Anda di halaman 1dari 13

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: PERAWATAN

SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL POMPA INJEKSI


DISTRIBUTOR
KD : Menerapkan Cara Perawatan Sistem Bahan Bakar
Diesel Pompa Injeksi Distributor

A. Tujuan

Melalui pembelajaran secara mandiri, diharapkan siswa mampu:


1. Menelaah sistem bahan bakar diesel pompa injeksi distributor
2. Melakukan perawatan sistem bahan bakar diesel pompa injeksi distributor

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Telaah sistem bahan bakar diesel pompa injeksi distributor


2. Perawatan sistem bahan bakar diesel pompa injeksi distributor

C. Uraian Materi
1) Pengertian Sistem Injeksi Bahan Bakar Mesin Diesel
Sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan sistem paling penting di antara
sistem-ssitem yang lain. Dengan sistem injeksi bahan bakar yang baik dan tepat akan
menghasilkan tenaga mesin yang optimal. Sebaliknya sistem injeksi bahan bakar yang
kurang baik dan kurang tepat dapat menyebabkan tenaga mesin diesel kurang optimal,
bahkan mungkin saja mesin diesel tidak dapat dijalankan sama sekali. Banyak orang yang
menyatakan bahwa sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan jantung hidup
matinya mesin.
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel mencakup rangkaian komponen-komponen
yang berhubungan dengan bahan bakar, yang berfungsi mengisap bahan bakar dari tangki
bahan bakar, memompakan bahan bakar, sampai bahan bakar tersebut diinjeksikan ke
dalam ruang bakar silinder mesin dalam rangfka memperoleh tenaga.

2) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor

Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor, pompa injeksinya
hanya memiliki satu buah elemen pompa. Dengan demikian satu elemen pompa akan
melayani empat buah silinder mesin diesel melalui saluran distribusi pada pompa. Sebagai
contoh sistem bahan bakar dengan pompa distributor dapat dilihat pada gambar 9 dan
gambar 10.

Gambar 9. Sistem bahan bakar dengan pompa injeksi distributor DPA

Gambar 10. Sistem bahan bakar dengan pompa injeksi distributor VE

Gambar 9 menunjukkan sistem bahan bakar dengan pompa injeksi distributor tipe DPA
dan gambar 10 adalah dengan pompa injeksi distributor tipe VE. Pompa injeksi distributor
tipe DPA saat ini sudah jarang digunakan, sedangkan pompa injeksi distributor tipe VE
masih banyak digunakan
Pompa injeksi sebaris pada umumnya digunakan untuk mesin diesel bertenaga
besar dengan ruang bakar langsung dan penyemrotan langsung ( direct injection),
sedangkan pompa injeksi distributor banyak digunakan untuk mesin diesel bertenaga
menengah dan kecil dengan ruang bakar tambahan.
Berdasarkan gambar 8, gambar 9 dan gambar 10 di atas maka secara umum
komponen-komponen injeksi bahan bakar mesin diesel adalah:
a) Tangki bahan bakar (fuel tank)
b) Saringan bahan bakar (fuel filter)
c) Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)
d) Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
e) Pipa-pipa injeksi bahan bakar (fuel injection lines)
f) Injektor (fuel injector)
g) Pipa-pipa pengembali bahan bakar (fuel return lines)

Di samping komponen-komponen utama di atas, komponen sistem injeksi tambahan yang


