A. Tujuan
C. Uraian Materi
1) Pengertian Sistem Injeksi Bahan Bakar Mesin Diesel
Sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan sistem paling penting di antara
sistem-ssitem yang lain. Dengan sistem injeksi bahan bakar yang baik dan tepat akan
menghasilkan tenaga mesin yang optimal. Sebaliknya sistem injeksi bahan bakar yang
kurang baik dan kurang tepat dapat menyebabkan tenaga mesin diesel kurang optimal,
bahkan mungkin saja mesin diesel tidak dapat dijalankan sama sekali. Banyak orang yang
menyatakan bahwa sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan jantung hidup
matinya mesin.
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel mencakup rangkaian komponen-komponen
yang berhubungan dengan bahan bakar, yang berfungsi mengisap bahan bakar dari tangki
bahan bakar, memompakan bahan bakar, sampai bahan bakar tersebut diinjeksikan ke
dalam ruang bakar silinder mesin dalam rangfka memperoleh tenaga.
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor, pompa injeksinya
hanya memiliki satu buah elemen pompa. Dengan demikian satu elemen pompa akan
melayani empat buah silinder mesin diesel melalui saluran distribusi pada pompa. Sebagai
contoh sistem bahan bakar dengan pompa distributor dapat dilihat pada gambar 9 dan
gambar 10.
Gambar 9 menunjukkan sistem bahan bakar dengan pompa injeksi distributor tipe DPA
dan gambar 10 adalah dengan pompa injeksi distributor tipe VE. Pompa injeksi distributor
tipe DPA saat ini sudah jarang digunakan, sedangkan pompa injeksi distributor tipe VE
masih banyak digunakan
Pompa injeksi sebaris pada umumnya digunakan untuk mesin diesel bertenaga
besar dengan ruang bakar langsung dan penyemrotan langsung ( direct injection),
sedangkan pompa injeksi distributor banyak digunakan untuk mesin diesel bertenaga
menengah dan kecil dengan ruang bakar tambahan.
Berdasarkan gambar 8, gambar 9 dan gambar 10 di atas maka secara umum
komponen-komponen injeksi bahan bakar mesin diesel adalah:
a) Tangki bahan bakar (fuel tank)
b) Saringan bahan bakar (fuel filter)
c) Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)
d) Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
e) Pipa-pipa injeksi bahan bakar (fuel injection lines)
f) Injektor (fuel injector)
g) Pipa-pipa pengembali bahan bakar (fuel return lines)
Bila air sampai masuk ke dalam elemen pompa maka dapat menyebabkan kerusakan pada
elemen pompa karena korosi dan pengabutan menjadi terganggu.
Untuk mengetahui bahwa air yang berada dalam sedimenter telah banyak maka
diketahui dari sistem lampu peringatan yang sirkit kelistrikannya dapat dilihat pada gambar
12.
Bila volume air dalam sedimenter telah cukup banyak (200 cc) maka pelampung akan
menghubungkan water switch (lead switch) dengan masa. Akibatnya arus listrik akan
mengalir dari baterai ke lampu filter terus ke masa, akibantnya lampu filter akan menyala
untuk memberi peringatan kepada pengendara bahwa air yang berada pada sedimenter
perlu segera dikeluarkan.
Konstruksi sedimenter dan bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Konstruksi sedimenter
Pada sistem injeksi bahan bakar sering dijumpai lebih dari satu penyaringan bahan bakar,
yaitu:
(1) Penyaring pada tangki ( filter screen) atau pada pompa pemindah, yang berfungsi
Manahan partikel besar,
(2) Penyaring primer (primary filter) berfungsi menyaring partikel-partikel kecil, dan
(3) Penyaring sekunder (secondary filter) berfungsi menyaring partikel yang lembut
c) Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)
Pompa pemindah bahan bakar ini berfungsi untuk mengisap bahan bakar dari
tangki dan menekan bakar melalui saringan bahan bakar ke ruang pompa injeksi. Pompa
ini dinamakan juga pompa pemberi (feed pump) atau pompa pencatu bahan bahan bakar
(fuel supply pump) atau priming pump.
Pompa pemindah bahan bakar untuk sistem injeksi bahan bakar dengan pompa
injeksi sebaris dapat dilihat pada gambar 14.
Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris adalah model pompa kerja tunggal ( sigle
acting) dipasang pada sisi pompa injeksi dan digerakkan oleh poros nok pompa injeksi.
Pompa pemindah ini dilengkapi dengan pompa tangan untuk membuang udara yang
terdapat pada aliran bahan bakar sebelum mesin dihidupkan.
Bahan bakar di dalam pompa injeksi selamanya harus cukup, untuk itu perlu pengiriman
bahan bakar ke pompa injeksi dengan tekanan tertentu. Bila tekanan rendah di bawah
spesifikasi, elemen pompa tidak mampu memberikan bahan bakar yang cukup pada
kecepatan tinggi. Oleh karena itu, tekanan pengisian harus di atas 1,8–2,2 kg/cm 2 (2,56–
3,11 psi).
