lebih baru bisa menghasilkan tekanan sampai 2000 bar.

Pompa tekanan tinggi pada Common Rail

vii
2.6 Pengukuran dan Pengaturan
Penyemprotan pada sistem Common Rail menggambarkan perubahan pada teknik
penyemprotan injektor diesel pada umumnya. Injektor pada sistem ini sudah menggunakan
injektor eletronis. Pembukaan dan penutupan katub pada injektor sudah dikontrol secara
eletronik oleh Electronic Control Modul (ECM).

Jumlah penyemprotan bahan bakar tergantung pada:


 Tekanan pipa pembagi
 Lamanya injektor membuka

Injektor dengan katub magnet yang dapat membuka dan menutup dengan cepat,
memungkinkan adanya penyemprotan dengan perbedaan ukuran/jumlah semprotan yang
kecil pada masing-masing silinder. Teknologi pembukaan dan penutupan katub pada injektor
ini lebih disempurnakan pada generasi injektor yang lebih baru yaitu dengan menggunakan
piezo eletronik.

2.7 Ciri-ciri dan Fungsi


Saat dan jumlah penyemprotan ditentukan oleh Kontrol Unit (ECM) dengan
memperhitungkan informasi dari sinyal yang masuk. Dengan injektor elektronis dan
tekanan yang selalu tersedia memungkinkan diperolehnya saat penyemprotan dan jumlah
penyemprotan yang tepat.

Hal-hal penting dari penyemprotan dengan Sistem Common Rail:


1. Selisih jumlah penyemprotan antar silinder sangat kecil, hal ini dimungkinkan
karena proses pembukaan dan penutupan katub pada injektor sudah dikontrol secara
elektronik.
2. Bebas dalam menentukan saat mulai penyemprotan awal maupun penyemprotan
utama tanpa tergantung dari posisi nok. Ini bisa dilakukan karena proses
penyemprotan dikendalikan secara elektronik oleh Kontrol Unit (ECM). Pengaliran
arus ke injektor oleh Kontrol Unit (ECM) tergantung pada informasi dari sensor-
sensor yang dipasang pada engine.
3. Bebas dalam memilih tekanan penyemprotan (antara 250 sampai 1350 bar)
sehingga didapatkan campuran yang baik, temasuk pada putaran rendah maupun
beban yang kecil. Ini dimungkinkan karena salah satu dari silinder pembangkit
tekanan pada pompa tekanan tinggi dapat di’off’kan agar tidak menghasilkan
tekanan
Catatan: pada Common Rail System generasi 4 tekanan sudah mencapai 2000 bar.
4. Tidak ada batas momen putar. Tekanan pembakaran maksimal dan momen putar
pada engine yang sudah menggunakan sistem Common Rail dibatasi sendiri oleh
jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar.
5. Tidak membutuhkan penggerak pompa tersendiri. Ini jelas, karena pompa tekanan
tinggi yang dibutuhkan oleh engine digerakkan oleh engine itu sendiri tanpa
memperhitungkan ketepatan posisi pemasangan.
viii
2.8 Kondisi Umum Sistem Common Rail
a. Bertekanan tinggi.
Pada generasi pertama Common Rail, tekanan maksimal yang digunakan dalam
sistem adalah 1350 bar, kemudian teknologi berikutnya menggunakan tekanan 1600 bar
(seperti yang digunakan pada Kijang Inova dan D-Max). Teknologi Common Rail
berikutnya menggunakan tekanan 1800 bar, dan teknologi paling akhir pada kendaraan
penumpang sudah menggunakan tekanan bahan bakar 2000 bar bahkan lebih (sumber:
Bosch)
b. Pembentukan tekanan tinggi memerlukan bagian yang sedikit.
Komponen sistem tekanan tinggi pada Common Rail yang paling penting adalah
pompa tekanan tinggi. Didalam pompa tekanan tinggi sendiri hanya terdapat nok (cam),
plunyer, barel dan valve. Sehingga bentuknya bisa kompak. Bandingkan dengan pompa
tekanan tinggi pada engine diesel generasi sebelumnya!
c. Ukuran penyemprotan yang tepat dengan toleransi yang kecil.
Dengan pengontrolan secara elektronis memungkinkan pemutusan dan penghubungan
arus ke injektor berlangsung sangat cepat. Sehingga selisih jumlah penyemprotan antar
silinder dapat diminimalisir. Ini menyebabkan tekanan pembakaran pada tiap silinder
relatif sama. Dengan demikian getaran poros engkol akibat perbedaan tekanan antar
silinder semakin kecil. Ini yang memungkinkan getaran dan suara mesin semakin halus.
d. Rangkaian pengendalian tertutup (Close Loop) dengan cara penggunaan SensorLamda
(Lambda Sonde sensor).
Dengan rangkaian pengendalian tertutup, memungkinkan emisi gas buang akan selalu
terkontrol. Ini bisa terjadi karena sensor lambda yang dipasang pada saluran buang
(exhouse manifold) selalu melaporkan kondisi emisi gas buang ke kontrol unit. Apabila
perbandingan campuran udara dan bahan bakar tidak sesuai, maka lambda sonde sensor
akan segera melaporkan pada lepada control unit untuk menambah ataupun mengurangi
jumlah bahan bakar yang disemprotkan. Ini berarti juga emisi gas buang pada sistem
Common Rail ini ‘ramah lingkungan.
e. Injektor bekerja dengan Piezo-Elektrik
Dengan penggunaan piezo eletrik ini memungkinkan pembukaan dan penutupan
injektor akan lebih cepat dibandingkan injektor yang masih menggunakan sistem
seleniod. Dengan demikian jumlah bahan bakar yang disemprotkan dan saat
penyemprotan semakin tepat. Kondisi ini menyebabkan tenaga mesin yang dihasilkan
akan semakin bagus