lain adalah:
h) Pengatur kecepatan (governor)
i) Pengatur untuk memajukan saat injeksi otomatis ( advancer/automatic timer)
Komponen-komponen tersebut di atas terangkai menjadi satu kesatuan dan saling
berhubungan dan saling membantu dalam rangka penginjeksian bahan bakar ke dalam
silinder mesin dengan saat yang tepat dengan jumlah yang tepat pula.
a) Tangki bahan bakar (fuel tank)
Tangki bahan bakar berfungsi menyimpan atau menampung bahan bakar. Tangki
bahan bakar dibuat dengan berbagai ukuran dan tiap ukuran serta bentuk tangki tersebut
dirancang untuk maksud persyaratan tertentu.
Kapasitas tangki tangki harus cukup untuk suatu jarak tempuh tertentu atau cukup
untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu. Bentuk dan ukuran tangki tergantung pada
ketersediaan tempat (space) serta kapasitas yang dikehendaki. Misalnya untuk ruang
mesin yang panjang atau pendek, berbentuk bulat atau persegi.
Tangki bahan bakar harus tertutup untuk mencegah masuknya kotoran, namun
demikian harus mempunyai lubang pernafasan ( ventilation) dan untuk lubang pengisian
bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar yang telah dipakai. Dengan demikian paling
tidak harus ada tiga buah lubang, yaitu untuk mengisi, mengalirkan keluar dan lubang
untuk mengeringkan (draining). Kadangkala terdapat lubang untuk saluran kebocoran
bahan bakar (fuel overflow/fuel leak-off).
b) Saringan bahan bakar (fuel filter)
Penyaringan bahan bakar mesin diesel sangat penting karena bahan bakar diesel
cenderung tidak bersih baik dari kotoran partikel atau dari air, sedangkan elemen pompa
injeksi dan injector dibuat presisi. Untuk memisahkan air dari bahan bakar digunakan juga
water sedimenter yang bekerja atas sifat gravitasi air sendiri yang lebih besar daripada
bahan bakarnya.

Gambar 11. Saringan bahan bakar dan sedimenter

Bila air sampai masuk ke dalam elemen pompa maka dapat menyebabkan kerusakan pada
elemen pompa karena korosi dan pengabutan menjadi terganggu.
Untuk mengetahui bahwa air yang berada dalam sedimenter telah banyak maka
diketahui dari sistem lampu peringatan yang sirkit kelistrikannya dapat dilihat pada gambar
12.

Gambar 12. Sistem kelistrikan sedimenter

Bila volume air dalam sedimenter telah cukup banyak (200 cc) maka pelampung akan
menghubungkan water switch (lead switch) dengan masa. Akibatnya arus listrik akan
mengalir dari baterai ke lampu filter terus ke masa, akibantnya lampu filter akan menyala
untuk memberi peringatan kepada pengendara bahwa air yang berada pada sedimenter
perlu segera dikeluarkan.
Konstruksi sedimenter dan bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Konstruksi sedimenter

Pada sistem injeksi bahan bakar sering dijumpai lebih dari satu penyaringan bahan bakar,
yaitu:
(1) Penyaring pada tangki ( filter screen) atau pada pompa pemindah, yang berfungsi
Manahan partikel besar,
(2) Penyaring primer (primary filter) berfungsi menyaring partikel-partikel kecil, dan
(3) Penyaring sekunder (secondary filter) berfungsi menyaring partikel yang lembut
c) Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)
Pompa pemindah bahan bakar ini berfungsi untuk mengisap bahan bakar dari
tangki dan menekan bakar melalui saringan bahan bakar ke ruang pompa injeksi. Pompa
ini dinamakan juga pompa pemberi (feed pump) atau pompa pencatu bahan bahan bakar
(fuel supply pump) atau priming pump.
Pompa pemindah bahan bakar untuk sistem injeksi bahan bakar dengan pompa
injeksi sebaris dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris

Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris adalah model pompa kerja tunggal ( sigle
acting) dipasang pada sisi pompa injeksi dan digerakkan oleh poros nok pompa injeksi.
Pompa pemindah ini dilengkapi dengan pompa tangan untuk membuang udara yang
terdapat pada aliran bahan bakar sebelum mesin dihidupkan.
Bahan bakar di dalam pompa injeksi selamanya harus cukup, untuk itu perlu pengiriman
bahan bakar ke pompa injeksi dengan tekanan tertentu. Bila tekanan rendah di bawah
spesifikasi, elemen pompa tidak mampu memberikan bahan bakar yang cukup pada
kecepatan tinggi. Oleh karena itu, tekanan pengisian harus di atas 1,8–2,2 kg/cm 2 (2,56–
3,11 psi).
Pompa pemindah atau priming pump untuk pompa injeksi distributor dapat dilihat pada
gambar 16.
Gambar 16. Priming pump untuk pompa injeksi distributor

Priming pump untuk pompa injeksi distributor ini dilengkapi dengan penyaring bahan bakar
dan sedimenter.
d) Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar dengan tekanan yang
cukup melalui kerja elemen pompa. Pompa injeksi distributor (gambar 20).