Pompa pemindah atau priming pump untuk pompa injeksi distributor dapat dilihat pada
gambar 16.
Gambar 16. Priming pump untuk pompa injeksi distributor
Priming pump untuk pompa injeksi distributor ini dilengkapi dengan penyaring bahan bakar
dan sedimenter.
d) Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar dengan tekanan yang
cukup melalui kerja elemen pompa. Pompa injeksi distributor (gambar 20).
Tipe nosel injeksi sangat menentukan bagi proses pembakaran dan bentuk
ruang bakar. Tipe lubang banyak pada umumnya digunakan untuk mesin diesel
dengan injeksi langsung (direct injection), sedangkan tipe pin pada umumnya
digunakan untuk mesin diesel yang mempunyai ruang bakar muka ( precombustion
chamber) dan ruang bakar pusar (swirl chamber).
Kebanyakan nosel injeksi model pin adalah yang berjenis throttle yang pada saat
permulaan injeksi jumlah bahan bakar yang ditekan ke dalam ruang bakar muka hanya
sedikit, tetapi pada akhir injeksi jumlah bahan bakar semakin banyak. Kerja nosel
injeksi tipe pin dapat dilihat pada gambar 37.
Besarnya tekanan bahan bakar pada pompa pemberi ditentukan oleh tekanan pegas
pada piston katup pengatur ini, sedangkan piston tertekan oleh tekanan bahan bakar. Bila
kecepatan pompa bertambah maka bertambah pula tekanan bahan bakarnya.
Gambar 30. Penyaluran bahan bakar pada pompa injeksi distributor tipe VE
Pertautan antara komponen-komponen utama pada gambar 30 di atas dijelaskan
sebagai berikut:
Pompa pemberi dan plat nok digerakkan oleh poros penggerak ( drive shaft). Plunyer
dan plat nok ditekan oleh dua buah pegas plunyer melawan roller. Plat nok mempunyai 4
buah muka nok (cam face), yang bila berputar muka nok berada di atas roller dan plunyer
bergerak maju, sehingga bila plat nok dan plunyer berputar satu kali maka plunyer
bergerak 4 kali maju mundur. Bahan bakar disalurkan ke tiap silinder setiap ¼ putaran
plunyer dan satu kali plunyer bergerak bolak-balik. Plunyer mempunyai 4 alur pengisian
(suction groove) dan satu lubang distribusi ( distribution port). Dengan demikian pada
silinder pompa terdapat 4 saluran distribusi ( distribution passage). Pengisapan terjadi bila
salah satu alur pengisian segaris dengan lubang isap, dan penyaluran bahan bakar
berlangsung bila lubang distribusi segaris dengan salah satu dari 4 saluran distribusi.
Proses penyaluran bahan bakar terdiri dari pengisapan ( suction), penyaluran
(delivery), akhir penekanan (termination), dan penyamaan tekanan (pressure
equalization). Lihat gambar 31, 32, 33 dan 34.
(a) (b)
Gambar 35. Solenoid penutup bahan bakar
5) Pemeliharan/servis Pompa Injeksi Bahan Bakar
a) Pembongkaran pompa injeksi
Pembongkaran pompa injeksi didasarkan pada hasil kalibrasi pompa injeksi pada
mesin penguji/kalibrasi (test bench). Bila ternyata hasil kalibrasi menunjukkan adanya
kerusakan, pompa injeksi dibongkar untuk diperiksa kerusakan tersebut. Pembongkaran
bagian-bagian (part) pompa injeksi diusahakan menggunakan alat servis khusus ( Special
Service Tool/SST) yang telah tersedia sesuai dengan tipe pompa injeksi yang tercantum
pada buku petunjuk servis dari pabrik ( manual book). Pembongkaran meliputi: (1)
governor, (2) Control rack, (3) Poros nok, (4) Tappet roller, (5) Pegas pengontrol, (6)
Elemen pompa (plunyer dan silinder/barrel), dan (7) Katup pemberi, dudukan katup
pemberi dan pemegangnya.
b) Pemeriksaan dan perbaikan
Sebelum melaksanakan perbaikan bahwa jangan menyentuh permukaan dari
plunyer dan katup pemberi. Beberapa bagian pompa injeksi yang perlu diperiksa dan
diperbaiki di antaranya:
(1) Pemeriksaan Katup pemberi (delivery valve), sebagai berikut:
(a) Menarik katup ke atas dan menutup lubang pada bagian dasar dudukan katup
dengan ibu jari. Bila katup dilepaskan akan turun dengan cepat dan berhenti di
tempat ring pembebas menutup dudukan lubang katup (Gambar 57). Bila tidak
demikian berarti katup rusak dan diganti satu set.