2.9 Cara Merawat Mesin Disel Common Rail


1. Jaga kebersihan filter udara
Air filter adalah sebuah komponen yang berfungsi menyaring debu dan
kotoran yang terbawa oleh udara pada air induction system. Baik mesin bensin atau
diesel, filter udara harus dijaga kebersihanya.
Khusus untuk mesin diesel common rail, debu yang masuk ke dalam mesin
bisa mengakibatkan kerusakan komponen injector. Teknisnya, ketika debu atau
kotoran tersebut ikut terkompresi pada mesin, maka debu itu bisa menyumbat

ix
lubang injector yang super mini. Sehingga menghambat pasokan bahan bakar
ke mesin. Untuk itu, pastikan cek selalu kebersihan filter udara Mobil anda paling
tidak dalam rentang 5.000 KM pemakaian atau lebih cepat bila medan yang anda
lalui merupakan daerah berdebu.

2. Perhatikan kualitas bahan bakar


Kualitas bahan bakar juga menjadi faktor penting dalam sistem bahan bakar
common rail. Sistem common rail berbeda dengan diesel konvensional yang
bekerja secara mekanis. Sistem ini sudah dikendalikan secara elektronik dengan
tingkat akurasi yang tinggi. Sehingga masalah kualitas bahan bakar juga berimbas
pada masalah common rail.
Tiap jenis bahan bakar khusunya solar memiliki kriteria dan sifat yang berbeda
- beda. Pada diesel konvensional, tidak terlalu sensitif terhadap perbedaan nilai
cetane. Tapi pada sistem common rail tekanan bahan bakar sudah diatur. Nilai
cetane yang tidak sesuai dapat menyebabkan miss fire. Selain cetane number,
kandungan sulfur juga menjadi faktor penting pada sistem ini.
Pastikan pahami spesifikasi bahan bakar sebelum melakukan pengisian bahan
bakar. Hal itu dikarenakan setiap Mobil memiliki spesifikasi tekanan bahan bakar
dan kompresi berbeda. Sehingga jenis bahan bakar juga berbeda. Bahan bakar
seperti Pertamina Dex atau Shell Diesel menjadi jenis yang tepat untuk mesin
diesel common rail.