Gambar 20. Pompa injeksi distributor tipe VE

e) Injektor Bahan bakar (fuel injector)


Injektor bahan bakar kadangkala disebut juga dengan pengabut atau ada yang
menyebut dengan nosel (nozzle). Disebut injector karena tugas dari komponen ini
adalah menginjeksi, dan disebut pengabut karena bahan bakar keluar dari komponen
ini dalam bentuk kabut, sedangkan disebut nosel karena ujung komponen ini luas
penampangnya makin mengecil.
Secara garis besar nosel injeksi dapat diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu:
(1) tipe lubang (hole type), dan
(2) tipe pin (pin type)
Tipe lubang terdapat dalam 2 jenis yaitu: (a) lubang satu ( single hole type) dan, dan
(b) lubang banyak (multiple hole type).
Tipe pin terdapat dalam 2 jenis yaitu: (a) tipe throttle ( throttle type), dan (b) tipe
pintle (pintle type). Lihat gambar 36.

Gambar 36. Konstruksi dan tipe nosel injeksi

Tipe nosel injeksi sangat menentukan bagi proses pembakaran dan bentuk
ruang bakar. Tipe lubang banyak pada umumnya digunakan untuk mesin diesel
dengan injeksi langsung (direct injection), sedangkan tipe pin pada umumnya
digunakan untuk mesin diesel yang mempunyai ruang bakar muka ( precombustion
chamber) dan ruang bakar pusar (swirl chamber).
Kebanyakan nosel injeksi model pin adalah yang berjenis throttle yang pada saat
permulaan injeksi jumlah bahan bakar yang ditekan ke dalam ruang bakar muka hanya
sedikit, tetapi pada akhir injeksi jumlah bahan bakar semakin banyak. Kerja nosel
injeksi tipe pin dapat dilihat pada gambar 37.

Gambar 37. Kerja nosel injeksi tipe pin


Nosel injeksi ditempatkan pada mesin diesel dengan pemegang nosel ( nozzle holder)
yang dapat menentukan jumlah bahan bakar dan mengatur tekanan injeksi. Pada
gambar 38 ditunjukkan konstruksi nosel injeksi. Jarum nosel ditahan oleh pena
tekanan (pressure pin) dan pegas tekan (pressure spring) yang dapat diatur oleh
sekrup penyetel (adjusting screw) sehingga membukanya nosel injeksi dapat diatur.

Gambar 38. Konstruksi nosel injeksi


Pompa injeksi distributor (VE)
Pompa injeksi distributor tipe VE ini dirancang dengan plunyer tunggal untuk
mengatur banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan membagi
pemberian bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan penginjeksiannya.
Kelebihan pompa injeksi distributor tipe VE adalah:(a) Kompak dan ringan, karena
hanya 4,5 kg dan komponen-komponennya sedikit jumlahnya, (b) mampu digunakan
untuk mesin diesel putaran tinggi, (c) seragam dalam jumlah penginjeksian bahan bakar,
(d) mudah dalam menghidupkan mesin, (e) putaran idle yang stabil, (f) pelumasan dengan
bahan bakar sendiri, (g) mudah dalam penyetelan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan,
(h) dilengkapi dngen solenoid penghenti bahan bakar, (i) alat pengatur saat penginjeksian
yang bekerja secara hidrolik, dan (j) konstruksinya dirancang sedemikian rupa sehingga
kalau terjadi mesin berputar balik, pompa tidak akan memberikan bahan bakar ke silinder.
Pompa injeksi distributor terdiri dari komponen-komponen:
(a) Pompa pemberi (feed pump) tipe sudu rotary yang mengalirkan bahan bakar dari
tangki ke dalam rumah pompa injeksi,
(b) Katup pengatur tekanan bahan bakar di dalam feed pump ( pressure regulating valve)
(c) Katup pelimpah (overflow) untuk menyalurkan kelebihan bahan bakar dari pompa ke
tangki.
(d) Plat nok (cam plate) yang digerakkan oleh poros pompa (drive shaft) yang
menggerakkan plunyer dalam bentuk berputar dan bolak-balik, karena plunyer
bersatu dengan cam plate
(e) Governor mekanik (mechanical governor) yang mengatur jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan ke dalam ruang bakar
(f) Pewaktu otomatis (automatic timer) yang mengatur saat injeksi ( injection timing)
yang bekerja menurut tekanan bahan bakar.
(g) Solenoid penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid) yang digunakan untuk menutup
aliran bahan bakar ke dalam elemen pompa.
(i) Katup penyalur (delivery valve) berfungsi mencegah bahan bakar dari dalam pipa
tekanan tinggi masuk ke dalam ruang elemen pompa dan mengisap sisa bahan bakar
dari injector pad akhir injeksi.

Komponen-komponen di atas dijelaskan sebagai berikut:


(a) Pompa pemberi (feed pump), Gambar 28
Pompa pemberi tipe rotari ini berada dalam pompa injeksi yang menyalurkan bahan
bakar dari tangki ke dalam rumah pompa melalui sedimenter dan filter. Pompa pemberi ini
digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft) dan selama rotor berputar sudu pompa
menekan keluar akibat gaya sentrifugal. Rotor yang tidak sepusat (eksentrik) ini
menyebabkan bahan bakar akan terisap dan ditekan ke ruang pompa.

Gambar 28. Cara kerja katup pemberi


(b) Katup pengatur tekanan bahan bakar (regulating valve)

Gambar 29. Katup pengatur tekanan bahan bakar

Besarnya tekanan bahan bakar pada pompa pemberi ditentukan oleh tekanan pegas
pada piston katup pengatur ini, sedangkan piston tertekan oleh tekanan bahan bakar. Bila
kecepatan pompa bertambah maka bertambah pula tekanan bahan bakarnya.

(c) Plunyer dan plat nok


Penyaluran bahan bakar pada pompa injeksi bahan bakar distributor tipe VE melalui
kerja komponen-komponen yang dapat dilihat pada gambar 30 di bawah ini.

Gambar 30. Penyaluran bahan bakar pada pompa injeksi distributor tipe VE
Pertautan antara komponen-komponen utama pada gambar 30 di atas dijelaskan
sebagai berikut:
Pompa pemberi dan plat nok digerakkan oleh poros penggerak ( drive shaft). Plunyer
dan plat nok ditekan oleh dua buah pegas plunyer melawan roller. Plat nok mempunyai 4
buah muka nok (cam face), yang bila berputar muka nok berada di atas roller dan plunyer
bergerak maju, sehingga bila plat nok dan plunyer berputar satu kali maka plunyer
bergerak 4 kali maju mundur. Bahan bakar disalurkan ke tiap silinder setiap ¼ putaran
plunyer dan satu kali plunyer bergerak bolak-balik. Plunyer mempunyai 4 alur pengisian
(suction groove) dan satu lubang distribusi ( distribution port). Dengan demikian pada
silinder pompa terdapat 4 saluran distribusi ( distribution passage). Pengisapan terjadi bila
salah satu alur pengisian segaris dengan lubang isap, dan penyaluran bahan bakar
berlangsung bila lubang distribusi segaris dengan salah satu dari 4 saluran distribusi.
Proses penyaluran bahan bakar terdiri dari pengisapan ( suction), penyaluran
(delivery), akhir penekanan (termination), dan penyamaan tekanan (pressure
equalization). Lihat gambar 31, 32, 33 dan 34.