3. Lakukan penggantian fuel filter secara rutin.


Seperti halnya air filter, fuel filter juga menjadi komponen penyaring. Tapi
bukan udara yang disaring, melainkan bahan bakar. Kebersihan fuel filter harus
dijaga karena kandungan air dan kotoran yang terbawa oleh aliran bahan bakar
akan menyumbat komponen - komponen sistem common rail. Injector adalah
komponen paling rawan terkena imbas dari masalah ini. Banyak kejadian Stuck
injector yang disebabkan penyaringan bahan bakar yang tidak maksimal.

x
Untuk menghindari hal diatas, anda perlu melakukan penggantian fuel filter
secara rutin sesuai jadwal service. Filter ini harus diganti karena bersifat sekali
pakai yang tidak bisa dibersihkan. Penggantian fuel filter umumnya berada dalam
rentangan 30.000 - 40.000 KM.

4. Hindari penggunaan fuel manipulator


Fuel manipulator adalah sebuah stand alone ECU atau piggyback yang
dirangkai bersama sistem kontrol common rail yang bertujuan untuk mendongkrak
tenaga dan Torsi mesin. Cara kerja sistem ini dengan memaksakan bahan bakar
agar terinjeksi lebih banyak dari jumlah standar agar pembakaran berlangsung
lebih kuat.
Karena bersifat memaksakan, tentu akan menimbulkan efek samping pada
komponen common rail. Jika untuk keperluan racing atau hobi, bukanlah masalah.
Tapi sangat tidak dianjurkan digunakan dalam pemakaian sehari-hari.
Jadi, jika ingin mesin anda awet usahakan untuk tidak melakukan instalasi sistem
semacam ini.

5. Jangan melakukan pembongkaran sistem common rail bila belum ahli.


Perawatan yang kita lakukan hanya bersifat visual dan tanpa melakukan
pembongkaran. Mengapa tidak dianjurkan untuk membongkar sendiri ? Sistem
common rail berbeda dengan diesel konvensional, dimana ketika semua komponen
terpasang dengan tepat maka mesin akan bekerja.
Pada mesin diesel common rail anda tidak bisa melakukan pembongkaran
walau hanya sebatas pencabutan socket conector saja. Sokcet itu akan
menghubungkan komunikasi data antara sensor, aktuator dan ECU.
Saat komunikasi itu terputus, maka check engine akan menyala walau socket
sudah terpasang kembali. Hal ini dikarenakan data eror sebelumnya tidak akan
terhapus apabila belum ada tindak lanjut. Untuk menghilangkanya perlu
menggunakan scanner khusus.

xi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah ini dapat saya simpulkan bahwa Common Rail ini termasuk teknologi
begitu canggih dan baru karena di atur oleh sensor – sensor dan data yang telah di baca oleh
sensor akan di salurkan ke ECU dan ECU akan mengatur berapa bahan bakar yang di
butuhkan pada saat mesin panas dan mesin dingin.

Suara yang dihasilkan pun halus seperti mesin bensin, nyaman dipakai, kecepataannya
tinggi, konsumsi pemakaian bahan bakar ekonomis dan ramah lingkungan, bahkan
pemakaian konvertor katalitis jenis oksidasi, yang mengubah karbon monoksida (CO) dan
hydrocarbons (HC) dari gas buang, jadi emisi gas buang yang dihasilkan sangat rendah

xii
DAFTAR PUSTAKA

http://www.autoexpose.org/2017/03/komponen-common-rail.html

http://prezzatura.blogspot.co.id/2015/03/common-rail-teknologi-efi-pada-mesin.html

http://www.autoexpose.org/2017/03/cara-merawat-mesin-diesel-common-rail.html

xiii

Anda mungkin juga menyukai