Gambar 31. Pengisapan

Gambar 32. Penyaluran


Gambar 33. Akhir penekanan

Gambar 34. Penyamaan tekanan


Pada pompa injeksi distributor tipe VE ini dilengkapi dengan penutup aliran bahan
bakar ke pompa yang disebut dengan fuel cut-off solenoid. Lihat gambar 35. Bila kunci
kontak diputar ke posisi ON maka katup solenoid akan tertarik oleh kemagnitan sehingga
saluran isap akan terbuka (gambar 35a). Bila kuncikontak diputar ke arah OFF maka
kemagnitan pada solenoid hilang dan katup solenoid akan menutup saluran bahan bakar
ke elemen pompa (Gambar 35 b).

(a) (b)
Gambar 35. Solenoid penutup bahan bakar
5) Pemeliharan/servis Pompa Injeksi Bahan Bakar
a) Pembongkaran pompa injeksi
Pembongkaran pompa injeksi didasarkan pada hasil kalibrasi pompa injeksi pada
mesin penguji/kalibrasi (test bench). Bila ternyata hasil kalibrasi menunjukkan adanya
kerusakan, pompa injeksi dibongkar untuk diperiksa kerusakan tersebut. Pembongkaran
bagian-bagian (part) pompa injeksi diusahakan menggunakan alat servis khusus ( Special
Service Tool/SST) yang telah tersedia sesuai dengan tipe pompa injeksi yang tercantum
pada buku petunjuk servis dari pabrik ( manual book). Pembongkaran meliputi: (1)
governor, (2) Control rack, (3) Poros nok, (4) Tappet roller, (5) Pegas pengontrol, (6)
Elemen pompa (plunyer dan silinder/barrel), dan (7) Katup pemberi, dudukan katup
pemberi dan pemegangnya.
b) Pemeriksaan dan perbaikan
Sebelum melaksanakan perbaikan bahwa jangan menyentuh permukaan dari
plunyer dan katup pemberi. Beberapa bagian pompa injeksi yang perlu diperiksa dan
diperbaiki di antaranya:
(1) Pemeriksaan Katup pemberi (delivery valve), sebagai berikut:
(a) Menarik katup ke atas dan menutup lubang pada bagian dasar dudukan katup
dengan ibu jari. Bila katup dilepaskan akan turun dengan cepat dan berhenti di
tempat ring pembebas menutup dudukan lubang katup (Gambar 57). Bila tidak
demikian berarti katup rusak dan diganti satu set.

Gambar 57. Memeriksa kerapatan katup pemberi


(b) Menutup lubang dasar dudukan katup dengan ibu jari. Selanjutnya katup dimasukkan
ke dalam dudukan katup dan ditekan dengan jari. Bila jari dilepaskan katup akan
naik ke atas pada posisi semula dan bila tidak demikian berarti katup telah aus, dan
harus diganti satu set (Gambar 58)
Gambar 58. Memeriksa keausan katup pemberi
(c ) Menarik katup ke atas. Bila katup dilepaskan katup akan turun akibat beratnya
sendiri. Bila rusak harus diganti satu set (Gambar 59)

Gambar 59. Memeriksa kerja katup pemberi

(2) Pemeriksaan Plunyer dan Silinder/Barrel, diperiksa sebagai berikut:


(a) Memiringkan sedikit silinder dan mengeluarkan plunyer.
Bila plunyer dilepaskan akan turun pelan-pelan oleh beratnya sendiri. Selanjutnya plunyer
diputar dan melakukan pemeriksaan seperti sebelumnya. Bila pada satu posisi tidak baik,
plunyer dan silinder diganti satu set (Gambar 60).

Gambar 60. Memeriksa presisi plunyer dan silinder

(3) Pemeriksaan Control rack dan pinion


Pemeriksaan ini dilakukan dengan permukaan gigi pinion dari kerusakan atau
keausan.
(4) Pemeriksaan tappet dan roller dan bushing dari kemungkinan aus dan kerusakan.
Diperiksa pula kelonggarannya pada kondisi terpasang.
(5) Pemeriksaan poros nok dari keausan dan kerusakan. Diperiksa pula perapat olinya,
bantalannya.

Anda mungkin juga menyukai